Type Here to Get Search Results !

BERTASBIH KEPADA ALLAH


Oleh: Mida Istiqomah

Syafa bersenandung kecil, sambil sibuk mencoba kerudung yang baru saja ia dapatkan dari membongkar isi lemari ammanya. Ammanya seorang dokter cantik nan sholeha, kerudung-kerudung segiempat yang sudah tidak terpakai akan dikasihkan ke siapa saja yang mau.

Qadarallah Syafa sedang senang-senangnya memakai kerudung legenda yang biasa di pakai anak-anak sekolah ini. Sebelum itu Syafa sempat sedih karena belum memiliki kerudung seperti teman-temannya. Ia membongkar kerudung uminya namun tidak ia temukan apa yang ia inginkan.

"Umi,,,kakak mau kerudung seperti mbak Zahra, kenapa umi ngak punya kerudung kayak gini," rengek Syafa sambil menunjukkan kerudung yang di pakai temannya.

"Umi ngak punya kak, kerudung umi besar, lebar dan tebal tidak tipis menerawang seperti itu," Uminya berusaha menjelaskan, bahwa kerudung seperti itu tidak bagus di pakai sebab menerawang. Bukankah kita memakai kerudung untuk menutup aurat, jika tetap nampak itu artinya kerudungnya tidak boleh di pakai.

Mendengar penjelasan uminya, Syafa malah semakin gusar, air matanya jatuh tidak terbendung. Akhirnya Mama mbak Zahranya memberikan dua buah kerudung untuk Syafa. Syafa melonjak teramat girang, ia senang bisa memiliki kerudung seperti teman-temannya.

"Syafa ini pilih mau warna apa, punya mama banyak pilih aja yang Syafa mau," Mama mbak Zahra memberikan Syafa kebebasan memilih kerudung yang iya inginkan.

"Alhamdulillah, Syukron ya ma, Syukron ya mbak, Syafa seneng banget," ucap Syafa kepada dua orang yang sudah menjadi bagian dari keluarganya.

Setelah hari itu, Syafa semakin suka memakai kerudung segiempat. Ketika berkunjung ke rumah nenek opungnya. Neneknya senang melihat cucunya cantik memakai kerudung itu, nenek menawarkan untuk memilih punya ammanya, sebab mau dikasih ke orang lain.

Selain itu kerudung ammanya cantik, tebal dan tidak menerawang. Ada sekitar 6 lembar yang Umi pilihkan buat Syafa, di rumah nenek masih banyak, lain kali Umi akan pilihkan lagi buat Syafa.

Hari ini ketika Syafa bersenandung yang tidak jelas, Uminya kurang suka, uminya selalu mengajarkannya untuk mempergunakan lisannya menyebut nama Allah, berdzikir dan bershalawat.

"Kak! nyanyi apa nak, bagus kakak shalawat atau berdzikir kak, dapat pahala dan Allah senang," tegur umi, membuat Syafa berhenti bersenandung.

Syafa menoleh melihat Umi yang sedang menatapnya sedikit berbeda, tersirat di wajah umi tanda tidak suka. Syafa sangat paham melihat raut wajah uminya, "iya mi, Afwan kan sekali-kali masak kakak ngak boleh nyanyi," Syafa mengeluh atas teguran Uminya.

Uminya juga sangat paham karakter putrinya, ia harus diberi pengertian yang jelas. Jika tidak ia akan terus bertanya kenapa terus menerus. "Bukan ngak boleh sayang, tapi harus manfaatkan lisan kita dengan ucapan yang baik, kan kakak bisa bershalawat itu juga nyanyian, atau lebih bagus lagi kakak berdzikir bertasbih kepada Allah,"

Yusabbihuuna laila wannahaara laa yafturuun

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
"Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang." (QS. Al-Anbiya : 20)

Umi membacakan ayat pendek yang cukup untuk mendukung penjelasannya. Umi berusaha menjelaskan sebisanya agar Syafa mengerti bahwa malaikat-malaikat Allah tidak pernah nah tidur selalu bertasbih kepada Allah, menyanjung, memuja dan bersyukur kepada Allah.

Bacaan tasbih, takbir, dan tahmid adalah tiga bacaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Bacaan ini dianjurkan dibaca sebagai kalimat dzikir, utamanya usai sholat. Namun daripada lisan mengucapkan sesuatu yang tidak berpahala akan lebih bagus membaca tiga serangkai ini.

"Masya Allah, malaikat keren ya mi, ngak tidur dan terus bertasbih kepada Allah, kalimat tasbih kayak gimana mi?" Syafa lupa padahal setiap selesai shalat ia selalu membacanya, sebab abi dan uminya juga selalu melakukan itu.

"Upss,,, kakak lupa ya? Kalimat yang biasa kakak baca abis shalat nak" Tanya umi sedikit ragu dan memberikan clue.

"Oh iya mi, kakak ingat mi, yang ini kan

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪْ ﻭَﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮْ
"Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."

Umi menganguk tanda jawaban kakak benar, umi mengangkat jempolnya. "Umi kakak mau terus bertasbih dan berdzikir, insya Allah kakak janji." Syafa berbicara antusia dengan mata yang berbinar indah.

"Masya Allah, pinternya anak Umi," puji umi pada Syafa.

"Iya mi, kakak ngak mau kalah sama Malaikat, malaikat yang hebat aja senang bertasbih sama Allah, kakak juga mau disayang Allah dan dapat pahala yang banyaaaaaak dari Allah mi!"

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Medan, 31 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.