Type Here to Get Search Results !

THE POWER OF PRASANGKA


Oleh: Ramsa

Prasangka adalah menduga-duga kepada Allah ﷻ, menduga keadaan hari ini. Prasangka atau zhan merupakan aktivitas hati yang bisa membawa kebaikan saat berprasangka baik. Dan bisa jadi buruk saat prasangka buruk kepada Allah ﷻ.

Prasangka baik sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini dikenal dengan nama husnuzhan. Sedangkan berprasangka buruk tidak dianjurkan, harusnya dijauhi. Karena bisa menghasilkan energi negatif. Dan menghasilkan keburukan tentunya. Prasangka buruk disebut su'uzhan.

Berbagai bentuk kondisi atau contoh prasangka baik misalnya saya berangkat ke pasar pagi-pagi agar dapat jajanan murah, ternyata betul Allah ﷻ kabulkan, sesuai prasangka hamba-Nya. Hal lain misalnya besok saya izin gak ikut kajian karena lagi sakit, awalnya gak sakit, besok sakit beneran.

Atau sering juga kejadiannya kita menduga-duga, misalnya nih bentar pingin ke rumah Si Anu, kalau ketemu dia sering dapat oleh-oleh, pas ketemu dan beneran diberikan banyak hadiah. Inilah kekuatan prasangka.

Lalu sebagai muslim karena mengetahui bahwa Allah ﷻ yang mengendalikan prasangka, tentu jadilkan pemikiran dan prasangka kita ke arah yang baik dan positif menurut syariat. Agar bisa mengendalikan pikiran baik dan mengurangi pemikiran dan prasangka buruk.


Husnuzhon itu Penting

Dalam hidup ini banyak peristiwa disekeliling kita, maka jadikan peristiwa dan kejadian yang menimpa kita sebagai hal yang perlu disikapi dengan pikiran positif atau istilah kerennya positif thinking gitu deh. Agar kita dapat hal-hal positif dalam setiap keadaan.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih). (HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675)

Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah ﷻ dan memiliki sikap roja' (harap) pada-Nya.

Husnuzhan akan menjadikan seseorang optimis dan dinamis menghadapi kehidupan. Senantiasa mampu menyikapi persoalan dengan proporsional. Tidak banyak mengutuk diri atau menyalahkan orang lain.

Mari berusaha mengambil sisi positif setiap kejadian di sekitar kita. Lalu banyak merenungi firman Allah Ta'ala agar semakin pandai bersyukur.

وَذٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِى ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ أَرْدٰىكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ مِّنَ الْخٰسِرِينَ
Artinya :
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (TQS. Fushshilat : 23)

Berprasangka baik bukan berarti menerima setiap kejadian dengan diam atau tenang saja, tapi menyikapinya dengan tepat. Saat sekarang harga bahan pokok tinggi misalnya, husnuzhan dipakai, tapi amar ma'ruf terhadap kebijakan yang tidak pro rakyat juga harus digalakan. Dakwah tetap jalan. Karena mengingatkan pada kebaikan adalah perintah Allah ﷻ yang wajib bagi semua Muslim.

Semoga dimana pun berada tetap istikamah dalam taat, tetap husnuzhan dan menjadi penyeru kebaikan mencegah kemungkaran. Tetap optimis jalani kehidupan. Husnuzhan aturan Islam kaffah akan tegak dengan semakin banyaknya pejuang tangguh yang bergerak dan berjuang dalam barisan dakwah jamaah. Aamiin~

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.