Type Here to Get Search Results !

BERBAKTI KEPADA ORANGTUA


Oleh: Iha Bunda Khansa

Sahabat, betapa sakit hatinya seorang ibu ketika dibentak anaknya, apalagi yang dibentak adalah ibunya telah mengandung sembilan bulan lamanya, melahirkan, mengasuhnya sampai besar. Nyatanya anaknya durhaka.

Betapa menyesal dan ruginya jika keduanya telah pergi meninggalkan dunia.

Al Qur'an, sebagai pedoman hidup petunjuk dan Rahmat bagi yang meyakini, memaparkan tentang akhlak kepada kedua orang tua.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 23)

Ayat di atas adalah perintah untuk menyembah hanya pada Allah, dan berbakti pada kedua orang tuanya, jangan membentak dan berkata "ah"... Hendaklah berkata lemah lembut.

Sayyid Qutub dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an menjelaskan, hendaknya sang anak kepada orang tuanya menunjukkan sikap hormat dan cinta.

Sehebat-hebatnya anak, apakah jabatan sudah tinggi , kaya , jika tidak berbakti pada kedua orangtuanya maka akan menyesal jika keduanya atau salah satu dari keduanya telah tiada.

Kisah yang dapat dijadikan contoh adalah sahabat Uwais al-Qarni.

Uwais sangat cinta dan berbakti kepada ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Rasullullah shalallahu alaihi wasallam menjuluki Uwais al-Qarni adalah "Penghuni langit! Kecintaan kepada Rasulullah dan ibunya, ketika diijinkan untuk menemui Rasulullah, dan pesannya agar secepatnya pulang. Setelah menitipkan ibunya sama tetangganya, Uwais pergi ke Madinah untuk bertemu Rasulullah, namun Rasullullah tidak ada, dan Uwais ingat jika sudah bertemu cepatlah pulang menemui ibunda. Sekembalinya Rasullullah dari peperangan, Siti Aisyah memberi tahu bahwa ada Uwais al-Qarni ingin bertemu Rasulullah. Siapakah Uais? Rasullullah berpesan pada sahabatnya, jika bertemu Uwais mintalah doa dan istighfar padanya".

Kisah Uwais al-Qarni, hendaklah dijadikan ibrah, inilah kisah seorang anak yang berbakti kedua orang tuanya.

DiYaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

Anakku, mungkin Ibu tidak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji,” pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah se-ekor anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila.. Uwais gila…” kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tidak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tidak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Orang-orang akhirnya mengetahui maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya...

MaasyaaAllah...

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah rida dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.

Semoga dari kisah di atas, dapat dijadikan pelajaran, agar tetap menjaga birul walidain (berbakti kepada orangtua).

Jangan sampai menyakiti hatinya, tetap menjaganya, upayakan menengok orang tua jika masih ada, jika telah menghadap Allah untuk tidak lupa mendoakan.

Kapan lagi kita menyenangkan hati orang tua jika kita mampu? Di surat yang sama ayat selanjutnya, agar kita mendoakan kedua orang tua kita.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا خْفِضْ لَهُمَا جَنَا حَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 24)

Semoga doa-doa yang kita panjatkan, dikabulkan Allah Subhanahu wa'taala. Aamiin~

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Cianjur, 29 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.