Type Here to Get Search Results !

SEANDAINYA SAJA KITA


Oleh: Najma Karimah

Pandemi Covid-19 telah berlangsung sekian lama. Dampak yang ditimbulkan akibat wabah ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat dunia. Wabah Corona tidak hanya menumbangkan sistem kesehatan, tetapi juga sistem ekonomi. Bahkan menggerogoti masa depan pendidikan generasi.

Di tanah air berbagai program penanggulangan bencana wabah telah dijalankan. Namun sayangnya tak juga mampu memutus mata rantai penularan virus Covid-19. Korban terinfeksi makin meluas, ekonomi masyarakat makin terpuruk, dan pendidikan generasi kian tak menentu.

Dilansir dari sindonews.com, Sosiolog Universitas Nasional, Sigit Rochadi menyatakan bahwa angka kemiskinan di Indonesia meningkat akibat pandemi. Jika sebelum pandemi angka kemiskinan berkisar 9,5%, maka setelah pandemi jumlahnya meningkat sebesar 15 sampai dengan 17%.

Sepanjang pandemi, jumlah usaha masyarakat yang gulung tikar bahkan mencapai lebih dari 30 juta UMKM. Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun menyebutkan bahwa pada tahun 2019 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,7 juta. Namun, setelah terjadi pandemi Covid-19 jumlah UMKM di Indonesia di tahun 2020 turun drastis menjadi 34 juta (cnbcindonesia.com)

Dalam bidang pendidikan, kekhawatiran akan terjadinya lost generation telah dikemukakan berbagai pihak. Ketua LP Ma'arif NU, Arifin Junaidi mengungkapkan bahwa ancaman lost generation terjadi karena pendidikan secara daring selama pandemi Covid-19 membuat pembelajaran anak menjadi tidak efektif. Bahkan lebih jauh ia menyebutkan pendidikan generasi berpotensi untuk menuju education death atau kepunahan pendidikan karena proses pembelajaran yang tidak dirasakan secara nyata oleh peserta didik (liputan6.com).

Miris memang. Beginilah kenyataan yang harus dihadapi masyarakat saat ini. Begitu banyak persoalan yang menimpa. Terjadi bertubi-tubi. Bahkan hingga kini belum juga tampak akan menemui titik solusi.

Berbagai problema yang dirasakan umat manusia hari ini harus jujur diakui tidak terlepas dari kabar yang Allah sampaikan dalam Al-Quran Surat Al-A'raf Ayat 96. Seandainya saja kita benar-benar beriman dan bertakwa tentu bencana tidak perlu menimpa. Simaklah bunyi ayat tersebut.

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Bencana baik berupa wabah dan berbagai bentuk kesengsaraan yang dirasakan umat manusia tidak lain merupakan siksaan yang Allah timpakan kepada siapa saja penduduk negeri yang mendustakan ayat-ayat-Nya.

Harus jujur diakui, terlalu lama dan terlalu banyak kita lalai dari perintah-perintah Allah yang tertuang dalam kitab suci-Nya yang mulia. Terlalu lama dan terlalu banyak kita melanggar larangan-larangan-Nya. Buka dan bacalah dengan baik Al-Quran, maka akan kita dapati betapa tidak taatnya kita pada banyak perintah Allah dan betapa tidak maunya kita meninggalkan banyak larangan-Nya.

Seandainya saja kita beriman dan bertakwa pada setiap inci Syariat-Nya yang mulia, sangat gamblang Allah katakan bahwa berkah dipastikan akan datang dari segala penjuru. Berkah dijamin akan melimpah dari langit dan bumi.

Datangnya keberkahan artinya adalah datangnya kebaikan-kebaikan bagi umat manusia. Tidak ada bencana, tidak ada kesempitan dan kesusahan hidup, tidak ada kecemasan dan kekhawatiran. Berkah mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan.

Belum maukah kita mewujudkannya menjadi nyata? Ataukah kita sengaja memilih berhenti hanya pada kata 'seandainya saja kita'? Sungguh sebuah kerugian yang nyata.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Pangkalpinang, 23 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.