Type Here to Get Search Results !

NABI MUHAMMAD RASUL YANG PALING UTAMA


Oleh: Honriani Nst

Setiap manusia pasti ingin memenuhi segala kebutuhannya. Suatu kebahagiaan bagi manusia jika dia mampu memenuhi semua kebutuhannya. Namun, kebahagiaan yang hakiki bisa diraih jika manusia bisa memenuhi kebutuhannya dengan aturan yang benar. Jika manusia memenuhi kebutuhannya bukan dengan aturan yang benar maka akan menimbulkan perselisihan di tengah-tengah manusia, karena setiap manusia merasa aturannya yang paling benar, padahal aturan yang benar menurut satu orang belum tentu benar menurut orang lain.

Aturan yang benar itu mesti datang dari Allah yang Maha Pencipta sekaligus Maha Pengatur.

Allah sudah membuat aturan kehidupan yang sempurna bagi manusia. Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Aturan itu disampaikan Allah kepada manusia melalui utusannya, yaitu para rasul. Setiap Rasul diberikan Allah aturan untuk mengatur manusia pada zamannya, dan rasul terakhir yang diutus Allah adalah nabi Muhammad ﷺ.

Sebagian Rasul memiliki kelebihan atas Rasul yang lain, sebagaimana Allah nyatakan dalam ayat cinta-Nya surat al-Baqarah 253 berikut:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ (253)
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan; akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

Ada dua hal yang bisa kita fahami dari ayat ini. Pertama, Allah ﷻ mengutamakan sebagian rasul-rasul atas sebagian yang lain. Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:

وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَى بَعْضٍ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا
Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain) dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (Al-Isra: 55)

Sedangkan di dalam surat ini disebutkan:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia). (Al-Baqarah: 253)

Berdasarkan nash syara’ maka tidak ada yang memperselisihkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah yang paling utama di antara mereka, sesudah itu Nabi Ibrahim, lalu Nabi Musa, selanjutnya Nabi Isa putra Maryam, menurut pendapat yang terkenal.

وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ
dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. (Al-Baqarah: 253)

Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam peristiwa Isra’, yaitu ketika Nabi ﷺ bersua dengan para nabi lainnya di langit sesuai dengan perbedaan kedudukan mereka di sisi Allah ﷻ.

وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ
Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mukjizat. (Al-Baqarah: 253)

Maksud al-bayyinat ialah hujah-hujah dan dalil-dalil yang akurat yang membenarkan apa yang ia sampaikan kepada kaum Bani Israil, bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah kepada mereka.

وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ
dan Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. (Al-Baqarah: 253)

Maksudnya Allah memperkuat Nabi Isa dengan Malaikat Jibril a.s.

Kedua, keadaan manusia yang saling berselisih setelah datang kepada mereka peringatan melalui Rasul-Nya. Sebagian manusia ada yang beriman dan sebagian ada yang tidak beriman. Keadaan ini merupakan kehendak Allah ﷻ hanya saja manusia tetap memiliki kewajiban untuk berdakwah, melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.