Type Here to Get Search Results !

MENGAPA ALLAH ﷻ MERAHASIAKAN HARI KIAMAT?


Oleh: Mutiara Aini

Kiamat adalah waktu dimana dunia ini akan berakhir. Tidak ada yang tahu kapan kiamat akan terjadi.

Percaya kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan salah satu dari enam rukun iman. Pada hari kiamat, alam semesta beserta isinya akan luluh lantak. Ini jugalah yang menjadi akhir dari kehidupan di dunia dan dimulainya kehidupan yang abadi di akhirat. Manusia akan diminta pertanggungjawaban atas seluruh perbuatannya di dunia.

Orang yang meyakini adanya hari kiamat, sudah pasti mengimani Allah ﷻ. Artinya, mereka percaya bahwa hanya Allah ﷻ yang dapat menciptakan alam semesta dan berkuasa menentukan hari iamat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ السَّا عَةَ اٰتِيَـةٌ اَكَا دُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍ بِۢمَا تَسْعٰى
innas-saa'ata aatiyatun akaadu ukhfiihaa litujzaa kullu nafsim bimaa tas'aa
"Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan." (QS. Ta-Ha 20: Ayat 15)

Dalam ayat ini Allah ﷻ menerangkan bahwa hari Kiamat itu pasti datang, tetapi Allah ﷻ sengaja merahasiakannya dan tidak menjelaskan waktunya, kapan hari Kiamat itu terjadi. Allah ﷻ sengaja merahasiakan terjadinya hari Kiamat, agar manusia selalu berhati-hati dan waspada serta siap untuk menghadapinya.

Dirahasiakannya hari Kiamat sama halnya dengan dirahasiakannya ajal seseorang. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui kapan dan di mana ia akan mati.

Apabila seseorang mengetahui kapan ajalnya tiba, mungkin ia akan berbuat semau hatinya, menurutkan hawa nafsunya, mengerjakan segala macam maksiat yang dikehendakinya. Sesudah ajalnya dekat barulah ia tobat dan Allah ﷻ akan menerima tobatnya sesuai dengan janji-Nya. Allah ﷻ tidak akan menyalahi janji-Nya.

Namun jika ia tidak tahu kapan ajalnya tiba, tentunya ia akan selalu berhati-hati, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila berbuat maksiat, segera bertobat karena takut kalau ajalnya datang mendadak sebelum ia bertobat.

Jadi, tujuan dirahasiakannya hari kiamat adalah supaya manusia giat berbuat baik. Jika manusia yang seharusnya berbuat baik tetapi ia berbuat jahat, maka sangat pantaslah orang itu dihukum. Maka, sangat adil jika yang berbuat baik itu diberi imbalan dan yang berbuat jahat diberi azab.

Sebagaimana firman Allah ﷻ:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya". (Az-Zalzalah 99: 7-8)

Bahkan, Rasulullah ﷺ sebagai orang yang paling dekat dengan Allah ﷻ dan dibimbing melalui wahyu-Nya tidak tahu kapan kiamat terjadi. Ketika ditanya, beliau menjawab, "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya."

Dirahasiakannya hari kiamat bukan tanpa hikmah. Menurut Yusuf bin Abdullah Al-Wabil, salah satu hikmah terbesar misteri kiamat adalah munculnya rasa mawas diri dalam hidup seseorang karena meyakini bahwa setiap amal perbuatan, baik dan jahat atau besar dan kecil, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah ﷻ di akhirat kelak. Bahwa, kehidupan manusia tidak hanya berlangsung di dunia, melainkan berlanjut abadi hingga akhirat (Asyrath As-Sa'ah, hlm 28).

Maka dari itu selama masih diberi kehidupan, janganlah kita menunda waktu untuk beribadah.

Ibnu umar mengatakan, "Apabila engkau berada pada petang hari, janganlah menunggu waktu pagi. Apabila engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu petang. Ambillah masa sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum datang matimu." (HR. Bukhari, no.6416)

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.