Type Here to Get Search Results !

MENJADI INSAN PEMAAF


Oleh: Mutia Aini

Banyak orang yang merasa dirinya dewasa. Namun tidak semua orang bisa bersikap bijaksana. Salah satunya dalam hal memaafkan kesalahan orang lain. Jika jiwanya tidak bijaksana, maka akan sangat sulit memaafkan kesalahan orang lain. Selagi ada kesempatan, maafkanlah kesalahan orang lain. Karena hal ini akan membuatmu semakin bijaksana.

Setiap orang tentunya mempunyai kesalahan, entah itu kesalahan kecil atau besar. Sebagian orang memilih memaafkan kesalahan orang yang telah menyakitinya. Namun ada juga beberapa di antaranya yang masih saja berkutat dengan kebencian.

Sejatinya apabila terlalu lama memendam kebencian itu sangat tidak baik.

Adakalanya tidak mudah untuk memaafkan orang lain, namun semuanya kembali pada diri kita sendiri, ingin menjadi pribadi yang pemaaf atau justru pendendam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 199)

Ayat ini menjelaskan perintah Allah kepada utusan-Nya agar konsisten menggenggam tiga prinsip utama dalam bergaul yaitu murah hati, berseru kepada kebaikan serta menghindari kesia-siaan.

Orang yang menang adalah orang yang bisa mengalahkan ego pada diri sendiri. Ketika kita tulus memaafkan orang lain, itu artinya sudah mengesampingkan sifat egois dalam diri.

Memaafkan bukan hanya karena kamu sudah ikhlas melupakan kesalahan orang lain, tetapi juga memiliki pengaruh yang bagus untuk kesehatan jiwa. Meski memaafkan bukanlah perkara yang mudah, tapi memaafkan orang yang pernah menyakitimu menjadikan hidup lebih damai.

Allah menjanjikan ampunan dan surga bagi insan pemaaf dan menggolongkannya sebagai orang yang bertakwa.

Rasulullah SAW adalah contoh ideal sosok insan pemaaf. Dalam menjalankan dakwahnya, beliau mengalami banyak kendala, termasuk kekerasan fisik. Salah satu doa beliau, "Ya Allah, ampunilah mereka, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui."

Bahkan, Rasulullah SAW memberikan contoh teladan sebagai insan yang pemaaf. Dalam sebuah kisah disebutkan, beliau memberi maaf seorang musyrik yang selalu menyirami beliau dengan kotoran tiap kali berangkat ke mesjid. Bukan hanya memaafkan, bahkan Rosulullah Saw menjenguknya ketika ia terbaring sakit dan lemah tak berdaya.

Itulah ajaran luhur Islam yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Memberi maaf bukan hanya menuntut hati yang lapang, namun juga kesabaran tingkat tinggi. Semoga kita dapat meneladani sikap Rasululah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Aamiin

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.