Type Here to Get Search Results !

JANGAN CEPAT-CEPAT


Oleh: Surya Ummu Fahri

Yang namanya manusia itu memang sudah wajar memiliki ambisi. Hanya saja kebanyakan manusia bersifat terburu buru dan maunya disegerakan. Terbukti sekarang, semua maunya serba instan. Tapi bagaimana dalam Islam terkait dengan hal ini. Bolehkah kita mempercepat proses kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan?

Di era serba modern, semuanya serba instan, mie instan, bumbu instan, jamu instan, bubur instan dan beberapa produk instan lainnya. Ada makanan cepat saji, susu kaleng, cornet, gudeg apalah semuanya serba kaleng. Belum lagi yang tinggal kring. Semua tinggal order gak repot. Tinggal tunggu di rumah, sampai, bayar, sudah tinggal makan. Ehm ehm ehm... Enak lah.

Eits tapi tunggu dulu, ternyata tak semua yang cepat itu juga diperbolehkan lho. Kecepatan dan keefisiensian dalam hidup itu tidak bisa di sama ratakan. Coba saja jalan di jalan dengan kecepatan diatas rata-rata orang normal. Pasti dikira kenapa, ada apa? Bisa dibilang mau ngelabrak lah. Atau bikin penasaran yang lihat.

Nah salah satu yang tidak boleh cepat-cepat adalah mempelajari Al Qur'an. Disebutkan dalam Surat Al Qiyamah ayat 16 yang berbunyi:

لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ
Yang artinya: Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.

Dalam Surat lain pula disebutkan untuk membacanya secara tartil. Dan betul lah kalau tidak boleh cepat. Bagaimana mungkin akan bisa Tartil jika bacaannya cepat banget. Panjang dan pendeknya sampai tidak terasa. Padahal panjang dan pendeknya suatu kalimat dalam bahasa Arab bisa merubah arti lho. Belum lagi kalau keseleo lidahnya makhorijul hurufnya menjadi berubah. Astaghfirullah hal adziim. Bahaya banget bukan.

Kata ustaz Haris sih, yang namanya makan dan mencari ilmu itu kudu sesuap demi sesuap. Sedikit demi sedikit. Kaya minum oralit itu. Sesendok demi sesendok. Dan ini terbukti kalau kita makannya terburu bisa tersedak susah kan makannya. Apalagi kalau yang dimakan makanan pedes, bisa terasa pedesnya sampai ke ujung kepala di tambah snut snutnya hidung tertusuk pedas yang masuk akibat tersedak.

Lagian kenapa juga kita baca cepat-cepat jika akhirnya kita tidak paham dan tidak mampu menjalankan apa yang terkandung di dalamnya. Terbata-bata saja dapat pahala kenapa juga harus dipercepat layaknya laju kereta. Toh malaikat gak kemana-mana pasti mencatat amalan kita. Justru akan bingung kalau kita suka cepat-cepat. Kalau di percepat usia kita apa kita sudah siap dengan amalan kita untuk dibawa ke alam sana?

Memang dengan semua yang serba instan dan cepat mempermudah kita untuk menyiapkan waktu untuk beraktivitas. Namun alangkah baiknya kita tidak mempercepat aktivitas ibadah kita kepada Allah. Karena semua amalan terbaik itu hanyalah yang lurus niatnya dan sesuai dengan apa yang disyariatkan. Lha kalau niatnya salah dan tidak sesuai dengan syariah ya jangan di tiru ya.

So manfaatkan waktu selama masa pandemi untuk mencari ilmu dan mempelajari Islam secara kaffah agar hidup kian berkah dan tetap Istiqomah serta giat berdakwah. Nikmati saja proses kita menjalani kehidupan mencari ilmu, mempelajari sesuatu dan juga menjalani hidup. Jangan cepat-cepat, sewajarnya saja yang penting selamat di dunia dan akhirat. Yuk terus Istiqomah semangat untuk sehat dan taat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.