Type Here to Get Search Results !

HAUS PUJIAN TERLENA SANJUNGAN


Oleh: Rita Mutiara

"Orang yang paling aku sukai adalah orang yang menunjukkan kekuranganku." (As-Suyuthi, 2007M/1328 H: 138)

Demikian perkataan yang diungkapkan umar bin khattab,

Pada kenyataannya banyak diantara kita tidak suka bila diungkapkan kekurangan, malah sebaliknya ingin selalu mendapat pujian, terlena sanjungan. Hati akan menolak kritikan dengan wajah menjadi masam ditujukan pada orang yang mengajukan kritikan.

Adakah kita mengaca pada Umar Bin Khattab yang tidak suka pujian?

Baiklah memang tidak diharamkan dipuji dan memuji, tapi kenapa tidak mau terima kritikan?

Sosok Umar bin Khattab seharusnya menjadi patron, karena Rasulullah ﷺ menyebut Umar sebagai ahli surga.

Bagaimana sebenarnya Islam menerangkan tentang pujian, Al Quran dan As sunnah merinci tentang pujian. Pada dasarnya semua pujian tersebut akan kembali kepada Allah ﷻ. Oleh karena itu dianjurkan untuk sering mengucap puji dan syukur kepada Allah ﷻ.

Sudut pandang Islam tentang pujian dijelaskan sebagai berikut :
  • Pujian Allah terhadap diri-Nya (Qodim ala qodim)
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha: 14).

  • Pujian Allah bagi makhluk-Nya (Qodim ala hadits)
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar di atas akhlak yang agung.” (QS Al-Qolam: 4).

  • Pujian makhluk kepada Allah (Hadits ala qodim)
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,” (QS Al-Fatihah: 2).

  • Pujian makhluk kepada makhluk lainnya (Hadits ala hadits)
جَزَا كَ الله
Artinya: “Semoga Allah Membalasmu…

Rasulullah ﷺ memuji manusia, ketika diberi kebaikan dengan ucapan jazakallah khair artinya, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Pujian ini semata-mata dimaksudkan untuk mendoakan.

Al-Maraghi pada tafsirnya menyatakan, saat manusia mengatakan alhamdulillah, berarti ia memuji Allah ﷻ. Lafadz hamdu adalah pujian yang diucapkan atas perbuatan baik yang dilakukan tanpa paksaan. Alhamdulillah adalah curahan rasa syukur karena merasa diberi nikmat dan keberuntungan oleh Allah ﷻ.

Bila orang tidak pernah memuji Allah ﷻ, maka Ia adalah orang yang tidak bersyukur karena Allah ﷻ telah memberikan segala kenikmatan kepada manusia. Maka kita hamba yang merasa tidak pantas untuk dipuji. Maka seluruh makhluk memuji Allah ﷻ karena hanya Dialah yang layak dipuji.

Tentang memuji orang yang berada di hadapan kita, ada hadis yang membolehkan dan ada pula hadis yang melarang. Para ulama berkata, dalam praktiknya orang yang dipuji haruslah memiliki keimanan yang terjaga dan keyakinannya kokoh. Hatinya tidak goyah bila dipuji dan baginya sama saja, maka memuji orang itu tidak haram dan tidak pula makruh. Kalau dikhawatirkan akan terjadi, sebaliknya pujian hukumnya makruh, artinya sebaiknya tidak dilakukan.

Demikian pula yang diungkapkan Imam An Nawawi mengatakan, memuji tidak dilarang selama tidak mendatangkan mudharat. Misalnya, bila orang yang kita puji tidak berubah menjadi riya ataupun imannya tidak tergoyahkan, maka hukumnya diperbolehkan.

Tidak semua kritik itu dilandasi iri dan benci. Cobalah mencerna dengan baik apa maksud orang memberi kritik, karena sebenarnya kritik berguna sebagai bahan evaluasi diri.

Kita sangat sulit menilai diri sendiri secara objektif, maka seseorang bisa melihat kita dengan kaca mata yang lain dan objektif sehingga kita bisa mengintrospeksi diri. Dengan demikian kita mampu memperbaiki kesalahan yang pernah dibuat agar tidak terulang lagi.

Seseorang yang mau mendengar kritik dan saran dari orang lain bisa terhindar dari kesalahan fatal. Membuat kita bekerja lebih teliti, lebih berhati-hati dan tidak lalai yang mengakibatkan kita melakukan kesalahan fatal.

Dengan demikian apakah kita menjadi orang yang selalu mencari pujian? Memilih gaya hidup yang berlebihan, memperumit hidup atas nama gengsi demi memperoleh pujian. Maka tak akan kita temukan bahagia sejati jika gengsi dan haus pujian masih meliputi.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.