Type Here to Get Search Results !

TETAPLAH TEGUH DALAM DAKWAH


Oleh: Dwi Indah Lestari

Sobat, dakwah adalah salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah Swt kepada kaum muslimin. Kedudukan dakwah sama fardhunya dengan hukum pada sholat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, berzakat dan berhaji bagi yang mampu. Ini berarti dakwah harus dikerjakan, bila tidak maka akan mendapatkan dosa.

Dakwah sendiri secara bahasa bermakna seruan. Sementara menurut makna syar'i, dakwah berarti seruan agar orang lain hanya mengambil kebaikan (Islam), mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Artinya dakwah bertujuan untuk merubah kehidupan rusak yang ada di masyarakat menuju kehidupan Islam. Sebagaimana yang difirmankan Allah Swt dalam Al Qur'an.

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (TQS. At Taubah: 71)

Sebagai sebuah kewajiban, Allah Swt menjanjikan rahmat bagi mereka yang menegakkannya. Sementara itu, Rasulullah Saw juga dalam haditsnya telah bersabda,

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).

Rasulullah Saw juga menyampaikan peringatan kepada kaum muslim, agar mereka tidak meninggalkan kewajiban ini. Dalam haditsnya, Nabi Saw bersabda,

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ
dari Khuzaifah bin al-Yaman dari Nabi SAW, "demi Zat Yang jiwaku ada di dalam genggaman tangan-Nya, sungguh kalian melakukan amar makruf nahi ‘anil munkar, atau Allah pasti akan menimpakan siksa; kemudian kalian berdoa memohon kepada Allah, dan doa itu tidak dikabulkan untuk kalian" (HR at-Tirmidzi dan al-Baihaqi).

Sobat tentunya tak ada satu pun dari kita yang ingin itu terjadi bukan. Bila Allah sudah tidak berkenan mendengarkan doa kita dan menurunkan pertolonganNya atas kaum muslimin, lalu kepada siapa lagi kita akan memohon bantuan? Inilah yang akan terjadi bila dakwah berhenti dilakukan oleh kaum muslim, dimana siksa itu tidak hanya akan menimpa orang-orang yang zalim, tapi juga orang-orang yang baik.

Sobat, pentingnya dakwah itu ibarat darah dalam tubuh manusia. Bila darah itu masih mengalir, maka kehidupan manusia akan tetap berlangsung. Namun jika darah itu berhenti bergerak dalam pembuluh darah, maka tubuh akan mengalami kerusakan, dan bisa berakhir dengan kematian. Karenanya kita betul-betul tidak boleh meninggalkan dakwah dan berdiam diri membiarkan kemungkaran merajalela. Sebab seringkali kezaliman menguasai manusia bukan karena banyaknya orang-orang jahat, namun karena diamnya orang-orang yang baik.

Namun begitu sobat, dakwah bukanlah jalan yang mudah. Dari kisah para nabi yang diceritakan oleh Al Qur'an telah memberikan gambaran pada kita bahwa dakwah adalah jalan yang terjal, penuh onak dan duri. Para nabi telah mengalami banyak cobaan dan ujian selama mengarunginya dalam rangka menegakkan kalimatullah di muka bumi.

Apa yang kita temukan dalam sirah Nabi Muhammad Saw menceritakan pada kita bagaimana selama hidup beliau, tak pernah lepas dari dakwah. Beliau pun menerima berbagai perlakuan yang keji dari kaum Quraisy jahiliyyah. Dan hal itu tidak hanya menimpa beliau namun juga terjadi pada pengikutnya. Mulai dari memberi julukan-julukan yang buruk, pemukulan, melempar dengan batu dan kotoran, dijemur di bawah terik matahari, diboikot, dan berbagai propaganda untuk melemahkan beliau dan para sahabat dari jalan Islam. Namun semua itu tidak mampu membuat Rasulullah Saw mundur sejengkal pun dari perjuangan dakwah.

Rasulullah pun pernah mendapatkan tekanan dari paman yang sangat dikasihinya, Abu Thalib. Paman yang selalu membantu dan melindunginya dari kejahatan pemuka-pemuka kafir Quraisy itu pernah meminta Rasulullah untuk berhenti berdakwah, agar tidak menyulitkan kedudukannya di hadapan bangsa Arab. Namun Rasulullah tetap teguh untuk tetap dalam jalan dakwah.

قَالَ ابْنُ إِسْحَاقَ : فَحَدَّثَنِي يَعْقُوبُ بْنُ عُتْبَةَ بْنِ الْمُغَيرَةَ بْنِ الأَخْنَسِ ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ قُرَيْشًا حِينَ قَالَتْ لأَبِي طَالِبٍ هَذِهِ الْمَقَالَةَ ، بَعَثَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : يَا ابْنَ أَخِي ، إِنَّ قَوْمَكَ قَدْ جَاءُونِي ، فَقَالُوا لِي : كَذَا وَكَذَا ، فَابْقِ عَلَيَّ وَعَلَى نَفْسِكَ ، وَلا تُحَمِّلْنِي مَا لا أُطِيقُ ، فَظَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَدْ بَدَا لِعَمِّهِ فِيهِ بَدَاءٌ ، وَأَنَّهُ خَاذِلُهُ وَمُسَلِّمُهُ ، وَأَنَّهُ ضَعُفَ عَنْ نُصْرَتِهِ وَالْقِيَامِ مَعَهُ ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَاللَّهِ يَا عَمِّ ، لَوْ وَضَعُوا الشَّمْسَ فِي يَمِينِي ، وَالْقَمَرَ فِي شِمَالِي ، عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الأَمْرَ مَا تَرَكْتُهُ ، حَتَّى يُظْهِرَهُ اللَّهُ ، أَوْ أَهْلِكَ فِيهِ ، ثُمَّ اسْتَعْبَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَبَكَى ، ثُمَّ قَامَ ، فَلَمَّا وَلَّى نَادَاهُ أَبُو طَالِبٍ ، فَقَالَ : أَقْبِلْ يَا ابْنَ أَخِي ، فَلَمَّا أَقْبَلَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : اذْهَبْ يَا ابْنَ أَخِي فَافْعَلْ مَا أَحْبَبْتَ ، فَوَاللَّهِ لا أُسْلِمُكَ لِشَيْءٍ أَبَدًا "
Penggalan matannya berarti: "Wahai Paman, Demi Allah, kalau pun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah tidak akan aku meninggalkannya." (HR. Ibnu Hisyam)

Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Ishaq dalam al-Maghazi (Sirah Ibnu Hisyam) dengan sanad dari Ya'qub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas, ia mengisahkan, "Ketika kaum Quraisy mendatangi Abu Thalib untuk memprotes semua kegiatan dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, maka Abu Thalib menegur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai berikut, "Wahai anak saudaraku, sesungguhnya kaummu datang kepadaku lalu memprotes begini dan begitu, karena itu tetaplah denganku dan jagalah dirimu, serta janganlah engkau bebani aku sesuatu yang aku tidak mampu untuk mengembannya," Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda....."

Sobat, sikap teguh mengemban dakwah inilah yang harus dimiliki oleh setiap muslim yang memikul beban dakwah. Sebab dengan dakwah saja, kebaikan akan tetap disebarkan di muka bumi. Dengan dakwah, kita berusaha mengajak manusia untuk hidup sesuai dengan misi penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Melalui dakwah juga kita mencegah kaum muslim terjerumus dalam kemungkaran yang dapat mendatangkan kemurkaanNya. Dakwah adalah bukti kepeduliaan kita kepada persoalan-persoalan umat Islam. Sebab Rasulullah berpesan dalam haditsnya,

"Siapa saja yang bangun di pagi hari dan ia hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Dan barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka." (HR. Thabrani).

Karenanya sobat, kekonsistenan dalam dakwah sangat diperlukan. Sebab musuh-musuh Islam pun tak pernah berhenti membuat makar untuk menghancurkan Islam dan umatnya. Mereka terus menyusun strategi untuk menjauhkan manusia dari cahaya Islam dan mengikuti kegelapan yang mereka ciptakan.

"....Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup...." (TQS. Al Baqarah: 217)

Musuh-musuh Islam juga terus berupaya memotong gerak dakwah dengan berbagai jalan. Termasuk di antaranya dengan melabeli para pengemban dakwah yang teguh berjuang, menggunakan berbagai stigma negatif, seperti radikal, ekstremis, teroris dan fitnah-fitnah lainnya. Begitu juga berusaha memalingkan umat dari ajaran Islam yang mulia, dengan jalan menanamkan keraguan-keraguan akan kebenaran dan kesempurnaan aturan Islam dalam mengatur manusia. Semua itu agar perjuangan dakwah padam dan umat sejengkal-demi sejengkal mengikuti millah mereka yang rusak.

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).

Maka sobat, bersikap teguh di jalan dakwah inilah yang akan menyelamatkan umat dari kehancurannya. Meski sulit namun kita yakin dengan itulah cahaya Islam akan tetap terpancar.

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

Sebab kita meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama sekaligus ideologi yang benar dan lurus, yang akan memberikan solusi seluruh problematika umat secara hakiki.

Keteguhan tersebut akan tertancap kuat dalam diri kita bila aqidah Islam benar-benar diyakini dan kokoh dalam hati dan pikiran. Aqidah inilah yang akan meneguhkan tekad kita untuk tetap di jalan dakwah dan menantang semua resiko yang mungkin menghadang.

Sobat, yakinlah dunia ini hanyalah sementara, sedangkan akhirat itu selamanya. Bila pun kita merasakan penderitaan di dunia itu juga sementara. Namun kita pasti lebih-lebih tidak ingin merasakan penderitaan dan kerugian di akhirat. Kita tentunya ingin digolongkan ke dalam orang-orang yang beruntung mendapatkan keridhoan Allah Swt yang akan mengantarkan kita ke dalam surgaNya yang kekal abadi. Maka sobat, tetap teguhlah dalam dakwah. Dengan itu semoga Allah segerakan pertolonganNya untuk kita.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS. Ali Imran: 104)

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
 
Bangkalan, 28 Juli 2021 (22.34)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.