Type Here to Get Search Results !

BUKANKAH ALLAH ﷻ YANG MENCUKUPI HAMBANYA?


Oleh: Alfi Ummuarifah

Ada kisah dari seorang sahabat. Dia punya uang di bawah 50 juta. Dia ingin punya rumah sendiri. Dia belum juga bisa membeli rumah sendiri. Selama ini sudah belasan kali dia pindah rumah dengan caranya sendiri. Ada yang mengontrak dan ada yang cuma-cuma tinggal gratis di rumah tersebut.

Namun memang dia ingin punya rumah sendiri baru merasa puas. Jika kita pahami keinginannya, sebenarnya ini wajar. Wajar orang ingin punya rumah sendiri baru merasa tenang. Namun kata guruku ini menyalahi konsep Rizki. Karena Rizki itu realitasnya tak harus memiliki dengan membeli sendiri. Adakalanya mungkin cara memiliki sesuatu itu dengan ngontrak, hibah, pemberian atau warisan, hingga pinjaman dari seseorang.

Jika dihubungkan dengan rasa tenang, puas dan bahagia sesungguhnya mindsetnya harus dibetulkan dulu. Sebab konsep Rizki yang salah jika puas dan tenang jika membeli dan belum tenang jika cuma mengontrak atau menempati saja.

Ini mindset yang harus dibetulkan. Keridhaan kita menerima kenyataan ketika kita belum sanggup membeli secara "BENAR" seiring dengan menerima apa kecukupan yang ditetapkan Allah. Menjadi kunci sukses sebuah hidup yang bahagia.

Karena bagaimanapun Rasa kepemilikan kita pada harta itu harus bisa kita kendalikan. Bahwa apakah membeli atau bukan, sama-sama itu titipan dari Allah. Titipan yang kita pakai untuk "sementara" di dunia, bukan Selamanya. Sebab yang selamanya itu di syurga nanti. Jadi sahabatku, ubahlah mindsetnya. Tetaplah bahagia meskipun cuma menempati rumah sendiri, rumah teman, mertua, atau mengontrak. Karena itulah cara Allah memperjalankan rizki-Nya dengan cara-Nya. Tak bisa sama antara si A,B dan si C.

Dari sini kita belajar teori kecukupan. Bahwa Allah saat menjadikan kita tetap hidup di dunia, Dia pasti akan "cukupkan" apa yang kita butuhkan sesuai kehendak-Nya. Ada yang diberikan rumah dengan kepemilikan sendiri, atau punya teman, mertua atau mengontrak.

Tak perlu risau, tak perlu juga "ngoyo" memaksa hingga melakukan yang haram dan syubhat hingga melakukan akad batil untuk memiliki rumah itu. So, pahami konsep Rizki secara benar. Tenangkan dirimu Allah yang mencukupkan segalanya hingga akhir jatah umur kita. Tenanglah wahai jiwa. Hilangkan keraguan apapun soal rizki yang kita dapat.

Berkaca dari konsep itu, mari kita lihat ayat berikut ini. Ayat yang menampar jiwa kita untuk tetap tenang dengan pengaturan Allah selama itu tak melanggar syariatnya.

Al Qur'an surat Az-Zumar ayat 36 menyebutkan hal itu:

اَلَيۡسَ اللّٰهُ بِكَافٍ عَبۡدَهٗ‌ ؕ وَيُخَوِّفُوۡنَكَ بِالَّذِيۡنَ مِنۡ دُوۡنِهٖ‌ ؕ وَمَنۡ يُّضۡلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنۡ هَادٍ‌
Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan (sesembahan) yang selain Dia. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

Setelah menjelaskan anugerah bagi orang-orang bertakwa, Allah menyatakan pada ayat ini bahwa Dialah pelindung hamba-hamba-Nya dengan mencukupi segala keperluan mereka. Bukankah Allah yang Mahakuasa dan Maha Pemurah itu telah mencukupi segala sesuatu yang diperlukan oleh hamba-Nya?

Pada ayat ini, Allah menjelaskan beberapa nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman, sebagai jawaban dari pada doanya. Pertama: Allah ﷻ menganugerahkan kepada Sulaiman kekuasaan menundukkan angin. Atas izin Allah, angin berhembus dengan kencang atau gemulai menurut kehendaknya pula.

Kedua: Allah menganugerahkan kepadanya kemampuan menundukkan setan-setan yang ahli bangunan dan ahli menyelam, yang melakukan tugas sesuai dengan perintah Sulaiman.

Ketiga: Allah menganugerahkan kepadanya kekuasaan menundukkan setan yang menentang perintahnya. Tangan dan kaki mereka terikat dalam belenggu, agar tidak berbahaya kepada yang lain, dan sebagai hukuman atas pembangkangannya.

Kepada nabi Sulaiman Allah memberikan kecukupannya. Maka bagi kita pun sama, percayalah tak usah ragu, Allah tak kan membiarkan kita hidup jika tidak mencukupinya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.