Oleh: Fani Ratu Rahmani
Judul ini penuh optimisme. Ya, sebagai muslim harus optimis atas apa yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Kita harus optimis atas bisyarah Rasulullah ï·º bahwa fase ke lima peradaban berada di genggaman kaum muslim. Bagi seorang muslim, bila Allah sudah berjanji dan Rasulullah telah mengabarkan, itu sudah cukup. Roma~ Para Mujahid dan Mujahidah Islam telah bersiap untuk menaklukkanmu di bawah Panji Islam.
Tak hanya itu, fajar kemenangan itu semakin nampak seiring kehancuran dari peradaban barat. Dunia mulai meragukan bahwa ideologi kapitalisme ini bisa dipertahankan, tak ada secercah kebaikan tapi hanya sederet kebobrokan. Politik carut marut di seluruh negeri, pemimpin negara adidaya semakin brutal dan panik, walau mereka tidak menyerah untuk mempertahankan hegemoni.
Satu lagi bahwa kebangkitan umat Islam itu dekat. Kini, kaum muslim sudah terbiasa dengan frase "Syariat Islam", "Islam Kaffah", "Khilafah", dan sebagainya. Sekuat apapun monsterisasi terhadap dakwah yang menyerukan tegaknya Islam, skenario Allah justru membuat gelombang besar kesadaran umat akan cahaya Islam. Mau ngelawan Allah?
Khilafah jadi pembicaraan dunia. Dulu khilafah selalu identik dengan Hizbut tahrir, tapi di negeri ini dibicarakan bahkan sampai debat capres, wow. Semakin di kriminalisasi, umat semakin ingin tahu khilafah. Dan Hizbut tahrir di berbagai negeri, tetap dakwah mencerdaskan umat akan kewajiban ini. Di Indonesia juga tetap eksis kan? Karna dakwah itu perintah Allah, urusan kita sama Allah, tak perlu izin dengan manusia.
Bendera tauhid tak lagi diartikan bendera teroris atau milik Hizbut tahrir, tapi telah kembali ke pangkuan umat. Umat sadar bahwa itu miliknya dan identitasnya. Sebuah keniscayaan bahwa khilafah akan kembali ke pangkuan umat! Sekali lagi, it just a matter of time.
Ulama yang lurus semakin di kriminalisasi rezim, ulama cinta dunia makin disanjung-sanjung. Tapi bagaimana respon umat? Umat justru bisa membedakan mana yang harus dibela. Bahkan ulama mulai dengan satu suara menyambut kemenangan Islam tiba. Ulama mulai paham penjajahan di berbagai sisi dan menyerukan Islam dan tegaknya khilafah sebagai solusi. See? Kemenangan itu dekat.
Kemenangan Rasulullah ï·º pada saat itu ditandai bahwa tak ada satu rumah pun yang tidak bicara Islam, tokoh di Madinah sekelas Usaid bin Hudair, Sa'ad bin Mu'adz, Sa'ad bin Ubadah telah membuka tangan mereka untuk menerima Islam. Bagaimana dengan sekarang? Sudahkah Islam kaffah, khilafah jadi pembicaraan tiap orang? Di berbagai segmen? Dan tokoh-tokoh kita sudahkah menyambutnya dengan tangan terbuka? Pasti terjadi, bi idznillah.
Tinggal satu hal nih yang jadi pertanyaan, setelah kita tahu bahwa kemenangan ini pasti terjadi. Khilafah yang mewarnai dunia dengan cahaya Islam akan tegak, peran apa yang mau kita ambil? Masih mau diem aja dengan berbagai alasan? Masih mau malas-malasan? Masih mau mengamati aja jalannya mereka yang berjuang? Atau sama-sama menyuarakan? Atau saling sinergi? Sayang banget jika "proyek istimewa" ini harus dilewatkan oleh kita, proyek yang pasti BERHASIL.
Okay udah sedemikian panjang caption ini, aku nulisnya sambil nyemangatin diri. Berulang kali aku bilang sama diriku sendiri "ayo fan seriusin amanahnya, ayo fan kencangin, ayo fan kamu bisa, ayo fan jangan lupa taqarrub ilallah-nya." Dan teriring do'a untuk pengemban dakwah Islam lainnya yang senantiasa tsiqah untuk mengantarkan umat pada kebangkitan hakiki.
Kemenangan itu kian dekat, ayo kita semakin bersemangat.