Type Here to Get Search Results !

MEMELIHARA FITRAH


Oleh: Titin Hamggasari

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. al-Rum:30)

Penting dan menjadi sangat penting menghadapkan wajah lurus kepada agama Allah.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا
Hanif menuju pandangan yang lurus tidak menoleh ke kiri dan ke kanan. Cepat-cepat meninggalkan kesesatan, tidak condong ke arah kebatilan dan menyimpang dari al-din Islam. Dengan demikian kata Hanif mengukuhkan perintah ayat ini.

Baru Insya Allah, manusia akan terjaga fitrahnya.

Fitrah secara bahasa berarti al-khilqah (naluri, pembawaan) dan at-thabi’ah (tabiat, karakter) yang diciptakan Allah SWT pada manusia (Jamal al-din al-Jauzi, Zad al-Masir).

Terlebih menurut sebagian mufassir, kata fitratallah berarti kecenderungan dan kesetiaan manusia terhadap agama yang haq. Sebab sebenarnya manusia dicipta, Ia mempunyai kecenderungan kepada tauhid dan Din Al Islam. Sehingga manusia tidak bisa menolak dan tidak mengingkarinya (Mahmud hijazi, at-tafsir al-Wadhi). Yakni sesuai dengan fitrah yang terdapat dalam QS Az Zariyat 56 yang dinyatakan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya.

Akan tetapi Fitrah disini tidak cukup sampai pada batas keyakinan Fitri tentang Tuhan dan kecenderungannya kepada tauhid saja, namun harus sampai kepada aqidah tauhid itu sendiri. Yaitu menerima Islam secara utuh, total tidak condong ke agama yang batil dan mempertahankannya aqidah tauhid tersebut.

Ketetapan itu terdapat dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.

Maka Fitrah beragama Islam itu tetap, lagipula tidak selayaknya manusia mengubah atau menggantikannya. Padahal kebanyakan manusia itu tidak mengerti. Dilanjutkan kepada firman Allah sebagai berikut:

ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Maka sesungguhnya memeluk Islam itu merupakan fitrah. Jika seluruh manusia menyadari hal ini, akan menjadi ringan-lah kakinya memeluk Islam. Dan mereka akan menjaganya sampai ajal menjemputnya. Itulah yang dinamakan gharizah al-tadayyun (naluri beragama) yang ada pada diri setiap manusia. Ada perasaan resah dan gelisah jika naluri itu tidak terpenuhi.

Sekiranya apa yang membuatnya demikian? Iyalah akal yang dimiliki yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Yakni pada batas kemampuan mengolah akalnya yang memastikan keberadaan Tuhan bagi alam semesta. Dalam pandangan akalnya bahwa semua ciptaannya adalah bersifat lemah, dan menyatakan secara pasti bahwa Al Khaliq yang Maha kekal Abadi. Hal inilah yang mendorong gharizah al-baqa’ untuk membangun kehidupan beragama. Memilih akidah yang benar dan mana aqidah yang salah.

Dalam menentukan pilihan ini, tentu ada godaan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "dan Sesungguhnya aku telah menciptakan hamba hambaku dalam keadaan lurus semuanya, dan sesungguhnya mereka didatangi setan, lalu setan itu membelokkan mereka dari agama mereka" ( HR muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda:

Tidak ada seorang anak kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi di Yahudi, Nasrani, dan Majusi, sebagaimana binatang yang melahirkan anaknya dengan organ yang lengkap, Apakah kamu menyaksikannya pada anak binatang itu yang telah terpotong organ tubuhnya? (HR Al Bukhari).

Jadi, fitrah manusia itu telah jelas namun Kenapa terjadi penyimpangan dari fitrahnya? Seperti pada hadis tersebut manusia tidak menjaga fitrahnya karena terpedaya godaan setan dan juga tergantung dari orang tua yang melahirkannya.

Lalu setelah berbekal akal untuk memahami nasihat atau perintah seperti diatas, berdasar gharizah tadayyun yang di fitrahkan pada setiap manusia, maka sungguh sangat terlalu bila mereka menolak Islam. Seharusnya sifat hanif dan fitrah yang ada pada dirinya juga dibantu dengan bekal akal sehatnya harus mampu menjaga fitrah beragama Islam yang haq ini.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.