Type Here to Get Search Results !

SIAPAKAH PEMILIK PERKATAAN TERBAIK?


Oleh: Desi

Umat Islam ditunjuk oleh Allah sebagai khairu ummah atau umat terbaik yang dibebani tugas amar makruf (menyeru pada kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kemungkaran). Seyogyanya tugas ini dapat dijalankan oleh umat Islam dengan penuh keimanan.

Setiap umat Islam memiliki potensi untuk mengambil peran ini. Segala kebaikan Islam bisa disampaikan kepada siapa saja tanpa harus menunggu ilmu sundul langit. Dakwah bisa diusahakan semaksimal yang di bisa meski tidak berada di atas mimbar.

"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari).

Dari hadist di atas, seolah Rasul hendak berpesan kepada seluruh umatnya agar semua ambil peran dalam dakwah. Sebab, meski hanya mengetahui satu ayat, diperintahkan untuk disampaikan kembali. Jika semua bisa peduli dan menyadari akan pentingnya dakwah, maka eksistensi Islam akan tetap terjaga.

Terlebih pada kondisi hari ini di mana umat Islam jauh dari kepribadian Islam yang sesungguhnya. Jati diri Islam memudar. Banyak generasi yang lahir dari keluarga yang krisis akidah. Sehingga menjadi pribadi yang krisis identitas dan krisis mental. Sebab kehilangan teladan baik yang berakhlak mulia di lingkungannya.

Kondisi umat hari ini, dipengaruhi juga oleh penerapan sistem yang bukan dari Islam. Sistem ini datang dari musuh-musuh Islam, yang menginginkan umat Islam tenggelam pada program-program yang mereka gagas. Menyeret sejauh mungkin dari akidah yang benar, sehingga umat Islam lupa bahwa mereka harus ber-islam secara keseluruhan. Ide-ide sekuler mereka begitu leluasa merambah ke segala penjuru tanpa ada yang terlewat.

Maka, dakwah menyeru pada Islam ideologis menjadi sesuatu yang urgent. Agar umat kembali sadar bahwa kondisi hari ini tidak baik-baik saja. Umat harus kembali berpedoman dengan kuat kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dakwah merupakan aktivitas para Nabi. Merekalah pemilik perkataan terbaik. Dari lisannya banyak hati tersadarkan kemudian kembali mentauhidkan Allah. Dari tutur katanya banyak jiwa yang menyadari kekeliruannya. Dari perbuatannya menjadi teladan terbaik bagi umatnya. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ dijuluki sebagai Al-Qur'an berjalan. Semua yang disabdakan dan semua tindak tanduknya berdasarkan wahyu Allah.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fussilat: 33).

Nabi terakhir pembawa risalah telah tiada, tetapi beliau mewarisi ilmu kepada kita, umatnya. Siapkah kita menerima tongkat estafet demi terjaganya dakwah Nabi? Mempelajari risalahnya dan meneladani sifat Nabi, melayakkan diri menjadi pemilik perkataan terbaik warisan mereka.

Jangan sepelekan peran kita dalam dakwah. Ada hati yang bisa tersentuh meski hanya sedikit nasehat yang diterimanya. Ada yang bersyahadat sebab tersentuh merdu suara azan. Ada yang segera bertaubat sebab mendengar ayat-ayat Al-Qur'an dibacakan. Ada yang memutuskan untuk menjadi lebih baik ketika ceramah menggugah masuk ke telinganya. Dan masih banyak kisah lainnya yang serupa.

Dengan dakwah manusia bisa membedakan mana baik mana buruk, mana halal mana haram, mana perintah mana larangan dan mana jalan lurus mana jalan sesat. Dakwah mengajak pada kebenaran dan meninggalkan kemungkaran. Dakwah merangkul agar umat kembali pada pemikiran Islam. Menyeru umat agar bersatu menjalin kembali ukhuwah islamiah. Sehingga memiliki perasaan yang sama dan membutuhkan aturan yang sama, yaitu aturan dari Allah ﷻ.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.