Type Here to Get Search Results !

HIJRAH: MEMBENTUK AKHIR YANG INDAH


Oleh: Surya Ummu Fahri

Hijrah adalah suatu pilihan yang besar bagi seorang insan menuju kebaikan untuk kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Dan apalah arti dari sebuah hijrah, jika hanya sementara dan tak mampu membawa kita ke Jannah. Bisa-bisa akan menjadi sebuah musibah jika hijrah kita hanya makin membuat kita jauh dari apa yang telah ditetapkanNya. Istiqomah di jalan hijrah ini adalah hal tersulit bagi insan karena hijrah tak hanya sekedar berubah dari penampilan tapi Istiqomah fi Sabilillah.

Pernah dengar doa husnul khatimah yang berbunyi "Ya Allah biha, Ya Allah biha, Ya Allah bi Husnul khatimah." Ya doa yang sering dilantunkan agar kita saat wafat di wafatkan dalam keadaan yang Husnul khatimah. Karena kita menyadari dengan kekuatan doa yang kita ucapkan mampu membuat kita Istiqomah dalam kebaikan hingga Allah menjemput kita dalam keadaan terbaik pada Allah.

Dari sinilah kita bisa menarik kesimpulan bahwa kematian itu adalah pemberi nasihat terbaik untuk kita. Bagaimana kita mempersiapkan ujung dari perjalanan hidup kita ini adalah ujung yang terbaik. Jangan sampai ada kata mantan dari pelaku kebaikan yang melakukan hal yang tidak dibenarkan oleh syariat.

Perjalanan hidup ini tak semulus jalan tol atau garis lurus yang tak berbelok. Adakalanya terjal, menukik, berkelok-kelok, berduri, atau menemui persimpangan. Kadang ada rasa lelah menghinggapi, kadang ada silau membutakan mata, hingga kita merasa jalan terlalu berat dan tak mampu dilalui. Tapi wajib bagi kita untuk tetap bertahan dan tidak menoleh kebelakang. Tidak mundur, maju terus. Istirahat boleh, tapi jangan terlalu lama dan jangan pernah mundur atau kembali kepada hal yang membuat kita buruk dimata Allah. Pastikan hanya Allah standar dari apa yang kita perbuat. Jika tidak, maka bersiaplah kecewa dan rugi serugi-ruginya, hancur sehancur-hancurnya.

Dalam surat Ali Imron ayat 91 yang berbunyi

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ
Artinya: Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong. (QS Ali Imran 91)

Maka, jangan pernah kita lalai atau silau terhadap kenikmatan dunia yang mengakibatkan kita berpaling dari jalanNya. Atau kenikmatan dunia membuat kita lupa dengan jalan yang kita tempuh sehingga terhenti dan atau menempuh jalan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Karena sebenarnya kita akan dihisab atas setiap pilihan yang kita pilih. Pilihlah teman terbaik agar kita senantiasa lurus dijalan Allah. Bersama jauh lebih mudah dibandingkan sendiri.

Diibaratkan kita seperti sapu lidi yang tidak mampu membersihkan kotoran jika hanya satu batang lidi saja. Namun seikat lidi kita bisa membersihkan tanah dari kotoran yang menutupinya.

Yang sudah berjamaah saja kadang masih bisa tergiur dengan hal-hal duniawi. Apalagi sendiri? Begitu banyak pelajaran dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bagaimana akhir dari mereka yang berpaling dari jalan taqwa maka apakah kita akan mengulangi hal yang sama atau mengambil pelajaran dari hal tersebut?

Kuatkan iman dalam diri dengan membentuk diri dengan karakter kepribadian Islam yang kaffah agar iman tidak mudah goyah. Bentengi dengan kekuatan jama'ah ideologis agar tetap Istiqomah dalam hijrah dan dakwah. Bergaul dengan ramah tidak pandang warna harokah untuk memperkuat ukhuwah. Berjamaah dalam taat agar selamat dunia dan akhirat. Semoga ujung hidup kita adalah ujung yang indah yang mampu membawa kita ke Jannah.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.