Type Here to Get Search Results !

MENAPAKI JALAN GENERASI AL-GHURABA


Oleh: Yanti Tanjung

Ini bukan generasi para Nabi, bukan pula generasi yang berjihad di medan perang di tanah Palestina ataupun tanah Suriah, tapi mereka mampu membuat para Nabi dan syuhada bergibthoh (berangan-angan) di hari kiamat, karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mulia di sisi Allah, bahkan Allah membuatkan mereka mimbar-mimbar dari cahaya kelak di yaumul qiyamah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

Sesunggunya Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan para Nabi dan syuhada. Para Nabi dan syuhada pun ber-ghibthah pada mereka di hari kiamat karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mereka di sisi Allah.” Kemudian seorang Arab Badui (yang ada di tempat nabi berbicara) duduk berlutut,seraya berkata, “Wahai Rasulullah, jelaskanlah sifat mereka dan uraikanlah keadaan mereka pada kami!” Rasulullah bersabda, “Mereka adalah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka di hari kiamat. Orang-orang merasa takut tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih.

Merekalah Al-ghuraba, yaitu merekalah yang berada pada suatu kondisi keterasingan fase kedua, setelah fase keterasingan zaman Rasulullah ﷺ dan para sahabat di awal perkara dakwah. Keterasingan yang mirip dengan fase pertama, mungkin saat inilah zamannya.

بَدَأَ الإِسلامُ غريبًا، وسَيَعُودُ غريبًا كما بدَأَ ، فطُوبَى للغرباءِ
Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. (HR. Muslim)

Inilah zaman dimana ideologi islam dianggap asing, padahal mengaku beraqidah Islam. Inilah zaman yang membuat para pendakwahnya menjadi diasingkan dari negerinya, ada yang diminta keluar dari negerinya bahkan dicabut kewarga negaraanya. Inilah zaman dimana generasi Al-ghuraba dikucilkan dari habitatnya, tidak diberi ruang lagi untuk mendakwahkan agamanya, hingga panji-panji tauhidpun disingkirkan dari peredaran kehidupan negerinya.

Tapi berbahagialah generasi Al-ghuraba yang senantiasa mengokohkan kakinya menapaki jejak dakwah Rasulullah ﷺ. Tak urung para sahabatpun berkeinginan kalau Al-ghuraba itu adalah mereka, ternyata tidak, Al-ghuraba adalah zaman setelah sahabat:

Akan datang suatu kaum pada hari kiamat kelak.Cahaya mereka bagaikan cahaya matahari.” Abû Bakar berkata, “Apakah mereka itu kami wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Bukan, dan khusus untuk kalian ada kebaikan yang banyak. Mereka adalah orang-orang fakir dan orang-orang yang berhijrah yang berkumpul dari seluruh pelosok bumi.” Kemudian beliau bersabda,“Kebahagian bagi orang-orang yang terasing, kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing.” Ditanyakan kepada beliau, “Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Beliau ﷺ bersabda, “Mereka adalah orang-orang shalih di antara kebanyakan manusia yang buruk. Di mana orang yang menentang mereka lebih banyak daripada yang menaatinya.” (al-Haitsami berkata hadits ini dalam al-Kabir mempunyai banyak sanad. Para perawinya shahih).

Apakah yang membuat para Al-ghuraba itu bahagia? Karena mereka diberi Allah kenikmatan dalam mengemban risalah dakwah dimana tidak dirasakan oleh orang-orang munafik dan orang-orang yang mencari aman. Al-ghuraba adalah orang-orang terpilih dalam memperjuangkan islam kaffah walau banyak orang yang menentangnya. Al-ghuraba merasakan kebahagiaan itu melebihi limpahan harta dan dunia dan segala isinya. Ridha Allah cukup baginya untuk bahagia walau dalam pembubaran kelompoknya, walau dalam pemutusan jalan rezekinya, walau pengusiran dari negerinya, diminta dicopot kewarganegaraannya karena gara-gara mereka berjuang menegakkan hukum-hukum Allah.

Tak sedikitpun Al-ghuraba ini lari dari perjuangan walau hampir tak bisa bergerak, apalagi menerima tawaran-tawaran kelompok lain untuk mendudkung kekuasaannya, hal yang mustahal. Mereka tetap istiqamah, walau saling berajahan tetap memegang erat fikrah dan thariqah dakwahnya dimanapun mereka berada, mereka saling mencintai karena Allah dalam satu visi dan misi yang sama, saling menguatkan dan mendoakan walau satu sama lain belum pernah bertemu. Karenanya mereka sulit untuk digoyahkan, tidak tumbang dengan angin badai dan tidak tertidur dengan angin sepoi-sepoi.

Pengemban dakwah hari ini mencoba menapaki jalan generasi Al-ghuraba, yang senantiasa melakukan perbaikan di tengah kehidupan yang rusak, banyak sekali yang menentangnya sedangkan yang mengikutinya sedikit. Generasi Al-ghuraba ini terus melangkah dan semakin menguatkan kaki-kakinya di jalan dakwah sehingga mereka mendapatkan mimbar cahaya buatan sang pemilik istana surga.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.