Type Here to Get Search Results !

MENYEMBELIH KEMALASAN


Oleh: Choirin Fitri

Kemalasan adalah momok paling menakutkan dalam kehidupan. Mengapa? Karena saat rasa malas datang menyergap, seorang jenius pun bisa kehilangan daya. Saat rasa malas bertandang, seorang yang memiliki bekal iman yang mumpuni pun bisa kehilangan ketaatan. Maka, menyembelih rasa malas adalah satu keniscayaan.

Menyembelih kemalasan bukan perkara mudah. Butuh perjuangan yang tak bisa dibilang remeh. Mengapa? Karena ada setan yang bergelayutan mempengaruhi agar rasa malas ini tetap terpatri.

Padahal, sebagai muslim pasti kita tahu bahwa setan adalah musuh yang nyata. Musuh yang harus diperangi. Bukan malah diikuti. Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 168)

Dalam ayat lain Allah pun memberikan penekanan:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208)

Masih ada beberapa ayat lain yang menyatakan bahwa setan adalah musuh nyata. Musuh yang wajib diperangi oleh mereka yang mengaku beriman pada-Nya. Sehingga, amat mengherankan jika masih ada dalam diri seorang muslim rasa malas untuk semakin taat padanya.

Bukan berarti diri ini tak pernah terpengaruh pada bujuk rayu setan. Diri ini hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Maka, setan pun tak pernah berhenti untuk menyesatkan. Meski hanya dengan menyuntikkan kemalasan.

Ada beberapa hal yang selama ini dilakukan agar diri mampu menyembelih kemalasan. Diantaranya:

1. Menata Niat
Niat adalah titik awal setiap amal. Titik tengah setiap perbuatan. Pun menjadi standar nilai akhir diterima atau tidaknya apa yang dilakukan.

Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa setiap amal tergantung niatnya. Jika baik akan bernilai baik. Namun, jika buruk akan menjadi amal yang buruk. Sehingga, Allah pun memberikan tuntunan untuk menata niat ikhlas hanya karena Dia semata.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
"Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketatan hanya kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS Al-Bayyinah: 5)

Mengembalikan niat atas setiap amal yang dilakukan hanya karena Allah semata akan mampu menyembelih kemalasan. Saat ingat Allah akan membalas dengan limpahan kebaikan atas ketaatan kita, saat itulah kemalasan akan dengan mudah kita sembelih.

2. Menata Amal
Standar amal perbuatan seorang muslim adalah halal haram. Halal dilakukan. Haram ditinggalkan.

Halal haram ini telah diajarkan oleh Rasulullah dalam perkataan, perbuatan, dan diamnya dalam satu perkara. Maka, tugas kita sebagai manusia yang mengaku umat Muhammad mempelajari apa yang Rasulullah ajarkan. Setelah itu, jangan diamkan apa yang beliau ajarkan, tetapi lakukan. Amalkan dalam keseharian.

Allah berfirman dalam surah cinta-Nya:

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk: 2)

Ayat inilah yang juga menjadi pengingat diri untuk terus menyembelih kemalasan. Allah telah menetapkan bahwa amal yang ia terima adalah yang ikhlas dan sesuai ajaran Rasulullah. Maka, diri pun berupaya melakukannya meski sering terseok-seok, jatuh dan bangun.

3. Mengingat Komitmen
Azam atau komitmen adalah hal yang penting untuk menyembelih kemalasan. Mengapa? Karena saat diri fitur terinfeksi virus malas komitmen terbukti mampu membuat diri ON kembali. Sehingga, salah satu cara yang dilakukan diri ini untuk menyembelih kemalasan adalah menorehkan komitmen.

Caranya dengan menceburkan diri dalam komunitas ketaatan dan mengikuti berbagai challenge kebaikan. Dua hal ini terbukti sangat efektif menyembelih kemalasan saat datang menyergap.

Saat ingat deadline, rasa kantuk yang bergelayut manja segera dibuang. Saat ingat komitmen, rasa ingin berleha-leha segera disingkirkan. Bahkan, saat melihat teman berfastabiqul khoirot, diri segera bangkit dan ikut meramaikan.

Syukur alhamdulillah tiga hal ini selama ini mampu membuat diri ON dalam ketaatan. Meski terkadang OFF, tetapi tidak akan berlangsung lama. Cukup sekejap, lalu digantikan dengan ketaatan kembali.

Namun, tetap tak boleh lupa untuk mengiringi setiap aktivitas dengan doa dan harapan agar Allah istikamahkan. Terakhir, tambahi dengan tawakal agar tak pernah kecewa dengan ketetapan Allah yang seringkali melenceng dari ekspektasi.

Semoga dengan tiga hal ini sahabat surgaku pun mampu beriringan menuju surga dengan menyembelih kemalasan. Allahumma aamiin.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.