Type Here to Get Search Results !

KISAH NABI NUH AS DAN KAPALNYA


Oleh: Iha Bunda Khansa

Sahabat, dalam Al Quran terdapat berbagai macam kisah, untuk kita ambil pelajaran dan hikmah. Kisah Nabi Nuh dan kapal yang membawa kaumnya yang beriman.

Nabi Nuh as. adalah nabi ketika setelah Nabi Adam as, Nabi Idris as. Dan Nabi Nuh as adalah keturunan ke sembilan dari Nabi Adam as. Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan ajaran Allah pada umat Bani Rasib yang menyembah berhala berupa patung-patung. Kezaliman di masa itu luar biasa meningkat.

Tiada lelah berdakwah, Nabi Nuh menyeru umatnya kurang lebih 950 tahun. Dalam suatu riwayat, jumlah pengikut Nabi Nuh AS tidak lebih dari 80 orang. Para pengikut Nabi Nuh AS tersebut terdiri dari orang-orang miskin dan lemah, jumlahnya sedikit sekali karena kebanyakan mereka keras kepala tidak mau beriman.

Bagaimana kisah Nabi Nuh As bersama kaumnya yang beriman? Tatkala terjadi banjir yang cukup besar? Banyak yang menghampiri Nabi Nuh.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاَ وْحَيْنَاۤ اِلَيْهِ اَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَ عْيُنِنَا وَ وَحْيِنَا فَاِ ذَا جَآءَ اَمْرُنَا وَفَا رَ التَّـنُّوْرُ ۙ فَا سْلُكْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَ هْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ مِنْهُمْ ۚ وَلَا تُخَا طِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚ اِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ
"Lalu Kami wahyukan kepadanya, "Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 27)

Sebelum terjadi banjir yang besar, atas perintah Allah SWT, Nabi Nuh AS. dengan kecakapannya mampu membuat kapal yang memiliki 3 lantai, panjang 200 meter, lebar 70 meter, dan tinggi 25 meter. Kapal inilah yang membawa Nabi Nuh As. dan kaumnya yang beriman, hingga selamat.

فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَمَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim." (TQS. Al-Mu'minun 23: Ayat 28)

Nama Nuh berasal dari bahasa Syria yang berarti 'bersyukur'. Nabi Nuh juga mendapatkan gelar dari Allah SWT sebagai abdussyakur. Gelar itu berarti hamba yang banyak bersyukur sesuai dengan surat Al-Isra ayat 3.

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
"(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur," (Al-Isra ayat 3).

Nabi Nuh juga termasuk dalam Rasul Ulul Azmi, yaitu rasul dengan ketabahan dan keteguhan hati yang luar biasa. Sesuai surat Al-Ankabut ayat 14.

Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan ajaran Allah pada umat Bani Rasib yang menyembah berhala berupa patung-patung. Kezaliman di masa itu juga tengah meningkat pesat.

Nabi Nuh dalam berdakwah sangat sabar menghadapi umatnya yang tidak mau ikut apa yang disampaikan, bahkan kaum Bani Rasib tidak percaya bahwa Nabi Nuh seorang rasul.

Tapi, Nabi Nuh tidak patah arang. Ia tetap melanjutkan dakwah meski menerima banyak celaan. Setiap kali Nabi Nuh berdakwah, mereka justru memasukkan anak jarinya ke telinga dan menutup wajahnya dengan pakaian tanda penolakan. (Kisah perjuangan Nabi Nuh ini terdapat dalam Surat Nuh ayat 1-12)

Kaum Nabi Nuh juga menantang Nuh untuk mendatangkan azab yang selalu disampaikan oleh Nuh.

قَالُوا يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (Hud ayat 32)

Nabi Nuh menjawab bahwa azab itu hanya bisa didatangkan oleh Allah. Allah lalu meminta Nabi Nuh tidak bersedih dan tetap teguh pada pendirian.

Nabi Nuh lalu berdoa agar Allah memberi hukuman pada orang-orang kafir tersebut. Allah lantas memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera berupa kapal besar untuk mengangkut orang yang beriman beserta sepasang hewan. Allah menyebut orang-orang kafir itu akan ditenggelamkan.

Atas perintah itu, Nabi Nuh mengumpulkan pengikutnya dan bergotong royong membuat bahtera dari kayu selama siang dan malam dalam beberapa tahun. Kerja keras Nabi Nuh ini juga mendapat cemooh dari orang-orang yang tercela.

فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.(Asy-Syu'ara ayat 119-120)

Dalam orang-orang yang ditenggelamkan itu, termasuk putra sulung Nabi Nuh, Kan'an dan istrinya yang durhaka. Nabi Nuh sempat mengajak Kan'an naik ke atas kapal, tapi ia menolak dan yakin dapat menyelamatkan diri dari air besar itu.

Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Nuh AS. Jangan lelah menyampaikan kebenaran, walaupun yang kita sampaikan banyak yang menentang, yakinlah bahwa Allah akan menolong hambanya yang beriman.

Lihatlah, bagaimana Allah mendatangkan azab kepada kaumnya yang ingkar dan keras bagai batu tidak mau beriman! Bahkan orang-orang terdekatnya istrinya dan anaknya menentang Allah.

Tidaklah kita mengambil pelajaran dari Kisah Nabi Nuh AS? Saat ini banyak umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam kulubnya keras! Beriman hanya sebagian dan mengingkari aturan lainnya.

Semoga Allah tuntun kita ke jalan kebenaran.
Jangan lelah berdakwah mengajak Al Haq.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
 
Cianjur, 1 September 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.