Type Here to Get Search Results !

BELAJAR DARI KISAH DZUN NUN


Oleh: Murli Ummu Arkan

Sobat, tahukah kamu siapa itu Dzun Nun? Ya, Dzun Nun tidak lain adalah Nabi Yunus. Pernahkah dengar kisah Nabi Yunus? Itu lho nabi Allah yang telah di makan ikan besar (paus) dan beberapa hari di dalam perut ikan besar. Gimana sih ceritanya kok bisa Nabi Yunus di makan ikan besar?

Nah, menurut para sejarahwan dan ahli tafsir, sepanjang sejarah tercatat, nabi Yunus adalah nabi yang diutus Allah ﷻ untuk berdakwah di sebuah tempat yang bernama Ninawa. Penduduk di Ninawa tersebut, penduduknya tengah berada dalam kegelapan, kebodohan, kekafiran dan menyembah berhala serta menyekutukan Allah ﷻ.

Nabi Yunus yang diperintahkan Allah membawa ajaran tauhid dan iman, beliau mengajak mereka menyembah kepada Allah dan mengajak mereka untuk berfikir memperhatikan ciptaan Allah agar mereka sadar bahwa Tuhan pencipta itulah yang patut disembah yaitu Allah, bukan benda-benda ataupun berhala.

Namun apa yang didapatkan Nabi Yunus? Nabi Yunus hanya mendapatkan penolakan, didustakan, diejek dan lain-lain dari kaumnya. Kaumnya terus bersikap keras kepala dan menolak ajakan beliau. Padahal beliau sudah memperingatkan kaumnya untuk hanya menyembah Allah bukan berhala. Jika tidak, maka siap-siap saja Allah akan menurunkan adzab bagi mereka.

Kemudian dengan perasaan jengkel, marah, kecewa, Nabi Yunus meninggalkan tempat Ninawa serta mendoakan mereka (kaumnya) tertimpa adzab. Nah, saat itu pula Allah ﷻ mengabulkan doa-doa nabi Yunus. Angin kencang yang membawa suara gemuruh datang, hewan-hewan piaraan tidak tenang dan gelisah, udara semakin gelap dan wajah-wajah penduduk Ninawa pucat ketakutan. Syukurlah, mereka akhirnya menyadari, bahwa apa yang dikatakan nabi Yunus itu benar. Akhirnya penduduk Ninawa bertobat dan meminta ampun kepada Allah ﷻ. Setelah saat-saat itu barulah mereka merindukan nabi Yunus. Mengharapkan nabi Yunus kembali dan bisa menuntun mereka pada jalan yang benar.

Di sisi lain, nabi Yunus terus menyusuri gunung hingga akhirnya bertemu lautan. Di pantai nabi Yunus melihat adanya kelompok orang yang hendak berlayar, ia pun akhirnya ikut menumpang. Namun, ternyata saat di tengah-tengah lautan, kapal bergoyang terombang-ambing gelombang besar tak karuan. Alhasil, diputuskan harus ada satu orang yang diturunkan. Lalu mereka mengundi nama siapa yang akan dilepas ke lautan luas. Sudah diundi tiga kali ternyata yang keluar nama nabi Yunus terus. Nabi Yunus pun menerima keputusan ini. Memang inilah keputusan dari Allah ﷻ.

Nabi Yunus pun meloncat ke lautan. Saat beliau berjuang melawan gelombang yang besar, Allah mengutus seekor ikan besar untuk menelan nabi Yunus secara bulat-bulat dan menyimpannya di dalam perut. Di dalam perut ikan besar, nabi Yunus terus berdzikir dengan mengucapkan, "Laaa... ilaa... ha illaa... anta. Subhaanaka inni... Kuntu minadhdhoolimin..." Sebagaimana yang Allah ﷻ sampaikan melalui firmannya:

وَ ذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَا ضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّـقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَا دٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 87)

Dari sini, Beliau sadar bahwa Allah telah menghukumnya lantaran meninggalkan Ninawa, padahal Allah tidak memerintahkan untuk meninggalkan tempat tersebut. Akhirnya saat Allah memaafkan kesalahannya, nabi Yunus dimuntahkan di suatu tempat. Di situ beliau istirahat memulihkan kesehatan pasca beberapa hari di dalam perut ikan besar. Dengan tumbuhan labu yang Allah tumbuhkan di dekatnya dan beliau bisa makan darinya.

Setelah sehat, kembalilah nabi Yunus di Ninawa untuk melanjutkan dakwahnya.

MasyaAllah... Ini adalah kisah nyata Sobat, bukan dongeng. Dari kisah ini ada beberapa hal yang harus kita ambil pelajarannya:
  1. Sebagai pengemban dakwah harus sabar saat menghadapi masyarakat yang belum bisa menerima dakwah kita.
  2. Janganlah tergesa-gesa mengambil keputusan yang salah. Ingatlah keputusan yang salah bukan menjadikan kita terbantu tapi malah menjadikan masalah baru.
  3. Segeralah mencari ampunan Allah ﷻ dan banyak berdzikir jika kita melakukan kesalahan. Sungguh Allah Maha Pengampun.
  4. Berdakwahlah dengan menyampaikan dengan penuh kesabaran, bijaksana dan lemah lembut agar dakwah mudah diterima.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.