Type Here to Get Search Results !

THE AGENT


Oleh: Eni Imami

Pernahkah kita merenung tentang keberadaan kita di dunia ini? Bahkan pernah ada yang keberatan atas keberadaan kita. Malaikat pernah mempertanyakan mengapa Allah menciptakan sosok yang menjadi sumber pertikaian di muka bumi ini. Bahkan iblis pun menolak saat Allah memintanya untuk bersujud kepada manusia.

Allah tidak pernah main-main atas segala kehendak-Nya. Allah tidak pernah salah atas segala yang diciptakan-Nya. Termasuk menciptakan kita di dunia ini. Lalu, apakah kita sudah tau untuk apa kita diciptakan? Hal ini penting kita pahami agar kita bukan menjadi 'penghianat' atas tujuan penciptaan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Qs. Adz-Dzariyat: 56)

Allah telah tetapkan tujuan penciptaan kita yakni untuk beribadah. Ibadah sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir dalam penafsiran ayat tersebut bahwa ibadah adalah mentaati Allah dengan melakukan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Dijelaskan pula oleh Imam al-Qurtubi bahwa kata 'na'budu' berarti 'kami patuh, kami taat'. Adapun kata ibadah artinya 'taat dan merendahkan diri'.

Sudahkan kita menjalankan tujuan penciptaan tersebut? Atau justru kita tidak tau apa tujuan kita diciptakan, hingga kita merasa bebas hendak melakukan apa saja di dunia ini. Bahkan secara jumawa berani 'menandingi' keberadaan Sang Pencipta. Bagaimana tidak, ketika Allah perintahkan untuk beribadah taat kepada aturan-Nya, ia sebagai manusia berani membuat aturan sendiri. Bahkan menganggap aturan yang dibuat lebih sakral dan wajib ditaati. Astaghfirullah...

Hai manusia, ingatlah bahwa kalian adalah hamba Allah sebelum kalian menjadi apa-apa di muka bumi ini. Dengan berbagai macam profesi dan ketinggian ilmu yang kalian miliki tak akan merubah tujuan awal kalian diciptakan untuk beribadah.

Allah tidak pernah main-main menciptakan kita, justru kitalah yang banyak mempermainkan kehidupan ini. Merasa memiliki hak untuk berkuasa. Berbangga-bangga memuaskan hawa nafsu dunia.

Nyatanya sedikit saja sisa-sisa waktu yang digunakan untuk beribadah. Dengan memilih dan memilah dengan dalil sesuai kemampuan diri. Selebihnya banyak yang dihabiskan untuk kepuasan hawa nafsu diri. Duh Rabby... Ampuni kami.

Lantas, bagaimana jadinya jika misi penciptaan ini gagal kita tunaikan? Beranikah kita menghadap Sang Pencipta dengan mengharap diberikan reward? Maka wajar saja jika kita gagal menjalankan misi penciptaan ini, Allah akan ganti dengan tokoh lain yang lebih baik lagi. Lalu bagaimana dengan keberadaan kita? Akankan menjadi sampah yang hanya dilihat dengan sebelah mata.

Selagi kita menyadari hakikat penciptaan diri, belum terlambat kita segera tunaikan tujuan penciptaan ini. Beribadah dan beribadah seiring hembusan nafas ini. Setiap menjalani segala aktivitas ini dengan senantiasa melibatkan ketaatan kepada Allah Illahi Rabby.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.