Type Here to Get Search Results !

PERLUNYA ISTIKAMAH DI JALAN DAKWAH


Oleh: Desi

Dakwah adalah aktivitas yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul. Mereka teguh menjalankan dakwah semasa hidupnya, tidak meminta imbalan ataupun upah dari segala aktivitas dakwahnya, tidak pula didorong karena faktor berharap pahala atau berharap surga maupun takut pada neraka namun segala apa yang dilakukan benar-benar karena Allah ﷻ. Betapa mulia dan tingginya derajat para Nabi dan Rasul.

Pada prakteknya, aktivitas dakwah tidak melulu mendapat respon yang memuaskan atau diterima dengan baik oleh kalangan masyarakat. Dalam banyak kisah, para utusan Allah sering mendapat penolakan. Tidak terkecuali Nabi Muhammad ﷺ yang melanjutkan dakwah para nabi sebelumnya. Beliau mengawali dakwah dengan sembunyi-sembunyi, cara ini dilakukan karena beliau hati-hati dan khawatir orang-orang Arab kaget dengan adanya perkara yang berat ini, yang akibatnya mereka sulit untuk memeluk agama yang dibawa oleh Rasulullah. Oleh karena itu Nabi Muhammad ﷺ tidak mengajak atau menyeru kecuali kepada orang-orang yang dapat dipercaya.

Seiring dengan bertambahnya pengikut Rasulullah, turunlah ayat untuk mengumumkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan. Dari sinilah ujian dan tantangan Rasulullah dan para sahabat semakin berat. Dicaci, dihina, diteror bahkan banyak sahabat yang mengalami penyiksaan namun mereka tetap teguh pada aqidah Islam. Kebencian dan segala perlakuan buruk orang-orang kafir tidak pernah menyurutkan semangat Rasulullah dan para sahabat untuk menyerukan Islam dan mengajak orang-orang agar hanya menghamba kepada Allah yang Esa.

Akan selalu ada musuh yang menolak kebenaran. Ada Namrud yang memusuhi dakwah Nabi Ibrahim As, ada Fir'aun yang mengaku Tuhan dan menolak mentah-mentah dakwah Nabi Musa As. Dan Nabi Muhammad ﷺ menyebut Abu Jahal sebagai Fir'aunnya umat Islam pada waktu itu. Sejatinya akal mereka menyadari bahwa apa yang disampaikan oleh para Nabi adalah kebenaran namun hal itu dikalahkan oleh hawa nafsunya.

Hingga akhirnya Allah memenangkan Islam dan berjaya dimuka bumi dengan menguasai 2/3 dunia selama kurang lebih 14 abad lamanya dan dengan tidak pernah meninggalkan aktivitas dakwah. Karena dakwah turun temurun yang dilakukan oleh orang-orang yang berpegang teguh pada tali agama Allah sehingga Rahmat-Nya tersebar di seluruh penjuru dunia. Umat Islam hidup sejahtera dalam naungan Khilafah, sebuah institusi Negara yang menerapkan syariat Islam warisan Rasulullah yang datang berdasarkan wahyu dari Al-Khalik Al-Mudabbir yaitu Allah ﷻ.

Namun, 101 tahun lalu pada tanggal 3 Maret 1924, Majelis Agung Nasional secara resmi membubarkan Kekhalifahan Utsmani, menjadikannya Kekhalifahan umat Islam yang terakhir di muka bumi. Setidaknya hingga detik ini. Bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya sebab umat Islam kehilangan pemimpin yang mengayomi rakyatnya. Kini hukum-hukum Islam tidak lagi dilirik, konsep indahnya hanya dijadikan pajangan cantik di rak buku yang berdebu. Kini Islam hanya dianggap sebagai agama ritual saja yang bebas dibicarakan di Masjid namun harus dipisahkan dari tatanan negara dan dari kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam dilucuti satu persatu oleh tokoh yang menumbangkan Kekhilafan Turki Utsmani yaitu Mustafa Kemal yang sampai hari ini makamnya mengeluarkan bau busuk.

Dahulu Rasulullah perjuangkan untuk kemuliaan wanita karena wanita fitrahnya pemalu namun sekarang banyak dari wanita yang hilang rasa malunya dengan bebas menampakkan auratnya. Riba yang diwanti-wanti oleh Rasulullah untuk dihindari karena jika itu dilakukan sama saja dengan menabuh genderang perang melawan Allah dan Rasul-nya. Namun hari ini orang ramai berbondong-bondong antri demi pinjaman riba. Benarlah sabdamu wahai Rasul bahwa diakhir zaman umatmu seperti buih di lautan banyak namun tidak ada artinya, mereka terkena penyakit wahn takut mati dan cinta dunia. Umatmu banyak yang lupa bahwa Allah menggelari Khairu ummat bagi umat Islam, yang dulu pernah diraih oleh generasi hebat sehingga musuh-musuh Islam gentar dengannya. Masih kah gelar ini bisa diraih di tengah umat yang terserang islamophobia dan tergerus arus moderasi beragama?

Rasullullah ﷺ telah berjuang untuk kemuliaan umat Islam dengan mewarisi mukjizat Al-Qur'an untuk dijadikan pedoman disertakan pula As-Sunnah namun hari ini yang berusaha berpegang teguh pada ajarannya bagaikan menggenggam bara api. Yang berusaha terus menyadarkan umat seringkali tidak dianggap. Yang berusaha mengingatkan saudaranya pada pemikiran Islam justru dicap radikal. Namun dakwah harus berjalan terus meskipun harus melewati kerikil tajam, jalan berbatu penuh lubang ataupun tembok besar. Dengan keberanian para pejuang dakwah ini ajaran Islam akan kembali merambah ke berbagai pelosok dunia sehingga pemikiran Islam yang benar akan menghuni lagi pada pemiliknya yaitu umat Islam.

Amalan dakwah pahalanya tidak akan pernah putus sekalipun si penyampai telah terkubur. Dengan semata-mata niat Lillah dan demi generasi berikutnya yang harus lebih baik dari sebelumnya. Dengan ikut berjuang di barisan para pengemban dakwah maka akan mampu membandingkan kejadian yang dirasakan generasi yang lalu dengan yang sedang kita rasakan. Mereka tentu telah mengalami cobaan yang lebih berat dibandingkan dengan cobaan pengemban dakwah hari ini. Dengan kesabaran menjadikan istikamah dan terus maju melangkah di atas jalan dakwah.

Layaknya mental para sahabat yang setia membersamai Rasulullah sekalipun besarnya cobaan yang dihadapi akan terus maju di jalan kebenaran membela agama Allah. Tidak gentar dan tidak mundur karena jika itu terjadi Allah tidak akan pernah kehabisan para pejuang yang siap menggantikan posisinya yang akan terus menyeru Islam sebagai tanda cinta bagi sesama entah seruannya didengar ataupun diabaikan karena tugas kita hanya berusaha menyampaikan dengan baik adapun masalah hasil itu menjadi wewenang Allah.

Sebagaimana firman Allah ﷻ:

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ ۚ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu. (QS. Hud: 57).

Keberanian inilah yang dicontoh oleh para pengemban dakwah dengan harapan Islam segera kembali menguasai dunia dengan Al-Qur'an dan As-Sunah sebagai sumber hukum utamanya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.