Type Here to Get Search Results !

PINJAMAN YANG BERLIPAT GANDA


Oleh: Riza Mulyani

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗ وَلَهٗٓ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
"Barangsiapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia".(QS. Al-Hadid:11).

MasyaAllah dalam ayat ini, Allah ﷻ membuka peluang pahala yang tidak akan pernah putus kepada hamba-Nya yang mengaku beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Untuk meminjamkan hartanya yang sudah Allah ﷻ (titipkan padanya) dijalan ketaatan kepada-Nya.

Hal demikian bukan perkara yang mudah ketika kita hidup di jagad kapitalis liberal. Dimana segala sesuatunya diukur dengan materi, karna memang materilah yang bisa diindra secara kasat mata, seperti rumah, kendaraan, jabatan serta kekayaan lainnya yang berharga. Sementara Allah ﷻ, pahala, ahlak, surga, semuanya itu adalah hal yang ghaib tidak tampak secara kasat mata.

Namun sangat jauh berbeda ketika manusia hidup di dunia Islam, yang mampu menumbuh suburkan karakter-karakter yang bisa dijadikan teladan. Sahabat Abdurrahman bin Auf contohnya, sahabat yang karena kerjakerasnya menghantarkan dirinya menjadi konglomerat di zamannya.

Kekayaan tidak membuat Abdurrahman kufur dan tamak. Dia tetap hidup dengan dermawan, tidak hanya harta, dia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya dalam peperangan. Abdurrahman bin Auf adalah termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk surga.

Namun demikian beliau masih ada rasa takut terhadap harta-hartannya yang melimpah, seperti Sabda Rasulullah ﷺ terkait hal itu:

"Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya engkau adalah kelompok orang-orang kaya dan engkau akan masuk surga dengan merangkak. Karena itu berilah pinjaman kepada Allah niscaya dia lepaskan kedua kakimu,".

MasyaAllah, betapa indahnya hidup dalam naunga Islam, mampu membentuk karakter yang cerdas, menumbuhkan rasa takut hanya kepada Allah dan Rasul semata.

Lantas bagaimana dengan kita? sudahlah tidak berharta, tidak ada jaminan masuk surga, dan belum mencintai Allah dan Rasul-Nya seperti rasa cinta para sahabat.

Allah ﷻ Maha Adil, kita tidak harus mempunyai harta seperti sahabat Abdurrahman bin Auf. Kuncinya jangan pernah merasa rugi meluangkan waktu, tenaga, pikiran, harta atau apa pun untuk kebaikan apa lagi untuk dakwah menegakkan agamaNya. Sesungguh semua yang dicurahkan dalam dakwah menegakkan agamaNya, akan kembali untuk kita. Allah ﷻ yang membayarnya.

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka". ( QS. 9: 111)

Sesungguhnya kesehatan, ilmu, harta, anak dan apa pun yang kita miliki semua berasal dari Allah ﷻ. Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah ﷻ dengan mencurahkannya lagi untuk Allah ﷻ. Sebelum semua Allah ﷻ ambil dan kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Jangan perhitungan sama Allah ﷻ. Jangan pelit sama Allah ﷻ, pelit waktu, pelit pikiran, tenaga dan harta. Jangan... Jangan...!

Balasan dari apa yang kita berikan untuk menegakkan agama Allah ﷻ sungguh luar biasa. Cinta, kasih sayang dan surgaNya. Cinta siapa yang lebih indah dan hebat selain cinta Allah ﷻ? Masih mau hitung-hitungan sama Allah ﷻ? Na'udzu billahi min dzalika.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.