Type Here to Get Search Results !

KEUTAMAAN AKHIRAT


Oleh : Titin Hanggasari

Memilih keutamaan akhirat daripada dunia memang berat. Terbayang lekat dengan godaan dunia yang memikat. Padahal, kehidupan dunia adalah sesaat. Dan kehidupan akhirat yakni surga adalah lebih baik dan lebih kekal.

Dan siapa yang memilih, mendahulukan kehidupan dunia akan mendapat celaan dari ayat di bawah ini:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, (Q.S. Al-A'lā : 16 )

Menurut Ibnu Katsir, kalian lebih mendahulukan kehidupan dunia atas urusan akhirat, dan kalian memandangnya sebagai tujuanmu karena di dalamnya terkandung kemanfaatan dan kemaslahatan hidupmu.

Sedangkan Allah berfirman:

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (Q.S. Al-A'lā : 17).

Menerangkan huruf wawu di awal ayat merupakan haliyah yang menerangkan keadaan. Sehingga kalimatnya yang berkedudukan sebagai hal yang menjelaskan keadaan adalah kehidupan akhirat, itu lebih utama dan lebih kekal dibandingkan dengan kehidupan dunia.

Menunjukkan bahwa ada dua kenikmatan akhirat dibanding dengan dunia. Bagus dan baiknya tanpa bisa dibandingkan dengan yang lain. Dalam konteks ayat ini Maka al-Qurthubi kata khoir berarti lebih baik, lebih utama yaitu mengharap lebih daripada dunia dalam segala sifat yang diinginkannya.

Kemudian kata kekal(abqa) artinya lebih langgeng kekal, panjang langgengnya. Akhirat adalah tempat tinggal yang kekal, langgeng, dan suci sementara Dunia tempat tinggal yang fana.

Dijelaskan facrudin ar-Razi akhirat lebih baik karena beberapa aspek. Yaitu akhirat meliputi kebahagiaan jasmani dan ruhani sedangkan dunia tidak demikian. Sehingga akhirat lebih baik daripada dunia. Sesungguhnya dunia itu bercampur dengan penderitaan, Sementara Akhirat tidak. Dunia bersifat Fana dan akhirat bersifat kekal, Yang Kekal itu lebih baik daripada yang Fana.

Maka manusia mana yang telah dikaruniai akal jika mereka menjatuhkan pilihan kepada keutamaan dunia yang fana daripada keutamaan kehidupan yang langgeng atau kekal akhirat. Sungguh mereka terjebak ke dalam kenikmatan sesaat.

Malik bin Dinar berkata, "seandainya dunia dari emas yang akan sirna, sedangkan akhirat dari keramik yang kekal, sungguh keramik yang kekal harus lebih dipilih dan diutamakan daripada emas yang akan sirna. Lalu bagaimana dengan akhirat dari emas yang kekal, sedangkan dunia terbuat dari keramik yang sirna."

Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ
Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu (Q.S. Al-A'lā : 18)

Pada awal ayat ini ada Isim isyarah (kata petunjuk) menurut sebagian ulama, isyaroh menunjukkan kehidupan akhirat jauh lebih baik dan kekal daripada dunia.

Bahkan para mufassir lainnya, seperti Ibnu Abbas, Ikrimah dan dan as- Sud, an-Naisaburi, berkata kemudian menerangkan bahwa apa yang ada di dalam surat ini berupa tauhid, nubuwwah, ancaman, dan janji adalah sesuatu yang telah ditetapkan dalam shuhuf pada nabi terdahulu. Sebab, itu adalah pedoman pedoman umum yang tidak berubah karena perubahan zaman.

Kemudian Allah SWT berfirman:

صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ
(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (Q.S. Al-A'lā : 19)

Menurut ar Razi ayat ini bisa berkedudukan sebagai Bayan (penjelasan) dari kitab sebelumnya.

Dari keutamaan akhirat tersebut dapat kita ambil pelajaran penting supaya menjatuhkan pilihan yang benar dan utama, memilih dan memperjuangkan dengan pengorbanan dan hawa nafsu untuk tidak tergoda silaunya dunia yang fana. Maka hal yang terpenting mengimani firman Allah tentang baik dan kekalnya, keutamaan dan kelebihan di kampung akhirat, surga. Yakin dengan kekuatan iman akan perbedaan dunia yang fana pasti berakhir dan sangat singkat. Maka pemilik pilihan kehidupan akhirat hanya bagi mereka orang-orang yang berakal dan mengimaninya berita gaib akhirat tersebut. Mereka orang-orang yang beruntung.

Ancaman terhadap pilihan yang memilih keutamaan dunia terdapat pada Q.S. Hud: 15-16 sebagai dalil dan kecaman keras terhadap orang yang memilih jalan ini. Mereka itulah orang yang berada dalam kerugian dan bahaya pada dirinya sendiri.

Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang artinya: "Barang siapa yang mencintai dunianya, dia telah mendatangkan kerugian bagi dunianya. Maka pilih dan utamakanlah apa yang kekal daripadanya apa yang fana" (HR Ahmad, al-baihaqi, dan al-hakim)

Maka, mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Alquran merupakan bagian keimanan terhadap kitab-kitab Allah keimanan ini sangat utama untuk menghindari tergelincirnya memilih keutamaan kehidupan yang fana dan memilih yang kekal abadi di surga.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.