Type Here to Get Search Results !

PENGARUH TEMAN TERHADAP IMAN


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَا نًا خَلِيْلًا
"Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku)," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 28)

Ayat ini adalah gambaran penyesalan manusia di hari pertemuan dengan Tuhannya. Mereka yang tidak taat kepada aturan Allah dan Rasul-Nya, menemukan dirinya dalam keadaan terancam celaka. Neraka yang menyala-nyala ada di depan mereka. Tidak ada jalan keluar bagi mereka.

Teman dan lingkungan memang sangat berpengaruh bagi seseorang. Ia bisa menjadi baik akibat lingkungannya. Begitu juga bisa menjadi buruk sebab teman dan lingkungan yang buruk. Maka tidak salah jika orang bijak berkata, berteman dengan penjual parfum akan bau wangi, sedangkan berteman dengan pande besi bau api.

Tapi bagi seorang beriman, hal demikian tidak selalu berpotensi buruk baginya. Sebab bagi orang beriman akan mengambil kebaikan dari sekitarnya. Akan tetapi jika ia dekat dengan keburukan ia yang akan menularkan kebaikan. Ia akan mengubah yang buruk menjadi baik. Baik dan buruk tentu berstandar kepada Al Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia.

Kadang seseorang tidak bisa memilih lingkungan. Bisa jadi sejak kecil atau sejak ia baligh berada di pesantren, tempat yang terlindung dari kerusakan sistem. Akan tetapi saat ia mulai menapaki jenjang perguruan tinggi, apalagi ia kuliah di perguruan tinggi negeri, memilih teman yang sevisi tak lagi semudah saat di pesantren yang komunitasnya homogen.

Di perguruan tinggi negeri latar belakang masing-masing mahasiswa beragam. Ada yang solih, taat kepada syari'at ada pula yang tak mengenal salat. Ada yang beriman, juga ada yang asal senang. Ada yang berlatar belakang Islam ideologis, ada yang kapitalis bahkan tak sedikit yang berpikiran sosialis atau bahkan komunis.

Di sinilah seorang yang beriman diuji. Akankah ia terpengaruh teman, atau malah ia yang mempengaruhi? Jika ia terpengaruh teman yang buruk, maka penyesalan tiada akhir akan ia jumpai. Akan tetapi jika ia malah bisa mempengaruhi teman, hingga teman-temannya menjadi beriman, maka pahala mengalir akan ia dapati.

Faktanya berdakwah akan menjadi berat jika sendiri. Butuh teman, butuh komunitas, agar bisa berdakwah bersama. Ada yang mengingatkan saat lupa, sebab manusia memang tempatnya lupa. Ada yang menasehati saat berbuat salah, sebab manusia tak luput dari dosa. Ada yang menolong saat ia jatuh futur. Ada yang mengajak untuk senantiasa bersyukur.

Tak salah kalau ulama mengajarkan agar berkumpul dengan orang solih. Sebab bersama mereka akan menguatkan pegangan yang mulai kendor. Kira-kira seperti itulah keberadaan di grup Sahabat Surga Cinta Al-Qur'an. Saling menguatkan, saling berbagi. Tak ada caci maki yang ada saling melengkapi.

Memang memiliki teman yang tidak taat bisa menjadi potensi turut terjerumus kepada keburukan. Akan tetapi di sisi lain itu juga menjadi potensi menanamkan kebaikan. Itu juga berpotensi sebagai ladang dakwah, ladang amal saleh. Tinggal pribadinya mau membawa kemana. Saat bahu lemah, maka segeralah berkumpul dengan komunitas dakwah. Saling berbagi, saling mengisi menjadi penguat hati untuk senantiasa dekat dengan Ilahi.

Apalagi saat sudah berbaur dengan masyarakat luas mengambil peran sebagai warga negara. Seusai lulus kuliah dan menjadi sarjana, ia harus bekerja lalu menikah. Pergaulan semakin luas. Benturan pemikiran semakin beragam. Fakta, kebutuhan, keinginan dan nafsu berbenturan dengan aturan agama. Jika ia tidak berpegang teguh pada iman, bukan tak mungkin akan tergelincir.

Dukungan keluarga dan teman tak bisa dinafikan. Keberadaan keluarga dan teman yang sevisi sangat dibutuhkan. Keluarga, teman dan lingkungan akan menjadi pengokoh iman saat semua saling bergandeng tangan bersatu mendekatkan diri kepada Tuhan.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Mojokerto, 15 September 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.