Type Here to Get Search Results !

HANNAH BINTI FAQUDZ


Oleh: Maya Rohmah

Anak-anak zaman now, jika disebutkan deretan nama pesohor dari dunia hiburan tanah air saat ini, pasti mereka mengetahuinya.

Namun, berbeda jika kita sebutkan nama Hannah binti Faqudz pada mereka. Sepertinya gelengan kepala atau kernyitan di dahi yang akan kita dapat. Padahal, ketangguhan tekadnya, keluasan hatinya, dan keagungan cintanya patut diteladani oleh generasi seusia mereka.

Ah, jangan langsung salahkan mereka. Salahkan kita juga. Kita punya andil atas awamnya mereka. Mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan yang lain, bahkan mungkin kita sendiri pun kaum Ibu yang tidak mengenal nama itu.

Baiklah, mari kusebut terlebih dulu nama anaknya. Dia adalah Siti Maryam. Wanita suci yang melahirkan Nabi Isa a.s.

Mari kita lihat, siapakah Ibu dari Siti Maryam atau neneknya Nabi Isa a.s? Dialah seorang wanita ahli ibadah yang tumbuh di lingkungan yang baik yang senantiasa berdoa memohon keturunan. Dialah Ibu yang bertekad akan menjadikan anaknya pengabdi bagi rumah-Nya di Baitul Maqdis.

Untuk itu, awalnya dia terkejut begitu mengetahui anak yang dilahirkannya adalah seorang perempuan. Bagaimana bisa anak perempuan menjadi penjaga rumah Allah? Demikian pikirnya seorang diri karena suaminya telah tiada. Namun, lekas dikemasnya keterkejutannya itu dalam istighfar.

"Rabb-ku pasti punya rencana. Rabb-ku pasti tahu yang terbaik bagi hamba-Nya yang lemah ini. Hamba menerima ketetapanmu, Ya Rabb," bisiknya pertanda rida terhadap ketetapan Allah ﷻ. Maka, dia pun berdoa agar Allah ﷻ melindungi anaknya dari syaitan yang terkutuk. Atas hal yang demikian itu, Allah ﷻ pun takjub dan mengabadikannya dalam Al Qur’an:

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ وَضَعْتُهَآ اُنْثٰىۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْۗ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْاُنْثٰى ۚ وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk” (QS. Ali Imran 3:36)

Sekarang sudah paham kan siapa Hannah itu? Dialah Ibu yang tetap meneruskan niatnya kepada Allah ﷻ untuk menjadikan anaknya sebagai pelita di Baitullah. Ikhtiar terbaik dia lakukan. Anaknya Siti Maryam dititipkan pada seorang pria terbaik di zaman itu, paman dari anaknya sendiri yang bernama Zakariya a.s.

Nabi Zakariya a.s ini bukan berasal dari keluarga Hannah, melainkan dari keluarga suaminya. Tepatnya kakak dari suami Hannah.

Tahukah engkau siapa suami Hannah? Dialah Imran bin Matsan. Dia bukan nabi, bukan pula Rasul namun kisah kehidupannya melampaui kisah sebagian nabi dan rasul. Tatkala tidak semua Nabi & Rasul di kisahkan dalam Al Qu’an, Imran mengambil seporsi surat yang berisi 200 ayat khusus mengabadikan ia dengan nama Imran dan keluarganya. MasyaAllah.

Imran dan Hanna memberi nama anaknya dengan nama Maryam. Anak yang beruntung. Dia dibesarkan dari jerih wasiat agung ayahnya yang sholih, doa jelita ibunya yang juga sholih, dan penjagaan pamannya yang tulus, salih, dan merupakan seorang nabi.

اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرَانَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. 3:35)

Wahai anakku, wahai para Ibu...

Mari kita baca dan resapi kisah tentang keluarga Ali Imran ini. Semoga kita bisa meneladani keluarga agung dari Baitul Maqdis itu.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.