Type Here to Get Search Results !

AL-QUR'AN MENGANDUNG ILMU ALLAH


Oleh: Ummu Taqiyya

Dalam Qur'an surat An-Nisa ayat 166 disebutkan:

لَٰكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ ۖ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُونَ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. (QS. An-Nisa' Ayat 166)

Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I dalam Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an mengatakan bahwa dalam tafsir Jalaalain diterangkan, bahwa ayat ini turun ketika orang-orang Yahudi ditanya tentang kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam lalu mereka mengingkarinya.

Pada ayat di atas, Allah ﷻ menerangkan bahwa Dia yang menjadi saksi terhadap kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, demikian juga terhadap kebenaran kitab yang diturunkan kepadanya.

Bisa juga maksudnya, bahwa di dalamnya mengandung ilmu-Nya, yakni di dalamnya terdapat pengetahuan tentang ketuhanan, hukum-hukum syar'i, dan berita-berita ghaib, di mana hal itu termasuk ilmu Allah yang diajarkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.

Sedangkan dalam Tafsir as-Sa'di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di menyatakan bahwa Dia (Allah) “menurunkannya dengan ilmuNya,” indikasi maknanya adalah, Allah ﷻ menurunkannya dengan memuat ilmu-Nya. Artinya:
  • Al-Qur'an itu mengandung ilmu-ilmu dari Allah, hukum-hukum syariat dan berita-berita ghaib yang merupakan di antara ilmu Allah yang diajarkannya kepada hamba-hambaNya.
  • Allah menurunkan Al-Qur'an dengan bersumber dari ilmu-Nya.
  • Allah menurunkan Al-Qur'an ini yang mengandung perintah dan larangan.

Dalam asmaul husna, Allah ﷻ disebut sebagai Al ‘Alim (Yang Maha Mengetahui) artinya ilmu Allah ﷻ itu tidak terbatas. Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, yang dahulu, sekarang, nanti, perkara ghaib maupun yang nyata.

Ilmu Allah ﷻ maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya.

Sebagaimana ayat:

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al-Hajj Ayat 70)

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hasyr Ayat 22)

Ilmu Allah ﷻ melingkupi semua hal. Manusia tidak mungkin menjangkaunya apalagi menyamainya. Sebagaimana Al-Qur'an mengabarkan:

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS. Al-Kahf Ayat 109)

وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman Ayat 27)

Jika kita telaah, adanya ilmu Allah ﷻ yang mengetahui seluk beluknya manusia, alam semesta dan kehidupan. Ada beberapa hikmah ketika kita mengimani adanya ilmu Allah ﷻ diantaranya:

Pertama, membuat kita sadar bahwa kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah.

Kedua, dengan menyadarkan kita bahwa ilmu Allah ﷻ itu sangat luas. Seluruh apa yang ada dalam semesta ini tidak ada satupun yang luput dari ilmu-Nya.

Ketiga, keyakinan terhadap ilmu Allah ﷻ akan menjadi pengendali kita dalam hidup. Kita tidak mau lagi bermaksiat, lalai ataupun malas. Sebaliknya kita akan berusaha taat sekuat tenaga karena yakin dengan ilmu-Nya Allah ﷻ.

Keempat, keyakinan bahwa Allah ﷻ Maha 'Alim memacu kita untuk senantiasa mencintai ilmu. Termasuk imbasnya adalah semangat menuntut ilmu dan mencintai ulama, karena merekalah para pewaria nabi dan orang yang faham dengan agama.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhari)

Juga dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu berkata,

ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺎﻟﻌﻠﻢ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﻭﺭﻓﻌﻪ ﻣﻮﺕ ﺭﻭﺍﺗﻪ، ﻓﻮﺍﻟﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪﻩ ﻟﻴﻮﺩّﻥّ ﺭﺟﺎﻝ ﻗﺘﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺷﻬﺪﺍﺀ ﺃﻥ ﻳﺒﻌﺜﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﻟﻤﺎ ﻳﺮﻭﻥ ﻣﻦ ﻛﺮﺍﻣﺘﻬﻢ، ﻓﺈﻥ ﺃﺣﺪﺍ ﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﺘﻌﻠﻢ
Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut diangkat/dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para periwayatnya/ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar. (Al-’Imu Ibnu Qayyim, hal. 94)

Kelima, kita akan senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an dimanapun dan kapanpun. Sebab Al-Qur'an adalah kalam Allah ﷻ yang berisi ilmu-Nya. Berinteraksi di sini bukan sekedar membacanya, menghafanya, menadaburinya namun juga menerapkan Al-Qur'an.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.