Type Here to Get Search Results !

RAGAM UJIAN ALLAH BAGI ORANG BERIMAN


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

Ujian bagi orang beriman memang macam-macam. Ada kalanya diuji dengan kekurangan harta. Gaji kepala keluarga yang sekedar cukup untuk makan. Menjadi terasa saat anak mulai memasuki sekolah, apalagi jika sekolah yang dipilih sekolah swasta sebab berharap kwalitas pendidikan agama yang mumpuni. Maka penghasilan yang tidak besar semakin terasa menghimpit. Belum lagi jika melihat orang di sekitar yang sering terlihat membelanjakan uangnya. Serasa kesulitan hanya ia yang merasakan.

Orang Jawa bilang nikmat itu "sawang sinawang". Masing-masing orang memiliki kesulitannya. Bagi si miskin memiliki kekayaan itu nikmat. Ia berharap andai dirinya kaya, akan ini dan itu. Bagi si kaya, belum tentu kekayaannya membawa bahagia. Karena ternyata ada penyakit tertentu yang membersamai. Jika si miskin bisa menikmati apa saja yang ada meski dengan harga murah. Ternyata karena penyakitnya si kaya tidak boleh makan makanan tertentu. Sehingga meskipun ia banyak uang, mampu membeli apapun, tetap saja ia tidak bisa menikmatinya.

Ada kalanya manusia diuji dengan takut kekurangan harta. Bagi seorang pengusaha atau pedagang, kondisi sepi konsumen memicu kekhawatiran tersendiri. Khawatir merugi, tidak bisa membayar karyawan dan lainnya. Bagi mereka yang penghasilannya dari kebun, diuji dengan gagal panen, sehingga berkuranglah hasil buah dari kebun.

Demikianlah Allah menguji setiap hamba-Nya. Maka Allah memberi kabar gembira bagi mereka yang sabar. Tentu saja yang dimaksud mendapat kabar gembira di sini adalah akan meraih surga. Lalu siapakah orang yang sabar itu? Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

بسم الله الرحمن الرحيم
الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَا بَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَا لُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِ نَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 156)

Setiap manusia dan semua yang ada padanya adalah milik Allah. Kekayaan, kekuatan, kesehatan, kepintaran, pada dasarnya semua itu hanyalah titipan Allah. Jika Allah menghendaki mengambilnya tidak seorangpun yang mampu menghalangi. Sebuah istana indah dan mewah mudah bagi Allah menghancurkannya dalam sekejap. Sebuah gempa, angin puting beliung, gunung meletus atau likuifaksi bisa Allah kirimkan.

Seorang yang masih muda dan sehat, mudah bagi Allah mengambil kesehatannya dengan kecelakaan ataupun penyakit lain, bisa stroke bisa pula virus Corona dan lainnya. Mudah pula bagi Allah mengambil kepintaran seorang profesor. Bisa saja terjadi kecelakaan yang mengakibatkan gegar otak atau stroke, hingga ia bagai orang yang tidak berguna. Bahkan tanpa adanya kecelakaan pun seseorang bisa hilang kepintarannya. Pikun misalnya. MasyaAllah.

Maka tentang istirja' ini ada sebuah riwayat: Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq As-Sailahini, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Samalah, dari Abu Sinan yang menceritakan, "Aku baru menguburkan salah seorang anakku yang meninggal dunia. Ketika aku masih berada di pekuburan, tiba-tiba tanganku dipegang oleh Abu Talhah Al-Aulani, lalu ia mengeluarkan aku dari pekuburan itu dan berkata kepadaku, 'Maukah engkau aku sampaikan berita gembira kepadamu?' Aku menjawab, 'Tentu saja mau'."

Abu Talhah mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Ad-Dahhak ibnu Abdur Rahman ibnu Auzab, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Allah berfirman, "Hai malaikat maut, engkau telah mencabut anak hamba-Ku, engkau telah mencabut nyawa penyejuk mata dan buah hatinya!" Malaikat maut menjawab, "Ya." Allah Swt. bertanya, "Lalu apa yang dikatakannya?" Malaikat maut menjawab, "Dia memuji dan ber-istirja' kepada-Mu." Allah Swt. berfirman, "Bangunkanlah buatnya sebuah gedung di dalam surga dan namailah gedung itu dengan sebutan Baitul Hamdi (rumah pujian)." Subhanallah.

Selanjutnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

بسم الله الرحمن الرحيم
اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 157)

Ini merupakan pujian Allah bagi mereka yang sabar saat menerima ujian. Sabar dalam arti tetap yakin kepada semua ketentuan Allah adalah terbaik baginya, meski kadang terasa menyakitkan. Sabar tetap taat kepada semua perintah dan meninggalkan semua larangan Allah. Sesungguhnya terkadang manusia tidak tahu apa yang baik baginya. Apa yang dipandangnya baik belum tentu baik di sisi Allah.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
 
Mojokerto, 16 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.