Type Here to Get Search Results !

TAKWA ADALAH PAKAIAN TERBAIK


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

بسم الله الرحمن الرحيم
يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَا سًا يُّوَا رِيْ سَوْاٰ تِكُمْ وَرِيْشًا ۗ وَلِبَا سُ التَّقْوٰى ۙ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 26)

Terkait pakaian untuk menutup aurat, Allah telah menentukan batasannya pada surat An Nur ayat 31 dan surat Al Ahzab 59, khususnya bagi kaum hawa. Frasa "Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu," menunjukkan bahwa tidak mungkin seseorang tidak mampu menutup aurat. Karena Allah telah menyediakan rezeki untuk itu. Hanya saja apakah manusia mau memakainya atau tidak, kembali kepada pilihan individu itu sendiri.

Sedangkan frasa "untuk perhiasan bagimu," menunjukkan bahwa manusia akan terlihat lebih baik ketika menutup aurat, dibanding dengan membukanya. Meski banyak orang bilang cantik itu relatif, akan tetapi secara fitrah orang akan lebih tenteram saat memandang manusia dalam balutan busana syar'i dibanding pakaian mini. Secara moralpun busana syar'i lebih terkesan sopan dan beradab.

Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai makna "libasut taqwa".

Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan libasut taqwa ialah pakaian yang dikenakan oleh orang-orang yang bertakwa kelak di hari kiamat. Demikian menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.

Zaid ibnu Ali, As-Saddi, Qatadah, dan Ibnu Juraij mengatakan bahwa libasut taqwa ialah iman. Sedangkan menurut Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, libasut taqwa ialah amal saleh.

Ad-Dayyal ibnu Amr meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa makna yang dimaksud ialah pertanda baik yang ada pada wajah. Disebutkan dari Urwah ibnuz Zubair bahwa libasut taqwa ialah takut kepada Allah.

Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa libasut taqwa ialah bertakwa kepada Allah; dengan pakaian itu seseorang menutupi auratnya, demikianlah pengertian libasut taqwa.

Dari pendapat para ulama tersebut pada dasarnya mirip-mirip, intinya adalah pakaian takwa yang berdasar pada iman dalam dada. Artinya secara lahir mengenakan pakaian sesuai syariat dan bersama itu hati dan pikiran menyadari bahwa ia mengenakannya semata karena perintah Allah, dan berharap ridlo-Nya.

Di sisi lain ada yang memaknai libasut taqwa ini adalah amal saleh. Artinya seorang beriman akan menghiasi dirinya ke mana pun dan di mana pun ia berada dengan amal saleh. Rasulullah Saw bersabda,

اتقوا الله حيث ما كنت و اتبع السيءة حسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
"Bertakwalah kamu di mana saja kamu berada, dan ikutkanlah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, yang demikian itu akan menghapus keburukan dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik." (HR Bukhari Muslim).

Ini bisa bermakna bahwa amal saleh itu tidak hanya saat seseorang berada di masjid atau di tempat pengajian. Meski sedang di pasar, ia akan mengenakan pakaian takwa. Ia akan menjadi pedagang yang jujur, tidak curang dengan cara mengurangi timbangan atau takaran. Ia akan mengatakan barang yang dijualnya cacat, jika memang ada kekurangannya. Dengan terus terang menunjukkan kwalitas barang yang dijualnya. Jika ia bilang kwalitas bagus, maka demikianlah fakta yang ada.

Saat menjadi pembeli pun jujur. Ia tidak akan mengambil apa yang bukan haknya. Sebab dalam hatinya tertanam bahwa setiap perbuatan buruknya akan berakibat murka Allah SWT, bisa di dunia maupun di akhirat. Di masa sekarang ini, banyak orang yang tidak jujur. Penjual banyak melakukan kecurangan sebaliknya pembeli pun demikian. Jika ada kesempatan bukan tidak mungkin ia akan mencuri sesuatu yang diinginkan, meski hanya seekor ikan mentah. Astaghfirullahal Adzim.

Saat di kantor ia akan menjadi karyawan yang dapat dipercaya. Ia tidak akan melakukan kecurangan seperti korupsi atau menerima suap atau bahkan menjadi pelaku suap. Ia bisa demikian karena dalam dirinya yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi kapanpun dan di mana pun.

Saat menjadi guru, orang yang bertakwa akan mendidik murid-muridnya dengan pendidikan yang mengarahkan pada iman dan takwa, pula. Sehingga anak didik memahami hakikat dan tujuan hidup. Baginya mendidik anak-anak tidak sekedar bekerja, lebih dari itu adalah proses mengamalkan ilmu agar kelak menjadi amal jariyah yang bisa dipetik saat hari pembalasan tiba.

Sebagai seorang pemimpin, orang bertakwa akan memimpin dengan adil. Dalam hal ini, dengan aturan Islam. Sebab ia yakin saat ia melenceng dari yang telah Allah tetapkan itu sebuah kedzaliman yang dimurkai Allah. Sementara ia sangat takut dengan murka Allah. Jika ia merasa tidak mampu menjalankan amanah sebagai pemimpin ia akan berterus terang kepada semua orang akan ketidakmampuannya agar ia tidak mendapatkan dosa yang bertumpuk, kemudian mengundurkan diri dari kepemimpinannya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Mojokerto, 22 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.