Type Here to Get Search Results !

HARTA YANG MELALAIKAN


Oleh: Eni Imami

Dikatakan harta yang paling berharga itu keluarga. Ada anak-anak yang menjadi moodboster. Bercengkrama bersama membawa kebahagiaan. Bahkan kadang sampai lupa waktu. Pun dalam harta benda. Tak sedikit orang yang menyibukkan diri mengejar harta dan membelanjakannya. Sesungguhnya harta dan anak adalah titipan dan anugerah Allah.

Allah memberikan warning kepada kita terkait harta dan anak. Karena mereka merupakan ujian bagi kita. Maka jangan berlebihan mencintai harta dan anak sehingga ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ ࣖ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS. Al-Anfal[8]:28)

Dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa harta dan anak-anak merupakan cobaan dan ujian dari Allah bagi kalian, karena semuanya itu Dialah yang memberikannya kepada kalian untuk melihat secara nyata, apakah kalian bersyukur kepada-Nya atas semuanya itu dan menggunakannya dalam jalan ketaatan kepada-Nya, ataukah kalian sibuk dengan semuanya itu hingga kalian melalaikan-Nya.

Jadi, apakah harta dan anak-anak banyak itu menambah ketakwaan kepada Allah atau sebaliknya. Apabila seorang Muslim diberi harta kekayaan oleh Allah, kemudian ia bersyukur atas kekayaan itu dengan membelanjakannya menurut ketentuan Allah maka menjadi jalan ketakwaan baginya.

Tetapi jika dengan kekayaan yang dimiliki menjadikannya tamak dan berusaha menambah kekayaannya dengan jalan yang tidak halal, serta enggan menafkahkan hartanya, berarti orang yang demikian itu telah mengingkari nikmat Allah.

Demikian juga anak merupakan salah satu kesenangan hidup dan menjadi kebanggaan orang tua. Anak harus di didik agar menjadi anak sholeh. Anak yang taat kepada Allah merupakan rahmat yang tak ternilai harganya.

Jika anak dibiarkan hingga menjadi anak yang menuruti hawa nafsunya, tidak mau taat kepada Allah, maka hal ini menjadi bencana. Bencana tidak saja kepada kedua orang tuanya, bahkan kepada masyarakat seluruhnya.

Peringatan Allah agar manusia tidak lupa kepada ketentuan agama, karena harta yang banyak dan anak yang banyak disebutkan pula dalam ayat yang lain.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS Al-Munafiqun: 9)

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.