tag:blogger.com,1999:blog-65143783206254121832024-03-19T09:20:06.359+07:00Dibalik IslamMenyingkap Tabir Kehidupan Islam!DIAZSUBShttp://www.blogger.com/profile/15328115163895272877noreply@blogger.comBlogger1684125tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-31035043762825761582024-03-16T06:18:00.008+07:002024-03-16T06:18:53.080+07:00RAMADHAN DI TENGAH DUKA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0GScpgWOL6sbTQRQ6z4tqrQPuQIxJd7eDCEzgZBH2B2fsHxGSIqImcoQid_53TSAInyKeI0JNbUWKFGKFBdzbNln9AVo9B3rdrfpoYT3eyYGIioheJod3unaWwwEZjVSN3YmUrYeI0xTARkdFIjOE68kAb0Y0-fE81I5gXqKdVXJks289y2qFWqv1HHfZ/s16000/Dibalik-Islam-Ramadhan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tidak ada bulan yang keutamaannya melebihi keutamaan Ramadhan. Ramadhan sering disebut sebagai '<i>rajanya bulan</i>'. Ramadhan penuh keagungan dan keberkahan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalamnya Allah ﷻ pun melipatgandakan pahala atas setiap amal kebaikan. Pantas rasanya setiap Mukmin bergembira menyambut kedatangan Ramadhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Namun demikian, umat harus ingat bahwa dalam Ramadhan kali ini penderitaan sebagian Muslim belum juga kunjung hilang. Di sejumlah negeri, kaum Muslim menyambut Ramadhan dalam ketertindasan. Di Palestina, misalnya, kaum Muslim bukan hanya terancam kelaparan. Mereka pun dihadapkan pada aksi pembantaian dan genosida. Jelas, apa yang mereka alami bertolak belakang dengan keadaan kaum Muslim di negeri-negeri lain yang ceria dan gembira menyambut Ramadhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Derita Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUSahR7JN_wSZY1jfz1kfOAhIG-Vo6jZjq3Z15njQEFaReUGt-S7HCsUgTP0YNSumkzr1WCZ-8SnKR-kZIxJ60_Q29E0PT4LspkhtfrPcfuGOiAQo4TAqPikpLJ1T9a9v9hX0tFty_nbiVC9NVAXdk2jplMUBsJczA7n9YauSFZWPLh2n94faxzsnBtqZ-/s16000/dibalik-islam-blog2-Recovered.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Palestina, kaum Muslim berada dalam dua ancaman: <i><u>genosida</u></i> dan <i><u>kelaparan</u></i>. Seruan pembunuhan terhadap warga Gaza terus digencarkan oleh para pemimpin zionis Yahudi. Seorang tokoh Yahudi, Rabbi Eliyahu Mali, meminta murid-muridnya yang bertugas di Pasukan Pendudukan Israel (IDF) untuk membunuh semua orang di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak. "<i>Menurut hukum Yahudi, semua penduduk Gaza harus dibunuh.</i>" Demikian isi seruannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemusnahan massal warga Gaza nyata merupakan kebijakan pemerintah entitas Yahudi. Tahun lalu Menteri Warisan Israel Amihay Eliyahu melontarkan opsi nuklir sebagai bagian dari serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Meski PM Zionis Netanyahu menolak tindakan militernya sebagai genosida, fakta di lapangan menunjukkan demikian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut setiap 10 menit satu anak-anak terbunuh di Gaza. Dokter di Gaza mengatakan kepada ActionAid, setidaknya dua ibu terbunuh setiap 60 menit, dan tujuh perempuan terbunuh setiap dua jam di daerah kantong yang terkepung tersebut. Tercatat, lebih dari 5.000 perempuan telah tewas sejak militer Zionis melancarkan serangan balasan ke Gaza. Diperkirakan jumlah korban meninggal lebih 31 ribu jiwa dan 72.000 lainnya terluka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Isolasi yang dilakukan zionis Yahudi juga telah menyebabkan bencana kelaparan di Gaza. Diperkirakan ada 800 ribu warga terancam mati akibat kelaparan dan tidak punya akses air bersih. Sampai tulisan ini dibuat sudah ada 30 anak-anak meninggal akibat bencana kelaparan. Sebagian warga terpaksa makan rumput dan minum air kotor demi bertahan hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Militer zionis juga tidak segan menembaki warga yang tengah mengerubuti truk-truk bantuan makanan. Karena itu penduduk Gaza sama sekali tidak punya persiapan khusus menyambut Ramadhan. Bahkan mereka telah berpuasa sejak lima bulan sebelum Ramadhan tiba.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Warga Gaza juga tidak lagi memiliki rumah sakit. Seluruhnya telah dihancurkan militer zionis. Banyak warga luka yang dirawat seadanya di tempat-tempat pengungsian. Minim obat-obatan dan peralatan medis. Jumlah dokter dan tenaga medis pun semakin berkurang karena banyak yang menjadi korban serangan militer Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nasib memilukan juga dialami Muslim Uighur yang hidup dalam tekanan rezim komunis Cina. Tahun lalu Organisasi Kongres Uighur Dunia melaporkan sejumlah umat Muslim di Cina dilarang berpuasa oleh pemerintah setempat. Mereka terancam ditangkap jika ketahuan berpuasa. Anak-anak sekolah, para pegawai negeri dan keluarga mereka dilarang berpuasa selama Ramadhan. Pemerintah komunis Cina juga memata-matai warga Muslim Uighur. Tujuannya untuk memastikan mereka tidak berpuasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Peduli</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirquUcBwF-TPq6S1gyp0VNmt90UPGeojFva02_oRhe8rhjLtY2qAo6X4dbq_n3Hz39Fo3iZcrixI4UQpblzM5GnXpqCl2tX12rUYMBfg4af1Zj6cmzf5Bf5u5_DFK7ubBFOr6-i7T149iVstGBMqUwuCx6cwwyL6VjjyCC9h_UsbpyBmrekrK2qEDxQYXd/s16000/dibalik-islam-teman.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Derita Muslim Gaza dan Uighur baru sekelumit dari potret derita banyak Muslim di dunia. Masih banyak Muslim menderita di Suriah, India, Myanmar, dll. Sulit bagi mereka merasakan nikmatnya ibadah selama Ramadhan karena ancaman kelaparan dan kematian selalu membayangi.</div><div style="text-align: justify;">Ketika kita di tanah air merasakan indahnya sahur dan berbuka bersama keluarga, di beberapa negeri lain banyak saudara seiman yang hidup di tenda-tenda pengungsian ala kadarnya. Mereka kehilangan semua anggota keluarganya. Mereka pun tidak memiliki makanan untuk sahur maupun berbuka. Inilah realita Ramadhan di tengah derita umat. Ini terjadi hampir setiap tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh berdosa kaum Muslim yang tidak memikirkan dan memberikan bantuan kepada sesama Muslim. Sebabnya, Allah ﷻ telah mewajibkan kita untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan</i> (TQS al-Anfal [8]: 72).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ juga telah mengingatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak boleh mengkhianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah kaum Muslim tidak menyadari bahwa pahala ibadah shaum bisa rusak akibat sikap egois, 'ashabiyah, tidak peduli dan menahan diri dari menolong mereka yang membutuhkan. Semua itu adalah perkara yang diharamkan agama yang dapat membinasakan pahala puasa. Rasulullah ﷺ sudah mengingatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش</div><div style="text-align: justify;"><i>Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga</i> (HR an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahulLâh mengingatkan, “<i>Ketahuilah, tidak sempurna taqarrub kepada Allah semata-mata hanya dengan meninggalkan syahwat yang mubah ini dalam keadaan selain puasa, kecuali setelah ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan apa yang telah Allah haramkan dalam segala hal berupa dusta, kezaliman serta permusuhan terhadap manusia dalam darah, harta dan kehormatan mereka.</i>” (Ibnu Rajab, Lathâ’if al-Ma’ârif, hlm. 155, Al-Maktabah asy-Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sikap tak acuh itulah yang ditunjukkan terutama oleh para pemimpin Dunia Islam, khususnya para pemimpin Arab. Mereka hanya bermain retorika; mengutuk dan menghimbau kepada dunia untuk menghentikan kekejaman Yahudi. Padahal mereka sebenarnya tahu kalau ucapan dan himbauan itu hanya dianggap omongan-kosong. Mereka sendiri berdiam diri dan tidak malu berkolaborasi dengan zionis Yahudi atau dengan induk semangnya, Amerika Serikat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu agar tidak kehilangan muka, mereka memberikan bantuan ala kadarnya. Itu pun dilakukan dengan cara yang tidak manusiawi, seperti menjatuhkan bantuan pangan dari udara ke pantai dan laut. Banyak warga yang tidak sanggup mencapai lokasi jatuhnya bantuan. Mereka adalah kaum lansia, anak-anak serta yang jauh dari pemukiman. Padahal para pemimpin Arab itu punya kekuatan militer untuk menerobos bahkan menghancurkan dinding penghalang Gaza. Mereka pun mampu membebaskan tanah Palestina dari penjajahan zionis Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bebaskan Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYeEkMtfeT91LrOx0r1jIaqGT6zq6XY-vZ6FKKdukUi5yLJwfbCwvab8P1GzhBe2ArcxVPiOpi9UaDfKqvLwDmXf3FhaccUSw5QCUjM-oj_8WfOUdNJHr2AV5V7IaZjom0ALfDyhhOcvu58M0IG1n6S6nsmFyNs5Z-3LGctgYIjt5hcwMPK-l9dhEnIBlJ/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa penyebab penderitaan umat masih terus terjadi. <b>Pertama</b>: Umat masih terbelenggu dengan paham nasionalisme yang menyebabkan hilangnya sikap peduli dan kemauan menolong saudara seiman. Padahal paham 'ashabiyah dalam wujud nasionalisme ini telah diharamkan oleh Islam. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَأَعِضُّوهُ وَلَا تَكْنُوهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliyah ('ashabiyah), maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya, dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Umat Muslim, khususnya para pemimpin mereka, masih memberikan loyalitas dan kepercayaan pada negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional yang mereka dirikan, seperti PBB ataupun <i>International Court of Justice</i> (ICJ). Umat seperti lupa bahwa negara-negara Barat adalah perancang kelahiran negara zionis Yahudi untuk menciptakan petaka di jantung Dunia Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat juga begitu naif karena percaya pada lembaga internasional buatan Barat yang sebenarnya diciptakan untuk memelihara kepentingan-kepentingan mereka. Badan-badan internasional itu juga tidak berdaya saat menghadapi kepentingan negara-negara besar selain menggertak belaka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Para pemimpin Dunia Islam telah lama menjadi penguasa boneka yang tunduk pada arahan politik Barat. Memang sebagian mereka dipilih oleh rakyat, tetapi atas restu negara-negara Barat. Karena itu tidak mungkin mereka akan melawan kepentingan Barat, termasuk dalam persoalan Palestina, Myanmar, Suriah, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>: Umat masih belum sepenuhnya sadar bahwa berbagai penderitaan yang mereka alami hanya bisa dibebaskan dengan kekuatan mandiri di bawah kepemimpinan Khilafah Islamiyah. Kebutuhan umat akan institusi Khilafah Islamiyah adalah mutlak. Secara syariah mendirikan Khilafah Islamiyah adalah fardhu dan telah menjadi kesepakatan para ulama. Khilafah adalah institusi yang ditunjuk oleh syariah untuk mengurus umat melalui penerapan hukum-hukum Islam. Khilafah juga bertugas melindungi kaum Muslim dari berbagai ancaman. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa Imam/Khalifah adalah junnah (perisai). Ia menghalangi musuh menyerang kaum Muslim, menghalangi sebagian masyarakat menyerang sebagian yang lain, melindungi kemurnian Islam sekaligus menjadi tempat orang-orang berlindung kepada dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah empat hal yang harus segera diatasi jika umat ingin membebaskan diri dari penderitaan. Tidak mungkin datang pertolongan dan kemenangan tanpa menjalankan kausalitas (sababiyyah) yang wajib ditempuh oleh umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh Allah pada Hari Kiamat berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي</div><div style="text-align: justify;">“<i>Manakah orang-orang yang saling mencintai satu sama lain karena keagunganKu? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.</i>” (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kaffah Edisi 336</span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-5377976169758917742024-03-09T14:31:00.007+07:002024-03-09T14:31:40.994+07:00MARHABAN YA RAMADHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrbxuFroBKke4OavhO4n3Wej_0psHpDHCPP66uhAvtvkDyB92TM7GO757d2R6O78N9pqImatR4b2Q6co83PF1il0qhcAWqTPlsqF6hUznu9TpcIjGcuOfmM4cd4zLeDcYnAfhe_JNphSeoQBprDLRBGujRuh7yVK1uR2435qMmehmXRcbGNV8Zf-hWAewN/s16000/Dibalik-Islam-Marhaban-Ya-Ramadhan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Marhaban yâ Ramadhân. Selamat datang Ramadhan. Tak terasa, Ramadhan akan kembali menyapa kita. Kali ini kita akan segera memasuki Bulan Ramadhan 1445 H.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Ramadhan adalah bulan istimewa. Bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa, yang bisa mengantarkan seorang Muslim meraih derajat takwa. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa</i> (TQS al-Baqarah [2]: 183).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ramadhan adalah bulan yang bertabur dengan pahala dan aneka keberkahan. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh telah datang Bulan Ramadhan. Bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan atas kalian puasa di dalamnya. Pada Bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Itulah Lailatul Qadar. Pada malam ini pula Allah ﷻ menurunkan al-Quran, pedoman hidup manusia, yang menjadi sumber kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ . وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ . لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Kami telah menurunkan al-Quran pada saat Lailatul Qadar. Tahukah engkau, apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan</i> (TQS al-Qadar [97]: 1-3).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Singkatnya, Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah berlimpah. Karena itu selayaknya setiap Muslim bergembira sekaligus menyiapkan diri sebaik mungkin setiap kali menyambut kedatangan Ramadhan. Tamu agung yang membawa banyak sekali keutamaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perisai dan Penghapus Dosa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBEkpwBCUFYyZJMo_rsuR8vbInB8RCxuvlqdno9_IqhNtj86gGStlTBInHEDoaFX4ocQxCx9v7xqeEJ2ogdgnvKF6BUDl7RssMmNe0yUD2A9FzikYirBy0utHgOqbCo0niAZpJKRJBqbWuYkxGSN6F3zfaQndWmp3N5Ee1CDxrSoKKpxRUTMZtfTKVYlzz/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Puasa Ramadhan yang benar-benar dijalankan secara ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syariah adalah perisai (pelindung) dari siksa api neraka. Rasul ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الصَّوْمُ جُنَّةٌ مِنْ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْقِتَالِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Puasa Ramadhan merupakan perisai (pelindung) dari azab neraka, seperti perisai salah seorang dari kalian dalam peperangan</i> (HR an-Nasa’i dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Puasa Ramadhan juga bisa menjadi sarana penghapus dosa. Rasulullah ﷺ. bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan hanya mengharap ridha Allah, dosa-dosanya yang telah lalu pasti diampuni</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Puasa dan Takwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlxDrTbHZN5r5bpd4oDPoXBLUI3IM_t9l0jSGbLLiwHhzxqKax6RKuSRhHeSBd-sZ_r6vpHrfPUzL5up36onn9HbXDioHXiQzXfD8oTjLhB10ZSyaQEnLnOYAaU6R9kKoCF19FDd96guKf7-2dxp3aBNU7eYvz-wmm4eC0OSx3r8f2eJu5TUcJCln0CHrY/s16000/dibalik-islam-doa.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memasuki Ramadhan kali ini, tentu kita berharap puasa kita benar-benar bisa mewujudkan ketakwaan hakiki pada diri kita (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 183).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu Allah ﷻ tidak pernah menyelisihi janji dan firman-Nya. Jika umat ini mengerjakan ibadah puasa Ramadhan dengan benar (sesuai tuntunan al-Quran dan as-Sunnah) dan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah ﷻ, niscaya takwa sebagai hikmah puasa itu akan dapat terwujud dalam dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang disebut dengan takwa? Imam ath-Thabari, saat menafsirkan QS al-Baqarah ayat 183 di atas, antara lain mengutip Imam al-Hasan yang menyatakan, “<i>Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka sekaligus melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah titahkan kepada mereka.</i>” (Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân li Ta’wîl al-Qur’ân, I/232-233).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Takwa dalam pengertian semacam ini tentu harus selalu melekat pada setiap Muslim dimana pun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Demikian sebagaimana sabda Baginda Rasulullah ﷺ kepada Muadz bin Jabal ra.:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun </i>(HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan frasa ittaqilLâh (bertakwalah engkau kepada Allah) dalam potongan hadis di atas, banyak ciri/sifat yang dilekatkan kepada orang-orang bertakwa (Muttaqîn).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang bertakwa antara lain adalah orang yang mengimani yang gaib, mendirikan shalat, menginfakkan sebagian harta, mengimani al-Quran dan kitab-kitab yang Allah ﷻ turunkan sebelum al-Quran dan meyakini alam akhirat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 1-4).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang bertakwa juga biasa menginfakkan hartanya pada saat lapang ataupun sempit, mampu menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, lalu jika melakukan dosa maka ia segera ingat kepada Allah ﷻ serta memohon ampunan-Nya dan tidak meneruskan perbuatan dosanya (Lihat: QS Ali Imran [3]: 133-135).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu masih banyak ciri/sifat orang bertakwa yang disebutkan di dalam al-Quran maupun as-Sunnnah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun terkait frasa haytsuma kunta, dapat dijelaskan bahwa kata haytsu di sini bisa merujuk pada tiga makna: tempat (makân), waktu (zamân) dan keadaan (hâl). Karena itu sabda Baginda Rasul ﷺ kepada Muadz ra. tersebut adalah isyarat agar ia bertakwa kepada Allah ﷻ tak hanya di Madinah; tak hanya saat turun wahyu-Nya; tak hanya saat bersama beliau; juga tak hanya saat dekat dengan Masjid Nabi ﷺ. Namun, hendaklah ia bertakwa kepada Allah ﷻ di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun (‘Athiyah bin Muhammad Salim, Syarh al-Arba’în an-Nawawiyyah, 42/4-8).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, jika memang takwa adalah buah dari puasa Ramadhan yang dilakukan oleh setiap Mukmin, idealnya usai Ramadhan, setiap Mukmin senantiasa berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Tentu dengan mengamalkan seluruh syariah-Nya baik terkait aqidah dan ibadah; makanan, minuman, pakaian dan akhlak; muamalah (ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya, dll); maupun ‘uqûbât (sanksi hukum) seperti hudûd, jinâyât, ta’zîr maupun mukhâlafât.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan takwa namanya jika seseorang biasa melakukan shalat, melaksanakan puasa Ramadhan atau bahkan menunaikan ibadah haji ke Baitullah; sementara ia biasa memakan riba, melakukan suap dan korupsi, mengabaikan urusan masyarakat, menzalimi rakyat dan menolak penerapan syariah secara kâffah dalam semua aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Totalitas Takwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj_al0rFv9P3wXL1XdcTcRFocbL284t1w1nPNE8B1vYZcsPblbOQcUmTCLhxjewjhqDR62Z_fdWGIJJ96F9zmknDEqBCrKHEpgR4ro9f2oCKsRyhqsmvZb3e0nhM5LVNl_5uLOmKiOhisbsVyH1AM6ZpcvzlJwRSlhpmu2DSGKIeG1_0Qiq5aZr5kWlXxU/s16000/dibalik-islam-quran.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlu dipahami, tak hanya puasa yang bisa mengantarkan pelakunya meraih derajat takwa. Di dalam al-Quran tak hanya ayat tentang kewajiban puasa yang diakhiri dengan frasa; la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa). Di dalam beberapa ayat lain Allah ﷻ juga berfirman, antara lain:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai manusia, beribadahlah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa </i>(TQS al-Baqarah [2]: 21).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون</div><div style="text-align: justify;"><i>Bagi kalian, dalam hukum qishâsh itu ada kehidupan, wahai orang-orang yang memiliki akal, agar kalian bertakwa</i> (TQS al-Baqarah [2]: 179).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَ أَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (Islam). Karena itu ikutilah jalan itu dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain hingga kalian tercerai-berai dari jalan-Nya. Yang demikian Allah perintahkan agar kalian bertakwa</i> (TQS al-An’am [6]: 153).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, tak cukup dengan puasa orang bisa meraih derajat takwa. Ibadah (yakni totalitas penghambaan kita kepada Allah ﷻ), pelaksanaan hukum qishâsh serta keberadaan dan keistiqamahan kita di jalan Islam dan dalam melaksanakan seluruh syariah Islam, itulah yang bisa mengantarkan diri kita meraih derajat takwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perlu Pemimpin Bertakwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin9mMPwziIpzGOmEMdbFTgKjjHxhh37ed1vVjyepvy7qNpfT8DR8MMK-F6SQSku0biminz9B_Jpa5Sant0QXLNvabPAHRkOL5TBSTMwiCS3NFTUlY0Xo4p-rc5b4ozS7l4AB6Vo6OPSryqutumMs1fBzNjqGCUvo6A3OKDNkJTq4vyMNudF1s6OQx1ASS9/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di tengah sistem kehidupan sekuler yang tidak menerapkan syariah Islam secara kâffah saat ini, kaum Muslim tentu membutuhkan pemimpin yang benar-benar bisa mewujudkan hikmah puasa dalam dirinya, yakni takwa. Di antara kesempurnaan puasa pemimpin yang bertakwa adalah menjaga puasanya dari perkataan dusta (qawl az-zûr). Kedustaan hanya akan membuat puasa seseorang sia-sia. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak meninggalkan perkataan dan perilaku dusta maka Allah tidak membutuhkan upayanya dalam meninggalkan makan dan minumnya</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemimpin yang bertakwa adalah pemimpin yang adil, yakni yang menerapkan syariah Islam. Pemimpin yang bertakwa sekaligus adalah pemimpin yang amanah. Ia tidak akan mengkhianati Allah ﷻ dan Rasul-Nya atau secara sengaja menyalahi al-Quran dan as-Sunnah. Pemimpin semacam ini tak akan mengkriminalisasi Islam dan kaum Muslim. Mereka pun tidak akan menghalang-halangi apalagi memusuhi orang-orang yang memperjuangkan penerapan syariah, termasuk penegakan Khilafah yang merupakan tâj al-furûdh (mahkota kewajiban) dalam Islam. Bahkan mereka akan berupaya menerapkan syariah Islam secara kâffah sebagai wujud ketaatan total diri mereka kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, mari kija jadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk mewujudkan totalitas takwa baik dalam level pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ . ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bersegeralah kalian meraih ampunan Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi kaum yang bertakwa; yaitu mereka yang menginfakkan (harta mereka) baik dalam kelapangan maupun dalam kesempitan, yang sanggup menahan amarah, yang biasa memberi maaf orang lain, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.</i> (TQS Ali Imran [3]: 133-134).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 335</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-73752716555416339112024-03-01T13:34:00.004+07:002024-03-01T13:34:34.061+07:00100 TAHUN TANPA KHILAFAH: UMAT MENDERITA!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju8S47voud1Nsq_50SifNpm6EWP0R6lcmXJQtxSWpCKaOsw8qJ0-wNcJeBs513-ZpjBJsZlIj-fkuA_I6dxMiDXmu-yP26AA_wy20xRXaE8EKLOxpZ5gYHWjSAqjDYfNKxiJJReAbK80OY-1P44gySWNtbTjP0aJ86SU6ONquqXaReYY-dbARwkLzrs8Y8/s16000/Dibalik-Islam-100-Tahun.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bulan ini genap 100 tahun kaum Muslim di seluruh dunia hidup tanpa naungan Khilafah. Pada tanggal 3 Maret 1924/28 Rajab 1342 H Inggris melalui anteknya, Mustafa Kemal Ataturk, berhasil menghasut sebagian rakyat dan tokoh Turki untuk mengabolisi Khilafah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Saat itu kaum Muslim sudah mengalami kemerosotan dalam pemikiran Islam. Mereka sudah dipecah-belah dengan paham nasionalisme. Kepemimpinan Khilafah Utsmaniyah kala itu pun sudah lemah. Akibatnya, Khilafah tidak sanggup menghadang makar Mustafa Kemal Ataturk. Akhirnya, Majelis Agung Nasional Turki resmi membubarkan Kekhalifahan Utsmani. Mereka bahkan mengusir Khalifah terakhir, Sultan Abdul Majid II, keluar dari Turki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mustafa Kemal merupakan keturunan Yahudi Dunamah yang begitu membenci Islam. Setelah menghancurkan Khilafah, antek Inggris ini lalu melakukan pengrusakan umat melalui program westernisasi. Antara lain menghapus syariah Islam; memberlakukan undang-undang sekuler; membebaskan peredaran minuman keras dan pesta dansa pria-wanita; melarang jilbab bagi Muslimah; melarang penggunaan bahasa Arab; serta bertindak represif terhadap para ulama yang tetap istiqamah dalam keislaman. Kebijakan ini dipuji-puji oleh Barat dan para pengikutnya sebagai modernisasi Turki. Padahal semua itu hakikatnya adalah penghancuran peradaban Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hilangnya Perisai Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN_QXyEJD4TlNFHHIISLJ3qqVbfYpQ4oFCcF92dJ0jta_hm-6JNTm6DLTgln6986_lhlDsq6ptnQ_l_CgLdG6HEDVApZ6Ed12XgvCmyLNQgLLgpeZO0ysc90zXWDx_hVdYWEMwJJs0s1M3kq-RSZKRRa6i4h0Riu8tjuTTSW2wzYumAgdlGiRrzRbwOiPU/s16000/dibalik-islam-prisai.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam atau Khalifah disebut oleh Nabi ﷺ sebagai perisai yang melindungi umat. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam/Khalifah adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkâm As-Sulthâniyyah, menyebutkan bahwa Imamah menempati posisi sebagai pengganti kenabian dalam menjaga agama dan urusan dunia. Ketika Khilafah Islamiyah lenyap, hilang pula perisai yang melindungi umat. Karena itu pembubaran Khilafah Islamiyah adalah bencana besar untuk Dunia Islam. Tanpa Khilafah, berbagai krisis melanda tanpa bisa dihentikan. Umat kehilangan pelindung dan pembela mereka. Tanpa Khilafah, kehormatan, harta dan darah umat ditumpahkan dengan murah oleh Barat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada sejumlah derita besar yang dialami umat pasca keruntuhan Khilafah. <b>Pertama</b>, persatuan umat Muslim tercabik-cabik oleh paham nasionalisme dan negara-bangsa (<i>nation state</i>) yang dipromosikan Barat, terutama Inggris. Kaum Muslim yang semula hidup dalam persatuan di bawah naungan Khilafah terpecah menjadi lebih dari 50 negara-bangsa. Paham nasionalisme ini menambah derita umat. Umat menjadi tidak saling peduli satu sama lain. Nasionalisme bahkan sering memicu konflik dan perang antar sesama Muslim. Ada Perang Irak-Iran (1980-1988). Ada agresi Irak ke Kuwait (1990), Ada Perang Arab Saudi-Yaman (2015 sampai sekarang). Semua itu adalah sebagian konflik yang dipicu oleh paham nasionalisme. Padahal mereka semuanya adalah bersaudara. Karena paham nasionalisme ini juga para pemimpin Dunia Islam merasa tidak punya tanggung jawab terhadap kondisi Palestina, Myanmar, Uyghur, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, penjajahan di Dunia Islam merajalela. Keruntuhan Khilafah menyebabkan negara-negara Barat leluasa menjajah negeri-negeri Muslim. Mereka bak kawanan anjing hutan yang mencabik-cabik hewan ternak yang kehilangan penjaganya. Negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, Belgia, Jerman dan Amerika Serikat meluaskan wilayah jarahan mereka mulai dari Timur Tengah, Asia hingga Afrika. Mereka merampok harta kekayaan alam negeri jajahannya, Mereka juga bertindak kejam terhadap kaum Muslim. Prancis, misalnya, membantai lebih dari 45 ribu Muslim Aljazair, termasuk anak-anak dan perempuan, hanya dalam sehari pada tanggal 8 Agustus 1945.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, tanah Palestina dikuasai oleh zionis Yahudi. Ketika Khilafah masih tegak, tidak ada keberanian kaum zionis maupun Inggris untuk merebut tanah Palestina. Namun, sejak Khilafah runtuh hingga hari ini, umat menyaksikan agresi militer zionis, yang dibantu oleh negara-negara Barat, melakukan penggusuran dan pembunuhan terhadap warga Palestina. Ironinya, negeri-negeri Arab yang menjadi tetangga Palestina membatasi bantuan hanya logistik. Mesir malah meninggikan pagar tembok pembatas negerinya dengan Rafah untuk mencegah warga Palestina mengungsi ke wilayahnya. Persekutuan dengan Yahudi juga dilakukan oleh Turki di bawah Erdogan, termasuk sejumlah negeri Arab lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, umat Muslim terancam genosida. Dunia menjadi saksi atas bisunya para pemimpin Dunia Islam terhadap pembantaian di Srebrenica pada tahun 1995 oleh militer Kristen Ortodoks Serbia-Bosnia. Korban Muslim yang tewas diperkirakan lebih dari 50 ribu jiwa. Aksi genosida dilakukan tidak mencapai satu bulan. Hari ini para pemimpin Muslim juga diam atas genosida Muslim Rohingya dan Muslim Uyghur, juga Gaza dan Rafah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima</b>, perampokan sumber daya alam milik kaum Muslim oleh berbagai korporat negara-negara Barat. Hilangnya Khilafah menjadikan banyak perusahaan asing dari Barat bebas merampok berbagai sumber daya alam di tanah kaum Muslim seperti aneka mineral, minyak dan gas bumi dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Hal itu dilakukan baik secara ilegal maupun legal lewat undang-undang yang mereka rancang untuk kemudian diberlakukan para penguasa boneka. Tragisnya, banyak penduduk setempat yang tetap dalam kemiskinan, sementara kekayaan alam mereka dikeruk pihak asing. Perusahaan Freeport di Papua, misalnya, pada tahun 2023 menghasilkan 1,9 juta ons emas, sementara Papua sendiri adalah propinsi termiskin di Indonesia menurut data BPS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam</b>, gerakan pemurtadan dan perang pemikiran oleh Barat makin merebak. Kaum misionaris menyebar di negeri-negeri Muslim untuk memurtadkan umat. Kehadiran mereka disokong oleh negara-negara Barat sebagai bagian dari imperialisme dengan prinsip gold, gospel and glory.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketiadaan Khilafah sebagai pelindung umat juga memudahkan Barat melakukan perang pemikiran (al-ghazw al-fikri) terhadap umat. Paham sekularisme, pluralisme, liberalisme dan sinkretisme bertebaran di tengah umat. Demikian pula paham demokrasi dan HAM yang memuja kebebasan. Keduanya bahkan sudah dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam. Salah satu dampaknya adalah merebak perzinaan, LGBT, penistaan agama, bahkan kemurtadan dengan dalih HAM dan kebebasan. Tragisnya lagi, sebagian dari perbuatan tersebut mendapatkan payung hukum di sejumlah negeri Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perang pemikiran ini juga berhasil menciptakan islamfobia di tengah umat Muslim. Banyak Muslim yang takut dan benci terhadap ajaran agamanya sendiri. Mereka menentang hukum-hukum Islam dan kewajiban penegakan Khilafah. Sebagian tokoh umat dengan lancang menyebut hukum-hukum Islam dan Kekhilafahan akan membawa mereka menuju kemunduran dan keterbelakangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Loyalitas Pada Kaum Kuffâr</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi55LIbyhzK8FrxMks2SZb88iIYZ-fUhfWRRGGXAnyoJJosR5Rfiv5goEdqbvPVtdGZzTqAd9dYGG2VBP9TC_76DqpfpUtyfuODYRxaDybqwsn9DuVSSKfs9jlFdAo8vAHiRi2M2y6NkG5C9cCeDoQEEaxT6PaJZdmGpMbNqPQt1qqGpS8Gce1Hjn0bFsF2/s16000/dibalik-islam-setan.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih menyedihkan lagi, setelah ketiadaan Khilafah Islamiyah, umat justru memberikan loyalitas mereka pada Barat yang telah menghancurkan pelindung mereka. Ibarat anak-anak yang telah kehilangan sosok ibu sebagai pelindung karena dibunuh, tetapi kemudian sang pembunuh malah dipuja dan dipercaya sebagai penolong.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita melihat hari ini umat begitu mempercayai solusi yang dibawa oleh negara-negara Barat seperti AS, Inggris, Prancis bakal menyelamatkan mereka. Umat juga mempercayai lembaga internasional bentukan Barat seperti PBB, IMF, World Bank sebagai pihak yang tulus akan menolong mereka dalam setiap kesulitan. Padahal negara-negara Barat dan berbagai lembaga buatannya justru semakin menyeret umat dalam keterpurukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal hanya Allah ﷻ yang akan mengangkat umat menuju kemuliaan. Allah ﷻ telah mengingatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sebaliknya, orang-orang kafir itu, pelindung-pelindung mereka adalah thâghût. Mereka (thâghût) mengeluarkan orang-orang kafir itu dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya</i> (TQS al-Baqarah [2]: 257).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim, menerapkan hukum-hukum Allah dan menegakkan Khilafah adalah kewajiban nyata. Para ulama telah menyebut Khilafah sebagai perkara yang telah dipahami urgensinya (ma’lûm min ad-dîn bi adh-dharûrah). Menjalankan syariah dalam institusi Khilafah adalah pembuktian ketaatan seorang hamba kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari ini telah sampai satu abad umat tidak memiliki perisai yang melindungi mereka. Tanpa Khilafah, berbagai bencana besar telah terjadi tanpa bisa dicegah dan tanpa penolong bagi umat. Oleh karena itu bersegera menegakkan Khilafah sebagai perisai umat adalah kewajiban. Al-Qadhi Al-’Alim Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh mengatakan bahwa berdiam diri dari upaya menegakkan Khilafah adalah salah satu kemaksiatan terbesar. Sebabnya, ketiadaan Khilafah menyebabkan hukum-hukum Islam terabaikan seperti di bidang muamalah, pidana, jihad, politik dan kenegaraan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wajib kita mengangkat seorang khalifah yang kita baiat untuk menjalankan syariah Islam dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Rasulullah ﷺ telah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِىَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِى عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang melepaskan tangannya dari ketaatan (kepada Imam/Khalifah), ia pasti dengan bertemu Allah pada Hari Kiamat nanti tanpa argumen untuk membela dirinya. Siapa saja yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliyah</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad bin Hanbal rahimahulLâh, dalam sebuah riwayat yang dituturkan oleh Muhammad bin ‘Auf bin Sufyan al-Hamashi, menyatakan;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلْفِتْنَةُ إِذاَ لَمْ تَكُنْ يَقُومُ بِأَمْرِ النَّاسِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Fitnah (bencana) akan muncul jika tidak ada Imam (Khalifah) yang mengatur urusan manusia.</i>” (Abu Ya’la al-Farra’i, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm.19).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 334</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-20410507873316123522024-02-23T12:47:00.086+07:002024-03-01T13:06:25.331+07:00MENGEMBALIKAN FUNGSI KEKUASAAN SESUAI AJARAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3zLGKJDun2mfVAnpg74d9i0MFpTJZjgQ4AshXewTjccG2qfoz6IxtLFYNJDJT47jY9nTM3dZ9HxEkNhFO5wSD-mu3OtJbnMke-l7NTxbdsalK8aY_-YU8e6QL3Ghl66GTQTDgR-q46WmHwKwWOyd5d4beF1M57AIFQmbQvw0Ql3e4Fl2PHG3PSbkgJgkm/s16000/Dibalik-Islam-Kekuasaan.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Islam kekuasaan sangatlah penting. Begitu pentingnya, kekuasaan sering disandingkan dengan agama. Sebagian ulama, seperti Imam al-Ghazali rahimahulLâh, menyatakan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">الدِّيْنُ وَالسُّلْطَانُ تَوْأَمَانِ، وَلِهَذَا قِيْلَ: الدِّيْنُ أُسٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لاَ أُسَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لاَ حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Agama dan kekuasaan itu ibarat dua saudara kembar. Karena itu sering dikatakan: Agama adalah fondasi, sementara kekuasaan adalah penjaganya. Apa saja yang tidak memiliki fondasi akan hancur. Apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap</i> (Abu Hamid al-Ghazali, Al-Iqtishâd fî al-I’tiqâd, 1/78).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkat agama (Islam) yang bersanding dengan kekuasaan, kata Imam ar-Razi rahimahulLâh, Allah ﷻ menghilangkan berbagai keburukan dunia dari manusia (Lihat: Fakhruddin ar-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, 3/424).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Fungsi Kekuasaan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKr2czk_wjC6QU8a_qCjlrewCudwUIFDqUjqSkO2hkRU67mY52IhbJPHFiQ_gNdTF9qB0EVf_D0YFu9BFtGhS-C2za14VbiIgOWnfdcnd6eYH1QrBMzynnyR9iQGFnPfBbruSHS5pjw-Oy0hLc1Vr8g5Dp1fk_-SO1O8bdJd3ch8ieddtQmJWx53QNqBeP/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pentingnya kekuasaan sangat disadari oleh Rasulullah ﷺ. Karena itulah, sejak awal, beliau berdoa kepada Allah ﷻ agar diberi suatu kekuasaan (sulthân). Bukan sembarang kekuasaan. Namun, kekuasaan yang bisa menolong agama-Nya (sulthân[an] nashîrâ). Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar, keluarkan aku dengan cara keluar yang benar dan berilah aku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.”</i> (TQS al-Isra’ [17]: 80).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkaitan dengan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir rahimahulLâh, dengan mengutip Qatadah ra., menyatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِمَ أَلاَّ طَاقَةَ لَهُ بِهَذَا اْلأَمْرِ إِلاَّ بِسُلْطَانٍ. فَسَأَلَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا لِكِتَابِ اللهِ، وَلِحُدُوْدِ اللهِ، وَلِفَرَائِضِ اللهِ، وَلِإِقَامَةِ دِيْنِ اللهِ؛ فَإِنَّ السُّلْطَانَ رَحْمَةٌ مِنَ اللهِ جَعَلَهُ بَيْنَ أَظْهُرِ عِبَادِهِ، وَلَوْلاَ ذَلِكَ لَأَغَارَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ، فَأَكَلَ شَدِيْدُهُمْ ضَعِيْفَهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Nabi Muhammad ﷺ menyadari bahwa beliau tidak punya daya/kekuatan untuk menegakkan agama ini (Islam), kecuali dengan kekuasaan. Karena itulah beliau memohon kepada Allah kekuasaan yang bisa menolong Kitabullah (al-Quran), melaksanakan hudûd Allah, menunaikan berbagai kewajiban dari Allah dan menegakkan agama Allah (Islam). Sungguh kekuasaan adalah rahmat yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Andai bukan karena kekuasaan tersebut, orang-orang bisa saling menyerang (menzalimi) satu sama lain sehingga pihak yang kuat bisa memangsa pihak yang lemah</i> (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, 5/111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari penjelasan Imam Ibnu Katsir tersebut bisa disimpulkan bahwa ada dua fungsi kekuasaan yang utama:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, untuk menegakkan agama Islam. Inilah yang sekaligus menjadi motif utama Rasulullah ﷺ untuk meminta kekuasaan kepada Allah ﷻ. Faktanya, ketika pada akhirnya Rasulullah ﷺ benar-benar menjadi penguasa (kepala negara) Daulah Islam di Madinah, kekuasaan beliau benar-benar diorientasikan untuk menegakkan Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, untuk mengurus berbagai urusan dan kepentingan masyarakat. Tentu dengan menggunakan syariah Islam. Inilah juga yang dipraktikkan oleh Rasulullah ﷺ sebagai penguasa (kepala negara). Dengan itu semua warga negara (Muslim maupun non-Muslim) terurus dan terayomi dengan baik. Tidak ada yang berani saling menzalimi. Tidak ada pihak yang kuat memangsa pihak yang lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kondisi demikian berbeda dengan saat ini. Sekarang ini Islam dan kekuasaan dipisahkan. Negara memberlakukan ideologi Kapitalisme-sekuler. Tidak memberlakukan syariah Islam. Akibatnya, penguasa bukan hanya gagal mencegah berbagai kezaliman yang menimpa rakyatnya. Penguasa <u><i>yang berkolaborasi dengan oligarki</i></u> bahkan sering menjadi aktor utama dalam berbagai kebijakan zalim terhadap rakyatnya. Pihak yang kuat (oligarki) acapkali difasilitasi oleh negara untuk “<i>memangsa</i>” pihak yang lemah, yakni rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa bentuk fasilitasnya? Tidak lain aneka UU dan kebijakan negara yang menguntungkan oligarki dan merugikan rakyat. Contohnya adalah pengesahan sejumlah UU oleh Pemerintah seperti UU Migas, UU Mineral dan Batubara, UU Kelistrikan, Omnibus Law, UU IKN, dll. Semuanya memberikan keleluasaan kepada oligarki untuk merampas sekaligus menguasai berbagai sumberdaya alam milik rakyat seperti hutan, minyak dan gas, mineral dan batubara, barang tambang (seperti emas, perak, timah, nikel, dll) dan sebagainya. Rakyat <u><i>yang notabene pemilik berbagai sumber daya alam tersebut</i></u> tak kebagian apa-apa selain ‘<i>ampas</i>’-nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itulah, dalam pandangan Islam, tidak ada artinya kekuasaan jika tidak digunakan untuk menegakkan Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam. Tidak ada artinya pula kekuasaan jika tidak digunakan untuk mengurus berbagai urusan dan kepentingan rakyat dengan syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, selama negara ini berdiri sejak kemerdekaan, bangsa ini memilih sekularisme, yakni ide yang memisahkan agama (Islam) dari kekuasaan. Meski berpenduduk mayoritas Muslim, Islam tidak dipilih untuk berdampingan dengan kekuasaan. Islam selalu dijauhkan dari kekuasaan. Bahkan isu Islam dan syariah Islam acapkali absen dalam setiap momen pergantian kekuasaan, seperti saat Pilpres/Pemilu. Saat ini, misalnya, tak ada satu pun paslon Muslim ataupun partai Islam yang mengusung agenda penerapan syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim. Wajib dan sudah sepantasnya mereka hidup diatur oleh syariah Islam. Tak hanya dalam ibadah ritual, urusan moral atau perkara spiritual saja. Syariah Islam pun wajib dan layak digunakan untuk mengatur urusan ekonomi, sosial, pendidikan, politik, pemerintahan, hukum/peradilan, dll. Sebabnya jelas. Islam bukan sekadar agama ritual, spiritual dan moral belaka. Islam adalah mabda’ (ideologi) dan sistem kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, hanya sedikit ulama yang menyerukan para penguasa atau para calon penguasa agar memimpin dan mengurus rakyat dengan syariah Islam. Memang, dalam setiap Pilpres/Pemilu, tak sedikit ulama <i><u>termasuk MUI</u></i> yang memfatwakan umat Islam wajib memilih pemimpin dan haram golput. Namun, sedikit sekali ulama yang memfatwakan pemimpin atau penguasa wajib menegakkan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal dalam kitab-kitab para ulama fiqih, misalnya, tak hanya dibahas bab thaharah (bersuci) dan ubudiyah (shalat, puasa, zakat atau haji) saja. Di dalamnya juga dibahas bab muamalah, termasuk ekonomi dan siyâsah (politik), hudûd hingga imamah (khilafah), bahkan jihad (perang) fi sabilillah, dll. Sampai saat ini pun, kitab-kitab para ulama fiqih itu <i><u>di antaranya yang ditulis sejak ratusan tahun lalu</u></i> tetap dikaji para santri dan diajarkan oleh para ulama/kiai, khususnya di pondok-pondok pesantren.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kitab-kitab fiqih karya Imam Syafii dan para ulama mazhab Syafii, misalnya <i><u>yang dianut oleh mayoritas umat Islam di negeri ini</u></i> jelas mengajarkan semua perkara yang disebutkan di atas. Sayangnya, semua itu tak diserukan oleh para ulama untuk diterapkan oleh penguasa di negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal katanya, bangsa ini ingin maju. Ingin sejahtera, adil dan makmur. Jelas, sejahtera, adil dan Makmur hanya mungkin saat umat Islam mengamalkan dan menerapkan syariah Islam. Demikian sebagaimana dinyatakan oleh Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki rahimahulLâh:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَوْ أَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ (الْيَوْمَ) عَمِلُوْا بِأَحْكَامِ الْفِقْهِ وَ الدِّيْنِ كَمَا كَانَ أَبَاءُهُمْ لَكَانُوْا أَرْقَ اْلأَمَمِ وَ أَسْعَدَ النَّاسِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai kaum Muslim hari ini menerapkan hukum-hukum fiqih dan (syariah) agama ini, sebagaimana generasi pendahulu mereka (pada masa lalu), niscaya mereka menjadi umat yang paling maju dan paling bahagia</i> (Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Syarî’atulLâh al-Khâlidah, hlm. 7).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wujud Iman dan Takwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5PvEt8nzy4-QiWOc4-JWSAdN4aEQM8iNj3IdDrHj1Mcp2C5UcZ3pWComaM9nd5L_iV2xu-g4W-4Pa9O__yhDEz75eEYJdTXNvHtyHarwqnJpouCL5veRrMaIJStMghniq7fXqK2nlnY5nW74KKKIo-z_Wx0FzydqCz6pWHX0WUZyKdpqugkjbFvsZ5frg/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, dalam Islam, fungsi kekuasaan adalah untuk menegakkan Islam serta mengurus berbagai urusan dan kepentingan rakyat dengan syariah Islam. Semua ini adalah wujud keimanan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Saat negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim ini benar-benar beriman dan bertakwa maka kemakmuran, kesejahteraan, keadilan serta aneka kebaikan (keberkahan) pasti dirasakan oleh mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan membuka untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka telah mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami menyiksa mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perbuat itu</i> (TQS al-A’raf [7]: 96).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keimanan dan ketakwaan tentu saja diwujudkan dengan kemauan untuk menjalankan dan menerapkan seluruh syariah Islam secara kâffah dalam semua aspek kehidupan. Itulah yang dipraktikkan oleh Baginda Nabi Muhammad selaku penguasa Negara Islam di Madinah dulu. Beliau mengatur negara dan rakyat beliau hanya dengan syariah Islam. Sedikitpun beliau tidak mengambil aturan lain selain dari wahyu telah Allah ﷻ turunkan kepada beliau. Kekuasaan beliau lalu dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka. Jelas, para khalifah pun, sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam selama tidak kurang dari 13 abad, hanya menggunakan syariah Islam dalam mengatur negara dan rakyat mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baru setelah Khilafah Islam terakhir, Khilafah Utsmaniyah, diruntuhkan oleh Barat (Inggris) melalui agennya Mustafa Kemal Ataturk pada tanggal 3 Maret 1924, kaum Muslim tidak diatur oleh syariah Islam, kecuali dalam urusan ibadah dan sedikit muamalah. Sebagian besar aspek kehidupan mereka diatur oleh aturan-aturan sekuler yang bersumber dari Barat kafir penjajah. Itulah yang terjadi. Termasuk di negeri tercinta ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaannya: Maukah kita kembali diatur oleh syariah Islam, yang notabene merupakan aturan-aturan Allah ﷻ, sementara kita mengaku sebagai hamba-Nya?!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 333</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-71553172634713058832024-02-16T15:55:00.003+07:002024-02-16T15:55:45.207+07:00PENERAPAN SYARIAH ISLAM PASTI MEMBAWA KEBERKAHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvhtrtf6sU4ixighiqHog3JQJOSU0nOOsfVe9LR247arnVVYyt4yj6_aSMhI3xtC9Qyz5YbxJXMWo9E-GUaAOPxm4a0Ip5D9zA2sttPFjiLbHa46AcG3gZPNGToJ5nFBOQVsbPvS44m-wRsSYahdToSe6bfZ_93Wg237muB80mtQhkRvxWp1U93dyDyE4Y/s16000/Dibalik-Islam-Perubahan-Bangsa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Gelombang menuju perubahan di tanah air terasa semakin kuat. Pasalnya, banyak orang merasakan Indonesia saat ini makin terpuruk. Padahal Indonesia adalah negara besar dan sangat kaya sumber daya alamnya. Namun, Indonesia belum bisa menjadi negara unggul dibandingkan dengan negara-negara lain. Bahkan di tingkat ASEAN sekalipun. Sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, gandum, susu dan daging malah diimpor dari negara lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Di negeri ini lebih dari 10 juta lebih warga berada dalam kemiskinan ekstrem. Negeri ini juga menduduki peringkat ke-2 prevalensi stunting tertinggi di ASEAN. Utang luar negerinya tahun lalu tembus Rp 8 ribu triliun. Ketimpangan ekonominya malah semakin meningkat. Penegakan hukumnya tidak berpihak pada warga. Hasil survei KedaiKopi tahun lalu menunjukkan ada 54,5 persen warga di negeri ini merasa tidak puas dengan penegakan hukum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah sebabnya rakyat Indonesia sangat berharap ada perubahan dengan kepemimpinan yang baru.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perubahan Menuju Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj66NHnfhhqvrY0mUZ4bUm4W22CZtpY1K49g3X3yBd6mn1obAT0GG_YKx4hCIZoU4RLefo9xnqIuD6Wwf7cLxPJcIFa2nU-vGmvLtj_40fOmGT5vURIbImaasBefBQJjBBaaZ6PmKQdNuLTqkKrKwYx9IynT9LzJ7S0DJdDebtgKUBppm-Zw8-76hj9Xr2h/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Quran mengingatkan bahwa nasib suatu kaum ditentukan oleh kemauan kaum itu sendiri untuk berubah. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri</i> (TQS ar-Ra’du [13]: 11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi banyak pihak yang menggunakan ayat ini sebagai dasar untuk melakukan perubahan tanpa menyertakan upaya yang harus dilakukan. Padahal yang dimaksud adalah perubahan menuju kebaikan dan keberlimpahan hidup sebagai buah dari keimanan dan ketaatan. Imam as-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan: “<i>Sungguh Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum</i>”, yakni berupa kenikmatan, curahan kebaikan dan kehidupan yang enak. “<i>Hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri</i>”, yakni dengan beralih dari keimanan menuju kekufuran; dari taat menuju maksiat; atau dari sikap mensyukuri nikmat-nikmat Allah ke singkap mengingkari nikmat-nikmat-Nya tersebut. Karena itu Allah mencabut semua kenikmatan itu dari mereka. Begitu pula sebaliknya. Jika para hamba Allah mengubah kondisi mereka dari maksiat menuju taat kepada Allah, niscaya Allah akan mengubah kondisi kesengsaraan yang menyelimuti mereka sebelumnya menuju kebaikan, kebahagiaan dan ghibthah (semangat iri dalam kebaikan) serta rahmat. (As-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-Manân fî Tafsîr al-Qur’ân, 4/724-725).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelaslah tidak akan pernah ada perubahan meskipun figur pemimpinnya sudah bergonta-ganti selama umat belum meninggalkan aturan-aturan dan ideologi selain Islam. Kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah baru akan terjadi manakala umat ini berubah menuju iman dan takwa dengan menerapkan syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meruyaknya kerusakan di tengah manusia seperti kemiskinan, kerusakan moral, kriminalitas, adalah akibat dari kemaksiatan dan kemungkaran manusia yang berlari dari syariat Islam. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan-Nya)</i> (TQS ar-Rum [30]: 41).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna “<i>karena perbuatan tangan manusia</i>” dengan mengutip pernyataan Abu Aliyah, yakni: “<i>Siapa saja yang bermaksiat kepada Allah di bumi maka ia telah merusak bumi. Ini karena memperbaiki langit dan bumi adalah dengan ketaatan (kepada Allah).</i>” (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-’Azhîm, 6/287).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selamanya kehidupan umat manusia akan rusak jika diisi dengan kemaksiatan dan kemungkaran. Kemaksiatan dan kemungkaran terbesar adalah mencampakkan hukum-hukum Allah dan memilih selain hukum-hukum-Nya. Inilah masalah yang sesungguhnya terjadi saat ini, khususnya di negeri ini. Tak akan pernah ada kebaikan selama tidak menerapkan syariah-Nya secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kewajiban Penerapan Syariah Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib8hOB4q2E65MR4OQP6IgLAqQbJAFHRM0SxtghpEbaScESUoFsiQ3EWjVYaqBkFfl-Rg8W_z6_EppmvTedBjNrGaX7mFiJm99IivjE_aZ2dh8M8V6whnCU86KWZpzxu2RCmDbMOi8hrWdSkhqV5Xq7udztJ9FMZCwtEk9oOilBXAKtj1zCar_4aX2y-jEC/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">PR besar umat Muslim hari ini sesungguhnya adalah bagaimana menerapkan syariah Islam dalam kehidupan. Bukan sekadar menciptakan kemajuan materi dan kemakmuran. Penerapan syariah Islam adalah kewajiban. Bukan sekadar pilihan. Sikap ini sekaligus menentukan keimanan seorang hamba. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan. Mereka menerima (keputusan tersebut) dengan sepenuhnya</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 65).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ menyebut di antara ciri Mukmin adalah menundukkan hawa nafsunya pada risalah Islam yang beliau bawa, yakni dengan menaati hukum-hukumnya. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa saja yang aku bawa</i> (HR al-Hakim, al-Khathib, Ibn Abi ‘Ashim dan al-Hasan bin Sufyan).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ juga memerintahkan kaum Muslim untuk menjalankan hukum-hukum-Nya. Sebaliknya, Allah melarang mereka mengikuti keinginan manusia untuk menerapkan hukum-hukum yang lain. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَأَنِ ٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ وَٱحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَنۢ بَعْضِ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hendaklah kamu (Muhammad) memutuskan perkara di antara mereka menurut wahyu yang telah Allah turunkan. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian wahyu yang telah Allah turunkan kepadamu</i> (TQS al-Maidah [5]: 49).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kewajiban ini dipertegas dengan adanya teguran dari Allah ﷻ dengan menyebut mereka yang tidak menerapkan hukum-hukum-Nya sebagai orang fasik, zalim, bahkan bisa kafir (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44, 45 dan 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ telah berjanji manakala kaum Muslim telah bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan kepada Diri-Nya dengan menerapkan syariah Islam, maka Dia akan mendatangkan berbagai keberkahan kepada mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Namun, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Karena itu Kami menyiksa mereka karena perbuatan mereka itu</i> (TQS al-A'raf [7]: 96).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh keliru jika kaum Muslim berusaha melakukan perbaikan nasib untuk mendapatkan kemakmuran materi dengan mencampakkan hukum-hukum Allah. Padahal penerapan hukum-hukum Allah adalah fardhu dan akan menciptakan aneka kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَدٌّ يُعْمَلُ بِهِ فِي الأرْضِ خَيْرٌ لأَهْلِ الأرْضِ مِنْ أَنْ يُمْطَرُوا أَرْبَعِينَ صَبَاحًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Penerapan suatu hukuman had di muka bumi itu lebih baik bagi penduduknya daripada hujan turun selama 40 hari</i> (HR Ibnu Majah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terbukti, dengan penerapan syariah Islam, hanya dalam waktu singkat rakyat di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, misalnya, mendapatkan kemakmuran ekonomi yang luar biasa. Saat itu bahkan di Jazirah Arab tidak ada yang mau menerima zakat. Keamanan juga meningkat hingga domba-domba pun aman dari terkaman serigala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kemakmuran Palsu</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdSFMQob4rD_FrMj7fFPmRS-zvaxc0cgXjckzHkzKJZZF21cslmWjSBokCJtIsx4pckRFG3QuDOkGLQX4x6kRxiQoAIJJwVsJUhKZCCvVsAHMS5FeOFD-T99GfeGg2JtNd3OeP3e91Mehqed1Qo15v033mZRzdBI3dK6aiY4ho-bDxEPPC89_-GifFnGb_/s16000/dibalik-islam-bohong.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada yang berargumen bahwa banyak negara di dunia memiliki tatanan kehidupan yang baik, makmur dan berkeadilan tanpa syariah Islam. Al-Quran menjawab bahwa segala perubahan yang membawa kemakmuran dan kemajuan yang datang dari aturan di luar Islam adalah palsu. Semua itu pasti berujung pada penderitaan. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Lalu ketika mereka bergembira dengan kesenangan yang telah diberikan kepada mereka itu, Kami menyiksa mereka secara tiba-tiba. Ketika itu mereka terdiam putus asa</i> (TQS al-An’am [6]: 44).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ideologi dan aturan kehidupan selain Islam seperti demokrasi dan kapitalisme, juga sosialisme-komunisme, bisa saja mengantarkan manusia pada kemakmuran, ketertiban dan penegakan hukum. Namun, di mata Allah ﷻ hal itu adalah kemungkaran, yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam keterpurukan. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran), sungguh dia akan merasakan kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan dirinya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta</i> (TQS Thaha [20]: 124).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim! Marilah kita bersegera menuju perubahan hakiki. Caranya adalah melepaskan diri dari hukum-hukum jahiliah menuju penerapan hukum-hukum Allah di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Inilah kewajiban agung yang akan mengantarkan kita semua pada keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ ࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?</i> (TQS al-Maidah [5]: 50).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 332</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-86219264515784289812024-02-03T06:42:00.007+07:002024-02-03T06:42:42.851+07:00WAJIB MEMBEBASKAN AL-AQSHA DARI CENGKERAMAN ZIONIS!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO2LRFr4zPRrAx9q5IVhgue0tylbUOiBr93rvGN99YthvwvMB3Y9PiQX4gycyCy6QTZimMcpI-nR33JtNJFTl0ysrVwllqVATACyXkop116LNpo9ZPCOyEcj5Bp680uYjNKq4x42-tCwFnXc778WRPgGhN4Nj2XXgo11-mF16E2vqObJdNc21rpyBTZPS3/s16000/Dibalik-Islam-Al-Aqsa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada Bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj. Momentum itu memiliki banyak arti dan hikmah bagi kaum Muslim. Allah ﷻ memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah ﷻ memperjalankan Nabi Muhammad ﷺ dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha kurang dari semalam. Allah ﷻ juga mempertemukan Rasulullah ﷺ dengan para nabi dan rasul lainnya. Beliau bahkan menjadi imam bagi mereka dalam salat berjamaah. Selanjutnya beliau diangkat ke langit hingga ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><b><br /></b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Iman Tanpa Ragu</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ8ZliMdrPjvtODsFKA7VgN9du9q28G8gCKtcwhu1VKk-DqJRu_Hqurwmko45DAjZPZIR4MX03jvG-0Yg7Du89da1KU_-dfOVB7g22D60Ru1EW3bA6oI_EE3KQBA8HIEv_Bo5pbAIx5A4tH8nYZRH7OmYksTPOBfREWmu2O2J8KTe1mkcHfDU02nI7CB6X/s16000/0-Dibalik-Islam-Isra-Miraj.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perjalanan Isra’ Mi’raj adalah salah satu mukjizat yang Allah ﷻ berikan kepada Rasulullah ﷺ. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah ﷺ menempuh perjalanan dengan ruh dan jasad beliau secara utuh. Bukan semata ruh beliau atau hanya penglihatan beliau dalam mimpi, seperti dugaan sebagian orang. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلًا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا...</div><div style="text-align: justify;"><i>Mahasuci Allah Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha…</i> (TQS al-Isra’ [17]: 1).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat di atas Allah ﷻ menggunakan frasa “<i>bi ’abdihi</i>”. Maknanya adalah ruh dan jasad Nabi Muhammad ﷺ. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahulLâh mengatakan, “<i>Sungguh Isra‘ Mi’raj terjadi dalam semalam. Nabi Muhammad ﷺ, mengalami peristiwa ini dalam keadaan terjaga; dengan jasad dan ruh beliau. Peristiwa ini terjadi setelah beliau diutus menjadi rasul. Inilah pendapat mayoritas ulama ahli hadis, ahli fiqih dan ahli kalam. Pendapat ini didukung oleh hadis-hadis yang sahih...</i>” (Ibnu Hajar, Fath al-Bâri, 7/197, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi Allah ﷻ tidak ada yang mustahil. Allah ﷻ berkuasa untuk memberikan mukjizat dalam bentuk apapun kepada para nabi dan rasul-Nya. Allah ﷻ berkuasa untuk menjadikan tongkat Nabi Musa as. mampu membelah lautan. Allah ﷻ berkuasa untuk menjadikan dingin kobaran api yang membakar Nabi Ibrahim as. Dengan itu beliau selamat. Tidak hangus terbakar. Allah ﷻ pun berkuasa untuk memperjalankan Rasulullah ﷺ dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha hingga mengangkat beliau ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu kurang dari semalam. Karena itu setiap Muslim wajib mengimani Peristiwa Isra’ Mi’raj ini sebagai bagian dari kebesaran Allah ﷻ dan salah satu mukjizat Nabi Muhammad ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kemuliaan Masjid al-Aqsha</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi kaum Muslim, Masjid al-Aqsha memiliki banyak arti. <b>Pertama</b>: Masjid al-Aqsha pernah menjadi kiblat pertama kaum Muslim dalam menunaikan salat selama 16 bulan. Kemudian Allah ﷻ mengubah kiblat mereka ke arah Makkah (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 144).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Masjid al-Aqsha dan Syam (Palestina) adalah wilayah yang Allah ﷻ berkahi, sebagaimana firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلًا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mahasuci Allah Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepada dia sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Mahatahu</i> (TQS al-Isra’ [17]: 1).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam At-Tafsîr Al-Munîr menyebutkan: “<i>Syam (Palestina) adalah Tanah Suci yang telah Allah berkahi dengan banyaknya nabi yang diutus ke sana. Syariah yang mereka bawa telah menyebar ke seluruh dunia. Tanah ini dikaruniai kesuburan, pepohonan dan sungai-sungai yang melimpah. Dengan itu kebaikan dunia dan akhirat seolah-olah ada di dalamnya.</i>” (Az-Zuhaili, At-Tafsîr Al-Munîr, 17/88).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ juga mendorong kaum Muslim untuk beribadah di Masjid al-Aqsha karena besarnya keutamaan yang Allah ﷻ limpahkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah mengencangkan pelana (untuk melakukan suatu perjalanan) kecuali menuju tiga Masjid yaitu: Masjid al-Haram (di Makkah), Masjidku (Masjid Nabawi di Madinah) dan Masjid al-Aqsha (di Palestina)</i> (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemuliaan dan keberkahan yang Allah limpahkan tersebut berlaku hingga Hari Kiamat. Sayang, hari ini Masjid al-Aqsha berada dalam penjajahan kaum zionis Yahudi. Mereka telah sering mengotori dan menistakan Masjid al-Aqsha. Mereka pun telah puluhan tahun melakukan berbagai kekejaman dan kekejian terhadap kaum Muslim di sekitar Masjid al-Aqsha dan Palestina secara umum. Semua mereka lakukan dengan didukung oleh pengkhianatan para pemimpin Muslim, khususnya di Timur Tengah, dan dukungan negara-negara Barat kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Penistaan al-Aqsha oleh Zionis Yahudi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkDo5CDFevJaKeH8kWNr9n7PzcCXfU8LGpbP6i42zLwj3lT06SQ7bbp7sd6gp8D55LWjjU45P9cut6yjnTmbUD5zLEmUPEPPObes2mOPzZNJlMYNbGvsNXLxw7N1UDpdJKJIOfdrX4VZEajmZVzKjKM6wo-xeFCon2UR8iPDwT6VigawUe8hFzWVP08Ei9/s16000/0-Dibalik-Islam-Yahudi.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Palestina dan kawasan Masjid al-Aqsa telah dicengkeram oleh zionis Yahudi lebih dari 76 tahun. Entitas Yahudi telah mengusir lebih dari 1,8 juta jiwa warga Palestina. Sejak pecah perang pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, militer zionis telah membunuh lebih dari 25 ribu warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak. Dilaporkan sejak Desember tahun lalu setiap hari 160 anak Palestina tewas akibat serangan kejam entitas Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masjid al-Aqsha juga dinista dan dirusak entitas Yahudi. Mereka membuat terowongan di bawah pondasi Masjid al-Aqsha dengan dalih mencari sisa-sisa kuil Sulaiman. Terowongan ini tentu membahayakan struktur bangunan di atasnya. Berkali-kali pula militer zionis menyerang ke dalam Al-Aqsha untuk menangkap dan membunuhi jamaah yang berada di dalamnya. Agresi itu juga sering dilakukan pada bulan suci Ramadhan saat umat Muslim sedang menunaikan ibadah di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perampasan dan penistaan terhadap Palestina dan Masjid al-Aqsha adalah hasil kejahatan negara-negara kafir Barat, terutama Inggris, Amerika Serikat dan Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB). Pada tahun 1917, Menteri Luar Negeri Inggris Lord James Balfour mengeluarkan Deklarasi Balfour. Isinya adalah dukungan kepada zionis Yahudi untuk menguasai tanah Palestina. Deklarasi Balfour didukung oleh Sekutu dan disetujui oleh Liga Bangsa-Bangsa (organisasi sebelum PBB) pada Juli 1922.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, perampasan dan penistaan terhadap Masjid al-Aqsha tidak akan terjadi jika para pemimpin Dunia Islam tidak berkhianat dengan mendiamkan penjajahan ini. Setiap kali terjadi agresi militer Yahudi terhadap warga Palestina dan Al-Aqsha, mereka hanya mengecam. Bahkan sudah ada enam negeri Muslim yang terang-terangan menjalin hubungan akrab dengan negara zionis Yahudi; Turki, Yordania, Bahrain, Mesir, UAE, Maroko dan Sudan. Padahal Allah ﷻ telah mengancam:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil kaum Yahudi dan Nasrani menjadi wali (sahabat, teman, pelindung). Sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Siapa saja di antara kalian yang mengambil mereka menjadi wali, sungguh dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim</i> (TQS al-Maidah [5]: 51).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Membebaskan Al-Aqsha</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKScMzzDddKQ0siIAqLdIR8PTOgKL4uWFXIhpwccwXK5jXMuhqV4sf4bFVoA5pVBHfZekmlr32KmMX4lrviWN0xlh8qEl9eZeHZLo3CrC__H-DZ9zfpTL-8y8fKpOPPFzHm97h9aYrKs9IRYOJzaGQy3vLQYMDaJsUucfLJMNDHdTBLazKqOe5Qc71VC83/s16000/0-Dibalik-Islam-Al-Aqsa.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membebaskan Palestina dan Masjid al-Aqsha adalah fardhu atas kaum Muslim. Akan tetapi, kaum Muslim haram meminta bantuan kepada negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional untuk menunaikan kewajiban tersebut. Negara-negara Barat adalah bidan yang membantu kelahiran negara zionis di tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain mustahil PBB atau Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) dapat menyeret entitas Yahudi ke pengadilan. Mustahil kedua lembaga ini menghukum dan meminta zionis Yahudi angkat kaki dari tanah Palestina. Mereka hanya memainkan drama. Tujuannya sekadar untuk menyenangkan pihak-pihak yang mengecam aksi terorisme kaum zionis Yahudi agar mereka tidak dipandang berdiam diri atau mendukung zionis Yahudi. Padahal tangan mereka berlumur darah rakyat Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Satu-satunya jalan yang sesuai syariah untuk membebaskan dan melindungi Masjid al-Aqsha adalah dengan jihad fî sabîlillâh, yakni dengan memerangi entitas Yahudi hingga tak ada satu jengkal pun tanah Palestina yang mereka injak lagi. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh sebab itu, semestinya para pemimpin Dunia Islam meninggalkan retorika kosong dan berhenti meminta bantuan kepada lembaga internasional manapun. Kaum Muslim di mana pun, khususnya para perwira dan prajurit Muslim, harus bergerak menyambut panggilan jihad dari mana pun, termasuk dari Bumi Palestina. Tak sepantasnya mereka berdiam diri dan berpangku tangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika dia menyeru kalian pada suatu yang memberikan kehidupan kepada kalian</i> (TQS al-Anfal [8]: 24).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلَهُمُ الْمُسْلِمُونَ، حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءَ الْحَجَرِ، وَالشَّجَرَةِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ، أَوِ الشَّجَرَةُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak akan tiba Hari Kiamat hingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi. Lalu kaum Muslim membunuh mereka hingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, kemudian batu dan pohon berkata, “Wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Orang Yahudi ini ada di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia!” Kecuali gharqad karena ia adalah pohon orang Yahudi.</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 330</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-82769929900743429782024-01-29T08:22:00.001+07:002024-01-29T08:22:01.914+07:00PEMIMPIN WAJIB DITAATI, TAPI JUGA WAJIB DINASIHATI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6j04NF7GG66P2SS-ldwNczIjyYHUDrtmQHEYVZhALfI7muLLxhWjzfQ2odq19YHLK3OGVPS5kJg9I8t67vGdHQv3KXyS8VsB-nPanBfVxkgLGEOmzkFPUXMAqF-CGSyUeoNnWMGgZPhxaimvFADbu25XGExyz7EwHUkGTHtEyoWfAPJcfdYEVNXX21vFo/s16000/Dibalik-Islam-Pemimpin.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">SUDAH sering kita mendengar bahwa pemimpin, khususnya pemimpin negara, wajib ditaati oleh seluruh rakyat. Dengan kata lain, rakyat wajib menaati pemimpin atau penguasa mereka. Sebaliknya, rakyat haram untuk membangkang apalagi memberontak kepada pemimpin atau penguasa mereka. Dalil yang sering dikutip, antara lain firman Allah ﷻ:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, dan taatlah kalian kepada Rasul serta ulil amri (pemimpin) kalian</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 59).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalil lainnya antara lain sabda Baginda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dengar dan taatlah kalian meski yang memimpin kalian adalah seorang budak hitam Habasyi yang kepalanya seperti anggur kering</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Siapakah Ulil Amri?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAYBK2NsX2EVJee0_uCAWe4mYTcldXyBFYS28r27r8TJYHmlcGWonP62snyRggFsaw5Bncz1rghWDELHFfnBGmbrhPXz8W296t-wtyogE1vFMIketBdX2eXXGGglsE7l212SCgObpF625NiGM4-iau4EH9T1eAf-yL5AupsxSPzM0jyExO8vz60q8XpNtq/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat menjelaskan ayat yang memerintahkan ketaatan kepada ulil amri (QS an-Nisa’ [4]: 59) di atas, Imam Abu Zahrah menyatakan, sebagian ulama berpendapat bahwa ulil amri adalah para ulama ahli fiqih yang mampu menggali hukum. Adapun menurut mayoritas ulama, ulil amri adalah para penguasa (al-hukkâm) dan ahlul halli wa 'aqdi, tetapi dengan dua catatan:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Selama mereka Mukmin, artinya bukan penguasa kafir;</li><li>Selama mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, yang ditandai dengan menegakkan keadilan dan tidak melanggar hukum-hukum-Nya (Lihat: Abu Zahrah, Zahrah at-Tafâsîr, hlm 1727-1728).</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian ulil amri yang wajib ditaati dalam pemahaman syariah (mafhûm syar'i) bukanlah sembarang penguasa, melainkan penguasa yang memiliki dua kriteria utama, yakni:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Mukmin;</li><li>Menegakkan hukum-hukum Allah ﷻ atau selalu terikat dengan syariah-Nya.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hak dan Kewajiban Pemimpin</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggUZo0fsxD2daMlrJ-AkAbfxZnSkQEtszzeZbAecIj3Ctak609dJPZ1SHFhgKDzcN1f8ckPt-Vkaeb77FPRs5JpzfSI8z2eCPfF2xyXBIQN70zw_6vWZ55FvYmfiTP37aUFoCzpx_nDQxfo3R4kGRvxfeMiwMHZde-EFIT3awrj72IOCk0Z5dPHXJzCyv2/s16000/dibalik-islam-sombong.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu benar bahwa pemimpin atau penguasa memiliki hak untuk ditaati oleh rakyatnya. Ini sesuai dengan nas-nas di atas. Namun demikian, pemimpin juga memiliki kewajiban, yakni wajib memimpin rakyatnya dengan adil. Dalam ayat sebelumnya, yakni sebelum ayat yang memerintahkan umat agar menaati Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri mereka, Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah memerintah kalian agar menyerahkan amanah kepada yang berhak menerima amanah tersebut, juga (memerintah kalian) jika kalian memutuskan hukum di tengah-tengah manusia agar kalian berlaku adil</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 58).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang harus selalu diingat, seorang pemimpin baru bisa dikategorikan sebagai pemimpin yang adil jika dia memimpin berdasarkan Kitabullah (al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya. Jika tidak, pada dasarnya dia adalah pemimpin yang zalim dan fasiq. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang zalim</i> (TQS al-Maidah [5]: 45).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang fasiq</i> (TQS al-Maidah [5]: 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian ketaatan kepada pemimpin atau penguasa sesungguhnya tidaklah mutlak. Tetap ada batasan. Apa batasannya? Tidak lain selama pemimpin atau penguasa tersebut menjalankan syariah-Nya. Imam al-Baghawi, saat menafsirkan QS an-Nisa’ ayat 59 tentang kewajiban menaati ulil amri, beliau menukil sebuah atsar bahwa Imam Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَقٌّ عَلَى اْلإِمَامِ أَنْ يَحْكُمَ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ وَ يُؤَدِّيَ اْلأَمَانَةَ فَإِذَا فَعَلَ ذَلِكَ فَحَقٌّ عَلىَ الرَّعِيَّةِ أَنْ يَسْمَعُوْا وَ يُطِيْعُوْا</div><div style="text-align: justify;"><i>Wajib atas pemimpin/penguasa untuk memutuskan semua perkara dengan hukum yang telah Allah turunkan (yakni al-Quran dan Sunnah) serta menjalankan amanah. Jika pemimpin/penguasa telah melakukan hal demikian, wajib atas rakyat untuk mendengar dan taat</i> (Al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl, 2/240).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini sejalan dengan sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai yang diangkat sebagai pemimpin kalian adalah seorang budak hitam Habasy, tetapi dia memimpin kalian dengan Kitabullah, maka dengar dan taatilah dia</i> (HR an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian pemimpin atau penguasa memang berhak untuk ditaati oleh rakyatnya. Namun, dia juga berkewajiban untuk memimpin rakyatnya dengan Kitabullah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, yang diperlukan saat ini bukanlah sekadar fatwa ulama yang ditujukan kepada rakyat untuk mentaati pemimpinnya. Yang jauh lebih dibutuhkan saat ini adalah fatwa ulama yang ditujukan kepada pemimpin atau penguasa agar selalu memimpin rakyatnya dengan Kitabullah (al-Quran).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam konteks Pemilu/Pilpres 2024, yang lebih dibutuhkan saat ini bukanlah fatwa ulama yang hanya ditujukan kepada rakyat tentang keharaman golput, yang selalu diulang-ulang setiap menjelang Pemilu/Pilpres. Yang lebih dibutuhkan saat ini justru fatwa ulama yang ditujukan kepada pemimpin atau calon pemimpin tentang kewajiban mereka memimpin dengan Kitabullah (al-Quran), yakni dengan menerapkan dan menegakkan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. Sayangnya, fatwa ulama semacam ini, yang ditujukan kepada pemimpin atau calon pemimpin, nyaris selalu absen dalam setiap Pemilu/Pilpres.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Nasihat untuk Penguasa dan Ulama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWSyn7CT_u0ClIMUog8vuRkFqhpamz-hy2-2Dz7E2BybmkoUV3_8uMbDDFQoE3e0PY3pb0k5Vse6rsB33u2BLUMlWVEPOGfdBbkeHBdoiTKEFLcmQPm8yrOngqFQHV5C4qLCJFyP_tPF97Pb1bc42OtV65KOtbUL7bm00MZ3-t3m6_VX39dj9fb3W3TVvq/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam salah satu masterpiece-nya, At-Tibr al-Masbûk fî Nashîhah al-Mulûk, pada bagian awal babnya, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menukil beberapa riwayat sebagai bahan renungan bagi para penguasa, juga para ulamanya. Di antaranya sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suatu hari, saudara kandung al-Balkhi menemui Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah kemudian berkata, “<i>Nasihatilah aku!</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang itu berkata, “<i>Sesungguhnya Allah telah mendudukkan dirimu pada kedudukan Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib (yakni sebagai penguasa, pen.). Karena itu Allah ﷻ meminta darimu sifat benar/jujur seperti yang ditunjukkan Ash-Shiddiq (Abu Bakar). Allah meminta dirimu menjadi pembela yang haq dan penumpas yang batil seperti Al-Faruq (Umar). Allah meminta dirimu memiliki rasa malu dan kemurahan seperti Utsman bin Affan. Allah pun meminta dirimu memiliki ilmu dan keadilan seperti yang ditunjukkan Ali bin Abi Thalib.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Teruskan,</i>” kata Khalifah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang itu berkata lagi, “<i>Perumpamaanmu seperti mata air, sedangkan seluruh ulama di dunia ini seperti wadahnya. Jika mata air itu jernih, kotornya wadah air tidaklah berbahaya. Namun, jika mata airnya kotor, bersihnya wadah air tak ada gunanya.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada waktu lain, suatu malam, Khalifah Harun ar-Rasyid menemui Fudhail bin Iyadh rahimahulLâh. Saat pintu rumah Fudhail bin Iyadh dibuka, Khalifah menyalami tuan rumah, yang spontan berkata, “<i>Api nerakalah untuk tangan halus ini jika ia tidak selamat dari azab-Nya pada Hari Kiamat nanti.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fudhail bin Iyadh melanjutkan, “<i>Amirul Mukminin, bersiap-siaplah engkau untuk menjawab pertanyaan Allah kelak. Sebabnya, sungguh Allah akan menghadapkan dirimu kepada setiap Muslim atas kebijakanmu terhadap masing-masing dari mereka.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mendengar itu, menangislah Harun ar-Rasyid sejadi-jadinya seraya menundukkan kepalanya di dadanya. Saat itu, Abbas, yang mendampingi dirinya, berkomentar, “<i>Celakalah, wahai Fudhail. Engkau telah membunuh Amirul Mukminin!</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fudhail bin Iyadh menjawab, “<i>Wahai Hamman, justru kamu dan kaummulah yang mencelakakan dia...</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalifah Harun ar-Rasyid lalu berkata kepada Abbas, “<i>Jika ia menyebut kamu Hamman, berarti ia menganggap aku Fir’aun.</i>” (Lihat: Al-Ghazali, At-Tibr al-Masbûk fî Nashîhah al-Mulûk. Dar al-Kutub al-’Ilmiyah, hlm. 23-54, 1988).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah. Nasihat adalah bagian tak terpisahkan dari para penguasa Muslim pada masa lalu. Bahkan telah menjadi ‘<i>makanan</i>’ sehari-hari mereka. Sebaliknya, nasihat kepada para penguasa juga tidak pernah lepas dari para ulama. Bahkan menjadi ‘<i>kebutuhan</i>’ mereka. Banyak para ulama pada masa lalu rela menghabiskan waktunya untuk mengontrol, mengawasi, menasihati, mengkritik sekaligus meluruskan para penguasa <i><u>yang menyimpang</u></i> tanpa kenal lelah, khawatir atau rasa takut. Dengan itulah, dalam sistem Islam, keadilan tetap kukuh meski seandainya bumi runtuh. Kezaliman lenyap di bumi yang berdiri tegap.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak aneh jika sepanjang zaman Kekhilafahan Islam pada masa lalu, terlalu banyak kisah-kisah nyata para penguasa Muslim yang menggugah perasaan karena kezuhudan, kerendahatian, keadilan, kejujuran, keamanahan dan kebajikan mereka dalam memimpin rakyatnya. Terlalu banyak pula kisah-kisah nyata para ulama yang menyentuh kalbu karena kewaraan, keberanian dan ketajaman lidah mereka di hadapan para penguasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah sepantasnya para penguasa Muslim saat ini menjadikan kisah-kisah di atas sebagai cermin dan pelajaran. Selayaknya mereka senantiasa berlapang dada dalam menerima nasihat, bahkan selalu meminta nasihat kepada para ulama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, para ulama wajib menyampaikan nasihat kepada penguasa, diminta atau tidak diminta. Mereka tidak boleh bermanis-muka, apalagi sampai menjilat penguasa. Mereka tidak patut menyembunyikan kebenaran yang wajib mereka sampaikan, apalagi di hadapan penguasa zalim yang enggan menerapkan syariah Islam. Sebabnya, ulama sejati tentu tak akan pernah melupakan sabda Baginda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim</i> (HR an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ أَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادَلٌ، وَ إِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللهِ وَ أَشَدَّهُمْ عَذَابًا إِمَامٌ جَائِرٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh manusia yang paling Allah cintai pada Hari Kiamat kelak dan paling dekat kedudukannya dengan Dia adalah seorang pemimpin yang adil. Sungguh manusia yang paling Allah benci dan paling keras mendapatkan azab-Nya adalah seorang pemimpin yang zalim.</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 329</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-82913878223989669842024-01-22T08:41:00.005+07:002024-01-22T08:41:40.179+07:00KEMULIAAN RAJAB DAN NASIB UMAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: arial; font-size: large;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjLQyctpvAC3PQl1m6wJ9bPRd-g0irAudaRT1Zpl0UGiFYq-CbIig5fXxKLvt_Yus4TQ82K8a2k7cf43FS0v6OcF-o1fcmfHYE5iP1sK0Qj-zHHj9a1ZS9201JUie3WS_KaadFyR5-B0GWBBWiZXxQdza72B89s8E6stwLhFnoeS61PDbCUkG7Jkd8krO0/s16000/Dibalik-Islam-Rajab.jpg" /></span></div><span style="font-family: arial; font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: large;">Sungguh beruntung kaum Muslim. Banyak keberkahan pada setiap waktu yang datang kepada kita. Seperti saat ini. Pada bulan Rajab banyak kebaikan yang Allah ﷻ limpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang mengerjakan amal shalih. Ini karena Rajab adalah salah satu bulan yang Allah ﷻ muliakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-family: arial; font-size: large;"><div style="text-align: justify;">Kebaikan tersebut tentu harus diupayakan. Ia tidak datang begitu saja. Semua bergantung pada kuat-lemahnya keimanan dan amalan yang kita curahkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bulan Mulia dan Bulan Haram</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvH7zVl_LF7R_cdU1hAlboRvLTa7KpF7RUWxikn2ZIARpdoaJPxvQiCpYCTlQeACRs2BbOwEEuLw9REZoeqo7dZ2HdyS1PnZzM9PmlvkvDQf1EJPLFt8cKPMcARpRCpBLC5L0aubQz2t_J8h6aJbZfpT12lQFhjRVXjnMh1fnK_gcSWPRl3mZtAWcJTGK5/s16000/dibalik-islam-masjid.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para ulama menjelaskan bahwa Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang Allah ﷻ muliakan. Ini berdasarkan firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan, dalam catatan Allah, saat Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram [suci]. Itulah agama yang lurus. Karena itu janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan itu</i> (TQS at-Taubah [9]: 36).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rincian bulan haram itu disebutkan oleh Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إنَّ الزَّماَنَ قَدْ اِسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُوْ الْقَعْدَةِ، وَذُوْ الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ شَهْرُ مُضَرَّ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh waktu itu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah ﷻ menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumada dan Sya’ban</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemuliaan bulan Rajab banyak diterangkan oleh para ulama. Ibnu Faris menjelaskan: Secara bahasa <i>rajaba</i> berarti mengagungkan, menakutkan, menghormati. Rajaba juga bermakna mengokohkan atau menguatkan sesuatu dengan sesuatu yang lain (Ibnu Faris, Mu’jam Maqaayis al-Lughah, hlm. 445).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemuliaan dan keistimewaan Bulan Rajab di antaranya terdapat dalam hadis mursal yang diriwayatkan Imam asy-Syaukani dari Imam Hasan al-Bashri. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ menyebut Rajab sebagai bulan milik Allah (<i>syahrulLâh</i>) yang menandakan kemuliaan dan keutamaannya. Beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَ شَعْبَانُ شَهْرِيْ، وَ رَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku</i> (Asy-Syaukani, Nayl al-Awthâr, 4/293, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun tentang sebutan bulan haram banyak penjelasannya. Di antaranya, menurut Al-Qadhi Abu Ya’la <i>rahimahulLâh</i>, “<i>Dinamakan bulan haram karena dua makna. <b>Pertama</b>, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliah pun meyakini demikian. <b>Kedua</b>, pada bulan tersebut terdapat larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Pada saat itu pun sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.</i>” (Lihat: Ibnu al-Jauzi, Zâd al-Masîr, Tafsir QS at-Taubah ayat 36).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Amalan yang Dianjurkan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsnwb1RLIJCtaelCuqzmqhsoL2N8TPD9LTNZt-lJ0TgfBaUxD2fvEpbzZTKBavYZfgJjb-9GdSUn9d8tqYrspYrOefE8Zmf_pvyyYSWTwBx25PRhp-WhEiSL3mhtt43-qpfaYprKqZa2RZSO1kECWLugV7b_l0NghTepaWI9HpLtXF5Ppf91jESLCwNYwF/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada dua hal penting untuk dikerjakan oleh setiap Muslim, khususnya pada Bulan Rajab ini. <b>Pertama</b>: Setiap hamba yang beriman dan merindukan ridha Allah selayaknya bersegera memperbanyak amal shalih baik yang wajib maupun yang sunnah, tanpa menunda-nunda lagi. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bersegeralah kalian meraih ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi kaum yang bertakwa</i> (TQS Ali Imran [3]: 133).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Amal shalih tentu mempunyai kriteria khusus. Tidak setiap amal yang dipandang baik dikatakan sebagai amal shalih. Suatu perbuatan dikatakan amal shalih jika sesuai dengan perintah dan larangan Allah ﷻ atau mengikuti syariah-Nya. Keliru jika seorang Muslim menyangka amal shalih sekadar amal kebaikan menurut pandangan dirinya, atau menurut opini umum, atau menurut hukum buatan manusia yang berlaku. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dalam agama kami, maka ia tertolak</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contohnya: Seorang Muslim menyangka telah berbuat baik kepada keluarganya karena telah menafkahi mereka. Padahal ia menafkahi mereka dari jalan usaha yang haram seperti muamalah ribawi, menerima suap, korupsi, dsb. Contoh lain: Seorang penguasa merasa telah mengambil keputusan yang baik dengan menyerahkan kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam kepada korporasi. Padahal sebenarnya sumber daya alam itu adalah milik umat yang harus dikelola oleh negara untuk kemaslahatan mereka. Contoh lainnya lagi: Seorang Muslim menyangka telah menyelamatkan masyarakat dari bahaya kelompok Islam tertentu yang dituding “<i>radikal</i>” hanya karena mereka tengah memperjuangkan tegaknya syariah Islam. Padahal menegakkan syariah Islam adalah kewajiban setiap Muslim. Mengabaikan syariah Islam, apalagi menghalang-halangi penegakannya, adalah tindak mungkar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah orang-orang yang menyangka telah beramal baik, padahal sesungguhnya mereka merugi. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah, “Maukah kalian aku beri tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.”</i> (TQS al-Kahfi [18]: 103-104).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara amal shalih yang besar keutamaannya adalah menjadi pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang menerapkan syariah Islam secara kâffah dan hidup dalam naungan hukum-hukum Allah ﷻ. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً، وَحَدٌّ يُقَامُ فِي الْأَرْضِ بِحَقِّهِ أَزْكَى مِنْ مَطَرِ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Sehari bersama seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum yang ditegakkan dengan haq di bumi lebih suci daripada hujan 40 hari</i> (HR ath-Thabarani).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Seorang hamba yang takut dengan dosa dan siksa Allah ﷻ seharusnya bersegera meninggalkan berbagai kezaliman. Ini karena pada bulan Rajab balasan atas perbuatan zalim juga dilipatgandakan. Imam Qatadah rahimahulLâh dalam tafsirnya menjelaskan, “<i>Karena kezaliman yang dilakukan pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan pada bulan-bulan selainnya...</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Jurjani menjelaskan zalim adalah “<i>melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan dan itu adalah maksiat</i>”. (Az-Zurjani, At-Ta’rifât, hlm. 186, dinukil dari Mawsû’ah Akhlâq Durar as-Saniyyah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu pada bulan Rajab ini kaum Muslim harus lebih bersemangat untuk meninggalkan kezaliman dan kemaksiatan. Di antara sifat zalim yang harus segara dihilangkan adalah menolak penerapan hukum-hukum Allah. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang zalim</i> (TQS al-Ma’idah [5]: 45).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Amal Utama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4THckJXlCMC91Dj8knUbfH1AL9a4X5dx7OKwgwOMgdI8z87OIE5FvuVznwmd3dGQjyFM7Seo4_kV1qEN9L0BTGlKrTwWSygCl6p_olViVB0MQAI6nBK5MpM_yQ2EJLG-ZP96r5k572yw-BrEZH-BANacHVCp976hg8nC5OweSs0XuEKxk-3-L0gbDrrsn/s16000/dibalik-islam-quran.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita bergembira menyaksikan kaum Muslim pada setiap bulan Rajab berlomba-lomba mengerjakan berbagai amal kebaikan. Hanya saja, banyak amal kebaikan itu baru berupa amal-amal pribadi, belum berupa amal yang berdampak pada kepentingan umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada hari ini kita menyaksikan saudara-saudara seiman di berbagai belahan dunia mengalami ketertindasan oleh kaum kuffâr maupun oleh penguasa mereka sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat Muslim di Gaza masih terancam oleh tindakan keji genosida zionis Yahudi. Setiap hari 160 anak Gaza tewas di tangan militer zionis. Setiap hari pula 10 anak Gaza menjadi cacat akibat serangan brutal Yahudi. Warga Gaza juga sudah berminggu-minggu hidup tanpa listrik, kekurangan air dan makanan. Hari ini 800 ribu penduduk Gaza terancam mati akibat kelaparan dan kekurangan air.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nasib Muslim Rohingya tak kalah memilukan. Mereka pun terancam aksi genosida penguasa Myanmar dan kelompok Budha radikal. Warga Arkhan terusir dari negeri mereka sendiri dan terlunta-lunta. Bahkan belakangan di tanah air muncul kelompok yang menyerukan penolakan terhadap pengungsi Rohingya dengan berbagai alasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, para penguasa Muslim terus-terusan bermain retorika tanpa tindakan nyata. Mereka tidak pernah mengirimkan bantuan yang benar-benar dibutuhkan warga Gaza maupun Myanmar. Bahkan sebagian dari para penguasa itu terang-terangan bersekongkol dengan zionis Yahudi, pemerintah Myanmar, juga negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat, Inggris, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nasib yang tak kalah memilukan juga dialami oleh kaum Muslim Uyghur di Cina, di India, atau di Suriah. Mereka teraniaya oleh para penguasa di negeri mereka tinggal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu umat membutuhkan amal besar dan nyata untuk menolak berbagai kezaliman ini. Kezaliman ini tidak bisa hilang kecuali dengan adanya pemimpin yang tampil sebagai junnah (perisai) bagi umat. Itulah Khalifah yang akan menerapkan syariah Islam. Khalifah pula yang akan memberikan pembelaan terhadap kaum Muslim yang tertindas, sekaligus memberikan bantuan dan mengirimkan pasukan yang akan membebaskan negeri-negeri Muslim dari berbagai kezaliman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hikmah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad ﷺ) hakim atas perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati atas putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima keputusan tersebut dengan sepenuh hati.</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 65).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 328</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-79350047993619543252024-01-11T08:41:00.006+07:002024-01-11T08:41:49.710+07:00BERKASIH SAYANGLAH KEPADA MAHLUK ALLAH NISCAYA ALLAH MENYAYANGIMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3JrqufJbF4bSi0pcpN8VjYen5S2lDskvcHAboegWxpZKTkyEKobZO94jCjvEjmgTASae8T9DFD-obpSJq8j3ikvmZaeJiu9Xf6y5QA7zzlR-w8DnoVwIpCKRLt81qtkzL9waUCpp5r4NkkYJ3X23JrFladtoE3EaE1FQcEXTPaJylWnBqQbVp9hyphenhyphen7w2pq/s16000/Dibalik-Islam-Kasih-Sayang.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Fatihah Ayat 3 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menerangkan bahwa Dia adalah Tuhan seluruh alam. Maka untuk mengingatkan hamba kepada nikmat dan karunia yang berlipat-ganda, yang telah dilimpahkan-Nya, serta sifat dan cinta kasih sayang yang abadi pada diri-Nya, diulang-Nya sekali lagi menyebut ar-Rahman ar-Rahim. Agar gambaran keganasan dan kezaliman seperti raja-raja yang dipertuan dan bersifat sewenang-wenang lenyap dari pikiran hamba.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengingatkan bahwa sifat ketuhanan Allah terhadap hamba-Nya bukanlah sifat keganasan dan kezaliman, tetapi berdasarkan cinta dan kasih sayang. Dengan demikian manusia akan mencintai Tuhannya, dan menyembah Allah ﷻ dengan hati yang aman dan tenteram, bebas dari rasa takut dan gelisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Malah dia akan mengambil pelajaran dari sifat-sifat Allah ﷻ. Dia akan mendasarkan pergaulan dan tingkah lakunya terhadap manusia sesamanya, atau terhadap orang yang di bawah pimpinannya, malah terhadap binatang yang tak pandai berbicara sekalipun, atas sifat cinta dan kasih sayang itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena dengan jalan demikianlah manusia akan mendapat rahmat dan karunia dari Tuhannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Allah hanya sayang kepada hamba-hamba-Nya yang pengasih.</i> (Riwayat at-tabrani)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang penyayang, akan disayangi oleh Allah yang Rahman (Oleh karena itu) sayangilah semua makhluk yang di bumi, niscaya semua makhluk yang di langit akan menyayangi kamu semua.</i> (Riwayat Ahmad, Abu Dawud at-Tirmidzi dan al-hakim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa yang kasih sayang meskipun kepada seekor burung (pipit) yang disembelih, akan disayangi Allah pada hari Kiamat.</i> (Riwayat al-Bukhari)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam menggunakan aturan dan tata cara pada waktu menyembelih burung, misalnya memakai pisau yang tajam. Dapat pula dipahami dari urutan kata ar-Rahman, ar-Rahim, bahwa penjagaan, pemeliharaan dan asuhan Allah terhadap seluruh alam, bukanlah karena mengharapkan sesuatu dari alam itu, tetapi semata-mata karena rahmat dan kasih sayang-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi ada yang terlintas dalam pikiran orang, mengapa Allah membuat peraturan dan hukum, dan menghukum orang-orang yang melanggar peraturan itu? Pikiran ini akan hilang bila diketahui bahwa peraturan dan hukum, begitu juga azab di akhirat atau di dunia yang dibuat Allah untuk hamba-Nya yang melanggar tidaklah berlawanan dengan sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena peraturan dan hukum itu rahmat dari Allah demi untuk kebaikan manusia itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu pula azab dari Allah ﷻ terhadap hamba-Nya yang melanggar peraturan dan hukum itu sesuai dengan keadilan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-42449788279753662232024-01-08T08:39:00.001+07:002024-01-08T08:39:03.742+07:00TUHAN YANG MAHA PEMURAH DAN SEMUA MAHLUK BERTASBIH PADA ALLAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5vvRQPXDS7O319_DT4w9xVkZYczEj8-3lkGfM7KJOAD-SFrO_R_NdaAMXRozt0lj6lLMeygU-OIAmKiTxaLicz-NIISTGQtpbaykp-UULZaDxnFX1i3Bd8p-6eGvZYEtyYLZHk09AvVOih3PV67vYrczBSWdNXuxEG_wu2eyNNpoPzWcqoiuxpEVrwc17/s16000/Dibalik-Islam-Alam-Semesta.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Surat Al-Hadid Ayat 1 menrangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۚ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua yang diciptakan Allah, baik yang berada di langit maupun yang berada di bumi seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, batu dan lain-lain yang bernyawa atau pun tidak, seharusnya setiap waktu dengan tulus dan ikhlas bertasbih kepada-Nya, menyatakan kebesaran-Nya, dan mengakui bahwa Dia-lah yang Mahakuasa. Semuanya tunduk menyembah serta mematuhi segala perintah-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika demikian, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal seharusnya menyucikan Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam ayat lain yang menunjukkan kedudukan makhluk,</div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.</i> (QS. Al-Isra'[17]: 44)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menjelaskan betapa luasnya kerajaan-Nya dan betapa tinggi kekuasaan-Nya. Langit yang tujuh, bumi, dan semua makhluk yang ada di dalamnya bertasbih dan mengagungkan asma-Nya, serta menyaksikan bukti-bukti keesaan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada satu makhluk pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya. Siapapun yang mau memperhatikan makhluk atau benda yang ada di sekelilingnya, tentu akan mengetahui bahwa baik makhluk hidup ataupun benda-benda mati seluruhnya tunduk dan takluk pada ketetapan atau ketentuan Allah yang tidak bisa dihindari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh adalah hukum gaya tarik (gravitasi). Hukum ini berlaku umum dan mempengaruhi semua benda yang ada, apakah benda itu gas, barang cair, benda padat, ataupun makhluk hidup. Semuanya terpengaruh hukum gaya tarik itu. Hal ini menunjukkan bahwa hukum gaya tarik yang mempunyai kekuatan yang begitu besar pengaruhnya tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, melainkan ada yang menciptakan dan mengontrolnya setiap saat. Penciptanya tentu Yang Maha Perkasa dan Mahakuasa, yaitu Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menegaskan bahwa sesungguhnya Dia Maha Penyantun. Oleh karena itu, Dia tidak segera menurunkan azab atas kemusyrikan kaum musyrikin Mekah dan atas kelalaian mereka tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah Yang Maha Pengampun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara sifat-sifat Maha Pengampunan Allah ialah masih membuka pintu tobat selebar-lebarnya kepada siapa saja yang meminta ampunan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah tidak akan menghukum mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan, jika bertobat dan menyesali perbuatan mereka dengan penyesalan yang sebenar-benarnya, betul-betul menghentikan kemusyrikan, kembali kepada agama tauhid, dan mengikuti bimbingan wahyu yang diturunkan kepada rasul-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia pulalah Yang Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat menyaingi-Nya. Dia Maha Bijaksana menciptakan, memerintah dan mengatur makhluk-Nya dengan peraturan yang sudah ditentukanNya, yang sesuai dengan kehendak-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-88878991241658680142024-01-06T08:06:00.005+07:002024-01-06T08:06:13.902+07:00JERAT UTANG RIBAWI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8hMYEAa6wmbm4Rg5Kw2MHvEeEIo-QUO7dydv-1XPIeOLvg5yy2yHI1WlXmTrVTPECHGHOweX-HwZ9CwN-_H6Uv3GKoa71iLhsj56IJyqPvwDTInMBuUvibxnAiZLPx0WR-ibT6ykUYoXWJ4fip84P181gpCTp7AAwr2PTWx_VSf4V2hpaqoVDCE1ReNQn/s16000/Dibalik-Islam-Utang-Negara.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Memasuki Tahun Baru 2024, rakyat Indonesia dihadapkan pada persoalan besar ekonomi. Salah satunya utang negara yang semakin membengkak. Hingga 30 November 2023, utang tersebut mencapai Rp 8.041,01 triliun. Sejumlah ekonom mencatat posisi utang sektor publik, termasuk di dalamnya utang Pemerintah, diperkirakan bisa tembus Rp 18 ribu triliun hingga Rp 20 ribu triliun!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Total utang pemerintahan Jokowi sejak 2014, atau ketika mengawali jabatan kepresidenan, sudah membengkak sebesar Rp 5.431,21 triliun. Pemerintah selalu berdalih bahwa utang masih dalam kondisi masih aman. Alasan utamanya, rasio utang masih belum mencapai 60% atas Produk Domestik Bruto (PDB).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, akhir tahun lalu Bank Dunia telah mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga telah menjadikan ancaman terhadap utang di semua negara berkembang. Apalagi menurut perkiraan INDEF, pertumbuhan ekonomi RI hanya berada di level 4,8 persen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Utang Ribawi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixuyOdukp94tgwgQGBwfy_nSHEzY3HTQKdGHldsxXq8bevDVxFoyYmSgLx2-Hjb-yyqSbuGB3W5SOrE1Q-GIGUuh1FuQ4JVot5MfoFdoAZIsKS1mCXQ_13keIsY4KMDcK4FdtsDFCMwxVcHbaZ9tmSNDS0uoUW6kWPiqGEUZNZUPkyM2fYmyXRyIeavdJW/s16000/0-Dibalik-Islam-Riba.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Utang yang selama ini ditarik oleh Pemerintah tentu adalah utang ribawi. Meski sudah jelas demikian, Menkeu Sri Mulyani pernah berkilah bahwa semua negara di dunia, termasuk Dunia Islam, juga berutang untuk mengelola negaranya; seperti Saudi, UAE, Qatar, Tunisia, Maroko, Pakistan, Afganistan, Kazakhstan. Utang, katanya, bukanlah stigma.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahkan jika suatu negara tidak berutang, akan ada persoalan infrastruktur hingga masalah pendidikan. Menkeu tidak mau menyamakan riba dengan pinjaman atau utang. Menurut dia, al-Quran juga membolehkan utang-piutang. "<i>Yang disebut praktisi pinjaman, tetapi yang masih prudent. Dalam al-Quran pinjam-meminjam itu boleh, tetapi harus diadministrasi, dicatat dengan baik, digunakan secara hati-hati,</i>" katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernyataan Menkeu Sri Mulyani sama sekali tidak berdasar. Utang-piutang yang memberikan manfaat bagi pihak pemberi utang adalah riba dan haram, tidak memandang apakah ada eksploitasi atau tidak oleh pihak pemberi utang. Sekecil apapun manfaat atau keuntungan berupa materi atau jasa yang dihasilkan dari utang, baik secara paksa atau pun sukarela, adalah <i>riba nâsi’ah</i> yang jelas keharamannya. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ٱلَّذِينَ يَأۡكُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِي يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian disebabkan karena mereka berpendapat bahwa jual-beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba</i> (TQS al-Baqarah [2]: 275).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum ayat ini turun, pada awalnya Allah ﷻ hanya melarang riba yang berlipat ganda melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُواْ ٱلرِّبَوٰٓاْ أَضۡعَٰفًا مُّضَٰعَفَةًۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian beruntung</i> (TQS Ali Imran [3]: 130).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ mengharamkan riba secara total melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan tinggalkan sisa-sisa riba jika kalian adalah kaum Mukmin</i> (TQS al-Baqarah [2]: 278).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melalui ayat ini, juga ayat sebelumnya (QS al-Baqarah [2]: 275), seluruh praktik utang-piutang yang mengandung riba adalah haram. Ibnu Qudamah rahimahulLâh berkata, “<i>Setiap utang yang dipersyaratkan ada tambahan adalah haram. Hal ini tanpa diperselisihkan oleh para ulama.</i>” (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 6/436).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Ibnu Qudamah menyatakan: Ibnul Mundzir rahimahulLâh berkata, “<i>Para ulama sepakat bahwa jika orang yang memberikan pinjaman memberikan syarat kepada yang meminjam supaya memberikan tambahan atau hadiah, lalu transaksinya terjadi demikian, maka pengambilan tambahan tersebut adalah riba.</i>”</div><div style="text-align: justify;">Mencekik dan Memiskinkan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Naiknya nilai utang RI saat ini bertolak belakang dengan isi kampanye Jokowi pada Pilpres 2014 yang akan menyetop utang luar negeri. Dia berjanji bahwa Indonesia akan mandiri dalam semua bentuk pembangunan dengan cara melakukan efisiensi APBN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenyataannya, rezim ini tercatat dalam sejarah sebagai rezim yang paling banyak berutang. Kenaikannya lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan awal berkuasa pada tahun 2014.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rakyat harus menyadari bahwa utang ribawi adalah beban berat untuk negeri ini. Ekonom Awalil Rizky menyebutkan rasio utang terhadap pendapatan negara diperkirakan sebesar 310,93% pada tahun 2023 dan 317,63% pada tahun 2024. Pada tahun 2023, pendapatan negara diperkirakan sebesar Rp 2.637 triliun dengan utang akhir tahun Rp 8.200 triliun. Pada tahun 2024, target pendapatan negara sebesar Rp 2.802 triliun, dan posisi utang akhir tahun diperkirakan Rp 8.900 triliun. Rasio tersebut telah jauh melampaui rekomendasi IMF dan IDR untuk kondisi yang bisa dikatakan aman. IMF merekomendasikan kisaran 90-150%. Adapun rekomendasi IDR adalah kisaran 92-167% (“<i>Utang Pemerintah Tidak Aman pada Tahun 2024</i>”, Barisan.co).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bunga utang alias riba yang harus dibayar oleh Pemerintah juga mencekik. Bunga utang yang harus dibayar negeri ini berjumlah Rp 437,4 triliun pada tahun 2023 dan Rp 497,32 triliun pada tahun 2024. Untuk bayar bunganya saja sudah menghabiskan 14,4% APBN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Besaran utang dan bunganya yang harus dibayar oleh negara jauh lebih besar dibandingkan dengan subsidi untuk rakyat. Subsidi LPG, BBM, BLT, dsb, misalnya, hanya berjumlah Rp 146,9 triliun. Bunga utang itu juga lebih besar dibandingkan dengan anggaran kesehatan untuk rakyat yang hanya berjumlah Rp 187,5 triliun. Selama ini Pemerintah mengklaim subsidi rakyat menjadi beban APBN. Padahal utang dan bunganyalah yang menjadi beban utama APBN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, pembangunan yang dibiayai oleh utang ribawi atau pun investasi asing tidak berdampak pada ekonomi rakyat banyak. Contohnya pembangunan IKN, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, sejumlah bandara dan ruas tol. Malah menurut Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ada 58 proyek Pemerintah Jokowi yang terancam mangkrak. Nilainya mencapai Rp 420 triliun!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Utang luar negeri juga sudah terbukti banyak menjerat kedaulatan suatu negara. Negara-negara seperti Zimbabwe, Sri Lanka, Maladewa, Uganda, Kenya dan Pakistan adalah sejumlah negara yang kolaps akibat <i>debt trap</i> (perangkap utang) luar negeri. Beberapa negara tersebut harus menyerahkan pelabuhan dan bandara strategis mereka pada negara pemberi utang, yakni Tiongkok, yang juga menjadi salah satu pemberi utang pada Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Membebaskan Umat dari Jerat Utang Ribawi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHkBVuP0J9EuwqdoM20kXemvcRo7kP1ipqKbJTrB1LSF493Y0_vKBJLwf7W2kyLUzccENOEizNWLQ6Bx5YYl2ime4NVeUv0jWkK5-d6HdVFrmsrOw4Nr3nyTITnDRi4RSBGVNWjxCGRb5WCSBFZgBJk1TeijEViMSNPN0AHcrapYMhH8-KzWBIw4Q8vKZv/s16000/0-Dibalik-Islam-Bebas.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Utang ribawi dengan alasan apapun adalah haram. Perbuatan para pemimpin negeri Muslim yang menarik utang ribawi jelas termasuk dosa besar. Apalagi utang ribawi tersebut menimbulkan bahaya (<i>dharar</i>) terhadap kaum Muslim. Misalnya saja mengakibatkan penguasaan wilayah dan kekayaan alam oleh pihak asing pemberi pinjaman. Utang ribawi juga menyebabkan kaum Muslim berada dalam kendali negara pemberi utang. Padahal Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا ࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada kaum kafir untuk menguasai kaum Mukmin</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 141).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walhasil, utang negara yang mengandung riba hari ini jelas merupakan perkara batil sekaligus menjerumuskan negeri dalam cengkeraman asing. Sudah saatnya umat melepaskan negeri ini dari jerat utang ribawi yang sekaligus menjadi alat penjajahan oleh pihak asing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal tersebut tidak akan bisa terwujud selama Indonesia masih menerapkan sistem ekonomi Kapitalisme yang menghalalkan riba serta membolehkan swasta lokal dan asing aseng mengeruk sumber daya alam (SDA) milik rakyat. Hari ini banyak SDA justru dinikmati oleh swasta dan asing, bukan rakyat. Sekitar 90 persen pertambangan dan pengolahan nikel dikuasai asing. Sektor batubara hanya 12 persen dikelola oleh BUMN. Di sektor migas, Pertamina hanya mengelola 30% blok migas. Sisanya dikuasai oleh asing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sistem ekonomi Kapitalisme pula yang menyebabkan riba merata ke seluruh negeri. Bahkan orang yang tidak bermuamalah ribawi pun terkena debunya sebagaimana peringatan Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَأْكُلُونَ الرِّبَا فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْهُ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Akan datang suatu zaman kepada manusia. Saat itu mereka memakan riba. Kalaupun ada orang tidak memakan riba secara langsung, dia akan terkena debunya</i> (HR an-Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan al-Hakim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rusaknya ekonomi negeri ini dan jeratan utang ribawi yang mencekik tidak akan selesai hanya dengan pergantian kepemimpinan. Diperlukan pula perubahan ke arah penerapan syariah Islam dalam semua aspek kehidupan. Artinya, cengkeraman utang ribawi itu baru bisa terlepas jika umat kembali menerapkan syariah Islam dalam institusi Khilafah, bukan dalam sistem demokrasi dan Kapitalisme sebagaimana saat ini. Siapapun pemimpinnya, jika tidak menerapkan syariah Islam, selamanya akan terjerat dalam utang ribawi yang jelas haram dan telah terbukti menyengsarakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jabir radhiyalLaahu ’anhu berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Rasulullah ﷺ telah melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya dan dua saksinya. Beliau bersabda, “Mereka itu sama.”</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 326</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-7487145551835338282023-12-30T16:53:00.001+07:002023-12-30T16:53:23.371+07:00REFLEKSI AKHIR TAHUN: HARAPAN HANYA PADA ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8c5JtJPzZ3O4nc5_rJuahbNvsoMlNcXD7YeddHAFMuNtPMbTPlo9dhak1Fd_XTlrK4JvjRBsIlwfpyn4Lgv56KCVmI3cnQ70Y91a0F70mUij2JuazXwmfFhtUOWlsoiGAYttpHv0tkWoPaypOQHJNP_ll5rTecYz6s8Iv0WhccpdEzIWfJDZdVS1qc0zf/s16000/Dibalik-Islam-Refleksi-Akhir-Tahun.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tidak ada kaum yang paling rugi di dunia ini melainkan mereka yang tidak pernah melakukan perenungan atas perjalanan hidup yang telah lalu. Tanpa perenungan, tidak mungkin suatu kaum dapat memperbaiki kesalahan yang telah terjadi, sekaligus meneguhkan kebenaran yang telah diperjuangkan. Bisa jadi mereka akan berada terus dalam status quo. Merasa selalu benar, padahal sebenarnya berada dalam kemungkaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Karena itu menjelang lembaran akhir tahun 2023 M, menuju lembaran baru tahun 2024 M, refleksi atas perjalanan umat di negeri ini patut dilakukan. Segala kesalahan patut untuk diakui dan disesali. Jangan malah disangkal, apalagi dicari pembenarannya. Kemudian bersegera kembali ke jalan Allah ﷻ yang telah Dia jamin akan mengantarkan hamba-Nya menuju keberkahan hidup di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Dua Tujuan Refleksi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnOGgNI1MpLdzhEATxEpF5leXaE2tRLSoulsphvTCstqhuXvjAif_iLQCiGI-O1ZFi2fKoxA9GHVKPan5Jye_9Vcv16hu1GpPyLsrVGuxHpIvnKA7wfJXKMFw0XlYIHRdxWEroF5Nz8834S_mZ4KcjWCp0ZggBvkEbuNX5lBpnFUjL4col46Xn7J4tt_Yq/s16000/dibalik-islam-jalan2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Refleksi bagi kaum Muslim bukan sekadar merenung. Refleksi harus dibarengi dengan muhâsabah. Allah ﷻ telah memerintahkan setiap Muslim untuk melakukan introspeksi dan perbaikan amal. Yang menjadi patokan evaluasi diri tersebut adalah ajaran Islam, bukan yang lain. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dia perbuat untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti atas apa yang kalian kerjakan</i> (TQS al-Hasyr [59]: 18).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">‘Izzuddin bin Abdissalam rahimahulLâh mengatakan, “<i>Para ulama telah bersepakat tentang kewajiban muhâsabah diri atas amal yang telah lalu dan amal yang akan dilakukan nantinya.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Introspeksi dan koreksi diri harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan teliti agar seorang Muslim meningkat menjadi orang yang bertakwa. Demikianlah nasihat Maimun bin Mahran rahimahulLâh, “<i>Tidaklah seorang hamba menjadi bertakwa sampai dia melakukan muhâsabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit, yang membuat perhitungan dengan temannya.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekurang-kurangnya ada dua tujuan muhâsabah yaitu: menyadari kesalahan dan kekeliruan dalam amal perbuatan serta bersegera menuju ketaatan pada hukum Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, apa yang dilakukan Khalifah Utsman bin Affan ra saat ia membatalkan hukuman rajam bagi seorang wanita yang melahirkan dengan usia kehamilan enam bulan dan menolak tuduhan zina. Hal itu Khalifah lakukan setelah diingatkan oleh Ali bin Abi Thalib ra. akan kekeliruan pendapat yang beliau ambil, bahwa memang usia minimal melahirkan adalah setelah kehamilan enam bulan sebagaimana tercantum dalam QS al-Ahqaf ayat 15 dan QS al-Baqarah ayat 233.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu di antara ciri orang yang bertakwa adalah senang jika ditunjukkan kesalahan dan kekeliruannya. Dengan begitu dia bisa segera memperbaiki diri. Umar ra. pernah menyatakan, “<i>Semoga Allah merahmati orang yang menunjuki kita kekurangan-kekurangan kita.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Rapor Merah Bangsa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPVIIqd-13463324ggKZ003tY6sMtIcNDGpTz44tGpi0uKHLHRcdBSjKzjzBhloQbqXpN9Qirv_7XerNiPzus-I1vdkDDKuR0jCxXBbFvWsqWUxQsQkf0QC7GidGt7-bSGx5xWuBuGqGp_3tqhw2R6YVmNK5EB0PuLohdQaMzjLPkGzQSc-NN8N7epJuUJ/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sepanjang tahun 2023, banyak persoalan bangsa yang tidak tuntas. Masalah malah makin bertambah. Di bidang sosial, misalnya, angka perceraian dan KDRT semakin meningkat. Komnas Perempuan melaporkan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 17 kasus/hari. Ada kasus seorang istri tewas digorok oleh suaminya sendiri di depan anak-anak mereka. Padahal korban sudah pernah melapor kepada aparat keamanan. Namun, ia justru tidak mendapatkan perlindungan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rakyat juga terjerat kemiskinan dan utang, terutama pinjol (pinjaman online). Survey Populix pada tahun 2023 menyebutkan 65% warga terjerat pinjol. Tragisnya ada 25 kasus warga bunuh diri akibat tercekik pinjol. Awal bulan ini di Malang, Jawa Timur, satu keluarga terdiri dari suami, istri dan seorang anak perempuan melakukan bunuh diri bersama akibat jeratan utang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di bidang ekonomi, ternyata kekayaan alam negeri ini tidak menjamin rakyatnya sehat dan sejahtera. Masih banyak kasus kekurangan gizi dan stunting di tanah air. <i>Center for Indonesian Policy Studies</i> (CIPS) menyebut ada 21 juta warga Indonesia yang kekurangan gizi dan 21,6 persen anak mengalami stunting. Lebih menyedihkan lagi, sejak Oktober hingga November lalu dilaporkan ada 23 orang di Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, meninggal dunia akibat kelaparan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kekayaan negeri ini juga hanya dinikmati oleh segelintir orang. Kesenjangan sosial semakin dalam dan lebar. Data BPS menunjukkan pada Maret 2023 gini ratio sebesar 0,388. Ada tiga orang Indonesia yang masuk jajaran 100 terkaya di dunia. Namun, jumlah orang miskin hampir 26 juta orang. Bank Dunia sejak sepuluh tahun lalu melaporkan sepuluh persen orang Indonesia terkaya menguasai sekitar 77% dari seluruh kekayaan di negeri ini. Satu persen di antara mereka menguasai separuh harta yang ada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih ironi lagi, Indonesia malah makin tercekik utang. Akhir tahun ini utang Pemerintah mencetak rekor terbesar sepanjang sejarah bangsa. Tembus Rp 8.041,01 triliun. Di sisi lain, pembangunan yang ada justru makin menghadirkan ketidakadilan bagi rakyat dan lebih berpihak kepada oligarki. Mantan Wapres Jusuf Kalla menilai program hilirisasi pertambangan hanya menguntungkan asing dan aseng. Pasalnya, pabrik pengolahan dan tambang nikel 90 persen dikuasai asing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sektor batubara, para konglomerat tambang batubara dimanjakan Pemerintah dengan kebijakan royalti nol persen. Artinya, mereka tidak perlu membayar royalti kepada Pemerintah. Keputusan ini mempertegas keberpihakan Pemerintah kepada pengusaha besar pertambangan batubara. Di tengah naiknya harga batubara, mereka semakin kaya tanpa perlu membayar royalti kepada negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anehnya, Pemerintah tetap ngotot dengan proyek prestisius yang tidak menguntungkan rakyat, seperti IKN dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Pembangunan IKN akan menghabiskan dana 524,7 triliun. Ini setara dengan membangun 10 kota. Pembangunan KCJB menelan biaya total sekitar US$7,27 miliar atau setara dengan Rp 112 triliun. Ekonom Faisal Basri memperkirakan proyek KCJB baru bisa balik modal setelah 139 tahun! Padahal KCJB tidaklah dinikmati semua rakyat Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan ini makin diperburuk dengan korupsi yang tidak mati-mati, dan melibatkan para pejabat tinggi. Ada dua menteri dan satu wakil menteri di pemerintahan Jokowi yang kembali terjerat kasus korupsi: Menkominfo Johnny G Plate, Mentan Sahrul Yasin Limpo dan Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej. Berarti sudah enam menteri Jokowi tersandung kasus korupsi. Lebih tragis lagi, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri malah ditetapkan oleh Kepolisian sebagai tersangka korupsi dalam kasus pemerasan terhadap mantan Mentan Sahrul Yasin Limpo.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di bidang politik dan pemerintahan, dugaan penyimpangan kekuasaan semakin menjadi-jadi. Pemerintah malah lestarikan politik dinasti. Mahkamah Konstitusi secara kontroversial mengubah batas usia capres-cawapres dalam UU Pemilu sehingga meloloskan putra Presiden Jokowi, Gibran, menjadi cawapres dalam Pilpres 2024. MK kala itu dipimpin oleh Anwar Usman yang merupakan adik ipar Presiden Jokowi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mencari Solusi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9hdK4XJfu2lqZqwXgzUGk5AJ1x7qTlObbRwSDxRo4UMyPG7oGOPx8vyeFE0MbLqsY690kprv8nVwuLG2hFf3P_VjBBS40pb9lOcFhyphenhyphenhFi0mE5PhWaImEjI8uRYQ9p_P2P_6i2AVA7ZJxWpqK03rSNHIZIHa5r4xF-ANL-omRCioqmWgEGYjtQvHJAIlVB/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya akar persoalan bangsa dan negara ini bukanlah semata karena faktor individu, yaitu pemimpin/pejabat yang tidak amanah dan tidak shiddiq. Tidak sedikit orang yang jujur dan benar justru tersingkir dari kekuasaan. Akar persoalan yang dihadapi umat adalah persoalan ideologis, yakni penerapan akidah sekularisme yang melahirkan sistem yang rusak, yakni kapitalisme dan demokrasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tanda negeri ini sekuler adalah menuduh orang atau kelompok yang memperjuangkan Islam secara politik sebagai pengusung politik identitas. Mereka bahkan dilabeli sebagai kaum radikal. Muncul seruan kebencian terhadap syariah Islam dan kewajiban penegakan Khilafah. Bahkan penerapan syariah Islam dituduh sebagai ancaman bagi kehidupan bangsa. Padahal biang kerusakan hari ini adalah sekularisme dan kapitalisme-demokrasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekularisme menghapuskan aturan halal-haram. Semua diukur dengan kepentingan dan kemanfaatan. Itulah sebabnya belum ada pelarangan dan sanksi bagi kaum LGBT, seks di luar nikah boleh dengan alasan <i>consent</i>, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sistem kapitalisme dan demokrasi membuka pintu lebar bagi kaum kapitalis untuk melobi eksekutif dan legislatif agar dibuat peraturan yang menguntungkan mereka, seperti UU Cipta Kerja, UU Minerba dan UU Omnibus Law Kesehatan. Atinya, aturan dibuat bukan untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan oligarki. Demokrasi yang katanya menjamin kedaulatan di tangan rakyat adalah mitos dan isapan jempol belaka. Pantas jika kerusakan demi kerusakan terus terjadi. Demikian seperti difirmankan Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)</i> (TQS ar-Rum [30]: 41).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim! Sadarilah, selama kita tidak melepaskan diri dari sistem rusak ini, maka upaya keluar dari persoalan bangsa seperti orang yang berputar-putar dalam lingkaran tanpa jalan keluar. Tidak ada solusi yang bisa menyelamatkan umat dan negeri ini melainkan dengan menjadikan Islam sebagai akidah umat dan menjalankan syariah Islam secara kâffah di bawah naungan Khilafah Islamiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Malik bin Anas rahimahulLâh berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak akan bisa memperbaiki kondisi umat akhir zaman ini kecuali apa yang telah memperbaiki kondisi generasi awalnya.</i> (Imam at-Tirmidzi, Adhwâ’ al-Bayân [Mukhtashar asy-Syamâ-il Muhammadiyyah], 2/282).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 325</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-78596963208633708792023-12-21T07:52:00.005+07:002023-12-21T08:00:27.181+07:00ANAKKU KENAKAN PAKAIAN TAKWAMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnUuD5VbohEOcgLy3GmrdfsNmbtcrazNanLppbg4fN3pK7katCZ5-1i1uQYukCrLxG6uFIyfMZ-lGVDxhzki7rk5Pgx7WjYL4LgkFpbkEWa40J9iiwjEvy1_7njydUJyM2ZcO9zzWokSUmMLB6oFXTc6-3k9gAisNugi8-emPATV4wHixkSCOsWRYaRS3S/s16000/Dibalik-Islam-Pakaian-Takwa-Anak.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Zat yang Maha tahu dan paling mengerti kebaikan buat semua makhluk ciptaanNya. Untuk itu Dia melengkapi hidup manusia dengan sebuah aturan yang indah dan bermanfaat. Salah satunya aturan berpakaian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Islam mengatur seputar pakaian dengan rinci dan menyesuaikan jenis kelamin manusia. Untuk wanita ada pakaian yang khusus di dalam rumah saja, atau di depan orang-orang yang haram dinikahi. Yakni pakaian yang menutupi leher, lengan atas hingga bawah lutut. Pakaian jenis ini disebut <i>al mihna</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika keluar rumah maka ada pakaian lain yang harus menutup <i>al mihna</i> tadi, yakni gamis atau jubah, dan penutup kepala hingga dada adalah kerudung atau khimar. Gamis atau jilbab dan khimar ini juga ada aturannya yakni tidak transparan dan tidak membentuk lekuk tubuh. Tidak menyerupai pakaian lawan jenis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya lelaki tidak memakai gamis atau daster dan perempuan tidak memakai celana panjang di luar rumah. Karena celana panjang di luar rumah itu pakaiannya laki-laki. Jadi ingat iklan tertentu yang bintang iklan semua laki-laki tapi pakai kerudung dan baju daster, agak ngeri lihatnya. Ini contoh tak benar dan potret kemunduran di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Duhai anak-anakku ingatlah jenis pakaianmu, bedakan dengan lelaki. Dan pelajarilah aturan berpakaian, aturan seputar menutup aurat dengan seksama lalu tutup auratmu dengan baik. Jangan ikuti kebanyakan orang. Karena belum tentu orang banyak itu benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Duhai anakku biasakanlah mengenakan pakaian terbaik saat belajar, baik di rumah atau di sekolah. Biasakanlah pakai pakaian takwamu di mana saja engkau berada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadikan pertemuannu dengan Allah ﷻ sebagai momen terbaik dan berikan adab terbaik agar Allah ﷻ sayang dan rida padamu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anakku teruslah belajar, berjuang lawan hawa nafsu dan kemalasanmu, lalu kenakan pakaian takwamu di setiap keluar rumah. Awalnya mungkin ribet, kelamaan, tapi sadarilah keribetan dan lamanya menggunakan pakaian<i> syar'i</i> adalah bukti taat dan cintamu pada <i>illahi rabbi</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari baca pesan indah Illahi dalam surat Al-A'raf ayat 26 berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوٰرِى سَوْءٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذٰلِكَ مِنْ ءَايٰتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ingatlah selalu bahwa Allah ﷻ melihatmu walau kau takkan mampu melihatnya. Ingatlah ada malaikat di sampingmu yang setia menemani dan melaporkan amal-amalmu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yuk mulai langkah kecil menggunakan pakaian syar'i sejak dini tidak sebatas saat TPA atau sekolah, saat hadiri acara yasinan, tapi biasakan keluar rumah selalu ingat pakaian taatmu. Semoga Allah ﷻ menyayangi dan meridaimu anak-anakku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-84086395743511405722023-12-19T14:10:00.005+07:002023-12-19T14:10:45.797+07:00WAJIB MENOLONG MUSLIM ROHINGYA!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgltdoPycw9Jk68RslDAN-dit8Oi_U0QUW_-x_0oWqUDdeICJlNouaBIOmH5ZoxbFP7DehY8NXT1UsNVksk7vryK0FuQnzm9qQWJ2iVQg1v2-Q_PCP_igXsvRqqLssAS4s1PfAFobn6n8aCY8QZwzcHRF4vtAvu9z2hGkXnL_DfpfVJAdWpMx_dFQjelqlE/s16000/Dibalik-Islam-Rohingya.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kembali Indonesia didatangi pengungsi Muslim Rohingya. Ada 300-an warga Rohingya berlabuh lagi di Aceh. Selama ini Indonesia memang menjadi tujuan para pengungsi untuk mendapatkan suaka. Hingga saat ini 1.648 warga Rohingya berada pada delapan penampungan di Aceh.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Namun, kedatangan pengungsi Rohingya kali ini disambut dengan sejumlah penolakan. Di media sosial bertebaran seruan agar warga dan Pemerintah Indonesia menolak mereka. Beragam alasan dikemukakan oleh sejumlah akun media sosial. Mulai dari alasan kecewa atas sikap buruk pengungsi Rohingya terhadap warga setempat sampai isu akan terjadinya penguasaan lahan oleh mereka seperti yang dilakukan zionis Yahudi terhadap tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menanggapi hal itu, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) atau MUI Provinsi Aceh meminta agar semua pihak tidak memprovokasi masyarakat untuk menolak pendaratan imigran Muslim Rohingya yang masuk ke Tanah Rencong itu. MUI juga sudah menyampaikan bahwa Aceh memiliki kewajiban moral untuk menerima Rohingya. Hanya saja, sejauh ini diduga ada pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Muslim Rohingya Tertindas</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbblX1kjX-qX03DsSuG-mgEb0EXOj2-ZnzKv2xtd55adZHhs14NyhlUKwm7_JZjCWxXsDIyyncOW0C7Ct-LHyZdPtBkcizLYPAu-Obi-wMGsFBUsPGEDmq95_gt8ANKZgCTfKhNky4tFFryiffSrF8p59Dzs2gdGE9oF3Ihq8TYHzcJ_KljKAI0OST2Hpk/s16000/0-Dibalik-Islam-Radikal.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muslim Rohingya adalah etnis minoritas dengan populasi mencapai 1,3 juta jiwa. Mereka tinggal di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Namun, keberadaan mereka tidak diakui sebagai warga negara oleh Myanmar. Mereka tidak dimasukkan ke dalam sensus. Mereka pun tidak termasuk di antara 135 etnis resmi yang diakui oleh Negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akibatnya, Muslim Rohingya mulai mengalami diskriminasi. Undang-undang Kewarganegaraan 1982 tidak mengakui keberadaan etnis tersebut. Warga Rohingya dianggap sebagai kaum ilegal di Myanmar. Mereka tidak berhak mendapatkan pelayanan apapun, termasuk perlindungan dari Pemerintah Junta Militer Myanmar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak itu etnis Rohingya sudah beberapa kali mengalami operasi militer pemusnahan etnis atau genosida. Menurut catatan <i>Médecins Sans Frontières</i> (MSF), aksi keji ini dimulai dengan Operasi Raja Naga yang dilakukan oleh Myanmar pada 1977 – 1978. Operasi tersebut menyebabkan 200.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muslim Rohingya diburu, dipenjara, disiksa dan dibunuh. Sebagian kaum Muslimahnya diperkosa oleh militer Myanmar. Pemukiman dan masjid-masjid mereka dimusnahkan. Operasi genosida ini dilakukan oleh pasukan militer dan kaum Budha radikal yang dipimpin oleh Biksu Ashin Wiratu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada bulan Agustus 2017, hanya dalam waktu satu bulan 6.700 warga Rohingya dilaporkan terbunuh. Warga Rohingya yang selamat sebagian mengungsi ke Bangladesh. Namun, keadaan mereka juga tidak membaik. Lebih dari satu juga warga pengungsi tinggal di penampungan yang kumuh dan berdesak-desakan, kekurangan pangan, dan ancaman keamanan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Menolong Sesama Muslim</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkNTMdJ5Ma26KPrUM8BeevRftmiwRzDchfqeYiHL1VzIvEjT9HsuqnrWq89K3drDSw-7L3xglLn9AWT0tOkZokGoCx-GVOBHXeEGrF-dkpK6wFqPHMbdbqGoLt7P6xa4Enl8-fqkXXH-mRyNYeOSLqqutd1xV9hcLpJKE728x0APRIuG_CHl5IW4Fa5_Gz/s16000/0-Dibalik-Islam-Menolong-Rohingya.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada perbedaan di kalangan ulama tentang kewajiban menolong sesama Muslim, khususnya yang sedang dizalimi oleh musuh-musuh Islam. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak menzalimi dan tidak membiarkan saudaranya itu untuk disakiti. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan satu kesusahan bagi dirinya dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perintah Nabi ﷺ dalam hadis ini berlaku umum tanpa membedakan suku bangsa maupun ras. Hadis ini ditujukan kepada kaum Muslim untuk saling tolong-menolong, termasuk tidak membiarkan saudaranya disakiti oleh orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam hadis lain Rasulullah ﷺ mengumpamakan hubungan sesama orang beriman laksana satu tubuh. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجَسَدِ بالسَّهَرِ والْحُمَّى</div><div style="text-align: justify;"><i>Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai dan saling menyantuni di antara mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian dari tubuh itu menderita sakit maka seluruh badan turut merasakan sakitnya dengan tak bisa tidur dan demam</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih tegas lagi Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa kesempurnaan iman seorang Muslim hanya dapat tercapai dengan mencintai saudara seiman seperti ia mencintai dirinya sendiri. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri</i> (HR Muttafaq 'alaih).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Haram hukumnya seruan memboikot bantuan kepada sesama Muslim, apalagi menebar kebencian kepada mereka. Seruan pemboikotan, pengusiran apalagi melakukan serangan secara fisik kepada sesama Muslim adalah kezaliman yang telah dilarang dalam agama ini. Demikian sebagaimana pesan Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Tidak boleh ia menzalimi saudaranya itu</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah seharusnya umat Muslim menolong saudaranya, melapangkan bantuan kepada mereka serta membantu menciptakan rasa aman dan ketenangan bagi mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tuntaskan Akar Persoalan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL6vHd_bTi1uFifRy-ZYEPabcO0d8PMZBOX79vK8d6G5aI4XsSd2LuuIH9NdQFOeig5Lu7n8vxt2TZxfjyV9fQlbS2tYTETmLMFAoKxPzT5KyWz1_TpIr5XRyVAwRtL74ZHlbgrGK0SktUqcSr5wPjlShnTMHB4qYL1Zbt2YJ5x3qWnelE9l3TmEcS9qW4/s16000/0-Dibalik-Islam-Masalah-Rohingya.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya kaum Muslim fokus pada akar persoalan yang menyebabkan pengungsi Muslim Rohingya ke luar negara mereka. Bukan fokus pada persoalan-persoalan turunannya. Apalagi ikut terprovokasi dan terhasut sehingga mengabaikan ajaran Islam untuk menolong dan membantu saudara seiman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang dialami Muslim Rohingya, yakni penindasan, juga dialami kaum Muslim di negeri-negeri lain. Hari ini ada 6 juta lebih Muslim asal Suriah yang mengungsi ke 126 negara. Mereka terpaksa mengungsi karena kekejaman yang dilakukan rezim Bashar Assad di Suriah. Ada 2,6 juta warga Afganistan yang melarikan diri keluar negeri karena perang yang diciptakan oleh Amerika Serikat di negara mereka. Ada 2,2 juta warga Sudan Selatan yang mengungsi karena perang saudara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada dua penyebab utama yang harus dituntaskan kaum Muslim dalam persoalan pengungsi Rohingya dan yang lainnya. <b>Pertama</b>, menghapus sekat-sekat nasionalisme yang membelenggu kaum Muslim untuk memberikan pertolongan kepada sesama Muslim lainnya. Paham nasionalisme juga menjadi pemicu munculnya xenofobia; kebencian terhadap orang asing/bangsa lain. Akibatnya, muncul provokasi untuk mengusir kedatangan para pengungsi dari negara lain. Padahal nasionalisme adalah salah satu jenis ‘<i>ashabiyah</i> (fanatisme kelompok) yang telah diharamkan oleh Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِيَّةٍ يَغْضَبُ لِلْعَصَبِيَّةِ، وَيَنْصُرُ لِلْعَصَبِيَّةِ، وَيَدْعُوْ لِلْعَصَبِيَّةِ فَقِتْلَتُهُ جَاهِلِيَّةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang terbunuh di bawah panji buta <u>dia marah karena ‘ashabiyah, menolong karena ‘ashabiyah dan menyerukan ‘ashabiyah</u> maka dia mati jahiliah </i>(HR al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, menciptakan pelindung sejati bagi umat secara internasional. Sudah terbukti PBB dan berbagai badan yang ada di dalamnya gagal mencegah perang dan genosida serta menjamin rasa aman bagi kaum Muslim. Badan dunia itu malah sering menjadi perpanjangan tangan negara-negara Barat untuk menancapkan dominasi mereka di berbagai dunia, termasuk di negeri Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">ASEAN yang didirikan di Asia Tenggara juga gagal menghentikan aksi genosida yang dilakukan junta militer Myanmar dan kelompok ekstremis Budha. Bahkan Myanmar masih diakui sebagai anggota ASEAN tanpa sanksi yang berarti dari negara-negara anggotanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beginilah nasib umat Muslim. Mereka bak anak ayam kehilangan induknya. Tercecer dan terancam di mana-mana. Induk yang bisa melindungi dan menjaga umat Muslim hanyalah Khilafah. Dengan tegas Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa keberadaan Khilafah adalah laksana perisai yang melindungi umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikan dia sebagai pelindung </i>(HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi menjelaskan makna “<i>Imam adalah perisai</i>”, yakni seperti penghalang. Ini karena Imam (Khalifah) akan mencegah musuh dari upaya menyakiti kaum Muslim. Khalifah mencegah sesama masyarakat saling mengganggu sebagian yang lain. Khalifah melindungi kemurnian Islam. Orang-orang berlindung kepada Khalifah serta takut pada kekuasaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim jagalah <i>ukhuwah islamiyah</i>. Janganlah kita tercerai-berai, apalagi menzalimi saudara seiman. Kita juga benar-benar membutuhkan Khilafah Islamiyah. Khilafah inilah yang akan menyatukan kaum Muslim serta menjaga kehormatan, harta dan darah mereka. Bahkan Khilafah Islamiyah juga akan melindungi umat beragama lain. Sejarah mencatat Sultan Bayazid II, salah satu penguasa Khilafah Utsmaniyah, pernah memberikan suaka untuk kaum Yahudi yang terusir dari Spanyol oleh para penguasa Kristen. Mereka hidup aman dalam naungan Khilafah Islamiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ تَعَزَّى بِعَزاءِ الجاهِلِيَّةِ فَأعِضُّوهُ بِهَنِ أبيهِ ولا تَكْنُوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berbangga dengan kebanggaan jahiliah (‘ashabiyah) maka suruhlah dia menggigit kemaluan bapaknya dan jangan kalian merasa malu (untuk menyatakan demikian).</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 323</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-16856185500409797352023-12-05T08:53:00.006+07:002023-12-05T08:53:28.129+07:00WASPADAI PENYIMPANGAN AKIDAH, ALLAH PEMEGANG KUNCI HAL GAIB<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidAg9EdPIRIkuxWkvAPd3qVJDHqDdY4QpNOvWF0Cigcsosu2ecKriXYcMuF1xoFsBizu0VysF-I8ZRpOPq3_BJeU8FdYmY_S0AZwXmP8AYROKw5FD6qgSNNIrdm2GJwvlKOIEKGI9L2koES8-HX77zTuCq4JoHAIPVikrt4SUuPYiplvTBOgrfmjdKHyOn/s16000/Dibalik-Islam-Penampakan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mirisnya melihat keimanan seorang muslim. Kadang mudah percaya pada hal-hal gaib yang disampaikan seseorang. Dengan mengatasnamakan mendapat petunjuk dari Allah dengan segala kelebihannya, seolah-olah apa yang disampaikannya menjadi benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waspadalah, jangan sampai kepercayaan kita terhadap hal-hal seperti itu mengotori keimanan kita. Karena bagi seorang muslim, ia harus benar-benar yakin bahwa hanya Allah lah pemegang kunci hal gaib. Jika ada manusia mengatakan perihal gaib, maka yakinlah, bahwa informasi yang diperolehnya berasal dari jin. Dan mempercayai sesuatu yang bersumber dari jin adalah sebuah kebodohan dan bisa menjatuhkan diri pada kesyirikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al An'am: 59 menyebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">۞ وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).</i>"</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-20532643060857588082023-11-25T07:59:00.002+07:002023-11-25T07:59:16.485+07:00BEGINILAH CARA MENGAKHIRI PENJAJAHAN ZIONIS YAHUDI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFk9-v-5-N-YFUKHImpDvgImUJ9OYeOz5ua1tKHRW4iSy1AbIWR5U-vcisx-Ih_DC4_fCwpV7jLGBc0EuoWpZSaNf9q-S7S9_NfRoECEr-6C5_HXDKPRohwB9Rpo_7cc72CYmU0mIB0OJ79_wvL3du1XM_HrTFjW7T0W-ks8QLsP0HVVBeLeiI68AKH_Fj/s16000/Dibalik-Islam-Menolak-Israel.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Status negara Zionis Yahudi di tanah Palestina adalah batil karena negara penjajah ini dibidani dan direstui oleh negara-negara besar di dunia seperti Inggris dan AS. Mengakui eksistensinya adalah haram. Karenanya memalukan dan memilukan bila negeri-negeri muslim malah mengakuinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Semestinya penjajahan kaum Zionis di Palestina harus dihentikan sesegera mungkin. Setiap jengkal tanah Palestina wajib dibebaskan dari pendudukan entitas Yahudi; sebagai wujud pelaksanaan perintah Allah ﷻ dan melanjutkan isi Perjanjian Umariyyah antara Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra dengan Uskup Yerusalem Sofronius.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Negara Zionis Itu Lemah!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmy2H5splhX8CzrwPj_KfNPHDs2u6aUfz3lw_wAQpC4ViP5JH3eyZ5ChzTa1no4kliStKAyU3r2d04vYYsn5g9RLB5YiODOzKnhkfg3ON7mvMTmW3HeCkzyb1yKubp4PnPonvFcWeHOyLoJZ4oiBLXuT9LrHHirTHskF33ySujVK0JzyoeaJq4Vo66V08U/s16000/0-Dibalik-Islam-Israel-Lemah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Entitas Yahudi yang sering dimitoskan sebagai negara dengan kekuatan militer yang kuat dan canggih, akhirnya rontok. Serangan para pejuang Islam pada tanggal 7 Oktober kemarin membongkar fakta bahwa itu adalah narasi bohong yang diciptakan Barat untuk menakut-nakuti kaum muslimin. Sistem pertahanan Iron Dome yang digembar-gemborkan canggih buktinya bisa diterobos para pejuang muslim. Pasukan dan kendaraan militer mereka yang kabarnya hebat juga dapat dihancurkan. Allah ﷻ memperlihatkan bahwa mudah saja bagi-Nya menghancurkan kesombongan kaum kuffar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain babak belur secara militer, perekonomian negara zionis juga ikut terguncang. Menteri Keuangan Yahudi Bezalel Smotrich mengatakan negaranya alami kerugian langsung perang sekitar US$ 246 juta atau Rp3,9 triliun per hari. Negaranya alami defisit anggaran sampai tembus 22,9 miliar shekel atau sekitar 6 miliar dolar AS, selama Oktober 2023. Sementara itu pendapatan negara zionis selama sebulan terakhir anjlok 15,2 persen. Entitas Yahudi menyatakan kalau mereka sudah menghabiskan dana sekitar US$ 51 miliar atau setara Rp793,5 triliun (kurs Rp15.560 per USD) untuk memerangi Hamas. Singkat kata, kaum zionis di Palestina terancam bangkrut!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah yang telah difirmankan Allah Ta’ala:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ ۗ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. </i>(TQS. Al-Anfal [8]: 36)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Akhiri Penjajahan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVDe61-QqkBNthbessdTEVJC_N9zwFG8KF3eAnfJ81m8hBnN3DvNbMv1nldyQs_HD923yW8fGAsjxSi0BtnIUt8PeBV-Kf2KfUdwAHTfxsAm7eYtPuvSCIaCSptaM7Kotg6oqCA3ynUDednt0_P_TvRUW8XCeIP063hI7GWAbcpmCMCxPy7g5Lx3-ND1_s/s16000/0-Dibalik-Islam-Penjajah-Israel.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu sudah saatnya kedudukan mereka di atas tanah Palestina sebagai penjajah segera diakhiri. Menerima gencatan senjata ataupun solusi dua negara (<i>two-state solution</i>) justru kemunduran, karena melanggengkan penjajahan kaum zionis Yahudi. Tanpa kompromi, usir mereka keluar dari tanah air kaum muslimin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila kaum muslimin, terutama para penguasanya benar-benar punya keikhlasan dan tekad kuat untuk mengakhiri penjajahan zionis Yahudi, bukan langkah sulit untuk mewujudkannya. Karena negara itu adalah parasit yang hidup dari menghisap bantuan negara-negara Barat, dan dari kepengecutan para pemimpin Arab dan dunia Islam. Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin secara bersama-sama untuk menghapus kolonialisme entitas Yahudi;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, batalkan secepatnya semua perjanjian damai ataupun hubungan bilateral dengan negara Zionis serta usir semua perwakilan/duta serta konsulat mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Haram hukumnya menjalin hubungan apapun dengan negara kafir yang secara riil memerangi kaum muslimin (<i>muhariban fi’lan</i>). Allah ﷻ telah memerintahkan umat untuk memerangi mereka, bukan berdamai dengannya. Firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.</i> (TQS. Al-Baqarah [2]: 190)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariat Islam juga melarang kaum muslimin bersikap lemah lalu mengajukan perdamaian dengan negara kafir yang memerangi mereka. Firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَا تَهِنُواْ وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ وَٱللَّهُ مَعَكُمۡ وَلَن يَتِرَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.</i> (TQS Muhammad [47]: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, hentikan semua bentuk kerjasama intelijen dengan negara zionis, kemudian tutup semua akses darat, laut maupun udara baik dari maupun menuju ke negara tersebut. Bila semua negeri muslim bersatu melakukannya maka akan membuat negara zionis terisolasi dari dunia internasional. Kaum zionis pun tidak bisa keluar dan tidak ada yang bisa pergi ke wilayahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, menghentikan pasokan minyak bumi. Negeri zionis mengimpor minyak mentah 20,000 barrel/hari dimana 60% berasal dari negeri-negeri Muslim seperti Azerbaijan, Kazakhstan, negara-negara Afrika Barat terutama Gabon. Selain mengembargo suplai minyak bumi ke sana, kaum muslimin harus menghentikan jalur pengirimannya baik lewat laut, maupun jalur darat melalui pipa-pipa kilang yang melintasi wilayah kaum muslimin. Embargo minyak bumi ini akan melumpuhkan semua aktivitas negeri Yahudi tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, memboikot semua bentuk kerjasama dengan mereka, termasuk aktivitas perekonomian dan kebudayaan. Bukan sekadar memboikot produk-produk yang berafiliasi atau berkontribusi pada negara Zionis, tapi para penguasa muslim harus melakukan pemutusan hubungan perdagangan baik ekspor maupun impor dengan mereka. Langkah ini jauh lebih efektif menghancurkan perekonomian mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak sedikit negeri muslim hari ini yang punya hubungan dagang dengan entitas Yahudi. Indonesia misalnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Januari hingga Oktober 2023, telah mengimpor produk nonmigas dari kaum Zionis sebesar 16,97 juta dolar AS. Sementara ekspor Indonesia ke sana sejak Januari hingga Oktober 2023 tercatat sebesar 140,57 juta dolar AS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima</b>, memblokade jalur laut di Mediterania Timur dan Teluk Aqaba untuk mencegah suplai persenjataan ke negara Zionis Yahudi. Selama ini negara Yahudi dan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat memanfaatkan jalur laut tersebut untuk memasok senjata yang dipakai untuk aksi genosida terhadap warga Palestina. Blokade ini akan menghentikan pasokan senjata yang selanjutnya akan melemahkan kekuatan militer mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam</b>, membuka semua perbatasan negeri-negeri muslim untuk pasukan kaum muslimin dari negara manapun agar dapat mengepung negara Zionis dari semua penjuru. Para penguasa negeri muslim harus menghapus sekat-sekat nasionalisme dan membangun ukhuwah Islamiyyah agar dapat menghapuskan penjajahan entitas Yahudi di tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketujuh</b>, bekerjasama dengan Pakistan untuk memobilisasi dan menyebarkan senjata nuklir taktisnya untuk menghentikan penjajahan dan tindakan genosida, serta mengancam negeri Zionis agar jangan pernah berpikir menggunakan senjata nuklirnya untuk melakukan pembersihan etnis penduduk Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedelapan</b>, kaum muslimin harus memisahkan perdagangan di pasar internasional dari penggunaan dolar sebagai alat pembayaran. Penggunaan dolar telah menguatkan posisi perekonomian Amerika Serikat yang menjadi penyokong terbesar entitas Yahudi. Dengan meninggalkan dolar sebagai alat pembayaran maka akan melemahkan ekonomi AS yang selanjutnya melemahkan entitas Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesembilan</b>, segera mengadakan pertemuan puncak para pemimpin dunia Islam untuk mengeksplorasi semua opsi geopolitik guna memaksa Amerika Serikat untuk memilih antara melindungi kaum Zionis, kepentingan mereka di Eropa atau negara-negara Asia Pasifik. Saat ini konsentrasi Amerika Serikat sedang terbelah antara menyelesaikan konflik Ukraina-Rusia, bersaing dengan Cina dalam perebutan Laut Cina Selatan di Asia Pasifik, dan melindungi entitas Yahudi di Palestina. Selain menguras perhatian, konflik ini juga menguras ekonomi AS. Karenanya, para pemimpin Islam bisa memanfaatkan kondisi ini untuk menekan AS agar mengurangi bahkan meniadakan dukungan terhadap entitas Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesepuluh</b>, melepaskan diri dari berbagai aturan internasional yang sering dipakai negara-negara Barat sesuka hati untuk kepentingan mereka. Berbagai peraturan internasional itu membelenggu dan mengebiri kaum muslimin, tapi membuat negara-negara besar leluasa menekan bahkan menginvasi negara-negara lain, seperti yang dilakukan AS bersama Inggris melakukan operasi militer ke Irak, Afganistan, dan Libya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum muslimin harus bertindak sesuai dengan hukum Islam, bukan peraturan internasional manapun, termasuk Declaration of Human Rights. Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?</i> (TQS. Al-Maidah [5]: 50)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum muslimin, sungguh Palestina membutuhkan pembebasan nyata. Tidak cukup langkah hanya mengobati mereka yang luka, menguburkan yang wafat, atau memberi makan mereka yang kelaparan. Bersatulah dan bergerak di bawah satu kepemimpinan untuk mengenyahkan entitas Yahudi serta menyelamatkan kaum muslimin di bumi Palestina. Serahkan loyalitas hanya pada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلَاثًا: يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا، وَأَنْ تُنَاصِحُوْا مَنْ وَلَّاهُ اللهُ أَمْرَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya Allâh meridhai kalian dalam tiga perkara dan membenci kalian dalam tiga perkara. Dia meridhai kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, berpegang teguh pada tali Allâh dan tidak bercerai berai dan memberi nasehat kepada ulil amri (pemimpin) yang mengurus urusan kalian.</i> (HR. Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 320</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-73809798587926654292023-11-23T08:26:00.004+07:002023-11-23T08:26:20.390+07:00ORANG MUNAFIK SEJATINYA AKAN MATI DALAM KEADAAN KAFIR<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicPpRpDHWeqMb8dj9KSpd6k0BcCyuAZlTdZ0LZxOe4Etu6IvbRDaMFcBP37H-xKOsp3I2VFaryZoJ5z9CIf3kVr1SH580Y-7Ojz6MZcj1-SpGnbFo9mjmiPNOc39oFVghFPEAXTnPAHSHH8U7x6LFUraIzuC6Xvjj2mmORP0TBeMqCPUL0mC43dcAexBCI/s16000/Dibalik-Islam-Kematian-Orang-Munafik.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam surat At-Taubah ayat 95 menerangkan:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سَيَحۡلِفُوۡنَ بِاللّٰهِ لَـكُمۡ اِذَا انْقَلَبۡتُمۡ اِلَيۡهِمۡ لِتُعۡرِضُوۡا عَنۡهُمۡؕ فَاَعۡرِضُوۡا عَنۡهُمۡؕ اِنَّهُمۡ رِجۡسٌ وَّمَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُۚ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, ketika kamu kembali kepada mereka, agar kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu berjiwa kotor dan tempat mereka neraka Jahanam, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah menjelaskan kepada Rasul-Nya, bahwa apabila beliau dan kaum Muslimin telah kembali nanti dari peperangan itu, maka kaum munafik akan datang kepada beliau seraya bersumpah dengan nama Allah (menguatkan apa yang mereka ucapkan), agar Rasulullah berpaling dari mereka dengan tidak menghiraukan perbuatan mereka yang tidak ikut berperang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya, agar beliau betul-betul memalingkan muka dari kaum munafik sebagai penghinaan kepada mereka. Berikutnya, Allah menjelaskan alasan mengapa Rasulullah harus memalingkan muka dari kaum munafik karena mereka itu najis. Artinya sikap dan perbuatan mereka itu kotor, sehingga mereka harus dijauhi, seperti menjauhkan kain yang bersih dari sesuatu yang najis. Hal ini sejalan dengan apa yang terdapat dalam firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا ۚوَاِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖٓ اِنْ شَاۤءَۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;">28. <i>Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwa), karena itu janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang), maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.</i> (QS. At-Taubah [9]: 28)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah menjamin orang-orang mukmin dari kemelaratan. Mereka tidak perlu khawatir akan kekurangan makanan dan barang-barang dagangan akibat larangan Allah terhadap kaum musyrik tersebut yang biasanya datang ke tanah suci membawa barang dagangan. Jaminan Allah kepada orang mukmin untuk mendapat kehidupan yang baik tergantung kepada kegiatan usaha dan ikhtiar seseorang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, tidak terlepas dari kehendak Allah, kepada siapa Allah memberikan karunia-Nya. Oleh karena itu, orang mukmin hendaklah mempertebal keimanan dan tawakalnya kepada Allah di samping melakukan usaha dan ikhtiar. Allah mengetahui urusan yang akan datang, baik mengenai kemakmuran atau kemelaratan yang menimpa penduduk suatu negeri. Allah Mahabijaksana dalam segala hal terutama mengenai ketentuannya, baik berupa perintah maupun larangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah telah memenuhi janji-Nya karena kenyataannya penduduk Mekah tidak mengalami kesulitan kehidupan. Setelah tersiar larangan tersebut, semakin banyak orang musyrik masuk Islam, bukan saja mereka yang berada di sekitar Jazirah Arab, namun hampir sampai ke segenap penjuru. Mereka tentulah berkewajiban menunaikan ibadah haji di samping mereka bebas mengunjungi tanah suci.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini merupakan salah satu jalan bagi penduduk Mekah untuk memperoleh kemakmuran hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan adanya larangan Allah terhadap orang-orang musyrik memasuki Masjidil Haram, terjadilah perselisihan pendapat antara ulama fiqih sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Orang musyrik dan Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki Masjidil Haram, sedang mesjid lainnya dibolehkan terhadap Ahli Kitab. Demikian menurut mazhab Imam Syafii.</li><li>Orang-orang musyrik termasuk Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki semua mesjid. Demikian menurut mazhab Maliki.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Allah menyatakan, bahwa tempat kembali kaum munafik di akhirat kelak adalah neraka Jahanam, sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan selama di dunia, yaitu kekufuran yang telah mengotori diri mereka; dan kekotoran itu semakin bertambah akibat berpalingnya mereka dari ayat-ayat Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terdapat pada firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">125. <i>Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.</i> (QS. At-Taubah [9]: 125)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit batin, seperti kekafiran, kemunafikan, keragu-raguan, dan sebagainya, maka dengan turunnya surah itu akan menambah kekotoran rohani, yakni kekafiran mereka yang telah ada selama ini dalam hati mereka dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jawaban dan pertanyaan seputar Al-Qur'an diterangkan pada ayat ini. Adapun orang-orang yang hatinya ragu-ragu dan orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang hatinya penuh kekafiran sedang mulutnya menyatakan iman, setiap ayat yang disampaikan kepada mereka selalu menimbulkan keragu-raguan dan kemunafikan dalam hati mereka. Hal seperti ini selalu bertambah kuat pengaruhnya pada diri mereka, sehingga akhirnya mereka mati sebagai seorang munafik yang kafir. Hal yang mereka alami ini akan dialami oleh orang-orang sesudah mereka, yang sama hatinya dengan hati mereka, mereka akan mati sebagai orang kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-72938660338390270032023-11-20T11:02:00.008+07:002023-11-20T11:02:50.669+07:00MAKANLAH REZEKI YANG HALAL LAGI BAIK SERTA JANGAN BERLEBIHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP1uUQCZpf-7tRZK2_oquOLJi_tHPBjpECl5OwX78uXiTualN2LYsYXMYUpzQc7ghjKiEVSAUtYkF1ryVq7tJdUvtlsKJdNBVxGidTjYbSHA23Qks02M1wrtZD3xs7S1h93yJFOlfLvZwDajXBArnfVUySl6o1BSkz58fep8Tjq_mc4LAb_oD4C6OjZHmw/s16000/Dibalik-Islam-Makanan-2.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al-Maidah Ayat 88:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَكُلُوۡا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّ اتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡۤ اَنۡـتُمۡ بِهٖ مُؤۡمِنُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar mereka makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. "<i>Halal</i>" di sini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara memperolehnya. Sedangkan "<i>baik</i>" adalah dari segi kemanfaatannya, yaitu yang mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanan tidak baik, selain tidak mengandung gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prinsip "<i>halal dan baik</i>" ini hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap rohani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih baik baginya. </i>(Riwayat at-Tirmidzi)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada halangan bagi orang-orang mukmin yang mampu, untuk menikmati makanan dan minuman yang enak, dan untuk mengadakan hubungan dengan isteri, akan tetapi haruslah menaati ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan <i>syara</i>', yaitu: baik, halal dan menurut ukuran yang layak dan tidak berlebihan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah memperingatkan orang beriman agar mereka berhati-hati dan bertakwa kepada-Nya dalam soal makanan, minuman, dan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Janganlah mereka menetapkan hukum-hukum menurut kemauan sendiri dan tidak pula berlebihan dalam menikmati apa-apa yang telah dihalalkan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat lain Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ...</div><div style="text-align: justify;"><i>... makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.</i> (QS. al-A'raf [7]: 31)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama Islam sangat mengutamakan kesederhanaan. Ia tidak membenarkan umatnya berlebih-lebihan dalam makan, minum, berpakaian dan sebagainya, bahkan dalam beribadah. Sebaliknya, juga tidak dibenarkannya seseorang terlalu menahan diri dari menikmati sesuatu, padahal ia mampu untuk memperolehnya. Apalagi bila sifat menahan diri itu sampai mendorongnya untuk mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan syara'.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap orang beriman diperintahkan Allah ﷻ untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (mengandung gizi dan vitamin yang cukup). Jadi bagian ayat yang berbunyi halal dan baik (arab: <i>halalan thayyiba</i>) tersebut di atas mengandung makna dua aspek yang akan melekat pada setiap rezeki makanan yang dikonsumi manusia. Aspek pertama, hendaklah makanan didapatkan dengan cara yang halal yang sesuai dengan syariat Islam yang dicontohkan Rasul. Dalam hal ini mengandung makna perintah untuk bermuamalah yang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan dengan cara paksa, tipu, curi, atau dengan cara-cara yang diharamkan dalam syariat Islam. Sementara dalam aspek baik atau thayyib adalah dari sisi kandungan zat makanan yang dikonsumi. Makanan hendaknya mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh, baik mutu maupun jumlah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanan gizi berimbang adalah yang dianjurkan. Ada makanan yang halal tapi tidak thayyib, misalnya Rasul mencontohkan kepala, kulit dan jeroan binatang sembelihan dibuang. Bahkan beliau bersabda jangan makan tulang karena tulang adalah makanan untuk saudaramu dari bangsa jin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian-bagian tersebut ternyata banyak mengandung zat penyebab kadar kolestrerol darah dalam tubuh manusia cepat meningkat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah telah memberikan suri teladan tentang kesederhanaan ini. Dalam segala segi kehidupannya, beliau senantiasa bersifat sederhana, padahal jika beliau mau niscaya beliau dapat saja menikmati segala macam kenikmatan itu sepuas hati. Akan tetapi beliau tidak berbuat demikian, karena sebagai seorang pemimpin, beliau memimpin dan memberi teladan kepada umatnya, pola hidup sederhana, tetapi tidak menyiksa diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-25719510739312634362023-11-19T08:41:00.001+07:002023-11-19T08:41:06.593+07:00MEREKA MENGKHIANATI PALESTINA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFAVHzZTRUMcgdDi5OSjYL1mpYrlh7t9dM3KKEA0ZiSzL0kLR0q7ThQbH1jfxFlGUFSQiMvG9zgGTJD6Mln4xD6JaQ5JoFCOyqQH1yjxxqnc-ftP-Q-XeNeZiChitGh5S1r0sMicm35kBUGrccd_zALrV7OA6Nw26o8nXNYrpTXV0ynEGyNA116EsAXF_z/s16000/Dibalik-Islam-Rumah-Sakit-di-Bom.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Makin brutal agresi militer kelompok zionis penjajah terhadap warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Sampai hari ke-37 jumlah korban sudah tembus 11.800 jiwa. Korban paling banyak justru anak-anak. Ada yang menghitung setiap 10 menit satu anak Palestina meninggal. Sekitar 70 persen warga Gaza kini mengungsi. Dunia semakin melihat serangan entitas Yahudi bukan untuk melawan Hamas, tetapi untuk memusnahkan penduduk Gaza.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Kebiadaban zionis terlihat dengan serangan membabi-buta terhadap rumah sakit-rumah sakit. Salah satunya adalah Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menjadi sasaran serangan brutal militer entitas Yahudi. Mereka menuduh lokasi itu menyembunyikan pejuang Hamas yang kemudian dibantah oleh pihak rumah sakit. Namun, serangan mereka tak kunjung berhenti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang paling memilukan, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman secara terbuka memberikan dukungan, bantuan keuangan dan militer kepada entitas Yahudi. Sebaliknya, para pemimpin Dunia Islam hanya mengecam dan mengemis bantuan PBB.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pengkhianatan Pemimpin Muslim</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEGZsZydFriBTMMG2okY5EIrejIfCoVkrIBSuNRxH2VybVvMMc6SyiJ9GFy5Ct3f3HYtil9Rqqt5i9hsUjMuf-lNH5w7XFOM4SmlDc7fW62oTNOzv6U8S4U_kBO6-wfgW3GYrA_Uj1d5omfEcOqvpst5gNT3aMkEdqjIL5yvCuxuvDT9i2q435kbZRzmFE/s16000/0-Dibalik-Islam-OKI.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat krisis Palestina mulai terbuka, Gedung Putih langsung menjanjikan tambahan anggaran militer kepada entitas Yahudi sebesar Rp 225 triliun untuk memerangi Hamas. Padahal setiap tahunnya AS sudah memberikan dana militer Rp 60 triliun kepada negara Yahudi. Presiden AS Joe Biden juga mengirimkan Kapal Induk USS Gerald R. Ford yang mengangkut dua ribu marinir dan Kapal Induk USS Dwight D. Eisenhower. Presiden Prancis Macron juga langsung menemui pimpinan zionis Netanyahu dan berjanji akan membantu dia melawan para “<i>teroris</i>”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, tak ada tindakan serupa yang dilakukan oleh para pemimpin Arab dan Dunia Islam untuk menghentikan agresi entitas Yahudi. Mulut mereka hanya berbusa-busa mengirim kecaman serta bantuan keuangan dan logistik seadanya. Lalu mereka sudah merasa puas dengan tindakan itu. Inilah pengkhianatan pertama mereka terhadap kaum Muslim dan negeri Palestina. Padahal mereka punya kekuatan militer besar yang bisa dipakai untuk menyelamatkan Palestina sekaligus menghancurkan negara zionis itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkhianatan berikutnya, para pemimpin Muslim ini masih membuka hubungan bilateral dengan zionis Yahudi. Para penguasa Yordania, Qatar, Mesir dan Arab Saudi bahkan menolak usulan embargo minyak ke negeri Yahudi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (11/11). Artinya, tangan para pemimpin Muslim itu ikut berlumuran darah Muslim Palestina. Pasalnya, mereka telah memberikan bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan tempur zionis yang dipakai menggempur Gaza, membunuhi wanita, anak-anak dan bayi-bayi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah lama diketahui, eksistensi Yahudi itu disokong oleh sejumlah pemimpin Dunia Islam baik secara politik maupun hubungan ekonomi. Kaum zionis itu mendapatkan minyak bumi dari perdagangan dengan Azerbaijan, Kazakhstan dan Turki. Mereka juga mengandalkan pasokan air dengan membeli dari Yordania dan juga Turki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkhianatan mereka yang lain adalah menjadikan negara-negara mereka sebagai jalur perlintasan militer Amerika Serikat yang membantu entitas Yahudi. Ketika muncul krisis di Gaza, pemerintah Yordania yang ketakutan menampung dua skuadron pesawat tempur AS dan menerima pembangunan sistem rudal patriot. AS juga telah lama membangun sejumlah pangkalan militer di beberapa negeri Muslim seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, UAE dan Turki. Pangkalan-pangkalan militer itu bisa digunakan untuk memudahkan mobilisasi militer AS ke Timur Tengah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para pemimpin Arab dan Dunia Islam bukan saja mengkhianati Palestina. Mereka juga sudah tidak malu lagi mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Mereka bersekutu dengan musuh-musuh Allah. Padahal Allah telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمۡ لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالاً وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِي صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan teman kepercayaan kalian orang-orang yang ada di luar kalangan kalian. Mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemadaratan bagi kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, sementara apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami) jika saja kalian paham</i> (TQS Ali Imran [3]: 118).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkhianatan mereka berikutnya adalah menyerahkan nasib Palestina kepada PBB agar menerima gencatan senjata dan solusi dua negara (<i>two-state solution</i>). Usulan solusi ini sama saja dengan mengakui eksistensi entitas Yahudi yang telah merampok dan membunuhi warga Palestina untuk tetap memiliki daerah rampasan mereka. Kaum Muslim Palestina dipaksa untuk mengakui keberadaan para penjajah di atas tanah mereka. Inilah sikap pengecut dan pandir para pemimpin Dunia Islam yang beramai-ramai menyerahkan Palestina untuk terus dijagal oleh zionis Yahudi. Padahal seharusnya para pemimpin Dunia Islam mengirimkan pasukan untuk membebaskan negeri Palestina dari kaum zionis penjajah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Gaza Ladang Syuhada</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-vYq1v34Eb79YYjNIdzfMvRgbQpEcfgzuqkxBIpP904g53JhVcwuDs2MqVSOBHhwO3gz8F2UhxKxwX0P5eHVb6YbLVOzp7G73hQbm7a5a1EUhnxnDkbk-nPA8w6IYACpQ3NTd3A9yJhKblmzKsjJN-b_-iNhXwtsGgGbvTgu4WqL2qZclANJY4UL7AO4D/s16000/0-Dibalik-Islam-Gaza.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sikap ksatria justru ditunjukkan oleh kaum Muslim di tanah Palestina, khususnya Gaza. Mereka memberikan perlawanan terhadap militer zionis. Sepanjang pertempuran para pejuang Muslim yang tergabung dalam <i>Brigade Izzuddin al-Qasam</i> berhasil menghancurkan 136 kendaraan militer canggih milik zionis seperti tank dan kendaraan lapis baja, menewaskan lebih dari 400 prajurit dan pasukan keamanan zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlawanan kaum Muslim Palestina adalah <i>jihad fi sabilillah</i>, bukan tindakan terorisme seperti yang dipropagandakan zionis Yahudi dan negara-negara Barat. Para pejuang Palestina mengangkat senjata untuk mempertahankan negeri Muslim dari serangan kaum <i>kuffâr</i> dan mengusir mereka. Ini adalah pelaksanaan firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka juga mengamalkan sabda Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">جَاهِدُوا اَلْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Berjihadlah kalian melawan kaum musyrik dengan harta, jiwa dan lisan kalian</i> (HR Ahmad dan Nasa'i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Segala pengorbanan harta dan jiwa mereka di jalan Allah tidak akan percuma. Sungguh semua itu adalah perdagangan dengan Allah yang akan dibayar dengan surga. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ ٱشۡتَرَىٰ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَنفُسَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلۡجَنَّةَۚ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقۡتُلُونَ وَيُقۡتَلُونَۖ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقًّا فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ وَٱلۡقُرۡءَانِۚ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِۚ فَٱسۡتَبۡشِرُواْ بِبَيۡعِكُمُ ٱلَّذِي بَايَعۡتُم بِهِۦۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah telah membeli dari kaum Mukmin diri dan harta mereka dengan bayaran surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah. Lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Siapakah yang lebih menepati janji (selain) Allah? Karena itu bergembiralah dengan jual-beli yang telah kalian lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar</i> (TQS at-Taubah [9]: 111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gugurnya para pejuang sebagai syuhada juga dimuliakan Allah. Allah menyebut mereka tetap hidup dan mendapatkan rezeki-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki</i> (TQS Ali Imran [3]: 169).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah banyak beredar berita bahwa jasad-jasad para syuhada Gaza menebarkan aroma harum yang menakjubkan. Inilah kemuliaan para pejuang Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim: Anda sekalian telah melihat dengan mata terbuka kepengecutan para pemimpin Arab dan Dunia Islam. Mereka bersembunyi di balik singgasana dan jubah mereka. Mereka tidak malu dengan anak-anak dan perempuan di Gaza yang melemparkan batu ke arah tentara Yahudi. Mereka bahkan menghadang tank baja walau ditebus dengan nyawa. Para pemimpin itu punya kekuatan militer besar, tetapi hanya menjadi penghuni barak. Peralatan tempur mereka teronggok di gudang-gudang sampai berkarat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka bangga patuh pada aturan PBB dan Konvensi Jenewa sambil mencampakkan perintah Allah ﷻ. Dunia tahu bagaimana Arab Saudi bisa mengerahkan pasukan untuk memerangi Houthi di Yaman Utara, tetapi berpangku tangan terhadap negara zionis. Turki membantu Ukraina melawan Rusia dengan mengirimkan drone bersenjata, mengirimkan operasi militer ke Irak dan Suriah; tetapi tak ada satu butir peluru pun ditembakkan ke arah militer zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah mereka lupa kalau kekuasaan di dunia adalah fana dan akan berakhir? Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari para pemimpin sebelumnya seperti Raja Faisal di Arab Saudi, Raja Farouk di Mesir, Saddam Husein di Irak, Qadafi di Libya? Mereka pada akhirnya digulingkan juga oleh Amerika dan Inggris dari kekuasaan mereka. Padahal mereka sudah menghambakan diri menjadi pelayan-pelayan Barat dan menzalimi umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya mereka mengingat janji Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian</i> (TQS Muhammad [47]: 7).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غَدْرِهِ، أَلَا وَلَا غَادِرَ أَعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أَمِيرِ عَامَّةٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap pengkhianat memiliki panji pada Hari Kiamat yang akan dikibarkan setinggi-tingginya sesuai kadar pengkhianatannya. Ketahuilah tidak ada pengkhianat yang lebih besar penghianatannya daripada pengkhianatan seorang pemimpin kepada rakyatnya.</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 319</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-86130918902236213752023-11-16T08:31:00.002+07:002023-11-16T08:31:12.562+07:00ALLAH BERKENAN MENERIMA TAUBATMU SEDANGKAN KEBANYAKAN ORANG INGIN KAMU BERPALING<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl72nGTqhFwbDR7aDnQmI2WHe_ipMfxmsjalfDhy-2zAv-58OK4EtzL4Inzo1Db5FIa1K3pPYx9ZPUhZoPp_F5Gg8HibzcFrh0aJEBzotFF6O_ZzP943LWkJSn1bkUnR90UsEqbLCejnRnry2qZHpAaaY_08DHnELnDV2OTrugEFN30fzwZP94W9MFasAm/s16000/Dibalik-Islam-Taubat-Nasuha.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat 27:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاللّٰهُ يُرِيۡدُ اَنۡ يَّتُوۡبَ عَلَيۡكُمۡ وَيُرِيۡدُ الَّذِيۡنَ يَتَّبِعُوۡنَ الشَّهَوٰتِ اَنۡ تَمِيۡلُوۡا مَيۡلًا عَظِيۡمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginannya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah memberi ampunan kepada mereka dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, agar mereka menyucikan dan membersihkan diri mereka lahir batin, meskipun orang-orang yang mengikuti syahwat dan hawa nafsunya, selalu berpaling dari jalan yang lurus, dan menarik orang mukmin agar ikut terjerumus bersama mereka ke lembah kesesatan, karena dengan melaksanakan perintah Allah dan menaatinya akan tercapailah apa yang dikehendakinya untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah melarang menikahi perempuan-perempuan karena menikahi perempuan-perempuan tersebut akan mengakibatkan kerusakan di masyarakat dan mengacaukan hubungan nasab dan hubungan keluarga, sedang keluarga adalah tulang punggung kebahagiaan masyarakat. Perempuan-perempuan selain mereka boleh dinikahi untuk memelihara kelanjutan keturunan, menghindarkan masyarakat dari kekacauan dan terperosok ke dalam jurang perzinaan dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain haram menikahi ibu tiri sebagaimana dijelaskan di atas, diharamkan pula menikahi beberapa perempuan berikut ini. Diharamkan atas kamu menikahi ibu-ibumu termasuk juga nenekmu, anak-anakmu yang perempuan termasuk cucu perempuanmu, saudara-saudaramu yang perempuan baik kandung, seayah, atau seibu, saudara-saudara ayahmu yang perempuan termasuk saudara perempuan kakek, saudara-saudara ibumu yang perempuan termasuk saudara perempuan nenek.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian pula anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, maupun anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan termasuk anak-anak perempuan mereka. Itulah tujuh golongan yang haram dinikahi karena hubungan nasab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu diharamkan pula menikahi ibu-ibumu yang menyusui kamu ketika kamu dahulu berada dalam masa penyusuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena ibu susu mempunyai posisi sama dengan ibu kandung, maka perempuan yang haram dinikahi karena nasab, diharamkan pula karena persusuan. Dengan demikian diharamkan atas kamu menikahi saudara-saudara perempuanmu sesusuan apabila kamu menyusu langsung pada tempat yang sama, dengan ketentuan tidak kurang dari lima kali susuan yang mengenyangkan, baik mereka menyusu sebelum kamu menyusu, atau dalam waktu bersamaan, atau setelah kamu selesai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu diharamkan pula menikahi ibu-ibu dari istrimu atau mertua, baik istri itu telah kamu gauli layaknya suami istri maupun yang belum kamu gauli. Selain itu diharamkan pula menikahi anak-anak perempuan dari istrimu yakni anak tiri yang berada dalam pemeliharaanmu dan tinggal bersama maupun anak-anak tiri yang tidak berada dalam pemeliharaanmu, keduanya sama saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Larangan tersebut adalah jika anak tiri itu merupakan anak dari istri yang telah kamu campuri sebagaimana layaknya suami istri. Tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu dan dia sudah kamu ceraikan atau istri yang belum kamu gauli itu meninggal dunia, maka tidak berdosa kamu menikahi anak-anak tiri dari bekas istri yang telah kamu ceraikan atau meninggal sebelum kamu menggaulinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan diharamkan pula kamu menikahi istri-istri anak kandungmu atau menantumu sendiri. Demikian itulah ketentuan tentang keharaman menikahi perempuan untuk selama-lamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun wanita-wanita yang haram dinikahi tetapi tidak untuk selama lamanya. Dan diharamkan pula melangsungkan perkawinan dengan mengumpulkan dua perempuan yang bersaudara pada waktu yang sama, baik kedua perempuan itu kakak beradik, atau seorang perempuan dengan bibi yakni saudara perempuan ayah atau saudara perempuan ibu dari perempuan tersebut, kecuali perkawinan serupa yang telah terjadi pada masa lampau sebelum datangnya larangan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh yang demikian ini karena Allah Maha Pengampun atas segala dosa atau kekhilafan yang telah kamu lakukan, Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama Islam melarang menikahi ibu kandung, ibu tiri, ibu susu, maupun bibi (saudara perempuan ayah atau ibu), adalah untuk menghormati kedudukan dan status mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana mungkin orang yang diperintahkan Allah untuk dihormati malah dijadikan istri oleh anak sendiri? Di mana letak penghormatan anak terhadap mereka, dan bagaimana dengan status anak yang lahir nanti? Demikian pula larangan memperistri dua perempuan bersaudara sekaligus dalam waktu yang sama. Tindakan ini dapat menimbulkan kecemburuan besar yang berdampak pada retaknya hubungan persaudaraan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Islam sangat menjunjung tinggi hubungan kekeluargaan atau kekerabatan apabila terjalin dengan harmonis serta kokoh, dan membenci tindakan apa pun yang dapat mendorong retak bahkan putusnya hubungan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-34132131230446121132023-11-14T08:01:00.001+07:002023-11-14T08:01:03.585+07:00ALLAH MAHA SEGALANYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7AeB5PmpPZEF2xw1bzdue4qg5KvUvEmv3r26ZS4jC-zV84Ek1Nt9MDKvWcO6rmg_NTXNF9pL4sElQG4zS8zNVMx9UQfvNbgSFtjAMKEQNQx607PuegXvheE0_AgSCCByPI6Yn0dGDc7W5haELObPMNObb9yx8RJ0ON2MitYbtm4u34Hx2zs3g-CmWV9Dm/s16000/Dibalik-Islam-Hanya-Allah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Yanti Fariidah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ adalah pencipta kehidupan dunia, alam semesta, dan manusia. Sang Pencipta yang paling mengerti apa yang telah tercipta. Semua ada dalam dunia ini tak terlepas dari skenario Allah. Ada pengawasan untuk keselarasan hidup. Kita tak bisa lepas dari keteraturan dunia fana. Bahkan sampai nyawa lepas dari raga. Ada pertanggungjawaban juga di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Manusia itu Allah ciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Yang akan mengatur keselarasan kehidupan ini. Tentu ada panduan yang jelas. Yaitu kalam-kalam Allah. Yang dibawa oleh wali Allah. Mereka adalah para Nabi dan Rasul. Risalah Allah sampai kepada manusia melalui utusan-utusan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi dan Rasul merupakan insan istimewa dan mulia. Yang Allah tunjuk untuk mewakili-Nya dimuka bumi. Melalui mereka, segala syariat Allah bisa diejawantahkan. Semua manusia dapat mengenal aturan dari Allah. Yang langsung diaplikasikan dalam kehidupan dunia. Kenyamanan dan ketentraman bisa dinikmati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita harus ingat bahwa tidak semua manusia itu sadar aturan. Terutama aturan dari Allah. Yang sadar akan bertingkah laku sesuai aturan Allah. Namun yang belum sadar, mereka cenderung hidup bebas. Lebih parah lagi mereka sombong. Merasa palung kuat dan jago. Tak takut pada siapapun. Maksiat dan kebaikan dicampur kok dicampur. Ga bahaya ta? Astaghfirullah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Manusia sombong itu lupa segalanya. Merasa hidup sendiri tanpa kasih Allah. Segala pencapaian hidupnya tak ada campur tangan dari Allah. Jadi seringkali nekat melanggar aturan Allah. Yang jelas simbing itu menolak kebenaran. Feeling yang menjadi acuan. Bukan kalam Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai manusia, banyak-banyak berpikir deh. Kita ini siapa tanpa Sang Pencipta? Nyawa kita punya siapa? Udara saja kita tidak bisa membuat. Bahkan saat nyawa terlepas dari raga, kita tidak bisa mencegahnya.Apa yang bisa kita sombongkan? Karena sejatinya kita lemah tanpa welas asihnya Gusti Allah. Mari kita lihat firman Allah pada QS. An-Nisa ayat 28,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, sekarang sudah sadar yaa. Bahwa manusia itu makhluk lemah. Jadi mari bersama taat pada Allah Yang Maha Segalanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-89443612879521951232023-11-03T13:45:00.005+07:002023-11-03T13:45:24.614+07:00MENJERNIHKAN PERSOALAN PALESTINA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifNsp0FWk_VE1xyjtWpWOmUsHTTxq3R29Ql_yOjtsNqgM4UIevN7NXilDOSDPvVD9w_GpYq02aVmN-2SxWcMKWARdccByMTUlOantbGbbYIJdKxReCV_coCEserDKAuSulN0b4XiLb5Tig3V47wbyE31M_50plHOrNFR9UlI2sOhUz3m7JzKq__bch50SX/s16000/Dibalik-Islam-Palestina-dan-Palestina.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Agresi brutal dan keji Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina semakin menjadi-jadi. Lebih dari 8.100 jiwa wafat dan lebih dari 20.242 orang terluka. Serangan entitas Yahudi kini merambah Tepi Barat yang telah merenggut korban jiwa 115 orang dan korban luka 2.150 orang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Sejauh ini para pemimpin Dunia Islam masih membatu. Mereka hanya menjadi macan podium dan macan kertas. Menggertak di mimbar dengan omong besar, tetapi tidak melakukan tindakan nyata menghentikan agresi kaum Zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Derita rakyat Palestina, khususnya kaum Muslim, semakin bertambah dengan bertebaran opini yang menyudutkan perjuangan dan nasib mereka. Banyak komentar dan pernyataan mengaburkan persoalan Palestina yang sebenarnya. Bahkan ada yang secara tega memfitnah para pejuang Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mengkriminalisasi Para Pejuang</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjU2q2hyphenhyphen5H-l17OBhcpFprxYVKFPUoO9qAlCjyhvhi0Z0IpT2dzBsTZ1qB7cCve0EbOtSY58zxmgxZdacx8-b6VJFfRRwhHhN_Ei-jswZOJJmXBOYAeer_GyOmzO2x701kBYK2YsW7HdQKGlJpaE-EvzLyNJ24XvgNq2K4bJoD3gv2KoLmiqId_zsjheIY/s16000/0-Dibalik-Islam-Buzer-Israel.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di media sosial sering dibangun narasi yang mengkriminalisasi gerakan perjuangan Hamas. Narasi tersebut menyebutkan bahwa penderitaan yang dialami rakyat Palestina hari ini akibat tindakan Hamas. Katanya, Hamaslah yang harusnya bertanggung jawab atas terbunuhnya ribuan warga Palestina, bukan kaum Zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Opini ini sungguh sesat dan menyesatkan. Selain bertujuan mengkriminalisasi setiap gerakan perlawanan rakyat Palestina, terutama Hamas, mereka membangun narasi ini untuk melegalkan eksistensi entitas Yahudi yang mengklaim sebagai pemilik tanah Palestina. Tujuan berikutnya, agar dunia membenarkan agresi brutal Zionis Yahudi sebagai “<i>tindakan mempertahankan diri</i>”. Apakah namanya '<i>mempertahankan diri</i>' bila yang diserang adalah rumah sakit, pasar, fasilitas umum dan mayoritas korbannya adalah anak-anak serta wanita?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Faktanya kaum Yahudi bukanlah warga asli Palestina. Mereka juga bukan pemilik lahan Palestina. Banyak sejarawan dan teolog di luar umat Muslim yang menunjukkan kedustaan klaim Yahudi dan Barat bahwa Palestina adalah '<i>tanah yang dijanjikan</i>'. Pada bulan Oktober 2010 para uskup dari wilayah Timur Tengah berkumpul di Vatikan selama dua pekan. Mereka tak hentinya membahas masalah Israel-Palestina dilihat dari sisi Alkitab. Kesimpulan mereka, Israel tidak dapat menggunakan konsep Alkitab mengenai "<i>tanah yang dijanjikan</i>" atau "<i>orang terpilih</i>" untuk membenarkan pemukiman baru di Yerusalem atau membuat klaim teritorial (Republika.co.id, 25/10/2010).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para pemimpin Barat, media massa mereka dan pengikutnya bermuka dua dengan menuduh perjuangan pembebasan Palestina sebagai aksi teror, sementara mereka mendukung sekutu mereka Ukraina melawan invasi Rusia. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa juga menyuplai persenjataan dan bantuan keuangan untuk pemerintah Ukraina agar bisa menangkal serangan Rusia. Sementara dalam tindakan genosida terhadap rakyat Palestina, Barat terus menyudutkan perjuangan rakyat Palestina dan malah membantu Zionis Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu fitnah Barat terhadap rakyat Palestina dan Hamas menunjukkan kemunafikan mereka dan para pendukungnya. Rakyat Palestina telah terusir puluhan tahun dari tanah kelahiran mereka, bahkan mengalami pembantaian demi pembantaian. Inilah kemunafikan dan kebohongan terbesar. Hanya orang tidak waras saja yang masih tetap mendukung penjajahan dan kekejaman Yahudi di tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Sebaiknya Berhijrah?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgePPlsXhNot-BLs7gseOmM2l2ZskbLaJRiR_GWWgDoNDXoHqi7-YtqCX2SISWdkFz1BUo0WXRifsB2rhVud4hTNFt8lPcAK1owRyKak_nsdPn7RuG-rZzC3gpprpndfa6dmd8oY5VaY3HwBXrzJvxmUBOb0aiUlhWVHBiXuctA-GNBE9TOZAnPB87GDSsV/s16000/dibalik-islam-masjid-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melihat bertahun-tahun penderitaan rakyat Palestina, ada sebagian orang yang beropini bahwa seharusnya kaum Muslim di Palestina berhijrah dari negeri mereka. Alasannya, dulu juga kaum Muslim tertindas di Makkah, lalu mereka berhijrah ke Madinah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini adalah analogi yang batil dengan tiga alasan. <b>Pertama</b>: Islam telah memerintahkan kepada kaum Muslim untuk mempertahankan diri dari ancaman terhadap jiwa dan harta mereka. Abu Hurairah ra. bertutur bahwa pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ أَخْذَ مَالِى قَالَ : فَلاَ تُعْطِهِ مَالَكَ . قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلَنِى قَالَ : قَاتِلْهُ . قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِى قَالَ : فَأَنْتَ شَهِيدٌ . قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ قَالَ : هُوَ فِى النَّارِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang mendatangiku dan ingin merampas hartaku?</i>” Beliau bersabda, “<i>Jangan engkau berikan milikmu kepada dia.</i>” Ia bertanya lagi, “<i>Bagaimana pendapatmu jika ia ingin membunuhku?</i>” Beliau bersabda, “<i>Bunuhlah dia.</i>” Ia bertanya lagi, “<i>Bagaimana jika dia malah membunuhku?</i>” “<i>Engkau mati syahid,</i>” jawab Nabi ﷺ. “<i>Bagaimana jika aku yang membunuh dia?</i>” Ia bertanya kembali. “<i>Dia di Neraka,</i>” jawab Nabi ﷺ. (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat itu juga batil karena bertentangan dengan perintah Allah ﷻ untuk berjihad melawan orang-orang yang menyerang dan mengusir kaum Muslim dari tempat tinggal mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Syariah Islam telah mewajibkan sesama Muslim untuk saling memberikan bantuan kepada saudaranya yang membutuhkan pertolongan. Ketika kaum Muslim di satu negeri tidak cukup kuat untuk mengusir kaum agresor, maka kewajiban berjihad ini meluas ke wilayah-wilayah sekitarnya. Karena itu wajib atas umat Muslim di sekitar Palestina mengerahkan pasukan untuk mengusir entitas Yahudi hingga tuntas. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنْ اسْتَنْصُرُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمْ النَّصْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini maka kalian wajib menolong mereka</i> (TQS al-Anfal [8]: 72).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Hijrah yang diwajibkan atas umat ini adalah berpindah dari negara kufur (<i>darul kufur</i>) menuju Negara Islam (<i>Darul Islam</i>). Ini sebagaimana dulu Rasulullah ﷺ dan kaum Muslim berhijrah dari Makkah yang kala itu adalah <i>darul kufur</i> menuju ke Madinah yang kemudian menjadi Negara Islam (<i>Darul Islam</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun hari ini tidak ada satu pun di antara negeri-negeri Islam yang bisa dikategorikan sebagai <i>Darul Islam</i>, yakni negara yang menerapkan <i>syariah Islam</i> secara <i>kâffah</i> dan keamanannya di tangan kaum Muslim. Negeri-negeri Muslim hari ini adalah institusi politik yang menjalankan ideologi sekularisme-liberalisme dan berwatak kebangsaan/nasionalisme serta hanya sedikit menjalankan hukum-hukum Islam. Mesir, misalnya, bertahun-tahun menutup gerbang Rafah sehingga menghambat pengiriman bantuan ke wilayah Gaza. Yordania justru membuka jalan bagi masuknya militer Amerika Serikat yang membantu entitas Yahudi melancarkan agresi militernya ke Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Palestina Persoalan Agama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfDOxe8N5HYyw30cBGfPagMy8ieINd129oK5dqtBDgQgE4m0ZOcNlXuVeFX3hY2a9LXd7r1Qdm2lC7DqS0d4S_RkKQG9_GAfFl0LNNR2PSdn0xyhz0KBb4kDSdLe8BqbHEi7Qwq8jNZ0NTQl4d4ez-NerPXQF1X-O8WcNBz6kK3lt2W19LSqaDCH_e4m5T/s16000/dibalik-islam-isra-miraj.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syubhat lain yang terus diproduksi dalam tragedi Palestina adalah menyebutkan ini bukanlah persoalan agama, tetapi persoalan kemanusiaan. Alasannya, bukan hanya warga Muslim yang menjadi korban. Umat Nasrani Palestina juga menjadi sasaran kekejaman Zionis Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi kita, umat Muslim, persoalan Palestina adalah persoalan agama, bukan sekadar persoalan kemanusiaan. Banyak alasan mengapa kaum Muslim harus memandang dan menyelesaikan krisis Palestina sesuai <i>syariah Islam</i>. Di antaranya, mayoritas korban genosida oleh entitas Yahudi adalah saudara seiman. Harta dan jiwa mereka terancam bahkan dibunuh oleh kaum Yahudi penjajah. Lalu bagaimana kita tidak mengatakan ini bukan persoalan agama. Padahal Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara</i> (QS al-Hujurat [49]: 10).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Nabi ﷺ mengingatkan hubungan kasih-sayang sesama Muslim laksana satu tubuh yang harus saling merasakan penderitaan satu sama lain. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى</div><div style="text-align: justify;"><i>Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan bahu-membahu adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, tanah Palestina sudah menjadi bagian dari wilayah kaum Muslim sejak era Kekhilafahan Umar bin Khaththab ra. Beliau telah menandatangani perjanjian dengan Pendeta Sofronius untuk melindungi Palestina dari kehadiran satu orang Yahudi pun di Yerusalem. Permintaan ini datang dari kaum Nasrani Yerusalem karena sudah merasakan kekejaman Yahudi. Mereka lalu meminta kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. untuk mengusir mereka dari Yerusalem. Permintaan ini disepakati oleh beliau. Perjanjian ini masih terus mengikat kaum Muslim sampai Hari Kiamat. Ini sesuai dengan perintah Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu</i> (TQS Al-Maidah [5]: 1).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ juga telah mengingatkan umat ini untuk menjaga perjanjian-perjanjian mereka:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوْطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Kaum Muslim harus memenuhi syarat-syarat yang telah mereka sepakati, kecuali syarat yang mengharamkan suatu yang halal atau menghalalkan suatu yang haram</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, janganlah kita tertipu dengan narasi dan opini yang menjauhkan kita dari agama Allah. Tidak pantas pula kita berulang terpedaya oleh tipudaya Barat yang menginginkan krisis Palestina dikembalikan pada PBB. Itu hakikatnya sama dengan menyerahkan nyawa saudara kita seiman untuk kembali dijagal oleh Zionis Yahudi. Sungguh, hanya dengan jihad dan Khilafah persoalan Palestina akan tuntas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِن تُطِعۡ أَكۡثَرَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.</i> (TQS al-An’am [6]: 116).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 317</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-15759605287561440982023-10-30T08:24:00.004+07:002023-10-30T08:24:51.521+07:00PEMUDA BIJAKSANA MENYERU PADA KEBAIKAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBc2tMBKMrca5-hB_FSpLLx-tfvO1k-Cz23SRvz74khjK7Fc9gtabWyglM2ESRHWEsp_61aZ7vtv7Ge43OTZGv-eh5LFBlvqLDh5w6HdSZbY9MXPMDU9WXU1uqHYiGTWWHpvn3mt50_gyX-uky19YahUKj5fmb-hONEvyo3NnTvy-f9fflsRZ0edjvHhtB/s16000/Dibalik-Islam-Pelajar.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang baik dan mampu berbuat baik dianggap selalu peduli dan bisa memenuhi kebutuhan dimaksud. Jumlah orang baik di tengah-tengah masyarakat sebenarnya masih cukup banyak, namun minim. Orang baik yang dimaksudkan itu adalah orang yang jujur, ikhlas, sabar, pintar, pekerja keras, bertanggung jawab, peduli sesamanya, dan seterusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah menciptakan satu umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri dari umat-umat dan suku-suku yang berjuang untuk membimbing manusia ke jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu. Mereka inilah umat Nabi Muhammad ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkata Rasulullah ﷺ :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Inilah umatku dengan kebenaran mereka memerintah, menetapkan keputusan-keputusan, mengambil (hak mereka) dan memberikan (hak orang lain)</i>".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan, itulah selemah-lemah iman.</i>" (HR. Muslim dan Ashabus Sunan) (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam shahihain)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan, itulah selemah-lemah iman.</i>" (HR. Muslim dan Ashabus Sunan)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang sebagai makhluk ciptaan Allah ﷻ, kita lupa untuk bersyukur. Padahal, semua yang ada pada diri kita adalah nikmat pemberian Sang Khalik, mulai dari kesehatan, harta, hingga pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepadamu.</i>” (Qs. Al Baqarah 122)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah tidak pernah meminta manusia untuk membalas seluruh nikmat-Nya dengan harta benda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam firman-Nya, Allah hanya meminta manusia untuk mengingat nikmat yang telah Ia berikan. Nah, berbuat baik kepada sesama adalah salah satu cara mengingat nikmat pemberian Allah ﷻ. Menolong sesama dan tidak menzalimi orang lain merupakan tindakan sederhana yang membantu kita untuk tidak mengingkari nikmat dari Allah ﷻ serta menjadi cerminan kebaikan yang datang dari Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap kebaikan, meskipun kecil bentuknya, akan mendapatkan balasan dari Allah ﷻ. Begitu pula dengan keburukan, seremeh apa pun bentuknya juga akan mendapat ganjaran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda bijaksana adalah pemuda yang memiliki sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dari setiap peristiwa sehingga memancarlah keadilan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda bijaksana juga bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga akan menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda yang bijaksana akan tau mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana caranya agar bisa menjadi pemuda yang bijaksana dengan sejatinya karena banyak hal-hal yang mempengaruhi diri entah itu dari dalam diri sendiri ataupun dari luar diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kebijaksanaan tidak boleh disalah artikan dengan kepintaran. Meski kepintaran seseorang membantu tetapi belum tentu pemuda pintar akan bijaksana melainkan pemuda yang bijaksana adalah orang yang pintar karena paham mana yang harus sungguh dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan dalam hal kebaikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka dari itu pemuda bijaksana akan senantiasa menoleransi ketidakpastian dan tetap optimis bahwa permasalahan yang rumit pun memiliki solusi karena pemuda yang bijaksana dapat menilai mana yang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda yang bijaksana sungguh akan memiliki hidup yang lebih berarti karena melakukan segala sesuatu dengan ada artinya dan mencari makna yang tepat dari setiap peristiwa yang ada supaya apa yang dilakukan tidak terbilang sia-sia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda yang lebih bijaksana, biasanya tingkat kesejahteraan mereka semakin tinggi, khususnya saat mereka semakin tua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-24328435790631825082023-10-27T08:06:00.004+07:002023-11-02T08:39:55.896+07:00MEWUJUDKAN PERISAI UMAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtrZzUggVEOUbvRs-gkSwOUbTQFddd905XuTF-mjIDSoBzv9ZDaymHM9bkeivtKrXvPzNzfJU_XmDXMaAPcNbX-SSYunXR7NpiTdmR6cUKtmXmh38ICfS1HNSG8lBc7wIat448E6UKOiDXsOv5MozGAfk2bkud4ZWfY8EUnjnpSqLCzmEsPzUgEi3PgQxl/s16000/Dibalik-Islam-Palestina.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">SAMPAI saat ini, sudah ribuan kaum Muslim di Gaza Palestina dibantai secara keji oleh Zionis Yahudi. Di media sosial berseliweran foto-foto dan video-video mengerikan ribuan korban yang berjatuhan. Termasuk foto-foto dan video-video anak-anak dan bayi-bayi yang amat menyayat hati. Banyak yang terluka parah, kepala pecah dan wajah berlumuran darah. Banyak yang kakinya putus dan tangannya lepas dari tubuhnya. Beberapa bayi bahkan kepalanya terlepas dari badannya. Semua akibat bom-bom yang dijatuhkan secara membabi-buta dan tanpa henti oleh Zionis Yahudi di Gaza sejak lebih dari dua pekan lalu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Pemimpin Dunia Kembali Bungkam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAr5URXGppfZYO4gmv9GE3F6_lFfjcIA4VO9CXWIhpOGWmBFv8OmZX6OOao9MIW61AQ-pxey0yx77I583R8xSQ_z_aeOojqYXwgIQ0_0S6bkya8epszYZEnWAWdSF6W1P1sSIaBq4tXjabWIds2gGYIiC-Qd2CslzVhcg11sQP7Ft0tWdB9mXbkDcom-Nq/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menyaksikan pembantaian keji atas umat Islam untuk ke sekian kalinya, para pemimpin dunia kembali bungkam. Hanya sedikit yang bersuara. PBB dan lembaga-lembaga HAM dunia juga lebih banyak diam. Demikian pula para penguasa Muslim. Mereka seolah-olah buta dan tuli. Padahal jelas Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang membunuh satu orang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia</i> (TQS al-Maidah [5]: 32).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi jika yang terbunuh adalah seorang Muslim. Ini jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan kehancuran dunia ini. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِم</div><div style="text-align: justify;"><i>Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim</i> (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itulah, ketika ada seorang pedagang Muslim yang dibunuh beramai-ramai oleh kaum Yahudi Bani Qainuqa, karena membela kehormatan seorang Muslimah yang dilecehkan oleh pedagang Yahudi, Rasulullah ﷺ, sebagai kepala Negara Islam, segera mengirim para Sahabat untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah setelah mengepung perkampungan mereka selama 15 malam (Sîrah Ibnu Hisyâm, 3/9-11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Korban ‘Ashabiyyah!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Ijw73UM7O1BcRvwN76dZwyT0K0FAidv1npIeHwOXTIZNKTpGw1AZPd-O6H9G4cY0rFiktRDpjasOmaziMKG7iEmnK83sFXHDtDzO47FI61mK2RW8xH4y4T1sbA03Oh8k_OLfY1N7mvU3u6o_EAceqcis1xUDSA9DrIkAJOcSs9fft7oxiIq2zfbcsdk1/s16000/dibalik-islam-ideologi-dunia.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di sejumlah negara di seluruh dunia. Pertanyaannya: Mengapa para penguasa Muslim dan Arab tidak bergerak sedikit pun untuk membela warga Palestina, khususnya Gaza? Mengapa mereka tidak segera mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menggempur pasukan Zionis Yahudi?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jawabannya: <b>Pertama</b>, inilah dampak buruk sikap ‘<i>ashabiyyah</i> dalam wujud nasionalisme. Akibatnya, para penguasa Muslim hanya mementingkan negeri mereka masing-masing. Mereka tak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina, juga di sejumlah negeri Muslim lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Betapa buruk ‘<i>ashabiyyah</i> dalam wujud nasionalisme ini diakui juga sejak dulu oleh Letnan Jenderal Sir John Glubb (‘<i>Glubb Pasha</i>’), yang pernah memimpin ‘<i>Arab Legion</i>’ (1938-1956). Sebagaimana dinukil dalam Buku The Changing Scenes of Life-An Autobiography: Sir John Glubb (Quartet Books, hlm. 54), dia tegas menyatakan, “<i>Nasionalisme adalah satu kecelakaan (bagi Dunia Islam, pen.) yang sengaja dibawa masuk dari Eropa.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Palestina secara tidak langsung adalah korban pertama dari buruknya nasionalisme (juga <i>nation-state</i>) ini di Dunia Islam. Pasalnya, sejak wilayahnya dicaplok oleh Yahudi tahun 1948 hingga kini, kaum Muslim Palestina nyaris berjuang sendirian. Para penguasa negara-negara Arab yang berada di sekelilingnya seolah bergeming. Diam saja. Enggan melakukan pembelaan. Padahal sudah tak terhitung darah kaum Muslim Palestina ditumpahkan oleh Zionis Yahudi sejak 75 tahun lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, kebanyakan para penguasa Muslim dan Arab adalah antek Barat, khususnya AS. Wajar jika mereka cenderung membiarkan <i><u>bahkan mendukung</u></i> kebijakan tuan-tuan mereka meski jelas-jelas dalam rangka membunuhi kaum Muslim di berbagai negeri Islam, khususnya di Palestina. Sejauh ini mereka hanya pandai mengecam dan mengutuk. Sebagian lagi diam seribu bahasa. Ini karena banyak penguasa Arab, termasuk Turki, telah lama menjalin hubungan kerja sama bahkan hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi, yang notabene salah satu alat Amerika di Timur Tengah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Membela Sesama kaum Muslim!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSgDJAMeDMPKfEdtPlh7i_cAknYw2X7mnH7gsXmFiiCn_3X4gOxyhyphenhyphenxNeFQm0LxRfy1rybua3ThkBOmGp1DnZgTyKirO5_RtaZ9j-tfEgcbSquICHR0JPw2-81EPrTLKyfuTWLI8ZlVnQT0KVbYB-O5JVzEt9Xu0vq09sLZdiT_W8HvRbL1GPzz5MYtfWS/s16000/dibalik-islam-teman.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum Muslim itu bersaudara. Mereka dipersaudarakan karena kesamaan akidah. Karena itu persaudaraan mereka melampaui batas-batas negara. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara</i> (QS al-Hujurat [49]: 10).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena bersaudara wajar jika mereka saling mencintai. Inilah yang diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena bersaudara pula kaum Muslim tak boleh saling membiarkan saudaranya terzalimi. Mereka harus saling membela. Rasulullah ﷺ bersabda, “<i>Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak layak menzalimi dan menyerahkan saudaranya kepada musuh.</i>” (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wujud pembelaan terhadap sesama kaum Muslim di antaranya dengan melancarkan jihad manakala saudara mereka atau negeri mereka di mana pun diserang oleh orang-orang atau negara kafir. Contohnya adalah kaum Muslim Palestina yang dijajah Israel, dengan dukungan AS dan negara-negara Barat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian</i> (TQS al-Baqarah 190).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Serangan atas sebagian kaum Muslim pada hakikatnya merupakan serangan terhadap seluruh kaum Muslim di seluruh dunia. Karena itu upaya membela kaum Muslim di Palestina, misalnya, juga merupakan kewajiban kaum Muslim di seluruh dunia. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنْ اسْتَنْصُرُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمْ النَّصْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini maka kalian wajib menolong mereka</i> (TQS al-Anfal [8]: 72).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jihad Amalan Utama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKwihmXJGVmleeUBATFAa6lLmZOc-y1umbCjaNnk3zeUenIKz0MXjx2oMVYY7tMyq5phaHoVs2Mt3VJxIB5jmyhuPVRlqncWXHGj6YCzXktXkuBQFYbOEXgDQgKfUqPNIHJ-ABZe7seqyLUwkbaSPeARVjznDSZ_hyphenhyphenZoXLK1jZ1bQ7IFuVZupNevHxLwie/s16000/dibalik-islam-jihad-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain wajib, jihad <i><u>termasuk untuk membela sesama kaum Muslim di Palestina (juga di manapun kaum Muslim dijajah dan diperangi)</u></i> adalah amalan utama. Allah ﷻ, antara lain, berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka, dengan bayaran surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh </i>(TQS at-Taubah [9]: 111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keutamaan amalan jihad pun dinyatakan oleh Rasulullah ﷺ. Di antaranya sebagaimana sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَوْقِفٌ سَاعَةً فِي سَبِيل اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ الْأَسْوَدْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Berjaga-jaga satu jam di medan jihad fi sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatul Qadar di dekat Hajar Aswad</i> (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu sudah selayaknya kaum Muslim, khususnya para tentara mereka, merindukan <i>jihad fi sabilillah</i>. Saat ini kesempatan untuk meraih keutamaan jihad itu terpampang jelas di depan mata, di Bumi Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Umat Butuh Khilafah!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY5yYKIOuI0kDljGpSL7BRwwiSNbvgMUE_SVKC8uB4qn5hBJzS-VkhJAibQeFwWoLOL4dcfFWb2MEXFu539BDezqCI3hf2YOe7GWZqQwVKJ7WKb9oPWAAL54KKZ3tVuMJYSnnGeTWtY6M0vEZnOvTxjIpcAGycbBA_-6yEzjYU5xWLWp5GIMwtyofZLWQp/s16000/dibalik-islam-caliphate-retrun.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun sayang, karena faktor nasionalisme (juga <i>nation-state</i>) sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tak mudah bagi kaum Muslim, khususnya tentara mereka, bahkan di negeri-negeri Arab sekalipun, untuk berjihad di Bumi Palestina. Karena itu kaum Muslim sedunia sejatinya membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Sebabnya jelas, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam (Khalifah) itu laksana perisai; kaum Muslim berperang di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang disabdakan Rasulullah ﷺ di atas dibuktikan dalam sejarah antara lain oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’âtsir al-Inâfah, menjelaskan salah satu sebab penaklukan Kota Amuriah <i><u>kota terpenting bagi imperium Romawi saat itu, selain Konstantinopel</u></i> pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Diceritakan bahwa penguasa Amuriah yang kafir telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu disiksa dan dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Ibn Khalikan dalam Wafiyah al-A’yan, juga Ibn al-Atsir dalam Al-Kâmil fî at-Târîkh, berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Tak berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah. Terjadilah peperangan sengit. Kota Amuriyah pun berhasil ditaklukkan. Pasukan Romawi bisa dilumpuhkan. Sekitar 30 ribu tentaranya berhasil dibunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum Muslim. Khalifah pun berhasil membebaskan wanita mulia tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, sekali lagi, kaum Muslim sedunia memang butuh seorang khalifah sebagai perisai mereka. Semoga saja umat Islam di seluruh dunia segera memiliki Khilafah, yang dipimpin oleh seorang khalifah pemberani yang mengayomi, seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Khalifahlah yang akan menaklukkan Amerika, Eropa, Rusia, Cina juga Zionis Yahudi/Israel. Khalifah pula yang akan menyatukan berbagai negeri Islam, menjaga kehormatan kaum Muslim dan menolong kaum tertindas di manapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Insya Allah, masa yang mulia itu akan segera tiba. Sebabnya, hal itu memang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian akan datang kembali masa Khilafah yang mengikuti metode kenabian…</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya saja, kabar gembira dari Rasulullah ﷺ ini tak cukup disambut dengan sukacita, namun harus diperjuangkan dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan oleh seluruh kaum Muslim sedunia, termasuk di Indonesia. Tentu agar Khilafah yang telah Rasulullah ﷺ janjikan segera mewujud dalam kenyataan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">مَنْ أُذِلَّ عِنْدَهُ مُؤْمِنٌ، فَلَمْ يَنْصُرْهُ، وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَنْصُرَهُ أَذَلَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسٍ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang menyaksikan seorang Mukmin dihinakan di hadapannya, tetapi dia tidak menolong Mukmin tersebut, padahal dia mampu, Allah pasti akan menghinakan dirinya di hadapan seluruh makhluk-Nya pada Hari Kiamat.</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 316</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-1528674034011692892023-10-26T08:11:00.003+07:002023-10-26T08:11:19.522+07:00BERIMAN DAN BERILMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilePKM4LbYMkVOlGXPMOJacoaPTofESChsb_rcgQCY7X-5rlC8zJEJvASU3-DtnLbQ83-ZRbUJ8CtCaoEqSYJ-vcmgN_rh9JSNLsg2bLGax65iRg1i7rjTfBFz5sQusVHw6TOrtKBVKaoYeVQOvFDP_tTD1xFHnSmfBw4BJrE8zKlW3BPmjp93Xy3RQUof/s16000/Dibalik-Islam-Tadarus.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Mengaku Muslim wajib beriman. Iman itu percaya seratus persen tentang rukun iman yang ada enam. Juga yakini rukun Islam yang ada lima.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Iman itu pengakuan sungguh-sungguh seorang hamba bahwa Allah ﷻ ada, Dia Maha Pencipta juga pengatur. Mengatur alam semesta dan manusia. Dia mempunyai aturan yang akan memberi kebaikan buat semua umat manusia. Dialah Allah <i>Al khalik</i> dan <i>Al Mudabir</i> (pemgatur). Jadi Allah ﷻ tak hanya menciptakan makhluk tapi juga mengatur segala urusannya. Dari mulai di dunia hingga akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agar iman itu bisa mewujud dalam diri maka perlu ilmu. Iman itu diyakini oleh hati, diucapkan oleh lisan dan dibarengi perbuatan yang membuktikan iman tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita iman bahwa ada Malaikat yang jumlahnya banyak. Kita tahu ada Malaikat Rakib dan Atid sang pencatat amal tiada henti. Rakib di sebelah kanan kita mencattat kebaikan. Maliakat Atid di sebelah kiri tak luput mencatat sedikitpun kelalaian dan keburukan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari membaca, menyelami dan memahami ayat cinta Allah ﷻ berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ ءَامِنُوا بِهِۦٓ أَوْ لَا تُؤْمِنُوٓا ۚ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِۦٓ إِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,</i> (QS. Al-Isra': 107)</div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Iman yang dilandasi ilmu akan terus bertumbuh. Iman yang hanya karena ikut-ikutan atau karena turunan akan mudah kandas dan mudah terombang-ambing. Dengan mudah digadaikan oleh rupiah atau materi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari asah iman dan ilmu dengan banyak membaca Al Qur'an, hadiri majelis ilmu, dan berkumpul dengan oramg saleh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Isi setiap detik hidup dengan amal yang diridai Allah ﷻ. Agendakan membaca, menulis seputar Islam, Al Qur'an, hadis atau ilmu dari para ulama. Terus belajar tanpa lelah, karena hidup terus mengajari banyak pelajaran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semagat belajar semoga Allah ﷻ mudahkan menjadi taat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0