Type Here to Get Search Results !

HATI-HATI DENGAN JANJI


Oleh: Mutiara Aini

Janji adalah sebuah perkataan atau pengakuan yang bersifat mengikat terhadap suatu ketentuan. Karena sifatnya yang mengikat, maka janji ini harus ditepati dan dipenuhi.

Pepatah mengatakan bahwa janji adalah hutang. Dalam agama Islam janji merupakan sesuatu yang harus ditepati.

Sebagai umat muslim, kita harus beriman pada hari akhir, dimana setelah itu semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di dunia. Seperti firman Allah ﷻ:

وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فاعِلٌ ذلِكَ غَداً () إِلاَّ أَنْ يَشاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذا نَسِيتَ وَقُلْ عَسى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَداً
Wa la taqulanna li syai’in inni fa‘ilun dzalika ghoda (23) illa ay yasya’allah. Wadzkur robbaka idza nasita wa qul ‘asa ay yahdiyani robbi li aqroba min hadza rosyada (24)
Artinya:
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi (kecuali dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini” (QS: Al-Kahfi Ayat 23-24)

Dari ayat di atas, kita dapat memahami, bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk selalu menepati janji. Jika seandainya kita melanggar janji tersebut dengan berbagai alasan yang tidak akan diketahui oleh orang lain, Allah ﷻ Melihat apa yang kita lakukan. Allah Maha Mengetahui segala isi hati kita dan Dia akan meminta kita mempertanggungjawabkannya.

Disamping itu, setiap muslim juga sangat ditekankan untuk menepati janji yang sudah mereka ikrarkan.

Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan perbuatan ingkar janji pun dapat diartikan bahwa orang tersebut berbuat kebohongan kepada orang lain. Maka, ketika kita mengingkari janji tersebut, orang tersebut pasti akan merasa dibohongi dan kecewa.

Perbuatan semacam ini termasuk dosa lisan, dan merupakan salah satu tanda kemunafikan.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Saw bersabda,

آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tanda orang munafik itu ada tiga, (1) jika berbicara berdusta; (2) jika berjanji maka tidak menepati; dan; (3) jika diberi amanah, dia berkhianat.” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)

Ingkar janji bukanlah termasuk ciri-ciri muslim yang bertakwa. Bahkan, Allah SWT sangat membencinya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berusaha untuk menepati janji yang pernah kita buat. Bahkan orang yang mengingkari janji juga akan mendapat laknat Allah dan malaikat.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan” (HR. Bukhari, 1870, dan Muslim, 1370).

Adapun manfaat menepati janji bagi kehidupan akhirat yaitu Allah akan menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa.

Oleh sebab itu, hukum menepati janji adalah wajib, dan menyelisihinya adalah haram, maka sudah seharusnya seorang muslim berhati-hati dalam membuat janji. Seorang muslim sejati tidak akan mudah mengobral janji kemudian melupakan dan menyelisihi janjinya sendiri.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.