Type Here to Get Search Results !

BANGGA KEKAYAAN, DI AKHERAT DIPERTANYAKAN


Oleh: Lilik Yani
Muslimah Peduli Peradaban

Dilansir dari KataData,co.id - Low Tuck Kwong tercatat memiliki kekayaan senilai US$29 miliar atau setara Rp427,22 triliun (asumsi kurs Rp14.732 per dolar AS). Kekayaan bos batu bara itu meningkat imbas harga batu bara yang melonjak pada pertengahan tahun lalu.

Raihan ini menggeser Budi Hartono dan Michael Hartono yang kini berada di peringkat kedua dan ketiga. Tercatat. Harta kekayaan Budi sebesar US$26,6 miliar, sedangkan Michael US$25,4 miliar.

Sementara, wajah baru yang masuk 10 besar orang terkaya di Tanah Air adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono. Taipan tertua berusia 94 tahun tersebut membukukan kekayaan sebesar US$5,3 miliar. (10/5/2023)


Harta akan Dimintai Pertanggungjawaban

Dari Khaulah al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَومَ القِيَامَةِ
Ada sejumlah orang yang membelanjakan harta Allah secara serampangan atau asal-asalan dengan cara yang tidak benar, maka untuk mereka neraka pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari di dalam kitab Fardul Khamsi bab Firman Allah Fa Innalillahi Khumusahu hlm. 3118)

Harta dalam hadits ini disebut dengan مال الله (maalillah). Ini menunjukkan harta memiliki kemuliaan, karena disandarkan langsung pada lafadz jalalah Allah. Yang termasuk di dalamnya adalah harta atau kas negara dan harta pribadi.


Harta Adalah Kebaikan yang Besar

Allah Ta’ala menjadikan harta untuk kepentingan hamba, maka harta adalah nikmat dari Allah, Allah menyebut harta dengan kebaikan yang besar.

كُتِبَ عَلَيْكُمْ اِذَا حَضَرَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ اِنْ تَرَكَ خَيْرًا ۖ ۨالْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ بِالْمَعْرُوْفِۚ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ۗ
Diwajibkan atas kalian jika tanda-tanda kematian telah mendatangi kalian, jika dia meninggalkan kebaikan (meninggalkan harta) yang banyak maka kami wajibkan untuk berwasiat.” (QS. Al-Baqarah: 180)

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
Dan sungguh manusia mencintai al-khair (al-mal, yaitu harta) dengan cinta yang sangat besar.” (QS. Al-Adiyat: 8)

Harta adalah kebaikan dan nikmat dari Allah. Allah jadikan untuk kalian menegakkan, maksudnya adalah menjadi sebab tegaknya mashlahat bagi kalian. Dia adalah harta Allah yang Allah berikan kepada kalian untuk kepentingan kalian dan menguji kalian.


Harta Adalah Ujian

Dalil bahwa harta adalah ujian,

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
Sesungguhnya harta dan anakmu adalah ujian.” (QS. At-Taghabun: 15)

Sesungguhnya Allah memberikanmu harta agar Anda dapat memanfaatkannya dan memberikan manfaat untuk orang lain sebagai nikmat dari Allah. Dan harta adalah ujian agar nampak tindakanmu dalam harta ini apakah kamu menggunakannya untuk suatu hal yang baik atau buruk.

Dan dialah harta Allah Ta’ala.

وَآتُوهُم مِّن مَّالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ
Dan berikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Allah berikan kepada kalian.” (QS. An-Nur: 33)


Harta akan Dimintai Pertanggungjawaban

Perkataan (يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ) yatakhawwaduna dari al-khaudu, makna asalnya menyelam, semacam orang yang menyelam di dalam air, yakni melakukan tindakan yang jelek. Padahal harta adalah adalah tanggung jawab, Anda tidak boleh mengatakan, “ini hartaku” lantas Anda melakukan tindakan yang jelek terhadap harta seenaknya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ … عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ
Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal … tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan.” (HR. Tirmidzi no.2417)

Harta akan dimintai pertanggungjawaban. Maka lakukanlah tindakan pada harta sesuai yang Allah syariatkan, yaitu untuk menafkahi diri sendiri dan menafkahi orang yang wajib dinafkahi. Bayarlah zakat yang wajib, bersedekah dengannya kepada orang yang membutuhkan dan berwasiat dengan harta setelah mati agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik atau untuk wakaf sehingga menjadi sedekah jariah. Ini tindakan yang baik atas harta yang Anda diberi pahala karenanya.

Adapun jika menggunakan harta untuk maksiat dan syahwat yang haram, maka ini adalah membelanjakan harta Allah dengan cara yang tidak benar. Atau boros dalam pembelanjaan dan membuang-buang harta maka ini juga termasuk membelanjakan harta Allah dengan cara yang tidak benar. (muslimah.or.id)


Ditanya Kenikmatan Harta, Pengingat Jiwa

Dalan Al-Qur'an surat At-Takatsur Ayat 8,

ثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِ
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

Kemudian, pada saat kamu menyaksikan neraka Jahim dengan mata kepalamu, kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu jadikan bahan bermegah-megahan di dunia itu, seperti harta, keturunan, pengikut, dan sebagainya.

Semua itu pada hakikatnya adalah cobaan. Jika diperoleh secara halal dan digunakan dengan benar, semua itu akan menguntungkan pemiliknya, baik di dunia maupun akhirat. Bila tidak, semua itu akan menjadikan hidup pemiliknya tidak berkah dan menjerumuskannya ke dalam siksaan Allah di akhirat nanti.

Allah lebih memperkuat lagi celaan-Nya terhadap mereka dengan mengatakan bahwa sesungguhnya mereka akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan-kenikmatan yang mereka megah-megahkan di dunia, apa yang mereka perbuat dengan nikmat-nikmat itu.

Apakah mereka telah menunaikan hak Allah daripadanya, atau apakah mereka menjaga batas-batas hukum Allah yang telah ditentukan dalam bersenang-senang dengan nikmat tersebut. Jika mereka tidak melakukannya, ketahuilah bahwa nikmat-nikmat itu adalah puncak kecelakaan di hari akhirat.

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad, beliau berkata:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).


Pentingnya Pemimpin Islam Pengingat Umat

Pemimpin sebuah negeri yang diterapkan hukum Islam, seharusnya tahu untuk mengingatkan umat jika bermegah-megahan dalam harta pemberian Allah.

Harta bukan miliknya, meski diperoleh dengan bekerja keras. Tanpa kenal lelah dan menghalalkan segala cara. Harta itu aslinya milik Allah. Diberikan pada orang yang dikehendakinya.

Harta akan dipertanggungjawabkan kepada Allah di akherat kelak.

Oleh karena itu sebagai pemimpin Islam seharusnya mengingatkan, bahwa harta harus difungsikan sebagaimana mestinya. Harta untuk nafkah keluarga, diinfakkan, diwaqafkan, dikeluarkan zakatnya, dibelanjakan untuk dakwah, membantu fakir miskif, dan lainnya.

Tak lupa harus diketahui darimana harta berasal. Jika ada harta yang diperoleh dengan cara haram maka harus dikembalikan kepada pemiliknya. Semua itu harus ada yang mengatur dan mengarahkan agar umat tidak tersesat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.