Type Here to Get Search Results !

KAUM YANG MELAMPAUI BATAS


Oleh: Eni Imami

Kaum melampaui batas disebutkan di dalam Kalamullah mereka adalah orang yang melampiaskan syahwatnya kepada sesama lelaki. Ini yang kemudian disebut dengan kaum LGBT. Kaum yang telah Allah laknat di zaman Nabi Luth, kini keberadaannya kembali muncul. Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari yang telah terjadi?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ
"Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf[7]:81)

Ibu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa tindakan kaum laki-laki yang enggan terhadap kaum wanita yang telah Allah ciptakan bagi mereka, dan justru mereka menyukai sesama laki-laki dikatakan sebagai perbuatan yang melampaui batas dan suatu kebodohan. Karena perbuatan itu menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

Saat ini, kegiatan kaum LGBT makin marak. Jika dahulu masih terasa tabu, kini tanpa malu-malu. Mereka berani membuat pentas dan lomba ratu kecantikan, membuktikan adanya dukungan dari berbagai pihak. Terbaru, netizen dibuat geger karena salah satu pasangan kaum LGBT diundang dalam suatu Podcast milik seorang selebritis. Dengan judul yang sangat provokatif, ‘Tutorial Jadi Gay’.

Tak sedikit netizen yang mengkritik. Memberi panggung kepada kaum LGBT dalam bentuk apapun, sama saja dengan berpartisipasi menyebarkan kemaksiatan perbuatan mereka. Namun, hal itu tidak bisa diperkarakan dalam negara demokrasi.

Kata Menko Polhukam, Mahfud MD, apa yang dilakukan pemilik Podcast memberi panggung bagi LGBT tidak ada kewenangan untuk dilarang. Karena itu salah satu bentuk kebebasan berekspresi dalam negara demokrasi (sindonews.com, 11/05/2022)

Selama ini memang tidak ada aturan yang tegas melarang aktivitas LGBT. Kebiasaan buruk itu hanya dinilai sebagai penyimpangan seksual, bukan kejahatan. Walhasil, ketiadaan aturan membuat mereka terus berkembang. Itu semua terjadi atas nama demokrasi.

Aktivitas yang jelas dilaknat dan diharamkan Allah bebas terjadi di negara demokrasi. Padahal dampak buruknya sangat besar, selain kerusakan norma sosial, kesehatan juga terancam, lebih dari itu populasi manusia bisa juga musnah.

Sungguh mengerikan azab Allah bagi kaum LGBT, sebagaimana Allah timpakan kepada kaum Nabi Luth yang diabadikan kisah tentang diazabnya dalam Kalamullah.

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ
فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ
"Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit, Maka Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda." (QS Al-Hijr: 73-75)

Tidakkah kita hari ini mengambil hikmah atas peristiwa tersebut? Azab itu bisa jadi tidak menimpa para pelakunya saja tetapi juga masyarakat secara umum akibat mendiamkan perilaku kaum LGBT. Semua terjadi akibat negeri ini menerapkan demokrasi bukan menerapkan hukum Islam. Sungguh, malapetaka telah menimpa kita.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.