Oleh: Yati Azim
Harga kebaikan itu akan Allah ﷻ bayar. Jadi jangan takut untuk melakukan kebaikan. Jangan takut, meskipun kebaikan yang kita lakukan tidak diketahui oleh manusia, sebab manusia tak bisa membalas kebaikan layaknya Allah ﷻ.
Yang jadi masalah itu, jika segala apapun yang kita lakukan ada keinginan untuk diketahui oleh manusia. Ini yang akhirnya membuat aktivitas kita menjadi cacat. Menjadi tak bernilai lagi. Sebab, jangan-jangan niat kita untuk dipandang manusia.
Ketika kita baik kepada manusia. Membantu kesusahannya. Maka, melakukan hal itu bukan karena manusia itu sendiri yang mendorong kita baik. Bisa saja, karena ia temanku. Ia pernah baik kepadaku. Ia jujur kepadaku. Ia perhatian kepadaku. Maka, suatu hari membalas kebaikan manusia ini lantaran hal-hal ini. Maka, niat kita menjadi cacat. Dorongan kebaikan itu pun karena manusia, itu lemah dan keliru.
Lakukanlah karena Allah ﷻ. Jika Lillah, kita tak pernah berharap kebaikan ini akan dibalas manusia yang pernah kita tolong. Tapi, Allah ﷻ sendiri yang akan membalas dalam bentuk kebaikan pula. Ridho Allah ﷻ inilah yang menghantarkan manusia kepada kemuliaan hakiki.
Jadi buat apa mencari kemuliaan dari manusia? Perasaan itu harus disingkirkan. Perasaan ingin dibalas manusia juga berat, sebab kita akan kecewa. Tak semua manusia mampu membalas kebaikan kita. Tak semua manusia ingat dengan yang pernah kita lakukan terhadapnya. Maka, segera lupakanlah kebaikan kita, tidak boleh dihitung-hitung.
Tapi, ketahuilah dan luruskan niat. Bahwa, amal kebaikan yang kita lakukan baik terhadap manusia sekalipun adalah ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah ﷻ. Dan, Allah ﷻ sendiri yang akan membalasnya. Allah ﷻ tak pernah lupa. Tak pernah membuat manusia kecewa.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya," (TQS. Al Zalzalah: 7)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
