Type Here to Get Search Results !

JANGAN MERASA PALING SUCI


Oleh: Rita Mutiara

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS. An-Najm 53: 32)

Kita dicipta dari tanah harus memiliki sifat membumi, artinya tidak boleh bersifat tinggi hati, sombong dan jangan pernah menganggap diri suci.

Makhluk yang suci itu hanya malaikat karena Ia terbuat dari cahaya. Diciptakan Allah ﷻ tanpa hawa nafsu. Pada diri makhluk malaikat hanya ada taat kepada Allah ﷻ. Dengan mudah malaikat melaksanakan perintah dan larangan Allah ﷻ.

Muslim bisa terjebak, merasa diri paling baik padahal itu dilarang Allah ﷻ. Merasa baik itu boleh, tapi merasa paling baik itu sikap yang tidak terpuji.

Merasa paling baik mungkin terjadi karena sudah ikut majelis ilmu, merasa sudah mendapat ilmu lebih banyak dari orang lain. Banggga telah melewati proses hijrah, tampil Islami mengenakan jilbab lalu menarik diri dari masyarakat umum dan menjadi eksklusif.

Bagi laki-laki merasa lebih suci karena merasa ilmu lebih tinggi dan lebih sering ibadah ke masjid.

Ustadz Hanan Attaki menyatakan, "orang yang kotor bukan orang yang di tempat karaoke, bar, pub. Namun orang yang kotor adalah orang yang datang ke masjid karena Ia datang untuk membersihkan diri, Tazkiatul nafs."

Hasan al Bashri rahimahullah yang begitu banyak ilmu dan amalnya, ternyata tidak membuat beliau merasa dirinya suci. Justru beliau menangis karena teringat akan satu dosa.

Begitulah sejatinya seorang mu’min, menganggap kerdil dirinya karena dosa-dosanya, sebagaimana Hasan al Bashri rahimahullah yang menangis karena teringat akan satu dosa.

Lalu bagaimana dengan kita, yang dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki?

Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata:

Barangsiapa diberikan musibah berupa sikap berbangga diri, maka pikirkanlah aib dirinya sendiri. Jika semua aibnya tidak terlihat sehingga ia menyangka tidak memiliki aib sama sekali dan merasa suci, maka ketahuilah sesungguhnya musibah dirinya tersebut akan menimpa dirinya selamanya. Sesungguhnya ia adalah orang yang paling lemah, paling lengkap kekurangannya dan paling besar kecacatannya.” (Al-Akhlaq wa as-Siyar fii Mudawah an-Nufus, dinukil dari Ma’alim fii Thoriq Thalab al-Ilmi)

Allah ﷻ Maha Pemberi Taubat, banyak kisah di ungkap diantaranya akhir hidup seorang pendosa, dia tidak sanggup mengungkapkan taubat dengan kata, karena hidupnya akan berakhir, namun Ia mengungkapkan taubat dengan hati dan bersungguh-sungguh, Allah ﷻ menerima taubat si pendosa tersebut.

Jadi kita tidak pernah tahu bagaimana akhir hidup seseorang, akan khusnul khotimah atau su'ul khotimah.

Pemikiran yang membuat diri merasa paling suci merupakan sifat Yahudi dan Nasrani sebagai firman Allah ﷻ.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ ۚ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci (orang Yahudi dan Nasrani)? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. (QS. An Nisa 4: 49)

Menurut tafsir Jalalain makna ayat di atas adalah sebagai berikut:

(Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang membersih-bersihkan diri mereka itu) yakni orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa mereka itu anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya. Jadi persoalannya kebaikan itu bukanlah dengan membersih-bersihkan diri (tetapi Allah membersihkan) artinya menyucikan (siapa yang dikehendaki-Nya) dengan keimanan (sedangkan mereka tidak dianiaya) atau dikurangi amalan mereka (sedikit pun) walau sebesar kulit buah kurma sekalipun.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.