Type Here to Get Search Results !

TUNDUKKAN NAFSU DENGAN WAHYU


Oleh: Rohmawati

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang sempurna, dibanding mahluk ciptaan lainnya yang dimana dalam manusia terdapat sebuah gharizah atau naluri dalam dirinya, seperti naluri tadayyun, naluri bako dan naluri nau. Itulah bentuk kesempurnaan Allah menciptakan manusia sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Qur'an bahwasannya manusia merupakan mahluk terbaik, yang diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya bentuk. Namun dibalik kesempurnaan itu dapat membuat manusia terlena manakala manusia itu tidak dapat menggunakan naluri yang ada dalam dirinya ke arah yang semestinya. Sebab ghorizah atau naluri itu sejatinya adalah suci ketika kita mampu mengendalikan sesuai dengan wahyu.

Kendalikan nafsu dengan wahyu

Mengendalikan hawa nafsu memanglah berat baik untuk kita yang sudah mengerti maupun untuk mereka yang belum mengerti. Namun yang lebih berat adalah untuk mereka yang sudah mengerti tetapi ia justru lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu dalam diri, mengikuti segala keinginan hati. Seperti halnya yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ ۗ اَفَاَ نْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًا
"Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?" (QS. Al-Furqan 25: Ayat 43)

Manusia bersifat ingkar

Manusia adalah mahluk yang Allah sebutkan sebagai satu-satunya mahluk yang paling banyak mengingkari ayat-ayat Allah, sedikit sekali bersyukur tentang segala nikmat yang Allah berikan kepadanya. Seperti halnya kaum Nabi Musa, yang dimana saat itu wilayah atau negeri yang beliau dan para kaumnya tepati adalah negeri yang kaya akan karunia Allah dari segala sisi. Namun dibalik karunia itu justru menjadikan sebagian dari mereka mengingkari ayat-ayat Allah dengan menjadikan anak lembu dan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Padahal sudah jelas dikatakan bahwa segala ujian kenikmataan yang ada dalam negeri adalah bersifat sementara, dan Allahlah yang berhak di sembah. Karena tidak ada satupun yang berhak disembah melainkan Allah semata.

Dalam ayat diatas juga menjelaskan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah dan yang menjadikan hawa nasfsunya sebagai tuhan, kelak diakhirat tidak ada satupun penolong yang dapat menghindarkan diri dari azab Allah, kelak hanya kerugiaan, penyesalan yang akan mereka dapati, ketika tuhan-tuhan yang dipuji di dunia hanya berdiri kokoh melihat segala yang terjadi.

Mencintai dunia memang tidak masalah, tapi menuhankan dunia itu yang menjadi masalah. Sebab dunia adalah tempat kita berkelana mencari ridhonya dan mencintai dunia hanyalah bentuk kita mengakui akan adanya Allah yang maha mencipta. Namun kembali lagi semua itupun harus berjalan sesuai dengan aturan ilahi. Karena mencintai sesuatu yang indah dalam dunia adalah fitrah yang Allah anugrahkan dalam diri.

So, cintailah dunia sewajarnya agar kamu tidak tersesat kelembah dusta yang penuh kenestapaan.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Cilegon, 31 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.