Type Here to Get Search Results !

MERINDUKAN PEMIMPIN ADIL


Oleh: Ramsa

Negara yang hebat tidak lepas dari sosok pemimpinnya. Jika pemimpinnya hebat bervisi besar tentu akan lahir negara besar yang juga hebat. Maka dibutuhkan potret pemimpin handal yang bisa jadi panutan.

Ibaratkan mobil jika sopirnya handal, mobilnya bagus, niscaya jalannya enak, nyaman. Tapi walau mobil bagus dengan sopir belum pandai atau gak mengerti arah dan tujuan tentu tak bisa diandalkan. Negara bisa diannggap sebuah gerbong yang saling mendukung dengan gerbong lainnya. Butuh kesatuan pandangan agar jalannya searah.

Pemimpin yang baik yakni pemimpin yang punya visi misi atas negara yang dia pimpin. Akan dibawa kemana negara ini, dijadikan negara liberal atau negara komunis atau negara Islam? Semua sangat ditentukan oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang baik yakni pemimpin yang adil atau pemimpin yang mau menerapkan aturan Islam yang lengkap. Aturan yang bersumber dari Allah sang Maha Baik. Pemimpin yang adil akan jadi sosok yang mampu menjadi lentera diredupnya malam.


Pemimpin Masa Kini

Pemimpin di negara Indonesia sudah berganti lebih dari 5 kali. Mulai dari kalangan militer, ulama, politikus, hingga sosok yang dianggap kalangan 'rakyat biasa' sudah jadi pemimpin Negeri ini. Masing-masing dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Mulai dari yang kalem, berwibawa, tegas, hingga yang 'nrimo wae' bisikan atau kata-kata orang dekatnya.

Pemimpin di negara ini masih menerapkan aturan buatan manusia, bahkan aturan warisan Belanda. Maka jelas hukum buatan manusia cenderung akan mengutungkan satu pihak dan melemahkan pihak lainnya. Dalam hal ini adalah rakyat. Terbukti banyaknya aturan yang tidak adil bagi rakyat atau menzalimi rakyat sendiri.

Sebagai contoh saat ini pemimpin negeri yang diwakili oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru saja ketok palu mengesahkan secara resmi Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR. Kompas.com (12/4/2022).

Sebuah undang-undang yang hanya melihat kekerasan seksual jika ada paksaan, sekaligus pintu legalisasi zina. Tentu ini jadi tambahan bukti ketidakadilan hukum atau aturan di negara kita. Selain undang-undang TPKS masih begitu banyak aturan tak sesuai Islam di negeri mayoritas muslim ini.

Ketika pemimpin suatu negara menggunakan hukum buatan manusia dan meninggalkan hukum dari sang Maha Pencipta maka ketidakadilan dan kezaliman yang akan dirasakan. Bentuk ketidakadilan itu meliputi kebijakan yang tidak pro rakyat. Yang terhangat di negeri kita adalah kebijakan meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM), naiknya harga minyak goreng dan kenaikan harga sejumlah bahan pokok. Semua ini merupakan indikasi ketidakadilan pemimpin negeri ini.


Pemimpin Adil Hanya Ada dalam Sistem Islam

Dalam sistem pemerintahan Islam, ada kriteria atau syariat yang wajib dipenuhi agar seseorang layak jadi pemimpin. Ada tujuh syarat seorang pemimpin dalam Islam yaitu:
  • Laki-laki
  • Muslim
  • Baligh
  • Berakal sehat
  • Merdeka
  • Adil
  • Mampu

Syarat ini merupakan syarat wajib bagi pemimpin dari level kabupaten hingga level negara. Dari ketujuh syarat ini tersebut jelaslah bahwa wanita tidak boleh jadi pemimpin kabupaten hingga negara.

Seorang pemimpin harus berakal sehat, agar mampu memikirkan dan mengambil kebijakan yang tepat dan sesuai syariat Islam. Mampu merupakan syarat yang sangat penting untuk menunjukan kapabilitas seorang pemimpin. Sehingga tidak butuh pembisik dalam mengambil sebuah keputusan.

Merdeka bermakna bebas tanpa tekanan atau paksaaan dari pihak manapun. Berdiri sendiri tanpa diatur atau tunduk pada aturan dari pihak lain. Adil bermakna tidak zalim. Atau bermakna menjalankan seluruh syariat Islam. Jika ada satu syariat tidak dijalankan maka masih terkategori zalim. Jadi kepemimpinan dalam Islam bukanlah perkara mudah atau sekedar kontes siapa yang punya banyak pendukung, tapi lebih kepada siapa yang layak, mampu memikul amanah dan tanggung jawab besar membawa umat pada ketaatan dan kesejahteraan hidup. Baik di dunia hingga akhirat.

Pemimpin adil dalam Islam yang patut diteladani adalah nabi Muhammad shalallahu alayhi wassalam. Juga khulafaur rasyidin mulai dari Abu Bakar ash Shidiq, Umar bin Khathab hingga Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhum. Semua memimpin dan menjalankan pemerintahan dengan menjalankan aturan yang bersumber dari Al-Qur'an dan sunnah, hanya menerapkan syariat Islam.

Teladan berikutnya salah satunya yaitu kepemimpinan khalifah Harun Al Rasyid yang menjadi khalifah di usia 23 tahun misalnya, beliau tidak segan menghukum paman sendiri yang menggugat hadis shahih yang sudah diriwayatkan para ulama hadis. Beliau juga pernah menghukum mati seseorang yang berani mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk.

Selain tegas dalam bidang hukum, kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid juga terkenal luas dalam kesuksesan membawa kesejahteraan rakyat. Beliau sering sedekah dari harta pribadi 1000 dirham sehari, beliau pun tetap bisa rutin shalat hingga 100 rakaat dalam sehari hingga akhir hayatnya. Beliau tidak meninggalakan shalatnya kecuali ada uzur syar'i.

Semua keadilan dan kehebatan pemimpin Islam tentu tidak keluar dari kesadaran bahwa pemimpin itu pasti dimintai tanggung jawab oleh Allah kelak di hari akhir. Maka menjadi pemimpin wajib bersikap adil agar tidak terseret ke dalam pedihnya azab jahanam. Pemimpin adil itu akan sangat takut akan ayat-ayat dan peringatan dari Allah Ta'ala. Salah satunya sebagaimana dalam surat Sad berikut ini:

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Artinya: "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (QS. Sad : 26)

Semoga segera terwujud persatuan umat dalam naungan negara Islam. Yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin yang adil. Memperhatikan dan mengayomi rakyat. mampu mengajak rakyat sama-sama ke surgaNya. Aamiin yaa mujiibad du'a.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.