Oleh: Lia Herasusanti
- Wahai Palestina-ku karena mu kami berduka
- Palestina-ku tercinta
- Maafkan bangsa Arab yang terlelap dalam mimpinya
- Teruslah berjuang duhai negeri yang indah
- Semoga Allah melindungi kalian
- Dari kekejaman musuh
- Dan Yahudi yang serakah
- Tak akan kami biarkan engkau sendiri wahai Gaza
- Walau jarak memisahkan
- Wahai Raffah dan Ramalah
- Umat sudah sangat muak
- Mereka membuatnya muak
- Dengan masalah dan korupsi yang dilakukan pemerintah
- Bangsa Arab hidup dalam kesulitan besar
- Masa depannya tampak gelap
- Rajawi adalah suara rakyat yang tertindas dan tak pernah kau dengar
- Kami tahu apa yang sedang terjadi
- Karena kami adalah Elang yang tidak akan pernah tunduk kepada kalian
- Kecuali hanya kepada Allah yang menciptakan dan Penguasa alam semesta
- Kemerdekaan atas Palestina
- Dengan izin Allah kebahagiaan akan abadi di Jerussalem suci
- Rajawali adalah bangsa Palestina
- Sungguh aku ngin pergi ke sana
- Siapa yang bisa membawaku ke sana?
- Rajawali adalah bangsa Palestina'
Demikian isi yel-yel yang dinyanyikan bersama suporter Maroko di pertandingan Piala Dunia. Begitu menghentak dan menyadarkan Umat Islam, bahwa ikatan aqidah adalah ikatan terkuat. Meski orang kafir sudah mengkotak-kotakkan dalam nasional state, namun kesadaran bahwa kaum muslimin bersaudara melekat dalam jiwa-jiwa muslim.
Ada beberapa pesan yang tersampaikan dalam yel-yel tersebut, diantaranya,
- Palestina yang hingga saat ini masih dalam penjajahan Israel
- Adanya musuh bersama yang memerangi Palestina, termasuk didalamnya bangsa Yahudi yang serakah
- Adanya penguasa yang bukannya menggerakkan kekuasaan membantu saudara muslimnya, tetapi malah membuat masalah dan korupsi sehingga memuakkan rakyatnya
- Keinginan kaum muslimin ikut berjuang bersama saudara-saudaranya di Palestina, namun terhambat karena sekat-sekat nasionalisme tersebut.
Yel-yel hanya sebatas yel jika tak membangkitkan kesadaran kita. Yel tersebut hendaknya membuka mata kita bahwa saat ini kita sedang dikangkangi musuh besar kaum muslimin, yaitu penguasa sistem sekuler kapitalis (AS) dan negara-negara sekutunya termasuk didalamnya negara Israel.
Dan penguasaan negara-negara kafir tersebut, tidak dengan penjajahan secara fisik, namun ditanamkan melalui penguasa negeri-negeri kaum muslimin. Tak heran jika akhirnya melalui penguasa antek mereka, mereka leluasa membuat undang-undang yang sejalan dengan kepentingan negara tuannya. Semisal kehidupan yang semakin liberal, atau undang-undang yang memberi keleluasaan asing merampok SDA kaum muslimin secara legal. Semakin banyak kebijakan yang mereka buat berpihak pada asing, semakin aman posisi mereka dalam pemerintahan.
Hal ini terjadi merata di negeri muslim. Dan hilangnya kepercayaan umat pada penguasa tampak jelas dalam yel tersebut. Dan kondisi ini dirangkum secara apik dalam yel-yel yang dinyanyikan dalam perhelatan yang di tonton seluruh dunia.
Tinggal menambahkan satu poin dalam yel tersebut, yakni seruan untuk bersatu bersama dalam satu kepemimpinan dibawah naungan khilafah Islamiyah. Karena jika hal ini mereka ketahui sebagai sebuah solusi, keinginan mereka diatur/tunduk hanya pada aturan Allah, dan keinginan mereka membantu saudara muslimnya di Palestina bisa terlaksana. Karena komando kholifah, akan menggerakkan seluruh kaum muslimin tanpa terhambat sekat nasionalisme.
Ayo semakin gencarkan dakwah khilafah, insya Allah kemenangan semakin dekat, hingga apa yang dijanjikan Allah dalam Al-Qur'an surat An Nasr bisa segera kita saksikan.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
