Type Here to Get Search Results !

KEAJAIBAN SEDEKAH


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗ وَلَهٗۤ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
"Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia." (QS. Al-Hadid 57: Ayat 11)

Pada dasarnya semua harta dunia adalah milik Allah. Semua yang yang dimiliki manusia pada hakikatnya milik Allah semata. Akan tetapi Bacaan ayat ini Allah menggunakan kalimat pinjaman. "Barang siapa meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikan berlipat ganda untuknya."

Apakah Allah butuh pinjaman? Apakah Allah butuh harta yang dimiliki manusia? Tentu saja bukan demikian. Ini hanyalah perumpamaan. Jika manusia mau menginfakkan hartanya di jalan Allah, maka seumpama meminjamkan. Sebab Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda. Jauh lebih bagus daripada melipat gandakan uang dengan cara riba.

Tentu saja jika manusia memberikan pinjaman (infak) kepada Allah dengan berharap Allah melipat gandakannya tak akan ditulis sebagai riba. Sebab Allah yang Maha Memiliki segala yang ada di langit dan di bumi termasuk manusia.

Banyak ayat yang menjanjikan bahwa berinfak di jalan Allah akan dilipat gandakan pahalanya. Diantaranya surat Al An'am ayat 160, An Nisa ayat 40, At Taghabun ayat 17. Bahkan dalam surat Al Baqarah ayat 261 Allah memberi perumpamaan sedekah di jalan Allah itu bagai menanam biji, yang setiap bijinya tumbuh tujuh batang. Sedangkan setiap batang berbuah seratus biji. Dengan bahasa sederhana, Allah menjanjikan 700 kali lipat setiap infak di jalan Allah. Masya Allah.

Melihat betapa banyak anjuran untuk bersedekah di jalan Allah, dan janji-Nya mengembalikan dengan berlipat ganda menunjukkan sangat besar pahala dan hikmah dibalik berinfak di jalan Allah.

Aku pernah mendengar tentang seorang wanita yang mengidap kanker rahim. Ia sudah sangat lemah. Hampir-hampir tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Satu-satunya solusi yang ditawarkan dokter adalah operasi pengangkatan rahim. Sayangnya ia takut menjalaninya. Dalam keadaan demikian ada kerabat yang menyarankan agar menginfakkan harta sebanyak biaya operasi.

Saat itu dokter memperkirakan biaya operasi sebesar sepuluh juta. Ia memiliki tabungan sebesar sebelas juta. Dengan penuh harapan ia mengeluarkan tabungannya sebesar sepuluh juta. Disedekahkan kepada fakir miskin dan anak yatim-piatu. Masya Allah, tidak perlu waktu lama. Hanya berjarak semalam setelah ia mengeluarkan tabungan yang dimiliki, ia mengalami perdarahan hebat. Bukan perdarahan biasa, bahkan darah bergumpal-gumpal.

Dalam hati ia pasrah bersandar kepada Allah. Jika harus mati hari itu, semoga Allah menulis sebagai Husnul khatimah. Melihat perdarahan hebat itu sang anak membawanya ke rumah sakit. Dokter segera memeriksa dengan teliti. Termasuk foto dengan USG. Hasilnya ia telah bersih dari kanker yang diderita sebelumnya. Masya Allah.

Ada juga kisah dari seorang calon ayah, yang istrinya diharuskan operasi Caesar akibat sebuah kelainan. Sehingga beresiko tinggi jika memaksa persalinan normal. Seorang ustaz menyarankan agar bersedekah sebesar biaya operasi Caesar. Dengan penuh harapan ia mengeluarkan uang yang dimilikinya. Saat itu biaya operasi Caesar sebesar empat jutaan.

Subhanallah qadarullah, istrinya bisa melahirkan dengan normal selamat, bayinya pun sehat. Lebih dari itu, hadiah dari para teman, kerabat dan rekan kerja, setelah ditotal tidak kurang dari nominal biaya operasi yang telah dikeluarkan dalam bentuk sedekah. Masya Allah. La Haula wala quwwata Illa Billah.

Demikian pula dengan apa yang pernah kualami, mungkin tidak sehebat mereka tadi. Saat itu anak ke tigaku berusia tiga tahun. Pada usia ini pada umumnya anak sudah pandai berceloteh. Tapi tidak dengan anakku. Meski secara motorik tidak ketinggalan dengan anak seusianya, tapi tidak sepatah katapun pernah keluar dari bibir mungilnya. Aku tidak mengeluh kepada siapapun. Selain curhat kepada-Nya.

Berbekal keyakinan kepada Allah, aku menginfakkan uang lelahku mengajar TPQ, selama tiga bulan berturut-turut. Uang itu aku titipkan kepada bendahara masjid, untuk membantu pembangunan masjid yang sedang berlangsung. Aku tahu meski nominal yang kusedekahkan kecil dibanding besarnya kebutuhan pembangunan. Namun aku butuh bantuan Tuhanku. Alhamdulillah pada bulan keempat, ia mampu berbicara dan langsung bisa cerita. Masya Allah. Sungguh Allah Maha Kuasa dan Maha Pengasih.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Mojokerto, 10 September 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.