Type Here to Get Search Results !

AL FATIHAH DAN KEHIDUPAN


Oleh: Muslihah Saiful

Berapa kali dalam sehari kita membaca surat Al Fatihah? Sedikitnya 17 kali bukan? Bahkan ada yang lebih. Kok bisa? Ya, iyalah. Setiap hari-hari kita menjalankan salat yang lima waktu. Bersama itu pula ada kewajiban membaca Al Fatihah setiap rakaatnya. Sedangkan bilangan rakaat salat fardhu yang lima waktu jika dijumlahkan ada 17 rakaat.

Pertanyaannya sekarang adalah sejauh apa pengaruh surat Al Fatihah terhadap hidup kita? Mari memperhatikan kebiasaan yang ada di sekitar kita! Tidak jarang kita jumpai dua orang yang terlihat bergaul sangat akrab, eh, ternyata sesaat saja mereka berpisah, satu diantara mereka bertemu dengan Anda. Saat itulah Anda diajak menggunjingkan temannya tersebut. Mungkin Anda juga demikian? Semoga tidak, ya!?

Eh, lalu apa hubungannya surat Al Fatihah dengan bergunjing? Hehe, ini, nih kalau terbiasa sekuler. Menganggap urusan ibadah tidak ada hubungannya dengan urusan kehidupan, urusan pergaulan dan muamalah. Padahal semua saling terkait antara satu dengan yang lainnya.

Mari kita perhatikan bacaan Al Fatihah, ya. Mulai dari membaca ayat pertama.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Hanya Allah yang mencukupi seluruh kebutuhan kita. Bahkan yang tidak pernah kita minta. Sejak lahir Allah memberikan semua keperluan dan kebutuhan hidup. Mulai dari oksigen yang kita hirup untuk keberlangsungan hidup. ASI sebagai nutrisi terbaik, semua telah Allah siapkan bersama kita lahir, dan masih banyak lagi.

Ayat kedua,

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."

Tidak ada pujian yang patut diucapkan selain padaNya yang paling berhak dipuji, yaitu Allah. Contoh pujian terhadap pasangan, baik, ganteng, cantik, atau apapun pujian itu. Ingatlah yang paling berhak mendapatkan semua pujian itu hanya Allah, sebab Allah-lah yang menciptakan pasangan kita. Allah-lah yang memberikan sifat-sifat terpuji pada pasangan kita. Maka tidak salah jika kita mengatakan, "segala puji bagi Allah."

Ayat ketiga hampir sama dengan ayat pertama. Karena itu saya tidak membahasnya lagi. Lanjut ayat empat.

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
"Pemilik hari pembalasan."

Pada hari itu tidak ada perkara yang tersembunyi. Semua akan dibalas sesuai amal perbuatan di dunia. Semua perbuatan di dunia akan dipertanggungjawabkan pada hari itu.

Ayat kelima.

اِيَّا كَ نَعْبُدُ وَاِ يَّا كَ نَسْتَعِيْنُ
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."

Hanya kepada Allah menyembah, berarti hanya Allah saja yang dipatuhi, di taati. Tidak ada aturan atau hukum selain aturan dan hukum Allah yang diikuti, dipatuhi, di taati. Berarti jika ada aturan, hukum, atau undang-undang yang bertentangan dengan aturan Allah, akan wajib ditinggalkan. Dalam berkata, berjual beli, hutang piutang, dan sebagainya, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, semua harus sesuai aturan Allah.

Lanjut ayat keenam.

اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"

Setelah berjanji kepada Allah "Hanya kepada Allah menyembah dan mohon pertolongan" kita memohon agar Allah menunjukkan jalan yang lurus, aturan yang benar. Sungguh Allah telah memberikannya. Sejak Allah menurunkan Al Qur'an kepada Rasulullah, maka sejak itulah Allah menunjukkan jalan lurus, aturan yang benar.

Jalan (aturan) yang akan membawa kepada kebahagiaan hidup yang hakiki. Baik kehidupan di dunia bahkan ketika di akhirat. Maka tidak ada jalan yang lurus selain jalan yang telah ditetapkan Allah.

Terakhir ayat ketujuh.

صِرَا طَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ
"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Kita meminta jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah. Tahukah kamu bahwa jalan itu tidak mulus sebagaimana jalan tol? Akan tetapi banyak aral melintang di sana, banyak cobaan mengadang. Mengapa? Karena itu adalah jalan para Nabi dan Rasul. Mari kita perhatikan! Adakah jalan Rasul yang tanpa ujian?

Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup oleh umatnya. Nabi Musa harus menghadapi kezaliman Fir'aun dan Musa Samiri. Nabi Nuh, Nabi Luth dan semua para Nabi, semua dengan ujian masing-masing. Tidak terkecuali manusia yang paling dikasihi Allah, Rasulullah Saw.

"Bukan jalan orang-orang yang dimurkai." Siapakah yang dimurkai Allah? Beberapa mufasirin menafsirkan bahwa yang dimaksud orang yang dimurkai adalah Yahudi dan Nasrani.

"Dan bukan jalan mereka yang sesat." Para mufasirin menafsirkan bahwa mereka adalah orang-orang kafir selain Yahudi dan Nasrani.

Pada faktanya banyak masalah dalam hidup yang disebabkan oleh perbuatan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat. Semoga Allah melindungi kita semua dari kejahatan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.