Type Here to Get Search Results !

KETIKA MANUSIA MERASA


Oleh: Eni Imami

Saya ini orangnya baperan, sering merasa begini dan begitu. Kirim WA lama gak dibalas-balas, WA lagi eh tetap gak dibalas udah merasa begini dan begitu. Mau melakukan sesuatu masih dipertimbangkan entar begini dan begitu. Merasa benar, eh ternyata salah dan sebaliknya.

Jika kita melakukan sesuatu dan merasa salah tapi justru itu benar pasti bahagia, merasa ah ternyata aku bisa. Yang awalnya merasa sedih, berubah seketika menjadi gembira. Sebaliknya, kalau kita merasa benar tapi justru itu salah terkadang kita tidak bisa menerima begitu saja. Masih mengelak kalau itu salah dan mempertahankan apa yang kita lakukan itu benar. Kalau urusannya dengan manusia bisa jadi ada salah paham, tetapi tidak kalau urusannya dengan Allah ﷻ.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahf[18]:104)

Sungguh menyedihkan, dikatakan sebagai amal yang sia-sia dengan merasa sudah melakukan amal sebaik-baiknya. Bahkan di ayat sebelumnya dikatakan sebagai orang-orang yang paling merugi. Siapakah mereka?

Orang yang paling merugi tersebut adalah orang yang sesat namun menyangka telah melakukan amalan yang terbaik. Ada orang yang bermaksiat dan dia tahu telah merugi atas kemaksiatannya. Namun, ada orang yang merasa dirinya saleh padahal sejatinya dia adalah orang yang sesat, maka orang yang seperti ini adalah orang yang paling merugi, karena di dunia dia merasa benar dan saleh, ternyata di akhirat dia masuk neraka jahanam.

Adapun penjelasan lain, yang dimaksud itu adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah ﷻ, yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani. Amal-amal mereka sia-sia karena bukan pada jalan yang sesuai dengan syari'at Allah. Bagaimana bisa sejalan, mereka saja tidak beriman.

Jadi kalau ada ungkapan lebih baik mereka meski nonmuslim, orangnya baik hati, jujur, suka membantu, layak jadi pemimpin daripada muslim itu tapi dia begini dan begitu. Ketahuilah bahwa apa yang dilakukan oleh nonmuslim itu sesungguhnya sia-sia. Hanya kepayahan yang mereka dapatkan, merasa sudah berbuat baik tetapi tidak bernilai apa-apa.

Ibnu Katsir menyebutkan riwayat dari Umar bin Al-Khotthob dalam tafsir surah Al-Ghosyiyah, ketika Umar melihat pendeta yang sudah tua maka Umar menangis, lalu ia ditanya: Wahai Umar, mengapa Anda menangis? Lalu dia menjawab: Aku ingat firman Allah subhanahu wa ta’ala,

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً
bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka),” (QS. Al-Ghasyiyah: 3-4)

Mereka sudah bekerja dan bersusah payah di dunia, namun ternyata mereka masuk neraka jahanam. Seperti pendeta Nasrani yang sudah tua tersebut yang mereka tidak menikah, menjauhi kenikmatan dunia, dan mereka hanya tinggal di tempat ibadah, ternyata mereka masuk neraka jahanam. Hal ini yang membuat Umar sangat sedih melihat kondisi mereka.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.