
Oleh: Muslihah Saiful
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
قُلْ يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا ٱلَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۖ فَاٰ مِنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُ مِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَا تَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 158)
Tulisan ini tidak bermaksud menafsirkan ayat di atas. Siapalah aku jika berani menafsirkan ayat. Itu hanya hasil dari pengejawantahan apa yang kurasa. Sebagaimana tema challenge kali ini, IQRA.
Mari perhatikan awal ayat ini!
Ayat ini diawali dengan kalimat, "Katakanlah! Wahai manusia." Ini berarti Rasulullah Muhammad ﷺ diutus bukan hanya untuk orang Islam saja atau orang yang beriman saja. Akan tetapi syariat beliau adalah untuk seluruh umat manusia.
Jika di masa lalu beberapa Rasul di utus untuk kaum tertentu, hingga ada beberapa Rasul yang bertemu, seperti Nabi Musa sempat bertemu dengan Nabi Syuaib, Nabi Ibrahim sempat bertemu dengan Nabi Luth dan lain-lain. Ini karena mereka hanya diutus untuk kaum tertentu. Beda dengan Nabi Muhammad yang diutus untuk semua makhluk, bahkan bangsa jin juga beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ. (QS Al Jinn ayat 1-2).
Kalimat selanjutnya, "Sungguh aku ini utusan Allah bagi kamu semua." Kalimat ini sebagai penegas bahwa Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk semua manusia, tanpa kecuali. Bukan hanya untuk orang-orang Makkah dan Madinah atau bangsa Arab saja. Lebih dari itu adalah untuk seluruh umat manusia.
Bahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)
Ini lebih umum lagi. Bahwa Rasulullah Muhammad ﷺ diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tidak hanya bangsa Arab yang di Jazirah Arab atau mereka yang berada di tanah Arab. Akan tetapi sebagai rahmat bagi seluruh alam, seluruh manusia yang hidup sejak zaman Rasulullah Muhammad ﷺ sampai hancurnya peradaban manusia dengan datangnya hari kiamat. Sebab Rasulullah ﷺ adalah Rasul terakhir. Tidak ada utusan Allah ﷻ lagi setelahnya.
Lebih dari itu, Rasulullah ﷺ juga diutus untuk bangsa jin, maka sejak zaman Rasulullah ﷺ sampai sekarang ada jin yang beriman kepadanya. Ini adalah salah satu mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad ﷺ.
Dalam ayat ini Allah ﷻ menegaskan bahwa:
- Allah ﷻ yang memiliki langit dan bumi,
- Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
- Allah ﷻ yang menghidupkan dan mematikan,
Dilanjutkan dengan perintah, "Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya." Seakan dengan penegasan itu Allah ﷻ menunjukkan bahwa perintah-Nya tidak terbantah, wajib dipatuhi dan ditaati. Sedang ayat itu diakhiri dengan kalimat "Agar kamu mendapat petunjuk."
Seakan menunjukan hanya mereka yang taat dan beriman yang akan mendapat petunjuk, mendapat hidayah dari Allah Azza wa Jalla. Dengan kata lain mereka yang tidak beriman dan tidak taat adalah orang yang dalam kesesatan.
Tapi kalau dipikirkan orang yang tersesat itu akibat tidak mengetahui jalan, tidak bisa membaca peta. Maka perlu ditunjukkan agar bisa kembali ke jalan yang benar untuk bisa pulang. Inilah yang harus dilakukan jika tersesat akibat bepergian atau keluar jauh dari rumah. Maka sebenarnya keberadaan manusia hidup pun adalah menuju pulang, ke haribaan Allah Azza wa Jalla. Seseorang sangat membutuhkan peta ataupun petunjuk saat tersesat, dalam hidup pun butuh peta agar mendapat petunjuk (hidayah). Maka peta kehidupan itu adalah Al Qur'an, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ. (QS Al Baqarah ayat 2).
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”