Type Here to Get Search Results !

IMAN TIDAK DAPAT DIWARISI


Oleh: Tini Ummu Faris

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". (QS. Hud Ayat 42)

قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud Ayat 43)

Tidak terasa sudah tiba pada tilawah Surah Hud, kembali kita diingatkan tentang kisah Nabi Nuh. Ada beberapa ibrah yang bisa diambil dari kisah Nabi Nuh tersebut.

Keimanan dalam diri setiap hamba tidak bisa diwariskan. Secara fitrahnya manusia diberikan potensi akal yang bisa digunakan untuk memilih yang baik atau buruk. Allah ﷻ pun dalam Surah Al-Balad ayat 10 berfirman:

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ
"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan),"

Juga firman-Nya dalam Surah Asy-Syams ayat 8:

فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."

Dalam kisah Nabi Nuh, Nabi Nuh mengajak semua pengikutnya juga keluarganya untuk ikut naik ke dalam kapal, sesuai dengan petunjuk Allah ﷻ. Namun anaknya tidak mengindahkan ajakan ayahnya tersebut, lalu dia memilih bersama dengan orang-orang kafir yang diazab Allah ﷻ. Tidak tanggung-tanggung, azab Allah ﷻ telah menenggelamkannya ke bumi. Nabi Nuh pun tidak bisa menolongnya.

Iman tidak bisa diwariskan dari seorang yang bertakwa. Bila orang tuanya beriman, tidak menjadi otomatis anaknya juga beriman karena dia akan memilih antara beriman kepada Allah ﷻ atau kufur.

Di akhirat kelak, keluarga tidak bisa menolong. Karena setiap orang akan menanggung dosanya masing-masing yang pernah ia lakukan di dunia.

Karena itulah, sejatinya sebagai seorang Muslim, hendaknya berikhtiar maksimal untuk menjaga keluarga dari siksa api neraka, beramar makruf nahi mungkar. Fastabiqul khairat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.