Type Here to Get Search Results !

KUNCI KESELAMATAN DIRI


Oleh: Titin Hanggasari

Kunci itu terletak pada kesadaran seberapa persen menyadari dari sebuah rasa. Rasa yang berpengaruh dalam mengarungi bahtera hidupnya. Tergambar bagaimana kehidupan nantinya akan berakhir, di terminal mana. Selamat atau tidak. Jika selamat maka kehidupannya sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam. Yaitu melalui tatanan kehidupan yang amat lengkap. Yang di dalamnya terdapat rambu-rambu persepsi keimanan dengan hakikatnya yang besar dan menyeluruh, dalam suatu gambaran yang sangat jelas dan detail (Sayyid Quthb).

Selamat dari kerugian

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (2) kecuali orang-orang yang beriman beramal Shalih, nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan supaya menetapi kesabaran(3) (Qs. Al-ashr: 1-3)

Imam Syafi'i berkata tentang ayat ini, "andainya manusia merenungkan kandungan surat ini niscaya sudah mencukupi mereka" isi kandungan surat ini: Wal Asri. Demi Masa.

Menurut Qatadah dan Al Hasan yaitu waktu antara tergelincirnya Matahari hingga sebelum terbenam.

Tetapi, menurut kebanyakan mufassir, kata tersebut bermakna zaman, waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian (Q.S. al-Ahsr:2) pengertian sebenarnya yang dimaksud kata Al-Insan adalah menunjukkan seluruh jenis manusia. Tetapi, huruf alif lam bermakna Ma’hud yang berarti menunjukkan orang tertentu. Mereka yang di maksud adalah Al Walid Bin mughirah, al-ash bin Wail, al-Aswad bin al-Muthalib, Abu Lahab, atau Abu Jahal. Mereka dimaknai jinsiyyah. Adanya Istishna yang berarti pengecualian pada orang-orang yang memiliki karakter tertentu sebagaimana disebutkan dalam ayat berikutnya.

Sedangkan al-husr maknanya berkurang atau hilangnya mudah. Yang bentuknya nakiroh yaitu akan memberikan makna menimbulkan rasa takut dan kerugian yang amat besar dan kehancuran yang sangat parah kepada manusia.

Tentang kerugian yang diderita oleh manusia itu. Menurut Fakhruddin ar-razi kerugian kerugian yang diderita manusia yang ditunjukkan susunan redaksional ayat ini "Innal insana lafi khusrin" memberikan makna laksana sesuatu yang dibanjiri dalam kerugian. Yakni meliputi dari segala sisi. Kata ina bermakna untuk penegasan. Dan ketiga huruf al- dalam lafi khusr adalah benar-benar dalam kerugian. Dengan demikian dalam ayat ini memberikan penegasan bahwa kerugian yang diderita manusia itu amat besar.

Adapun orang yang tidak termasuk mengalami kerugian yaitu mereka yang memiliki empat sifat di bawah ini:

1. Orang-orang yang beriman
2. Orang yang mengerjakan amal Shalih.
3. Orang yang saling menasehati supaya mentaati kebenaran
4. Saling menasehati supaya menetapi kesabaran

Dapat diterangkan dari uraian tersebut bahwa berdasarkan surat al-ashr semua manusia dalam keadaan merugi. Kecuali, jika mereka melekatkan diri dari 4 sifat tersebut.

Pentingnya waktu, dan waktu luang adalah nikmat yang besar dari Allah ta'ala. Namun manusia dapat tertipu dan mendapatkan kerugian terhadap nikmat ini.

Rasulullah SAW bersabda: "dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya yaitu kesehatan dan waktu luang" ( HR Al Bukhari, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hadits ini sangat mulia, yang benar-benar akan mengoreksi kepada diri tentang waktu luang. Disinilah apa yang dikatakan manusia merugi karena tidak menggunakan dua kenikmatan tersebut dengan perkara yang seharusnya. Karena itulah Ia tertipu. Menukarnya kepada perkara yang sangat murah dan tidak terpuji oleh akalnya dalam hal mengisi waktu. Orang ini disebut dengan orang yang farigh.

Bentuk tipuannya adalah mereka tidak memahami keberadaan hidupnya. Mereka tertipu dengan wujud meninggalkan syukur kepada Allah atas segala nikmat yang terus membayanginya. Termasuk kenikmatan Harta, tahta jabatan dan lainnya. Sehingga ia lalai tidak melaksanakan perintah perintahNya dan menjauhi larangannya, bahkan semakin nyaman dengan kebodohannya, maka dia masuk pada golongan orang yang tertipu.

Mereka tidak termasuk dalam Sabda Rasulullah: "(sebagian besar manusia) mengisyaratkan, orang yang mendapatka taufiq (bimbingan) untuk itu jumlahnya sedikit".

Masihkah mereka itu tidak mau mengakui? jika demikian mereka hanya memilih selamat untuk kehidupan di dunianya saja. Hari-hari Sehatnya hanya dipergunakan untuk kesibukan mencari penghidupan, padahal ia sudah berkecukupan, tetapi pada dasarnya ia tidak sehat.

Secara bahasa, hakikat kerugian itu adalah kondisi berkurangnya atau hilangnya modal. Istilah ini sering dipakai dalam perniagaan. Akan tetapi kerugian dalam Islam Bukankah kerugian yang di dasarkan perspektif duniawi. Namun pada perspektif ukhrawi. Yaitu orang-orang yang merugikan diri di akhirat nanti.

Sehingga kerugian itu akan berlalu begitu saja, bersama hilangnya umur manusia. Waktunya akan direbut oleh kemaksiatan, maka jelas di sini manusia mengalami kerugian yang nyata. Tidak diragukan lagi jika umur manusia digunakan untuk bermaksiat maka ia benar-benar mengalami kerugian besar. Nasihat dan Sumpah itu ada pada kata al-'ashr yang bermakna ad-dahr dan az-zaman yaitu seluruh manusia akan berada pada kerugian yang besar. Kecuali menggunakan waktunya benar-benar untuk ketaatan.

Maka waktunya akan benar-benar bermanfaat yang diimbangi oleh perolehan pahala. Dengan meninggalkan segala aktivitas yang tidak bermanfaat lakukan perbuatan yang diwajibkan atau disunnahkan saja.

Sebaiknya kita mengambil dan menggunakan kesempatan waktu dan waktu luang kita seperti ini. Agar kita termasuk orang yang selamat.

Masihkah kita berani menyia-nyiakan waktu? Mari segera bergegas memenuhi panggilan Allah dan rasulnya demi tegaknya agama Allah dan kita termasuk orang yang selamat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.