Type Here to Get Search Results !

GAJAH DAN HUTAN DIJAGA KELESTARIANNYA


Beberapa waktu lalu, viral sebuah video tentang seekor gajah jantan muda yang mati tertabrak di Jalan Raya Timur-Barat, Negeri Perak, Malaysia (Minggu, 11/5/2025). Tentunya kita sangat prihatin melihat kasus ini.

Kasus penabrakan seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Peristiwa serupa terus berulang. Hutan, yang seharusnya menjadi habitat satwa liar, kini mengalami penyempitan. Akibatnya, satwa seperti gajah kehilangan tempat tinggal dan kekurangan makanan, sehingga mereka keluar mencari habitat baru.

Pengelolaan hutan merupakan bagian krusial dalam upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem. Islam, sebagai agama yang menyeluruh, memberikan pedoman khusus terkait pengelolaan hutan yang berpotensi membawa manfaat besar bagi kehidupan manusia. Dalam perspektif Islam, hutan bukan sekadar sumber daya alam, melainkan titipan yang harus dijaga dan dimanfaatkan secara bijak.

Dalam Islam, pengelolaan hutan memiliki makna yang mendalam dalam membangun hubungan yang seimbang antara manusia dan alam. Islam menetapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab. Secara esensial, pengelolaan hutan menurut ajaran Islam adalah ikhtiar untuk menjaga kelestarian alam, memperbaiki kualitas lingkungan, serta memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh umat manusia.

Dengan memperhatikan nilai-nilai Islam dalam pengelolaan hutan, kita tidak hanya menjaga alam sebagai amanah, tetapi juga meraih keberkahan hidup. Mari bersama-sama melestarikan hutan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Jagalah hutan, maka hutan akan menjaga kehidupan kita. Berikan cinta pada alam, dan alam akan memberikan keindahan serta keseimbangan dalam kehidupan. Mulailah sekarang, karena bumi sedang berharap pada tindakan kita.

Di zaman modern ini, keberlanjutan lingkungan semakin menjadi perhatian utama. Salah satu aspek penting untuk menjaga keseimbangan alam adalah pengelolaan hutan yang bijaksana. Islam memiliki ketentuan khusus tentang pengelolaan hutan yang, jika diterapkan, akan membawa kebaikan bagi kehidupan manusia.

Barang siapa memperhatikan kondisi alam, maka ia akan dapati bahwa setiap kebaikan di muka bumi ini bersumber dari tauhidullah (mentauhidkan Allah Azza wa Jalla), beribadah kepada-Nya, dan menaati Rasul-Nya. Sebaliknya, setiap kejahatan, fitnah, malapetaka, kekeringan, dominasi musuh atas umat Islam, dan bencana lainnya, penyebabnya adalah menyelisihi Rasul dan menyeru kepada selain Allah dan Rasul-Nya.

Peran negara sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hutan harus dijaga dan dilestarikan untuk melindungi ekosistem dan keberlangsungan hidup satwa. Hutan bukan hanya penting bagi hewan, tetapi juga sangat dibutuhkan manusia untuk menjaga keseimbangan kehidupan. Islam melarang keras manusia berbuat kerusakan di muka bumi.

Oleh karena itu, pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan sanksi kepada pelaku kejahatan lingkungan dan segera menyediakan suaka bagi gajah, agar peristiwa tabrakan seperti ini tidak terulang kembali.

Dalam ajaran Islam, Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-A’raf: 56)

Sesungguhnya Allah ﷻ mengutus Nabi Muhammad ﷺ kepada umat manusia di saat mereka berada dalam kondisi penuh kerusakan. Melalui petunjuk yang beliau bawa, Allah ﷻ memperbaiki keadaan mereka. Oleh karena itu, siapa pun yang mengajak kepada jalan selain petunjuk Nabi Muhammad ﷺ, termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menyebarkan kerusakan di muka bumi.

Akar utama dari kerusakan yang terjadi di bumi adalah berbagai bentuk kemaksiatan. Maka, langkah awal dalam memperbaiki kerusakan tersebut adalah dengan bertobat secara tulus dan kembali kepada Allah ﷻ. Taubat yang sungguh-sungguh memiliki kekuatan untuk menghapus dampak negatif dari dosa-dosa yang telah diperbuat.

Perlu disadari bahwa setiap perbuatan dosa memiliki dampak negatif, bukan hanya bagi pelakunya, tetapi juga bagi lingkungan sekitar, termasuk hutan. Dengan bertaubat secara nasuha, kita secara tidak langsung turut memperbaiki kondisi alam dan mengurangi kerusakan hutan yang kian meluas.

Petunjuk Allah ﷻ adalah solusi bagi umat manusia dalam meraih kebaikan dan kemaslahatan hidup. Dengan kembali kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya, kita dapat memperbaiki berbagai kerusakan di muka bumi dan menggantikannya dengan kebaikan, kesejahteraan, dan kemaslahatan. Islam sebagai agama yang disyariatkan oleh Allah penuh dengan ilmu dan hikmah untuk membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia. Allah Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan bagimu.” (QS. al-Anfal: 24)

Sesungguhnya upaya perbaikan di muka bumi akan membawa dampak positif bagi alam semesta beserta seluruh isinya. Gagasan ini berakar dari peran “orang-orang yang berjuang mewujudkan perbaikan di bumi”, yakni mereka yang mengajak umat manusia untuk kembali kepada petunjuk Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. Melalui penyebaran ilmu tentang tauhid dan sunnah Rasulullah ﷺ, mereka menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat, sehingga tercipta kemaslahatan dan kesejahteraan yang menyeluruh bagi seluruh ekosistem.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia” (HR. at-Tirmidzi dan ath-Thabrani)

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Oleh: Sudiarno
Aktivis Islam

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.