Type Here to Get Search Results !

PELIPUR LARA DARI KEZALIMAN KAUM DURJANA (Part 2)


Oleh: Titin Hanggasari


Menyedihkan, ada kurang lebih sepuluh pendapat yang mengisahkan panjang tentang parit ini.

Menurut Ibnu Katsir ayat ini, memberitakan tentang kaum kafir yang menindas kaum Mukmin dengan memaksa mereka akan kembali kepada agama mereka semula. Kaum Mukmin menolak. Kemudian Ia membuat parit lalu menyalakan api serta menyiapkan bahan bakar agar api tetap nyala. Sambil memaksa kaum Mukmin untuk menyembah berhala. Namun mereka tetap dalam keimanannya, orang-orang mukmin itu kemudian dimasukkan ke dalam parit.

Maka kebiadaban kaum kafir tersebut diterangkan dalam ayat:

النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ
yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar,

An-nar berkedudukan sebagai badal Isytimal dari kata ukhdud. Menurut Syaukani ini pendapat jumhur. Karena al-zukhdud mencakup anar, apa yang di dalam parit tersebut. Bagian Parit itu tidaklah kosong tetapi ada api yang menyala untuk membakar orang Mukmin.

Kemudian Allah berfirman:

إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ
ketika mereka duduk di sekitarnya,

Maka dapat disimpulkan seluruh Ayat tersebut memberitahukan bahwa Ashhab al-ukhfud itu dilaknat ketika membakar api sambil duduk di atasnya, di tempat pengawasan yang berada di sekitar parit.

Lalu diberitakan dalam firman Allah:

وَهُمْ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ
sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin.

Menurut Ibnu Katsir ayat ini adalah mereka yang menyaksikan apa yang diperbuat terhadap kaum Mukmin. Perbuatan pembakaran tersebut menjadi dalil, dalil mereka adalah kaum bengis dan keras hati yang penuh dengan kekufuran dan kebatilan. Mereka tidak mempunyai hati sama sekali. Mati rasa dalam kemanusiaan dan belas kasihan. Dan ini menjadi dalil bahwa kaum Mukmin lebih kuat daripada gunung dalam menjaga agama dan keimanan mereka.

Kemudian turun firman Allah SWT sebagai berikut:

وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah yang Mahaperkasa, Maha Terpuji,

Ayat ini masih menerangkan kisah yang sama dari ayat sebelumnya. Mencermati dan mendalami kisah tersebut dengan dihubungkan dengan ayat-ayat pendukung seperti salah satu contoh QS Al Maidah: 59. Maka dengan jelas bahwa satu-satunya Alasan yang mendorong mereka bertindak sangat kejam dan biadab terhadap kaum Mukmin karena konsistensi kaum Mukmin berada dalam keimanan mereka. Islam.

Akankah asing, kejadian seperti ini kita temui di zaman serba modern ini? Ada bukan? Bukankah Al-Quran diturunkan sudah beribu-ribu tahun lamanya. Berabad-abad lamanya? Sejak 603 M? Yang menarik dan mengherankan kenapa ada yang berani mengatakan aturan Al-Qur’an tidak sesuai dengan perkembangan zaman? Dengan gagah berani membuat aturan tandingan-Nya. Secara sadar atau tidak, keberanian ini melebihi kaum yang membuat parit.

Bahkan dikatakan al-Qurthubi, "tidak ada sekutu dan tandingan bagi-Nya dilangit dan dibumi." maka dari itu seharusnya semua yang ada di langit dan bumi wajib menyembah dan tunduk pada perintah-Nya.

Dalam ayat berikutnya disebutkan:

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu(Q.S. al-Buruj: 9)

Ayat ini sangat tegas menjelaskan bahwa tidak satupun bisa luput dari pengamatan Allah SWT. Seluruhnya berada dalam jangkauan pengawasan-Nya. Maka bersiaplah sikap kaum durjana dan dinasti zamannya untuk menerima balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Pelajaran yang dapat diambil

Allah bersumpah dengan seluruh kemuliaan dan keagungannya, atas perkara yang dijadikan sumpah(al- muqsam bih) yakni demi langit dan hari yang dijanjikan, janji kebaikan yang lebih baik untuk kaum muslim dan sekaligus ancaman keras bagi kaum kafir. Atas perkara yang dijanjikan itu pasti yaitu balasan akhirat itu pasti berat.

Oleh karena terlaknatlah kaum kafir yang menyiksa agar mereka bisa berpaling dari keimanannya. Maka laknat Allah akan menimpa kepada siapa saja yang melakukan perbuatan yang sama. Mereka terlaknat karena perbuatannya sendiri. Karena apa? Karena mereka kufur, mereka berada kekal di neraka (QS al-ahzab: 64-65). Sudahlah kufur, dan memaksa mukmin untuk kafir. Dan menghalangi orang untuk beriman. Pantaslah mereka mendapatkan azab dari-Nya.

Sungguh aneh dan tidak nyambung mereka memusuhi orang-orang beriman. Realitas kebencian dan permusuhan orang-orang kafir ini dapat kita lihat kini di sepanjang zaman sampai sekarang. Aneh, ada yang berpegang keimanannya dan mengingatkan, tapi marah-marah, ada yang Amar ma'ruf nahi mungkar dimusuhi. Itulah durjana.

Bukankah ini bentuk sifat dari kaum Durjana? Terlebih jika kezaliman ini ada di penguasa negara, dapat dipastikan rakyatnya terdzolimi dan menderita.

Pelajaran terbaik adalah kembali kepada pemilik kerajaan langit dan bumi. Karena di tangan-Nya segala urusan hamba dan semua makluknya akan mendapatkan solusi. Tanpa ragu, tanpa ada yang menandingi dan menyamaiNya. Maka sungguh aneh bila masih mangkreng dengan sikap durjananya. Berarti baginya tahu pilihannya yaitu memilih menantang siksa-Nya. Naudzubillah

Bila terpaksa berada di lingkup durjana maka sikap mulia itu adalah tetap tegap menjalankan perintah-Nya sebagai pelipur lara yang tiada tara.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.