Type Here to Get Search Results !

FENOMENA BUDAYA INGIN VIRAL, BOLEHKAH?


Oleh: Enny Ummu Almira

Seiring perkembangan zaman, teknologi pun semakin maju. Gaya hidup manusia pun banyak mengalami perubahan. Hal ini membuat banyak perubahan positif yang mendukung kehidupan manusia. Tapi, tetap ada sisi negatif dari sebuah perubahan.

Kemajuan teknologi membuat kita dapat dengan mudah mengakses segala hal hanya dengan jaringan internet. Kita juga dimanjakan dengan berbagai platform media sosial yang memungkinkan kita untuk melihat apa saja yang sedang terjadi.

Sayangnya kebebasan ini sering membuat kebablasan, bebas tanpa batas menimpa anak-anak apabila tidak dibarengi oleh bimbingan atau pendampingan orang tua. Jika dulu anak-anak bercita-cita ingin menjadi dokter, sekarang ingin menjadi YouTuber. Ini tidak lain karena anak-anak dengan mudah menyerap apa yang dia lihat atau tonton, apa yang dia dengar dan apa yang dia alami yang kemudian akan dia tiru dan lakukan. Itulah sebabnya mengapa masa anak-anak sering disebut masa usia golden age.

Di sinilah peran orang tua atau keluarga dan lingkungan serta teman bergaul sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Seharusnya masa-masa ini dimanfaatkan dengan baik dan semaksimal mungkin, agar efektif dan efisien serta tidak terlanjur terbawa arus yang akan berubah penyesalan dikemudian hari.

Seperti yang sekarang marak terjadi, banyak konten-konten dari yang negatif maupun yang positif, ada yang sekedar iseng coba-coba, ada yang memang sengaja ingin terkenal, ingin menghasilkan banyak uang atau ingin memaafkan media sosial untuk kebaikan seperti, sosial, edukasi dan dakwah.

Tapi berhubung sistem yang ada di masyarakat adalah sistem kapitalisme, maka akan menghasilkan sekularisme yaitu memisahkan antara agama dengan kehidupan, dimana agama hanya sebagai simbol ataupun bersifat pribadi yaitu urusan individu dengan Tuhannya. Sedangkan dalam bermasyarakat nilai-nilai agama diabaikan. Dalam sistem ini, kebahgiaan atau kesuksesan diukur dari seberapa banyak materi yang didapat untuk memenuhi keinginanannya, sehingga tidak heran mereka melakukan apa saja bahkan dengan segala cara agar terkenal atau mendapatkan keuntungan tidak peduli halal haram.


Islam Solusi Kebaikan

Dalam islam sendiri viral atau terkenal bisa disebut anugerah, jika yang dikenali adalah kebaikan yang menginspirasi banyak orang. Karena hal ini bisa menjadi alat jariyah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist :

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Fawaid hadits:

Keutamaan dakwah di jalan Allah dan menunjukkan kebaikan kepada orang lain, baik kebaikan dunia atau akhirat.

Orang yang menunjukkan kebaikan maka akan mendapatkan pahala karena telah menunjukkan kebaikan serta pahala orang yang mengikutinya.

Amal yang bisa dirasakan oleh orang lain lebih besar manfaatnya dibandingkan amal yang manfaatnya terbatas untuk diri sendiri.

Hadits ini mencakup orang yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain dengan perbuatannya, meskipun tidak dengan lisannya. Seperti orang yang menyebarkan buku-buku yang bermanfaat, berakhlak mulia dan berpegang teguh dengan syariat Islam agar manusia juga bisa meneladaninya.

Keutamaan mengajarkan ilmu dan besarnya pahala seorang pengajar yang mengharapkan pahala di akhirat.

Dianjurkan seseorang untuk meminta kepada Allah agar menjadi teladan dalam kebaikan.

Disisi lain terkenal juga bisa menjadi musibah jika yang di kenali adalah keburukan yang menginspirasi orang untuk mengikutinya. Seperti dilanjutkan dari hadist di atas :

Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti pahala pelakunya.” (HR. Muslim). Kebaikan yang dimaksud dalam hadits ini bersifat umum. Yakni kebaikan dunia dan akhirat dengan beragam bentuk yang ditunjukkan dengan lisan dan perbuatan.

Hadits ini menunjukkan bahwa setiap orang adalah pengemban tugas dakwah. Allah ﷻ berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.” (QS. Ali-Imran/3: 110). Kebaikan itu harus dapat dirasakan oleh orang lain.

Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir yang dimaksud “yang makruf” adalah ajaran tauhid dan mengikuti Nabi ﷺ. Sedangkan yang dimaksud “yang mungkar” adalah kemusyrikan dan menentang Nabi ﷺ. Jadi agar yang mungkar tidak mendominasi, maka yang makruf harus terus ditunjukkan.

Senafas dengan hadits di atas, Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, maka ia akan mendapatkan pahalanya, dan pahala orang yang melakukannya setelahnya, tanpa berkurang sesuatu apapun dari pahala mereka.” Hadits ini menunjukkan agar setiap orang menjadi role-model.

Nabi ﷺ melanjutkan, “Dan barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang sesuatu pun dari dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim). Keburukan dalam hadits ini meliputi kemusyrikan kepada Allah ﷻ dan aniaya terhadap manusia.

Ada seorang remaja atau pelajar siswi bernama Febriana yang bisa dibilang terkenal karena mempunyai prestasi di sekolahnya, bukan di bidang akademiknya, namun dalam bidang keagamaan seperti juara lomba pidato sirah nabawiyah, juara lomba bahasa Arab, dan lain-lain. Ternyata hal ini ia dapatkan dari kebiasaan dalam keluarganya yang mengajarkan nilai-nilai agama sejak kecil. Karena rasa ingin tau dan Ketertarikan dia sangat besar terhadap ilmu agama, tidak jarang dia mengikuti kajian atau halaqoh yang dia ketahui dari komunitas pengajian bahkan sering melakukan diskusi dengan para mahasiswa. Lalu dia sering mengajak temannya untuk mengikuti kajian yang ia ikuti setiap sabtu dan minggu meski tidak selalu berjalan mulus karena ada saja yang beralasan tidak bisa ikut atau terkesan tidak tertarik namun ada juga yang antusias karena melihat sepertinya enak menjadi sosok Febriana.

Baginya mempelajari agama Islam sangat penting dan dia merasa prihatin dengan fenomena anak remaja jaman sekarang yang cenderung ikut-ikutan kepada hal yang tidak baik, salah satunya yang mereka contoh dari media sosial.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.