Type Here to Get Search Results !

HARTA ADALAH COBAAN


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَا عْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَا لُكُمْ وَاَ وْلَا دُكُمْ فِتْنَةٌ ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗۤ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 28)

Pas lagi berkumpul dengan beberapa teman, diantara mereka ada yang nyeletuk:

"Kenapa, ya, sekarang banyak masjid yang dikunci? Padahal masjid kan tempat umum?"

Betul, masjid memang tempat umum, seharusnya tidak perlu dikunci. Harusnya setiap orang bisa istirahat, duduk di serambi masjid sambil menanti datangnya waktu salat. Tapi tidak perlu terlalu menyalahkan takmir masjid yang melakukannya. Bisa jadi itu adalah bentuk proteksi yang dilakukan untuk mengamankan aset masjid.

Aku menemukan fakta di masjid perumahan. Pembangunan masjid dimulai akhir tahun 2002, setahun kemudian sudah bisa ditempati, meski belum benar-benar sempurna. Lantai masih belum terpasang keramik. Pintu dan jendela hanya ada kusen. Tempat wudu hanya sekedar paralon dipasang beberapa keran plastik yang dihubungkan dengan penampung air.

Entahlah bagaimana keimanan mereka semua. Masjid di perumahan kecil itu sering sekali kehilangan. Mulai dari isi kaleng infak, sapu ijuk, mukena dengan hiasan bordir, bahkan keran air pun hilang. Bahkan beberapa tahun lalu setelah masjid sudah selesai, keramik sudah terpasang dua kali, lalu jam otomatis yang konon seharga lima juta itupun hilang.

Kalau sekedar ada kotak infak yang dirantai dihubungkan dengan tiang listrik, dengan harapan tidak dicuri maling, itu wajar. Pun jika ada masjid yang dikunci diluar waktu salat berjamaah, jadi hal yang lumrah di mana-mana.

Semua itu disebabkan masyarakat banyak yang tidak lagi takut kepada Allah ﷻ. Banyak orang yang lebih takut kepada sesama manusia daripada kepada Allah ﷻ. Tidak sedikit orang yang ingin dipandang wah oleh sesamanya, meski harus melakukan sesuatu yang tidak halal.

Mereka yang melakukan tindak kejahatan, baik berupa mencuri atau yang lain, disebabkan lupa atau bahkan tidak tahu jika di dunia ini hanya sementara. Harta dunia hanyalah cobaan dari Allah ﷻ semata.

Tahukah anda jika semua itu berawal dari sekulerisme? Dimana orang memisahkan aturan agama dengan aturan hidupnya. Orang hanya dianjurkan mengingat Allah hanya saat beribadah, saat di masjid saja, saat di pengajian saja. Sedangkan saat di pasar, di kantor atau tempat lainnya, orang boleh tidak mengingat Allah. Akibatnya mereka biasa melakukan kecurangan, bahkan pencurian. Parahnya mereka mencuri milik masjid.

Apalagi ada yang berpendapat bahwa mencuri milik masjid itu kesalahan kepada Allah, maka minta ampun hanya cukup kepada Allah saja, tidak perlu minta maaf kepada manusia. Jika mencuri milik orang lain maka harus minta maaf kepada orang yang harta bendanya dicuri, baru Allah ﷻ mengampuni. Entahlah, ide demikian benar atau sesat?

Sangat berbeda dengan sistem Islam. Islam mengajarkan agar bertakwa kepada Allah dimana saja.

اتقوا الله حيث ما كنت
Artinya: "Takutlah kepada Allah di mana saja kamu berada."

Jadi di mana pun berada harus selalu mawas diri dengan takut kepada Allah. Baik di pasar, mall, kantor, di tengah laut atau di atas gunung, apalagi sedang di masjid. Jika demikian tidak akan ada orang mengurangi timbangan saat di pasar, atau saat di kantor melakukan manipulasi data dengan tujuan korupsi. Sebab setiap orang saling mengingatkan kepada saudaranya jika ada yang melakukan pelanggaran. Sebab dalam Islam juga diperintahkan nahi mungkar. Artinya melarang orang melakukan maksiat.

Coba bayangkan jika semua masyarakat beriman dan takut hanya kepada Allah. Pasti kehidupan aman, nyaman dan tenteram. Ke mana dan di mana pun tidak takut terjadi kejahatan menimpa kepada kita. Itu hanya bisa ada dengan penerapan Islam dalam bingkai negara.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.