tag:blogger.com,1999:blog-65143783206254121832024-03-18T10:01:59.572+07:00Dibalik IslamMenyingkap Tabir Kehidupan Islam!DIAZSUBShttp://www.blogger.com/profile/15328115163895272877noreply@blogger.comBlogger16841400tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-31035043762825761582024-03-16T06:18:00.008+07:002024-03-16T06:18:53.080+07:00RAMADHAN DI TENGAH DUKA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0GScpgWOL6sbTQRQ6z4tqrQPuQIxJd7eDCEzgZBH2B2fsHxGSIqImcoQid_53TSAInyKeI0JNbUWKFGKFBdzbNln9AVo9B3rdrfpoYT3eyYGIioheJod3unaWwwEZjVSN3YmUrYeI0xTARkdFIjOE68kAb0Y0-fE81I5gXqKdVXJks289y2qFWqv1HHfZ/s16000/Dibalik-Islam-Ramadhan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tidak ada bulan yang keutamaannya melebihi keutamaan Ramadhan. Ramadhan sering disebut sebagai '<i>rajanya bulan</i>'. Ramadhan penuh keagungan dan keberkahan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalamnya Allah ﷻ pun melipatgandakan pahala atas setiap amal kebaikan. Pantas rasanya setiap Mukmin bergembira menyambut kedatangan Ramadhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Namun demikian, umat harus ingat bahwa dalam Ramadhan kali ini penderitaan sebagian Muslim belum juga kunjung hilang. Di sejumlah negeri, kaum Muslim menyambut Ramadhan dalam ketertindasan. Di Palestina, misalnya, kaum Muslim bukan hanya terancam kelaparan. Mereka pun dihadapkan pada aksi pembantaian dan genosida. Jelas, apa yang mereka alami bertolak belakang dengan keadaan kaum Muslim di negeri-negeri lain yang ceria dan gembira menyambut Ramadhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Derita Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUSahR7JN_wSZY1jfz1kfOAhIG-Vo6jZjq3Z15njQEFaReUGt-S7HCsUgTP0YNSumkzr1WCZ-8SnKR-kZIxJ60_Q29E0PT4LspkhtfrPcfuGOiAQo4TAqPikpLJ1T9a9v9hX0tFty_nbiVC9NVAXdk2jplMUBsJczA7n9YauSFZWPLh2n94faxzsnBtqZ-/s16000/dibalik-islam-blog2-Recovered.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Palestina, kaum Muslim berada dalam dua ancaman: <i><u>genosida</u></i> dan <i><u>kelaparan</u></i>. Seruan pembunuhan terhadap warga Gaza terus digencarkan oleh para pemimpin zionis Yahudi. Seorang tokoh Yahudi, Rabbi Eliyahu Mali, meminta murid-muridnya yang bertugas di Pasukan Pendudukan Israel (IDF) untuk membunuh semua orang di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak. "<i>Menurut hukum Yahudi, semua penduduk Gaza harus dibunuh.</i>" Demikian isi seruannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemusnahan massal warga Gaza nyata merupakan kebijakan pemerintah entitas Yahudi. Tahun lalu Menteri Warisan Israel Amihay Eliyahu melontarkan opsi nuklir sebagai bagian dari serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Meski PM Zionis Netanyahu menolak tindakan militernya sebagai genosida, fakta di lapangan menunjukkan demikian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut setiap 10 menit satu anak-anak terbunuh di Gaza. Dokter di Gaza mengatakan kepada ActionAid, setidaknya dua ibu terbunuh setiap 60 menit, dan tujuh perempuan terbunuh setiap dua jam di daerah kantong yang terkepung tersebut. Tercatat, lebih dari 5.000 perempuan telah tewas sejak militer Zionis melancarkan serangan balasan ke Gaza. Diperkirakan jumlah korban meninggal lebih 31 ribu jiwa dan 72.000 lainnya terluka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Isolasi yang dilakukan zionis Yahudi juga telah menyebabkan bencana kelaparan di Gaza. Diperkirakan ada 800 ribu warga terancam mati akibat kelaparan dan tidak punya akses air bersih. Sampai tulisan ini dibuat sudah ada 30 anak-anak meninggal akibat bencana kelaparan. Sebagian warga terpaksa makan rumput dan minum air kotor demi bertahan hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Militer zionis juga tidak segan menembaki warga yang tengah mengerubuti truk-truk bantuan makanan. Karena itu penduduk Gaza sama sekali tidak punya persiapan khusus menyambut Ramadhan. Bahkan mereka telah berpuasa sejak lima bulan sebelum Ramadhan tiba.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Warga Gaza juga tidak lagi memiliki rumah sakit. Seluruhnya telah dihancurkan militer zionis. Banyak warga luka yang dirawat seadanya di tempat-tempat pengungsian. Minim obat-obatan dan peralatan medis. Jumlah dokter dan tenaga medis pun semakin berkurang karena banyak yang menjadi korban serangan militer Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nasib memilukan juga dialami Muslim Uighur yang hidup dalam tekanan rezim komunis Cina. Tahun lalu Organisasi Kongres Uighur Dunia melaporkan sejumlah umat Muslim di Cina dilarang berpuasa oleh pemerintah setempat. Mereka terancam ditangkap jika ketahuan berpuasa. Anak-anak sekolah, para pegawai negeri dan keluarga mereka dilarang berpuasa selama Ramadhan. Pemerintah komunis Cina juga memata-matai warga Muslim Uighur. Tujuannya untuk memastikan mereka tidak berpuasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Peduli</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirquUcBwF-TPq6S1gyp0VNmt90UPGeojFva02_oRhe8rhjLtY2qAo6X4dbq_n3Hz39Fo3iZcrixI4UQpblzM5GnXpqCl2tX12rUYMBfg4af1Zj6cmzf5Bf5u5_DFK7ubBFOr6-i7T149iVstGBMqUwuCx6cwwyL6VjjyCC9h_UsbpyBmrekrK2qEDxQYXd/s16000/dibalik-islam-teman.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Derita Muslim Gaza dan Uighur baru sekelumit dari potret derita banyak Muslim di dunia. Masih banyak Muslim menderita di Suriah, India, Myanmar, dll. Sulit bagi mereka merasakan nikmatnya ibadah selama Ramadhan karena ancaman kelaparan dan kematian selalu membayangi.</div><div style="text-align: justify;">Ketika kita di tanah air merasakan indahnya sahur dan berbuka bersama keluarga, di beberapa negeri lain banyak saudara seiman yang hidup di tenda-tenda pengungsian ala kadarnya. Mereka kehilangan semua anggota keluarganya. Mereka pun tidak memiliki makanan untuk sahur maupun berbuka. Inilah realita Ramadhan di tengah derita umat. Ini terjadi hampir setiap tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh berdosa kaum Muslim yang tidak memikirkan dan memberikan bantuan kepada sesama Muslim. Sebabnya, Allah ﷻ telah mewajibkan kita untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan</i> (TQS al-Anfal [8]: 72).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ juga telah mengingatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak boleh mengkhianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah kaum Muslim tidak menyadari bahwa pahala ibadah shaum bisa rusak akibat sikap egois, 'ashabiyah, tidak peduli dan menahan diri dari menolong mereka yang membutuhkan. Semua itu adalah perkara yang diharamkan agama yang dapat membinasakan pahala puasa. Rasulullah ﷺ sudah mengingatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش</div><div style="text-align: justify;"><i>Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga</i> (HR an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahulLâh mengingatkan, “<i>Ketahuilah, tidak sempurna taqarrub kepada Allah semata-mata hanya dengan meninggalkan syahwat yang mubah ini dalam keadaan selain puasa, kecuali setelah ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan apa yang telah Allah haramkan dalam segala hal berupa dusta, kezaliman serta permusuhan terhadap manusia dalam darah, harta dan kehormatan mereka.</i>” (Ibnu Rajab, Lathâ’if al-Ma’ârif, hlm. 155, Al-Maktabah asy-Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sikap tak acuh itulah yang ditunjukkan terutama oleh para pemimpin Dunia Islam, khususnya para pemimpin Arab. Mereka hanya bermain retorika; mengutuk dan menghimbau kepada dunia untuk menghentikan kekejaman Yahudi. Padahal mereka sebenarnya tahu kalau ucapan dan himbauan itu hanya dianggap omongan-kosong. Mereka sendiri berdiam diri dan tidak malu berkolaborasi dengan zionis Yahudi atau dengan induk semangnya, Amerika Serikat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu agar tidak kehilangan muka, mereka memberikan bantuan ala kadarnya. Itu pun dilakukan dengan cara yang tidak manusiawi, seperti menjatuhkan bantuan pangan dari udara ke pantai dan laut. Banyak warga yang tidak sanggup mencapai lokasi jatuhnya bantuan. Mereka adalah kaum lansia, anak-anak serta yang jauh dari pemukiman. Padahal para pemimpin Arab itu punya kekuatan militer untuk menerobos bahkan menghancurkan dinding penghalang Gaza. Mereka pun mampu membebaskan tanah Palestina dari penjajahan zionis Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bebaskan Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYeEkMtfeT91LrOx0r1jIaqGT6zq6XY-vZ6FKKdukUi5yLJwfbCwvab8P1GzhBe2ArcxVPiOpi9UaDfKqvLwDmXf3FhaccUSw5QCUjM-oj_8WfOUdNJHr2AV5V7IaZjom0ALfDyhhOcvu58M0IG1n6S6nsmFyNs5Z-3LGctgYIjt5hcwMPK-l9dhEnIBlJ/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa penyebab penderitaan umat masih terus terjadi. <b>Pertama</b>: Umat masih terbelenggu dengan paham nasionalisme yang menyebabkan hilangnya sikap peduli dan kemauan menolong saudara seiman. Padahal paham 'ashabiyah dalam wujud nasionalisme ini telah diharamkan oleh Islam. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَأَعِضُّوهُ وَلَا تَكْنُوهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliyah ('ashabiyah), maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya, dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Umat Muslim, khususnya para pemimpin mereka, masih memberikan loyalitas dan kepercayaan pada negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional yang mereka dirikan, seperti PBB ataupun <i>International Court of Justice</i> (ICJ). Umat seperti lupa bahwa negara-negara Barat adalah perancang kelahiran negara zionis Yahudi untuk menciptakan petaka di jantung Dunia Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat juga begitu naif karena percaya pada lembaga internasional buatan Barat yang sebenarnya diciptakan untuk memelihara kepentingan-kepentingan mereka. Badan-badan internasional itu juga tidak berdaya saat menghadapi kepentingan negara-negara besar selain menggertak belaka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Para pemimpin Dunia Islam telah lama menjadi penguasa boneka yang tunduk pada arahan politik Barat. Memang sebagian mereka dipilih oleh rakyat, tetapi atas restu negara-negara Barat. Karena itu tidak mungkin mereka akan melawan kepentingan Barat, termasuk dalam persoalan Palestina, Myanmar, Suriah, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>: Umat masih belum sepenuhnya sadar bahwa berbagai penderitaan yang mereka alami hanya bisa dibebaskan dengan kekuatan mandiri di bawah kepemimpinan Khilafah Islamiyah. Kebutuhan umat akan institusi Khilafah Islamiyah adalah mutlak. Secara syariah mendirikan Khilafah Islamiyah adalah fardhu dan telah menjadi kesepakatan para ulama. Khilafah adalah institusi yang ditunjuk oleh syariah untuk mengurus umat melalui penerapan hukum-hukum Islam. Khilafah juga bertugas melindungi kaum Muslim dari berbagai ancaman. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa Imam/Khalifah adalah junnah (perisai). Ia menghalangi musuh menyerang kaum Muslim, menghalangi sebagian masyarakat menyerang sebagian yang lain, melindungi kemurnian Islam sekaligus menjadi tempat orang-orang berlindung kepada dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah empat hal yang harus segera diatasi jika umat ingin membebaskan diri dari penderitaan. Tidak mungkin datang pertolongan dan kemenangan tanpa menjalankan kausalitas (sababiyyah) yang wajib ditempuh oleh umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh Allah pada Hari Kiamat berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي</div><div style="text-align: justify;">“<i>Manakah orang-orang yang saling mencintai satu sama lain karena keagunganKu? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.</i>” (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kaffah Edisi 336</span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-5377976169758917742024-03-09T14:31:00.007+07:002024-03-09T14:31:40.994+07:00MARHABAN YA RAMADHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrbxuFroBKke4OavhO4n3Wej_0psHpDHCPP66uhAvtvkDyB92TM7GO757d2R6O78N9pqImatR4b2Q6co83PF1il0qhcAWqTPlsqF6hUznu9TpcIjGcuOfmM4cd4zLeDcYnAfhe_JNphSeoQBprDLRBGujRuh7yVK1uR2435qMmehmXRcbGNV8Zf-hWAewN/s16000/Dibalik-Islam-Marhaban-Ya-Ramadhan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Marhaban yâ Ramadhân. Selamat datang Ramadhan. Tak terasa, Ramadhan akan kembali menyapa kita. Kali ini kita akan segera memasuki Bulan Ramadhan 1445 H.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Ramadhan adalah bulan istimewa. Bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa, yang bisa mengantarkan seorang Muslim meraih derajat takwa. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa</i> (TQS al-Baqarah [2]: 183).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ramadhan adalah bulan yang bertabur dengan pahala dan aneka keberkahan. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh telah datang Bulan Ramadhan. Bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan atas kalian puasa di dalamnya. Pada Bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Itulah Lailatul Qadar. Pada malam ini pula Allah ﷻ menurunkan al-Quran, pedoman hidup manusia, yang menjadi sumber kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ . وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ . لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Kami telah menurunkan al-Quran pada saat Lailatul Qadar. Tahukah engkau, apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan</i> (TQS al-Qadar [97]: 1-3).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Singkatnya, Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah berlimpah. Karena itu selayaknya setiap Muslim bergembira sekaligus menyiapkan diri sebaik mungkin setiap kali menyambut kedatangan Ramadhan. Tamu agung yang membawa banyak sekali keutamaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perisai dan Penghapus Dosa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBEkpwBCUFYyZJMo_rsuR8vbInB8RCxuvlqdno9_IqhNtj86gGStlTBInHEDoaFX4ocQxCx9v7xqeEJ2ogdgnvKF6BUDl7RssMmNe0yUD2A9FzikYirBy0utHgOqbCo0niAZpJKRJBqbWuYkxGSN6F3zfaQndWmp3N5Ee1CDxrSoKKpxRUTMZtfTKVYlzz/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Puasa Ramadhan yang benar-benar dijalankan secara ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syariah adalah perisai (pelindung) dari siksa api neraka. Rasul ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الصَّوْمُ جُنَّةٌ مِنْ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْقِتَالِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Puasa Ramadhan merupakan perisai (pelindung) dari azab neraka, seperti perisai salah seorang dari kalian dalam peperangan</i> (HR an-Nasa’i dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Puasa Ramadhan juga bisa menjadi sarana penghapus dosa. Rasulullah ﷺ. bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan hanya mengharap ridha Allah, dosa-dosanya yang telah lalu pasti diampuni</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Puasa dan Takwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlxDrTbHZN5r5bpd4oDPoXBLUI3IM_t9l0jSGbLLiwHhzxqKax6RKuSRhHeSBd-sZ_r6vpHrfPUzL5up36onn9HbXDioHXiQzXfD8oTjLhB10ZSyaQEnLnOYAaU6R9kKoCF19FDd96guKf7-2dxp3aBNU7eYvz-wmm4eC0OSx3r8f2eJu5TUcJCln0CHrY/s16000/dibalik-islam-doa.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memasuki Ramadhan kali ini, tentu kita berharap puasa kita benar-benar bisa mewujudkan ketakwaan hakiki pada diri kita (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 183).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu Allah ﷻ tidak pernah menyelisihi janji dan firman-Nya. Jika umat ini mengerjakan ibadah puasa Ramadhan dengan benar (sesuai tuntunan al-Quran dan as-Sunnah) dan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah ﷻ, niscaya takwa sebagai hikmah puasa itu akan dapat terwujud dalam dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang disebut dengan takwa? Imam ath-Thabari, saat menafsirkan QS al-Baqarah ayat 183 di atas, antara lain mengutip Imam al-Hasan yang menyatakan, “<i>Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka sekaligus melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah titahkan kepada mereka.</i>” (Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân li Ta’wîl al-Qur’ân, I/232-233).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Takwa dalam pengertian semacam ini tentu harus selalu melekat pada setiap Muslim dimana pun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Demikian sebagaimana sabda Baginda Rasulullah ﷺ kepada Muadz bin Jabal ra.:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun </i>(HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan frasa ittaqilLâh (bertakwalah engkau kepada Allah) dalam potongan hadis di atas, banyak ciri/sifat yang dilekatkan kepada orang-orang bertakwa (Muttaqîn).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang bertakwa antara lain adalah orang yang mengimani yang gaib, mendirikan shalat, menginfakkan sebagian harta, mengimani al-Quran dan kitab-kitab yang Allah ﷻ turunkan sebelum al-Quran dan meyakini alam akhirat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 1-4).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang bertakwa juga biasa menginfakkan hartanya pada saat lapang ataupun sempit, mampu menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, lalu jika melakukan dosa maka ia segera ingat kepada Allah ﷻ serta memohon ampunan-Nya dan tidak meneruskan perbuatan dosanya (Lihat: QS Ali Imran [3]: 133-135).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu masih banyak ciri/sifat orang bertakwa yang disebutkan di dalam al-Quran maupun as-Sunnnah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun terkait frasa haytsuma kunta, dapat dijelaskan bahwa kata haytsu di sini bisa merujuk pada tiga makna: tempat (makân), waktu (zamân) dan keadaan (hâl). Karena itu sabda Baginda Rasul ﷺ kepada Muadz ra. tersebut adalah isyarat agar ia bertakwa kepada Allah ﷻ tak hanya di Madinah; tak hanya saat turun wahyu-Nya; tak hanya saat bersama beliau; juga tak hanya saat dekat dengan Masjid Nabi ﷺ. Namun, hendaklah ia bertakwa kepada Allah ﷻ di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun (‘Athiyah bin Muhammad Salim, Syarh al-Arba’în an-Nawawiyyah, 42/4-8).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, jika memang takwa adalah buah dari puasa Ramadhan yang dilakukan oleh setiap Mukmin, idealnya usai Ramadhan, setiap Mukmin senantiasa berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Tentu dengan mengamalkan seluruh syariah-Nya baik terkait aqidah dan ibadah; makanan, minuman, pakaian dan akhlak; muamalah (ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya, dll); maupun ‘uqûbât (sanksi hukum) seperti hudûd, jinâyât, ta’zîr maupun mukhâlafât.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan takwa namanya jika seseorang biasa melakukan shalat, melaksanakan puasa Ramadhan atau bahkan menunaikan ibadah haji ke Baitullah; sementara ia biasa memakan riba, melakukan suap dan korupsi, mengabaikan urusan masyarakat, menzalimi rakyat dan menolak penerapan syariah secara kâffah dalam semua aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Totalitas Takwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj_al0rFv9P3wXL1XdcTcRFocbL284t1w1nPNE8B1vYZcsPblbOQcUmTCLhxjewjhqDR62Z_fdWGIJJ96F9zmknDEqBCrKHEpgR4ro9f2oCKsRyhqsmvZb3e0nhM5LVNl_5uLOmKiOhisbsVyH1AM6ZpcvzlJwRSlhpmu2DSGKIeG1_0Qiq5aZr5kWlXxU/s16000/dibalik-islam-quran.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlu dipahami, tak hanya puasa yang bisa mengantarkan pelakunya meraih derajat takwa. Di dalam al-Quran tak hanya ayat tentang kewajiban puasa yang diakhiri dengan frasa; la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa). Di dalam beberapa ayat lain Allah ﷻ juga berfirman, antara lain:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai manusia, beribadahlah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa </i>(TQS al-Baqarah [2]: 21).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون</div><div style="text-align: justify;"><i>Bagi kalian, dalam hukum qishâsh itu ada kehidupan, wahai orang-orang yang memiliki akal, agar kalian bertakwa</i> (TQS al-Baqarah [2]: 179).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَ أَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (Islam). Karena itu ikutilah jalan itu dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain hingga kalian tercerai-berai dari jalan-Nya. Yang demikian Allah perintahkan agar kalian bertakwa</i> (TQS al-An’am [6]: 153).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, tak cukup dengan puasa orang bisa meraih derajat takwa. Ibadah (yakni totalitas penghambaan kita kepada Allah ﷻ), pelaksanaan hukum qishâsh serta keberadaan dan keistiqamahan kita di jalan Islam dan dalam melaksanakan seluruh syariah Islam, itulah yang bisa mengantarkan diri kita meraih derajat takwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perlu Pemimpin Bertakwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin9mMPwziIpzGOmEMdbFTgKjjHxhh37ed1vVjyepvy7qNpfT8DR8MMK-F6SQSku0biminz9B_Jpa5Sant0QXLNvabPAHRkOL5TBSTMwiCS3NFTUlY0Xo4p-rc5b4ozS7l4AB6Vo6OPSryqutumMs1fBzNjqGCUvo6A3OKDNkJTq4vyMNudF1s6OQx1ASS9/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di tengah sistem kehidupan sekuler yang tidak menerapkan syariah Islam secara kâffah saat ini, kaum Muslim tentu membutuhkan pemimpin yang benar-benar bisa mewujudkan hikmah puasa dalam dirinya, yakni takwa. Di antara kesempurnaan puasa pemimpin yang bertakwa adalah menjaga puasanya dari perkataan dusta (qawl az-zûr). Kedustaan hanya akan membuat puasa seseorang sia-sia. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak meninggalkan perkataan dan perilaku dusta maka Allah tidak membutuhkan upayanya dalam meninggalkan makan dan minumnya</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemimpin yang bertakwa adalah pemimpin yang adil, yakni yang menerapkan syariah Islam. Pemimpin yang bertakwa sekaligus adalah pemimpin yang amanah. Ia tidak akan mengkhianati Allah ﷻ dan Rasul-Nya atau secara sengaja menyalahi al-Quran dan as-Sunnah. Pemimpin semacam ini tak akan mengkriminalisasi Islam dan kaum Muslim. Mereka pun tidak akan menghalang-halangi apalagi memusuhi orang-orang yang memperjuangkan penerapan syariah, termasuk penegakan Khilafah yang merupakan tâj al-furûdh (mahkota kewajiban) dalam Islam. Bahkan mereka akan berupaya menerapkan syariah Islam secara kâffah sebagai wujud ketaatan total diri mereka kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, mari kija jadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk mewujudkan totalitas takwa baik dalam level pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ . ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bersegeralah kalian meraih ampunan Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi kaum yang bertakwa; yaitu mereka yang menginfakkan (harta mereka) baik dalam kelapangan maupun dalam kesempitan, yang sanggup menahan amarah, yang biasa memberi maaf orang lain, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.</i> (TQS Ali Imran [3]: 133-134).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 335</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-73752716555416339112024-03-01T13:34:00.004+07:002024-03-01T13:34:34.061+07:00100 TAHUN TANPA KHILAFAH: UMAT MENDERITA!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju8S47voud1Nsq_50SifNpm6EWP0R6lcmXJQtxSWpCKaOsw8qJ0-wNcJeBs513-ZpjBJsZlIj-fkuA_I6dxMiDXmu-yP26AA_wy20xRXaE8EKLOxpZ5gYHWjSAqjDYfNKxiJJReAbK80OY-1P44gySWNtbTjP0aJ86SU6ONquqXaReYY-dbARwkLzrs8Y8/s16000/Dibalik-Islam-100-Tahun.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bulan ini genap 100 tahun kaum Muslim di seluruh dunia hidup tanpa naungan Khilafah. Pada tanggal 3 Maret 1924/28 Rajab 1342 H Inggris melalui anteknya, Mustafa Kemal Ataturk, berhasil menghasut sebagian rakyat dan tokoh Turki untuk mengabolisi Khilafah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Saat itu kaum Muslim sudah mengalami kemerosotan dalam pemikiran Islam. Mereka sudah dipecah-belah dengan paham nasionalisme. Kepemimpinan Khilafah Utsmaniyah kala itu pun sudah lemah. Akibatnya, Khilafah tidak sanggup menghadang makar Mustafa Kemal Ataturk. Akhirnya, Majelis Agung Nasional Turki resmi membubarkan Kekhalifahan Utsmani. Mereka bahkan mengusir Khalifah terakhir, Sultan Abdul Majid II, keluar dari Turki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mustafa Kemal merupakan keturunan Yahudi Dunamah yang begitu membenci Islam. Setelah menghancurkan Khilafah, antek Inggris ini lalu melakukan pengrusakan umat melalui program westernisasi. Antara lain menghapus syariah Islam; memberlakukan undang-undang sekuler; membebaskan peredaran minuman keras dan pesta dansa pria-wanita; melarang jilbab bagi Muslimah; melarang penggunaan bahasa Arab; serta bertindak represif terhadap para ulama yang tetap istiqamah dalam keislaman. Kebijakan ini dipuji-puji oleh Barat dan para pengikutnya sebagai modernisasi Turki. Padahal semua itu hakikatnya adalah penghancuran peradaban Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hilangnya Perisai Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN_QXyEJD4TlNFHHIISLJ3qqVbfYpQ4oFCcF92dJ0jta_hm-6JNTm6DLTgln6986_lhlDsq6ptnQ_l_CgLdG6HEDVApZ6Ed12XgvCmyLNQgLLgpeZO0ysc90zXWDx_hVdYWEMwJJs0s1M3kq-RSZKRRa6i4h0Riu8tjuTTSW2wzYumAgdlGiRrzRbwOiPU/s16000/dibalik-islam-prisai.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam atau Khalifah disebut oleh Nabi ﷺ sebagai perisai yang melindungi umat. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam/Khalifah adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkâm As-Sulthâniyyah, menyebutkan bahwa Imamah menempati posisi sebagai pengganti kenabian dalam menjaga agama dan urusan dunia. Ketika Khilafah Islamiyah lenyap, hilang pula perisai yang melindungi umat. Karena itu pembubaran Khilafah Islamiyah adalah bencana besar untuk Dunia Islam. Tanpa Khilafah, berbagai krisis melanda tanpa bisa dihentikan. Umat kehilangan pelindung dan pembela mereka. Tanpa Khilafah, kehormatan, harta dan darah umat ditumpahkan dengan murah oleh Barat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada sejumlah derita besar yang dialami umat pasca keruntuhan Khilafah. <b>Pertama</b>, persatuan umat Muslim tercabik-cabik oleh paham nasionalisme dan negara-bangsa (<i>nation state</i>) yang dipromosikan Barat, terutama Inggris. Kaum Muslim yang semula hidup dalam persatuan di bawah naungan Khilafah terpecah menjadi lebih dari 50 negara-bangsa. Paham nasionalisme ini menambah derita umat. Umat menjadi tidak saling peduli satu sama lain. Nasionalisme bahkan sering memicu konflik dan perang antar sesama Muslim. Ada Perang Irak-Iran (1980-1988). Ada agresi Irak ke Kuwait (1990), Ada Perang Arab Saudi-Yaman (2015 sampai sekarang). Semua itu adalah sebagian konflik yang dipicu oleh paham nasionalisme. Padahal mereka semuanya adalah bersaudara. Karena paham nasionalisme ini juga para pemimpin Dunia Islam merasa tidak punya tanggung jawab terhadap kondisi Palestina, Myanmar, Uyghur, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, penjajahan di Dunia Islam merajalela. Keruntuhan Khilafah menyebabkan negara-negara Barat leluasa menjajah negeri-negeri Muslim. Mereka bak kawanan anjing hutan yang mencabik-cabik hewan ternak yang kehilangan penjaganya. Negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, Belgia, Jerman dan Amerika Serikat meluaskan wilayah jarahan mereka mulai dari Timur Tengah, Asia hingga Afrika. Mereka merampok harta kekayaan alam negeri jajahannya, Mereka juga bertindak kejam terhadap kaum Muslim. Prancis, misalnya, membantai lebih dari 45 ribu Muslim Aljazair, termasuk anak-anak dan perempuan, hanya dalam sehari pada tanggal 8 Agustus 1945.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, tanah Palestina dikuasai oleh zionis Yahudi. Ketika Khilafah masih tegak, tidak ada keberanian kaum zionis maupun Inggris untuk merebut tanah Palestina. Namun, sejak Khilafah runtuh hingga hari ini, umat menyaksikan agresi militer zionis, yang dibantu oleh negara-negara Barat, melakukan penggusuran dan pembunuhan terhadap warga Palestina. Ironinya, negeri-negeri Arab yang menjadi tetangga Palestina membatasi bantuan hanya logistik. Mesir malah meninggikan pagar tembok pembatas negerinya dengan Rafah untuk mencegah warga Palestina mengungsi ke wilayahnya. Persekutuan dengan Yahudi juga dilakukan oleh Turki di bawah Erdogan, termasuk sejumlah negeri Arab lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, umat Muslim terancam genosida. Dunia menjadi saksi atas bisunya para pemimpin Dunia Islam terhadap pembantaian di Srebrenica pada tahun 1995 oleh militer Kristen Ortodoks Serbia-Bosnia. Korban Muslim yang tewas diperkirakan lebih dari 50 ribu jiwa. Aksi genosida dilakukan tidak mencapai satu bulan. Hari ini para pemimpin Muslim juga diam atas genosida Muslim Rohingya dan Muslim Uyghur, juga Gaza dan Rafah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima</b>, perampokan sumber daya alam milik kaum Muslim oleh berbagai korporat negara-negara Barat. Hilangnya Khilafah menjadikan banyak perusahaan asing dari Barat bebas merampok berbagai sumber daya alam di tanah kaum Muslim seperti aneka mineral, minyak dan gas bumi dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Hal itu dilakukan baik secara ilegal maupun legal lewat undang-undang yang mereka rancang untuk kemudian diberlakukan para penguasa boneka. Tragisnya, banyak penduduk setempat yang tetap dalam kemiskinan, sementara kekayaan alam mereka dikeruk pihak asing. Perusahaan Freeport di Papua, misalnya, pada tahun 2023 menghasilkan 1,9 juta ons emas, sementara Papua sendiri adalah propinsi termiskin di Indonesia menurut data BPS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam</b>, gerakan pemurtadan dan perang pemikiran oleh Barat makin merebak. Kaum misionaris menyebar di negeri-negeri Muslim untuk memurtadkan umat. Kehadiran mereka disokong oleh negara-negara Barat sebagai bagian dari imperialisme dengan prinsip gold, gospel and glory.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketiadaan Khilafah sebagai pelindung umat juga memudahkan Barat melakukan perang pemikiran (al-ghazw al-fikri) terhadap umat. Paham sekularisme, pluralisme, liberalisme dan sinkretisme bertebaran di tengah umat. Demikian pula paham demokrasi dan HAM yang memuja kebebasan. Keduanya bahkan sudah dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam. Salah satu dampaknya adalah merebak perzinaan, LGBT, penistaan agama, bahkan kemurtadan dengan dalih HAM dan kebebasan. Tragisnya lagi, sebagian dari perbuatan tersebut mendapatkan payung hukum di sejumlah negeri Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perang pemikiran ini juga berhasil menciptakan islamfobia di tengah umat Muslim. Banyak Muslim yang takut dan benci terhadap ajaran agamanya sendiri. Mereka menentang hukum-hukum Islam dan kewajiban penegakan Khilafah. Sebagian tokoh umat dengan lancang menyebut hukum-hukum Islam dan Kekhilafahan akan membawa mereka menuju kemunduran dan keterbelakangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Loyalitas Pada Kaum Kuffâr</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi55LIbyhzK8FrxMks2SZb88iIYZ-fUhfWRRGGXAnyoJJosR5Rfiv5goEdqbvPVtdGZzTqAd9dYGG2VBP9TC_76DqpfpUtyfuODYRxaDybqwsn9DuVSSKfs9jlFdAo8vAHiRi2M2y6NkG5C9cCeDoQEEaxT6PaJZdmGpMbNqPQt1qqGpS8Gce1Hjn0bFsF2/s16000/dibalik-islam-setan.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih menyedihkan lagi, setelah ketiadaan Khilafah Islamiyah, umat justru memberikan loyalitas mereka pada Barat yang telah menghancurkan pelindung mereka. Ibarat anak-anak yang telah kehilangan sosok ibu sebagai pelindung karena dibunuh, tetapi kemudian sang pembunuh malah dipuja dan dipercaya sebagai penolong.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita melihat hari ini umat begitu mempercayai solusi yang dibawa oleh negara-negara Barat seperti AS, Inggris, Prancis bakal menyelamatkan mereka. Umat juga mempercayai lembaga internasional bentukan Barat seperti PBB, IMF, World Bank sebagai pihak yang tulus akan menolong mereka dalam setiap kesulitan. Padahal negara-negara Barat dan berbagai lembaga buatannya justru semakin menyeret umat dalam keterpurukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal hanya Allah ﷻ yang akan mengangkat umat menuju kemuliaan. Allah ﷻ telah mengingatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sebaliknya, orang-orang kafir itu, pelindung-pelindung mereka adalah thâghût. Mereka (thâghût) mengeluarkan orang-orang kafir itu dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya</i> (TQS al-Baqarah [2]: 257).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim, menerapkan hukum-hukum Allah dan menegakkan Khilafah adalah kewajiban nyata. Para ulama telah menyebut Khilafah sebagai perkara yang telah dipahami urgensinya (ma’lûm min ad-dîn bi adh-dharûrah). Menjalankan syariah dalam institusi Khilafah adalah pembuktian ketaatan seorang hamba kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari ini telah sampai satu abad umat tidak memiliki perisai yang melindungi mereka. Tanpa Khilafah, berbagai bencana besar telah terjadi tanpa bisa dicegah dan tanpa penolong bagi umat. Oleh karena itu bersegera menegakkan Khilafah sebagai perisai umat adalah kewajiban. Al-Qadhi Al-’Alim Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh mengatakan bahwa berdiam diri dari upaya menegakkan Khilafah adalah salah satu kemaksiatan terbesar. Sebabnya, ketiadaan Khilafah menyebabkan hukum-hukum Islam terabaikan seperti di bidang muamalah, pidana, jihad, politik dan kenegaraan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wajib kita mengangkat seorang khalifah yang kita baiat untuk menjalankan syariah Islam dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Rasulullah ﷺ telah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِىَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِى عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang melepaskan tangannya dari ketaatan (kepada Imam/Khalifah), ia pasti dengan bertemu Allah pada Hari Kiamat nanti tanpa argumen untuk membela dirinya. Siapa saja yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliyah</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad bin Hanbal rahimahulLâh, dalam sebuah riwayat yang dituturkan oleh Muhammad bin ‘Auf bin Sufyan al-Hamashi, menyatakan;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلْفِتْنَةُ إِذاَ لَمْ تَكُنْ يَقُومُ بِأَمْرِ النَّاسِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Fitnah (bencana) akan muncul jika tidak ada Imam (Khalifah) yang mengatur urusan manusia.</i>” (Abu Ya’la al-Farra’i, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm.19).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 334</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-20410507873316123522024-02-23T12:47:00.086+07:002024-03-01T13:06:25.331+07:00MENGEMBALIKAN FUNGSI KEKUASAAN SESUAI AJARAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3zLGKJDun2mfVAnpg74d9i0MFpTJZjgQ4AshXewTjccG2qfoz6IxtLFYNJDJT47jY9nTM3dZ9HxEkNhFO5wSD-mu3OtJbnMke-l7NTxbdsalK8aY_-YU8e6QL3Ghl66GTQTDgR-q46WmHwKwWOyd5d4beF1M57AIFQmbQvw0Ql3e4Fl2PHG3PSbkgJgkm/s16000/Dibalik-Islam-Kekuasaan.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Islam kekuasaan sangatlah penting. Begitu pentingnya, kekuasaan sering disandingkan dengan agama. Sebagian ulama, seperti Imam al-Ghazali rahimahulLâh, menyatakan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">الدِّيْنُ وَالسُّلْطَانُ تَوْأَمَانِ، وَلِهَذَا قِيْلَ: الدِّيْنُ أُسٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لاَ أُسَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لاَ حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Agama dan kekuasaan itu ibarat dua saudara kembar. Karena itu sering dikatakan: Agama adalah fondasi, sementara kekuasaan adalah penjaganya. Apa saja yang tidak memiliki fondasi akan hancur. Apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap</i> (Abu Hamid al-Ghazali, Al-Iqtishâd fî al-I’tiqâd, 1/78).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkat agama (Islam) yang bersanding dengan kekuasaan, kata Imam ar-Razi rahimahulLâh, Allah ﷻ menghilangkan berbagai keburukan dunia dari manusia (Lihat: Fakhruddin ar-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, 3/424).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Fungsi Kekuasaan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKr2czk_wjC6QU8a_qCjlrewCudwUIFDqUjqSkO2hkRU67mY52IhbJPHFiQ_gNdTF9qB0EVf_D0YFu9BFtGhS-C2za14VbiIgOWnfdcnd6eYH1QrBMzynnyR9iQGFnPfBbruSHS5pjw-Oy0hLc1Vr8g5Dp1fk_-SO1O8bdJd3ch8ieddtQmJWx53QNqBeP/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pentingnya kekuasaan sangat disadari oleh Rasulullah ﷺ. Karena itulah, sejak awal, beliau berdoa kepada Allah ﷻ agar diberi suatu kekuasaan (sulthân). Bukan sembarang kekuasaan. Namun, kekuasaan yang bisa menolong agama-Nya (sulthân[an] nashîrâ). Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar, keluarkan aku dengan cara keluar yang benar dan berilah aku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.”</i> (TQS al-Isra’ [17]: 80).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkaitan dengan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir rahimahulLâh, dengan mengutip Qatadah ra., menyatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِمَ أَلاَّ طَاقَةَ لَهُ بِهَذَا اْلأَمْرِ إِلاَّ بِسُلْطَانٍ. فَسَأَلَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا لِكِتَابِ اللهِ، وَلِحُدُوْدِ اللهِ، وَلِفَرَائِضِ اللهِ، وَلِإِقَامَةِ دِيْنِ اللهِ؛ فَإِنَّ السُّلْطَانَ رَحْمَةٌ مِنَ اللهِ جَعَلَهُ بَيْنَ أَظْهُرِ عِبَادِهِ، وَلَوْلاَ ذَلِكَ لَأَغَارَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ، فَأَكَلَ شَدِيْدُهُمْ ضَعِيْفَهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Nabi Muhammad ﷺ menyadari bahwa beliau tidak punya daya/kekuatan untuk menegakkan agama ini (Islam), kecuali dengan kekuasaan. Karena itulah beliau memohon kepada Allah kekuasaan yang bisa menolong Kitabullah (al-Quran), melaksanakan hudûd Allah, menunaikan berbagai kewajiban dari Allah dan menegakkan agama Allah (Islam). Sungguh kekuasaan adalah rahmat yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Andai bukan karena kekuasaan tersebut, orang-orang bisa saling menyerang (menzalimi) satu sama lain sehingga pihak yang kuat bisa memangsa pihak yang lemah</i> (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, 5/111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari penjelasan Imam Ibnu Katsir tersebut bisa disimpulkan bahwa ada dua fungsi kekuasaan yang utama:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, untuk menegakkan agama Islam. Inilah yang sekaligus menjadi motif utama Rasulullah ﷺ untuk meminta kekuasaan kepada Allah ﷻ. Faktanya, ketika pada akhirnya Rasulullah ﷺ benar-benar menjadi penguasa (kepala negara) Daulah Islam di Madinah, kekuasaan beliau benar-benar diorientasikan untuk menegakkan Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, untuk mengurus berbagai urusan dan kepentingan masyarakat. Tentu dengan menggunakan syariah Islam. Inilah juga yang dipraktikkan oleh Rasulullah ﷺ sebagai penguasa (kepala negara). Dengan itu semua warga negara (Muslim maupun non-Muslim) terurus dan terayomi dengan baik. Tidak ada yang berani saling menzalimi. Tidak ada pihak yang kuat memangsa pihak yang lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kondisi demikian berbeda dengan saat ini. Sekarang ini Islam dan kekuasaan dipisahkan. Negara memberlakukan ideologi Kapitalisme-sekuler. Tidak memberlakukan syariah Islam. Akibatnya, penguasa bukan hanya gagal mencegah berbagai kezaliman yang menimpa rakyatnya. Penguasa <u><i>yang berkolaborasi dengan oligarki</i></u> bahkan sering menjadi aktor utama dalam berbagai kebijakan zalim terhadap rakyatnya. Pihak yang kuat (oligarki) acapkali difasilitasi oleh negara untuk “<i>memangsa</i>” pihak yang lemah, yakni rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa bentuk fasilitasnya? Tidak lain aneka UU dan kebijakan negara yang menguntungkan oligarki dan merugikan rakyat. Contohnya adalah pengesahan sejumlah UU oleh Pemerintah seperti UU Migas, UU Mineral dan Batubara, UU Kelistrikan, Omnibus Law, UU IKN, dll. Semuanya memberikan keleluasaan kepada oligarki untuk merampas sekaligus menguasai berbagai sumberdaya alam milik rakyat seperti hutan, minyak dan gas, mineral dan batubara, barang tambang (seperti emas, perak, timah, nikel, dll) dan sebagainya. Rakyat <u><i>yang notabene pemilik berbagai sumber daya alam tersebut</i></u> tak kebagian apa-apa selain ‘<i>ampas</i>’-nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itulah, dalam pandangan Islam, tidak ada artinya kekuasaan jika tidak digunakan untuk menegakkan Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam. Tidak ada artinya pula kekuasaan jika tidak digunakan untuk mengurus berbagai urusan dan kepentingan rakyat dengan syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, selama negara ini berdiri sejak kemerdekaan, bangsa ini memilih sekularisme, yakni ide yang memisahkan agama (Islam) dari kekuasaan. Meski berpenduduk mayoritas Muslim, Islam tidak dipilih untuk berdampingan dengan kekuasaan. Islam selalu dijauhkan dari kekuasaan. Bahkan isu Islam dan syariah Islam acapkali absen dalam setiap momen pergantian kekuasaan, seperti saat Pilpres/Pemilu. Saat ini, misalnya, tak ada satu pun paslon Muslim ataupun partai Islam yang mengusung agenda penerapan syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim. Wajib dan sudah sepantasnya mereka hidup diatur oleh syariah Islam. Tak hanya dalam ibadah ritual, urusan moral atau perkara spiritual saja. Syariah Islam pun wajib dan layak digunakan untuk mengatur urusan ekonomi, sosial, pendidikan, politik, pemerintahan, hukum/peradilan, dll. Sebabnya jelas. Islam bukan sekadar agama ritual, spiritual dan moral belaka. Islam adalah mabda’ (ideologi) dan sistem kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, hanya sedikit ulama yang menyerukan para penguasa atau para calon penguasa agar memimpin dan mengurus rakyat dengan syariah Islam. Memang, dalam setiap Pilpres/Pemilu, tak sedikit ulama <i><u>termasuk MUI</u></i> yang memfatwakan umat Islam wajib memilih pemimpin dan haram golput. Namun, sedikit sekali ulama yang memfatwakan pemimpin atau penguasa wajib menegakkan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal dalam kitab-kitab para ulama fiqih, misalnya, tak hanya dibahas bab thaharah (bersuci) dan ubudiyah (shalat, puasa, zakat atau haji) saja. Di dalamnya juga dibahas bab muamalah, termasuk ekonomi dan siyâsah (politik), hudûd hingga imamah (khilafah), bahkan jihad (perang) fi sabilillah, dll. Sampai saat ini pun, kitab-kitab para ulama fiqih itu <i><u>di antaranya yang ditulis sejak ratusan tahun lalu</u></i> tetap dikaji para santri dan diajarkan oleh para ulama/kiai, khususnya di pondok-pondok pesantren.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kitab-kitab fiqih karya Imam Syafii dan para ulama mazhab Syafii, misalnya <i><u>yang dianut oleh mayoritas umat Islam di negeri ini</u></i> jelas mengajarkan semua perkara yang disebutkan di atas. Sayangnya, semua itu tak diserukan oleh para ulama untuk diterapkan oleh penguasa di negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal katanya, bangsa ini ingin maju. Ingin sejahtera, adil dan makmur. Jelas, sejahtera, adil dan Makmur hanya mungkin saat umat Islam mengamalkan dan menerapkan syariah Islam. Demikian sebagaimana dinyatakan oleh Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki rahimahulLâh:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَوْ أَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ (الْيَوْمَ) عَمِلُوْا بِأَحْكَامِ الْفِقْهِ وَ الدِّيْنِ كَمَا كَانَ أَبَاءُهُمْ لَكَانُوْا أَرْقَ اْلأَمَمِ وَ أَسْعَدَ النَّاسِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai kaum Muslim hari ini menerapkan hukum-hukum fiqih dan (syariah) agama ini, sebagaimana generasi pendahulu mereka (pada masa lalu), niscaya mereka menjadi umat yang paling maju dan paling bahagia</i> (Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Syarî’atulLâh al-Khâlidah, hlm. 7).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wujud Iman dan Takwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5PvEt8nzy4-QiWOc4-JWSAdN4aEQM8iNj3IdDrHj1Mcp2C5UcZ3pWComaM9nd5L_iV2xu-g4W-4Pa9O__yhDEz75eEYJdTXNvHtyHarwqnJpouCL5veRrMaIJStMghniq7fXqK2nlnY5nW74KKKIo-z_Wx0FzydqCz6pWHX0WUZyKdpqugkjbFvsZ5frg/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, dalam Islam, fungsi kekuasaan adalah untuk menegakkan Islam serta mengurus berbagai urusan dan kepentingan rakyat dengan syariah Islam. Semua ini adalah wujud keimanan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Saat negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim ini benar-benar beriman dan bertakwa maka kemakmuran, kesejahteraan, keadilan serta aneka kebaikan (keberkahan) pasti dirasakan oleh mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan membuka untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka telah mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami menyiksa mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perbuat itu</i> (TQS al-A’raf [7]: 96).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keimanan dan ketakwaan tentu saja diwujudkan dengan kemauan untuk menjalankan dan menerapkan seluruh syariah Islam secara kâffah dalam semua aspek kehidupan. Itulah yang dipraktikkan oleh Baginda Nabi Muhammad selaku penguasa Negara Islam di Madinah dulu. Beliau mengatur negara dan rakyat beliau hanya dengan syariah Islam. Sedikitpun beliau tidak mengambil aturan lain selain dari wahyu telah Allah ﷻ turunkan kepada beliau. Kekuasaan beliau lalu dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka. Jelas, para khalifah pun, sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam selama tidak kurang dari 13 abad, hanya menggunakan syariah Islam dalam mengatur negara dan rakyat mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baru setelah Khilafah Islam terakhir, Khilafah Utsmaniyah, diruntuhkan oleh Barat (Inggris) melalui agennya Mustafa Kemal Ataturk pada tanggal 3 Maret 1924, kaum Muslim tidak diatur oleh syariah Islam, kecuali dalam urusan ibadah dan sedikit muamalah. Sebagian besar aspek kehidupan mereka diatur oleh aturan-aturan sekuler yang bersumber dari Barat kafir penjajah. Itulah yang terjadi. Termasuk di negeri tercinta ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaannya: Maukah kita kembali diatur oleh syariah Islam, yang notabene merupakan aturan-aturan Allah ﷻ, sementara kita mengaku sebagai hamba-Nya?!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 333</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-71553172634713058832024-02-16T15:55:00.003+07:002024-02-16T15:55:45.207+07:00PENERAPAN SYARIAH ISLAM PASTI MEMBAWA KEBERKAHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvhtrtf6sU4ixighiqHog3JQJOSU0nOOsfVe9LR247arnVVYyt4yj6_aSMhI3xtC9Qyz5YbxJXMWo9E-GUaAOPxm4a0Ip5D9zA2sttPFjiLbHa46AcG3gZPNGToJ5nFBOQVsbPvS44m-wRsSYahdToSe6bfZ_93Wg237muB80mtQhkRvxWp1U93dyDyE4Y/s16000/Dibalik-Islam-Perubahan-Bangsa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Gelombang menuju perubahan di tanah air terasa semakin kuat. Pasalnya, banyak orang merasakan Indonesia saat ini makin terpuruk. Padahal Indonesia adalah negara besar dan sangat kaya sumber daya alamnya. Namun, Indonesia belum bisa menjadi negara unggul dibandingkan dengan negara-negara lain. Bahkan di tingkat ASEAN sekalipun. Sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, gandum, susu dan daging malah diimpor dari negara lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Di negeri ini lebih dari 10 juta lebih warga berada dalam kemiskinan ekstrem. Negeri ini juga menduduki peringkat ke-2 prevalensi stunting tertinggi di ASEAN. Utang luar negerinya tahun lalu tembus Rp 8 ribu triliun. Ketimpangan ekonominya malah semakin meningkat. Penegakan hukumnya tidak berpihak pada warga. Hasil survei KedaiKopi tahun lalu menunjukkan ada 54,5 persen warga di negeri ini merasa tidak puas dengan penegakan hukum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah sebabnya rakyat Indonesia sangat berharap ada perubahan dengan kepemimpinan yang baru.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Perubahan Menuju Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj66NHnfhhqvrY0mUZ4bUm4W22CZtpY1K49g3X3yBd6mn1obAT0GG_YKx4hCIZoU4RLefo9xnqIuD6Wwf7cLxPJcIFa2nU-vGmvLtj_40fOmGT5vURIbImaasBefBQJjBBaaZ6PmKQdNuLTqkKrKwYx9IynT9LzJ7S0DJdDebtgKUBppm-Zw8-76hj9Xr2h/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Quran mengingatkan bahwa nasib suatu kaum ditentukan oleh kemauan kaum itu sendiri untuk berubah. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri</i> (TQS ar-Ra’du [13]: 11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi banyak pihak yang menggunakan ayat ini sebagai dasar untuk melakukan perubahan tanpa menyertakan upaya yang harus dilakukan. Padahal yang dimaksud adalah perubahan menuju kebaikan dan keberlimpahan hidup sebagai buah dari keimanan dan ketaatan. Imam as-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan: “<i>Sungguh Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum</i>”, yakni berupa kenikmatan, curahan kebaikan dan kehidupan yang enak. “<i>Hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri</i>”, yakni dengan beralih dari keimanan menuju kekufuran; dari taat menuju maksiat; atau dari sikap mensyukuri nikmat-nikmat Allah ke singkap mengingkari nikmat-nikmat-Nya tersebut. Karena itu Allah mencabut semua kenikmatan itu dari mereka. Begitu pula sebaliknya. Jika para hamba Allah mengubah kondisi mereka dari maksiat menuju taat kepada Allah, niscaya Allah akan mengubah kondisi kesengsaraan yang menyelimuti mereka sebelumnya menuju kebaikan, kebahagiaan dan ghibthah (semangat iri dalam kebaikan) serta rahmat. (As-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-Manân fî Tafsîr al-Qur’ân, 4/724-725).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelaslah tidak akan pernah ada perubahan meskipun figur pemimpinnya sudah bergonta-ganti selama umat belum meninggalkan aturan-aturan dan ideologi selain Islam. Kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah baru akan terjadi manakala umat ini berubah menuju iman dan takwa dengan menerapkan syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meruyaknya kerusakan di tengah manusia seperti kemiskinan, kerusakan moral, kriminalitas, adalah akibat dari kemaksiatan dan kemungkaran manusia yang berlari dari syariat Islam. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan-Nya)</i> (TQS ar-Rum [30]: 41).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna “<i>karena perbuatan tangan manusia</i>” dengan mengutip pernyataan Abu Aliyah, yakni: “<i>Siapa saja yang bermaksiat kepada Allah di bumi maka ia telah merusak bumi. Ini karena memperbaiki langit dan bumi adalah dengan ketaatan (kepada Allah).</i>” (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-’Azhîm, 6/287).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selamanya kehidupan umat manusia akan rusak jika diisi dengan kemaksiatan dan kemungkaran. Kemaksiatan dan kemungkaran terbesar adalah mencampakkan hukum-hukum Allah dan memilih selain hukum-hukum-Nya. Inilah masalah yang sesungguhnya terjadi saat ini, khususnya di negeri ini. Tak akan pernah ada kebaikan selama tidak menerapkan syariah-Nya secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kewajiban Penerapan Syariah Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib8hOB4q2E65MR4OQP6IgLAqQbJAFHRM0SxtghpEbaScESUoFsiQ3EWjVYaqBkFfl-Rg8W_z6_EppmvTedBjNrGaX7mFiJm99IivjE_aZ2dh8M8V6whnCU86KWZpzxu2RCmDbMOi8hrWdSkhqV5Xq7udztJ9FMZCwtEk9oOilBXAKtj1zCar_4aX2y-jEC/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">PR besar umat Muslim hari ini sesungguhnya adalah bagaimana menerapkan syariah Islam dalam kehidupan. Bukan sekadar menciptakan kemajuan materi dan kemakmuran. Penerapan syariah Islam adalah kewajiban. Bukan sekadar pilihan. Sikap ini sekaligus menentukan keimanan seorang hamba. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan. Mereka menerima (keputusan tersebut) dengan sepenuhnya</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 65).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ menyebut di antara ciri Mukmin adalah menundukkan hawa nafsunya pada risalah Islam yang beliau bawa, yakni dengan menaati hukum-hukumnya. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa saja yang aku bawa</i> (HR al-Hakim, al-Khathib, Ibn Abi ‘Ashim dan al-Hasan bin Sufyan).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ juga memerintahkan kaum Muslim untuk menjalankan hukum-hukum-Nya. Sebaliknya, Allah melarang mereka mengikuti keinginan manusia untuk menerapkan hukum-hukum yang lain. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَأَنِ ٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ وَٱحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَنۢ بَعْضِ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hendaklah kamu (Muhammad) memutuskan perkara di antara mereka menurut wahyu yang telah Allah turunkan. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian wahyu yang telah Allah turunkan kepadamu</i> (TQS al-Maidah [5]: 49).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kewajiban ini dipertegas dengan adanya teguran dari Allah ﷻ dengan menyebut mereka yang tidak menerapkan hukum-hukum-Nya sebagai orang fasik, zalim, bahkan bisa kafir (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44, 45 dan 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ telah berjanji manakala kaum Muslim telah bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan kepada Diri-Nya dengan menerapkan syariah Islam, maka Dia akan mendatangkan berbagai keberkahan kepada mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Namun, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Karena itu Kami menyiksa mereka karena perbuatan mereka itu</i> (TQS al-A'raf [7]: 96).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh keliru jika kaum Muslim berusaha melakukan perbaikan nasib untuk mendapatkan kemakmuran materi dengan mencampakkan hukum-hukum Allah. Padahal penerapan hukum-hukum Allah adalah fardhu dan akan menciptakan aneka kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَدٌّ يُعْمَلُ بِهِ فِي الأرْضِ خَيْرٌ لأَهْلِ الأرْضِ مِنْ أَنْ يُمْطَرُوا أَرْبَعِينَ صَبَاحًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Penerapan suatu hukuman had di muka bumi itu lebih baik bagi penduduknya daripada hujan turun selama 40 hari</i> (HR Ibnu Majah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terbukti, dengan penerapan syariah Islam, hanya dalam waktu singkat rakyat di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, misalnya, mendapatkan kemakmuran ekonomi yang luar biasa. Saat itu bahkan di Jazirah Arab tidak ada yang mau menerima zakat. Keamanan juga meningkat hingga domba-domba pun aman dari terkaman serigala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kemakmuran Palsu</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdSFMQob4rD_FrMj7fFPmRS-zvaxc0cgXjckzHkzKJZZF21cslmWjSBokCJtIsx4pckRFG3QuDOkGLQX4x6kRxiQoAIJJwVsJUhKZCCvVsAHMS5FeOFD-T99GfeGg2JtNd3OeP3e91Mehqed1Qo15v033mZRzdBI3dK6aiY4ho-bDxEPPC89_-GifFnGb_/s16000/dibalik-islam-bohong.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada yang berargumen bahwa banyak negara di dunia memiliki tatanan kehidupan yang baik, makmur dan berkeadilan tanpa syariah Islam. Al-Quran menjawab bahwa segala perubahan yang membawa kemakmuran dan kemajuan yang datang dari aturan di luar Islam adalah palsu. Semua itu pasti berujung pada penderitaan. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Lalu ketika mereka bergembira dengan kesenangan yang telah diberikan kepada mereka itu, Kami menyiksa mereka secara tiba-tiba. Ketika itu mereka terdiam putus asa</i> (TQS al-An’am [6]: 44).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ideologi dan aturan kehidupan selain Islam seperti demokrasi dan kapitalisme, juga sosialisme-komunisme, bisa saja mengantarkan manusia pada kemakmuran, ketertiban dan penegakan hukum. Namun, di mata Allah ﷻ hal itu adalah kemungkaran, yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam keterpurukan. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran), sungguh dia akan merasakan kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan dirinya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta</i> (TQS Thaha [20]: 124).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim! Marilah kita bersegera menuju perubahan hakiki. Caranya adalah melepaskan diri dari hukum-hukum jahiliah menuju penerapan hukum-hukum Allah di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Inilah kewajiban agung yang akan mengantarkan kita semua pada keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ ࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?</i> (TQS al-Maidah [5]: 50).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 332</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-86219264515784289812024-02-03T06:42:00.007+07:002024-02-03T06:42:42.851+07:00WAJIB MEMBEBASKAN AL-AQSHA DARI CENGKERAMAN ZIONIS!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO2LRFr4zPRrAx9q5IVhgue0tylbUOiBr93rvGN99YthvwvMB3Y9PiQX4gycyCy6QTZimMcpI-nR33JtNJFTl0ysrVwllqVATACyXkop116LNpo9ZPCOyEcj5Bp680uYjNKq4x42-tCwFnXc778WRPgGhN4Nj2XXgo11-mF16E2vqObJdNc21rpyBTZPS3/s16000/Dibalik-Islam-Al-Aqsa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada Bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj. Momentum itu memiliki banyak arti dan hikmah bagi kaum Muslim. Allah ﷻ memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah ﷻ memperjalankan Nabi Muhammad ﷺ dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha kurang dari semalam. Allah ﷻ juga mempertemukan Rasulullah ﷺ dengan para nabi dan rasul lainnya. Beliau bahkan menjadi imam bagi mereka dalam salat berjamaah. Selanjutnya beliau diangkat ke langit hingga ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><b><br /></b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Iman Tanpa Ragu</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ8ZliMdrPjvtODsFKA7VgN9du9q28G8gCKtcwhu1VKk-DqJRu_Hqurwmko45DAjZPZIR4MX03jvG-0Yg7Du89da1KU_-dfOVB7g22D60Ru1EW3bA6oI_EE3KQBA8HIEv_Bo5pbAIx5A4tH8nYZRH7OmYksTPOBfREWmu2O2J8KTe1mkcHfDU02nI7CB6X/s16000/0-Dibalik-Islam-Isra-Miraj.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perjalanan Isra’ Mi’raj adalah salah satu mukjizat yang Allah ﷻ berikan kepada Rasulullah ﷺ. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah ﷺ menempuh perjalanan dengan ruh dan jasad beliau secara utuh. Bukan semata ruh beliau atau hanya penglihatan beliau dalam mimpi, seperti dugaan sebagian orang. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلًا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا...</div><div style="text-align: justify;"><i>Mahasuci Allah Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha…</i> (TQS al-Isra’ [17]: 1).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat di atas Allah ﷻ menggunakan frasa “<i>bi ’abdihi</i>”. Maknanya adalah ruh dan jasad Nabi Muhammad ﷺ. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahulLâh mengatakan, “<i>Sungguh Isra‘ Mi’raj terjadi dalam semalam. Nabi Muhammad ﷺ, mengalami peristiwa ini dalam keadaan terjaga; dengan jasad dan ruh beliau. Peristiwa ini terjadi setelah beliau diutus menjadi rasul. Inilah pendapat mayoritas ulama ahli hadis, ahli fiqih dan ahli kalam. Pendapat ini didukung oleh hadis-hadis yang sahih...</i>” (Ibnu Hajar, Fath al-Bâri, 7/197, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi Allah ﷻ tidak ada yang mustahil. Allah ﷻ berkuasa untuk memberikan mukjizat dalam bentuk apapun kepada para nabi dan rasul-Nya. Allah ﷻ berkuasa untuk menjadikan tongkat Nabi Musa as. mampu membelah lautan. Allah ﷻ berkuasa untuk menjadikan dingin kobaran api yang membakar Nabi Ibrahim as. Dengan itu beliau selamat. Tidak hangus terbakar. Allah ﷻ pun berkuasa untuk memperjalankan Rasulullah ﷺ dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha hingga mengangkat beliau ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu kurang dari semalam. Karena itu setiap Muslim wajib mengimani Peristiwa Isra’ Mi’raj ini sebagai bagian dari kebesaran Allah ﷻ dan salah satu mukjizat Nabi Muhammad ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kemuliaan Masjid al-Aqsha</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi kaum Muslim, Masjid al-Aqsha memiliki banyak arti. <b>Pertama</b>: Masjid al-Aqsha pernah menjadi kiblat pertama kaum Muslim dalam menunaikan salat selama 16 bulan. Kemudian Allah ﷻ mengubah kiblat mereka ke arah Makkah (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 144).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Masjid al-Aqsha dan Syam (Palestina) adalah wilayah yang Allah ﷻ berkahi, sebagaimana firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلًا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mahasuci Allah Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepada dia sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Mahatahu</i> (TQS al-Isra’ [17]: 1).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam At-Tafsîr Al-Munîr menyebutkan: “<i>Syam (Palestina) adalah Tanah Suci yang telah Allah berkahi dengan banyaknya nabi yang diutus ke sana. Syariah yang mereka bawa telah menyebar ke seluruh dunia. Tanah ini dikaruniai kesuburan, pepohonan dan sungai-sungai yang melimpah. Dengan itu kebaikan dunia dan akhirat seolah-olah ada di dalamnya.</i>” (Az-Zuhaili, At-Tafsîr Al-Munîr, 17/88).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ juga mendorong kaum Muslim untuk beribadah di Masjid al-Aqsha karena besarnya keutamaan yang Allah ﷻ limpahkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah mengencangkan pelana (untuk melakukan suatu perjalanan) kecuali menuju tiga Masjid yaitu: Masjid al-Haram (di Makkah), Masjidku (Masjid Nabawi di Madinah) dan Masjid al-Aqsha (di Palestina)</i> (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemuliaan dan keberkahan yang Allah limpahkan tersebut berlaku hingga Hari Kiamat. Sayang, hari ini Masjid al-Aqsha berada dalam penjajahan kaum zionis Yahudi. Mereka telah sering mengotori dan menistakan Masjid al-Aqsha. Mereka pun telah puluhan tahun melakukan berbagai kekejaman dan kekejian terhadap kaum Muslim di sekitar Masjid al-Aqsha dan Palestina secara umum. Semua mereka lakukan dengan didukung oleh pengkhianatan para pemimpin Muslim, khususnya di Timur Tengah, dan dukungan negara-negara Barat kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Penistaan al-Aqsha oleh Zionis Yahudi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkDo5CDFevJaKeH8kWNr9n7PzcCXfU8LGpbP6i42zLwj3lT06SQ7bbp7sd6gp8D55LWjjU45P9cut6yjnTmbUD5zLEmUPEPPObes2mOPzZNJlMYNbGvsNXLxw7N1UDpdJKJIOfdrX4VZEajmZVzKjKM6wo-xeFCon2UR8iPDwT6VigawUe8hFzWVP08Ei9/s16000/0-Dibalik-Islam-Yahudi.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Palestina dan kawasan Masjid al-Aqsa telah dicengkeram oleh zionis Yahudi lebih dari 76 tahun. Entitas Yahudi telah mengusir lebih dari 1,8 juta jiwa warga Palestina. Sejak pecah perang pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, militer zionis telah membunuh lebih dari 25 ribu warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak. Dilaporkan sejak Desember tahun lalu setiap hari 160 anak Palestina tewas akibat serangan kejam entitas Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masjid al-Aqsha juga dinista dan dirusak entitas Yahudi. Mereka membuat terowongan di bawah pondasi Masjid al-Aqsha dengan dalih mencari sisa-sisa kuil Sulaiman. Terowongan ini tentu membahayakan struktur bangunan di atasnya. Berkali-kali pula militer zionis menyerang ke dalam Al-Aqsha untuk menangkap dan membunuhi jamaah yang berada di dalamnya. Agresi itu juga sering dilakukan pada bulan suci Ramadhan saat umat Muslim sedang menunaikan ibadah di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perampasan dan penistaan terhadap Palestina dan Masjid al-Aqsha adalah hasil kejahatan negara-negara kafir Barat, terutama Inggris, Amerika Serikat dan Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB). Pada tahun 1917, Menteri Luar Negeri Inggris Lord James Balfour mengeluarkan Deklarasi Balfour. Isinya adalah dukungan kepada zionis Yahudi untuk menguasai tanah Palestina. Deklarasi Balfour didukung oleh Sekutu dan disetujui oleh Liga Bangsa-Bangsa (organisasi sebelum PBB) pada Juli 1922.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, perampasan dan penistaan terhadap Masjid al-Aqsha tidak akan terjadi jika para pemimpin Dunia Islam tidak berkhianat dengan mendiamkan penjajahan ini. Setiap kali terjadi agresi militer Yahudi terhadap warga Palestina dan Al-Aqsha, mereka hanya mengecam. Bahkan sudah ada enam negeri Muslim yang terang-terangan menjalin hubungan akrab dengan negara zionis Yahudi; Turki, Yordania, Bahrain, Mesir, UAE, Maroko dan Sudan. Padahal Allah ﷻ telah mengancam:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil kaum Yahudi dan Nasrani menjadi wali (sahabat, teman, pelindung). Sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Siapa saja di antara kalian yang mengambil mereka menjadi wali, sungguh dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim</i> (TQS al-Maidah [5]: 51).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Membebaskan Al-Aqsha</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKScMzzDddKQ0siIAqLdIR8PTOgKL4uWFXIhpwccwXK5jXMuhqV4sf4bFVoA5pVBHfZekmlr32KmMX4lrviWN0xlh8qEl9eZeHZLo3CrC__H-DZ9zfpTL-8y8fKpOPPFzHm97h9aYrKs9IRYOJzaGQy3vLQYMDaJsUucfLJMNDHdTBLazKqOe5Qc71VC83/s16000/0-Dibalik-Islam-Al-Aqsa.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membebaskan Palestina dan Masjid al-Aqsha adalah fardhu atas kaum Muslim. Akan tetapi, kaum Muslim haram meminta bantuan kepada negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional untuk menunaikan kewajiban tersebut. Negara-negara Barat adalah bidan yang membantu kelahiran negara zionis di tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain mustahil PBB atau Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) dapat menyeret entitas Yahudi ke pengadilan. Mustahil kedua lembaga ini menghukum dan meminta zionis Yahudi angkat kaki dari tanah Palestina. Mereka hanya memainkan drama. Tujuannya sekadar untuk menyenangkan pihak-pihak yang mengecam aksi terorisme kaum zionis Yahudi agar mereka tidak dipandang berdiam diri atau mendukung zionis Yahudi. Padahal tangan mereka berlumur darah rakyat Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Satu-satunya jalan yang sesuai syariah untuk membebaskan dan melindungi Masjid al-Aqsha adalah dengan jihad fî sabîlillâh, yakni dengan memerangi entitas Yahudi hingga tak ada satu jengkal pun tanah Palestina yang mereka injak lagi. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh sebab itu, semestinya para pemimpin Dunia Islam meninggalkan retorika kosong dan berhenti meminta bantuan kepada lembaga internasional manapun. Kaum Muslim di mana pun, khususnya para perwira dan prajurit Muslim, harus bergerak menyambut panggilan jihad dari mana pun, termasuk dari Bumi Palestina. Tak sepantasnya mereka berdiam diri dan berpangku tangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika dia menyeru kalian pada suatu yang memberikan kehidupan kepada kalian</i> (TQS al-Anfal [8]: 24).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلَهُمُ الْمُسْلِمُونَ، حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءَ الْحَجَرِ، وَالشَّجَرَةِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ، أَوِ الشَّجَرَةُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak akan tiba Hari Kiamat hingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi. Lalu kaum Muslim membunuh mereka hingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, kemudian batu dan pohon berkata, “Wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Orang Yahudi ini ada di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia!” Kecuali gharqad karena ia adalah pohon orang Yahudi.</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 330</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-82769929900743429782024-01-29T08:22:00.001+07:002024-01-29T08:22:01.914+07:00PEMIMPIN WAJIB DITAATI, TAPI JUGA WAJIB DINASIHATI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6j04NF7GG66P2SS-ldwNczIjyYHUDrtmQHEYVZhALfI7muLLxhWjzfQ2odq19YHLK3OGVPS5kJg9I8t67vGdHQv3KXyS8VsB-nPanBfVxkgLGEOmzkFPUXMAqF-CGSyUeoNnWMGgZPhxaimvFADbu25XGExyz7EwHUkGTHtEyoWfAPJcfdYEVNXX21vFo/s16000/Dibalik-Islam-Pemimpin.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">SUDAH sering kita mendengar bahwa pemimpin, khususnya pemimpin negara, wajib ditaati oleh seluruh rakyat. Dengan kata lain, rakyat wajib menaati pemimpin atau penguasa mereka. Sebaliknya, rakyat haram untuk membangkang apalagi memberontak kepada pemimpin atau penguasa mereka. Dalil yang sering dikutip, antara lain firman Allah ﷻ:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, dan taatlah kalian kepada Rasul serta ulil amri (pemimpin) kalian</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 59).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalil lainnya antara lain sabda Baginda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dengar dan taatlah kalian meski yang memimpin kalian adalah seorang budak hitam Habasyi yang kepalanya seperti anggur kering</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Siapakah Ulil Amri?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAYBK2NsX2EVJee0_uCAWe4mYTcldXyBFYS28r27r8TJYHmlcGWonP62snyRggFsaw5Bncz1rghWDELHFfnBGmbrhPXz8W296t-wtyogE1vFMIketBdX2eXXGGglsE7l212SCgObpF625NiGM4-iau4EH9T1eAf-yL5AupsxSPzM0jyExO8vz60q8XpNtq/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat menjelaskan ayat yang memerintahkan ketaatan kepada ulil amri (QS an-Nisa’ [4]: 59) di atas, Imam Abu Zahrah menyatakan, sebagian ulama berpendapat bahwa ulil amri adalah para ulama ahli fiqih yang mampu menggali hukum. Adapun menurut mayoritas ulama, ulil amri adalah para penguasa (al-hukkâm) dan ahlul halli wa 'aqdi, tetapi dengan dua catatan:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Selama mereka Mukmin, artinya bukan penguasa kafir;</li><li>Selama mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, yang ditandai dengan menegakkan keadilan dan tidak melanggar hukum-hukum-Nya (Lihat: Abu Zahrah, Zahrah at-Tafâsîr, hlm 1727-1728).</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian ulil amri yang wajib ditaati dalam pemahaman syariah (mafhûm syar'i) bukanlah sembarang penguasa, melainkan penguasa yang memiliki dua kriteria utama, yakni:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Mukmin;</li><li>Menegakkan hukum-hukum Allah ﷻ atau selalu terikat dengan syariah-Nya.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hak dan Kewajiban Pemimpin</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggUZo0fsxD2daMlrJ-AkAbfxZnSkQEtszzeZbAecIj3Ctak609dJPZ1SHFhgKDzcN1f8ckPt-Vkaeb77FPRs5JpzfSI8z2eCPfF2xyXBIQN70zw_6vWZ55FvYmfiTP37aUFoCzpx_nDQxfo3R4kGRvxfeMiwMHZde-EFIT3awrj72IOCk0Z5dPHXJzCyv2/s16000/dibalik-islam-sombong.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu benar bahwa pemimpin atau penguasa memiliki hak untuk ditaati oleh rakyatnya. Ini sesuai dengan nas-nas di atas. Namun demikian, pemimpin juga memiliki kewajiban, yakni wajib memimpin rakyatnya dengan adil. Dalam ayat sebelumnya, yakni sebelum ayat yang memerintahkan umat agar menaati Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri mereka, Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah memerintah kalian agar menyerahkan amanah kepada yang berhak menerima amanah tersebut, juga (memerintah kalian) jika kalian memutuskan hukum di tengah-tengah manusia agar kalian berlaku adil</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 58).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang harus selalu diingat, seorang pemimpin baru bisa dikategorikan sebagai pemimpin yang adil jika dia memimpin berdasarkan Kitabullah (al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya. Jika tidak, pada dasarnya dia adalah pemimpin yang zalim dan fasiq. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang zalim</i> (TQS al-Maidah [5]: 45).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang fasiq</i> (TQS al-Maidah [5]: 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian ketaatan kepada pemimpin atau penguasa sesungguhnya tidaklah mutlak. Tetap ada batasan. Apa batasannya? Tidak lain selama pemimpin atau penguasa tersebut menjalankan syariah-Nya. Imam al-Baghawi, saat menafsirkan QS an-Nisa’ ayat 59 tentang kewajiban menaati ulil amri, beliau menukil sebuah atsar bahwa Imam Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَقٌّ عَلَى اْلإِمَامِ أَنْ يَحْكُمَ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ وَ يُؤَدِّيَ اْلأَمَانَةَ فَإِذَا فَعَلَ ذَلِكَ فَحَقٌّ عَلىَ الرَّعِيَّةِ أَنْ يَسْمَعُوْا وَ يُطِيْعُوْا</div><div style="text-align: justify;"><i>Wajib atas pemimpin/penguasa untuk memutuskan semua perkara dengan hukum yang telah Allah turunkan (yakni al-Quran dan Sunnah) serta menjalankan amanah. Jika pemimpin/penguasa telah melakukan hal demikian, wajib atas rakyat untuk mendengar dan taat</i> (Al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl, 2/240).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini sejalan dengan sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai yang diangkat sebagai pemimpin kalian adalah seorang budak hitam Habasy, tetapi dia memimpin kalian dengan Kitabullah, maka dengar dan taatilah dia</i> (HR an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian pemimpin atau penguasa memang berhak untuk ditaati oleh rakyatnya. Namun, dia juga berkewajiban untuk memimpin rakyatnya dengan Kitabullah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, yang diperlukan saat ini bukanlah sekadar fatwa ulama yang ditujukan kepada rakyat untuk mentaati pemimpinnya. Yang jauh lebih dibutuhkan saat ini adalah fatwa ulama yang ditujukan kepada pemimpin atau penguasa agar selalu memimpin rakyatnya dengan Kitabullah (al-Quran).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam konteks Pemilu/Pilpres 2024, yang lebih dibutuhkan saat ini bukanlah fatwa ulama yang hanya ditujukan kepada rakyat tentang keharaman golput, yang selalu diulang-ulang setiap menjelang Pemilu/Pilpres. Yang lebih dibutuhkan saat ini justru fatwa ulama yang ditujukan kepada pemimpin atau calon pemimpin tentang kewajiban mereka memimpin dengan Kitabullah (al-Quran), yakni dengan menerapkan dan menegakkan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. Sayangnya, fatwa ulama semacam ini, yang ditujukan kepada pemimpin atau calon pemimpin, nyaris selalu absen dalam setiap Pemilu/Pilpres.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Nasihat untuk Penguasa dan Ulama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWSyn7CT_u0ClIMUog8vuRkFqhpamz-hy2-2Dz7E2BybmkoUV3_8uMbDDFQoE3e0PY3pb0k5Vse6rsB33u2BLUMlWVEPOGfdBbkeHBdoiTKEFLcmQPm8yrOngqFQHV5C4qLCJFyP_tPF97Pb1bc42OtV65KOtbUL7bm00MZ3-t3m6_VX39dj9fb3W3TVvq/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam salah satu masterpiece-nya, At-Tibr al-Masbûk fî Nashîhah al-Mulûk, pada bagian awal babnya, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menukil beberapa riwayat sebagai bahan renungan bagi para penguasa, juga para ulamanya. Di antaranya sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suatu hari, saudara kandung al-Balkhi menemui Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah kemudian berkata, “<i>Nasihatilah aku!</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang itu berkata, “<i>Sesungguhnya Allah telah mendudukkan dirimu pada kedudukan Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib (yakni sebagai penguasa, pen.). Karena itu Allah ﷻ meminta darimu sifat benar/jujur seperti yang ditunjukkan Ash-Shiddiq (Abu Bakar). Allah meminta dirimu menjadi pembela yang haq dan penumpas yang batil seperti Al-Faruq (Umar). Allah meminta dirimu memiliki rasa malu dan kemurahan seperti Utsman bin Affan. Allah pun meminta dirimu memiliki ilmu dan keadilan seperti yang ditunjukkan Ali bin Abi Thalib.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Teruskan,</i>” kata Khalifah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang itu berkata lagi, “<i>Perumpamaanmu seperti mata air, sedangkan seluruh ulama di dunia ini seperti wadahnya. Jika mata air itu jernih, kotornya wadah air tidaklah berbahaya. Namun, jika mata airnya kotor, bersihnya wadah air tak ada gunanya.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada waktu lain, suatu malam, Khalifah Harun ar-Rasyid menemui Fudhail bin Iyadh rahimahulLâh. Saat pintu rumah Fudhail bin Iyadh dibuka, Khalifah menyalami tuan rumah, yang spontan berkata, “<i>Api nerakalah untuk tangan halus ini jika ia tidak selamat dari azab-Nya pada Hari Kiamat nanti.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fudhail bin Iyadh melanjutkan, “<i>Amirul Mukminin, bersiap-siaplah engkau untuk menjawab pertanyaan Allah kelak. Sebabnya, sungguh Allah akan menghadapkan dirimu kepada setiap Muslim atas kebijakanmu terhadap masing-masing dari mereka.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mendengar itu, menangislah Harun ar-Rasyid sejadi-jadinya seraya menundukkan kepalanya di dadanya. Saat itu, Abbas, yang mendampingi dirinya, berkomentar, “<i>Celakalah, wahai Fudhail. Engkau telah membunuh Amirul Mukminin!</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fudhail bin Iyadh menjawab, “<i>Wahai Hamman, justru kamu dan kaummulah yang mencelakakan dia...</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalifah Harun ar-Rasyid lalu berkata kepada Abbas, “<i>Jika ia menyebut kamu Hamman, berarti ia menganggap aku Fir’aun.</i>” (Lihat: Al-Ghazali, At-Tibr al-Masbûk fî Nashîhah al-Mulûk. Dar al-Kutub al-’Ilmiyah, hlm. 23-54, 1988).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah. Nasihat adalah bagian tak terpisahkan dari para penguasa Muslim pada masa lalu. Bahkan telah menjadi ‘<i>makanan</i>’ sehari-hari mereka. Sebaliknya, nasihat kepada para penguasa juga tidak pernah lepas dari para ulama. Bahkan menjadi ‘<i>kebutuhan</i>’ mereka. Banyak para ulama pada masa lalu rela menghabiskan waktunya untuk mengontrol, mengawasi, menasihati, mengkritik sekaligus meluruskan para penguasa <i><u>yang menyimpang</u></i> tanpa kenal lelah, khawatir atau rasa takut. Dengan itulah, dalam sistem Islam, keadilan tetap kukuh meski seandainya bumi runtuh. Kezaliman lenyap di bumi yang berdiri tegap.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak aneh jika sepanjang zaman Kekhilafahan Islam pada masa lalu, terlalu banyak kisah-kisah nyata para penguasa Muslim yang menggugah perasaan karena kezuhudan, kerendahatian, keadilan, kejujuran, keamanahan dan kebajikan mereka dalam memimpin rakyatnya. Terlalu banyak pula kisah-kisah nyata para ulama yang menyentuh kalbu karena kewaraan, keberanian dan ketajaman lidah mereka di hadapan para penguasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah sepantasnya para penguasa Muslim saat ini menjadikan kisah-kisah di atas sebagai cermin dan pelajaran. Selayaknya mereka senantiasa berlapang dada dalam menerima nasihat, bahkan selalu meminta nasihat kepada para ulama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, para ulama wajib menyampaikan nasihat kepada penguasa, diminta atau tidak diminta. Mereka tidak boleh bermanis-muka, apalagi sampai menjilat penguasa. Mereka tidak patut menyembunyikan kebenaran yang wajib mereka sampaikan, apalagi di hadapan penguasa zalim yang enggan menerapkan syariah Islam. Sebabnya, ulama sejati tentu tak akan pernah melupakan sabda Baginda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim</i> (HR an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ أَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادَلٌ، وَ إِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللهِ وَ أَشَدَّهُمْ عَذَابًا إِمَامٌ جَائِرٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh manusia yang paling Allah cintai pada Hari Kiamat kelak dan paling dekat kedudukannya dengan Dia adalah seorang pemimpin yang adil. Sungguh manusia yang paling Allah benci dan paling keras mendapatkan azab-Nya adalah seorang pemimpin yang zalim.</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 329</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-82913878223989669842024-01-22T08:41:00.005+07:002024-01-22T08:41:40.179+07:00KEMULIAAN RAJAB DAN NASIB UMAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: arial; font-size: large;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjLQyctpvAC3PQl1m6wJ9bPRd-g0irAudaRT1Zpl0UGiFYq-CbIig5fXxKLvt_Yus4TQ82K8a2k7cf43FS0v6OcF-o1fcmfHYE5iP1sK0Qj-zHHj9a1ZS9201JUie3WS_KaadFyR5-B0GWBBWiZXxQdza72B89s8E6stwLhFnoeS61PDbCUkG7Jkd8krO0/s16000/Dibalik-Islam-Rajab.jpg" /></span></div><span style="font-family: arial; font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: large;">Sungguh beruntung kaum Muslim. Banyak keberkahan pada setiap waktu yang datang kepada kita. Seperti saat ini. Pada bulan Rajab banyak kebaikan yang Allah ﷻ limpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang mengerjakan amal shalih. Ini karena Rajab adalah salah satu bulan yang Allah ﷻ muliakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-family: arial; font-size: large;"><div style="text-align: justify;">Kebaikan tersebut tentu harus diupayakan. Ia tidak datang begitu saja. Semua bergantung pada kuat-lemahnya keimanan dan amalan yang kita curahkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bulan Mulia dan Bulan Haram</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvH7zVl_LF7R_cdU1hAlboRvLTa7KpF7RUWxikn2ZIARpdoaJPxvQiCpYCTlQeACRs2BbOwEEuLw9REZoeqo7dZ2HdyS1PnZzM9PmlvkvDQf1EJPLFt8cKPMcARpRCpBLC5L0aubQz2t_J8h6aJbZfpT12lQFhjRVXjnMh1fnK_gcSWPRl3mZtAWcJTGK5/s16000/dibalik-islam-masjid.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para ulama menjelaskan bahwa Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang Allah ﷻ muliakan. Ini berdasarkan firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan, dalam catatan Allah, saat Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram [suci]. Itulah agama yang lurus. Karena itu janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan itu</i> (TQS at-Taubah [9]: 36).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rincian bulan haram itu disebutkan oleh Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إنَّ الزَّماَنَ قَدْ اِسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُوْ الْقَعْدَةِ، وَذُوْ الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ شَهْرُ مُضَرَّ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh waktu itu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah ﷻ menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumada dan Sya’ban</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemuliaan bulan Rajab banyak diterangkan oleh para ulama. Ibnu Faris menjelaskan: Secara bahasa <i>rajaba</i> berarti mengagungkan, menakutkan, menghormati. Rajaba juga bermakna mengokohkan atau menguatkan sesuatu dengan sesuatu yang lain (Ibnu Faris, Mu’jam Maqaayis al-Lughah, hlm. 445).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemuliaan dan keistimewaan Bulan Rajab di antaranya terdapat dalam hadis mursal yang diriwayatkan Imam asy-Syaukani dari Imam Hasan al-Bashri. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ menyebut Rajab sebagai bulan milik Allah (<i>syahrulLâh</i>) yang menandakan kemuliaan dan keutamaannya. Beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَ شَعْبَانُ شَهْرِيْ، وَ رَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku</i> (Asy-Syaukani, Nayl al-Awthâr, 4/293, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun tentang sebutan bulan haram banyak penjelasannya. Di antaranya, menurut Al-Qadhi Abu Ya’la <i>rahimahulLâh</i>, “<i>Dinamakan bulan haram karena dua makna. <b>Pertama</b>, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliah pun meyakini demikian. <b>Kedua</b>, pada bulan tersebut terdapat larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Pada saat itu pun sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.</i>” (Lihat: Ibnu al-Jauzi, Zâd al-Masîr, Tafsir QS at-Taubah ayat 36).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Amalan yang Dianjurkan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsnwb1RLIJCtaelCuqzmqhsoL2N8TPD9LTNZt-lJ0TgfBaUxD2fvEpbzZTKBavYZfgJjb-9GdSUn9d8tqYrspYrOefE8Zmf_pvyyYSWTwBx25PRhp-WhEiSL3mhtt43-qpfaYprKqZa2RZSO1kECWLugV7b_l0NghTepaWI9HpLtXF5Ppf91jESLCwNYwF/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada dua hal penting untuk dikerjakan oleh setiap Muslim, khususnya pada Bulan Rajab ini. <b>Pertama</b>: Setiap hamba yang beriman dan merindukan ridha Allah selayaknya bersegera memperbanyak amal shalih baik yang wajib maupun yang sunnah, tanpa menunda-nunda lagi. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bersegeralah kalian meraih ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi kaum yang bertakwa</i> (TQS Ali Imran [3]: 133).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Amal shalih tentu mempunyai kriteria khusus. Tidak setiap amal yang dipandang baik dikatakan sebagai amal shalih. Suatu perbuatan dikatakan amal shalih jika sesuai dengan perintah dan larangan Allah ﷻ atau mengikuti syariah-Nya. Keliru jika seorang Muslim menyangka amal shalih sekadar amal kebaikan menurut pandangan dirinya, atau menurut opini umum, atau menurut hukum buatan manusia yang berlaku. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dalam agama kami, maka ia tertolak</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contohnya: Seorang Muslim menyangka telah berbuat baik kepada keluarganya karena telah menafkahi mereka. Padahal ia menafkahi mereka dari jalan usaha yang haram seperti muamalah ribawi, menerima suap, korupsi, dsb. Contoh lain: Seorang penguasa merasa telah mengambil keputusan yang baik dengan menyerahkan kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam kepada korporasi. Padahal sebenarnya sumber daya alam itu adalah milik umat yang harus dikelola oleh negara untuk kemaslahatan mereka. Contoh lainnya lagi: Seorang Muslim menyangka telah menyelamatkan masyarakat dari bahaya kelompok Islam tertentu yang dituding “<i>radikal</i>” hanya karena mereka tengah memperjuangkan tegaknya syariah Islam. Padahal menegakkan syariah Islam adalah kewajiban setiap Muslim. Mengabaikan syariah Islam, apalagi menghalang-halangi penegakannya, adalah tindak mungkar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah orang-orang yang menyangka telah beramal baik, padahal sesungguhnya mereka merugi. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah, “Maukah kalian aku beri tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.”</i> (TQS al-Kahfi [18]: 103-104).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara amal shalih yang besar keutamaannya adalah menjadi pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang menerapkan syariah Islam secara kâffah dan hidup dalam naungan hukum-hukum Allah ﷻ. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً، وَحَدٌّ يُقَامُ فِي الْأَرْضِ بِحَقِّهِ أَزْكَى مِنْ مَطَرِ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Sehari bersama seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum yang ditegakkan dengan haq di bumi lebih suci daripada hujan 40 hari</i> (HR ath-Thabarani).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Seorang hamba yang takut dengan dosa dan siksa Allah ﷻ seharusnya bersegera meninggalkan berbagai kezaliman. Ini karena pada bulan Rajab balasan atas perbuatan zalim juga dilipatgandakan. Imam Qatadah rahimahulLâh dalam tafsirnya menjelaskan, “<i>Karena kezaliman yang dilakukan pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan pada bulan-bulan selainnya...</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Jurjani menjelaskan zalim adalah “<i>melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan dan itu adalah maksiat</i>”. (Az-Zurjani, At-Ta’rifât, hlm. 186, dinukil dari Mawsû’ah Akhlâq Durar as-Saniyyah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu pada bulan Rajab ini kaum Muslim harus lebih bersemangat untuk meninggalkan kezaliman dan kemaksiatan. Di antara sifat zalim yang harus segara dihilangkan adalah menolak penerapan hukum-hukum Allah. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang zalim</i> (TQS al-Ma’idah [5]: 45).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Amal Utama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4THckJXlCMC91Dj8knUbfH1AL9a4X5dx7OKwgwOMgdI8z87OIE5FvuVznwmd3dGQjyFM7Seo4_kV1qEN9L0BTGlKrTwWSygCl6p_olViVB0MQAI6nBK5MpM_yQ2EJLG-ZP96r5k572yw-BrEZH-BANacHVCp976hg8nC5OweSs0XuEKxk-3-L0gbDrrsn/s16000/dibalik-islam-quran.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita bergembira menyaksikan kaum Muslim pada setiap bulan Rajab berlomba-lomba mengerjakan berbagai amal kebaikan. Hanya saja, banyak amal kebaikan itu baru berupa amal-amal pribadi, belum berupa amal yang berdampak pada kepentingan umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada hari ini kita menyaksikan saudara-saudara seiman di berbagai belahan dunia mengalami ketertindasan oleh kaum kuffâr maupun oleh penguasa mereka sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat Muslim di Gaza masih terancam oleh tindakan keji genosida zionis Yahudi. Setiap hari 160 anak Gaza tewas di tangan militer zionis. Setiap hari pula 10 anak Gaza menjadi cacat akibat serangan brutal Yahudi. Warga Gaza juga sudah berminggu-minggu hidup tanpa listrik, kekurangan air dan makanan. Hari ini 800 ribu penduduk Gaza terancam mati akibat kelaparan dan kekurangan air.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nasib Muslim Rohingya tak kalah memilukan. Mereka pun terancam aksi genosida penguasa Myanmar dan kelompok Budha radikal. Warga Arkhan terusir dari negeri mereka sendiri dan terlunta-lunta. Bahkan belakangan di tanah air muncul kelompok yang menyerukan penolakan terhadap pengungsi Rohingya dengan berbagai alasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, para penguasa Muslim terus-terusan bermain retorika tanpa tindakan nyata. Mereka tidak pernah mengirimkan bantuan yang benar-benar dibutuhkan warga Gaza maupun Myanmar. Bahkan sebagian dari para penguasa itu terang-terangan bersekongkol dengan zionis Yahudi, pemerintah Myanmar, juga negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat, Inggris, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nasib yang tak kalah memilukan juga dialami oleh kaum Muslim Uyghur di Cina, di India, atau di Suriah. Mereka teraniaya oleh para penguasa di negeri mereka tinggal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu umat membutuhkan amal besar dan nyata untuk menolak berbagai kezaliman ini. Kezaliman ini tidak bisa hilang kecuali dengan adanya pemimpin yang tampil sebagai junnah (perisai) bagi umat. Itulah Khalifah yang akan menerapkan syariah Islam. Khalifah pula yang akan memberikan pembelaan terhadap kaum Muslim yang tertindas, sekaligus memberikan bantuan dan mengirimkan pasukan yang akan membebaskan negeri-negeri Muslim dari berbagai kezaliman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hikmah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad ﷺ) hakim atas perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati atas putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima keputusan tersebut dengan sepenuh hati.</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 65).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 328</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-79350047993619543252024-01-11T08:41:00.006+07:002024-01-11T08:41:49.710+07:00BERKASIH SAYANGLAH KEPADA MAHLUK ALLAH NISCAYA ALLAH MENYAYANGIMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3JrqufJbF4bSi0pcpN8VjYen5S2lDskvcHAboegWxpZKTkyEKobZO94jCjvEjmgTASae8T9DFD-obpSJq8j3ikvmZaeJiu9Xf6y5QA7zzlR-w8DnoVwIpCKRLt81qtkzL9waUCpp5r4NkkYJ3X23JrFladtoE3EaE1FQcEXTPaJylWnBqQbVp9hyphenhyphen7w2pq/s16000/Dibalik-Islam-Kasih-Sayang.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Fatihah Ayat 3 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menerangkan bahwa Dia adalah Tuhan seluruh alam. Maka untuk mengingatkan hamba kepada nikmat dan karunia yang berlipat-ganda, yang telah dilimpahkan-Nya, serta sifat dan cinta kasih sayang yang abadi pada diri-Nya, diulang-Nya sekali lagi menyebut ar-Rahman ar-Rahim. Agar gambaran keganasan dan kezaliman seperti raja-raja yang dipertuan dan bersifat sewenang-wenang lenyap dari pikiran hamba.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengingatkan bahwa sifat ketuhanan Allah terhadap hamba-Nya bukanlah sifat keganasan dan kezaliman, tetapi berdasarkan cinta dan kasih sayang. Dengan demikian manusia akan mencintai Tuhannya, dan menyembah Allah ﷻ dengan hati yang aman dan tenteram, bebas dari rasa takut dan gelisah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Malah dia akan mengambil pelajaran dari sifat-sifat Allah ﷻ. Dia akan mendasarkan pergaulan dan tingkah lakunya terhadap manusia sesamanya, atau terhadap orang yang di bawah pimpinannya, malah terhadap binatang yang tak pandai berbicara sekalipun, atas sifat cinta dan kasih sayang itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena dengan jalan demikianlah manusia akan mendapat rahmat dan karunia dari Tuhannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Allah hanya sayang kepada hamba-hamba-Nya yang pengasih.</i> (Riwayat at-tabrani)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang penyayang, akan disayangi oleh Allah yang Rahman (Oleh karena itu) sayangilah semua makhluk yang di bumi, niscaya semua makhluk yang di langit akan menyayangi kamu semua.</i> (Riwayat Ahmad, Abu Dawud at-Tirmidzi dan al-hakim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa yang kasih sayang meskipun kepada seekor burung (pipit) yang disembelih, akan disayangi Allah pada hari Kiamat.</i> (Riwayat al-Bukhari)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam menggunakan aturan dan tata cara pada waktu menyembelih burung, misalnya memakai pisau yang tajam. Dapat pula dipahami dari urutan kata ar-Rahman, ar-Rahim, bahwa penjagaan, pemeliharaan dan asuhan Allah terhadap seluruh alam, bukanlah karena mengharapkan sesuatu dari alam itu, tetapi semata-mata karena rahmat dan kasih sayang-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Boleh jadi ada yang terlintas dalam pikiran orang, mengapa Allah membuat peraturan dan hukum, dan menghukum orang-orang yang melanggar peraturan itu? Pikiran ini akan hilang bila diketahui bahwa peraturan dan hukum, begitu juga azab di akhirat atau di dunia yang dibuat Allah untuk hamba-Nya yang melanggar tidaklah berlawanan dengan sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena peraturan dan hukum itu rahmat dari Allah demi untuk kebaikan manusia itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu pula azab dari Allah ﷻ terhadap hamba-Nya yang melanggar peraturan dan hukum itu sesuai dengan keadilan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-42449788279753662232024-01-08T08:39:00.001+07:002024-01-08T08:39:03.742+07:00TUHAN YANG MAHA PEMURAH DAN SEMUA MAHLUK BERTASBIH PADA ALLAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5vvRQPXDS7O319_DT4w9xVkZYczEj8-3lkGfM7KJOAD-SFrO_R_NdaAMXRozt0lj6lLMeygU-OIAmKiTxaLicz-NIISTGQtpbaykp-UULZaDxnFX1i3Bd8p-6eGvZYEtyYLZHk09AvVOih3PV67vYrczBSWdNXuxEG_wu2eyNNpoPzWcqoiuxpEVrwc17/s16000/Dibalik-Islam-Alam-Semesta.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Surat Al-Hadid Ayat 1 menrangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۚ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua yang diciptakan Allah, baik yang berada di langit maupun yang berada di bumi seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, batu dan lain-lain yang bernyawa atau pun tidak, seharusnya setiap waktu dengan tulus dan ikhlas bertasbih kepada-Nya, menyatakan kebesaran-Nya, dan mengakui bahwa Dia-lah yang Mahakuasa. Semuanya tunduk menyembah serta mematuhi segala perintah-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika demikian, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal seharusnya menyucikan Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam ayat lain yang menunjukkan kedudukan makhluk,</div><div style="text-align: justify;">Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.</i> (QS. Al-Isra'[17]: 44)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menjelaskan betapa luasnya kerajaan-Nya dan betapa tinggi kekuasaan-Nya. Langit yang tujuh, bumi, dan semua makhluk yang ada di dalamnya bertasbih dan mengagungkan asma-Nya, serta menyaksikan bukti-bukti keesaan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada satu makhluk pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya. Siapapun yang mau memperhatikan makhluk atau benda yang ada di sekelilingnya, tentu akan mengetahui bahwa baik makhluk hidup ataupun benda-benda mati seluruhnya tunduk dan takluk pada ketetapan atau ketentuan Allah yang tidak bisa dihindari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh adalah hukum gaya tarik (gravitasi). Hukum ini berlaku umum dan mempengaruhi semua benda yang ada, apakah benda itu gas, barang cair, benda padat, ataupun makhluk hidup. Semuanya terpengaruh hukum gaya tarik itu. Hal ini menunjukkan bahwa hukum gaya tarik yang mempunyai kekuatan yang begitu besar pengaruhnya tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, melainkan ada yang menciptakan dan mengontrolnya setiap saat. Penciptanya tentu Yang Maha Perkasa dan Mahakuasa, yaitu Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menegaskan bahwa sesungguhnya Dia Maha Penyantun. Oleh karena itu, Dia tidak segera menurunkan azab atas kemusyrikan kaum musyrikin Mekah dan atas kelalaian mereka tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah Yang Maha Pengampun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara sifat-sifat Maha Pengampunan Allah ialah masih membuka pintu tobat selebar-lebarnya kepada siapa saja yang meminta ampunan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah tidak akan menghukum mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan, jika bertobat dan menyesali perbuatan mereka dengan penyesalan yang sebenar-benarnya, betul-betul menghentikan kemusyrikan, kembali kepada agama tauhid, dan mengikuti bimbingan wahyu yang diturunkan kepada rasul-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia pulalah Yang Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat menyaingi-Nya. Dia Maha Bijaksana menciptakan, memerintah dan mengatur makhluk-Nya dengan peraturan yang sudah ditentukanNya, yang sesuai dengan kehendak-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-88878991241658680142024-01-06T08:06:00.005+07:002024-01-06T08:06:13.902+07:00JERAT UTANG RIBAWI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8hMYEAa6wmbm4Rg5Kw2MHvEeEIo-QUO7dydv-1XPIeOLvg5yy2yHI1WlXmTrVTPECHGHOweX-HwZ9CwN-_H6Uv3GKoa71iLhsj56IJyqPvwDTInMBuUvibxnAiZLPx0WR-ibT6ykUYoXWJ4fip84P181gpCTp7AAwr2PTWx_VSf4V2hpaqoVDCE1ReNQn/s16000/Dibalik-Islam-Utang-Negara.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Memasuki Tahun Baru 2024, rakyat Indonesia dihadapkan pada persoalan besar ekonomi. Salah satunya utang negara yang semakin membengkak. Hingga 30 November 2023, utang tersebut mencapai Rp 8.041,01 triliun. Sejumlah ekonom mencatat posisi utang sektor publik, termasuk di dalamnya utang Pemerintah, diperkirakan bisa tembus Rp 18 ribu triliun hingga Rp 20 ribu triliun!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Total utang pemerintahan Jokowi sejak 2014, atau ketika mengawali jabatan kepresidenan, sudah membengkak sebesar Rp 5.431,21 triliun. Pemerintah selalu berdalih bahwa utang masih dalam kondisi masih aman. Alasan utamanya, rasio utang masih belum mencapai 60% atas Produk Domestik Bruto (PDB).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, akhir tahun lalu Bank Dunia telah mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga telah menjadikan ancaman terhadap utang di semua negara berkembang. Apalagi menurut perkiraan INDEF, pertumbuhan ekonomi RI hanya berada di level 4,8 persen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Utang Ribawi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixuyOdukp94tgwgQGBwfy_nSHEzY3HTQKdGHldsxXq8bevDVxFoyYmSgLx2-Hjb-yyqSbuGB3W5SOrE1Q-GIGUuh1FuQ4JVot5MfoFdoAZIsKS1mCXQ_13keIsY4KMDcK4FdtsDFCMwxVcHbaZ9tmSNDS0uoUW6kWPiqGEUZNZUPkyM2fYmyXRyIeavdJW/s16000/0-Dibalik-Islam-Riba.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Utang yang selama ini ditarik oleh Pemerintah tentu adalah utang ribawi. Meski sudah jelas demikian, Menkeu Sri Mulyani pernah berkilah bahwa semua negara di dunia, termasuk Dunia Islam, juga berutang untuk mengelola negaranya; seperti Saudi, UAE, Qatar, Tunisia, Maroko, Pakistan, Afganistan, Kazakhstan. Utang, katanya, bukanlah stigma.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahkan jika suatu negara tidak berutang, akan ada persoalan infrastruktur hingga masalah pendidikan. Menkeu tidak mau menyamakan riba dengan pinjaman atau utang. Menurut dia, al-Quran juga membolehkan utang-piutang. "<i>Yang disebut praktisi pinjaman, tetapi yang masih prudent. Dalam al-Quran pinjam-meminjam itu boleh, tetapi harus diadministrasi, dicatat dengan baik, digunakan secara hati-hati,</i>" katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernyataan Menkeu Sri Mulyani sama sekali tidak berdasar. Utang-piutang yang memberikan manfaat bagi pihak pemberi utang adalah riba dan haram, tidak memandang apakah ada eksploitasi atau tidak oleh pihak pemberi utang. Sekecil apapun manfaat atau keuntungan berupa materi atau jasa yang dihasilkan dari utang, baik secara paksa atau pun sukarela, adalah <i>riba nâsi’ah</i> yang jelas keharamannya. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ٱلَّذِينَ يَأۡكُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِي يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian disebabkan karena mereka berpendapat bahwa jual-beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba</i> (TQS al-Baqarah [2]: 275).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum ayat ini turun, pada awalnya Allah ﷻ hanya melarang riba yang berlipat ganda melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُواْ ٱلرِّبَوٰٓاْ أَضۡعَٰفًا مُّضَٰعَفَةًۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian beruntung</i> (TQS Ali Imran [3]: 130).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ mengharamkan riba secara total melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan tinggalkan sisa-sisa riba jika kalian adalah kaum Mukmin</i> (TQS al-Baqarah [2]: 278).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melalui ayat ini, juga ayat sebelumnya (QS al-Baqarah [2]: 275), seluruh praktik utang-piutang yang mengandung riba adalah haram. Ibnu Qudamah rahimahulLâh berkata, “<i>Setiap utang yang dipersyaratkan ada tambahan adalah haram. Hal ini tanpa diperselisihkan oleh para ulama.</i>” (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 6/436).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Ibnu Qudamah menyatakan: Ibnul Mundzir rahimahulLâh berkata, “<i>Para ulama sepakat bahwa jika orang yang memberikan pinjaman memberikan syarat kepada yang meminjam supaya memberikan tambahan atau hadiah, lalu transaksinya terjadi demikian, maka pengambilan tambahan tersebut adalah riba.</i>”</div><div style="text-align: justify;">Mencekik dan Memiskinkan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Naiknya nilai utang RI saat ini bertolak belakang dengan isi kampanye Jokowi pada Pilpres 2014 yang akan menyetop utang luar negeri. Dia berjanji bahwa Indonesia akan mandiri dalam semua bentuk pembangunan dengan cara melakukan efisiensi APBN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenyataannya, rezim ini tercatat dalam sejarah sebagai rezim yang paling banyak berutang. Kenaikannya lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan awal berkuasa pada tahun 2014.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rakyat harus menyadari bahwa utang ribawi adalah beban berat untuk negeri ini. Ekonom Awalil Rizky menyebutkan rasio utang terhadap pendapatan negara diperkirakan sebesar 310,93% pada tahun 2023 dan 317,63% pada tahun 2024. Pada tahun 2023, pendapatan negara diperkirakan sebesar Rp 2.637 triliun dengan utang akhir tahun Rp 8.200 triliun. Pada tahun 2024, target pendapatan negara sebesar Rp 2.802 triliun, dan posisi utang akhir tahun diperkirakan Rp 8.900 triliun. Rasio tersebut telah jauh melampaui rekomendasi IMF dan IDR untuk kondisi yang bisa dikatakan aman. IMF merekomendasikan kisaran 90-150%. Adapun rekomendasi IDR adalah kisaran 92-167% (“<i>Utang Pemerintah Tidak Aman pada Tahun 2024</i>”, Barisan.co).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bunga utang alias riba yang harus dibayar oleh Pemerintah juga mencekik. Bunga utang yang harus dibayar negeri ini berjumlah Rp 437,4 triliun pada tahun 2023 dan Rp 497,32 triliun pada tahun 2024. Untuk bayar bunganya saja sudah menghabiskan 14,4% APBN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Besaran utang dan bunganya yang harus dibayar oleh negara jauh lebih besar dibandingkan dengan subsidi untuk rakyat. Subsidi LPG, BBM, BLT, dsb, misalnya, hanya berjumlah Rp 146,9 triliun. Bunga utang itu juga lebih besar dibandingkan dengan anggaran kesehatan untuk rakyat yang hanya berjumlah Rp 187,5 triliun. Selama ini Pemerintah mengklaim subsidi rakyat menjadi beban APBN. Padahal utang dan bunganyalah yang menjadi beban utama APBN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, pembangunan yang dibiayai oleh utang ribawi atau pun investasi asing tidak berdampak pada ekonomi rakyat banyak. Contohnya pembangunan IKN, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, sejumlah bandara dan ruas tol. Malah menurut Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ada 58 proyek Pemerintah Jokowi yang terancam mangkrak. Nilainya mencapai Rp 420 triliun!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Utang luar negeri juga sudah terbukti banyak menjerat kedaulatan suatu negara. Negara-negara seperti Zimbabwe, Sri Lanka, Maladewa, Uganda, Kenya dan Pakistan adalah sejumlah negara yang kolaps akibat <i>debt trap</i> (perangkap utang) luar negeri. Beberapa negara tersebut harus menyerahkan pelabuhan dan bandara strategis mereka pada negara pemberi utang, yakni Tiongkok, yang juga menjadi salah satu pemberi utang pada Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Membebaskan Umat dari Jerat Utang Ribawi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHkBVuP0J9EuwqdoM20kXemvcRo7kP1ipqKbJTrB1LSF493Y0_vKBJLwf7W2kyLUzccENOEizNWLQ6Bx5YYl2ime4NVeUv0jWkK5-d6HdVFrmsrOw4Nr3nyTITnDRi4RSBGVNWjxCGRb5WCSBFZgBJk1TeijEViMSNPN0AHcrapYMhH8-KzWBIw4Q8vKZv/s16000/0-Dibalik-Islam-Bebas.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Utang ribawi dengan alasan apapun adalah haram. Perbuatan para pemimpin negeri Muslim yang menarik utang ribawi jelas termasuk dosa besar. Apalagi utang ribawi tersebut menimbulkan bahaya (<i>dharar</i>) terhadap kaum Muslim. Misalnya saja mengakibatkan penguasaan wilayah dan kekayaan alam oleh pihak asing pemberi pinjaman. Utang ribawi juga menyebabkan kaum Muslim berada dalam kendali negara pemberi utang. Padahal Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا ࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada kaum kafir untuk menguasai kaum Mukmin</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 141).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walhasil, utang negara yang mengandung riba hari ini jelas merupakan perkara batil sekaligus menjerumuskan negeri dalam cengkeraman asing. Sudah saatnya umat melepaskan negeri ini dari jerat utang ribawi yang sekaligus menjadi alat penjajahan oleh pihak asing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal tersebut tidak akan bisa terwujud selama Indonesia masih menerapkan sistem ekonomi Kapitalisme yang menghalalkan riba serta membolehkan swasta lokal dan asing aseng mengeruk sumber daya alam (SDA) milik rakyat. Hari ini banyak SDA justru dinikmati oleh swasta dan asing, bukan rakyat. Sekitar 90 persen pertambangan dan pengolahan nikel dikuasai asing. Sektor batubara hanya 12 persen dikelola oleh BUMN. Di sektor migas, Pertamina hanya mengelola 30% blok migas. Sisanya dikuasai oleh asing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sistem ekonomi Kapitalisme pula yang menyebabkan riba merata ke seluruh negeri. Bahkan orang yang tidak bermuamalah ribawi pun terkena debunya sebagaimana peringatan Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَأْكُلُونَ الرِّبَا فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْهُ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Akan datang suatu zaman kepada manusia. Saat itu mereka memakan riba. Kalaupun ada orang tidak memakan riba secara langsung, dia akan terkena debunya</i> (HR an-Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan al-Hakim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rusaknya ekonomi negeri ini dan jeratan utang ribawi yang mencekik tidak akan selesai hanya dengan pergantian kepemimpinan. Diperlukan pula perubahan ke arah penerapan syariah Islam dalam semua aspek kehidupan. Artinya, cengkeraman utang ribawi itu baru bisa terlepas jika umat kembali menerapkan syariah Islam dalam institusi Khilafah, bukan dalam sistem demokrasi dan Kapitalisme sebagaimana saat ini. Siapapun pemimpinnya, jika tidak menerapkan syariah Islam, selamanya akan terjerat dalam utang ribawi yang jelas haram dan telah terbukti menyengsarakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jabir radhiyalLaahu ’anhu berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Rasulullah ﷺ telah melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya dan dua saksinya. Beliau bersabda, “Mereka itu sama.”</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 326</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-7487145551835338282023-12-30T16:53:00.001+07:002023-12-30T16:53:23.371+07:00REFLEKSI AKHIR TAHUN: HARAPAN HANYA PADA ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8c5JtJPzZ3O4nc5_rJuahbNvsoMlNcXD7YeddHAFMuNtPMbTPlo9dhak1Fd_XTlrK4JvjRBsIlwfpyn4Lgv56KCVmI3cnQ70Y91a0F70mUij2JuazXwmfFhtUOWlsoiGAYttpHv0tkWoPaypOQHJNP_ll5rTecYz6s8Iv0WhccpdEzIWfJDZdVS1qc0zf/s16000/Dibalik-Islam-Refleksi-Akhir-Tahun.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tidak ada kaum yang paling rugi di dunia ini melainkan mereka yang tidak pernah melakukan perenungan atas perjalanan hidup yang telah lalu. Tanpa perenungan, tidak mungkin suatu kaum dapat memperbaiki kesalahan yang telah terjadi, sekaligus meneguhkan kebenaran yang telah diperjuangkan. Bisa jadi mereka akan berada terus dalam status quo. Merasa selalu benar, padahal sebenarnya berada dalam kemungkaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Karena itu menjelang lembaran akhir tahun 2023 M, menuju lembaran baru tahun 2024 M, refleksi atas perjalanan umat di negeri ini patut dilakukan. Segala kesalahan patut untuk diakui dan disesali. Jangan malah disangkal, apalagi dicari pembenarannya. Kemudian bersegera kembali ke jalan Allah ﷻ yang telah Dia jamin akan mengantarkan hamba-Nya menuju keberkahan hidup di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Dua Tujuan Refleksi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnOGgNI1MpLdzhEATxEpF5leXaE2tRLSoulsphvTCstqhuXvjAif_iLQCiGI-O1ZFi2fKoxA9GHVKPan5Jye_9Vcv16hu1GpPyLsrVGuxHpIvnKA7wfJXKMFw0XlYIHRdxWEroF5Nz8834S_mZ4KcjWCp0ZggBvkEbuNX5lBpnFUjL4col46Xn7J4tt_Yq/s16000/dibalik-islam-jalan2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Refleksi bagi kaum Muslim bukan sekadar merenung. Refleksi harus dibarengi dengan muhâsabah. Allah ﷻ telah memerintahkan setiap Muslim untuk melakukan introspeksi dan perbaikan amal. Yang menjadi patokan evaluasi diri tersebut adalah ajaran Islam, bukan yang lain. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dia perbuat untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti atas apa yang kalian kerjakan</i> (TQS al-Hasyr [59]: 18).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">‘Izzuddin bin Abdissalam rahimahulLâh mengatakan, “<i>Para ulama telah bersepakat tentang kewajiban muhâsabah diri atas amal yang telah lalu dan amal yang akan dilakukan nantinya.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Introspeksi dan koreksi diri harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan teliti agar seorang Muslim meningkat menjadi orang yang bertakwa. Demikianlah nasihat Maimun bin Mahran rahimahulLâh, “<i>Tidaklah seorang hamba menjadi bertakwa sampai dia melakukan muhâsabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit, yang membuat perhitungan dengan temannya.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekurang-kurangnya ada dua tujuan muhâsabah yaitu: menyadari kesalahan dan kekeliruan dalam amal perbuatan serta bersegera menuju ketaatan pada hukum Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, apa yang dilakukan Khalifah Utsman bin Affan ra saat ia membatalkan hukuman rajam bagi seorang wanita yang melahirkan dengan usia kehamilan enam bulan dan menolak tuduhan zina. Hal itu Khalifah lakukan setelah diingatkan oleh Ali bin Abi Thalib ra. akan kekeliruan pendapat yang beliau ambil, bahwa memang usia minimal melahirkan adalah setelah kehamilan enam bulan sebagaimana tercantum dalam QS al-Ahqaf ayat 15 dan QS al-Baqarah ayat 233.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu di antara ciri orang yang bertakwa adalah senang jika ditunjukkan kesalahan dan kekeliruannya. Dengan begitu dia bisa segera memperbaiki diri. Umar ra. pernah menyatakan, “<i>Semoga Allah merahmati orang yang menunjuki kita kekurangan-kekurangan kita.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Rapor Merah Bangsa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPVIIqd-13463324ggKZ003tY6sMtIcNDGpTz44tGpi0uKHLHRcdBSjKzjzBhloQbqXpN9Qirv_7XerNiPzus-I1vdkDDKuR0jCxXBbFvWsqWUxQsQkf0QC7GidGt7-bSGx5xWuBuGqGp_3tqhw2R6YVmNK5EB0PuLohdQaMzjLPkGzQSc-NN8N7epJuUJ/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sepanjang tahun 2023, banyak persoalan bangsa yang tidak tuntas. Masalah malah makin bertambah. Di bidang sosial, misalnya, angka perceraian dan KDRT semakin meningkat. Komnas Perempuan melaporkan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 17 kasus/hari. Ada kasus seorang istri tewas digorok oleh suaminya sendiri di depan anak-anak mereka. Padahal korban sudah pernah melapor kepada aparat keamanan. Namun, ia justru tidak mendapatkan perlindungan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rakyat juga terjerat kemiskinan dan utang, terutama pinjol (pinjaman online). Survey Populix pada tahun 2023 menyebutkan 65% warga terjerat pinjol. Tragisnya ada 25 kasus warga bunuh diri akibat tercekik pinjol. Awal bulan ini di Malang, Jawa Timur, satu keluarga terdiri dari suami, istri dan seorang anak perempuan melakukan bunuh diri bersama akibat jeratan utang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di bidang ekonomi, ternyata kekayaan alam negeri ini tidak menjamin rakyatnya sehat dan sejahtera. Masih banyak kasus kekurangan gizi dan stunting di tanah air. <i>Center for Indonesian Policy Studies</i> (CIPS) menyebut ada 21 juta warga Indonesia yang kekurangan gizi dan 21,6 persen anak mengalami stunting. Lebih menyedihkan lagi, sejak Oktober hingga November lalu dilaporkan ada 23 orang di Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, meninggal dunia akibat kelaparan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kekayaan negeri ini juga hanya dinikmati oleh segelintir orang. Kesenjangan sosial semakin dalam dan lebar. Data BPS menunjukkan pada Maret 2023 gini ratio sebesar 0,388. Ada tiga orang Indonesia yang masuk jajaran 100 terkaya di dunia. Namun, jumlah orang miskin hampir 26 juta orang. Bank Dunia sejak sepuluh tahun lalu melaporkan sepuluh persen orang Indonesia terkaya menguasai sekitar 77% dari seluruh kekayaan di negeri ini. Satu persen di antara mereka menguasai separuh harta yang ada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih ironi lagi, Indonesia malah makin tercekik utang. Akhir tahun ini utang Pemerintah mencetak rekor terbesar sepanjang sejarah bangsa. Tembus Rp 8.041,01 triliun. Di sisi lain, pembangunan yang ada justru makin menghadirkan ketidakadilan bagi rakyat dan lebih berpihak kepada oligarki. Mantan Wapres Jusuf Kalla menilai program hilirisasi pertambangan hanya menguntungkan asing dan aseng. Pasalnya, pabrik pengolahan dan tambang nikel 90 persen dikuasai asing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sektor batubara, para konglomerat tambang batubara dimanjakan Pemerintah dengan kebijakan royalti nol persen. Artinya, mereka tidak perlu membayar royalti kepada Pemerintah. Keputusan ini mempertegas keberpihakan Pemerintah kepada pengusaha besar pertambangan batubara. Di tengah naiknya harga batubara, mereka semakin kaya tanpa perlu membayar royalti kepada negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anehnya, Pemerintah tetap ngotot dengan proyek prestisius yang tidak menguntungkan rakyat, seperti IKN dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Pembangunan IKN akan menghabiskan dana 524,7 triliun. Ini setara dengan membangun 10 kota. Pembangunan KCJB menelan biaya total sekitar US$7,27 miliar atau setara dengan Rp 112 triliun. Ekonom Faisal Basri memperkirakan proyek KCJB baru bisa balik modal setelah 139 tahun! Padahal KCJB tidaklah dinikmati semua rakyat Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan ini makin diperburuk dengan korupsi yang tidak mati-mati, dan melibatkan para pejabat tinggi. Ada dua menteri dan satu wakil menteri di pemerintahan Jokowi yang kembali terjerat kasus korupsi: Menkominfo Johnny G Plate, Mentan Sahrul Yasin Limpo dan Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej. Berarti sudah enam menteri Jokowi tersandung kasus korupsi. Lebih tragis lagi, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri malah ditetapkan oleh Kepolisian sebagai tersangka korupsi dalam kasus pemerasan terhadap mantan Mentan Sahrul Yasin Limpo.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di bidang politik dan pemerintahan, dugaan penyimpangan kekuasaan semakin menjadi-jadi. Pemerintah malah lestarikan politik dinasti. Mahkamah Konstitusi secara kontroversial mengubah batas usia capres-cawapres dalam UU Pemilu sehingga meloloskan putra Presiden Jokowi, Gibran, menjadi cawapres dalam Pilpres 2024. MK kala itu dipimpin oleh Anwar Usman yang merupakan adik ipar Presiden Jokowi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mencari Solusi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9hdK4XJfu2lqZqwXgzUGk5AJ1x7qTlObbRwSDxRo4UMyPG7oGOPx8vyeFE0MbLqsY690kprv8nVwuLG2hFf3P_VjBBS40pb9lOcFhyphenhyphenhFi0mE5PhWaImEjI8uRYQ9p_P2P_6i2AVA7ZJxWpqK03rSNHIZIHa5r4xF-ANL-omRCioqmWgEGYjtQvHJAIlVB/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya akar persoalan bangsa dan negara ini bukanlah semata karena faktor individu, yaitu pemimpin/pejabat yang tidak amanah dan tidak shiddiq. Tidak sedikit orang yang jujur dan benar justru tersingkir dari kekuasaan. Akar persoalan yang dihadapi umat adalah persoalan ideologis, yakni penerapan akidah sekularisme yang melahirkan sistem yang rusak, yakni kapitalisme dan demokrasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tanda negeri ini sekuler adalah menuduh orang atau kelompok yang memperjuangkan Islam secara politik sebagai pengusung politik identitas. Mereka bahkan dilabeli sebagai kaum radikal. Muncul seruan kebencian terhadap syariah Islam dan kewajiban penegakan Khilafah. Bahkan penerapan syariah Islam dituduh sebagai ancaman bagi kehidupan bangsa. Padahal biang kerusakan hari ini adalah sekularisme dan kapitalisme-demokrasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekularisme menghapuskan aturan halal-haram. Semua diukur dengan kepentingan dan kemanfaatan. Itulah sebabnya belum ada pelarangan dan sanksi bagi kaum LGBT, seks di luar nikah boleh dengan alasan <i>consent</i>, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sistem kapitalisme dan demokrasi membuka pintu lebar bagi kaum kapitalis untuk melobi eksekutif dan legislatif agar dibuat peraturan yang menguntungkan mereka, seperti UU Cipta Kerja, UU Minerba dan UU Omnibus Law Kesehatan. Atinya, aturan dibuat bukan untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan oligarki. Demokrasi yang katanya menjamin kedaulatan di tangan rakyat adalah mitos dan isapan jempol belaka. Pantas jika kerusakan demi kerusakan terus terjadi. Demikian seperti difirmankan Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)</i> (TQS ar-Rum [30]: 41).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim! Sadarilah, selama kita tidak melepaskan diri dari sistem rusak ini, maka upaya keluar dari persoalan bangsa seperti orang yang berputar-putar dalam lingkaran tanpa jalan keluar. Tidak ada solusi yang bisa menyelamatkan umat dan negeri ini melainkan dengan menjadikan Islam sebagai akidah umat dan menjalankan syariah Islam secara kâffah di bawah naungan Khilafah Islamiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Malik bin Anas rahimahulLâh berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak akan bisa memperbaiki kondisi umat akhir zaman ini kecuali apa yang telah memperbaiki kondisi generasi awalnya.</i> (Imam at-Tirmidzi, Adhwâ’ al-Bayân [Mukhtashar asy-Syamâ-il Muhammadiyyah], 2/282).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 325</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-78596963208633708792023-12-21T07:52:00.005+07:002023-12-21T08:00:27.181+07:00ANAKKU KENAKAN PAKAIAN TAKWAMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnUuD5VbohEOcgLy3GmrdfsNmbtcrazNanLppbg4fN3pK7katCZ5-1i1uQYukCrLxG6uFIyfMZ-lGVDxhzki7rk5Pgx7WjYL4LgkFpbkEWa40J9iiwjEvy1_7njydUJyM2ZcO9zzWokSUmMLB6oFXTc6-3k9gAisNugi8-emPATV4wHixkSCOsWRYaRS3S/s16000/Dibalik-Islam-Pakaian-Takwa-Anak.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Zat yang Maha tahu dan paling mengerti kebaikan buat semua makhluk ciptaanNya. Untuk itu Dia melengkapi hidup manusia dengan sebuah aturan yang indah dan bermanfaat. Salah satunya aturan berpakaian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Islam mengatur seputar pakaian dengan rinci dan menyesuaikan jenis kelamin manusia. Untuk wanita ada pakaian yang khusus di dalam rumah saja, atau di depan orang-orang yang haram dinikahi. Yakni pakaian yang menutupi leher, lengan atas hingga bawah lutut. Pakaian jenis ini disebut <i>al mihna</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika keluar rumah maka ada pakaian lain yang harus menutup <i>al mihna</i> tadi, yakni gamis atau jubah, dan penutup kepala hingga dada adalah kerudung atau khimar. Gamis atau jilbab dan khimar ini juga ada aturannya yakni tidak transparan dan tidak membentuk lekuk tubuh. Tidak menyerupai pakaian lawan jenis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya lelaki tidak memakai gamis atau daster dan perempuan tidak memakai celana panjang di luar rumah. Karena celana panjang di luar rumah itu pakaiannya laki-laki. Jadi ingat iklan tertentu yang bintang iklan semua laki-laki tapi pakai kerudung dan baju daster, agak ngeri lihatnya. Ini contoh tak benar dan potret kemunduran di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Duhai anak-anakku ingatlah jenis pakaianmu, bedakan dengan lelaki. Dan pelajarilah aturan berpakaian, aturan seputar menutup aurat dengan seksama lalu tutup auratmu dengan baik. Jangan ikuti kebanyakan orang. Karena belum tentu orang banyak itu benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Duhai anakku biasakanlah mengenakan pakaian terbaik saat belajar, baik di rumah atau di sekolah. Biasakanlah pakai pakaian takwamu di mana saja engkau berada.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadikan pertemuannu dengan Allah ﷻ sebagai momen terbaik dan berikan adab terbaik agar Allah ﷻ sayang dan rida padamu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anakku teruslah belajar, berjuang lawan hawa nafsu dan kemalasanmu, lalu kenakan pakaian takwamu di setiap keluar rumah. Awalnya mungkin ribet, kelamaan, tapi sadarilah keribetan dan lamanya menggunakan pakaian<i> syar'i</i> adalah bukti taat dan cintamu pada <i>illahi rabbi</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari baca pesan indah Illahi dalam surat Al-A'raf ayat 26 berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوٰرِى سَوْءٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذٰلِكَ مِنْ ءَايٰتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ingatlah selalu bahwa Allah ﷻ melihatmu walau kau takkan mampu melihatnya. Ingatlah ada malaikat di sampingmu yang setia menemani dan melaporkan amal-amalmu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yuk mulai langkah kecil menggunakan pakaian syar'i sejak dini tidak sebatas saat TPA atau sekolah, saat hadiri acara yasinan, tapi biasakan keluar rumah selalu ingat pakaian taatmu. Semoga Allah ﷻ menyayangi dan meridaimu anak-anakku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-84086395743511405722023-12-19T14:10:00.005+07:002023-12-19T14:10:45.797+07:00WAJIB MENOLONG MUSLIM ROHINGYA!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgltdoPycw9Jk68RslDAN-dit8Oi_U0QUW_-x_0oWqUDdeICJlNouaBIOmH5ZoxbFP7DehY8NXT1UsNVksk7vryK0FuQnzm9qQWJ2iVQg1v2-Q_PCP_igXsvRqqLssAS4s1PfAFobn6n8aCY8QZwzcHRF4vtAvu9z2hGkXnL_DfpfVJAdWpMx_dFQjelqlE/s16000/Dibalik-Islam-Rohingya.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kembali Indonesia didatangi pengungsi Muslim Rohingya. Ada 300-an warga Rohingya berlabuh lagi di Aceh. Selama ini Indonesia memang menjadi tujuan para pengungsi untuk mendapatkan suaka. Hingga saat ini 1.648 warga Rohingya berada pada delapan penampungan di Aceh.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Namun, kedatangan pengungsi Rohingya kali ini disambut dengan sejumlah penolakan. Di media sosial bertebaran seruan agar warga dan Pemerintah Indonesia menolak mereka. Beragam alasan dikemukakan oleh sejumlah akun media sosial. Mulai dari alasan kecewa atas sikap buruk pengungsi Rohingya terhadap warga setempat sampai isu akan terjadinya penguasaan lahan oleh mereka seperti yang dilakukan zionis Yahudi terhadap tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menanggapi hal itu, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) atau MUI Provinsi Aceh meminta agar semua pihak tidak memprovokasi masyarakat untuk menolak pendaratan imigran Muslim Rohingya yang masuk ke Tanah Rencong itu. MUI juga sudah menyampaikan bahwa Aceh memiliki kewajiban moral untuk menerima Rohingya. Hanya saja, sejauh ini diduga ada pihak-pihak yang memprovokasi masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Muslim Rohingya Tertindas</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbblX1kjX-qX03DsSuG-mgEb0EXOj2-ZnzKv2xtd55adZHhs14NyhlUKwm7_JZjCWxXsDIyyncOW0C7Ct-LHyZdPtBkcizLYPAu-Obi-wMGsFBUsPGEDmq95_gt8ANKZgCTfKhNky4tFFryiffSrF8p59Dzs2gdGE9oF3Ihq8TYHzcJ_KljKAI0OST2Hpk/s16000/0-Dibalik-Islam-Radikal.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muslim Rohingya adalah etnis minoritas dengan populasi mencapai 1,3 juta jiwa. Mereka tinggal di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Namun, keberadaan mereka tidak diakui sebagai warga negara oleh Myanmar. Mereka tidak dimasukkan ke dalam sensus. Mereka pun tidak termasuk di antara 135 etnis resmi yang diakui oleh Negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akibatnya, Muslim Rohingya mulai mengalami diskriminasi. Undang-undang Kewarganegaraan 1982 tidak mengakui keberadaan etnis tersebut. Warga Rohingya dianggap sebagai kaum ilegal di Myanmar. Mereka tidak berhak mendapatkan pelayanan apapun, termasuk perlindungan dari Pemerintah Junta Militer Myanmar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak itu etnis Rohingya sudah beberapa kali mengalami operasi militer pemusnahan etnis atau genosida. Menurut catatan <i>Médecins Sans Frontières</i> (MSF), aksi keji ini dimulai dengan Operasi Raja Naga yang dilakukan oleh Myanmar pada 1977 – 1978. Operasi tersebut menyebabkan 200.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muslim Rohingya diburu, dipenjara, disiksa dan dibunuh. Sebagian kaum Muslimahnya diperkosa oleh militer Myanmar. Pemukiman dan masjid-masjid mereka dimusnahkan. Operasi genosida ini dilakukan oleh pasukan militer dan kaum Budha radikal yang dipimpin oleh Biksu Ashin Wiratu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada bulan Agustus 2017, hanya dalam waktu satu bulan 6.700 warga Rohingya dilaporkan terbunuh. Warga Rohingya yang selamat sebagian mengungsi ke Bangladesh. Namun, keadaan mereka juga tidak membaik. Lebih dari satu juga warga pengungsi tinggal di penampungan yang kumuh dan berdesak-desakan, kekurangan pangan, dan ancaman keamanan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Menolong Sesama Muslim</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkNTMdJ5Ma26KPrUM8BeevRftmiwRzDchfqeYiHL1VzIvEjT9HsuqnrWq89K3drDSw-7L3xglLn9AWT0tOkZokGoCx-GVOBHXeEGrF-dkpK6wFqPHMbdbqGoLt7P6xa4Enl8-fqkXXH-mRyNYeOSLqqutd1xV9hcLpJKE728x0APRIuG_CHl5IW4Fa5_Gz/s16000/0-Dibalik-Islam-Menolong-Rohingya.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada perbedaan di kalangan ulama tentang kewajiban menolong sesama Muslim, khususnya yang sedang dizalimi oleh musuh-musuh Islam. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak menzalimi dan tidak membiarkan saudaranya itu untuk disakiti. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan satu kesusahan bagi dirinya dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perintah Nabi ﷺ dalam hadis ini berlaku umum tanpa membedakan suku bangsa maupun ras. Hadis ini ditujukan kepada kaum Muslim untuk saling tolong-menolong, termasuk tidak membiarkan saudaranya disakiti oleh orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam hadis lain Rasulullah ﷺ mengumpamakan hubungan sesama orang beriman laksana satu tubuh. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجَسَدِ بالسَّهَرِ والْحُمَّى</div><div style="text-align: justify;"><i>Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai dan saling menyantuni di antara mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian dari tubuh itu menderita sakit maka seluruh badan turut merasakan sakitnya dengan tak bisa tidur dan demam</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih tegas lagi Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa kesempurnaan iman seorang Muslim hanya dapat tercapai dengan mencintai saudara seiman seperti ia mencintai dirinya sendiri. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri</i> (HR Muttafaq 'alaih).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Haram hukumnya seruan memboikot bantuan kepada sesama Muslim, apalagi menebar kebencian kepada mereka. Seruan pemboikotan, pengusiran apalagi melakukan serangan secara fisik kepada sesama Muslim adalah kezaliman yang telah dilarang dalam agama ini. Demikian sebagaimana pesan Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Tidak boleh ia menzalimi saudaranya itu</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah seharusnya umat Muslim menolong saudaranya, melapangkan bantuan kepada mereka serta membantu menciptakan rasa aman dan ketenangan bagi mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tuntaskan Akar Persoalan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL6vHd_bTi1uFifRy-ZYEPabcO0d8PMZBOX79vK8d6G5aI4XsSd2LuuIH9NdQFOeig5Lu7n8vxt2TZxfjyV9fQlbS2tYTETmLMFAoKxPzT5KyWz1_TpIr5XRyVAwRtL74ZHlbgrGK0SktUqcSr5wPjlShnTMHB4qYL1Zbt2YJ5x3qWnelE9l3TmEcS9qW4/s16000/0-Dibalik-Islam-Masalah-Rohingya.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya kaum Muslim fokus pada akar persoalan yang menyebabkan pengungsi Muslim Rohingya ke luar negara mereka. Bukan fokus pada persoalan-persoalan turunannya. Apalagi ikut terprovokasi dan terhasut sehingga mengabaikan ajaran Islam untuk menolong dan membantu saudara seiman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang dialami Muslim Rohingya, yakni penindasan, juga dialami kaum Muslim di negeri-negeri lain. Hari ini ada 6 juta lebih Muslim asal Suriah yang mengungsi ke 126 negara. Mereka terpaksa mengungsi karena kekejaman yang dilakukan rezim Bashar Assad di Suriah. Ada 2,6 juta warga Afganistan yang melarikan diri keluar negeri karena perang yang diciptakan oleh Amerika Serikat di negara mereka. Ada 2,2 juta warga Sudan Selatan yang mengungsi karena perang saudara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada dua penyebab utama yang harus dituntaskan kaum Muslim dalam persoalan pengungsi Rohingya dan yang lainnya. <b>Pertama</b>, menghapus sekat-sekat nasionalisme yang membelenggu kaum Muslim untuk memberikan pertolongan kepada sesama Muslim lainnya. Paham nasionalisme juga menjadi pemicu munculnya xenofobia; kebencian terhadap orang asing/bangsa lain. Akibatnya, muncul provokasi untuk mengusir kedatangan para pengungsi dari negara lain. Padahal nasionalisme adalah salah satu jenis ‘<i>ashabiyah</i> (fanatisme kelompok) yang telah diharamkan oleh Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِيَّةٍ يَغْضَبُ لِلْعَصَبِيَّةِ، وَيَنْصُرُ لِلْعَصَبِيَّةِ، وَيَدْعُوْ لِلْعَصَبِيَّةِ فَقِتْلَتُهُ جَاهِلِيَّةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang terbunuh di bawah panji buta <u>dia marah karena ‘ashabiyah, menolong karena ‘ashabiyah dan menyerukan ‘ashabiyah</u> maka dia mati jahiliah </i>(HR al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, menciptakan pelindung sejati bagi umat secara internasional. Sudah terbukti PBB dan berbagai badan yang ada di dalamnya gagal mencegah perang dan genosida serta menjamin rasa aman bagi kaum Muslim. Badan dunia itu malah sering menjadi perpanjangan tangan negara-negara Barat untuk menancapkan dominasi mereka di berbagai dunia, termasuk di negeri Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">ASEAN yang didirikan di Asia Tenggara juga gagal menghentikan aksi genosida yang dilakukan junta militer Myanmar dan kelompok ekstremis Budha. Bahkan Myanmar masih diakui sebagai anggota ASEAN tanpa sanksi yang berarti dari negara-negara anggotanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beginilah nasib umat Muslim. Mereka bak anak ayam kehilangan induknya. Tercecer dan terancam di mana-mana. Induk yang bisa melindungi dan menjaga umat Muslim hanyalah Khilafah. Dengan tegas Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa keberadaan Khilafah adalah laksana perisai yang melindungi umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikan dia sebagai pelindung </i>(HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi menjelaskan makna “<i>Imam adalah perisai</i>”, yakni seperti penghalang. Ini karena Imam (Khalifah) akan mencegah musuh dari upaya menyakiti kaum Muslim. Khalifah mencegah sesama masyarakat saling mengganggu sebagian yang lain. Khalifah melindungi kemurnian Islam. Orang-orang berlindung kepada Khalifah serta takut pada kekuasaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim jagalah <i>ukhuwah islamiyah</i>. Janganlah kita tercerai-berai, apalagi menzalimi saudara seiman. Kita juga benar-benar membutuhkan Khilafah Islamiyah. Khilafah inilah yang akan menyatukan kaum Muslim serta menjaga kehormatan, harta dan darah mereka. Bahkan Khilafah Islamiyah juga akan melindungi umat beragama lain. Sejarah mencatat Sultan Bayazid II, salah satu penguasa Khilafah Utsmaniyah, pernah memberikan suaka untuk kaum Yahudi yang terusir dari Spanyol oleh para penguasa Kristen. Mereka hidup aman dalam naungan Khilafah Islamiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ تَعَزَّى بِعَزاءِ الجاهِلِيَّةِ فَأعِضُّوهُ بِهَنِ أبيهِ ولا تَكْنُوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berbangga dengan kebanggaan jahiliah (‘ashabiyah) maka suruhlah dia menggigit kemaluan bapaknya dan jangan kalian merasa malu (untuk menyatakan demikian).</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 323</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-16856185500409797352023-12-05T08:53:00.006+07:002023-12-05T08:53:28.129+07:00WASPADAI PENYIMPANGAN AKIDAH, ALLAH PEMEGANG KUNCI HAL GAIB<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidAg9EdPIRIkuxWkvAPd3qVJDHqDdY4QpNOvWF0Cigcsosu2ecKriXYcMuF1xoFsBizu0VysF-I8ZRpOPq3_BJeU8FdYmY_S0AZwXmP8AYROKw5FD6qgSNNIrdm2GJwvlKOIEKGI9L2koES8-HX77zTuCq4JoHAIPVikrt4SUuPYiplvTBOgrfmjdKHyOn/s16000/Dibalik-Islam-Penampakan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mirisnya melihat keimanan seorang muslim. Kadang mudah percaya pada hal-hal gaib yang disampaikan seseorang. Dengan mengatasnamakan mendapat petunjuk dari Allah dengan segala kelebihannya, seolah-olah apa yang disampaikannya menjadi benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waspadalah, jangan sampai kepercayaan kita terhadap hal-hal seperti itu mengotori keimanan kita. Karena bagi seorang muslim, ia harus benar-benar yakin bahwa hanya Allah lah pemegang kunci hal gaib. Jika ada manusia mengatakan perihal gaib, maka yakinlah, bahwa informasi yang diperolehnya berasal dari jin. Dan mempercayai sesuatu yang bersumber dari jin adalah sebuah kebodohan dan bisa menjatuhkan diri pada kesyirikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al An'am: 59 menyebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">۞ وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).</i>"</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-20532643060857588082023-11-25T07:59:00.002+07:002023-11-25T07:59:16.485+07:00BEGINILAH CARA MENGAKHIRI PENJAJAHAN ZIONIS YAHUDI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFk9-v-5-N-YFUKHImpDvgImUJ9OYeOz5ua1tKHRW4iSy1AbIWR5U-vcisx-Ih_DC4_fCwpV7jLGBc0EuoWpZSaNf9q-S7S9_NfRoECEr-6C5_HXDKPRohwB9Rpo_7cc72CYmU0mIB0OJ79_wvL3du1XM_HrTFjW7T0W-ks8QLsP0HVVBeLeiI68AKH_Fj/s16000/Dibalik-Islam-Menolak-Israel.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Status negara Zionis Yahudi di tanah Palestina adalah batil karena negara penjajah ini dibidani dan direstui oleh negara-negara besar di dunia seperti Inggris dan AS. Mengakui eksistensinya adalah haram. Karenanya memalukan dan memilukan bila negeri-negeri muslim malah mengakuinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Semestinya penjajahan kaum Zionis di Palestina harus dihentikan sesegera mungkin. Setiap jengkal tanah Palestina wajib dibebaskan dari pendudukan entitas Yahudi; sebagai wujud pelaksanaan perintah Allah ﷻ dan melanjutkan isi Perjanjian Umariyyah antara Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra dengan Uskup Yerusalem Sofronius.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Negara Zionis Itu Lemah!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmy2H5splhX8CzrwPj_KfNPHDs2u6aUfz3lw_wAQpC4ViP5JH3eyZ5ChzTa1no4kliStKAyU3r2d04vYYsn5g9RLB5YiODOzKnhkfg3ON7mvMTmW3HeCkzyb1yKubp4PnPonvFcWeHOyLoJZ4oiBLXuT9LrHHirTHskF33ySujVK0JzyoeaJq4Vo66V08U/s16000/0-Dibalik-Islam-Israel-Lemah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Entitas Yahudi yang sering dimitoskan sebagai negara dengan kekuatan militer yang kuat dan canggih, akhirnya rontok. Serangan para pejuang Islam pada tanggal 7 Oktober kemarin membongkar fakta bahwa itu adalah narasi bohong yang diciptakan Barat untuk menakut-nakuti kaum muslimin. Sistem pertahanan Iron Dome yang digembar-gemborkan canggih buktinya bisa diterobos para pejuang muslim. Pasukan dan kendaraan militer mereka yang kabarnya hebat juga dapat dihancurkan. Allah ﷻ memperlihatkan bahwa mudah saja bagi-Nya menghancurkan kesombongan kaum kuffar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain babak belur secara militer, perekonomian negara zionis juga ikut terguncang. Menteri Keuangan Yahudi Bezalel Smotrich mengatakan negaranya alami kerugian langsung perang sekitar US$ 246 juta atau Rp3,9 triliun per hari. Negaranya alami defisit anggaran sampai tembus 22,9 miliar shekel atau sekitar 6 miliar dolar AS, selama Oktober 2023. Sementara itu pendapatan negara zionis selama sebulan terakhir anjlok 15,2 persen. Entitas Yahudi menyatakan kalau mereka sudah menghabiskan dana sekitar US$ 51 miliar atau setara Rp793,5 triliun (kurs Rp15.560 per USD) untuk memerangi Hamas. Singkat kata, kaum zionis di Palestina terancam bangkrut!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah yang telah difirmankan Allah Ta’ala:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ ۗ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. </i>(TQS. Al-Anfal [8]: 36)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Akhiri Penjajahan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVDe61-QqkBNthbessdTEVJC_N9zwFG8KF3eAnfJ81m8hBnN3DvNbMv1nldyQs_HD923yW8fGAsjxSi0BtnIUt8PeBV-Kf2KfUdwAHTfxsAm7eYtPuvSCIaCSptaM7Kotg6oqCA3ynUDednt0_P_TvRUW8XCeIP063hI7GWAbcpmCMCxPy7g5Lx3-ND1_s/s16000/0-Dibalik-Islam-Penjajah-Israel.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu sudah saatnya kedudukan mereka di atas tanah Palestina sebagai penjajah segera diakhiri. Menerima gencatan senjata ataupun solusi dua negara (<i>two-state solution</i>) justru kemunduran, karena melanggengkan penjajahan kaum zionis Yahudi. Tanpa kompromi, usir mereka keluar dari tanah air kaum muslimin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila kaum muslimin, terutama para penguasanya benar-benar punya keikhlasan dan tekad kuat untuk mengakhiri penjajahan zionis Yahudi, bukan langkah sulit untuk mewujudkannya. Karena negara itu adalah parasit yang hidup dari menghisap bantuan negara-negara Barat, dan dari kepengecutan para pemimpin Arab dan dunia Islam. Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin secara bersama-sama untuk menghapus kolonialisme entitas Yahudi;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, batalkan secepatnya semua perjanjian damai ataupun hubungan bilateral dengan negara Zionis serta usir semua perwakilan/duta serta konsulat mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Haram hukumnya menjalin hubungan apapun dengan negara kafir yang secara riil memerangi kaum muslimin (<i>muhariban fi’lan</i>). Allah ﷻ telah memerintahkan umat untuk memerangi mereka, bukan berdamai dengannya. Firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.</i> (TQS. Al-Baqarah [2]: 190)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariat Islam juga melarang kaum muslimin bersikap lemah lalu mengajukan perdamaian dengan negara kafir yang memerangi mereka. Firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَا تَهِنُواْ وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ وَٱللَّهُ مَعَكُمۡ وَلَن يَتِرَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.</i> (TQS Muhammad [47]: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, hentikan semua bentuk kerjasama intelijen dengan negara zionis, kemudian tutup semua akses darat, laut maupun udara baik dari maupun menuju ke negara tersebut. Bila semua negeri muslim bersatu melakukannya maka akan membuat negara zionis terisolasi dari dunia internasional. Kaum zionis pun tidak bisa keluar dan tidak ada yang bisa pergi ke wilayahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, menghentikan pasokan minyak bumi. Negeri zionis mengimpor minyak mentah 20,000 barrel/hari dimana 60% berasal dari negeri-negeri Muslim seperti Azerbaijan, Kazakhstan, negara-negara Afrika Barat terutama Gabon. Selain mengembargo suplai minyak bumi ke sana, kaum muslimin harus menghentikan jalur pengirimannya baik lewat laut, maupun jalur darat melalui pipa-pipa kilang yang melintasi wilayah kaum muslimin. Embargo minyak bumi ini akan melumpuhkan semua aktivitas negeri Yahudi tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, memboikot semua bentuk kerjasama dengan mereka, termasuk aktivitas perekonomian dan kebudayaan. Bukan sekadar memboikot produk-produk yang berafiliasi atau berkontribusi pada negara Zionis, tapi para penguasa muslim harus melakukan pemutusan hubungan perdagangan baik ekspor maupun impor dengan mereka. Langkah ini jauh lebih efektif menghancurkan perekonomian mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak sedikit negeri muslim hari ini yang punya hubungan dagang dengan entitas Yahudi. Indonesia misalnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Januari hingga Oktober 2023, telah mengimpor produk nonmigas dari kaum Zionis sebesar 16,97 juta dolar AS. Sementara ekspor Indonesia ke sana sejak Januari hingga Oktober 2023 tercatat sebesar 140,57 juta dolar AS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima</b>, memblokade jalur laut di Mediterania Timur dan Teluk Aqaba untuk mencegah suplai persenjataan ke negara Zionis Yahudi. Selama ini negara Yahudi dan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat memanfaatkan jalur laut tersebut untuk memasok senjata yang dipakai untuk aksi genosida terhadap warga Palestina. Blokade ini akan menghentikan pasokan senjata yang selanjutnya akan melemahkan kekuatan militer mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam</b>, membuka semua perbatasan negeri-negeri muslim untuk pasukan kaum muslimin dari negara manapun agar dapat mengepung negara Zionis dari semua penjuru. Para penguasa negeri muslim harus menghapus sekat-sekat nasionalisme dan membangun ukhuwah Islamiyyah agar dapat menghapuskan penjajahan entitas Yahudi di tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketujuh</b>, bekerjasama dengan Pakistan untuk memobilisasi dan menyebarkan senjata nuklir taktisnya untuk menghentikan penjajahan dan tindakan genosida, serta mengancam negeri Zionis agar jangan pernah berpikir menggunakan senjata nuklirnya untuk melakukan pembersihan etnis penduduk Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedelapan</b>, kaum muslimin harus memisahkan perdagangan di pasar internasional dari penggunaan dolar sebagai alat pembayaran. Penggunaan dolar telah menguatkan posisi perekonomian Amerika Serikat yang menjadi penyokong terbesar entitas Yahudi. Dengan meninggalkan dolar sebagai alat pembayaran maka akan melemahkan ekonomi AS yang selanjutnya melemahkan entitas Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesembilan</b>, segera mengadakan pertemuan puncak para pemimpin dunia Islam untuk mengeksplorasi semua opsi geopolitik guna memaksa Amerika Serikat untuk memilih antara melindungi kaum Zionis, kepentingan mereka di Eropa atau negara-negara Asia Pasifik. Saat ini konsentrasi Amerika Serikat sedang terbelah antara menyelesaikan konflik Ukraina-Rusia, bersaing dengan Cina dalam perebutan Laut Cina Selatan di Asia Pasifik, dan melindungi entitas Yahudi di Palestina. Selain menguras perhatian, konflik ini juga menguras ekonomi AS. Karenanya, para pemimpin Islam bisa memanfaatkan kondisi ini untuk menekan AS agar mengurangi bahkan meniadakan dukungan terhadap entitas Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesepuluh</b>, melepaskan diri dari berbagai aturan internasional yang sering dipakai negara-negara Barat sesuka hati untuk kepentingan mereka. Berbagai peraturan internasional itu membelenggu dan mengebiri kaum muslimin, tapi membuat negara-negara besar leluasa menekan bahkan menginvasi negara-negara lain, seperti yang dilakukan AS bersama Inggris melakukan operasi militer ke Irak, Afganistan, dan Libya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum muslimin harus bertindak sesuai dengan hukum Islam, bukan peraturan internasional manapun, termasuk Declaration of Human Rights. Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ يَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكۡمٗا لِّقَوۡمٖ يُوقِنُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?</i> (TQS. Al-Maidah [5]: 50)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum muslimin, sungguh Palestina membutuhkan pembebasan nyata. Tidak cukup langkah hanya mengobati mereka yang luka, menguburkan yang wafat, atau memberi makan mereka yang kelaparan. Bersatulah dan bergerak di bawah satu kepemimpinan untuk mengenyahkan entitas Yahudi serta menyelamatkan kaum muslimin di bumi Palestina. Serahkan loyalitas hanya pada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلَاثًا: يَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا، وَأَنْ تُنَاصِحُوْا مَنْ وَلَّاهُ اللهُ أَمْرَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya Allâh meridhai kalian dalam tiga perkara dan membenci kalian dalam tiga perkara. Dia meridhai kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, berpegang teguh pada tali Allâh dan tidak bercerai berai dan memberi nasehat kepada ulil amri (pemimpin) yang mengurus urusan kalian.</i> (HR. Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 320</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-73809798587926654292023-11-23T08:26:00.004+07:002023-11-23T08:26:20.390+07:00ORANG MUNAFIK SEJATINYA AKAN MATI DALAM KEADAAN KAFIR<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicPpRpDHWeqMb8dj9KSpd6k0BcCyuAZlTdZ0LZxOe4Etu6IvbRDaMFcBP37H-xKOsp3I2VFaryZoJ5z9CIf3kVr1SH580Y-7Ojz6MZcj1-SpGnbFo9mjmiPNOc39oFVghFPEAXTnPAHSHH8U7x6LFUraIzuC6Xvjj2mmORP0TBeMqCPUL0mC43dcAexBCI/s16000/Dibalik-Islam-Kematian-Orang-Munafik.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam surat At-Taubah ayat 95 menerangkan:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سَيَحۡلِفُوۡنَ بِاللّٰهِ لَـكُمۡ اِذَا انْقَلَبۡتُمۡ اِلَيۡهِمۡ لِتُعۡرِضُوۡا عَنۡهُمۡؕ فَاَعۡرِضُوۡا عَنۡهُمۡؕ اِنَّهُمۡ رِجۡسٌ وَّمَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُۚ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, ketika kamu kembali kepada mereka, agar kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu berjiwa kotor dan tempat mereka neraka Jahanam, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah menjelaskan kepada Rasul-Nya, bahwa apabila beliau dan kaum Muslimin telah kembali nanti dari peperangan itu, maka kaum munafik akan datang kepada beliau seraya bersumpah dengan nama Allah (menguatkan apa yang mereka ucapkan), agar Rasulullah berpaling dari mereka dengan tidak menghiraukan perbuatan mereka yang tidak ikut berperang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya, agar beliau betul-betul memalingkan muka dari kaum munafik sebagai penghinaan kepada mereka. Berikutnya, Allah menjelaskan alasan mengapa Rasulullah harus memalingkan muka dari kaum munafik karena mereka itu najis. Artinya sikap dan perbuatan mereka itu kotor, sehingga mereka harus dijauhi, seperti menjauhkan kain yang bersih dari sesuatu yang najis. Hal ini sejalan dengan apa yang terdapat dalam firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا ۚوَاِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖٓ اِنْ شَاۤءَۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;">28. <i>Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwa), karena itu janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang), maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.</i> (QS. At-Taubah [9]: 28)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah menjamin orang-orang mukmin dari kemelaratan. Mereka tidak perlu khawatir akan kekurangan makanan dan barang-barang dagangan akibat larangan Allah terhadap kaum musyrik tersebut yang biasanya datang ke tanah suci membawa barang dagangan. Jaminan Allah kepada orang mukmin untuk mendapat kehidupan yang baik tergantung kepada kegiatan usaha dan ikhtiar seseorang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, tidak terlepas dari kehendak Allah, kepada siapa Allah memberikan karunia-Nya. Oleh karena itu, orang mukmin hendaklah mempertebal keimanan dan tawakalnya kepada Allah di samping melakukan usaha dan ikhtiar. Allah mengetahui urusan yang akan datang, baik mengenai kemakmuran atau kemelaratan yang menimpa penduduk suatu negeri. Allah Mahabijaksana dalam segala hal terutama mengenai ketentuannya, baik berupa perintah maupun larangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah telah memenuhi janji-Nya karena kenyataannya penduduk Mekah tidak mengalami kesulitan kehidupan. Setelah tersiar larangan tersebut, semakin banyak orang musyrik masuk Islam, bukan saja mereka yang berada di sekitar Jazirah Arab, namun hampir sampai ke segenap penjuru. Mereka tentulah berkewajiban menunaikan ibadah haji di samping mereka bebas mengunjungi tanah suci.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini merupakan salah satu jalan bagi penduduk Mekah untuk memperoleh kemakmuran hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan adanya larangan Allah terhadap orang-orang musyrik memasuki Masjidil Haram, terjadilah perselisihan pendapat antara ulama fiqih sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Orang musyrik dan Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki Masjidil Haram, sedang mesjid lainnya dibolehkan terhadap Ahli Kitab. Demikian menurut mazhab Imam Syafii.</li><li>Orang-orang musyrik termasuk Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki semua mesjid. Demikian menurut mazhab Maliki.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Allah menyatakan, bahwa tempat kembali kaum munafik di akhirat kelak adalah neraka Jahanam, sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan selama di dunia, yaitu kekufuran yang telah mengotori diri mereka; dan kekotoran itu semakin bertambah akibat berpalingnya mereka dari ayat-ayat Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terdapat pada firman Allah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">125. <i>Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.</i> (QS. At-Taubah [9]: 125)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit batin, seperti kekafiran, kemunafikan, keragu-raguan, dan sebagainya, maka dengan turunnya surah itu akan menambah kekotoran rohani, yakni kekafiran mereka yang telah ada selama ini dalam hati mereka dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jawaban dan pertanyaan seputar Al-Qur'an diterangkan pada ayat ini. Adapun orang-orang yang hatinya ragu-ragu dan orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang hatinya penuh kekafiran sedang mulutnya menyatakan iman, setiap ayat yang disampaikan kepada mereka selalu menimbulkan keragu-raguan dan kemunafikan dalam hati mereka. Hal seperti ini selalu bertambah kuat pengaruhnya pada diri mereka, sehingga akhirnya mereka mati sebagai seorang munafik yang kafir. Hal yang mereka alami ini akan dialami oleh orang-orang sesudah mereka, yang sama hatinya dengan hati mereka, mereka akan mati sebagai orang kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-72938660338390270032023-11-20T11:02:00.008+07:002023-11-20T11:02:50.669+07:00MAKANLAH REZEKI YANG HALAL LAGI BAIK SERTA JANGAN BERLEBIHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP1uUQCZpf-7tRZK2_oquOLJi_tHPBjpECl5OwX78uXiTualN2LYsYXMYUpzQc7ghjKiEVSAUtYkF1ryVq7tJdUvtlsKJdNBVxGidTjYbSHA23Qks02M1wrtZD3xs7S1h93yJFOlfLvZwDajXBArnfVUySl6o1BSkz58fep8Tjq_mc4LAb_oD4C6OjZHmw/s16000/Dibalik-Islam-Makanan-2.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al-Maidah Ayat 88:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَكُلُوۡا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّ اتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡۤ اَنۡـتُمۡ بِهٖ مُؤۡمِنُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar mereka makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. "<i>Halal</i>" di sini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara memperolehnya. Sedangkan "<i>baik</i>" adalah dari segi kemanfaatannya, yaitu yang mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanan tidak baik, selain tidak mengandung gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prinsip "<i>halal dan baik</i>" ini hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap rohani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih baik baginya. </i>(Riwayat at-Tirmidzi)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada halangan bagi orang-orang mukmin yang mampu, untuk menikmati makanan dan minuman yang enak, dan untuk mengadakan hubungan dengan isteri, akan tetapi haruslah menaati ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan <i>syara</i>', yaitu: baik, halal dan menurut ukuran yang layak dan tidak berlebihan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah memperingatkan orang beriman agar mereka berhati-hati dan bertakwa kepada-Nya dalam soal makanan, minuman, dan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Janganlah mereka menetapkan hukum-hukum menurut kemauan sendiri dan tidak pula berlebihan dalam menikmati apa-apa yang telah dihalalkan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat lain Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ...</div><div style="text-align: justify;"><i>... makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.</i> (QS. al-A'raf [7]: 31)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama Islam sangat mengutamakan kesederhanaan. Ia tidak membenarkan umatnya berlebih-lebihan dalam makan, minum, berpakaian dan sebagainya, bahkan dalam beribadah. Sebaliknya, juga tidak dibenarkannya seseorang terlalu menahan diri dari menikmati sesuatu, padahal ia mampu untuk memperolehnya. Apalagi bila sifat menahan diri itu sampai mendorongnya untuk mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan syara'.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap orang beriman diperintahkan Allah ﷻ untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (mengandung gizi dan vitamin yang cukup). Jadi bagian ayat yang berbunyi halal dan baik (arab: <i>halalan thayyiba</i>) tersebut di atas mengandung makna dua aspek yang akan melekat pada setiap rezeki makanan yang dikonsumi manusia. Aspek pertama, hendaklah makanan didapatkan dengan cara yang halal yang sesuai dengan syariat Islam yang dicontohkan Rasul. Dalam hal ini mengandung makna perintah untuk bermuamalah yang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan dengan cara paksa, tipu, curi, atau dengan cara-cara yang diharamkan dalam syariat Islam. Sementara dalam aspek baik atau thayyib adalah dari sisi kandungan zat makanan yang dikonsumi. Makanan hendaknya mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh, baik mutu maupun jumlah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanan gizi berimbang adalah yang dianjurkan. Ada makanan yang halal tapi tidak thayyib, misalnya Rasul mencontohkan kepala, kulit dan jeroan binatang sembelihan dibuang. Bahkan beliau bersabda jangan makan tulang karena tulang adalah makanan untuk saudaramu dari bangsa jin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian-bagian tersebut ternyata banyak mengandung zat penyebab kadar kolestrerol darah dalam tubuh manusia cepat meningkat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah telah memberikan suri teladan tentang kesederhanaan ini. Dalam segala segi kehidupannya, beliau senantiasa bersifat sederhana, padahal jika beliau mau niscaya beliau dapat saja menikmati segala macam kenikmatan itu sepuas hati. Akan tetapi beliau tidak berbuat demikian, karena sebagai seorang pemimpin, beliau memimpin dan memberi teladan kepada umatnya, pola hidup sederhana, tetapi tidak menyiksa diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-25719510739312634362023-11-19T08:41:00.001+07:002023-11-19T08:41:06.593+07:00MEREKA MENGKHIANATI PALESTINA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFAVHzZTRUMcgdDi5OSjYL1mpYrlh7t9dM3KKEA0ZiSzL0kLR0q7ThQbH1jfxFlGUFSQiMvG9zgGTJD6Mln4xD6JaQ5JoFCOyqQH1yjxxqnc-ftP-Q-XeNeZiChitGh5S1r0sMicm35kBUGrccd_zALrV7OA6Nw26o8nXNYrpTXV0ynEGyNA116EsAXF_z/s16000/Dibalik-Islam-Rumah-Sakit-di-Bom.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Makin brutal agresi militer kelompok zionis penjajah terhadap warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Sampai hari ke-37 jumlah korban sudah tembus 11.800 jiwa. Korban paling banyak justru anak-anak. Ada yang menghitung setiap 10 menit satu anak Palestina meninggal. Sekitar 70 persen warga Gaza kini mengungsi. Dunia semakin melihat serangan entitas Yahudi bukan untuk melawan Hamas, tetapi untuk memusnahkan penduduk Gaza.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Kebiadaban zionis terlihat dengan serangan membabi-buta terhadap rumah sakit-rumah sakit. Salah satunya adalah Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menjadi sasaran serangan brutal militer entitas Yahudi. Mereka menuduh lokasi itu menyembunyikan pejuang Hamas yang kemudian dibantah oleh pihak rumah sakit. Namun, serangan mereka tak kunjung berhenti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang paling memilukan, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman secara terbuka memberikan dukungan, bantuan keuangan dan militer kepada entitas Yahudi. Sebaliknya, para pemimpin Dunia Islam hanya mengecam dan mengemis bantuan PBB.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pengkhianatan Pemimpin Muslim</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEGZsZydFriBTMMG2okY5EIrejIfCoVkrIBSuNRxH2VybVvMMc6SyiJ9GFy5Ct3f3HYtil9Rqqt5i9hsUjMuf-lNH5w7XFOM4SmlDc7fW62oTNOzv6U8S4U_kBO6-wfgW3GYrA_Uj1d5omfEcOqvpst5gNT3aMkEdqjIL5yvCuxuvDT9i2q435kbZRzmFE/s16000/0-Dibalik-Islam-OKI.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat krisis Palestina mulai terbuka, Gedung Putih langsung menjanjikan tambahan anggaran militer kepada entitas Yahudi sebesar Rp 225 triliun untuk memerangi Hamas. Padahal setiap tahunnya AS sudah memberikan dana militer Rp 60 triliun kepada negara Yahudi. Presiden AS Joe Biden juga mengirimkan Kapal Induk USS Gerald R. Ford yang mengangkut dua ribu marinir dan Kapal Induk USS Dwight D. Eisenhower. Presiden Prancis Macron juga langsung menemui pimpinan zionis Netanyahu dan berjanji akan membantu dia melawan para “<i>teroris</i>”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, tak ada tindakan serupa yang dilakukan oleh para pemimpin Arab dan Dunia Islam untuk menghentikan agresi entitas Yahudi. Mulut mereka hanya berbusa-busa mengirim kecaman serta bantuan keuangan dan logistik seadanya. Lalu mereka sudah merasa puas dengan tindakan itu. Inilah pengkhianatan pertama mereka terhadap kaum Muslim dan negeri Palestina. Padahal mereka punya kekuatan militer besar yang bisa dipakai untuk menyelamatkan Palestina sekaligus menghancurkan negara zionis itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkhianatan berikutnya, para pemimpin Muslim ini masih membuka hubungan bilateral dengan zionis Yahudi. Para penguasa Yordania, Qatar, Mesir dan Arab Saudi bahkan menolak usulan embargo minyak ke negeri Yahudi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (11/11). Artinya, tangan para pemimpin Muslim itu ikut berlumuran darah Muslim Palestina. Pasalnya, mereka telah memberikan bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan tempur zionis yang dipakai menggempur Gaza, membunuhi wanita, anak-anak dan bayi-bayi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah lama diketahui, eksistensi Yahudi itu disokong oleh sejumlah pemimpin Dunia Islam baik secara politik maupun hubungan ekonomi. Kaum zionis itu mendapatkan minyak bumi dari perdagangan dengan Azerbaijan, Kazakhstan dan Turki. Mereka juga mengandalkan pasokan air dengan membeli dari Yordania dan juga Turki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkhianatan mereka yang lain adalah menjadikan negara-negara mereka sebagai jalur perlintasan militer Amerika Serikat yang membantu entitas Yahudi. Ketika muncul krisis di Gaza, pemerintah Yordania yang ketakutan menampung dua skuadron pesawat tempur AS dan menerima pembangunan sistem rudal patriot. AS juga telah lama membangun sejumlah pangkalan militer di beberapa negeri Muslim seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, UAE dan Turki. Pangkalan-pangkalan militer itu bisa digunakan untuk memudahkan mobilisasi militer AS ke Timur Tengah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para pemimpin Arab dan Dunia Islam bukan saja mengkhianati Palestina. Mereka juga sudah tidak malu lagi mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Mereka bersekutu dengan musuh-musuh Allah. Padahal Allah telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمۡ لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالاً وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِي صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan teman kepercayaan kalian orang-orang yang ada di luar kalangan kalian. Mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemadaratan bagi kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, sementara apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami) jika saja kalian paham</i> (TQS Ali Imran [3]: 118).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkhianatan mereka berikutnya adalah menyerahkan nasib Palestina kepada PBB agar menerima gencatan senjata dan solusi dua negara (<i>two-state solution</i>). Usulan solusi ini sama saja dengan mengakui eksistensi entitas Yahudi yang telah merampok dan membunuhi warga Palestina untuk tetap memiliki daerah rampasan mereka. Kaum Muslim Palestina dipaksa untuk mengakui keberadaan para penjajah di atas tanah mereka. Inilah sikap pengecut dan pandir para pemimpin Dunia Islam yang beramai-ramai menyerahkan Palestina untuk terus dijagal oleh zionis Yahudi. Padahal seharusnya para pemimpin Dunia Islam mengirimkan pasukan untuk membebaskan negeri Palestina dari kaum zionis penjajah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Gaza Ladang Syuhada</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-vYq1v34Eb79YYjNIdzfMvRgbQpEcfgzuqkxBIpP904g53JhVcwuDs2MqVSOBHhwO3gz8F2UhxKxwX0P5eHVb6YbLVOzp7G73hQbm7a5a1EUhnxnDkbk-nPA8w6IYACpQ3NTd3A9yJhKblmzKsjJN-b_-iNhXwtsGgGbvTgu4WqL2qZclANJY4UL7AO4D/s16000/0-Dibalik-Islam-Gaza.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sikap ksatria justru ditunjukkan oleh kaum Muslim di tanah Palestina, khususnya Gaza. Mereka memberikan perlawanan terhadap militer zionis. Sepanjang pertempuran para pejuang Muslim yang tergabung dalam <i>Brigade Izzuddin al-Qasam</i> berhasil menghancurkan 136 kendaraan militer canggih milik zionis seperti tank dan kendaraan lapis baja, menewaskan lebih dari 400 prajurit dan pasukan keamanan zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlawanan kaum Muslim Palestina adalah <i>jihad fi sabilillah</i>, bukan tindakan terorisme seperti yang dipropagandakan zionis Yahudi dan negara-negara Barat. Para pejuang Palestina mengangkat senjata untuk mempertahankan negeri Muslim dari serangan kaum <i>kuffâr</i> dan mengusir mereka. Ini adalah pelaksanaan firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka juga mengamalkan sabda Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">جَاهِدُوا اَلْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Berjihadlah kalian melawan kaum musyrik dengan harta, jiwa dan lisan kalian</i> (HR Ahmad dan Nasa'i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Segala pengorbanan harta dan jiwa mereka di jalan Allah tidak akan percuma. Sungguh semua itu adalah perdagangan dengan Allah yang akan dibayar dengan surga. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ ٱشۡتَرَىٰ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَنفُسَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلۡجَنَّةَۚ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقۡتُلُونَ وَيُقۡتَلُونَۖ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقًّا فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ وَٱلۡقُرۡءَانِۚ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِۚ فَٱسۡتَبۡشِرُواْ بِبَيۡعِكُمُ ٱلَّذِي بَايَعۡتُم بِهِۦۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah telah membeli dari kaum Mukmin diri dan harta mereka dengan bayaran surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah. Lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Siapakah yang lebih menepati janji (selain) Allah? Karena itu bergembiralah dengan jual-beli yang telah kalian lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar</i> (TQS at-Taubah [9]: 111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gugurnya para pejuang sebagai syuhada juga dimuliakan Allah. Allah menyebut mereka tetap hidup dan mendapatkan rezeki-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki</i> (TQS Ali Imran [3]: 169).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah banyak beredar berita bahwa jasad-jasad para syuhada Gaza menebarkan aroma harum yang menakjubkan. Inilah kemuliaan para pejuang Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim: Anda sekalian telah melihat dengan mata terbuka kepengecutan para pemimpin Arab dan Dunia Islam. Mereka bersembunyi di balik singgasana dan jubah mereka. Mereka tidak malu dengan anak-anak dan perempuan di Gaza yang melemparkan batu ke arah tentara Yahudi. Mereka bahkan menghadang tank baja walau ditebus dengan nyawa. Para pemimpin itu punya kekuatan militer besar, tetapi hanya menjadi penghuni barak. Peralatan tempur mereka teronggok di gudang-gudang sampai berkarat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka bangga patuh pada aturan PBB dan Konvensi Jenewa sambil mencampakkan perintah Allah ﷻ. Dunia tahu bagaimana Arab Saudi bisa mengerahkan pasukan untuk memerangi Houthi di Yaman Utara, tetapi berpangku tangan terhadap negara zionis. Turki membantu Ukraina melawan Rusia dengan mengirimkan drone bersenjata, mengirimkan operasi militer ke Irak dan Suriah; tetapi tak ada satu butir peluru pun ditembakkan ke arah militer zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah mereka lupa kalau kekuasaan di dunia adalah fana dan akan berakhir? Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari para pemimpin sebelumnya seperti Raja Faisal di Arab Saudi, Raja Farouk di Mesir, Saddam Husein di Irak, Qadafi di Libya? Mereka pada akhirnya digulingkan juga oleh Amerika dan Inggris dari kekuasaan mereka. Padahal mereka sudah menghambakan diri menjadi pelayan-pelayan Barat dan menzalimi umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya mereka mengingat janji Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian</i> (TQS Muhammad [47]: 7).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غَدْرِهِ، أَلَا وَلَا غَادِرَ أَعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أَمِيرِ عَامَّةٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap pengkhianat memiliki panji pada Hari Kiamat yang akan dikibarkan setinggi-tingginya sesuai kadar pengkhianatannya. Ketahuilah tidak ada pengkhianat yang lebih besar penghianatannya daripada pengkhianatan seorang pemimpin kepada rakyatnya.</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 319</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-86130918902236213752023-11-16T08:31:00.002+07:002023-11-16T08:31:12.562+07:00ALLAH BERKENAN MENERIMA TAUBATMU SEDANGKAN KEBANYAKAN ORANG INGIN KAMU BERPALING<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl72nGTqhFwbDR7aDnQmI2WHe_ipMfxmsjalfDhy-2zAv-58OK4EtzL4Inzo1Db5FIa1K3pPYx9ZPUhZoPp_F5Gg8HibzcFrh0aJEBzotFF6O_ZzP943LWkJSn1bkUnR90UsEqbLCejnRnry2qZHpAaaY_08DHnELnDV2OTrugEFN30fzwZP94W9MFasAm/s16000/Dibalik-Islam-Taubat-Nasuha.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat 27:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاللّٰهُ يُرِيۡدُ اَنۡ يَّتُوۡبَ عَلَيۡكُمۡ وَيُرِيۡدُ الَّذِيۡنَ يَتَّبِعُوۡنَ الشَّهَوٰتِ اَنۡ تَمِيۡلُوۡا مَيۡلًا عَظِيۡمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginannya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah memberi ampunan kepada mereka dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, agar mereka menyucikan dan membersihkan diri mereka lahir batin, meskipun orang-orang yang mengikuti syahwat dan hawa nafsunya, selalu berpaling dari jalan yang lurus, dan menarik orang mukmin agar ikut terjerumus bersama mereka ke lembah kesesatan, karena dengan melaksanakan perintah Allah dan menaatinya akan tercapailah apa yang dikehendakinya untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah melarang menikahi perempuan-perempuan karena menikahi perempuan-perempuan tersebut akan mengakibatkan kerusakan di masyarakat dan mengacaukan hubungan nasab dan hubungan keluarga, sedang keluarga adalah tulang punggung kebahagiaan masyarakat. Perempuan-perempuan selain mereka boleh dinikahi untuk memelihara kelanjutan keturunan, menghindarkan masyarakat dari kekacauan dan terperosok ke dalam jurang perzinaan dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain haram menikahi ibu tiri sebagaimana dijelaskan di atas, diharamkan pula menikahi beberapa perempuan berikut ini. Diharamkan atas kamu menikahi ibu-ibumu termasuk juga nenekmu, anak-anakmu yang perempuan termasuk cucu perempuanmu, saudara-saudaramu yang perempuan baik kandung, seayah, atau seibu, saudara-saudara ayahmu yang perempuan termasuk saudara perempuan kakek, saudara-saudara ibumu yang perempuan termasuk saudara perempuan nenek.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian pula anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, maupun anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan termasuk anak-anak perempuan mereka. Itulah tujuh golongan yang haram dinikahi karena hubungan nasab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu diharamkan pula menikahi ibu-ibumu yang menyusui kamu ketika kamu dahulu berada dalam masa penyusuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena ibu susu mempunyai posisi sama dengan ibu kandung, maka perempuan yang haram dinikahi karena nasab, diharamkan pula karena persusuan. Dengan demikian diharamkan atas kamu menikahi saudara-saudara perempuanmu sesusuan apabila kamu menyusu langsung pada tempat yang sama, dengan ketentuan tidak kurang dari lima kali susuan yang mengenyangkan, baik mereka menyusu sebelum kamu menyusu, atau dalam waktu bersamaan, atau setelah kamu selesai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu diharamkan pula menikahi ibu-ibu dari istrimu atau mertua, baik istri itu telah kamu gauli layaknya suami istri maupun yang belum kamu gauli. Selain itu diharamkan pula menikahi anak-anak perempuan dari istrimu yakni anak tiri yang berada dalam pemeliharaanmu dan tinggal bersama maupun anak-anak tiri yang tidak berada dalam pemeliharaanmu, keduanya sama saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Larangan tersebut adalah jika anak tiri itu merupakan anak dari istri yang telah kamu campuri sebagaimana layaknya suami istri. Tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu dan dia sudah kamu ceraikan atau istri yang belum kamu gauli itu meninggal dunia, maka tidak berdosa kamu menikahi anak-anak tiri dari bekas istri yang telah kamu ceraikan atau meninggal sebelum kamu menggaulinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan diharamkan pula kamu menikahi istri-istri anak kandungmu atau menantumu sendiri. Demikian itulah ketentuan tentang keharaman menikahi perempuan untuk selama-lamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun wanita-wanita yang haram dinikahi tetapi tidak untuk selama lamanya. Dan diharamkan pula melangsungkan perkawinan dengan mengumpulkan dua perempuan yang bersaudara pada waktu yang sama, baik kedua perempuan itu kakak beradik, atau seorang perempuan dengan bibi yakni saudara perempuan ayah atau saudara perempuan ibu dari perempuan tersebut, kecuali perkawinan serupa yang telah terjadi pada masa lampau sebelum datangnya larangan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh yang demikian ini karena Allah Maha Pengampun atas segala dosa atau kekhilafan yang telah kamu lakukan, Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama Islam melarang menikahi ibu kandung, ibu tiri, ibu susu, maupun bibi (saudara perempuan ayah atau ibu), adalah untuk menghormati kedudukan dan status mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana mungkin orang yang diperintahkan Allah untuk dihormati malah dijadikan istri oleh anak sendiri? Di mana letak penghormatan anak terhadap mereka, dan bagaimana dengan status anak yang lahir nanti? Demikian pula larangan memperistri dua perempuan bersaudara sekaligus dalam waktu yang sama. Tindakan ini dapat menimbulkan kecemburuan besar yang berdampak pada retaknya hubungan persaudaraan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Islam sangat menjunjung tinggi hubungan kekeluargaan atau kekerabatan apabila terjalin dengan harmonis serta kokoh, dan membenci tindakan apa pun yang dapat mendorong retak bahkan putusnya hubungan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-34132131230446121132023-11-14T08:01:00.001+07:002023-11-14T08:01:03.585+07:00ALLAH MAHA SEGALANYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7AeB5PmpPZEF2xw1bzdue4qg5KvUvEmv3r26ZS4jC-zV84Ek1Nt9MDKvWcO6rmg_NTXNF9pL4sElQG4zS8zNVMx9UQfvNbgSFtjAMKEQNQx607PuegXvheE0_AgSCCByPI6Yn0dGDc7W5haELObPMNObb9yx8RJ0ON2MitYbtm4u34Hx2zs3g-CmWV9Dm/s16000/Dibalik-Islam-Hanya-Allah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Yanti Fariidah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ adalah pencipta kehidupan dunia, alam semesta, dan manusia. Sang Pencipta yang paling mengerti apa yang telah tercipta. Semua ada dalam dunia ini tak terlepas dari skenario Allah. Ada pengawasan untuk keselarasan hidup. Kita tak bisa lepas dari keteraturan dunia fana. Bahkan sampai nyawa lepas dari raga. Ada pertanggungjawaban juga di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Manusia itu Allah ciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Yang akan mengatur keselarasan kehidupan ini. Tentu ada panduan yang jelas. Yaitu kalam-kalam Allah. Yang dibawa oleh wali Allah. Mereka adalah para Nabi dan Rasul. Risalah Allah sampai kepada manusia melalui utusan-utusan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi dan Rasul merupakan insan istimewa dan mulia. Yang Allah tunjuk untuk mewakili-Nya dimuka bumi. Melalui mereka, segala syariat Allah bisa diejawantahkan. Semua manusia dapat mengenal aturan dari Allah. Yang langsung diaplikasikan dalam kehidupan dunia. Kenyamanan dan ketentraman bisa dinikmati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita harus ingat bahwa tidak semua manusia itu sadar aturan. Terutama aturan dari Allah. Yang sadar akan bertingkah laku sesuai aturan Allah. Namun yang belum sadar, mereka cenderung hidup bebas. Lebih parah lagi mereka sombong. Merasa palung kuat dan jago. Tak takut pada siapapun. Maksiat dan kebaikan dicampur kok dicampur. Ga bahaya ta? Astaghfirullah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Manusia sombong itu lupa segalanya. Merasa hidup sendiri tanpa kasih Allah. Segala pencapaian hidupnya tak ada campur tangan dari Allah. Jadi seringkali nekat melanggar aturan Allah. Yang jelas simbing itu menolak kebenaran. Feeling yang menjadi acuan. Bukan kalam Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai manusia, banyak-banyak berpikir deh. Kita ini siapa tanpa Sang Pencipta? Nyawa kita punya siapa? Udara saja kita tidak bisa membuat. Bahkan saat nyawa terlepas dari raga, kita tidak bisa mencegahnya.Apa yang bisa kita sombongkan? Karena sejatinya kita lemah tanpa welas asihnya Gusti Allah. Mari kita lihat firman Allah pada QS. An-Nisa ayat 28,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, sekarang sudah sadar yaa. Bahwa manusia itu makhluk lemah. Jadi mari bersama taat pada Allah Yang Maha Segalanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-89443612879521951232023-11-03T13:45:00.005+07:002023-11-03T13:45:24.614+07:00MENJERNIHKAN PERSOALAN PALESTINA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifNsp0FWk_VE1xyjtWpWOmUsHTTxq3R29Ql_yOjtsNqgM4UIevN7NXilDOSDPvVD9w_GpYq02aVmN-2SxWcMKWARdccByMTUlOantbGbbYIJdKxReCV_coCEserDKAuSulN0b4XiLb5Tig3V47wbyE31M_50plHOrNFR9UlI2sOhUz3m7JzKq__bch50SX/s16000/Dibalik-Islam-Palestina-dan-Palestina.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Agresi brutal dan keji Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina semakin menjadi-jadi. Lebih dari 8.100 jiwa wafat dan lebih dari 20.242 orang terluka. Serangan entitas Yahudi kini merambah Tepi Barat yang telah merenggut korban jiwa 115 orang dan korban luka 2.150 orang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Sejauh ini para pemimpin Dunia Islam masih membatu. Mereka hanya menjadi macan podium dan macan kertas. Menggertak di mimbar dengan omong besar, tetapi tidak melakukan tindakan nyata menghentikan agresi kaum Zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Derita rakyat Palestina, khususnya kaum Muslim, semakin bertambah dengan bertebaran opini yang menyudutkan perjuangan dan nasib mereka. Banyak komentar dan pernyataan mengaburkan persoalan Palestina yang sebenarnya. Bahkan ada yang secara tega memfitnah para pejuang Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mengkriminalisasi Para Pejuang</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjU2q2hyphenhyphen5H-l17OBhcpFprxYVKFPUoO9qAlCjyhvhi0Z0IpT2dzBsTZ1qB7cCve0EbOtSY58zxmgxZdacx8-b6VJFfRRwhHhN_Ei-jswZOJJmXBOYAeer_GyOmzO2x701kBYK2YsW7HdQKGlJpaE-EvzLyNJ24XvgNq2K4bJoD3gv2KoLmiqId_zsjheIY/s16000/0-Dibalik-Islam-Buzer-Israel.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di media sosial sering dibangun narasi yang mengkriminalisasi gerakan perjuangan Hamas. Narasi tersebut menyebutkan bahwa penderitaan yang dialami rakyat Palestina hari ini akibat tindakan Hamas. Katanya, Hamaslah yang harusnya bertanggung jawab atas terbunuhnya ribuan warga Palestina, bukan kaum Zionis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Opini ini sungguh sesat dan menyesatkan. Selain bertujuan mengkriminalisasi setiap gerakan perlawanan rakyat Palestina, terutama Hamas, mereka membangun narasi ini untuk melegalkan eksistensi entitas Yahudi yang mengklaim sebagai pemilik tanah Palestina. Tujuan berikutnya, agar dunia membenarkan agresi brutal Zionis Yahudi sebagai “<i>tindakan mempertahankan diri</i>”. Apakah namanya '<i>mempertahankan diri</i>' bila yang diserang adalah rumah sakit, pasar, fasilitas umum dan mayoritas korbannya adalah anak-anak serta wanita?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Faktanya kaum Yahudi bukanlah warga asli Palestina. Mereka juga bukan pemilik lahan Palestina. Banyak sejarawan dan teolog di luar umat Muslim yang menunjukkan kedustaan klaim Yahudi dan Barat bahwa Palestina adalah '<i>tanah yang dijanjikan</i>'. Pada bulan Oktober 2010 para uskup dari wilayah Timur Tengah berkumpul di Vatikan selama dua pekan. Mereka tak hentinya membahas masalah Israel-Palestina dilihat dari sisi Alkitab. Kesimpulan mereka, Israel tidak dapat menggunakan konsep Alkitab mengenai "<i>tanah yang dijanjikan</i>" atau "<i>orang terpilih</i>" untuk membenarkan pemukiman baru di Yerusalem atau membuat klaim teritorial (Republika.co.id, 25/10/2010).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para pemimpin Barat, media massa mereka dan pengikutnya bermuka dua dengan menuduh perjuangan pembebasan Palestina sebagai aksi teror, sementara mereka mendukung sekutu mereka Ukraina melawan invasi Rusia. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa juga menyuplai persenjataan dan bantuan keuangan untuk pemerintah Ukraina agar bisa menangkal serangan Rusia. Sementara dalam tindakan genosida terhadap rakyat Palestina, Barat terus menyudutkan perjuangan rakyat Palestina dan malah membantu Zionis Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu fitnah Barat terhadap rakyat Palestina dan Hamas menunjukkan kemunafikan mereka dan para pendukungnya. Rakyat Palestina telah terusir puluhan tahun dari tanah kelahiran mereka, bahkan mengalami pembantaian demi pembantaian. Inilah kemunafikan dan kebohongan terbesar. Hanya orang tidak waras saja yang masih tetap mendukung penjajahan dan kekejaman Yahudi di tanah Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Sebaiknya Berhijrah?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgePPlsXhNot-BLs7gseOmM2l2ZskbLaJRiR_GWWgDoNDXoHqi7-YtqCX2SISWdkFz1BUo0WXRifsB2rhVud4hTNFt8lPcAK1owRyKak_nsdPn7RuG-rZzC3gpprpndfa6dmd8oY5VaY3HwBXrzJvxmUBOb0aiUlhWVHBiXuctA-GNBE9TOZAnPB87GDSsV/s16000/dibalik-islam-masjid-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melihat bertahun-tahun penderitaan rakyat Palestina, ada sebagian orang yang beropini bahwa seharusnya kaum Muslim di Palestina berhijrah dari negeri mereka. Alasannya, dulu juga kaum Muslim tertindas di Makkah, lalu mereka berhijrah ke Madinah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini adalah analogi yang batil dengan tiga alasan. <b>Pertama</b>: Islam telah memerintahkan kepada kaum Muslim untuk mempertahankan diri dari ancaman terhadap jiwa dan harta mereka. Abu Hurairah ra. bertutur bahwa pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ أَخْذَ مَالِى قَالَ : فَلاَ تُعْطِهِ مَالَكَ . قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلَنِى قَالَ : قَاتِلْهُ . قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِى قَالَ : فَأَنْتَ شَهِيدٌ . قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ قَالَ : هُوَ فِى النَّارِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang mendatangiku dan ingin merampas hartaku?</i>” Beliau bersabda, “<i>Jangan engkau berikan milikmu kepada dia.</i>” Ia bertanya lagi, “<i>Bagaimana pendapatmu jika ia ingin membunuhku?</i>” Beliau bersabda, “<i>Bunuhlah dia.</i>” Ia bertanya lagi, “<i>Bagaimana jika dia malah membunuhku?</i>” “<i>Engkau mati syahid,</i>” jawab Nabi ﷺ. “<i>Bagaimana jika aku yang membunuh dia?</i>” Ia bertanya kembali. “<i>Dia di Neraka,</i>” jawab Nabi ﷺ. (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat itu juga batil karena bertentangan dengan perintah Allah ﷻ untuk berjihad melawan orang-orang yang menyerang dan mengusir kaum Muslim dari tempat tinggal mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Syariah Islam telah mewajibkan sesama Muslim untuk saling memberikan bantuan kepada saudaranya yang membutuhkan pertolongan. Ketika kaum Muslim di satu negeri tidak cukup kuat untuk mengusir kaum agresor, maka kewajiban berjihad ini meluas ke wilayah-wilayah sekitarnya. Karena itu wajib atas umat Muslim di sekitar Palestina mengerahkan pasukan untuk mengusir entitas Yahudi hingga tuntas. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنْ اسْتَنْصُرُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمْ النَّصْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini maka kalian wajib menolong mereka</i> (TQS al-Anfal [8]: 72).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Hijrah yang diwajibkan atas umat ini adalah berpindah dari negara kufur (<i>darul kufur</i>) menuju Negara Islam (<i>Darul Islam</i>). Ini sebagaimana dulu Rasulullah ﷺ dan kaum Muslim berhijrah dari Makkah yang kala itu adalah <i>darul kufur</i> menuju ke Madinah yang kemudian menjadi Negara Islam (<i>Darul Islam</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun hari ini tidak ada satu pun di antara negeri-negeri Islam yang bisa dikategorikan sebagai <i>Darul Islam</i>, yakni negara yang menerapkan <i>syariah Islam</i> secara <i>kâffah</i> dan keamanannya di tangan kaum Muslim. Negeri-negeri Muslim hari ini adalah institusi politik yang menjalankan ideologi sekularisme-liberalisme dan berwatak kebangsaan/nasionalisme serta hanya sedikit menjalankan hukum-hukum Islam. Mesir, misalnya, bertahun-tahun menutup gerbang Rafah sehingga menghambat pengiriman bantuan ke wilayah Gaza. Yordania justru membuka jalan bagi masuknya militer Amerika Serikat yang membantu entitas Yahudi melancarkan agresi militernya ke Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Palestina Persoalan Agama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfDOxe8N5HYyw30cBGfPagMy8ieINd129oK5dqtBDgQgE4m0ZOcNlXuVeFX3hY2a9LXd7r1Qdm2lC7DqS0d4S_RkKQG9_GAfFl0LNNR2PSdn0xyhz0KBb4kDSdLe8BqbHEi7Qwq8jNZ0NTQl4d4ez-NerPXQF1X-O8WcNBz6kK3lt2W19LSqaDCH_e4m5T/s16000/dibalik-islam-isra-miraj.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syubhat lain yang terus diproduksi dalam tragedi Palestina adalah menyebutkan ini bukanlah persoalan agama, tetapi persoalan kemanusiaan. Alasannya, bukan hanya warga Muslim yang menjadi korban. Umat Nasrani Palestina juga menjadi sasaran kekejaman Zionis Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi kita, umat Muslim, persoalan Palestina adalah persoalan agama, bukan sekadar persoalan kemanusiaan. Banyak alasan mengapa kaum Muslim harus memandang dan menyelesaikan krisis Palestina sesuai <i>syariah Islam</i>. Di antaranya, mayoritas korban genosida oleh entitas Yahudi adalah saudara seiman. Harta dan jiwa mereka terancam bahkan dibunuh oleh kaum Yahudi penjajah. Lalu bagaimana kita tidak mengatakan ini bukan persoalan agama. Padahal Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara</i> (QS al-Hujurat [49]: 10).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Nabi ﷺ mengingatkan hubungan kasih-sayang sesama Muslim laksana satu tubuh yang harus saling merasakan penderitaan satu sama lain. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى</div><div style="text-align: justify;"><i>Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan bahu-membahu adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, tanah Palestina sudah menjadi bagian dari wilayah kaum Muslim sejak era Kekhilafahan Umar bin Khaththab ra. Beliau telah menandatangani perjanjian dengan Pendeta Sofronius untuk melindungi Palestina dari kehadiran satu orang Yahudi pun di Yerusalem. Permintaan ini datang dari kaum Nasrani Yerusalem karena sudah merasakan kekejaman Yahudi. Mereka lalu meminta kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. untuk mengusir mereka dari Yerusalem. Permintaan ini disepakati oleh beliau. Perjanjian ini masih terus mengikat kaum Muslim sampai Hari Kiamat. Ini sesuai dengan perintah Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu</i> (TQS Al-Maidah [5]: 1).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ juga telah mengingatkan umat ini untuk menjaga perjanjian-perjanjian mereka:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوْطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Kaum Muslim harus memenuhi syarat-syarat yang telah mereka sepakati, kecuali syarat yang mengharamkan suatu yang halal atau menghalalkan suatu yang haram</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, janganlah kita tertipu dengan narasi dan opini yang menjauhkan kita dari agama Allah. Tidak pantas pula kita berulang terpedaya oleh tipudaya Barat yang menginginkan krisis Palestina dikembalikan pada PBB. Itu hakikatnya sama dengan menyerahkan nyawa saudara kita seiman untuk kembali dijagal oleh Zionis Yahudi. Sungguh, hanya dengan jihad dan Khilafah persoalan Palestina akan tuntas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِن تُطِعۡ أَكۡثَرَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.</i> (TQS al-An’am [6]: 116).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 317</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-15759605287561440982023-10-30T08:24:00.004+07:002023-10-30T08:24:51.521+07:00PEMUDA BIJAKSANA MENYERU PADA KEBAIKAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBc2tMBKMrca5-hB_FSpLLx-tfvO1k-Cz23SRvz74khjK7Fc9gtabWyglM2ESRHWEsp_61aZ7vtv7Ge43OTZGv-eh5LFBlvqLDh5w6HdSZbY9MXPMDU9WXU1uqHYiGTWWHpvn3mt50_gyX-uky19YahUKj5fmb-hONEvyo3NnTvy-f9fflsRZ0edjvHhtB/s16000/Dibalik-Islam-Pelajar.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><i>Bismillahirrahmanirrahim</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang baik dan mampu berbuat baik dianggap selalu peduli dan bisa memenuhi kebutuhan dimaksud. Jumlah orang baik di tengah-tengah masyarakat sebenarnya masih cukup banyak, namun minim. Orang baik yang dimaksudkan itu adalah orang yang jujur, ikhlas, sabar, pintar, pekerja keras, bertanggung jawab, peduli sesamanya, dan seterusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah menciptakan satu umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri dari umat-umat dan suku-suku yang berjuang untuk membimbing manusia ke jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu. Mereka inilah umat Nabi Muhammad ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkata Rasulullah ﷺ :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Inilah umatku dengan kebenaran mereka memerintah, menetapkan keputusan-keputusan, mengambil (hak mereka) dan memberikan (hak orang lain)</i>".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan, itulah selemah-lemah iman.</i>" (HR. Muslim dan Ashabus Sunan) (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam shahihain)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan, itulah selemah-lemah iman.</i>" (HR. Muslim dan Ashabus Sunan)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkadang sebagai makhluk ciptaan Allah ﷻ, kita lupa untuk bersyukur. Padahal, semua yang ada pada diri kita adalah nikmat pemberian Sang Khalik, mulai dari kesehatan, harta, hingga pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepadamu.</i>” (Qs. Al Baqarah 122)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah tidak pernah meminta manusia untuk membalas seluruh nikmat-Nya dengan harta benda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam firman-Nya, Allah hanya meminta manusia untuk mengingat nikmat yang telah Ia berikan. Nah, berbuat baik kepada sesama adalah salah satu cara mengingat nikmat pemberian Allah ﷻ. Menolong sesama dan tidak menzalimi orang lain merupakan tindakan sederhana yang membantu kita untuk tidak mengingkari nikmat dari Allah ﷻ serta menjadi cerminan kebaikan yang datang dari Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap kebaikan, meskipun kecil bentuknya, akan mendapatkan balasan dari Allah ﷻ. Begitu pula dengan keburukan, seremeh apa pun bentuknya juga akan mendapat ganjaran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda bijaksana adalah pemuda yang memiliki sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dari setiap peristiwa sehingga memancarlah keadilan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda bijaksana juga bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga akan menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda yang bijaksana akan tau mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana caranya agar bisa menjadi pemuda yang bijaksana dengan sejatinya karena banyak hal-hal yang mempengaruhi diri entah itu dari dalam diri sendiri ataupun dari luar diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kebijaksanaan tidak boleh disalah artikan dengan kepintaran. Meski kepintaran seseorang membantu tetapi belum tentu pemuda pintar akan bijaksana melainkan pemuda yang bijaksana adalah orang yang pintar karena paham mana yang harus sungguh dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan dalam hal kebaikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka dari itu pemuda bijaksana akan senantiasa menoleransi ketidakpastian dan tetap optimis bahwa permasalahan yang rumit pun memiliki solusi karena pemuda yang bijaksana dapat menilai mana yang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda yang bijaksana sungguh akan memiliki hidup yang lebih berarti karena melakukan segala sesuatu dengan ada artinya dan mencari makna yang tepat dari setiap peristiwa yang ada supaya apa yang dilakukan tidak terbilang sia-sia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemuda yang lebih bijaksana, biasanya tingkat kesejahteraan mereka semakin tinggi, khususnya saat mereka semakin tua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-24328435790631825082023-10-27T08:06:00.004+07:002023-11-02T08:39:55.896+07:00MEWUJUDKAN PERISAI UMAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtrZzUggVEOUbvRs-gkSwOUbTQFddd905XuTF-mjIDSoBzv9ZDaymHM9bkeivtKrXvPzNzfJU_XmDXMaAPcNbX-SSYunXR7NpiTdmR6cUKtmXmh38ICfS1HNSG8lBc7wIat448E6UKOiDXsOv5MozGAfk2bkud4ZWfY8EUnjnpSqLCzmEsPzUgEi3PgQxl/s16000/Dibalik-Islam-Palestina.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">SAMPAI saat ini, sudah ribuan kaum Muslim di Gaza Palestina dibantai secara keji oleh Zionis Yahudi. Di media sosial berseliweran foto-foto dan video-video mengerikan ribuan korban yang berjatuhan. Termasuk foto-foto dan video-video anak-anak dan bayi-bayi yang amat menyayat hati. Banyak yang terluka parah, kepala pecah dan wajah berlumuran darah. Banyak yang kakinya putus dan tangannya lepas dari tubuhnya. Beberapa bayi bahkan kepalanya terlepas dari badannya. Semua akibat bom-bom yang dijatuhkan secara membabi-buta dan tanpa henti oleh Zionis Yahudi di Gaza sejak lebih dari dua pekan lalu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Pemimpin Dunia Kembali Bungkam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAr5URXGppfZYO4gmv9GE3F6_lFfjcIA4VO9CXWIhpOGWmBFv8OmZX6OOao9MIW61AQ-pxey0yx77I583R8xSQ_z_aeOojqYXwgIQ0_0S6bkya8epszYZEnWAWdSF6W1P1sSIaBq4tXjabWIds2gGYIiC-Qd2CslzVhcg11sQP7Ft0tWdB9mXbkDcom-Nq/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menyaksikan pembantaian keji atas umat Islam untuk ke sekian kalinya, para pemimpin dunia kembali bungkam. Hanya sedikit yang bersuara. PBB dan lembaga-lembaga HAM dunia juga lebih banyak diam. Demikian pula para penguasa Muslim. Mereka seolah-olah buta dan tuli. Padahal jelas Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang membunuh satu orang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia</i> (TQS al-Maidah [5]: 32).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi jika yang terbunuh adalah seorang Muslim. Ini jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan kehancuran dunia ini. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِم</div><div style="text-align: justify;"><i>Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim</i> (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itulah, ketika ada seorang pedagang Muslim yang dibunuh beramai-ramai oleh kaum Yahudi Bani Qainuqa, karena membela kehormatan seorang Muslimah yang dilecehkan oleh pedagang Yahudi, Rasulullah ﷺ, sebagai kepala Negara Islam, segera mengirim para Sahabat untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah setelah mengepung perkampungan mereka selama 15 malam (Sîrah Ibnu Hisyâm, 3/9-11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Korban ‘Ashabiyyah!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Ijw73UM7O1BcRvwN76dZwyT0K0FAidv1npIeHwOXTIZNKTpGw1AZPd-O6H9G4cY0rFiktRDpjasOmaziMKG7iEmnK83sFXHDtDzO47FI61mK2RW8xH4y4T1sbA03Oh8k_OLfY1N7mvU3u6o_EAceqcis1xUDSA9DrIkAJOcSs9fft7oxiIq2zfbcsdk1/s16000/dibalik-islam-ideologi-dunia.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di sejumlah negara di seluruh dunia. Pertanyaannya: Mengapa para penguasa Muslim dan Arab tidak bergerak sedikit pun untuk membela warga Palestina, khususnya Gaza? Mengapa mereka tidak segera mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menggempur pasukan Zionis Yahudi?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jawabannya: <b>Pertama</b>, inilah dampak buruk sikap ‘<i>ashabiyyah</i> dalam wujud nasionalisme. Akibatnya, para penguasa Muslim hanya mementingkan negeri mereka masing-masing. Mereka tak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina, juga di sejumlah negeri Muslim lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Betapa buruk ‘<i>ashabiyyah</i> dalam wujud nasionalisme ini diakui juga sejak dulu oleh Letnan Jenderal Sir John Glubb (‘<i>Glubb Pasha</i>’), yang pernah memimpin ‘<i>Arab Legion</i>’ (1938-1956). Sebagaimana dinukil dalam Buku The Changing Scenes of Life-An Autobiography: Sir John Glubb (Quartet Books, hlm. 54), dia tegas menyatakan, “<i>Nasionalisme adalah satu kecelakaan (bagi Dunia Islam, pen.) yang sengaja dibawa masuk dari Eropa.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Palestina secara tidak langsung adalah korban pertama dari buruknya nasionalisme (juga <i>nation-state</i>) ini di Dunia Islam. Pasalnya, sejak wilayahnya dicaplok oleh Yahudi tahun 1948 hingga kini, kaum Muslim Palestina nyaris berjuang sendirian. Para penguasa negara-negara Arab yang berada di sekelilingnya seolah bergeming. Diam saja. Enggan melakukan pembelaan. Padahal sudah tak terhitung darah kaum Muslim Palestina ditumpahkan oleh Zionis Yahudi sejak 75 tahun lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, kebanyakan para penguasa Muslim dan Arab adalah antek Barat, khususnya AS. Wajar jika mereka cenderung membiarkan <i><u>bahkan mendukung</u></i> kebijakan tuan-tuan mereka meski jelas-jelas dalam rangka membunuhi kaum Muslim di berbagai negeri Islam, khususnya di Palestina. Sejauh ini mereka hanya pandai mengecam dan mengutuk. Sebagian lagi diam seribu bahasa. Ini karena banyak penguasa Arab, termasuk Turki, telah lama menjalin hubungan kerja sama bahkan hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi, yang notabene salah satu alat Amerika di Timur Tengah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Membela Sesama kaum Muslim!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSgDJAMeDMPKfEdtPlh7i_cAknYw2X7mnH7gsXmFiiCn_3X4gOxyhyphenhyphenxNeFQm0LxRfy1rybua3ThkBOmGp1DnZgTyKirO5_RtaZ9j-tfEgcbSquICHR0JPw2-81EPrTLKyfuTWLI8ZlVnQT0KVbYB-O5JVzEt9Xu0vq09sLZdiT_W8HvRbL1GPzz5MYtfWS/s16000/dibalik-islam-teman.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum Muslim itu bersaudara. Mereka dipersaudarakan karena kesamaan akidah. Karena itu persaudaraan mereka melampaui batas-batas negara. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara</i> (QS al-Hujurat [49]: 10).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena bersaudara wajar jika mereka saling mencintai. Inilah yang diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena bersaudara pula kaum Muslim tak boleh saling membiarkan saudaranya terzalimi. Mereka harus saling membela. Rasulullah ﷺ bersabda, “<i>Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak layak menzalimi dan menyerahkan saudaranya kepada musuh.</i>” (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wujud pembelaan terhadap sesama kaum Muslim di antaranya dengan melancarkan jihad manakala saudara mereka atau negeri mereka di mana pun diserang oleh orang-orang atau negara kafir. Contohnya adalah kaum Muslim Palestina yang dijajah Israel, dengan dukungan AS dan negara-negara Barat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian</i> (TQS al-Baqarah 190).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Serangan atas sebagian kaum Muslim pada hakikatnya merupakan serangan terhadap seluruh kaum Muslim di seluruh dunia. Karena itu upaya membela kaum Muslim di Palestina, misalnya, juga merupakan kewajiban kaum Muslim di seluruh dunia. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنْ اسْتَنْصُرُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمْ النَّصْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini maka kalian wajib menolong mereka</i> (TQS al-Anfal [8]: 72).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jihad Amalan Utama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKwihmXJGVmleeUBATFAa6lLmZOc-y1umbCjaNnk3zeUenIKz0MXjx2oMVYY7tMyq5phaHoVs2Mt3VJxIB5jmyhuPVRlqncWXHGj6YCzXktXkuBQFYbOEXgDQgKfUqPNIHJ-ABZe7seqyLUwkbaSPeARVjznDSZ_hyphenhyphenZoXLK1jZ1bQ7IFuVZupNevHxLwie/s16000/dibalik-islam-jihad-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain wajib, jihad <i><u>termasuk untuk membela sesama kaum Muslim di Palestina (juga di manapun kaum Muslim dijajah dan diperangi)</u></i> adalah amalan utama. Allah ﷻ, antara lain, berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka, dengan bayaran surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh </i>(TQS at-Taubah [9]: 111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keutamaan amalan jihad pun dinyatakan oleh Rasulullah ﷺ. Di antaranya sebagaimana sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَوْقِفٌ سَاعَةً فِي سَبِيل اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ الْأَسْوَدْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Berjaga-jaga satu jam di medan jihad fi sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatul Qadar di dekat Hajar Aswad</i> (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu sudah selayaknya kaum Muslim, khususnya para tentara mereka, merindukan <i>jihad fi sabilillah</i>. Saat ini kesempatan untuk meraih keutamaan jihad itu terpampang jelas di depan mata, di Bumi Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Umat Butuh Khilafah!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY5yYKIOuI0kDljGpSL7BRwwiSNbvgMUE_SVKC8uB4qn5hBJzS-VkhJAibQeFwWoLOL4dcfFWb2MEXFu539BDezqCI3hf2YOe7GWZqQwVKJ7WKb9oPWAAL54KKZ3tVuMJYSnnGeTWtY6M0vEZnOvTxjIpcAGycbBA_-6yEzjYU5xWLWp5GIMwtyofZLWQp/s16000/dibalik-islam-caliphate-retrun.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun sayang, karena faktor nasionalisme (juga <i>nation-state</i>) sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tak mudah bagi kaum Muslim, khususnya tentara mereka, bahkan di negeri-negeri Arab sekalipun, untuk berjihad di Bumi Palestina. Karena itu kaum Muslim sedunia sejatinya membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Sebabnya jelas, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam (Khalifah) itu laksana perisai; kaum Muslim berperang di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang disabdakan Rasulullah ﷺ di atas dibuktikan dalam sejarah antara lain oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’âtsir al-Inâfah, menjelaskan salah satu sebab penaklukan Kota Amuriah <i><u>kota terpenting bagi imperium Romawi saat itu, selain Konstantinopel</u></i> pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Diceritakan bahwa penguasa Amuriah yang kafir telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu disiksa dan dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Ibn Khalikan dalam Wafiyah al-A’yan, juga Ibn al-Atsir dalam Al-Kâmil fî at-Târîkh, berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Tak berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah. Terjadilah peperangan sengit. Kota Amuriyah pun berhasil ditaklukkan. Pasukan Romawi bisa dilumpuhkan. Sekitar 30 ribu tentaranya berhasil dibunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum Muslim. Khalifah pun berhasil membebaskan wanita mulia tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, sekali lagi, kaum Muslim sedunia memang butuh seorang khalifah sebagai perisai mereka. Semoga saja umat Islam di seluruh dunia segera memiliki Khilafah, yang dipimpin oleh seorang khalifah pemberani yang mengayomi, seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Khalifahlah yang akan menaklukkan Amerika, Eropa, Rusia, Cina juga Zionis Yahudi/Israel. Khalifah pula yang akan menyatukan berbagai negeri Islam, menjaga kehormatan kaum Muslim dan menolong kaum tertindas di manapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Insya Allah, masa yang mulia itu akan segera tiba. Sebabnya, hal itu memang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian akan datang kembali masa Khilafah yang mengikuti metode kenabian…</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya saja, kabar gembira dari Rasulullah ﷺ ini tak cukup disambut dengan sukacita, namun harus diperjuangkan dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan oleh seluruh kaum Muslim sedunia, termasuk di Indonesia. Tentu agar Khilafah yang telah Rasulullah ﷺ janjikan segera mewujud dalam kenyataan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">مَنْ أُذِلَّ عِنْدَهُ مُؤْمِنٌ، فَلَمْ يَنْصُرْهُ، وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَنْصُرَهُ أَذَلَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسٍ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang menyaksikan seorang Mukmin dihinakan di hadapannya, tetapi dia tidak menolong Mukmin tersebut, padahal dia mampu, Allah pasti akan menghinakan dirinya di hadapan seluruh makhluk-Nya pada Hari Kiamat.</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 316</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-1528674034011692892023-10-26T08:11:00.003+07:002023-10-26T08:11:19.522+07:00BERIMAN DAN BERILMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilePKM4LbYMkVOlGXPMOJacoaPTofESChsb_rcgQCY7X-5rlC8zJEJvASU3-DtnLbQ83-ZRbUJ8CtCaoEqSYJ-vcmgN_rh9JSNLsg2bLGax65iRg1i7rjTfBFz5sQusVHw6TOrtKBVKaoYeVQOvFDP_tTD1xFHnSmfBw4BJrE8zKlW3BPmjp93Xy3RQUof/s16000/Dibalik-Islam-Tadarus.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Mengaku Muslim wajib beriman. Iman itu percaya seratus persen tentang rukun iman yang ada enam. Juga yakini rukun Islam yang ada lima.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Iman itu pengakuan sungguh-sungguh seorang hamba bahwa Allah ﷻ ada, Dia Maha Pencipta juga pengatur. Mengatur alam semesta dan manusia. Dia mempunyai aturan yang akan memberi kebaikan buat semua umat manusia. Dialah Allah <i>Al khalik</i> dan <i>Al Mudabir</i> (pemgatur). Jadi Allah ﷻ tak hanya menciptakan makhluk tapi juga mengatur segala urusannya. Dari mulai di dunia hingga akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agar iman itu bisa mewujud dalam diri maka perlu ilmu. Iman itu diyakini oleh hati, diucapkan oleh lisan dan dibarengi perbuatan yang membuktikan iman tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita iman bahwa ada Malaikat yang jumlahnya banyak. Kita tahu ada Malaikat Rakib dan Atid sang pencatat amal tiada henti. Rakib di sebelah kanan kita mencattat kebaikan. Maliakat Atid di sebelah kiri tak luput mencatat sedikitpun kelalaian dan keburukan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari membaca, menyelami dan memahami ayat cinta Allah ﷻ berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ ءَامِنُوا بِهِۦٓ أَوْ لَا تُؤْمِنُوٓا ۚ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِۦٓ إِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,</i> (QS. Al-Isra': 107)</div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Iman yang dilandasi ilmu akan terus bertumbuh. Iman yang hanya karena ikut-ikutan atau karena turunan akan mudah kandas dan mudah terombang-ambing. Dengan mudah digadaikan oleh rupiah atau materi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari asah iman dan ilmu dengan banyak membaca Al Qur'an, hadiri majelis ilmu, dan berkumpul dengan oramg saleh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Isi setiap detik hidup dengan amal yang diridai Allah ﷻ. Agendakan membaca, menulis seputar Islam, Al Qur'an, hadis atau ilmu dari para ulama. Terus belajar tanpa lelah, karena hidup terus mengajari banyak pelajaran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semagat belajar semoga Allah ﷻ mudahkan menjadi taat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-14031228050270506062023-10-24T08:08:00.005+07:002023-10-24T08:08:35.269+07:00BOLEHKAH MENGIKUTI KATA HATI?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHtVyHZIDew7zL84JnZ0upUEVc9ZDFEUYlfUtDHLXUIv_yLwnFFQGcjmcZ9OjOu2m2iKaD3ER8iVkDcSOl3OtvNaTA6QTLA4NPNs-CP1_8zYikYJaLpsApUYCR4ZBbFBTGOt_bD-l-9l3hVYnV72KYxbEkdrUZgXF1BRcv1Ufdp__9j68Eh782yq5vdDEB/s16000/Dibalik-Islam-Kata-Hati.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Jadilah diri sendiri, ikutilah kata hatimu</i>", begitu kira-kira pesan yang sering kita dengar. Terkesan bijak tapi sebenernya berbahaya. Banyaknya mahasiswa yang bunuh diri akhir-akhir ini salah satu penyebabnya mungkin karena mengikuti kata hati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah kata hati salah? Yang namanya hati, biasanya lebih dipengaruhi perasaan/naluri. Secara fitrahnya, makhluk hidup memang diberi naluri oleh Allah. Naluri mengagungkan sesuatu, naluri berkasih sayang dan naluri mempertahankan diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika hanya sekedar mengikuti kata hati, manusia bisa mengagungkan apa saja. Saat uang dianggap sebagai penentu segalanya, ia bisa mengagungkan uang. Maka muncullah slogan '<i>lu punya duit, lu punya kuasa</i>'. Dan berlomba-lomba lah orang mengumpulkan uang dengan cara apapun. Yang penting uang banyak dan bisa berkuasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atau mengikuti kata hati dalam berkasih sayang. Ga peduli suami orang, asal suka, gas aja! Maka maraklah perselingkuhan. Atau mengikuti kata hati saat menghadapi masalah yang berat, menganggap bunuh diri bisa menjadi jalan pintas menyelesaikan masalah itu, maka itupun dilakukan.</div><div style="text-align: justify;">Jika seperti itu, bukankah keliru mengikuti kata hati? Karena hal itu mengakibatkan dirinya jatuh pada kemaksiatan. Itulah sebabnya, bagi manusia, selain diberi naluri, Allah pun memberi kita akal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan akal inilah kita menemukan bahwa manusia hanya hamba yang harus tunduk pada Penciptanya. Sehingga saat Pencipta menurunkan aturanNya, sebagai makhluk kita harus menyesuaikan hati/naluri kita sesuai petunjuk Pencipta. Walaupun hati menginginkan memiliki uang sebanyak-banyaknya, namun jika cara perolehannya tidak sesuai dengan petunjukNya, maka harus menundukkan hati untuk menuruti apa yang ditentukan Pencipta. Meskipun cinta setengah mati, namun jika Pencipta melarang perbuatan mendekati zina, hati harus rela untuk menjauhinya. Demikian juga saat sakit hati, hati menginginkan bunuh diri, namun karena Allah melarangnya, maka sesakit apapun, sesulit apapun hidup, ia akan bertahan. Karena ia yakin Allah akan menolong hambaNya, ia yakin dengan Pencipta-nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu bagaimana dengan hadits berikut?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa</i>” (HR. Ahmad no.17545, Al Albani dalam Shahih At Targhib [1734] mengatakan: “<i>hasan li ghairihi</i>”).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadits ini berlaku bagi Wabishah dan orang-orang seperti Wabishah. Orang yang salih yang hatinya tak tenang saat melanggar aturan Allah. Sehingga yang dijadikan patokannya sebenarnya aturan Allah, bukan hatinya. Jika sesuai aturan Allah hatinya tenang, dan jika bertentangan dengan aturan Allah hatinya tak tenang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi kesimpulannya, bagi muslim pada umumnya, bukan mengikuti kata hati, tapi mengikuti kata Allah harus menjadi prioritas. Karena ia yakin, selama ia menuruti Pencipta nya, hatinya akan tenang. Ia akan mendapatkan ridho Nya, dan akan selamat dunia dan akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an surat Az Zariyat ayat 51 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-64272487358248350692023-10-21T07:55:00.001+07:002023-10-21T07:55:06.413+07:00PERSAUDARAAN KAUM MUSLIMIN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5twgRmWDpRXpUpta1QgD-B3TckWh9caAQxOOGDhyPQdEn1N1WInxlngBKwi3cxL9I_xRDMxlCX5DXyFCwe2IJjeucT5S8yN8Jx9EXwk2379T9fbVvFgKkiqnuJpi0fQPrqKvKKs6etPV29yUWU_w91RqGymQLuGf8lTh-tdSk952QcbkaWeEj0_O5skZY/s16000/Dibalik-Islam-Muslim-Bersaudara.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Arfa Ummu Faiz</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَا جَرُوْا وَجٰهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَا لَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْۤا اُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّا ۗ لَّهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.</i>" (QS. Al-Anfal 8: Ayat 74)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tafsir Ibnu Katsir</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah Allah menyebutkan hukum orang-orang mukmin di dunia, lalu Allah menyebutkan pahala yang akan mereka peroleh di akhirat. Untuk itu Allah menyebutkan perihal mereka, yakni yang menyangkut hakikat keimanan, seperti apa yang telah disebutkan pada permulaan surat. Dan bahwa Allah akan membalas mereka dengan ampunan dan pemaafan terhadap dosa-dosa mereka, jika ada; dan dengan rezeki yang berlimpah, yakni rezeki yang baik, mulia, berlimpah, dan terus-menerus selama-lamanya, tidak pernah terputus dan tidak pernah habis serta tidak pernah membosankan karena kebaikan dan keanekaragamannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah menyebutkan bahwa para pengikut mereka di dunia yang mengikuti jejak mereka dalam hal iman dan amal yang saleh, maka orang-orang tersebut akan bersama-sama mereka di akhirat nanti, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam).</i> (At-Taubah: 100), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar)</i>. (Al-Hasyr: 10), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam sebuah hadis yang muttafaq alaih <i><u>bahkan mutawatir</u></i> diriwayatkan melalui jalur-jalur yang sahih, dari Rasulullah ﷺ, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Seseorang itu akan bersama orang yang dicintai.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam hadis lain disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">«مَنْ أَحَبَّ قَوْمًا فهو منهم»</div><div style="text-align: justify;"><i>Barang siapa yang mencintai suatu kaum, maka dia termasuk salah seorang dari mereka.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam riwayat lainnya disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَنْ أَحَبَّ قَوْمًا حُشر معهُم"</div><div style="text-align: justify;"><i>niscaya dia dihimpunkan bersama mereka (pada hari kiamat).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ جَرِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الْمُهَاجِرُونَ والأنصار أولياء بعضهم لبعض، والطلقاء من قريش وَالْعُتَقَاءُ مِنْ ثَقِيفٍ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ".</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Syarik, dari Asimrdari Abu Wail, dari Jarir. bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda : Orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar itu sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain saling melindungi. Dan orang-orang yang dibebaskan dari kalangan Quraisy serta orang-orang yang dimerdekakan dari kalangan Saqif, sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain saling melindungi sampai hari kiamat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syarik mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Tamim ibnu Salamah, dari Abdur Rahman ibnu Hilal, dari Jarir, dan: Nabi ﷺ hal yang semisal dengan hadis di atas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis diriwayatkan secara munfarid oleh Imam Ahmad melalui kedua jalur ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-37146953638596034662023-10-18T08:43:00.004+07:002023-10-18T08:43:54.649+07:00MENJADI MUSLIM ITU KECIL-KECIL CABE RAWIT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaiPKwnY8UcMj-295p2Qwj09TGUgszk7AZPJngAlueEd-0KZJym4TqQJzQ01R7yWiu8dHUKVmgFbxEMQN480hljm7vqeutAazwjz45_CTsBWIiOSI0hVytyveXxaONsuKsPQLqKRomA1einJnle-ZL60pGT9wDSAsbanjgti5gSi0H2xQMqdyUmx-LOxY0/s16000/Dibalik-Islam-Menjadi-Muslim.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Menjadi Muslim itu pilihan hidup yang perlu dipertanggungjawabkan. Setidaknya bertanggung jawab mengenal siapa Tuhannya, siapa nabinya dan apa aturan hidupnya. Agar jadi Muslim yang sungguhan. Muslim lahir batin istilah saya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Bukanlah Muslim yang ingat tuhan di musim tertentu saja. Ingat Allah hanya saat bulan Ramadan atau saat mau berhaji saja. Muslim tulen, isi pikirannya Islam dan <i>syariat</i>nya, ketika beramal atau berbuat sesuatu juga menyesuaikan diri dengan aturan Islam yang diyakini. Menjadi Muslim itu pilihan yang luar dan dalamnya bertindak sesuai ketentuan Allah ﷻ,karena Allah Sang Pengatur manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika umat Islam itu punya pemikiran Islam yang kokoh dan memahami ajaran agama secara sempurna, niscaya akan jadi Muslim yang tangguh, dan siap membawa gerbong perubahan hingga kebangkitan umat. Tentu saja hal ini butuh persiapan dan kesiapan, butuh latihan dan penanaman pemahaman dalam kajian rutin, agar kepribadian Islam bisa terbentuk. Islam menjadi penentu baik dan buruk dalam hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walau sulit tapi tindakan ini nyata akan membawa pada berdayanya umat, paling tidak bisa jadi pemikir dan membantu analisa masalah terutama maslah besar, yang berhubungan dengan umat secara menyeluruh. Inilah golongan kecil namun bisa jadi "<i>momok menakutkan</i>" bagi musuh Islam. Orang seperti ini akan tumbuh jadi pejuang tangguh dan siap jadi penakluk dan pembasmi kemaksiatan <i>insyaallah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 65 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ ۚ إِنْ يَكُنْ مِّنْكُمْ عِشْرُونَ صٰبِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ۚ وَإِنْ يَكُنْ مِّنْكُمْ مِّائَةٌ يَغْلِبُوٓا أَلْفًا مِّنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُونَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu daripada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi secercah pelita dalam kegelapan. Menjadi pemantik kekuatan umat, berusaha jadi agen pembaharuan dan pelopor kebangkitan umat. Inilah harapan yang disematkan pada generasi muda kita. Generasi akhir zaman yang tampak santai menghadapi berbagai masalah dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yuk jadi kelompok kecil yang bermanfaat besar dan mempengaruhi umat agar segera jadi agen kebangkitan. Kebangkitan hakiki dengan penerapan syariat Islam yang kaffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-57041021531434326732023-10-16T19:01:00.003+07:002023-10-16T19:01:54.379+07:00CARILAH JALAN TUK DEKATI ALLAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7qOA5z1GkEGl8VAJPiZJ9NgtlRrXcGAZz8taVjsHKkV4U-82aAzCeYKFzyROHl4Mq6I5DtazYRYBCH8F9SaiYY68v0s_lwqtTNoEr-awLGCFkNsLWg4m0JqWdM6ZKlj7l0mSPpy-T4mt249JbJU_clJXVIOgAQr-edtQDh1BjKUG7iEkDaPqbfGFMX-_l/s16000/Dibalik-Islam-Berdoa-Dan-Bersujud.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Arfa Ummu Faiz</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَا بْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.</i>" (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">35. Ini adalah perintah dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka bertakwa dan berhati-hati terhadap murka dan amarah-Nya, yang mana itu adalah merupakan konsekuensi dari iman, hal itu dengan bersungguh-sungguh dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjauhi kemaksiatan hati, lisan dan anggota badan, baik lahir maupun batin yang di murkai oleh Allah, dan memohon pertolongan kepada Allah agar bisa meninggalkannya, supaya dengan itu dia selamat dari murka dan azab-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan carilah jalan yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya,</i>” artinya, kedekatan kepada-Nya, bagian pahala di sisi-Nya dan kecintan kepada-Nya, dan hal itu dengan melaksanakan kewajibannya yang terkait dengan hati, seperti mencintai dijalan-Nya dan mencintainya karena-Nya, rasa takut, berharap, kembali kepada-Nya, dan tawakal, juga melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya yang terkait dengan badan, seperti zakat dan haji dan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan keduanya seperti shalat, macam-macam dzikir, bacaan, macam-macam perbuatan baik kepada mahkluk dengan ilmu, harta kedudukan, badan dan nasihat kepada hamba-hamba Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua amal-amal ini mendekatkan kepada Allah. Dan seorang hamba berusaha mendekatkan diri kepada Allah sehingga dia mencintainya, dan jika dia telah mencintainya, maka Dia menjadi pendengarannya yang dengannya Dia mendengar, penglihatannya yang dengannya Dia melihat, tangannya yang dengannya Dia bekerja dan kakinya yang dengannya dia berjalan dan Allah menjawab doanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah menghususkan jihad di jalan-Nya dari amal-amal yang mendekatkan kepada-Nya, dan jihad itu mengeluarkan segala daya dalam memerangi orang kafir dengan harta, nyawa, pandangan, lisan, dan usaha untuk menjunjung agama Allah dengan apa yang mampu untuk dilakukan oleh seorang hamba, Karena bentuk ini termasuk kemuliaan yang mulia dan ibadah yang paling utama, juga karena barangsiapa yang menunaikannya, maka dia pasti menunaikan yang lainnya, bahkan lebih baik?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Supaya kamu mendapatkan keberuntungan,</i>” yaitu jika kamu bertakwa kepada Allah dengan meninggalkan kemaksiatan dan kamu mencari cara medekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan ketaatan dan berjihad di jalan-Nya demi mencari rida-Nya. Keberuntungan itu adalah keberhasilan meraih dan mendapatkan apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang tidak diinginkan, hakikatnya adalah kebahagiaan abdi dan nikmat yang lenggeng.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-50512580146883895872023-10-14T11:05:00.003+07:002023-10-14T11:05:23.858+07:00AL HIKMAH KUNCI KEFAHAMAN MEMPELAJARI AGAMA ISLAM DAN KEBERKAHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA8kTdsQV4WDU8xGQbT8T8iUuuSJEI1JJKVwA4Kg0iekXnXhKDbk1W87dcX4yPxtzcQe56WbOlMIsqkW3AJJDsst04JdC2lPAUveoQ22so0-XRR7igS1WTBEcdi0cLlrwhJfGQOAnz5W2UbYyYXL9vaHJBMwbTMVYGINYN_h2A-QuBvokLjxfnlgGgH_WD/s16000/Dibalik-Islam-Pengetahuan-dan-Pemahaman.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 269:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Akal merupakan karunia agung yang mesti disyukuri. Akal atau proses berpikir yang hanya ada pada jin dan manusia akan berfungsi optimal jika terus diasah dan diberi nutrisi. Nutrisi ini berupa bacaan bergizi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bacaan bergizi mulai dari nomor satu yaitu Al-Qur'an dan As Sunnah yang meliputi hadis Rasulullah ﷺ dan kisah perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ yang luar biasa. Tak lupa kisah para sahabat Rasulullah ﷺ yang gigih dalam menyebarkan Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita juga sangat membutuhkan ilmu wajib yakni Bahasa Arab sebagai kunci ilmu syariat yang lainnya. Banyak ilmu yang tersimpan dalam kitab ulama semua berbahasa Arab. Dan akan sulit diungkap tanpa memahami bahasa Arab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ilmu fikih, ushul fikih dan banyak ilmu yang lainnya. Termasuk ilmu sain dan penguasaan teknologi. Sungguh ilmu seputar Qur'an saja sudah banyak. Tajwid, tahsin, makrijul huruf penting dikuasai agar jadi bekal membaca pesan cinta-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bismillah semoga setitik ilmu yang Allah ﷻ titipkan bisa jadi jejak kebaikan. Mari asah kemampuan baca Al-Qur'an, dengan ilmu di dalamnya. Semoga kitalah orang yang Allah ﷻ beri hikmah bisa memahami Al-Qur'an dan hadis dengan baik. Agar bisa disebarkan di tengah masyarakat, sebagai tanda mencintai ajaran Islam dan menyiarkan syariat dari Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-34716564176475089602023-10-13T07:56:00.003+07:002023-10-13T07:56:24.861+07:00HARAM MEMBIARKAN PALESTINA TANPA PEMBELAAN KITA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEJcH7UUTJF-n5jbs4tyTqOrk8xjNrh_A9JrPy9z5oiocYJJLsiz6p5uc46udGBhIZdSFYBnU-GVYhK33zGcoEn8ZCuo062eioCWIIDIPp2-_jZvYx3ivNiRMEZ8IcBIkzDB9RrATyW0pU9Cor6PR_CK_VAXHNt4Pa49i87C2WXrdVWd7AttvoiEU-njvc/s16000/Dibalik-Islam-Palestina-vs-Israel.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kembali kita menyaksikan keberanian para pemuda Muslim, khususnya HAMAS, dalam berjihad melawan kaum Yahudi penjajah di Palestina. Sejak hari pertama serangan HAMAS, tidak kurang dari 5000 roket ditembakkan dari Gaza ke arah kaum Yahudi penjajah yang telah lama merampas tanah Palestina. Tentu saja serangan HAMAS secara mendadak ini banyak memakan korban di pihak Yahudi. Ratusan Yahudi, khususnya para tentara mereka, terbunuh. Ratusan lainnya terluka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Namun demikian, seperti biasa, pembalasan kaum Yahudi penjajah jauh lebih besar dan lebih brutal. Mereka membabi-buta menyerang warga Palestina. Sebuah sumber koran lokal menyebutkan, serangan brutal Yahudi penjajah tersebut telah menewaskan 770 warga Palestina, termasuk 140 anak-anak dan 120 wanita. Kemungkinan besar jumlah korban dari pihak Palestina akan terus bertambah. Apalagi dikabarkan bahwa Amerika Serikat telah mengirim bantuan militer untuk membantu kaum Yahudi penjajah dalam rangka menumpas perlawanan kaum Muslim Palestina.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, seperti biasa, tak ada sama sekali bantuan militer dari negara-negara Arab dan Islam untuk membantu kaum Muslim Palestina dalam melawan kaum Yahudi penjajah. Seperti biasa pula, para penguasa Arab dan Islam memilih menjadi pengecut. Mereka hanya berani mengecam. Paling banter mereka hanya menyerukan agar kedua pihak saling menghentikan serangan. Pada saat yang sama, ratusan ribu bahkan jutaan tentara mereka tetap mereka biarkan “<i>menganggur</i>” di barak-barak mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tanah Palestina Milik Umat Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASsds2v5Nwl9yW56roBQsqvQAdD1dhU9fTA35_1EMtXA-uGGt8HgMueVrrhon-N6TX2FOp9IzPEBU5YyBwQHaC9RobkIVEMfblaB1Y3MugwMuxTr9xA8m6ekvxNDsrN8VoJ398OdKW_xAIvACua0MdKtMtS1z4p4ZULbirNRkgs4W3jPpCWvMB2DCWbPq/s16000/0-Dibalik-Islam-Palestina.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Palestina adalah bagian dari negeri Syam. Syam tak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Libanon dan Palestina (termasuk yang diduduki Israel) saat ini. Rasulullah ﷺ memberikan banyak pujian pada negeri Syam. Di antaranya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">طُوبَى لِلشَّامِ فَقُلْنَا لِأَيٍّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا</div><div style="text-align: justify;">“<i>Keberuntungan bagi penduduk Syam,” Kami bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam).</i>” (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syam juga adalah negeri para nabi. Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “<i>Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun Kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana</i>.” (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Palestina, sebagai bagian dari negeri Syam, juga terdapat Masjid al-Aqsha. Masjid ini merupakan kiblat pertama kaum Muslim dan tempat singgah perjalanan Isra Mi’raj. Wilayah di sekitarnya juga tempat yang Allah berkahi (Lihat: QS al-Isra’ [17]: 1). Khusus terkait keutamaan Masjid al-Aqsha, Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Datangilah Masjid al-Aqsha. Lalu shalatlah di dalamnya karena sungguh shalat di sana seperti seribu kali shalat di tempat lain</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ pun bersabda, “<i>Sekali salat di Masjid al-Haram sama dengan 100.000 salat. Sekali salat di Masjidku (di Madinah) sama dengan 1.000 salat. Sekali salat di Masjid al-Aqsha sama dengan 500 salat.</i>” (HR ath-Thabrani dan al-Bazzar)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masjid al-Aqsha adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang Rasulullah ﷺ rekomendasikan untuk dikunjungi. Beliau bersabda, “<i>Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja kecuali ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjid al-Haram (di Makkah) dan Masjid al-Aqsha.</i>” (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu Al-Quds di Syam juga merupakan tanah ibu kota Khilafah. Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda, “<i>Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Irak, lalu di Madinah, lalu di Al-Quds (Baitul Maqdis). Jika Khilafah ada di Al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibu kotanya keluar dari sana (al-Quds), Khilafah tak akan kembali ke sana selamanya.</i>” (HR Ibn Asakir).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Fakta lainnya, Palestina adalah tanah air kaum Muslim dan telah berabad-abad menjadi bagian dari wilayah Islam. Kaum Muslim pun terikat dengan Palestina serta Yerusalem karena dua alasan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, wilayah Yerusalem telah menjadi bagian dari negeri-negeri Islam dengan status sebagai tanah kharaj sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab ra. pada tahun 637 M. Setelah peperangan yang berkecamuk selama berbulan-bulan, akhirnya Uskup Yerusalem, Sophronius, menyerahkan kunci Kota Yerusalem kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. secara langsung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, kaum Muslim terikat dengan kaum Nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat Perjanjian Umariyah. Dalam perjanjian tersebut Khilafah berkewajiban memberikan jaminan kepada kaum Nasrani baik terkait harta, jiwa dan ibadah mereka. Khilafah juga diminta untuk tidak mengizinkan orang-orang Yahudi tinggal bersama kaum Nasrani dan kaum Muslim di Yerusalem. Khalifah Umar kemudian menjamin tidak ada satu pun orang Yahudi yang lewat dan bermalam di wilayah tersebut. Perjanjian Khalifah Umar dengan kaum Nasrani Yerusalem ini mengikat kaum Muslim hari ini bahkan hingga akhir zaman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan alasan inilah, haram hukumnya mengakui keberadaan negara Yahudi penjajah di Palestina. Haram pula mengambil solusi dua negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat. Semua itu hakikatnya sama dengan mengakui keberadaan kaum Yahudi penjajah di tanah kaum Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ironinya, hari ini sejumlah penguasa Arab dan Islam malah mengakui keberadaan negara Israel serta menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama lainnya, yaitu Mesir, Yordania, UEA, Arab Saudi, Maroko, Bahrain, Sudan dan Turki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Mendukung Jihad di Palestina</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbDAzCaseDfBeKFpNXYTY_o7x8vNVSu1gEVwqyUgEPVIGpik71j9Njyo9ZcBsZL63gwBGIyfg2m0ZiSgKDtNEhQjTwJpW1odXLV6J10EKYXpkX-N9GjVrZR9_eLt8MshZ3WlxYS3OA4NBh7FktvZ5Wv6UCfzz4UkUBwy6QAWnB5_E2XiTP0nzFWpc7AKV3/s16000/0-Dibalik-Islam-Jihad.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendudukan kaum Yahudi penjajah atas Palestina bukan sekadar mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya, tetapi juga menciptakan penderitaan yang terus-menerus yang dialami jutaan warga lainnya. Dengan demikian masih bercokolnya kaum Yahudi penjajah inilah yang menjadi pangkal persoalan di tanah Palestina dan menyebabkan penderitaan kaum Muslim berkepanjangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu kaum Yahudi penjajah wajib diusir dari tanah Palestina. Mereka hanya bisa diusir dari tanah suci tersebut dengan mengerahkan pasukan militer. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 191).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu sudah sepantasnya para penguasa Arab dan Muslim mengirimkan tentara mereka untuk membantu para mujahidin Palestina dalam mengusir kaum Yahudi penjajah dari negara itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, jihad (berperang melawan musuh) di jalan Allah ﷻ adalah amalan yang utama. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَوْقِفٌ سَاعَةً فِي سَبِيل اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ اْلْأَسْوَدِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Berjaga-jaga satu jam di medan perang fi sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatul Qadar di dekat Hajar Aswad</i> (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu pula, sudah sepantasnya kaum Muslim di mana pun, khususnya para perwira dan prajurit Muslim, menyambut panggilan jihad dari mana pun, termasuk dari Bumi Palestina. Tak sepantasnya mereka berdiam diri dan berpangku tangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Khilafah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBkTP7BO5ItZD94Ks6FbKQnoR521CdJKNbKsWNqzHc2OG2EwJfRZCX91tOG2pLJ8Th4j3H4-AqrFGzuzitNnX2trMf82tu0Wit_BqOGQOgoYS5hVad3W23eH2gUUNCp9YY7TbLQt1kZpSgccYCGnOnicxCuRapwFxFInx4RvZzVLtEJQvLFGfj-VUHv9e6/s16000/0-Dibalik-Islam-Hagya-Sophia.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika dihitung sejak pendudukan Israel sekaligus pendirian Negara Yahudi itu di Palestina pada tahun 1948 hingga hari ini, maka Tragedi Palestina sudah berumur sekira 75 tahun. Selama itu pula sudah tak terhitung korban di pihak rakyat Palestina oleh kebiadaban Yahudi tersebut. Kekejaman demi kekejaman yang dilakukan oleh Yahudi terhadap rakyat Palestina seolah tak pernah akan berhenti. Terus berulang dari waktu ke waktu. Bahkan hingga hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, tanpa bermaksud meremehkan, jihad yang hanya melibatkan sebagian kaum Muslim Palestina terbukti sampai hari ini belum berhasil mengusir kaum Yahudi penjajah dari Bumi Palestina. Di sisi lain, melibatkan pasukan kaum Muslim dari seluruh dunia untuk membantu mujahidin Palestina juga tidak mudah. Tentu karena adanya penghalang berupa sekat-sekat negara-bangsa yang hakikatnya merupakan buatan kaum penjajah Barat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu umat memang membutuhkan seorang khalifah, pemimpin kaum Muslim sedunia. Rasulullah ﷺ telah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung</i> (HR al-Bukhari Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalifahlah yang akan menyerukan sekaligus memimpin langsung pasukan kaum Muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan kaum Muslim di sana. Bahkan Khilafah pula yang akan menyelamatkan kaum Muslim di berbagai negeri di mana mereka ditindas. Di sinilah pentingnya umat ini untuk serius dan sungguh-sungguh untuk memperjuangkan kembalinya <i>Khilafah ‘alâ minhâjan-Nubuwwah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">‘<i>Ala kulli hal</i>, haram kita membiarkan kaum Muslim Palestina menderita tanpa pembelaan kita. Haram pula kita membiarkan Palestina tetap dikuasai kaum Yahudi penjajah. Sebabnya, jika kita hanya diam, berarti kita telah berkhianat kepada bangsa Palestina, saudara sesama Muslim; berkhianat kepada Umar bin al-Khaththab ra. yang telah membebaskan Tanah Palestina untuk pertama kalinya; berkhianat kepada Sultan Abdul Hamid II dan para khalifah yang beratus-ratus tahun mempertahankan Bumi Palestina; berkhianat kepada para syuhada yang telah mempersembahkan darah dan nyawanya demi kemerdekaan Palestina; bahkan berkhianat kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya yang telah menetapkan Palestina sebagai tanah milik kaum Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka sekali-kali tidak akan pernah dapat membuat madarat kepada kalian, selain dari gangguan-gangguan celaan saja. Jika mereka memerangi kalian, pasti mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.</i> (TQS Ali Imran [3]: 111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 314</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-16366863661043485902023-10-11T11:46:00.000+07:002023-10-11T11:46:01.154+07:00TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MEMELUK AGAMA ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlT7BodqOuDWfcqD1rHgOc4PLUhVTFwYkNuO6S_O7iBPSIb5G_sc3QFWAX971OwpLvT5itZ7zpydXh7s2lIKcFlW7eVPB6pgOeqbTf48TARBhee1f4pXwpY04BA45pskixlPX7T9h4cAakhyphenhyphenOypOpVdSKvimmZB9hK6B0kvCKOUUaOwRMzR6iHyefvpXEz/s16000/Dibalik-Islam-Tidak-Ada-Paksaan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 256 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَاۤ اِكۡرَاهَ فِى الدِّيۡنِۙ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشۡدُ مِنَ الۡغَىِّۚ فَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِالطَّاغُوۡتِ وَيُؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسۡتَمۡسَكَ بِالۡعُرۡوَةِ الۡوُثۡقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak dibenarkan adanya paksaan untuk menganut agama Islam. Kewajiban kita hanyalah menyampaikan agama Allah ﷻ kepada manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan, serta dengan nasihat-nasihat yang wajar, sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan sendiri sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat An Nahl ayat 125:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apabila kita sudah menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian, tetapi mereka tidak juga mau beriman, itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan Allah ﷻ. Kita tidak boleh memaksa mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?</i>" (QS. Yunus [10]:99)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan datangnya agama Islam, jalan yang benar sudah tampak dengan jelas dan dapat dibedakan dari jalan yang sesat. Maka tidak boleh ada pemaksaan untuk beriman, karena iman adalah keyakinan dalam hati sanubari dan tak seorang pun dapat memaksa hati seseorang untuk meyakini sesuatu, apabila dia sendiri tidak bersedia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat Al-Qur'an menerangkan tentang kenabian Muhammad ﷺ sudah cukup jelas. Maka terserah kepada setiap orang, apakah akan beriman atau kafir, setelah ayat-ayat itu sampai kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah etika dakwah Islam. Adapun suara-suara yang mengatakan bahwa agama Islam dikembangkan dengan pedang hanyalah tuduhan dan fitnah belaka. Umat Islam di Mekah sebelum berhijrah ke Medinah hanya melakukan salat dengan cara sembunyi-sembunyi, dan mereka tidak mau melakukannya secara demonstratif di hadapan kaum kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat Islam memiliki kekuatan yang nyata dan jumlah mereka telah bertambah banyak, namun mereka tidak diperbolehkan melakukan paksaan terhadap orang-orang yang bukan Muslim, baik secara halus, apa lagi dengan kekerasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun peperangan yang telah dilakukan umat Islam, baik di Jazirah Arab, maupun di negeri-negeri lain, seperti di Mesir, Persia dan sebagainya, hanyalah semata-mata suatu tindakan beladiri terhadap serangan-serangan kaum kafir kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, peperangan dilakukan untuk mengamankan jalannya dakwah Islam, sehingga berbagai tindakan kezaliman dari orang-orang kafir yang memfitnah dan mengganggu umat Islam karena menganut dan melaksanakan agama mereka dapat dicegah, dan agar kaum kafir itu dapat menghargai kemerdekaan pribadi dan hak-hak asasi manusia dalam menganut keyakinan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di berbagai daerah yang telah dikuasai kaum Muslimin, orang yang belum menganut agama Islam diberi hak dan kemerdekaan untuk memilih '<i>apakah mereka akan memeluk agama Islam ataukah akan tetap dalam agama mereka</i>'.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika mereka memilih untuk tetap dalam agama semula, maka mereka diharuskan membayar "<i>jizyah</i>" yaitu semacam pajak sebagai imbalan dari perlindungan yang diberikan Pemerintah Islam kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keselamatan mereka dijamin sepenuhnya, asal mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang memusuhi Islam dan umatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini merupakan bukti yang jelas bahwa umat Islam tidak melakukan paksaan, bahkan tetap menghormati kemerdekaan beragama, walaupun terhadap golongan minoritas yang berada di daerah-daerah kekuasaan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya dapat kita lihat dari bukti-bukti sejarah, baik pada masa dahulu, maupun pada zaman modern sekarang ini, betapa malangnya nasib umat Islam, apabila mereka menjadi golongan minoritas di suatu negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Barang siapa yang tidak lagi percaya kepada thagut, atau tidak lagi menyembah patung, atau benda yang lain, melainkan beriman dan menyembah Allah semata-mata, maka dia telah mendapatkan pegangan yang kokoh, laksana tali yang kuat, yang tidak akan putus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Iman yang sebenarnya adalah iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lidah dan diiringi dengan perbuatan. Itulah sebabnya maka pada akhir ayat, Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ...</div><div style="text-align: justify;">"<i>... Dan ketahuilah Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya Allah ﷻ senantiasa mendengar apa yang diucapkan, dan Dia selalu mengetahui apa yang diyakini dalam hati, dan apa yang diperbuat oleh anggota badan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ akan membalas amal seseorang sesuai dengan iman, perkataan dan perbuatan mereka masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-62608919998568186762023-10-09T08:55:00.006+07:002023-10-09T08:55:50.323+07:00MAKSUD DIBALIK PERINTAH MAKANAN HALAL DAN HARAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK2r6AEQKYg116fGKa49CMNsd6AT7MdAU6lJ6fjuJHkrJ1TwDlqB61Q87lJjCQzEfdHcqRIqe4EQiNdL8KqUYBdyGqee1eXf8BYlZE_Mi4u1LOidAj6MQhGFZ_eUVql1unFL5FRHaAHko0Exvj9Luyj5vrFP5rm01ZDplCCJyakixIP3pKDSmpp1ZmLv48/s16000/Dibalik-Islam-Makanan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 168 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوۡا مِمَّا فِى الۡاَرۡضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِؕ اِنَّهٗ لَـكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal, yaitu yang tidak haram, baik zatnya maupun cara memperolehnya. Dan selain halal, makanan juga harus yang baik, yaitu yang sehat, aman, dan tidak berlebihan. Makanan dimaksud adalah yang terdapat di bumi yang diciptakan Allah ﷻ untuk seluruh umat manusia, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan yang selalu merayu manusia agar memenuhi kebutuhan jasmaninya walaupun dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waspadailah usaha setan yang selalu berusaha menjerumuskan manusia dengan segala tipu dayanya. Allah ﷻ mengingatkan bahwa sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu, wahai manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal Allah ﷻ tidak mengharamkan memakan jenis binatang itu, bahkan telah menjelaskan apa-apa yang diharamkan memakan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.</i> (QS. Al-Ma'idah [5]: 3).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Segala sesuatu selain dari yang tersebut dalam ayat ini boleh dimakan. Memang ada beberapa ulama berpendapat bahwa di samping yang tersebut dalam ayat itu, ada lagi yang diharamkan memakannya berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ seperti makan binatang yang bertaring tajam atau bercakar kuat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menyuruh manusia makan makanan yang baik yang terdapat di bumi, yaitu planet yang dikenal sebagai tempat tinggal makhluk hidup seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lainnya. Sedang makanan yang diharamkan oleh beberapa kabilah yang ditetapkan menurut kemauan dan peraturan yang mereka buat sendiri halal dimakan, karena Allah ﷻ tidak mengharamkan makanan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ hanya mengharamkan beberapa macam makanan tertentu sebagaimana terdapat dalam Qur'an:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.</i> (Qs. Al Baqarah [2]: 173)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menetapkan suatu hukum dengan menghalalkan atau mengharamkan sesuatu, sepenuhnya hak Allah ﷻ, karena Dialah yang berkuasa. Dialah yang disembah, ditaati segala perintah-Nya dan dijauhi segala larangan-Nya. Kalau ada seseorang mengharamkan sesuatu atau menghalalkannya maka sebenarnya orang itu telah menyamakan dirinya dengan Allah ﷻ, dan tidak boleh diikuti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membenarkan orang itu sama dengan mempersekutukan Allah ﷻ dan mengakui bahwa di samping Allah ﷻ ada yang berhak dibenarkan dan dipatuhi hukumnya. Demikianlah halnya orang musyrik, mereka menyembah dan mematuhi perintah selain Allah ﷻ berupa berhala-berhala, pemimpin-pemimpin yang menguasai berhala-berhala itu, mereka tidak diakui oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai orang mukmin selama mereka mempunyai kepercayaan seperti itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanan yang diharamkan ada empat macam itu saja. Ada lagi beberapa jenis binatang yang dilarang dimakan berdasarkan ayat seperti yang tersebut di atas. Kemudian dijelaskan lagi bahwa tidak berdosa orang yang dalam keadaan darurat makan makanan yang diharamkan, apabila mereka benar-benar dalam keadaan darurat, seperti tidak ada lagi makanan yang akan dimakan, dan jika tidak dimakan akan membawa bahaya besar atau kematian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya mereka tidak ingin bahkan merasa jijik memakannya, tapi hanya sekadar untuk menyelamatkan jiwanya. Adapun memakan yang lebih dari itu hukumnya tetap haram. Ini kehendak Allah dan Allah ﷻ tidak memberatkan seorang hamba lebih daripada kesanggupannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain dari yang diharamkan Allah dan selain yang tersebut dalam hadis sesuai dengan pendapat sebagian ulama adalah halal, boleh dimakan. Kabilah-kabilah itu hanya mengharamkan beberapa jenis tanaman dan binatang berdasarkan hukum yang mereka tetapkan dengan mengikuti tradisi yang mereka warisi dari nenek moyang mereka, dan karena memperturutkan hawa nafsu dan kemauan setan belaka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Janganlah kaum Muslimin mengikuti langkah-langkah setan, karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-43120418520525499912023-10-08T05:29:00.074+07:002023-10-09T05:55:21.365+07:00HIDUP RAKYAT MAKIN BERAT, PENGUASA WAJIB BERTANGGUNG JAWAB<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF4fRSpHPNBrV9PE6lqYKcx5elxiHw6QDsShDr2luVBG0sPXIlClVaRM1nE8UMvC4jPrqjv8CiAJEbdBkV8ZuU6pK4zOmG5pG0LFlBeCTjPOzy8RWX7stGNcFTehOld5sg5fv3vGRYbjE7KcOEmc3dakshKFNob7zRBThvo337tdfdr5OeuOODIRb8fzjv/s16000/Dibalik-Islam-Kematian.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Akhir September lalu seorang pria disabilitas di Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri meninggal usai ditemukan kritis karena tak makan selama tiga hari. Lebih memilukan lagi, pria penyandang disabilitas ini ditemukan tergeletak di rumahnya, bersama jasad sang ibu yang diprakirakan meninggal sejak tiga hari sebelumnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Di Dusun Dawung Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, seorang ibu dan dua anaknya yang juga disabilitas hidup dalam kemiskinan. Mereka makan hanya mengandalkan pemberian tetangga. Kadang makan, kadang tidak. Tinggal di rumah yang hampir roboh. Keluarga malang ini bahkan tak tersentuh bantuan Pemerintah karena belum punya e-KTP sebagai syarat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Makin Terbebani</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_alLfxtUejFIshlFM10Iv3DzTg8k4x34ybzbWpEFCgyQrITNTOJWZKrZdA5ynUof9B_JmUjNIunG03XD1y0aglO2VJEHqzz-P6fc-QQyfQqDxL5wTGQqZfp-xA3E6Tf6RbafA-x7nB4b37MxKCu488mxc-xhkehIaHq3wL3oZEh830lpA396Jf2TOvWL8/s16000/dibalik-islam-blog2-Recovered.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dua kejadian di atas adalah sekelumit derita rakyat yang terjadi di tanah air. Masih banyak lagi jumlah warga miskin yang makin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Menurut data BPS, jumlah warga miskin di Indonesia pada bulan Maret 2023 mencapai 25,90 juta orang. Pemerintah menetapkan bahwa pengeluaran masyarakat kurang dari Rp 17.851 per hari masuk kategori miskin atau di bawah garis kemiskinan. Namun, jika menggunakan ukuran Bank Dunia yang menetapkan warga dengan penghasilan di bawah US$ 2,15 per hari (sekitar Rp 33 ribu) terkategori miskin, maka jumlah warga miskin di Indonesia bisa mencapai 110 juta orang, alias 40% dari jumlah penduduk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melihat naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, kelihatannya angka kemiskinan versi Bank Dunia lebih riil. Meroketnya harga beras membuat warga di sejumlah daerah mencampur nasi dengan singkong untuk menyiasati makan sehari-hari. Bukan hanya beras. Sejumlah harga kebutuhan pokok lain seperti gula, telur, daging ayam juga naik. Para petani juga makin kesusahan karena sudah tidak ada lagi subsidi pupuk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk mendapatkan pekerjaan pun bukan hal yang mudah. Menurut Wapres, 14 dari 100 anak muda Indonesia tidak terserap lapangan kerja. Total jumlah pengangguran pada tahun 2023 ada 7,9 juta jiwa. Tentu saja ini menjadi tambahan beban kehidupan masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Krisis ekonomi ini makin terasa dengan banyaknya keluhan para pedagang akan sepinya pembeli. Sudah beberapa tahun belakangan sejumlah mal tutup bahkan diobral karena makin sepi pengunjung. Para produsen dan pedagang juga menjerit karena membanjirnya barang-barang impor dari Cina yang harganya jauh lebih murah; apalagi yang dijual lewat <i>e-commerce cross border</i>, perdagangan online.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, seperti menutup mata dari beban rakyat, Pemerintah tetap ngotot melanjutkan sejumlah proyek raksasa; pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Padahal dua megaproyek tersebut menggerogoti APBN. Di sisi lain masih ada puluhan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mangkrak. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto angkat suara perihal 58 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mangkrak. Totalnya bernilai 420 triliun rupiah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukannya meringankan beban pengeluaran masyarakat, Pemerintah malah membuat keputusan menaikkan harga BBM seperti Pertamax, Pertamax Dex, Pertamax Turbo. Sebelumnya, Pemerintah juga telah menaikkan tarif sejumlah ruas tol. Kenaikan-kenaikan ini otomatis akan mendorong kenaikan harga dari barang dan jasa, menyebabkan menurunnya daya beli dan inflasi. Lagi-lagi rakyat pun semakin terjepit.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Islam dan Jaminan Kehidupan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr9E-oW2whwJJX4BLov6IPzOSyLmNanNLKQI1Sg9eZW5PKR8xPQ1qyPzahcFYGuCKVIYn9cVbyccXg96vGOjyD7bTCILi5MZBiPXR5-DO9Ws5bakA6qbBoWE0IMhIyhbtyQnaxWoHFH-hl6P9pAPvA0nQQ8luS1NSEw3D-6cn-P24M7i0iU9EYZ7CegalB/s16000/dibalik-islam-umar-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Derita umat hari ini adalah hasil kebatilan sistem kapitalisme yang diterapkan penguasa. Dimana negara hanya berperan sebagai regulator. Negara tidak turut mengatur dan menjamin kehidupan warga. Rakyat dibiarkan berjuang sendiri dengan prinsip <i>survival of the fittest</i>. Siapa yang kuat, dia yang bertahan. Akibatnya, kemiskinan dan penderitaan semakin meruyak. Kesenjangan sosial semakin lebar menganga; ada 1% orang Indonesia yang jumlah kekayaannya sama dengan 46,6% total kekayaan seluruh penduduk Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu saatnya umat menerapkan syariah Islam. Sebabnya, ini adalah tuntutan keimanan. Bukankah orang yang mengaku beriman harus taat pada hukum-hukum Allah? Apalagi syariah Islam berisi aturan yang memberikan jaminan kehidupan masyarakat. Ada sejumlah hukum Islam yang jika diterapkan akan menjaga pemenuhan kebutuhan tiap individu. <b>Pertama</b>: Islam mewajibkan setiap Muslim (pria) menjamin kebutuhan dirinya dan keluarganya. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا ، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَ ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ ذِي قَرَابَتِكَ شَيْءٌ فَهَكَذَا وَهَكَذَا ، بَيْنَ يَدَيْكَ ، وَعَنْ يَمِينِكَ ، وَعَنْ شِمَالِكَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mulailah dari dirimu sendiri. Sedekahkanlah untuk dirimu. Selebihnya dari itu untuk keluargamu (anak dan istrimu). Selebihnya lagi dari itu untuk kerabat dekatmu. Selebihnya lagi dari itu untuk tujuan ini dan itu yang ada di hadapanmu, yang ada di kanan dan kirimu</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para suami/ayah telah diwajibkan Allah ﷻ untuk menjamin kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal untuk keluarga mereka (lihat QS 2: 233 dan QS 65: 6). Nabi ﷺ menegur orang yang mengabaikan kewajiban nafkah untuk orang-orang yang wajib dia tanggung:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa ketika dia menahan nafkah dari orang yang menjadi tanggungannya</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu kaum lelaki yang bermalas-malasan, tidak mau menafkahi dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, akan dikenai sanksi. Mereka akan dipaksa untuk mencari nafkah. Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. pernah menegur dengan keras orang-orang yang duduk-duduk di masjid untuk beribadah, sementara orang-orang telah bertebaran mencari nafkah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Islam mewajibkan ihtimâm (kepedulian) kepada sesama Muslim, termasuk memenuhi hajat kaum dhuafa, khususnya orang-orang terdekat dan tetangga mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَيْسَ الْـمُؤْمِنُ الَّذيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إلَى جَنْبِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Bukan Mukmin orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangga sebelahnya kelaparan</i> (HR al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Bagian terpenting dalam jaminan kebutuhan hidup adalah peran negara. Para ulama bersepakat bahwa kehadiran Negara (Khilafah) salah satunya adalah untuk mengatur urusan umat. Imam Al-Mawardi dalam kitabnya Al-Ahkâm As-Sulthâniyyah menyebutkan bahwa tujuan adanya Khilafah adalah untuk menjaga kepentingan agama dan pengaturan dunia. Baginda Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam/Khalifah itu laksana penggembala dan dia bertanggung jawab terhadap gembalaannya</i> (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Hasan al-Bashri pernah memberikan nasihat pada Khalifah Umar bin Abdul Aziz tentang gambaran pemimpin yang adil, “<i>Wahai Amirul Mukminin, pemimpin yang adil itu seperti seorang gembala yang memiliki belas kasihan terhadap untanya, berkawan dengannya, yang mencarikan untuknya padang rumput terbaik, melindunginya dari tempat makan yang berbahaya, melindunginya dari hewan buas, dan menempatkannya dari gangguan cuaca panas dan dingin.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kewajiban mengurus umat telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dengan harta yang diperoleh negara pada saat itu. Beliau memberikan jaminan hidup untuk ahlus-suffah yang tinggal di Masjid Nabawi. Beliau juga menjadikan dirinya sebagai penjamin bagi Mukmin yang meninggal, sedangkan ia memiliki utang atau tanggungan keluarga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariah ini diteruskan oleh Khulafaur-Rasyidin. Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., misalnya, pernah membangun dar ad-daqîq sebagai rumah singgah untuk para musafir. Di sana mereka boleh makan dan beristirahat. Beliau pun menyediakan pendidikan untuk kaum Muslim dan memberikan gaji yang layak untuk para pengajar. Khalifah Umar ra. juga memberikan insentif untuk anak-anak. Khalifah berikutnya, Utsman bin Affan ra., memberikan insentif 1 dirham setiap hari untuk kaum Muslim selama Ramadhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para khalifah dari Bani Umayah juga melanjutkan kewajiban mengurus umat seperti membangun rumah sakit-rumah sakit, termasuk rumah sakit khusus untuk penderita kusta, secara gratis. Ini adalah rumah sakit pertama untuk penderita kusta dalam sejarah dunia. Mereka juga mendirikan rumah-rumah panti jompo, juga rumah-rumah untuk orang-orang yang tersesat. Mereka pun melakukan pelunasan utang warga yang dililit utang, melakukan pembebasan tawanan Muslim, serta subsidi nikah. Pada periode 120-126 H, Kekhilafahan Umayah menganggarkan dana sebanyak 10 ribu dirham untuk penanganan bencana dan pemerdekaan budak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, Islam mengancam para penguasa yang menelantarkan kebutuhan rakyat, apalagi menghalangi hak-hak mereka. Sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا مِنْ إِمَامٍ يُغْلِقُ بَابَهُ دُونَ ذَوِي الْحَاجَةِ وَالْخَلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ إِلَّا أَغْلَقَ اللَّهُ أَبْوَابَ السَّمَاءِ دُونَ خَلَّتِهِ وَحَاجَتِهِ وَمَسْكَنَتِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak seorang pemimpin pun yang menutup pintunya dari orang yang membutuhkan, orang yang kekurangan dan orang miskin, kecuali Allah akan menutup pintu langit dari kekurangan, kebutuhan dan kemiskinannya</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, sadarkah kita, bahwa pemimpin yang adil yang bekerja keras untuk menjamin kehidupan warganya hanya terwujud jika umat ini menerapkan syariah Islam dalam naungan Khilafah? Selain itu tidak mungkin terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Hasan al-Bashri menulis surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">والإمام العدل يا أمير المؤمنين كالأم الشفيقة البرة الرفيقة بولدها، حملته كرهًا، ووضعته كرهًا، وربته طفلاً تسهر بسهره، وتسكن بسكونه</div><div style="text-align: justify;">“<i>Pemimpin yang adil, wahai Amirul Mukminin, adalah seperti ibu yang penyayang, yang amat penuh perhatian terhadap anaknya, yang membawanya saat hamil meskipun dalam keadaan sulit, melahirkannya dalam keadaan sulit, mendidiknya saat ia masih kecil, menjaganya pada waktu malam ketika anaknya sakit, yang merasa tenang dengan tenangnya anaknya.</i>” (Abu Amr Ahmad bin Muhammad, Al-'Aqd al-Farîd, 1/10).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 313</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-52021699826498937852023-10-07T20:45:00.002+07:002023-10-07T20:45:12.103+07:00DUNIA TAMPAK SEKEJAP SAJA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8HdGPSfeS8Iw7YqXMSsgTdEUdB0_iuEg6KU-L7LbY9lZPvOYIf2de-aM7jgp3BjZuGfa6DGaIdM1TX9-7u9aq5_Rcs2eq2RPQU5U19MiQJc5IYxv3kXr9sxWd8mmLJ34sYzmh0OMate_E5mZgL5lJXNGFnucv14q6DNeJKyr0EL0xEbgyFtU2u6vb4RkG/s16000/Dibalik-Islam-Dunia-Sementara.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lilik Yani</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dunia hanya sementara. Bagi musafir, seolah hanya '<i>mampir ngombe saja</i>' lalu melanjutkan perjalanan yang sangat jauh. Jika satu hari akherat sama dengan seribu tahun di dunia. Bayangkan berapa umur dunia? Bagaimana dibanding usia kita? Sekejap! Akankah kita sombong tinggal di dunia yang hanya sekejap mata?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh diri ini kadang terkagum-kagum dengan dunia. Begitu terpesona sampai lupa daratan. Dunia pun dikejar-kejar tanpa pernah merasa puas. Sifat qona’ah, merasa cukup dengan setiap nikmat rizki pun jarang dimiliki. Demikianlah watak manusia. Inilah yang terjadi pada banyak orang, termasuk pula pada diri kami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam kesempatan kali ini, ada ayat yang patut jadi renungan. Semoga bisa menyejukkan hati. Hati yang terkagum-kagum pada dunia, semoga bisa tersadarkan diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.</i>” (QS. Al Hadid: 20) (20/6/20)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur’an disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ ...</div><div style="text-align: justify;">“<i>... Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.</i>” (QS. Al-Hajj: 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan ayat di atas, bahwa satu hari di akhirat = 1000 tahun di dunia, sekarang mari kita hitung. 1000 tahun dunia = 1 hari akhirat, 1000 tahun dunia = 24 jam akhirat, 1 tahun dunia = 24/1000 = 0,024 jam akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi bila umur manusia rata-rata 63 tahun, maka menurut waktu akhirat adalah 63×0,024 = 1,5 jam akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita umur di dunia ini rata-rata hanya 1,5 jam waktu akhirat. Sungguh waktu yang sangat singkat dan harus di pergunakan dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan cinta dan sayang Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Berapa Lamakah Kita Hidup di Dunia?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">تَعْرُجُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗ خَمْسِيْنَ اَلْفَ سَنَةٍۚ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.</i>” (QS. Al-Ma’arij: 4)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sahabat, berapa lamakah hidup kita di dunia ini? Jika kita menganggap hidup kita adalah sekian puluh tahun, maka kita perlu berpikir ulang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya kita tinggal di dunia ini hanya sesaat saja, yakni dalam hitungan menit dan detik saja, dan hal ini baru kita sadari setelah berada di padang Mahsyar kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lihatlah firman Allah di dalam Qur’an surat Al Mukminun saat menanyakan berapa lama kita hidup di dunia.</div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى الْاَرْضِ عَدَدَ سِنِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">112. <i>Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـَٔلِ الْعَاۤدِّيْنَ</div><div style="text-align: justify;">113. <i>Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قٰلَ اِنْ لَّبِثْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا لَّوْ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">114. <i>Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sahabat, pantas saja dunia ini tak layak disandingkan dengan akhirat, karena kita hanya numpang lewat di dunia, sekadar menjawab satu atau dua soal ujian saja, lalu pergi dan menyaksikan bagaimana hasil ujian kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidup di dunia ini sungguh singkat, hanya sesaat saja di waktu pagi, siang, atau sore hari, akan tetapi waktu yang singkat ini sekaligus sangat menentukan tempat tinggal kita di akhirat kelak:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا</div><div style="text-align: justify;">“<i>Pada waktu mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.</i>” (QS. An Nazi’at: 46)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَاَنْ لَّمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُوْنَ بَيْنَهُمْۗ قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.</i>” (QS. Yunus: 45)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sahabat, setelah mengetahui hidup yang begitu singkat. Kita tentu memerlukan panduan apa yang perlu dilakukan dalam waktu yang sebentar ini, agar tidak terlena dengan kehidupan dunia yang hanya tempat singgah saja. Inilah beberapa hal yang perlu diterapkan:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Menyadari kehidupan dunia hanyalah setetes air, kehidupan akhirat adalah seluas samudera.</li><li>Jika kita menganggap dunia ini adalah segalanya, jelas saja kita enggan menabung untuk akhirat kelak. Kita akan menghabiskan waktu untuk hal-hal bersifat duniawi yang tak membawa maslahat bagi kehidupan akhirat. Kita akan habiskan harta hanya untuk kenikmatan nafsu dan syahwat belaka.</li><li>Akan tetapi jika sudah sadar betul bahwa hidup di dunia ini amat singkat, maka akan memotivasi kita untuk mengumpulkan amal shaleh sebagai bekal akhirat.</li></ul></div><div style="text-align: justify;">“<i>Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat? (itulah perumpamaan dunia, sedangkan lautan yang tertinggal adalah kehidupan akhirat)</i>” (HR Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Memperhitungkan amalan apa saja yang telah diperbuat.</li><li>Jangan terpesona dengan hal-hal fisik yang telah kita lakukan, misalnya shalat, puasa, zakat, sedekah, karena sesungguhnya yang lebih diperhitungkan oleh Allah adalah apa-apa yang ada di dalam hati kita: kesabaran, kesyukuran, keikhlasan, rendah hati.</li></ul></div><div style="text-align: justify;">Hampir-hampir tidak bermanfaat amal ibadah yang kita perbuat jika hati kita memandang tinggi amalan tersebut yang menyebabkan kita ujub dan mendapat kebencian Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).</i>” (QS. al-Hasyr : 18)</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Mengutamakan amalan-amalan utama yang bisa meringankan kehidupan setelah kematian</li></ul></div><div style="text-align: justify;">Ada amalan yang pahala kebaikannya hanya mengalir saat kita melakukannya, dan otomatis terhenti saat kita telah meninggal dunia. Namun ada pula amalan yang pahala kebaikannya bisa terus mengalir sekalipun kita telah wafat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaiknya amalan seperti inilah yang kita utamakan pengerjaannya, mengingat betapa singkatnya hidup, kita memiliki waktu terbatas maka perlu melakukan amalan yang tak terbatas waktu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa saja amalan yang akan terus mengalir kebaikannya tanpa terbatas oleh kematian? Mari kita simak kembali hadits Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh</i>” (HR. Muslim no. 1631)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh sebab itu 3 amal yang perlu kita upayakan dengan lebih fokus adalah:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Berwakaf (sedekah jariyah),</li><li>Menyebarkan ilmu yang dimiliki,</li><li>Mendidik anak shaleh.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika memiliki uang berlebih, tanyakan pada diri sudahkah menyisihkan untuk berwakaf?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika memiliki waktu berlebih, tanyakan diri apakah telah menyebar ilmu bermanfaat untuk orang lain?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika memiliki keluarga, tanyakan diri apakah sudah mendidik anak dengan akhlak baik dan amal shaleh? Atau hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik anak saja?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sahabat, hidup ini singkat, sudahkah kita menyadarinya? Jika sudah, apakah kita telah cukup mempersiapkan bekal untuk kehidupan selanjutnya? Yakni dengan melakukan amal ibadah dan amal shaleh?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan sampai kita salah strategi dalam mengisi hidup yang singkat ini, hanya untuk memuaskan nafsu mata, perut, syahwat, dengan rumah mewah, kendaraan bagus, pakaian dan sepatu branded, dan segala hal lain yang takkan kita bawa ke akhirat. <i>Na’udzubillah min dzalik</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dunia Hanya Sekejap, Sore atau Pagi Hari sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nazi'at Ayat 46:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كَاَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوۡۤا اِلَّا عَشِيَّةً اَوۡ ضُحٰٮهَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari kiamat itu penuh dengan huru-hara yang membuat manusia sangat tercengang. Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu, mereka merasa seakan-akan hanya sebentar saja tinggal di dunia, hidup di dunia seakan hanya pada waktu sore atau pagi hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sementara saja, seperti sepenggal pagi atau sepenggal sore pada masa-masa yang lalu itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kehidupan manusia di dunia ini memang hanya sebentar saja, sebagaimana firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">...كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ ...</div><div style="text-align: justify;">“<i>... Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari...</i>” (QS. al-Ahqaf: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kondisi saat ini yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler, menuntut orang agar semua yang dikerjakan berbuah keuntungan materi. Akan menjadi sebuah kerugian besar jika mereka tahu bahwa dunia itu hanya sebentar. Sementara fokus yang dilakukan hanya untuk kesenangan sementara. Lantas bekal apa untuk kehidupan sesungguhnya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pentingnya pemimpin peduli umat, yang berorientasi akherat, menerapkan aturan Islam dalam setiap aktivitas kehidupan. Demi keselamatan dunia akherat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-62438045382097139462023-10-06T08:19:00.003+07:002023-10-06T08:19:16.004+07:00WAHAI KAUM MUSLIMIN MELAYU REMPANG, TETAP BERSIAGA-LAH DI PARIT-PARIT PERJUANGAN!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXFfStbwkRtRXJkNjhFn3vOWud0gRhZGhYyvFVGcKwcMEJS402F2TCt1jeREDFGubNUPAw7fhnKiPUQgFLJqILGGXsqivo0C7GFOPdiNdjuqVzCjOIRfHIzc10f8prd00Og5jHRP8UqyqwhJDTT3NxHcTJ0hef30Y4ggdCId9sTVIntlZTINOzmBa62SP7/s16000/Dibalik-Islam-Rempang-Berduka.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ahmad Khozinudin</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Tak kaya oleh emas pembawa, tak gadis oleh kain berselang.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Sungguh kawat yang dibentuk, ikan ditebat yang diadang</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ingat! Apa yang dilakukan rezim hari ini, bukanlah kebaikan yang diberikan secara percuma. Melainkan hasil, dari upaya jerih payah kalian membela kampung halaman, menjaga adat dan warisan leluhur, dan menunaikan perintah jihad agama Islam untuk membela setiap jengkal tanah Rempang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rezim oligarki ini ketakutan, karenanya mereka membatalkan rencana eksekusi pengosongan tanggal 28 September 2023. Rezim ini melalui jubirnya Bahlil, tak mau mengakui kekerasan, Represifme dan penindasan kepada warga Rempang. Rezim ini hanya menggunakan bahasa '<i>tindakan tak elegan</i>'.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waspadalah! Rezim ini sedang memutar arah, untuk membokong dari belakang. Berusaha mencari celah, agar janji memuluskan proyek oligarki bisa tetap dieksekusi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekali waktu, mereka menampakan wajah ramah, sekali waktu melalui pintu belakang mereka menunjukan kegeraman. Sekali waktu mereka menggunakan tongkat yudisial, di waktu yang lain mereka gunakan wortel dengan gaya non yudisial.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka mencari siapa saja yang cinta dunia, untuk menjadi juru bicara dan penebar keraguan dan perpecahan. Mereka menguji kalian dengan dunia, agar kalian berebut akan dunia, dan meninggalkan ikatan darah Melayu, memutus persaudaraan karena akidah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Tak kaya oleh emas pembawa, tak gadis oleh kain berselang.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdikari! Berdikari! Berdirilah diatas kaki sendiri. Bersandarlah hanya kepada Allah ﷻ. Jangan menyerahkan leher kalian kepada rezim. Jangan membiarkan rezim menyembelih kalian, dengan cara yang mereka sukai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali kaum itu yang berjuang. Jangan mimpi berbagi <i>ghanimah</i>, jika kalian tidak berjihad di medan juang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan percaya mulut manis dan janji palsu rezim. Mereka akan menutupi kebohongan lama dengan kebohongan baru. Begitu seterusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, yang diukur bukan apa yang diucap, tapi tindak tanduk mereka. Faktanya, mereka represif dan ingkar terbitkan sertifikat dalam 3 bulan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Carilah kemuliaan itu dengan <i>ikhtiar</i> kalian, dengan perjuangan. Bukan dengan menengadahkan tangan, dan percaya pada janji surga yang telah terbukti memberikan neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Sungguh kawat yang dibentuk, ikan ditebat yang diadang</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hati-hati! Rezim ini sedang melayani oligarki. Janganlah tipu muslihat rezim kalian anggap sebagai maslahat. Janganlah rasa sakit yang sedikit, membuat kalian secara sadar dan ridlo menyerahkan nyawa menjemput kematian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lihatlah! Apa yang terjadi di Wadas, di Pulau Komodo, di Ambarawa, dan proyek oligarki berdalih PSN lainnya. Itu hanya menyediakan lapak bisnis bagi oligarki dengan merampas tanah rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekali lagi, keputusan hari ini bukan hanya untuk generasi hari ini, tetapi juga untuk anak cucu dimasa depan. Sekali kalian menjadi pecundang, maka sepanjang zaman kalian akan dikenang. Kalian bukan saja akan dikecam kakek buyut, tapi juga akan dimaki oleh anak cucu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah, tolong dan selamatkanlah Saudara kami, kaum muslimin Melayu Rempang. Berikanlah kesabaran dan keistiqomahan, untuk membela hak atas tanah dan kampung halaman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-65751551720138109442023-10-04T09:19:00.003+07:002023-10-04T09:19:11.083+07:00BERDOA DULU YUK!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpYKp0kxPBQPcf7gevY8aRH7dthfThghoNEs_0jtK0ZrYazH8Tf69-cVCNAnWcCaRV1FS_MLKiIXzLtOi0V1AoGUvaMS_TKUwQLQlO8MRsVhjUEfnP9BnXvC4muto-h4Hlu9zus4xC2ET-QX0FcgaB3Ifx5V7UNLxkRMM1Md-dLvA8qbm88Agd_XnlCPFI/s16000/Dibalik-Islam-Doa-2.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Ramsa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap detik kehidupan kita merupakan karunia-Nya. Kita bisa membuka mata, bisa menghirup udara, melihat indahnya dunia dan mendengar kicau burung semua karena kemurahan-Nya. Kita bisa bergerak, menengok ke kiri dan kanan, hingga bisa melangkah dan menuju suatu tempat itu semua atas kebaikan-Nya. <i>Alhamdulillah ala kuli hal</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdoa merupakan kebiasaan yang baik dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Tiada aktivitas yang tak bisa dimulai dengan doa. Maka berdoa dengan kalimat sederhana atau bahasa Indonesia pun tak ada masalah. Ya Allah semoga di hari kelahiran Rasulullah ﷺ ini engkau bukakan ampunan-Mu dan mudahkan kami dalam beribadah. Mulai aktivitas kita dengan <i>basmallah</i> dan akhiri dengan <i>hamdalah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah kami memohon kepada-Mu seorang penolong, seorang pemimpin yang menerapkan syariat Islam dengan sempurna. Ya Rozaq kami memohon anak-anak yang saleh dan salehah, anak yang menjadi pejuang Islam terpercaya walau harus berdiri melawan banyak rintangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Ya Muqalibbal qulub tsabit qalbi ala dinika</i>. Kami memohon tetapkan hati kami dalam agama dan ketaatan padamu. Hadirkan cinta kami pada semua syariat-Mu, mudahkan dan hadirkan cinta kami pada kalam-Mu, jadikan kami pejuang dan penerap aturan-Mu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Ya Wahab ya Alim</i> beri kami ilmu dan kemudahan memahami ilmu. Mudahkan saudara kami menerima seruan Islam. Jauhkan kami dari ilmu yang tidak bermanfaat dan kesia-siaan usia. Jauhkan kami dari menunda kebaikan. Izinkan kami berkumpul dengan sahabat kami dalam perjuangan di surga-Mu kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Ya Rabbi ya mujibad du'a</i> izinkan kami menatap wajah Rasulullah ﷺ di surga kelak. Izinkan kami berjumpa dengan <i>sayidatina</i> Khadijah, Aisyah dan semua ahlul baitnya Rasulullah ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al-Mu'min ayat 60:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari jadikan doa sebagai senjata terindah dan kunci kekuatan. Jadikan setiap kata menjadi doa, semoga kata-kata yang baik akan kembali pada pemiliknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beri kami kemampuan jadi hamba yang taat, jadi ibu yang amanah, jadi anak yang saleh dan jadi istri yang salehah buat suami dan anak-anak kami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Duhai Rabbi zat penggenggam hati, istikamahkan kami dalam kebaikan, ketaatan dan senantiasa dalam jamaah ketaatan. Catatlah kami sebagai manusia bermanfaat bagi sesama. <i>Amin ya rabbal alamin</i>.</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-54884249390507194502023-10-01T08:50:00.000+07:002023-10-04T09:07:54.393+07:00MENELADANI KEPEMIMPINAN RASULULLAH ﷺ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsM11EjBWZi_QOWqAjkTN8pvz_HHe9rZUJjejpzrfNKtJuiN_TqP34ajQkl1eEICpnOgMf5iEDtYBR6otegQuiq4CKmQZDi2y0H_PzQQPZd2oRzvxv6esiCFISUC9d6pBJcidbE8JBm1gSBwBwJueqAoLlzP5LFsaPROZhKHZ_EU9Rj1JCqI2Ka4lIe4By/s16000/Dibalik-Islam-Maulid-Nabi.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bulan Rabiul Awal, sebagaimana saat ini, sering disebut bulan maulid, yakni bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Menurut Al-‘Allamah Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani rahimahulLâh Maulid Nabi saw. bukanlah hari raya. Maulid Nabi saw. sesungguhnya jauh lebih agung dan lebih mulia daripada dua hari raya umat Islam, yakni Idul Fitri dan Idul Adha (Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Hawla al-Ihtifâl bi Dzikr al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarîfi, hlm. 10-11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pasalnya, kata beliau, “Andai tak ada kelahiran Nabi Muhammad saw., tentu tidak akan pernah ada bi’tsah (pengutusan Muhammad saw. sebagai rasul kepada manusia); tidak akan turun al-Quran; tidak akan ada Peristiwa Isra’ Mikraj; tidak akan ada Hijrah: tidak akan ada kemenangan dalam Perang Badar; juga tak akan ada Penaklukan Kota Makkah. Sebabnya, semua itu berkaitan dengan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad saw. Artinya, Maulid Nabi Muhammad saw. adalah sumber segala kebaikan yang sangat besar.” (Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Hawla al-Ihtifâl bi Dzikr al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarîfi, hlm. 13).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Memperbanyak Shalawat kepada Rasulullah ﷺ</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqjyaMfz_Bao18kMEoCvv9jRFpesuiZDmsxpzz7UZWoV7LfVelwy2xGZQQz00bqR5vydPOamSknDgPT4G1KLE2FfRJWJSOznsHr5hb_nZEO0c_qTlso18xOiVrQ6NVzwEysJk-qydVNMygkHI70kx69ueWOQ1W96j8bUgeY2oxeb7kkpRizX7vZjVqBTLx/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai wujud rasa cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ, sepantasnya pada bulan Rabiul Awwal ini kita lebih banyak lagi bershalawat untuk beliau. Apalagi bershalawat kepada beliau diperintahkan oleh Allah ﷻ, sebagaimana firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada dia</i> (TQS al-Ahzab [33]: 56).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ merupakan salah satu tanda kebaikan dari Allah ﷻ kepada kita. Demikian sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ibnu al-Jauzi rahimahulLâh:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ خَيْرًا يَسَّرَ لِسَانَهُ لِلصَّلاَةِ عَلَى مُحَمَّدٍ ﷺ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah SWT, jika menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya, Dia akan memudahkan lisan hamba-Nya itu untuk terbiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.</i> (Ibnu al-Jauzi, Bustân al-‘Ârifîn, 1/300).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain banyak bershalawat untuk beliau, selayaknya kita pun lebih meningkatkan lagi rasa cinta kita kepada beliau. Apalagi jika selama ini kita mengklaim mencintai Allah ﷻ dan al-Quran yang beliau bawa. Berkaitan dengan itu Imam Ibnu Rajab rahimahulLâh berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مِنْ عَلاَمَاتِ حُبِّ اللهِ حُبُّ الْقُرْآنِ، وَمِنْ عَلاَمَةِ حُبِّ الْقُرْآنِ حُبُّ مَنْ أُنْزِلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ: النَّبِيُّ ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><i>Di antara tanda cinta kepada Allah SWT adalah mencintai al-Quran. Di antara tanda cinta pada al-Quran adalah mencintai manusia yang kepada beliau al-Quran diturunkan, yakni Nabi Muhammad ﷺ.</i> (Ibnu Rajab, Tafsîr Ibn Rajab, hlm. 348).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu cinta tak cukup sekadar klaim. Klaim cinta butuh bukti. Bukti bahwa kita mencintai Allah ﷻ, al-Quran dan Nabi Muhammad saw. adalah dengan selalu berusaha takwa; menjalankan semua perintah Allah ﷻ, menjauhi semua larangan-Nya, mengamalkan semua isi Kitab-Nya (al-Quran) dan senantiasa meneladani Nabi-Nya (Muhammad ﷺ) dalam seluruh aspek kehidupannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Meneladani Kepemimpinan Rasulullah ﷺ</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn9HhyNxcO1oXV98hhonudKeWIvqqV6Jqmg5Kv4yXHfzCshaSjm4OPkAL6RjWFr8OsLgUEcOvnDfjH3ROVuaD61mbjOEqQ03ovjBzalTLhqcUSkAnuxh-nzaJQqIMTpGgFjhiHJXrT77tkaShA7mrqD8dj3cS6_cXiN6gSXhTHypTwDRz-0rzbS8Ml5xIJ/s16000/dibalik-islam-leader-3.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana dimaklumi, selama kurang-lebih 23 tahun sejak diutus (bi’tsah), periode dakwah Rasulullah ﷺ terbagi menjadi dua bagian: (1) Periode Makkah; (2) Periode Madinah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama 13 tahun dakwah di Makkah, Rasulullah ﷺ murni hanya berperan sebagai pengemban dakwah. Namun berikutnya, pasca hijrah ke Madinah, dan mendirikan Negara Islam untuk pertama kalinya, beliau sekaligus menjadi penguasa (kepala negara) yang memerankan seluruh fungsi kekuasaan untuk melaksanakan dan menerapkan syariah Islam, bahkan mengemban risalah Islam ke luar negeri dengan dakwah dan jihad. Hal ini berlangsung sekitar 10 tahun hingga beliau wafat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu di antara hal penting dari Rasulullah ﷺ yang wajib dan layak dicontoh adalah teladan kepemimpinan beliau sebagai penguasa, yakni sebagai kepala negara. Kepemimpinan beliau sebagai kepala negara ini telah banyak dijelaskan dalam banyak kitab Sirah Nabi ﷺ, juga kitab-kitab fiqh siyâsah. Bagaimana, misalnya, dijelaskan bahwa Rasulullah saw. mengurus dan melayani dengan baik berbagai keperluan rakyat yang beliau pimpin, baik Muslim maupun non-Muslim. Beliau memimpin rakyat dengan adil dan penuh kasih-sayang. Ini karena hakikat kepemimpinan <i><u>khususnya dalam konteks pemimpin negara</u></i> ditegaskan oleh sabda beliau ﷺ sendiri:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">سَيِّدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Pemimpin suatu kaum hakikatnya adalah pelayan mereka</i> (HR Abu Nu‘aim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai kepala negara, yakni Negara Islam, Nabi ﷺ mengadili banyak perkara di masyarakat hanya dengan syariah Islam. Bukan dengan hukum-hukum yang lain. Syariah Islam pasti adil karena bersumber dari Allah Yang Mahaadil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai kepala Negara Islam, Nabi ﷺ pun mengangkat para wali (gubernur) sekaligus para qâdhi (hakim), juga para ‘âmil. Beliau juga mengutus para utusan (duta) untuk mengajak para pemimpin di seluruh Jazirah Arab saat itu untuk masuk Islam. Beliau pun mengangkat para panglima perang. Bahkan beliau sendiri sering secara langsung memimpin sejumlah perang (jihad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, kepemimpinan Rasulullah ﷺ selaku kepala negara ini layak dan wajib diteladani. Inilah pula yang dicontoh dan diteladani dengan sangat baik oleh para khalifah setelah beliau, yakni Khulafaur Rasyidin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu kaum Muslim generasi berikutnya sampai hari ini layak dan wajib meneladani kepemimpinan Rasulullah saw. dan Khulafaur Rasyidin ini. Apalagi Rasulullah ﷺ telah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَ سُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kalian wajib berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham</i> (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khulafaur Rasyidin terkenal dalam kearifan, keberanian dan ketegasannya dalam membela Islam dan kaum Muslim. Mereka adalah para negarawan ulung. Sangat dicintai oleh rakyatnya dan ditakuti oleh lawan-lawannya. Mereka juga termasyhur sebagai pemimpin yang memiliki akhlak yang agung dan luhur.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, misalnya, adalah sosok penguasa yang terkenal sabar dan lembut. Namun, beliau juga terkenal sebagai pemimpin yang berani dan tegas. Penerusnya, Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. juga terkenal sebagai penguasa yang tegas dan sangat disiplin. Beliau tidak segan-segan merampas harta para pejabatnya yang ditengarai berasal dari jalan yang tidak benar (Lihat: Tahdzîb at-Tahdzîb, XII/267).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pemimpin Wajib Menegakkan Syariah Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwb00nGpX4OdvfsYmwrUrmp33kf1T79HLW4fHThJ0-s32RDpCPFtHgjNZa0XeYPNV2vWXUh2CX_7Xw0fMTijoTSkMPENGKF80d7GeTlJbNS1ms6BX43JxYudfdPq1EIqPoDDwNTvkK8RGj4QULhtMsti1Nh8TBRwKWs19mTt-jEnQGASP8bMTu2nXDAVFd/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah, "Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang</i> (TQS Ali Imran [3]: 31).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Katsir (w. 774 H) di dalam Tafsîr al-Qurân al-Azhîm menjelaskan ayat ini dengan menyatakan, “<i>Ayat yang mulia ini menetapkan bahwa siapa saja yang mengklaim cinta kepada Allah, sedangkan ia tidak berada di jalan Muhammad saw. (tharîqah al-Muhammadiyyah), maka ia berdusta sampai ia mengikuti syariah Muhammad saw. secara keseluruhan.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kecintaan kepada Rasulullah ﷺ tentu harus dibuktikan secara nyata dengan menaati beliau sekaligus meneladani tharîqah (jalan hidup) beliau. Di antara perkara yang paling menonjol yang wajib diteladani dari tharîqah Nabi ﷺ adalah kepemimpinan beliau sebagai kepala Negara Islam. Kepemimpinan inilah yang kemudian diikuti, diteladani dan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dalam institusi Khilafah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara teladan paling menonjol dari kepemimpinan Rasulullah ﷺ dan Khulafaur Rasyidin tentu saja adalah penerapan dan penegakan syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Inilah yang layak dan wajib dicontoh oleh para pemimpin Muslim saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi penerapan dan penegakan syariah Islam ini akan menjadi kunci mendapatkan penjagaan dari Allah ﷻ Rasul ﷺ berpesan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau mendapati Allah di hadapanmu...</i> (HR at-Tirmidzi dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Hafizh Ibnu Rajab (w. 795 H) di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam menjelaskan: IhfazhilLâh (Jagalah Allah) maksudnya adalah menjaga hudûd, hak-hak, perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Menjaga semua itu adalah dengan menaati perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya dan tidak melanggar hudûd (batasan-batasan)-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika hudûd dan syariah Allah senantiasa dijaga maka segala perkara bagi umat ini akan menjadi baik; ketenangan dan ketenteraman hidup tercapai; kemakmuran bisa dirasakan; kemuliaan didapatkan; keberkahan Allah akan dilimpahkan dan keridhaan-Nya pasti dicurahkan.</div><div style="text-align: justify;">Alhasil, agar mendapat penjagaan Allah ﷻ secara sempurna, umat Islam harus berjuang untuk mewujudkan penerapan syariah secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. Penerapan syariah secara kâffah ini hanya mungkin terwujud dalam institusi Khilafah ‘ala minhâj an-nubuwwah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَوْ أَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ (الْيَوْمَ) عَمِلُوْا بِأَحْكَامِ الْفِقْهِ وَ الدِّيْنِ كَمَا كَانَ أَبَاءُهُمْ لَكَانُوْا أَرْقَ اْلأَمَمِ وَ أَسْعَدَ النَّاسِ!</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai kaum Muslim hari ini menerapkan hukum-hukum fiqih dan (syariah) agama ini, sebagaimana generasi pendahulu mereka (pada masa lalu), niscaya mereka menjadi umat yang paling maju dan paling bahagia.</i> (Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Syarî’atulLâh al-Khâlidah, hlm. 7).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 312</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-49562249466671218182023-09-29T09:48:00.005+07:002023-09-29T09:48:34.368+07:00MENUKAR DENGAN HARGA SEDIKIT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHyPYdno1vJRX_8GPEVat1cyym7QwwhLP8GWII3fGGHRUyHUSrhkT6MTYmS00km_lnrtgDPPKUyW5gzScjksAMJbUOAWHRu4VdVoOi-UaY67ZgodEvqbWH6JYeWE3Aj7cWXKHBjiMQBD6_ManyJughvr9T0JsflctT47V9KbMzG490Q0ojVbnIumXorFZI/s16000/Dibalik-Islam-Uang-Suap.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: </span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Suraty Al Imran: 187 menerangkan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada orang-orang yang setelah mendapatkan jabatan atau kekayaan dunia yang sedikit, menjadi sulit untuk menyatakan kebenaran. Terkunci mulutnya walaupun kemungkaran terlihat di depan matanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal hukum Allah ﷻ itu harus disampaikan. Walaupun pahit resikonya. Dan sekedar mengingatkan para alim yang berada di sekitar kekuasaan, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walau hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan ke lehernya (pada hari kiamat nanti) seberat tujuh lapis bumi.</i>" (HR Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Takutlah terhadap azab Allah!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-69342712163195982162023-09-23T08:16:00.071+07:002023-10-04T08:29:19.348+07:00HARAM MERAMPAS LAHAN SECARA ZALIM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZa3vGkby1oId3R-UX2M89qUNVOY3HdEOaU3KRGJ7rQbhjeYpoSiJybqoYOsb-LZ87YVNiEtqCtbawP0-kIIWkzn_ePBAnh-HxNT-O9VqUXWURewVXEmzvdCOFTsDCnHMZvrChzxP9KlmKLVgqPLw5PmjeY5nlME8rZQFuy7JGdWn_08Ifln7uRYWqXHOa/s16000/Dibalik-Islam-Rempang.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Warga Melayu di Rempang menjerit pilu. Lahan yang sudah mereka tempati sejak turun-temurun, tanpa mereka ketahui, ternyata kepemilikannya sudah berpindah tangan. Kini mereka dihadapkan pada kebijakan penggusuran. Di atas tanah mereka akan dibangun Rempang Eco City. Di Kepulauan Rempang akan dibangun juga industri silika dan solar panel milik perusahaan Cina.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Konflik pun pecah. Warga yang berusaha mempertahankan lahan mereka dihalau oleh aparat keamanan dengan cara kekerasan. Pemerintah memaksa warga harus mengosongkan lahan mereka segera. Pemerintah berdalih, investasi yang bernilai Rp 300 triliun itu akan meningkatkan pendapatan asli daerah dan menyejahterakan warga. Meski banyak menuai kecaman, Pemerintah tetap akan melanjutkan proyek tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Konflik Lahan Marak</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjATTmLgY6Et1FOhyNT_5s3nMYImFySqWgLoaAThrhAikgNUBqMTQLGYtesKkuiWUDUq8hAHy9nIg-hqGWKnfMv1jzdaEvCm3LBnmBsDKwkC31I7t7vSXh23PyF-ZjIJwESUbyQlSES3VIeMNlqh6KZT3i7IIs38WFkDuWf-87lSmvKe7gsWpcF837G4_PY/s16000/dibalik-islam-blog2-Recovered.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Konflik Rempang menambah panjang deretan persoalan lahan di Tanah Air. Komisi Ombudsman menyebutkan laporan masyarakat tentang agraria mencapai 1.612 laporan sepanjang 2021. Pada tahun 2022, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional saat itu membeberkan jumlah tanah sengketa yang terdaftar sudah hampir 90 juta bidang tanah, sementara yang berkonflik mencapai 8.000 kasus. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mendata sepanjang delapan tahun kepemimpinan Jokowi ada 2.710 konflik agraria di seluruh Indonesia dan tidak ada solusi nyata untuk itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam kasus Rempang, Pemerintah berdalih warga tidak mempunyai hak kepemilikan dan hak pemanfaatan. Karena itu Pemerintah mengklaim kebijakan di Rempang adalah pengosongan, bukan penggusuran. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto menyebutkan warga Rempang tidak punya sertifikat lahan. Dengan alasan itulah, sejak tahun 2001 Pemerintah pusat dan BP Batam menerbitkan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) untuk perusahaan swasta. HPL itu kemudian berpindah tangan ke PT Makmur Elok Graha.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada indikasi Pemerintah menggunakan cara domein verklaring, yakni “<i>negaraisasi</i>” lahan. Artinya, lahan yang tidak memiliki bukti kepemilikan secara otomatis beralih menjadi milik negara. Lalu Negara berwenang untuk mengelola lahan itu, termasuk menyerahkan lahan tersebut kepada pihak lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Domein verklaring adalah konsep kolonialis Belanda untuk menguasai lahan milik pribumi yang tidak mempunyai bukti kepemilikan lahan. Kekhawatiran ini disampaikan sejumlah pihak, termasuk Komnas HAM, saat mengkritisi RUU Pertanahan pada tahun 2019. Dengan adanya UU Cipta Kerja juga banyak pihak yang mengkhawatirkan warga akan mudah kehilangan hak kepemilikan lahan. Pasalnya, dalam UU Cipta Kerja (Pasal 103 ayat 2) disebutkan: “<i>Untuk kepentingan umum dan/atau proyek strategis nasional, lahan budidaya pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dialihfungsikan.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kepemilikan lahan oleh warga juga terancam oleh maraknya penggandaan sertifikat kepemilikan lahan. Banyak warga berkonflik karena sertifikat lahan ternyata dimiliki lebih dari satu orang. Ironinya, kejahatan penggandaan sertifikat lahan ini dilakukan mafia tanah yang justru kerap melibatkan oknum pejabat Badan Pertanahan Negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Islam Melindungi Kepemilikan Lahan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwb00nGpX4OdvfsYmwrUrmp33kf1T79HLW4fHThJ0-s32RDpCPFtHgjNZa0XeYPNV2vWXUh2CX_7Xw0fMTijoTSkMPENGKF80d7GeTlJbNS1ms6BX43JxYudfdPq1EIqPoDDwNTvkK8RGj4QULhtMsti1Nh8TBRwKWs19mTt-jEnQGASP8bMTu2nXDAVFd/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beda dengan sistem hukum lahan di negeri ini, syariah Islam melindungi harta masyarakat secara total, termasuk lahan. Islam mengatur skema kepemilikan lahan dengan adil. Warga bisa memiliki lahan melalui pemberian seperti hadiah atau hibah dan warisan. Islam juga membolehkan Negara Khilafah membagikan tanah kepada warga secara cuma-cuma. Rasulullah ﷺ, misalnya, pernah memberikan tanah kepada beberapa orang dari Muzainah atau Juhainah. Beliau pun pernah memberikan suatu lembah secara keseluruhan kepada Bilal bin al-Harits al-Mazani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariah Islam juga menetapkan bahwa warga bisa memiliki lahan dengan cara mengelola tanah mati, yakni lahan tak bertuan, yang tidak ada pemiliknya. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَيْتَةً فَهِيَ لَهُ وَلَيْسَ لِعِرْقٍ ظَالِمٍ حَقٌّ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang menghidupkan tanah mati maka tanah itu menjadi miliknya dan tidak ada hak bagi penyerobot tanah yang zalim (yang menyerobot tanah orang lain)</i> (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau juga bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ سَبَقَ إِلَى مَا لَمْ يَسْبِقْ إِلَيْهِ مُسْلِمٌ فَهُوَ لَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang lebih dulu sampai pada sebidang tanah, sementara belum ada seorang Muslim pun yang mendahuluinya, maka tanah itu menjadi miliknya</i> (HR ath-Thabarani).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian lahan yang tidak ada pemiliknya, lalu dihidupkan oleh warga dengan cara ditanami, misalnya, atau didirikan bangunan di atasnya, atau bahkan dengan sekadar dipagari, maka otomatis lahan itu menjadi miliknya. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ أَحَاطَ حَائِطًا عَلَى أَرْضٍ فَهِيَ لَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mendirikan pagar di atas tanah (mati) maka tanah itu menjadi miliknya</i> (HR ath-Thabarani).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian syariah Islam juga mengingatkan para pemilik lahan agar tidak menelantarkan lahannya. Penelantaran lahan selama tiga tahun menyebabkan gugurnya hak kepemilikan atas lahan tersebut. Selanjutnya lahan itu bisa diambil paksa oleh Negara dan diberikan kepada pihak yang sanggup mengelola lahan tersebut. Ketetapan ini berdasarkan Ijmak Sahabat pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. Imam Abu Yusuf dalam Kitab Al-Kharâj mencantumkan perkataan Khalifah Umar ra., “Tidak ada hak bagi pematok lahan setelah tiga tahun (ditelantarkan),” (Abu Yusuf, Al-Kharâj, 1/77, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Abu Ubaid dalam Kitab Al-Amwâl meriwayatkan bahwa Khalifah Umar ra. pernah mengambil kembali lahan milik Bilal bin al-Harits al-Mazani. Sebelumnya lahan tersebut merupakan pemberian dari Rasulullah saw. Namun, Khalifah Umar ra. melihat lahan tersebut ditelantarkan. Kemudian beliau memerintahkan agar Bilal hanya boleh menguasai lahan seluas yang sanggup ia kelola (Abu Ubaid, Al-Amwâl, hlm. 328, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hukum yang jelas seperti ini akan memberikan keadilan bagi para pemilik lahan. Kepemilikan mereka yang telah puluhan tahun atas lahan tidak bisa dibatalkan atau diambil-alih oleh siapa saja, bahkan oleh Negara sekalipun, hanya karena tidak bersertifikat. Malah terbukti, ketika sertifikat menjadi satu-satunya bukti keabsahan kepemilikan lahan, ini justru membuka terjadinya perampasan lahan. Pasalnya, ada segelintir orang yang mempunyai akses mengurus sertifikat lahan. Sebaliknya, warga yang tidak mempunyai akses mengurus lahan terancam status kepemilikannya. Bahkan karena tidak ada sertifikat, Negara bisa semena-mena mengambil-alih lahan milik warga yang sudah turun-temurun mereka kelola dan mereka huni.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Zalim!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZk9X6Kr9hoFzZ5aNpgCks0SOQAksZnyiQkD7SW5IuPoJdf9_C9e0XRS1MP-Th-2WzfOzj-lY1LNi23Sm6uAMUdP_d73VcINmeNGW9Qw-zvmmaCgfha9wbw5vo1g41pBw8R8E8lCITj-JC4ZIGRP3t9um2JJiPdZa_B0O97E-qdBX9cdEB5C3SX16Wj_2W/s16000/dibalik-islam-sombong.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perampasan lahan tanpa alasan syar’i adalah perbuatan ghasab dan zalim. Allah ﷻ telah mengharamkan memakan harta sesama manusia dengan cara yang batil, termasuk dengan cara menyuap penguasa, agar diberikan kesempatan merampas hak milik orang lain. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kalian makan harta di antara kalian dengan cara yang batil. (Jangan pula) kalian membawa urusan harta itu kepada para penguasa dengan maksud agar kalian dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian tahu</i> (TQS al-Baqarah [2]: 188).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat di atas secara tegas mengancam siapa saja yang ingin menguasai harta orang lain, termasuk lahan orang lain, dengan cara menyuap penguasa. Suatu hal yang dipandang lumrah hari ini. Tidak jarang orang-orang kaya, termasuk pengusaha, menyuap pejabat agar dapat menguasai lahan sekalipun dengan cara merampas lahan tersebut dari orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentang perampasan tanah, Nabi ﷺ telah mengancam para pelakunya dengan siksaan yang keras pada Hari Akhir. Beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ ظُلْمًا، فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepada dirinya</i> (HR Muttafaq ‘alayh).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ juga mengingatkan bahwa Allah ﷻ menunda balasan bagi para pelaku kezaliman. Namun, ketika Allah menurunkan siksa-Nya, tak ada yang dapat lolos dari azab tersebut. Beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللهَ لَيُمْلِـي لِلظَّالِـمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَـمْ يُفْلِتْهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah pasti menunda (hukuman) bagi orang zalim. Namun, jika Allah telah menyiksa orang zalim itu, Allah tidak akan melepaskan dirinya</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim, sengketa lahan dan perampasan lahan tidak akan pernah tuntas selama tidak dikelola dengan syariah Islam. Aturan hari ini akan terus mengancam pemilik lahan, terutama rakyat. Mereka kesulitan mendapatkan pengakuan atas kepemilikan lahan mereka. Sebaliknya, penguasanya justru lebih sering berpihak pada korporasi atas nama investasi. Hari ini saja di Tanah Air jauh lebih banyak lahan dikuasai oleh pengusaha daripada oleh rakyat biasa. Walhi menyebutkan 94,8% lahan dikuasai oleh para pengusaha. Begitu sedikit yang tersisa untuk rakyat. Ini akibat tata kelola lahan yang rusak dan keberpihakan penguasa kepada pengusaha, bukan kepada rakyat. Inilah sumber kerusakan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya syariah Islam yang bisa memberikan perlindungan menyeluruh dan berkeadilan untuk seluruh umat manusia. Bergegaslah menuju penerapannya. Dengan penerapan syariah Islam, Allah ﷻ pasti akan mendatangkan keberkahan berlimpah untuk umat manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Karena itu Kami menyiksa mereka disebabkan perbuatan mereka itu</i> (TQS al-A’raf [7]: 96).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُجَابَةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi karena doa orang yang terzalimi itu mustajab (cepat terkabul).</i> (HR Malik).</div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kaffah Edisi 311</span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-6495010442977566182023-09-22T07:56:00.085+07:002023-10-04T08:14:05.717+07:00HARAM MENGAWASI DAN MENCURIGAI MASJID!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpP6g2N2lw4xQzvTJXVUJH4a0UviXaR3xWTPqVI0W6z4UzmqPP-c90BbWNbtWmrBul54uZ1zH0DncHiKgIgXlrlvGZzSgLd38agv9TK-7k2qyACszw0-8U7SGi7dD8qEKjRHoeGOnIcMq921Ts9d2AQIkIz78bsPJw04YF7kt_IPuagK5UF325XAIs5vV1/s16000/Dibalik-Islam-Masjid-Diawasi.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza mengusulkan adanya mekanisme kontrol rumah ibadah. Tujuannya untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. Usulan tersebut muncul saat menanggapi pernyataan anggota Komisi III DPR RI Irjen Pol (Purn) Drs. H. Safaruddin, M.I.Kom. Saat itu ia menyinggung adanya masjid di instansi Pemerintah di Kalimantan Timur yang menurut dia setiap hari isi ceramahnya mengkritik Pemerintah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Selanjutnya BNPT juga akan melibatkan masyarakat agar turut mengawasi ceramah-ceramah di masjid. Harapannya, tokoh agama dan warga yang akan mencegah dan menegur ujaran yang menyebarkan rasa kebencian, kekerasan dan permusuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, rencana ini langsung menuai reaksi keras dari kalangan Muslim, bahkan juga dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI). Wakil Ketua MUI Anwar Abbas menyatakan bahwa cara berpikir dan bersikap BNPT ini menunjukkan corak kepemimpinan yang tiranic dan despotisme. Ketua Muhammadiyah Haedar Nashir menilai usulan BNPT ini akan menimbulkan konflik antar golongan di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tajassus Haram!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibeYL03z3umNJPCo-2IZU-zA5C4uErVhhZfmkwXcAAbobdnmBA-LjH5_n3ZxEQlWHRgo27mT1cWHSN16ntQ-c8Wv101aVwddMl3bLv__FH7pCGVqZVtg-hlsemIjQ7pE47r9VJo7eHGbOtY0Psasa78hyphenhyphen4i_l2hJGebhhJs5KmvWJUxxSOGoe36TDoKSm8/s16000/dibalik-islam-menghapus-ajaran-islam.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengawasi masjid dan aktivitas kaum Muslim di dalamnya adalah bentuk tajassus yang secara jelas hukumnya haram. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Janganlah kalian mencari-cari keburukan orang. Jangan pula kalian menggunjingkan satu sama lain</i> (TQS al-Hujurat [49]: 12).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maknanya, kata Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahulLâh, “<i>Janganlah sebagian dari kalian mencari-cari keburukan orang lain. Jangan pula menyelidiki rahasia-rahasianya untuk mencari keburukan-keburukannya. Hendaklah kalian menerima urusannya yang tampak bagi kalian. Dengan yang tampak itu hendaknya kalian memuji atau mencela, bukan dengan rahasia-rahasianya yang tidak kalian ketahui.</i>” (Tafsîr ath-Thabari, 7/85).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Larangan memata-matai sesama Muslim juga dipertegas oleh Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ، وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا</div><div style="text-align: justify;"><i>Jauhilah oleh kalian prasangka karena sungguh prasangka itu ujaran yang paling dusta. Jangan pula kalian melakukan tahassus, tajassus (mematai-matai), saling hasad, saling membelakangi dan saling membenci </i>(HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para ulama memasukkan perbuatan memata-matai orang lain ke dalam dosa besar. Hal ini karena kerasnya ancaman bagi para pelakunya. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ، صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ القِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berusaha mendengarkan pembicaraan orang-orang, sedangkan mereka tidak suka (didengarkan), atau mereka menjauh dari dirinya, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada Hari Kiamat</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Hajar al-Haitami rahimahulLâh berkata, “<i>Perbuatan tajassus dikategorikan dosa besar tampak jelas di dalam hadis ini walaupun aku tidak melihat ulama menyebutkan demikian. Pasalnya, dituangkan cairan tembaga pada dua telinga pada Hari Kiamat merupakan ancaman yang sangat keras.</i>” (Az-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâ-ir, 2/268. Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keharaman memata-matai orang lain juga dipertegas dalam hadis Nabi ﷺ berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَوْ أَنَّ امْرَأً اطَّلَعَ عَلَيْكَ بِغَيْرِ إِذْنٍ فَخَذَفْتَهُ بِعَصَاةٍ فَفَقَأْتَ عَيْنَهُ، لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ جُنَاحٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Andai seseorang mengintip dirimu tanpa izin, lalu engkau melempar dia dengan kerikil hingga engkau mencongkel matanya, maka engkau tidak berdosa</i> (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Larangan memata-matai ini bersifat umum meliputi semua bentuk seperti: mengawasi dari kejauhan, menguping pembicaraan, memasang alat penyadap atau kamera; termasuk menyadap pembicaraan, email, whatsapp, atau meminta warga, untuk saling memata-matai tetangganya atau orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keharaman tajassus juga berlaku baik atas individu rakyat, organisasi, perusahaan juga negara. Ini karena nas-nya bersifat umum. Obyek yang dimata-matai juga berlaku umum, baik terhadap warga Muslim maupun ahludz-dzimmah. Keharaman penguasa melakukan tindakan memata-matai warga disampaikan oleh Baginda Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ الْأَمِيرَ إِذَا ابْتَغَى الرِّيبَةَ فِي النَّاسِ أَفْسَدَهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh seorang penguasa itu, jika mencurigai rakyatnya, berarti ia telah merusak mereka</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi jelas sudah, haram hukumnya mengawasi atau memata-matai masjid dan aktivitas dakwah di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Penguasa Wajib Dikoreksi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjklfrmyIJDALpmXgv-QGgVn8ZhHaMavMuiq-JVOq07nzYLM39bWUu-yIJg8aOAmfRjagdWORIlgwUrXIDS905iRvBB8E02W0q6fvLx7QCo90H9WC2vFGmCUiXgUTEVJKgkRRmSHPoVPu-aRube1eUrB751DF1x_awO84iDKx5MVxPMOyZ-YuxrltvX0mGW/s16000/dibalik-islam-umar-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengoreksi penguasa adalah salah satu bentuk amar makruf nahi mungkar yang diperintahkan agama. Baginda Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُسَلِّطَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ شِرَارَكُمْ فَيَدْعُو خِيَارُكُمْ فَلَا يُسْتَجَابُ لَهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hendaklah kalian melakukan amar makruf nahi mungkar atau (jika tidak) Allah akan menjadikan orang yang berkuasa atas diri kalian adalah yang paling jahat di antara kalian, kemudian orang-orang terkemuka di antara kalian berdoa, tetapi doa mereka tidak dikabulkan</i> (HR al-Bazzar).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian agungnya amal mengoreksi penguasa hingga Nabi ﷺ menyebut amal ini sebagai jihad yang paling utama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jihad yang paling utama ialah menyatakan kebenaran di hadapan penguasa zalim</i> (HR Abu Dawud).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu mengoreksi penguasa bukanlah menjelek-jelekkan penguasa atau ujaran kebencian (hate speech). Ini adalah kewajiban setiap muslim yang menyaksikan kemungkaran di hadapannya, terutama yang dilakukan penguasa. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman </i>(HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penguasa yang menolak dikritisi oleh rakyatnya adalah ciri penguasa totaliter. Lebih mengherankan lagi jika ada wakil rakyat yang tidak mengkritik penguasa, atau malah marah dan menolak kritik dari rakyatnya. Padahal mereka adalah wakil rakyat dan digaji oleh rakyat untuk membela kepentingan rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih tepat bila hari ini aparat keamanan mengawasi dan menindak setiap kebijakan pemerintah yang sudah banyak merugikan negara dan rakyat seperti sengketa lahan di kawasan Rempang, meninggalnya ratusan warga dalam Tragedi Kanjuruhan, penyelundupan jutaan ton nikel ke luar negeri, pengesahan UU Cipta Kerja, IKN, mangkrak dan tekornya banyak proyek yang dibangun pemerintah, seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, dsb. Bukan malah memata-matai dan menindak rakyat yang melakukan koreksi pada penguasa. Itu ibarat pepatah; buruk muka cermin dibelah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal mencurigai apalagi menghalangi amar makruf nahi mungkar adalah tindakan kemungkaran. Apalagi sampai menghalang-halangi orang yang berdakwah menyampaikan kalimatullah di masjid. Allah SWT berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ . الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Mereka itulah orang-orang yang mengingkari adanya Hari Akhirat</i> (TQS Hud [11]: 18-19).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Islamofobia</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKiZw8j2r7gGx0d_4RBDvJ8G7v3I0GOIn2byb-GstOwMY9FJfKVuaeozx26m5mbNPJL5MYtNRyic2622vgFdtJ5jOGsL2jBvWkoCQ_nn0o2K3n4e3SWkn91CaUZunEmsv_Aj-PWjlM9AeDllm9qYwL-FjPpY0mdv7dwgH_bLz2borNAx35aY4d0VtOrSWn/s16000/dibalik-islam-Weapon-Terrorist.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengawasan masjid dengan dalih pencegahan radikalisme adalah bentuk islamofobia. Takut dan benci pada ajaran agama seperti mencurigai aktivitas dakwah di masjid. Sebagaimana takut dan benci pada penerapan syariat Islam yang sebenarnya itu adalah kewajiban kaum muslimin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Label radikalisme sendiri produk dari Barat untuk menyudutkan dan menyerang Islam. Barat menggunakan istilah radikalisme pada kelompok-kelompok Islam yang menolak tunduk pada kepentingan mereka dan menolak ajaran sekularisme-liberalisme yang mereka propagandakan. Kepentingan Barat itu adalah melestarikan imperialisme gaya baru mereka berupa penjajahan ekonomi, politik, sosial, budaya juga militer. Lalu Barat memuji-muji kelompok Islam yang akomodatif terhadap kepentingan mereka dan menerima ajaran-ajaran mereka dengan nama Islam moderat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal nilai-nilai sekularisme dan liberalisme yang dibungkus dengan demokrasi sudah terbukti mengandung mafsadat seperti: mengesahkan LGBT, melegalkan minuman keras, perzinaan dan pelacuran, muamalah ribawi, bahkan sekarang muncul wacana dari Pemerintah untuk memungut pajak dari judi online. Belum lagi penjarahan SDA dengan mengatasnamakan investasi yang hanya memberikan keuntungan pada para pengusaha asing dan aseng.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai umat Muslim, mereka yang mencintai agamanya dan negerinya pasti tidak akan mau melihat negeri ini terseret menuju kehancuran. Mereka akan berusaha keras menyelamatkan umat dan negeri ini agar menjadi negeri yang penuh berkah. Untuk itulah dakwah harus digiatkan agar kalamullah menjadi tinggi dan syariah Islam dalam naungan Khilafah tegak di muka bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، وَلَا مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Selalu ada dari umatku senantiasa yang menegakkan perintah Allah. Tidak dapat mencelakai mereka orang yang menghina mereka dan menyelisihi mereka hingga datang pertolongan Allah kepada mereka, sedangkan mereka tetap dalam kondisi demikian</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِذَا رَاَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ باِلإِيْمَانِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman.</i>” (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 310</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-9147498248486367122023-09-11T09:16:00.005+07:002023-09-11T09:16:33.903+07:00AL-QURAN PENUNTUN JALAN YANG LURUS<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4M8zFqE8vC2WfeFUIvSJrZx99WEEFcIWJ-I2QQiM3vuB41I34XY8_6JhXnX6AT7_TOYYFou0VNukc5jXTaswNg3agjCKXDY8ZDg4bzlScdE_-KOzfN6Rjj2Xcz5a4tSNLBXCxOccpQdGyiYQYmAPAciKxmma0lOcdgqmj3Ol4oHpyjUBT5jFSde2grSVP/s16000/Dibalik-Islam-Al-Quran-Pedoman-Hidup.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Al-Qur'an surat Al Hajj ayat 67 menjelaskan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ ۖ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ ۚ وَادْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ إِنَّكَ لَعَلَىٰ هُدًى مُسْتَقِيمٍ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi seorang yang sudah mengikrarkan diri sebagai muslim, seharusnya tak perlu ada lagi perdebatan tentang standar kebenaran yang akan dipakai. Apapun masalahnya, merujuk saja pada Al-Quran dan Sunnah. Karena memang begitulah perintahnya, jika kita ingin tetap berada di jalan yang lurus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika kemudian ada yang mendebat dengan dalih sulit lah, daripada lah, manfaat atau dalih lain yang berbelit-belit, cukup mengingatkan dengan hadits berikut,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Al-Quran adalah kitab yang menjadi pembela dan bisa diminta pembelaan, ia adalah kitab yang Mahil dan Mushaddaq. Siapa saja yang menjadikan Al-Quran ada di depannya, maka ia akan menuntunnya ke surga. Tapi siapa saja yang menjadikan Al-Quran di belakangnya, maka ia akan menggiringnya ke neraka."</i> (HR. Ibnu Hibban)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak ada pilihan bagi seorang muslim, kecuali menjadikan Al-Quran sebagai penuntunnya, agar sampai ke surga. Karena jika ia berpaling meninggalkan Al-Quran di belakangnya, maka Al-Quran akan menggiringnya ke neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini kondisi di akhirat bagi orang yang berpaling dari Al-Quran. Sementara dalam hadits lain, digambarkan bagaimana kondisi suatu kaum di dunia, jika mereka berpegang pada Al-Quran dan jika mereka meninggalkan Al-Quran. Hal ini dikabarkan dalam hadits berikut,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya Allah akan mengangkat suatu kaum dengan Al-Quran ini dan dengannya pula Allah akan menjatuhkan kaum yang lain.</i>" (HR.Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya sudah sangat jelas bahwa kondisi suatu kaum yang berpegang pada Al-Quran, maka ia akan diangkat (dimuliakan) oleh Allah, sementara kaum yang meninggalkannya Al-Quran, maka Allah akan menjatuhkannya (menghinakannya).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka jika hari ini kita merasakan kehinaan yang dirasakan kaum muslimin di mana-mana, hal ini disebabkan karena kita meninggalkan Al-Quran dan Sunnah sebagai tuntunan. Dan pengabaian Al-Quran dan Sunnah ini terjadi bukan hanya pada ranah pribadi, namun juga ranah masyarakat dan negara. Maka dampaknya kehinaan ini benar-benar sangat kita rasakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena hal ini, seharusnya kaum muslimin sepakat hanya ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah secara kaffah. Dan itu artinya hanya mau bersistem dengan sistem yang dicontohkan Rasulullah ﷺ, bukan pada sistem lain, yang tak menjadikan Al-Quran sebagai panduan, bahkan melemparkannya ke belakang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga Allah ﷻ melembutkan hati kaum muslimin, untuk mudah menerima kebenaran dan berpaling dari kerasnya hati mengedepankan dalih bukannya dalil. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-72808850509653887982023-09-10T19:08:00.006+07:002023-09-10T19:08:43.114+07:00MENJAUHKAN AGAMA DARI POLITIK: BAHAYA!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6KMNVdpjlKNfNyVtZ7gQLqXrefk49i26SXYLKIVaXITHlGDVXNcSG8l5EkMaBeg_Vd1bfqIMHDfz1aJb33X-i5oAQgCQU3Ma4b6Bho41wGlX4y8raJAZhr5ymd2CSXa14WbUWaD4msg6WZwcuSjPSReSRDrJpGGlJNwygRPvqooNmSoWJiHQrvoU-utgs/s16000/Dibalik-Islam-Politik-2024.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Jelang Pilpres tahun depan, bursa capres dan cawapres sudah semakin memanas. Sampai hari ini ada tiga calon kandidat yang akan berkompetisi dalam pemilihan presiden 2024. Parpol-parpol serta massa pendukungnya juga sudah mulai saling mengunggulkan. Bahkan sering terjadi kampanye hitam di mana-mana, terutama di media sosial.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Di tengah panasnya bursa pencalonan capres-cawapres, Menteri Agama Yaqut Cholil memperingatkan masyarakat agar jangan memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. "<i>Agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat, masyarakat. Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil islami, tok,</i>" ujarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Islam Jadi Tertuduh</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicxpv1JhM0RZA4szvSfkkOlCY6J2O6Mg_28zutc3lYjouO6ezt2Ol1eFZNaAQhNm4PfE781PburLVRmu8bi-FNZQ1ik92h4tAFF-0KK0hHM4_S0VUqYoMVrpbWVh_ZhRYSJsIGzvOhwxv5_-nb4RwiwLvWD5YFjpKVZ3vTyLhHncswiakxVcuQnxkYO5a1/s16000/dibalik-islam-toleransi2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernyataan Menteri Agama RI menyiratkan pandangan kalau agama Islam itu adalah sesuatu yang negatif, bahkan menjadi musuh bersama, jika menyatu dengan politik dan pemerintahan. Bukan kali ini saja pejabat atau tokoh masyarakat, bahkan tokoh Islam, menolak muatan agama, khususnya Islam, dalam kancah politik. Seruan ‘<i>tolak politisasi agama</i>’ sering disampaikan kepada umat, terutama jelang Pilkada atau Pemilu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernyataan Menteri Agama soal <i>Islam rahmat lil alamin</i> juga keliru. Seolah jika kaum Muslim menegakkan <i>akidah</i> dan <i>syariah Islam</i> akan mengancam umat lain. Ucapan ini berbahaya dan menyudutkan ajaran Islam. Komentar ini bertentangan dengan makna yang dikandung dalam ayat tersebut, juga bertentangan dengan hukum-hukum Islam serta realita sejarah dan fakta kekinian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>: banyak ulama tafsir <i>mu’tabar</i> yang memaknai <i>rahmatan lil ‘alamin</i> itu tidak semata untuk kaum Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَة لِّلۡعَٰلَمِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam</i> (TQS al-Anbiya’ [21]: 107).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Profesor Doktor Wahbah Az-Zuhayli dalam at-Tafsîr al-Munîr menjelaskan makna ayat ini: “<i>Tidaklah Kami mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat untuk semesta alam, manusia dan jin…</i>” (at-Tafsîr al-Munîr, 17/142).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Islam menjadi rahmat untuk semesta alam karena memang risalah Islam, yakni <i>akidah</i> dan <i>syariahnya</i>, menjamin datangnya rahmat bagi semua makhluk. Syaikh An-Nawawi al-Bantani (w. 1316 H) dalam tafsirnya, Marâh Labîd, menguraikan: “<i>Tidaklah Kami mengutus engkau, wahai sebaik-baiknya makhluk, dengan membawa ajaran-ajaran syariah-Nya, kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam, yakni untuk menjadi rahmat Kami bagi alam semesta seluruhnya, bagi agama ini dan kehidupan dunia.</i>” (An-Nawawi, Marâh Labîd, 2/63).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Ajaran Islam juga memberikan perlindungan dan perlakuan adil kepada semua manusia, baik Muslim maupun kafir. Di dalam Negara Khilafah, harta, kehormatan dan jiwa orang-orang kafir akan dilindungi sesuai <i>syariah Islam</i> sebagaimana harta kaum Muslim. Mereka adalah <i>ahludz dzimmah</i> atau orang kafir yang terikat perjanjian dengan Negara Khilafah (<i>mu’âhid</i>) atau yang dijamin keamanannya oleh Negara Khilafah (<i>musta’min</i>). Abdullah bin Umar ra. meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ pernah menjatuhkan hukuman <i>qishâsh</i> atas seorang Muslim karena membunuh seorang kafir <i>mu’âhid</i>. Kemudian beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَنَا أَكْرَمُ مَنْ وَفَى بِذِمَّتِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Aku memuliakan orang yang menepati dzimmah (perjanjian)-nya</i> (HR ad-Daruquthni).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Dalam sejarah kekuasaan Islam sejak zaman Nabi ﷺ, Khulafaur Rasyidin dan para khalifah berikutnya, orang-orang kafir selalu mendapatkan perlindungan dari kaum Muslim. Spanyol pada masa kekuasaan Islam dikenal sebagai negara dengan tiga agama; Islam, Yahudi dan Nasrani. Mereka hidup rukun damai dalam naungan Khilafah dan <i>syariah Islam</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa Menag tidak membandingkan nasib minoritas Muslim di India, Myanmar, China atau beberapa negara Eropa seperti Prancis yang justru ditindas dengan minoritas non-Muslim yang relatif aman dan terjaga di negeri-negeri Muslim?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penggambaran negatif syariah Islam, terutama dalam politik dan pemerintahan, sesungguhnya datang dari Barat, utamanya kaum orientalis. Tujuannya untuk menciptakan Islamofobia. Ironinya, hari ini justru tuduhan tersebut datang dari mulut umat Muslim sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Politik Sekularisme; Rusak!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="284" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqxHcEhGCCKz0wdKWsNstyeqIZUAIER6LcMXtmJynBEa8eRVLUIfY7IkhfCAoxppQEaxYcqcMwO6f6bGpGy_BLpBh1Z4vJeqry1Z0Ls5A7-mPWSUWjEbr2AMnAulGkZiNf5SxO2viEHB_QxAFsJFOAtf5kzB-UACqRvq1fqDc4gXDzl716NyjH6Yr0_kN8/s16000/dibalik-islam-catur.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya yang diperingatkan oleh Menag adalah ketika agama dipisahkan dari politik dan pemerintahan, alias menggunakan prinsip-prinsip sekularisme-demokrasi. Terbukti hal itu menjadikan jabatan dan kekuasaan sebagai rebutan parpol dan elit politisi setiap Pemilu. Bahkan mereka sering menggunakan prinsip Machiavelli: menghalalkan segala cara. Modus pencitraan merakyat dan peduli rakyat, janji palsu dan politik uang jadi formula baku banyak politisi. Tidak ada rasa takut lagi akan dosa-dosa akibat perbuatan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mestinya yang pantas dicap mempolitisasi agama adalah mereka yang berkamuflase menjelang Pemilu seolah islami; bersorban, berkerudung, sowan kepada para ulama, difoto sedang salat, buka puasa, dsb. Padahal keseharian mereka belum tentu demikian. Semua dilakukan sebagai pencitraan agar dipilih oleh kaum Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih buruk lagi, sistem politik sekularisme-demokrasi meniscayakan politik uang. Penelitian yang diterbitkan situs rumahpemilu.org dari Pemilu 2019, menyebutkan saking tingginya politik uang di Indonesia menurut standar internasional, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan peringkat politik uang terbesar nomor tiga sedunia. Artinya, politik uang sudah dianggap wajar dalam Pemilu Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jumlah uang yang berputar dalam Pemilu tidak main-main jumlahnya. Menurut ekonom senior, Raden Pardede, belanja politisi sampai Pemilu nanti diperkirakan akan mencapai Rp 200 triliun. Ia juga memastikan hal ini selalu terjadi saat tahun politik. Untuk apa uang sebanyak itu? Sebagian tentu saja untuk politik uang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, dan cawapres dari Koalisi Perubahan, mengakui kalau uang amat menentukan seseorang jadi anggota DPR RI. Ia menyebutkan butuh dana 40 miliar rupiah untuk jadi anggota legislatif pusat. “<i>Politik uang, yang kaya yang berkuasa, yang menang yang punya duit, itu terbukti di lapangan dengan baik,</i>” katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari mekanisme Pemilu seperti itu, apa yang bisa diharapkan oleh rakyat? Terbukti eksekutif dan legislatif sering melahirkan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat seperti UU Cipta Kerja, UU Minerba, rencana pembangunan IKN, kereta cepat Jakarta-Bandung, atau misalnya rencana pencabutan pertalite untuk diganti pertamax green yang justru lebih mahal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal Nabi ﷺ mengingatkan betapa bahaya perebutan dan haus jabatan serta kekuasaan. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ وَسَتَصِيرُ نَدَامَةً وَحَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh kalian akan berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), sementara kepemimpinan (kekuasaan) itu akan menjadi penyesalan dan kerugian pada Hari Kiamat kelak</i> (HR al-Bukhari, an-Nasa’i dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi ﷺ juga mengingatkan ancaman kepada para pemimpin yang suka menipu rakyat dalam masa jabatannya. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidaklah seorang hamba yang Allah beri wewenang mengatur rakyat, lalu mati, dan hari ketika ia mati ia menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan untuk dirinya surga</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Amanah Menegakkan Syariah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ79iF3njjRNvZVgSOyFeHQV_toVQ4DtikJ0QMEzK0NTu5tHrh_5r0gRgolxm1eYZPtbswfYosq18ilpNlxJwHl9ZamtkHVYK0WKmfy9XpBygicvlPqx6RBaxuSgdgOhywkGHp5KjtGiqYJSBNEgESjmGR71ZCuZSq3DIvDg8ERH6NCHb88FTDra47RtwC/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Islam, politik dan kekuasaan adalah bagian yang terintegrasi. Para ulama sudah membahas tentang pentingnya agama dan kekuasaan itu bersatu. Dalam kitab Majmû’ al-Fatâwâ, (28/394), Ibnu Taimiyah menyatakan, “<i>Jika kekuasaan terpisah dari agama atau jika agama terpisah dari kekuasaan, niscaya perkataan manusia akan rusak.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam menjadi penguasa itu memiliki tujuan mulia, yakni sebagai <i>amal salih</i> untuk mengurus umat dengan penerapan Islam dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Allah ﷻ telah memerintahkan para pemimpin untuk berhukum dengan syariah-Nya dan menunaikan amanah. Firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Allah menyuruh kalian memberikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, juga (menyuruh kalian) jika menetapkan hukum di antara manusia agar kalian berlaku adil</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 58).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam ath-Thabari, dalam Tafsîr ath-Thabarî, menukil perkataan Ali bin Abi Thalib ra., “<i>Kewajiban imam/penguasa adalah berhukum dengan hukum yang telah Allah turunkan dan menunaikan amanah. Jika ia telah melaksanakan hal itu maka orang-orang wajib mendengarkan dan mentaati dia, juga memenuhi seruannya jika mereka diseru…</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini selaras dengan firman Allah ﷻ dalam Al-Qur'an surat al-Maidah ayat 44. 45, 47, bahwa siapa saja yang tidak menerapkan hukum-hukum Allah statusnya adalah kafir, zalim atau fasik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah seharusnya umat meluruskan pandangan soal politik dan kepemimpinan, bahwa pemimpin yang amanah bukan sekadar pemimpin yang salih secara personal, tetapi juga menciptakan kesalihan secara menyeluruh. Ia tidak akan membiarkan satu aspek kehidupan bernegara pun yang tidak diatur oleh hukum-hukum Allah. Sebabnya, ia yakin tidak ada aturan yang terbaik melainkan yang datang dari risalah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu memilih pemimpin bukan sekadar memilih yang beragama Islam, tetapi memilih pemimpin Muslim yang akan menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan sehingga tercipta rahmat bagi semesta alam. Tanpa menerapkan syariah Islam, sesalih apapun seorang pemimpin tidak akan bisa mengundang rahmat Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad bin Hanbal rahimahulLâh berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلْفِتْنَةُ إِذَا لَمْ يَكُنْ إِمَامٌ يَقُوْمُ بِأَمْرِ النَّاسِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Fitnah akan terjadi ketika tidak ada seorang imam [Khalifah] yang mengurusi urusan umat manusia.</i>” (Imam Abu Ya’la al-Farra’, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm. 19).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 309</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-15869294179294009302023-09-06T08:36:00.006+07:002023-09-06T08:36:35.278+07:00PRIORITAS DALAM BERAMAL<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6yvIdRi_DmyGGGHum4HVKN1q5x7nnJ2qB849hi8b-ThlO7zW5VgMTKxvPLeX7P1dneE4_lffz9IXiTDcCmW21RgS4LWuJ1wGX_xFPEuHwOTdBBW1CN0aGKIF-pgW1rLAENHx9U7Gwu5vM_Tn45V9WqahocJmzY9fKxR5wNIka-ctCrmSasoO0J24yTQga/s16000/Dibalik-Islam-Toples-Golf.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lewat di beranda video yang menggambarkan seorang dosen yang sedang mengajar di ruang kuliah. Sang dosen menjelaskan sambil memperagakan sebuah toples yang diisi dengan bola golf. Setelah memenuhi toples dengan bola golf tersebut, ia bertanya pada para mahasiswa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Apakah toples ini penuh?</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Penuh</i>", jawab mahasiswa serentak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian dosen tersebut mengeluarkan kerikil kecil. Selanjutnya ia tumpahkan ke dalam toples yang sama. Kerikil itu mengisi sela-sela kosong, kemudian ia kembali bertanya pada mahasiswa dengan kalimat yang sama. Dan jawabannya pun kembali sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Belum berakhir sampai disitu, sang dosen selanjutnya mengeluarkan pasir. Kemudian kembali memasukkan ke dalam toples yang sama. Dan pasir itu pun memenuhi sela-sela yang masih kosong antara bola golf dan kerikil. Diisi terus sampai betul-betul tak ada celah yang tersisa. Kemudian sang dosen kembali bertanya,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Apakah toples ini sudah penuh?</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Penuh!</i>", serentak mahasiswa itu menjawab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dosen itu bertanya, bagaimana jika ia lebih dahulu memasukkan pasir dan kerikil. Apakah bola golf itu bisa dimasukkan ke dalam toples?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kembali para mahasiswa itu menjawab "<i>Tidak!</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitulah hidup ini. Jika dimisalkan bola golf itu adalah aktifitas <i>wajib</i>, kerikil itu aktifitas <i>sunnah</i> dan pasir itu aktifitas <i>mubah</i>. Maka jika kita lebih mendahulukan aktifitas <i>mubah</i>, maka hidup kita akan dipenuhi dengan aktifitas <i>mubah</i> saja. Dan hanya sedikit atau bahkan tak ada tempat untuk aktifitas <i>sunnah</i> maupun <i>wajib</i>. Namun jika kita memprioritaskan yang <i>wajib</i> dulu, maka yang sunnah dan mubah, pasti tetap ada ruang untuk dilakukan, tanpa mengurangi waktu kita dalam melakukan aktifitas <i>wajib</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka, jangan salah dalam menentukan hukum sebuah perbuatan, agar kita bisa menyusun prioritas dalam beramal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada Al-Qur'an surat Al An'am ayat 79 menerangakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-75186593376698035042023-09-05T09:13:00.014+07:002023-09-06T08:20:42.948+07:00BISIKAN KEJAHATAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB9vMwbMpcthTTgAq6WWpl2UgawSLdYClaSApNjPp6bLsCtecb0203Efw_hEQUS00P28pHuo164IYz-A52y200_5CqA3DuM6xzfr6vQAT42l--5b8xhnCR81sP4NxEMn0S7DlQNa0IaNdXKVvSo28iDhVHVDHD55I84BxOEqivgdAekyy7x3OcPCYhnFGJ/s16000/Dibalik-Islam-Bisikan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat An Nas ayat 5 menerangkan:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ</div><div style="text-align: justify;"><i>yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menciptakan manusia dengan potensi kemanusiaannya. Kemudian diturunkan aturan agar manusia menggunakan seluruh potensi yang dimiliki sesuai aturan tersebut. Ada janji balasan surga bagi manusia yang tunduk patuh pada aturan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walaupun demikian, Allah ﷻ juga menciptakan setan selain manusia. Dimana setan bertugas menggoda manusia, guna diketahui kekuatan keimanan seseorang dalam melepaskan diri dari jeratan godaan setan yang terkutuk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka jangan pernah lengah dari godaan setan ini. Sebaik apapun amal yang telah kita kerjakan, setan tak akan pernah diam. Ia akan mengutus pasukan terbaiknya untuk menggoda orang-orang baik. Ia bisikan hati-hati ini sehingga merasa diri sudah baik. Dan mulailah menganggap selainnya lebih rendah. Dan saat itu terjadi, setan bersorak sorai, karena artinya pengikutnya bertambah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tetaplah waspada. Tanamkan keikhlasan dalam diri dalam setiap kebaikan yang dilakukan. Karena setan tak akan bisa menggoda, hamba Allah ﷻ yang ikhlas dalam beramal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga Allah ﷻ selalu menjaga kita dari godaan setan yang terkutuk. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-59243192221310398212023-09-04T09:27:00.045+07:002023-09-06T09:39:56.776+07:00WASPADAI DOSA JAMAAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyp2RqwfgJdO9MRyy0546brvb6j34CPP8xNvz2PzfrRbOYn3t-uKObtpEmU1kcDB0fnG8gHsD0leMj9a8Whe6k1CSR172vCYmgcnYYZQWom6XesI7vZgmXaZ6Kk8s8zPdsqMiCgjoBSRp1eDt1XTyFQcJr1cg6kojQyns2h_aGKb0wjMIlVgoDALmJ3lQ5/s16000/Dibalik-Islam-Dosa-Jamaah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak ada manusia yang luput dari dosa. Tak ada manusia yang selalu benar, kecuali Rasul Allah. Karena setiap perbuatannya dibimbing wahyu. Sebagai manusia biasa, sehari-hari kita senantiasa mencetak dosa, baik dosa individual atau dosa jamaah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa itu dosa jamaah? Dosa yang kita terima karena adanya hukum Allah ﷻ yang sifatnya <i>fardhu kifayah</i> tidak diterapkan. Contohnya di Indonesia hari ini banyak yang jadi pelaku zina tapi tidak dihukum cambuk atau rajam maka dosanya menimpa semua kaum Muslimin di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atau dosa besar kaum Muslimin karena tidak menghukum pelaku pembunuhan dan pencurian yang merajalela. Jadi tanpa sadar kita terus menerima dosa walau bukan dari perbuatan kita sendiri. <i>Astaghfirullah hal adzim</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka Allah ﷻ menyeru kita untuk bertobat dan bersungguh-sungguh dalam pertobatan. Tobat yang tidak mengulangi perbuatannya dengan alasan apapun. Tobat yang diiringi dengan beljar ilmu syariat agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Tobat tanpa kumat. Mari bertobat dengan kesadaran penuh dan cari komunitas taat yang mengajak senantiasa taat Islam yang kaffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada Al-Qur'an surat At-Tahrim ayat 8 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسٰى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللَّهُ النَّبِىَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah ampuni dosa kami, tutuplah aib kami, sabarkan hati kami dalam ketaatan. Kuatkan kaki kami melangkah dan menyebarkan indahnya Islam kaffah. Mampukan kami bertobat sebelum ajal menjelang. Sebelum bertemu hari penyesalan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hiasi hidup kami dengan sikap sabar, syukur dan banyak bertobat, anugerahkan kami keturunan yang sabar menggenggam kebenaran walau seperti bara api. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-55462682694970966642023-09-01T05:56:00.104+07:002023-09-03T06:23:39.520+07:00MENYOAL MODERASI AGAMA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6IFsTAiSED0FvCl7sxUBbxFFruMUEYf5M9ol82k0IJnaqR3vri3VvgwvmlLkl1zQAPlAK2jLnr97fo7YvLLxk9VNzii8Krr3FRIDUBcPAeTyNCAG0sxAJa3Da1P034NRi8JYOYPt9V-bNDpZYLwiwS-bWjq6Skt6RHWc7CRvPVhFNFuHzRxIZO19mwdvx/s16000/Dibalik-Islam-KMB.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bulan Juli lalu, Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program seribu Kampung Moderasi Beragama (KMB) yang tersebar di seluruh Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">“<i>Pembentukan Kampung Moderasi Beragama merupakan langkah positif untuk mempromosikan perdamaian, toleransi serta menjaga kerukunan dan keberagaman di masyarakat kita,</i>” ujar Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki saat peluncuran Kampung Moderasi Beragama di Jakarta, Rabu (26/7/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wamenag berharap, program KMB dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus membangun kehidupan yang harmonis dan toleran di tengah kemajemukan (Kemenag.go.id, 26/7/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Menyoal Moderasi Agama</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi74t0kzslz8iTToGECF5uFI_SAdQS5hDBjobuHQRLuHfrMRdl3zJZv1MVVGRBr9_JIQ_n2rLz_Pffr9boCaREaxhvoz-NttAomRMbwuMSceUMidNOrMCyYpQiNNOlO95dIUNjZjwh-Lz1w5iVCVpQTyJ4O0mJWRu7v0OngaXPZ_MPpSQ4KSgy0N6MqZAQW/s16000/dibalik-islam-Pluralisme-indo.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu kita sepakat bahwa perdamaian, kerukunan dan toleransi antar umat beragama di negeri ini harus terus dirawat dan dipertahankan. Karena itu segala potensi yang bisa merusak perdamaian, kerukunan dan toleransi antar umat beragama harus dijauhkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, solusinya bukan dengan mengembangkan moderasi agama atau sikap beragama secara moderat. Pasalnya, istilah ‘<i>moderasi agama</i>’, ‘<i>beragama secara moderat</i>’ atau bahkan berikutnya dimunculkan istilah ‘<i>Islam moderat</i>’ adalah istilah yang cenderung rancu, tak jelas, liar serta berpotensi merugikan Islam dan ajarannya. Apalagi isu moderasi agama ini selalu dikaitkan dengan isu radikalisme yang juga terus-menerus digembar-gemborkan. Padahal jelas, sebagaimana moderasi agama, isu radikalisme juga tak jelas juntrungannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana isu terorisme, isu radikalisme selalu menyasar kalangan Muslim. Terutama tentu mereka yang berpegang teguh pada agamanya, yang selalu berusaha terikat dengan syariahnya, bahkan yang menginginkan penerapan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. Lalu pada saat yang sama, diangkatlah moderasi agama sebagai antitesisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Istilah Politik</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZXXTsxxVxNWaJ5GMB3qxgC6PUgmwsXKeI-SGfCfPYJLs3UmGlz8W7rCKwF2ydVVB0DFP_R2riYKRSwRn-BmTQTLZLQTF2lV0gv1Iw8a7FQQjjWam8SmHUA9W2ZdBPS72_XctNELWGa2JICRkKMYoCydv8bMJVEdDDpjJFtE3tfrWZTWz9XgRyfgmX6z38/s16000/dibalik-islam-Propaganda-Peluralisme.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Moderasi agama secara garis besar adalah paham keagamaan yang moderat. Moderat sering dilawankan dengan radikal. Kedua istilah ini bukahlah istilah ilmiah, tetapi cenderung merupakan istilah politis, yang memiliki maksud dan tujuan politik tertentu. Sebabnya, moderat adalah paham keagamaan (Islam) yang sesuai selera Barat, yakni sesuai dengan nilai-nilai Barat yang notabene sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Sebaliknya, radikal adalah paham keagamaan (Islam) yang dilekatkan pada kelompok-kelompok Islam yang menolak keras sekularisme Barat. Mereka inilah yang menghendaki penerapan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak peledakan Gedung WTC 11 September 2001, AS telah memanfaatkan isu terorisme sebagai bagian dari skenario globalnya untuk melemahkan Islam dan kaum Muslim. Untuk itu, para peneliti kemudian menganjurkan beberapa pilihan langkah bagi AS. Salah satunya adalah mempromosikan jaringan “<i>Islam moderat</i>” untuk melawan gagasan-gagasan “<i>Islam radikal</i>”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait itu mantan Presiden AS George W Bush pernah menyebut ideologi Islam sebagai “<i>ideologi para ekstremis</i>”. Bahkan oleh mantan PM Inggris Tony Blair, ideologi Islam dijuluki sebagai “<i>ideologi setan</i>”. Hal itu ia nyatakan di dalam pidatonya pada Konferensi Kebijakan Nasional Partai Buruh Inggris (2005). Blair lalu menjelaskan ciri-ciri “<i>ideologi setan</i>” yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Menolak legitimasi Israel;</li><li>Memiliki pemikiran bahwa syariah adalah dasar hukum Islam;</li><li>Kaum Muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khalifah;</li><li>Tidak mengadopsi nilai-nilai liberal dari Barat.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah yang dianggap sebagai paham keagamaan kelompok-kelompok radikal. Jika demikian, sikap keagamaan moderat adalah yang sebaliknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Proyek Global Menyerang Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG47Tep_3m054klK5i1pKoR3wcDnuKxNErwC5zZQs46vRcPN9aRANUSTCVIBPe3DrR5stxjQ_wsQp4hjElTYsIVeg0LcEi9KXps083_O56bBgN2wL3X-Vuk4Yd33nm2qrqXHHIQ5rD9j7bhHs5wXEsOLQ3dko3kTRYgA533MwKxcbib1Ldgls8t99_i2RH/s16000/dibalik-islam-ideologi-dunia.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian kebijakan moderasi agama ini harus kita pandang dalam perspektif politik global, bukan sekadar perspektif politik lokal Indonesia. Sebabnya, pada faktanya moderasi agama merupakan bagian dari strategi politik luar negeri dari negeri-negeri Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini AS dan sekutu-sekutunya meyakini bahwa selama ajaran Islam murni masih diyakini dan tumbuh berkembang di tubuh umat Islam, selama itu pula akan terus ada perlawanan terhadap negara kafir imperialis Barat dan kepentingannya di Dunia Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, Barat menggagas proyek moderasi agama yang ditujukan untuk mengubah sudut pandang kaum Muslim agar mereka mau menerima ide dan pemikiran Barat, khusus demokrasi dan kebebasan. Sebabnya, Islam moderat adalah kunci penyebaran demokrasi Barat di negeri-negeri Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Moderasi agama itu mereka gunakan untuk menghalang-halangi kembalinya umat Islam ke dalam agamanya secara murni, dengan mengamalkan syariah Islam kâffah. Dengan itu mereka juga berupaya mempertahankan sistem kapitalisme-sekularisme di negeri-negeri Islam. Melalui cara itulah Amerika Serikat dan negara-negara penjajah lainnya dapat terus mengeksploitasi kekayaan alam negeri-negeri Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Strategi Barat dalam moderasi agama itu juga dapat dicermati dari salah satu buku kajian yang dikeluarkan Rand Corporation yang berjudul Building Moderate Muslim Network. Pada sub-bab di dalamnya ada topik <i>Road Map for Moderate Network Building in the Muslim World</i> yang salah satu poinnya menjelaskan tentang <i>characteristics of moderate Muslims</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sana dinyatakan bahwa Muslim moderat adalah orang yang menyebarluaskan dimensi-dimensi kunci peradaban demokrasi. Termasuk di dalamnya gagasan tentang HAM, kesetaraan gender, pluralisme dan menerima sumber-sumber hukum non-sektarian; serta melawan terorisme dan bentuk-bentuk legitimasi terhadap kekerasan (Angel Rabasa, Cheryl Benard et all, Building Moderate Muslim Network, RAND Corporation).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan paparan tersebut, sangat jelas bahwa moderasi agama itu merupakan proyek global Barat untuk menyerang Islam. Ini satu paket dengan isu perang melawan radikalisme (<i>war on radicalism</i>) yang merupakan propaganda Barat untuk menyerang Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melalui propaganda perang melawan radikalisme itu Barat dapat melakukan framing negatif dengan memberikan stigma radikal kepada Muslim yang menentang ideologi Kapitalisme. Sebaliknya, mereka memuji Muslim yang pro ideologi Kapitalisme sebagai moderat. Sebagaimana diketahui, para penganut Islam moderat biasanya menolak formalisasi syariah oleh negara dalam format sistem Khilafah. Padahal Khilafah merupakan ajaran Islam, sebagaimana aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Toleransi Minus Moderasi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6ACWRrMpclvk5bCWnIURQCUT0sUa_aGOMPXKMAS3oWmKx0LGXrF6H9EUFPr8C_EEe8Bi6iEU6LrbFBvWVs6bZA0Y3cLskKoYdMbzZVtqUTcdX_MotM7WDmsuS2F29ONkz4zcJr-dR9h0kML316b8q8xR19UKLb61zFm-eAjIpphifYa5A0DyaNXncRB7c/s16000/dibalik-islam-toleransi2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para propagandis anti-Islam sering membuat opini fiktif seolah penerapan syariah Islam itu adalah sebuah ancaman. Umat Islam dituding intoleran sehingga mengharuskan adanya moderasi beragama. Padahal faktanya, terorisme melalui imperialisme di dunia itu justru secara riil dilakukan oleh negara-negara penjajah, pengusung ideologi Kapitalisme maupun Komunisme.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bandingkan dengan peradaban Islam yang selama 13 abad memayungi dunia dengan berbagai kegemilangannya. Termasuk pula perlakuan baiknya terhadap warga non-Muslim. Misalnya orientalis Inggris T.W. Arnold pernah menuliskan tentang kebijakan Khilafah Ustmaniyah terhadap warganya yang non-Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Arnold menyatakan bahwa perlakuan terhadap warga Kristen oleh pemerintahan Khilafah Utsmaniyah <i><u>selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani</u></i> telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa. (Arnold, The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu tuduhan bahwa Islam itu intoleran sebenarnya tidak sekadar ahistoris, namun juga penyesatan politik. Faktanya, secara historis, tanpa moderasi agama pun, Islam memang agama yang menjunjung tinggi toleransi. Bahkan toleransi <u><i>tanpa moderasi agama</i></u> merupakan salah satu bagian dari sejarah keagungan dan kegemilangan Khilafah Islam yang telah memayungi dunia selama 13 abad.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Adakah Islam Moderat?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX0CJN3_VFXV3tc6S_ImWCfsMHJ-Imvi3VkmxA0FqyNi5ymw5FhPFq_UBC8FDBw_dfHHmKjmPH5_0z3lRPQwNqeG1zJeIOkPeOWAI09yb7s67UjoLKTVrJ9rFlXzw2NxPEdvK13c-NLhCjpb-Pe48icPJrCUmPZNd00Ph5pML4CXFpLeWjRxBVgPcrxNqZ/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Islam adalah agama (ad-dîn) yang diturunkan oleh Allah ﷻ kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, diri dan sesamanya. Dengan demikian, Islam bukan hanya mengatur masalah akidah, ibadah dan akhlak, tetapi juga mengatur masalah ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, peradilan dan sanksi hukum serta politik luar negeri. Inilah yang dimaksud dengan Islam kâffah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian</i> (TQS al-Baqarah [2]: 208).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Islam tidak lagi membutuhkan agama atau ajaran lain. Ini ditegaskan oleh Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridhoi Islam itu menjadi agama kalian</i> (TQS al-Maidah [5]: 3).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika demikian, benarkah Islam moderat itu ada? Tentu tidak ada. Sebabnya, Islam hanya satu, yaitu agama (ad-dîn) yang diturunkan oleh Allah ﷻ kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, diri dan sesamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengenai kategorisasi moderat atau yang lain, itu hanyalah mapping (pemetaan) yang didasarkan pada ciri (sifat) orang yang mengambil Islam. Dikatakan moderat jika dia bisa bersikap terbuka (inklusif), tidak eksklusif dan bisa mengkompromikan Islam dan Barat. Disebut radikal, fundamentalis atau ekstrem kalau tidak bersikap terbuka (eksklusif), tidak inklusif dan tidak mau mengkompromikan Islam dengan Barat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Khatimah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, umat Islam harus menolak dan melawan ide moderasi agama dalam semua bentuknya. Pasalnya, moderasi agama digagas negara imperialis Barat untuk melanggengkan penjajahan di Dunia Islam, serta mengubah sudut pandang kaum Muslim agar menerima ajaran sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Ide ini tidak hanya mengokohkan dominasi dan imperialisasi Barat atas Dunia Islam. Ia juga merusak kesucian dan kemurnian Islam dan memaksakan pemikiran rusak ke tubuh kaum Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, umat Islam harus disadarkan terus akan kewajiban mereka untuk selalu terikat dengan syariah Islam. Syariah Islam adalah standarisasi perbuatan seorang Muslim, bukan toleransi dan moderasi. Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk taat, patuh dan menerima sepenuhnya syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mencari agama selain Islam, sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.</i> (TQS Ali Imran [3]: 85).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 308</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-87753365619978880372023-08-25T05:30:00.094+07:002023-09-03T05:54:18.335+07:00PEMBANGUNAN PATUNG HARAM DAN TIDAK MENGUNTUNGKAN RAKYAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_NoY22RYbdTKFS0o77YpjDIvBlalNI9ihMAgRYqd2iVWECxxIyterrmAG1iz1PLtI17HX53QyuaoUkHDLN-Zi_pDumFOjmDYVnytUjg5dLw-0m68-JCXRt00xi_iOLCHlcx84pIauDwGlEn5GLLzKUOPwDxOMu9aFZMiBnaD2REPRiJOyZxLhkxUmwbVb/s16000/Dibalik-Islam-Patung-Sukarno.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Rencana pembangunan Patung Soekarno setinggi 100 meter di Kabupaten Bandung menuai kontroversi. Patung yang rencananya dibangun bersama dengan pengembangan kawasan wisata dan Kotabaru/Kota Mandiri (Taman Asia Afrika) diperkirakan menelan biaya Rp20 triliun. Bupati Bandung Hengki Kurniawan menyatakan biaya besar itu tidak ditanggung oleh APBD, tetapi murni investasi dari pihak luar, yakni konsorsium Ciputra dan PTPN VIII, sehingga harus dibantu perizinannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Sejumlah pihak, seperti MUI bersama tokoh-tokoh Islam, mengkritik rencana pembangunan patung tersebut. Selain bertentangan dengan hukum Islam, biaya yang besar itu dipandang sia-sia di tengah masyarakat yang sedang kesusahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Haram Membuat Patung</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEUu8z8W4CQH-RLOTgdAzBm0eq_UdgsvqULOSFExsBVCXM_iR9-wPuAcZK6xf7r-uqGfQZTrwYXjZO1VReN4v0QaVEOLNODx5MPjGrkMIXOWhziaiZnKln0BhCCKsmsiceLPEFaeHORcWKFjJgFpNVdLx_kZNtp_-gZCkK_jS-ZeJZLzaf_5ANffwsWIzV/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam bahasa Arab aktivitas menggambar sesuatu disebut tashwîr. Tashwîr tak hanya mencakup aktivitas menggambar dua dimensi, atau tidak memiliki bayangan, tetapi juga termasuk aktivitas membuat patung (at-timtsâl) dan pahatan (an-nahtu).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariah Islam telah mengharamkan aktivitas tashwîr, yakni menggambar, memahat juga membuat patung setiap makhluk bernyawa. Apakah itu dibuat di atas kertas, kulit, tembok, koin, dsb. Sama saja. Keharaman ini berdasarkan sejumlah hadis Nabi ﷺ. Di antaranya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ تُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ فَإِنْ كُنْتَ لَا بُدَّ فَاعِلًا، فَاجْعَلِ الشَّجَرَ وَمَا لَا نَفْسَ لَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap tukang gambar kelak ada di neraka. Setiap gambar yang dia buat akan diberi jiwa yang akan mengazab dirinya di Neraka Jahanam. Karena itu jika kamu terpaksa harus menggambar, gambarlah pohon dan apa saja yang tidak memiliki jiwa</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ juga bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ الَّذِيْنَ يَصْنَعُوْنَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh orang-orang yang membuat gambar-gambar (makhluk bernyawa) ini akan diazab pada Hari Kiamat dan akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian buat ini!” </i>(HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ pun pernah memerintahkan Ali bin Abi Thalib ra. dalam satu ekspedisi militer untuk menghancurkan patung-patung yang ia temui:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ تَذَرْ تِمْثَالاً إِلاَّ هَدَمْتَهُ، وَ لاَ صُورَةً إِلاَّ طَمَسْتَهَا، وَ لاَ قَبْراً مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَيْتَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah engkau tinggalkan patung kecuali engkau hancurkan. Janganlah engkau tinggalkan gambar kecuali engkau hapus. Janganlah engkau tinggalkan kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih banyak lagi hadis-hadis yang menunjukkan keharaman aktivitas menggambar, memahat dan membuat patung makhluk bernyawa; baik manusia atau hewan yang utuh maupun separuh. Ini karena hadis-hadis tersebut bersifat umum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atas dasar itu para ulama pun telah mengharamkan aktivitas membuat patung dan lukisan makhluk bernyawa. Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, menyimpulkan bahwa para ulama bersepakat atas keharaman membuat gambar dan patung makhluk bernyawa, baik hewan maupun manusia, juga haram meletakkannya di mana pun (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 2/2674, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keharaman membuat lukisan dan patung tidak berdasarkan pada ‘illat tertentu, misalnya karena kekhawatiran disembah sebagaimana prasangka sebagian orang. Lalu ada pendapat yang menghalalkan membuat lukisan dan patung makhluk bernyawa jika bukan bertujuan untuk disembah atau dikultuskan. Tentu tidak demikian. Sebabnya, hadis-hadis Nabi ﷺ yang menjelaskan keharaman membuat lukisan atau patung makhluk bernyawa tidak dikaitkan dengan adanya unsur penyembahan ataukah tidak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian pendapat menyatakan kebolehan membuat patung didasarkan pada hadis yang menyebutkan Nabi ﷺ pernah membiarkan Aisyah ra. bermain boneka bersama-sama kawannya. Pendapat ini tidak tepat. Alasannya, karena yang digunakan oleh Aisyah adalah boneka yang dijadikan mainan anak-anak. Qadhi Fudail bin Iyadh mengecualikan boneka dalam mainan anak-anak perempuan, yakni ada rukhshah untuk itu (Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 4/2674, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi juga menjelaskan tentang pengkhususan dalil boneka sehingga hukumnya boleh (An-Nawawi, Al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim, XVI/200).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Haram Mengkultuskan Seseorang</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGcul-7xprcQp3SijtdQPpk4TuGpZ-U1rWANItvkshePjf3xK7rBGXnLk9gSjl-kgh9StMpxVG03TumpI5rY_dj3PwLd611vnRngDNWrh1LNBQ5g5e2ysXZ0oYLzJxqZ_c0kglBqaLkDu4pPo7kvRN8sh8O7n6FoaCOB5FgkryR645g-TCpn5h1hkwym6P/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya membuat patung-patung makhluk bernyawa, khususnya patung para pahlawan atau para tokoh, bukan budaya kaum Muslim. Itu adalah tradisi orang-orang kafir. Dulu bangsa-bangsa seperti Mesir, Romawi, dll biasa membuat patung para raja, tokoh atau pahlawan sebagai bentuk pengkultusan kepada mereka. Pada zaman modern, beberapa negara, seperti Uni Soviet dulu, membuat patung-patung tokoh mereka untuk dikultuskan oleh rakyatnya. Tentang hal ini, Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka berkata, “Janganlah kalian sekali-kali meninggalkan sesembahan-sesembahan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr.”</i> (TQS Nuh [71]: 23).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa ayat ini berkaitan dengan umat Nabi Nuh as. yang biasa membuat patung-patung orang-orang salih di antara mereka untuk mengenang mereka sekaligus memberi nama patung-patung tersebut. Lama-kelamaan mereka menyembah patung-patung itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu budaya membuat patung makhluk bernyawa dengan tujuan mengenang dan memuliakan orang-orang terdahulu termasuk tasyabbuh terhadap orang kafir. Nabi ﷺ telah mengharamkan hal itu:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariah Islam juga melarang pengkultusan kepada seseorang sekalipun mereka adalah ulama, pahlawan atau khalifah. Kaum Yahudi dan Nasrani adalah kaum yang berlebih-lebihan dalam menghormati dan memuliakan para nabi. Karena itu Rasulullah ﷺ mengingatkan kaum Muslim agar tidak melakukan hal yang serupa. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kalian melampaui batas dalam memuji diriku seperti perbuatan kaum Nasrani kepada Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba-Nya. Karena itu panggillah oleh kalian (aku ini), “Hamba Allah dan Rasul-Nya.”</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, Rasulullah ﷺ telah menolak dan melarang diri beliau dikultuskan oleh umat beliau. Padahal beliau adalah sosok yang ma’shûm (terpelihara dari dosa dan kesalahan), mendapatkan pujian dari Allah ﷻ, pemilik syafaat pada Hari Akhir. Lalu apakah pantas manusia biasa dikultuskan oleh sesama manusia? Apalagi jika yang dikultuskan adalah pelaku kemungkaran dan kemaksiatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengkultusan juga berbahaya karena akan membuat para pengikutnya menutup mata dari dosa-dosa dan kesalahan pihak yang dikultuskan. Bagi mereka, tokoh yang dikultuskan adalah sakral dan wajib dibela. Apapun perbuatannya. Apalagi jika tokoh yang dikultuskan itu, misalnya, membawa pemikiran yang batil seperti paham sosialisme-komunisme dan memusuhi Islam. Ini makin berbahaya bagi umat. Sebabnya, ini akan membuat umat bukan saja mengkultuskan figur tokoh tertentu, tetapi juga membenarkan pemikiran batilnya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Rakyat Tidak Butuh</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpb3ljBqWCpxIGY_AiKB0L9fYUXJ2VJ3WyaD2MhfDRvGKGPhJ05CFbWUM_R1aJgxG94SHM1Mxc3iBBPIDFSegDFcyHoqS1Wi5NhKe05Cl1jQIUYFjydzvGRJfnlCUCe39-BhlMBLwsCXVfhKIeJedqiq0X5ZbmiG-UQ5DZViIoJYoQvPIEd-U9VK-6KYMz/s16000/dibalik-islam-rasis2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pembangunan patung serta kota mandiri yang diperkirakan menelan biaya Rp 10 triliun sampai Rp 20 triliun juga perlu dipertanyakan manfaatnya untuk rakyat. Jangan-jangan ini hanya untuk ambisi politik kelompok tertentu dan keuntungan oligarki. Pembangunan patung itu juga seolah-olah menafikan peran para pahlawan lain yang tak kalah berjasa melawan penjajahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi pembangunan kota mandiri yang semakin marak di Indonesia terbukti hanya menjadi kawasan elitis yang dinikmati oleh segelintir orang. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Andrinof Chaniago pernah menyindir kota mandiri cenderung diskriminatif karena hanya dimiliki oleh masyarakat berkantong tebal. Sering terjadi ketimpangan sosial dan ekonomi yang tinggi antara kawasan kota mandiri dan masyarakat di luarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal hari ini menurut Bank Dunia ada 40% warga miskin di Indonesia, ada 81 juta warga milenial tidak punya rumah, juga ada 20 juta warga tinggal di kediaman tidak layak huni. Rakyat Indonesia terutama di pelosok juga masih kekurangan layanan kesehatan yang memadai. Ada 171 kecamatan di Indonesia belum punya puskesmas. Ada 586 puskesmas belum memiliki dokter. Sementara itu, dari 18.206 desa yang berada di daerah tertinggal, 34 persen di antaranya masih belum memiliki akses jalan yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Amat miris jika negeri Indonesia yang mayoritas Muslim ini justru warga dan pemerintahnya gemar membangun patung yang jelas telah diharamkan oleh syariah Islam. Apalagi biayanya amat besar, sementara manfaatnya sekadar untuk estetika belaka. Padahal puluhan juta rakyat membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan sehari-hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Khatimah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengingatkan kita dengan kaum ‘Ad yang gemar membangun proyek-proyek raksasa untuk mereka banggakan. Lalu mereka berani membangkang kepada Allah serta para nabi dan rasul yang Dia utus. Akibatnya, Allah ﷻ membinasakan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ . وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah kalian mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati? Juga apakah kalian membuat benteng-benteng dengan harapan kalian hidup kekal?</i> (TQS asy-Syu’ara [26]: 128-129).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cukuplah kisah kaum ‘Ad dan Tsamud menjadi pelajaran bagi kita. Jangan sampai kita seperti mereka: bangga dengan bangunan megah dan patung-patung, lalu membangkang pada hukum-hukum Allah, kemudian Allah mengazab kita. Wal ‘iyyâdzu bilLâh!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah). Lalu mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu. Karena itu sepantasnya berlaku atas mereka perkataan (hukuman Kami). Kemudian Kami membinasakan negeri itu sehancur-hancurnya</i> (TQS al-Isra’ [17]: 16).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 307</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-55695758430874119112023-08-19T07:21:00.007+07:002023-08-19T07:21:56.168+07:00KEMERDEKAAN YANG SESUNGGUHNYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQCpI4c1z2I9R6FyRCT7qlVcfn9sc4LSaY6jBIK0SpCBzt_Y3bbv9x_MR2f2rNN7tDS1eogsNu1jj5IWwOabSlmXWkB41BzX3Kj3A3KbQiZMOOl2XIdGPlTR2-AwqtvGMjzzBq7yLyGOjOZhSYvH0pNVsA1-L82s7tkCACpF3u-M8lQn24wqJkys4sLhn6/s16000/Dibalik-Islam-Kemerdekaan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebagaimana diketahui, penjajahan di dunia ini bisa dipilah menjadi dua. <b>Pertama</b>, penjajahan fisik. <b>Kedua</b>, penjajahan non-fisik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Penjajahan fisik</b> dilakukan dengan pendudukan (<i>ihtilâl</i>); dengan menduduki wilayah, menguasai sumber daya alam, menundukkan sumber daya manusianya, kemudian mengontrol kekuasaan militer, politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Inilah yang dilakukan oleh negara-negara penjajah Barat pengusung utama ideologi Kapitalisme-sekularisme pada masa lalu, khususnya di Dunia Islam, termasuk negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun <b>penjajahan non-fisik</b> dilakukan melalui pemikiran, pendidikan, budaya dan <i>soft power</i> yang lainnya. Biasanya dilakukan dengan menggunakan strategi dan agen. Mereka ditanam di semua sektor; mulai dari sektor politik, pemerintahan, militer, ekonomi, budaya, agama, hukum dan sebagainya. Inilah yang dilakukan oleh negara-negara penjajah Barat pengusung utama ideologi Kapitalisme-sekularisme pada masa sekarang, khususnya di Dunia Islam, termasuk negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu secara <i>de jure</i> negeri-negeri kaum Muslim, termasuk negeri ini, memang sudah dinyatakan merdeka. Ini karena kaum penjajah telah lama meninggalkan negeri kaum Muslim. Namun, secara <i>de facto</i> pemikiran, <i>mindset</i> dan cara pandang penjajah itu tetap dipertahankan, terutama oleh para penguasa dan elit-elit politiknya. Bahkan mereka mengundang penjajah itu untuk mengangkangi dan mengeruk kekayaan negeri mereka atas nama “<i>investasi</i>” dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Indonesia Hari Ini</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYLND_JfFY8tXJ9Asuq8842w6Ggg8sRQMvu1_cWlHxdiV3RHyTP9pTHyblMDpSz0Jeuc0sKZszffTGcXO7Hkawjn7GjoZC95iKSYKtIMQaNrBXb03aPj69K4rr4n2ZlabmELOHFSBkVvPRG21D5QwPn4ZF6Qd2O5rtgs818CqnnQSTPmv_1jEeUebwx2Re/s16000/dibalik-islam-map.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait Indonesia, era penjajahan fisik yang dialami bangsa ini memang sudah lama berakhir. Kaum penjajah yang pernah menjajah negeri ini pun <i><u>seperti Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang</u></i> sudah lama terusir. Negeri ini bahkan telah merayakan Hari Kemerdekaan sekaligus Hari Ulang Tahun (HUT)-nya yang ke-78.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun sayang, setelah 78 tahun merdeka, cita-cita kemerdekaan yang diharap-harapkan oleh bangsa ini <i><u>adil, makmur, sejahtera, gemah ripah loh jinawi</u></i> masih jauh panggang dari api. Terbukti, angka kemiskinan masih tinggi. Angka pengangguran masih besar. Biaya pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, masih mahal. Harga BBM, listrik, LPG dan sejumlah kebutuhan pokok terus merangkak naik. Aneka pajak pun terasa makin mencekik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, kesenjangan ekonomi makin melebar. Kekayaan alam lebih banyak dinikmati oleh segelintir orang. Mereka adalah para pengusaha dan korporasi asing dan aseng. Merekalah yang selama ini menguasai sebagian besar sumber daya alam (SDA) seperti barang tambang (emas, perak, nikel, tembaga, bijih besi), energi (seperti batubara) dan migas (minyak dan gas). Mereka pun <i><u>yakni para oligarki</u></i> menguasai sebagian besar lahan, termasuk hutan, yang sebagiannya telah berubah menjadi perkebunan sawit. Total luas area lahan yang mereka kuasai ratusan ribu bahkan jutaan hektar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang tak kalah memprihatinkan, utang negara makin bertumpuk. Korupsi makin menjadi-jadi. BUMN banyak yang merugi. Banyak proyek infrastruktur yang kemudian menjadi beban negara, seperti proyek kereta cepat dan IKN.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada saat yang sama, ketidakadilan makin nyata. Hukum makin tajam ke bawah dan makin tumpul ke atas. Banyak koruptor dihukum ringan. Bahkan divonis bebas. Sebaliknya, tak sedikit rakyat kecil <i><u>misal yang mencuri tak seberapa dan sering karena dorongan rasa lapar</u></i> dihukum berat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Belum lagi kita bicara moral. Sebagaimana diketahui, salah satu cita-cita utama kemerdekaan <i><u>terutama yang dirumuskan dalam sistem pendidikan nasional</u></i> adalah bagaimana melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa. Faktanya, hari ini moralitas generasi muda makin merosot. Perilaku seks bebas makin liar. Bahkan banyak remaja terjerumus ke dalam perilaku LGBT. Banyak dari mereka yang terjerat narkoba. Kasus <i>bullying</i> (perundungan), khususnya di kalangan pelajar dan remaja, juga makin sering terjadi. Bahkan kasus kejahatan dengan pelaku pelajar dan mahasiswa sudah sering kita saksikan. Ragam kriminalitas pun makin hari makin beragam dan makin mengerikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua persoalan yang membelit bangsa ini bermuara pada keterjajahan bangsa ini secara <b><i>non-fisik</i></b>, bahkan dalam wujud yang paling fundamental: yakni keterjajahan secara pemikiran/ideologi. Harus diakui, bangsa dan negeri ini telah lama terjajah oleh pemikiran/ideologi Kapitalisme-sekuler. Keterjajahan oleh pemikiran/ideologi Kapitalisme-sekuler inilah yang menjadikan bangsa dan negeri ini terjajah secara <i>non-fisik</i> dalam berbagai bidang lainnya. Terjajah secara ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum, pendidikan, dll.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, kita memang layak dan wajib bersyukur karena kita telah lama terbebas dari penjajahan fisik. Namun, kita pun harus merasa prihatin dan tidak boleh melupakan bahwa bangsa ini masih dalam keterjajahan secara <i>non-fisik</i>, yang bermuara pada keterjajahan oleh pemikiran/ideologi Kapitalisme-sekuler.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Merdeka dari Segala Bentuk Penjajahan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDXAnv-MpbD85_gyvoZJkxxPZvQoNgtJSCy2PhITwqOxafuQmYMZbuM88CsrAwf9NjgMtviy45sE87glCL3ZJWscGLOh6Sopl41Z9M3iCkVQylTTBpsNZwLStrjTFi3pvAGsDkAXGBLC6zXoQxNzJFMqBgLtA007BjeCPb1PS-N0wFNCNzsq1yd9-i_jU6/s16000/dibalik-islam-umar-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penjajahan, baik <i>fisik</i> maupun <i>non-fisik</i>, sesungguhnya merupakan manifestasi dari <i>isti’bâd</i> (perbudakan), yaitu menjadikan manusia sebagai budak bagi manusia lainnya. Karena itu Islam telah mengharamkan penjajahan. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لاَ إِلَٰهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِي</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Aku adalah Allah. Tidak ada tuhan yang lain, selain Aku. Karena itu sembahlah Aku</i> (QS Thaha [20]: 14).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam ath-Thabari menjelaskan: “<i>Innanî ana Allâh (Sungguh Aku adalah Allah),</i>” bermakna: Allah ﷻ <i>menyatakan, “Sungguh Akulah Tuhan Yang berhak disembah. Tak ada penghambaan kecuali kepada Dia. Tidak ada satu pun tuhan, kecuali Aku. Karena itu janganlah kalian menyembah yang lain, selain Aku. Sungguh tidak ada yang berhak menjadi tempat menghambakan diri, yang boleh dan layak dijadikan sembahan, selain Aku.</i>” Lalu frasa, “<i>Fa’budnî (Karena itu sembahlah Aku),</i>” bermakna: Allah ﷻ menyatakan, “<i>Murnikanlah ibadah hanya kepada-Ku, bukan sesembahan lain, selain Aku.</i>” (Ibn Jarir at-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, QS Thaha [20]: 14).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah kalimat tauhid. Kalimat tauhid ini pada dasarnya telah terpatri di dalam hati setiap Muslim. Jika tauhid mereka murni dan jernih, kemudian pemahaman yang terbentuk dari sana juga jernih, maka tauhid itu akan membangkitkan semangat penghambaan hanya kepada Allah ﷻ. Spirit tauhid ini pun sekaligus akan membangkitkan perlawanan terhadap segala bentuk perbudakan/penghambaan atas sesama manusia, termasuk penjajahan atas segala bangsa. Inilah yang tampak dari kalimat Rub’i bin ‘Amir kepada panglima Persia, Rustum:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اللهُ اِبْتَعَثَنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ إِلَى عِبَادَةِ اللهِ، وَ مِنْ ضَيْقِ الدُّنْيَا إِلىَ سِعَتِهَا، وَ مِنْ جُوْرِ اْلأَدْيَانِ إِلَى عَدْلِ اْلإِسْلاَمِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Allah telah mengirim kami untuk mengeluarkan (memerdekakan) siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan kepada sesama manusia menuju penghambaan hanya kepada Allah; dari sempitnya dunia menuju keluasannya; dari kezaliman agama-agama yang ada menuju ke keadilan Islam.</i>” (Ibn Jarir at-Thabari, Târîkh al-Umam wa al-Mulûk, 3/520; Ibn Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, 7/39).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah spirit Islam. Spirit ini muaranya ada pada kalimat tauhid, “<i>Lâ Ilâha illalLâh, Muhammad RasûlulLâh</i>” (Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ﷻ dan Muhammad ﷺ adalah utusan Allah ﷻ).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kemerdekaan Hakiki</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtO0LWktE2DzkoOUlNyDbGDM4SRq2kHBpv-RwOMlDo4REetHK9qzkD4Q0ywzQLUMSZWLrCSvHEo0KtIwHXZ8AKGanqJ12oDx4tH9Q02c-uUL8WymGaak1dlqG5RwPFaddiPopNXgvLPxaZLuCiiB1Xr-7aVc2g8_pMCTE3qYyyqctwHkgb0BL0XoF6asEx/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atas dasar itu, menjadi kewajiban kaum Muslim secara bersama, untuk bertafakur menyertai rasa syukur, dengan melihat realitas yang ada di negeri kita di segala bidang, sudahkah sistem yang mengatur kehidupan umat di segala bidang ditegakkan di atas prinsip <i>tauhid</i>? Sudahkah hakikat dan prinsip-prinsip kemerdekaan hakiki menurut ajaran Islam, seperti yang dikemukakan oleh Rub’i bin Amir di atas, telah kita dapatkan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika belum, menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan kemerdekaan hakiki itu. Jika perjuangan dulu bertujuan untuk merebut kemerdekaan dari penjajahan fisik, kini diperlukan perjuangan baru untuk membebaskan umat dari penjajahan ideologi Kapitalisme-sekuler, hukum jahiliah, ekonomi kapitalis, budaya dan segenap tatanan yang tidak islami. Berikutnya kita wajib berjuang untuk menegakkan tatanan masyarakat dan negara yang benar-benar bertumpu pada prinsip-prinsip tauhid. Tatanan tersebut tidak lain adalah tatanan yang diatur oleh aturan-aturan Allah ﷻ atau <u><i>syariah Islam</i></u>. Inilah kemerdekaan hakiki dalam pandangan Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, bangsa dan negeri ini bisa dikatakan benar-benar meraih kemerdekaan hakiki ketika mereka mau tunduk sepenuhnya kepada Allah ﷻ. Tentu dengan menaati seluruh perintah dan larangan-Nya. Caranya dengan melepaskan diri dari belenggu ideologi dan sistem sekuler yang bertentangan dengan tauhid seraya menegakkan sistem Islam secara total.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, misi Islam adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Maka dari itu, tidak ada negeri yang dikuasai Islam berubah kusam, sengsara, mundur dan terbelakang. Pada masa lalu Spanyol dan beberapa negeri Eropa lain, misalnya, justru mencapai kemajuan ketika berada di bawah kekuasaan Islam, saat belahan dunia lain sedang mengalami masa kegelapan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, bangsa dan negeri ini pun, jika ingin lepas dari “<i>kegelapan</i>” menuju “<i>cahaya</i>”, atau jika ingin bebas dari segala keterpurukan (sebagaimana saat ini) menuju era kebangkitan dan kemajuan, mau tidak mau, harus merujuk pada Islam. Caranya dengan menerapkan pemikiran/ideologi dan sistem Islam secara <i>kâffah</i> dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayidina Umar bin al-Khaththab ra. berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّا كُنَّا أَذَلَّ قَوْمٍ، فَأَعَزَّنَا اللهُ بِاْلإِسْلاَمِ. فَمَهْمَا نَطْلُبُ الْعِزَّةَ بِغَيْرِ مَا أَعَزَّنَا اللهُ بِهِ، أَذَلَّنَا اللهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh, kami adalah bangsa yang paling hina. Lalu Allah memuliakan kami dengan Islam. Karena itu tatkala kami mencari kemuliaan tanpa Islam yang dengan Islam itu Allah telah memuliakan kami, Allah pasti akan (kembali) menghinakan kami.</i> (HR al-Hakim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 306</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-45009776484000321232023-08-18T08:38:00.005+07:002023-08-18T08:38:38.589+07:00JIKA BERBUAT BAIK MAKA KEBAIKAN ITU UNTUK DIRIMU SENDIRI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2ANpcKwbpo94_JuwE_BGyNNj-ZeKAiFcvgcEJDAasqLYMP1m1_KlplV1ZhmNQ-6ZzvQIJ_tVeLyODYOveePSAvQH0ZwBxi5ovH6uDlHtJB9Ft647hgYpDy-C7Ry-UY523165wKhcCvcFgCWHsuS8CLAdP056O4YPomYaU1BP_to5PxXfrOM2UVOD6kqAa/s16000/Dibalik-Islam-Kebaikan-Untuk-Kita.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Isra Ayat 7 menerangkan:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِكُمۡۖوَاِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَهَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَةِ لِيَسُـوْۤءُو ا وُجُوۡهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوۡهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِيۡرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menegaskan bahwa apabila Bani Israil berbuat baik, maka hasil kebaikan itu untuk mereka sendiri. Namun demikian, ketentuan yang terdapat dalam ayat ini tidak khusus untuk mereka sendiri, melainkan berlaku umum untuk seluruh manusia sepanjang masa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, apabila manusia berbuat baik atau berbuat kebajikan, maka balasan dari kebajikan itu akan dirasakannya, baik di dunia maupun di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kebaikan yang akan mereka terima di dunia ialah mereka akan menjadi umat yang kuat mempertahankan diri dari maksud jahat yang direncanakan oleh para musuh mereka. Mereka akan memperoleh kesempatan untuk melipatgandakan harta sebagai sarana hidup, dan melanjutkan keturunan sebagai khalifah di muka bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka akan menjadi bangsa yang kuat, yang dapat mewujudkan budaya yang tinggi untuk lebih menggairahkan kehidupan mereka, dan menjamin kelancaran usaha dan ibadah mereka kepada Allah ﷻ. Sedangkan kebahagiaan yang abadi adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang disediakan dan dijanjikan kepada mereka, sebagai bukti keridaan Allah ﷻ atas kebajikan yang mereka lakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apabila mereka berbuat jahat dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan wahyu dan fitrah kejadian mereka sendiri, seperti menentang kebenaran dan norma-norma dalam tata kehidupan mereka sendiri, maka akibat dari perbuatan mereka itu adalah kemurkaan Allah ﷻ kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, mereka akan menjadi bangsa yang bercerai-berai karena diperbudak hawa nafsu, sehingga kelompok yang satu berusaha menundukkan kelompok yang lain. Itulah sebabnya mereka tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan diri mereka dari kehancuran dan maksud-maksud jahat musuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka akan menjadi bangsa yang tertindas dan terjajah. Sedang keburukan yang mereka rasakan di akhirat ialah azab api neraka sebagai siksaan yang paling pedih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu Allah ﷻ mengungkapkan kembali hukuman sebagai akibat kejahatan yang dilakukan Bani Israil untuk kedua kalinya. Pada saat itu, Allah ﷻ membiarkan mereka dalam keadaan kacau-balau ketika musuh-musuh datang untuk menaklukkan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kekalahan kedua ini benar-benar mereka rasakan sebagai penderitaan yang tiada tara dan mempermalukan mereka. Musuh memasuki Masjidil Aqsa secara paksa dan sewenang-wenang untuk merampas kekayaan yang mereka simpan dan menghancurkan syiar-syiar agama mereka, seperti yang dilakukan pada penaklukan pertama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, mereka merasakan penderitaan yang berlipat ganda. Mereka mengalami penderitaan materil berupa kehilangan kekuasaan, harta benda, dan wanita-wanita yang dijadikan tawanan oleh musuh. Mereka juga mengalami penderitaan moril karena tempat-tempat suci dan lambang-lambang kesucian agama mereka dilecehkan dan dihancurkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-17421088583902493902023-08-16T08:58:00.007+07:002023-08-16T08:58:52.511+07:00PENYESALAN ORANG KAFIR KETIKA MELIHAT NERAKA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY6y1S-wn12-qy1lMU5PLHEEn237hrTLvi3QGGl5HWpVaSxcTD5MJJwfqR9oJaXjLma3v_g5ggeZHhVx11wyTHUF_xblaDWEFE-d1X8C0XPzu9nnxvl95smeseOtVnUr9-Wj8083kXMvpwiyKxrnFGpXE6-spFm1baLkL13YJsIiYskInCR9Wty5OSMR-P/s16000/Dibalik-Islam-Neraka.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada Al-Qur'an surat Al-Hijr ayat 2 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ كَانُوۡا مُسۡلِمِيۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang Muslim.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Peringatan Allah ﷻ kepada orang-orang kafir dengan menerangkan kepada mereka bahwa di akhirat nanti di saat mereka merasakan beratnya siksa neraka, mereka menyesal atas perbuatan dan tindakan mengingkari Tuhan yang Mahakuasa selama hidup di dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seandainya mereka mengikuti seruan rasul, melaksanakan perintah-perintah Allah ﷻ, meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan beribadah dengan tunduk dan patuh kepada-Nya, tentulah mereka tidak akan diazab seperti yang mereka alami pada hari itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seandainya mereka berbuat sebaliknya, tentulah mereka akan dimasukkan Allah ﷻ ke dalam surga yang penuh kenikmatan seperti yang dialami oleh orang-orang muslim pada saat itu. Akan tetapi pada waktu itu, semua penyesalan mereka tidak ada lagi gunanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ telah menetapkan keputusan-Nya yang tidak dapat diubah lagi, kecuali jika kekuasaan-Nya menghendaki yang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, "Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman."</i> (QS. Al-An'am [6]: 27)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan mereka di hari akhir nanti yang akan disaksikan oleh umat manusia. Ketika mereka dihadapkan ke muka api neraka, barulah mereka menyadari azab yang akan diterima dan timbul penyesalan dalam diri mereka atas kekafiran dan kelancangan mereka terhadap Allah ﷻ dan Rasul-Nya selama di dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka pada saat yang sangat mengerikan dan dahsyat itu mereka mengajukan permohonan kepada Allah ﷻ agar berkenan mengembalikan mereka ke dunia untuk bertobat dan beramal saleh serta beriman kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, tidak lagi mendustakan ayat-ayat Allah ﷻ dan mereka berjanji akan menjadi orang mukmin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keinginan mereka kembali ke dunia ini menunjukkan kejahilan mereka karena hal itu suatu hal yang mustahil. Orang-orang musyrik itu di hadapan api neraka meratapi nasib mereka akibat perbuatan mereka di dunia yang menjadi penganut agama berhala dan menyetujui saja apa yang dikatakan oleh pemimpin-pemimpin mereka. Tetapi ratapan itu tidak ada gunanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَالَ الَّذِيۡنَ اتَّبَعُوۡا لَوۡ اَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّاَ مِنۡهُمۡ كَمَا تَبَرَّءُوۡا مِنَّا ؕ كَذٰلِكَ يُرِيۡهِمُ اللّٰهُ اَعۡمَالَهُمۡ حَسَرٰتٍ عَلَيۡهِمۡؕ وَمَا هُمۡ بِخٰرِجِيۡنَ مِنَ النَّارِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan orang-orang yang mengikuti berkata, "Sekiranya kami mendapat kesempatan (kembali ke dunia), tentu kami akan berlepas tangan dari mereka, sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka yang menjadi penyesalan mereka. Dan mereka tidak akan keluar dari api neraka.</i> (QS. Al-Baqarah [2]: 167)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana disebut dalam al-Maragi, Az-Zajjaj mengatakan, "<i>Sesungguhnya orang kafir, tatkala melihat keadaan azab neraka dan melihat keadaan orang Islam di surga, mereka berangan-angan, seandainya dahulu waktu di dunia mereka adalah orang-orang muslim.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Peringatan keras bagi orang-orang musyrik Arab khususnya, dan orang-orang kafir pada umumnya, terutama mereka yang menghalangi tersiarnya agama Allah ﷻ di muka bumi. Bagi Nabi ﷺ dan para sahabat, ayat ini merupakan kabar gembira.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada saat turunnya ayat ini, orang kafir sedang menghalangi keras terlaksananya dakwah Islam yang dilakukan Nabi ﷺ dan para sahabat, bahkan kaum musyrik Mekah telah sampai pada tingkat melakukan tindakan penganiayaan disertai dengan ancaman yang keras kepada pengikut Nabi Muhammad ﷺ, sehingga Nabi ﷺ dan para sahabat hampir putus asa dan khawatir, seandainya tugas yang dipikulkan Allah ﷻ tidak dapat terlaksana dengan baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Turunnya ayat ini menimbulkan rasa optimis. Ketabahan, dan kesabaran mereka bertambah dalam menyiarkan agama Allah ﷻ karena mereka betul-betul percaya agama Islam pasti berkembang dan kemenangan paling hakiki ialah kemenangan yang akan diperoleh di akhirat nanti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari ayat ini dan hadis di atas dapat dipahami bahwa pahala atau siksa yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir adalah setimpal dan sesuai dengan perbuatan yang pernah mereka lakukan sewaktu di dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-75446979462390950532023-08-15T08:21:00.004+07:002023-08-15T08:21:27.317+07:00KETAHUI HAKIKAT BERDOA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9z0P6eRiw2Z8CLadtvbFpeM5F9Szc6tfWUoFl8LfLH-p6hlWXvnA3OuSbp9AUps8_CIoPo16P2C4RpS4XhY6gREAsIFxfCUkoBPiOTDiTkEjF6MiWtv0bSg7R7JcGUJzXGEWYUIxH237m3dYPEntieT31TiPrxCIF2r6h6HYl_zZU25xAUfOcEOhoSVKT/s16000/Dibalik-Islam-Cara-Doa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">قَا لَ يٰـنُوْحُ اِنَّهٗ لَـيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚ اِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَا لِحٍ فَلَا تَسْـئَــلْنِ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنِّيْۤ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dia (Allah) berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh."</i>" (QS. Hud 11: Ayat 46)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makna kata :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(إنه عمل صالح) <i>Innahu ‘amalun ghairu shaalih</i>: Permintaanmu ini bukan perbuatan yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(أعظك) <i>A’izhuka</i>: Aku memperingatkanmu agar tidak menjadi seperti orang-orang bodoh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(من الجاهلين) <i>Minal jaahiliin</i>: tergolong orang-orang yang tidak memahami keagungan-Ku dan benarnya janji-Ku, sehingga engkau meminta-Ku sesuatu yang engkau tidak pahami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Makna ayat :</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ menjawab (إنه ليس من أهلك) dia bukanlah dari keluargamu yang Aku janjikan dengan keselamatan, karena ia tidak berada di atas agamamu dan menyelisihi jalanmu. (إنه عمل غير صالح) Permintaanmu agar Aku menyelamatkan anakmu yang kafir <i><u>dan sudah Ku jelaskan Aku akan menenggelamkan orang-orang kafir</u></i> bukanlah perbuatan yang tidak pantas kau lakukan. (إني أعظك) Aku melarangmu dan memperingatkanmu (أن نكون من الجاهلين) agar engkau tidak termasuk orang-orang yang bodoh, kemudian meminta hal yang tidak engkau ketahui dasarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pelajaran dari ayat :</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Tidak bolehnya beramal tanpa ilmu, sehingga tidak boleh seseorang melakukan sesuatu kecuali sudah jelas hukumnya dari Allah.</li><li>Tercelanya kebodohan dan orang-orang yang bodoh.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-75088873736455133262023-08-14T08:44:00.006+07:002023-08-14T08:44:35.596+07:00REJEKI DIJAMIN ALLAH, MENGAPA GELISAH?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQgsyOkrUUMJGPU4Smu_esPXNwjF7oyPq_HwiNtIXcEUtSzxo2rCIGyWsvelfpw9FF0ehVPVAXrPSyriCJgPlpZYVDMSALosDzXKhkvJ4qwY6HW2DDUtgvq7x16gAv05MrI8x35ltZ05u6BNw6poDkFc7xcN-1MfbGkcWGgU3_GYDzTmH3achUPK5kIEcF/s16000/Dibalik-Islam-Konsep-Rezeki.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lilik Yani</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">"<i>Berna, kapan kamu bisa belajar Islam jika kerja dobel-dobel seperti itu?</i>" tanya Nurul.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Iya, Rul. Kebutuhan keluargaku lagi banyak-banyaknya. Adik-adikku masih kuliah, aku harus membantu mama papaku. Maafkan aku. Belajar Islam dari kamu saja, aku dengarkan!</i>" jawab Berna santai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Rejeki itu sudah dijamin oleh Allah. Jangan terlalu resah dengan banyaknya kebutuhan hingga meninggalkan kewajiban lain untuk belajar ilmunya Allah. Tugas kita berupaya maksimal, selanjutnya Allah yang mencukupkan!</i>" jelas Nurul.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Terus kalau kebutuhan kuliah adikku satu bulan 5 juta, sedangkan gajiku 3 juta. Sisanya minta siapa? Belum kebutuhan diriku sendiri?</i>" sergah Berna.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Lakukan saja tugasmu untuk bekerja semaksimal mungkin, tunaikan kewajibanmu menuntut ilmu agama agar berimbang. Selanjutnya biarlah Allah yang mencukupkan dengan rezeki tak disangka-sangka. Bisa lewat adikmu sendiri, atau keluarga liannya,</i>" papar Nurul agar Berna bisa mengerti konsep rezeki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Nurul memberikan materi kajian yang pernah diikutinya pada Berna sahabatnya. Meski belum masuk Islam, tapi hati Berna sudah terpaut dengan ajaran Islam. Jadi Nurul tidak segan berbagi informasi Islam pada sahabatnya yang cerdas itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Rejeki sudah Dijamin Allah, Mengapa Resah?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menjamin bahwa setiap mahluk yang bernyawa akan mendapatkan rezeki. Rezeki dalam konteks luas, tidak semata-mata materi. Rezeki atau nikmat berupa kesehatan, karir, jabatan, hingga memiliki keluarga yang sakinah, istri dan anak-anak yang saleh dan salehah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, meski sudah mengetahui hal ini, tak jarang kita itu masih merasa gelisah dan khawatir akan rezekinya. Tidak sedikit di antara kita yang berlomba-lomba dalam mencari rezeki, bahkan sampai menghalalkan sesuatu yang diharamkan untuk menggapainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)</i>.” (QS. Hud Ayat 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski ada jaminan bahwa Allah ﷻ mencukupi rezeki tiap mahluk, termasuk rezeki seorang anak yang dilahirkan di dunia ini. Namun, kita tetap tidak boleh berpangku tangan dan mengharapkan rezeki itu diberikan begitu saja oleh Allah ﷻ. Perlu usaha didalamnya agar rezeki itu didapatkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alkisah dahulu Umar bin Khattab pernah menegur pemuda-pemuda yang seharian banyak menghabiskan waktunya di masjid, tanpa melakukan ikhtiar untuk mencari rezeki. Umar marah mendengar pernyataan pemuda tersebut yang mengharapkan ridha Allah ﷻ, tapi enggan untuk mencari rezeki-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari kisah ini sebetulnya terdapat pelajaran bahwa ikhtiar itu diperlukan agar kita memperoleh apa yang telah kita usahakan selama ini. Allah ﷻ memang menjamin rezeki tiap mahluk-Nya, tapi jaminan tersebut juga berdasarkan atas usaha kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini bisa dianalogikan dengan cicak. Cicak tetap berikhtiar untuk mencari rezeki-Nya, meski ia tak dapat berjalan karena tubuhnya hanya menempel di dinding, cicak merayap dari satu sisi ke sisi lain untuk mendapatkan makanan. Allah ﷻ menjamin rezekinya melalui serangga-serangga yang datang mendekat padanya, sehingga ia dapat tetap hidup dan makan dari serangga tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Analogi yang demikian juga diterangkan dalam hadits, bahwa Allah ﷻ menjamin dan memberi rezeki sesuai dengan kebutuhan mahluk-Nya tersebut. Allah ﷻ maha mengetahui apa yang dibutuhkan mahluk-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.</i>” (QS. Asy Syuraa Ayat 27)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun dalam hal menjaring rezeki, ada amalan khusus yang dapat kita lakukan untuk mendatangkan rezeki yang tentu saja disertai dengan ikhtiar. Amalan tersebut antara lain dengan rutin menunaikan ibadah sunnah salat duha beserta membaca dan meresapi doanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ Menjamin Rezeki Semua Hamba-Nya sebagaimana diterangkan dalam surat Hud Ayat 6:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَا مِنۡ دَآ بَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزۡقُهَا وَ يَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاؕ كُلٌّ فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, tidak satu pun makhluk bergerak dan bernyawa, yang melata, merayap atau berjalan di muka bumi ini melainkan semuanya telah dijamin Allah ﷻ rezekinya. Semua makhluk itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezeki sesuai dengan fitrah kejadiannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia mengetahui tempat kediamanya ketika hidup di dunia dan mengetahui pula tempat penyimpanannya setelah mati. Semua itu sudah tertulis dan diatur serapi-rapinya dalam Kitab yang nyata, yaitu Lauh Mahfuz, perihal perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah ﷻ secara menyeluruh dan sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Binatang-binatang yang melata, yang hidup di bumi yang meliputi binatang yang merayap, merangkak, atau pun yang berjalan dengan kedua kakinya, semuanya dijamin rezekinya oleh Allah ﷻ. Binatang-binatang itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezekinya sesuai dengan fitrah kejadiannya, semuanya diatur Allah ﷻ dengan hikmat dan kebijaksanaan-Nya sehingga selalu ada keserasian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika tidak diatur demikian, mungkin pada suatu saat ada binatang yang berkembang-biak terlalu cepat, sehingga mengancam kelangsungan hidup binatang-binatang yang lain, atau ada yang mati terlalu banyak, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan. Jika ada sebagian binatang memangsa binatang lainnya, hal itu adalah dalam rangka keseimbangan alam, sehingga kehidupan yang harmonis selalu dapat dipertahankan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengetahui tempat berdiam binatang-binatang itu dan tempat persembunyiannya, bahkan ketika masih berada dalam perut induknya. Pada kedua tempat itu, Allah ﷻ senantiasa menjamin rezekinya dan semua itu telah tercatat dan diatur serapi-rapinya di Lauh Mahfudh, yang berisi semua perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah ﷻ secara menyeluruh dan sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Betul sekali, sebenarnya jika yakin bahwa Allah ﷻ sudah menjamin rezeki kita, maka tak perlu ada galau, resah, banyak perhitungan, khawatir, dan banyak keluhan lainnya. Namun hawa nafsu yang mempengaruhi hingga rasa khawatir dan lainnya muncul.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nurul berharap Allah ﷻ memberi pemahaman pada Berna, hingga hatinya tercerahkan dan akan mengubah persepsinya tentang konsep rejeki. Dengan demikian, waktu dan tenaganya tidak diforsir untuk bekerja dan bekerja terus, tapi juga untuk beribadah dan mencari ilmu untuk bekal akherat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-77827370653858055012023-08-13T06:30:00.001+07:002023-08-13T06:30:05.010+07:00SIAPA YANG BERHAK UNTUK WARIS MEWARISI?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIkmgeaKPkPWByAu4k6LQmk5zr_ZoJCvs8eYJKPRIUFNk5IaSnMLjO10hd_nvZOzI05oWpZ2JQCJPkO2kG9KdljMDHYW_fbz18SZq_9a0FjL_Sy6K6p-CVJGKBJxncF0kVajw_rpmEBVEWIVbggvGuiHEyTG5HfNL5RSO8o6YqyR-E1ZbDGiptoJYCYt32/s16000/Dibalik-Islam-Waris.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَهَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا مَعَكُمْ فَاُ ولٰٓئِكَ مِنْكُمْ ۗ وَاُ ولُوا الْاَ رْحَا مِ بَعْضُهُمْ اَوْلٰى بِبَعْضٍ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan orang-orang yang beriman setelah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka mereka termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.</i>" (QS. Al-Anfal 8: Ayat 75)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">75. Begitu pula orang-orang yang datang sesudah para Muhajirin dan Anshar tersebut dari kalangan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, dia beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah, “<i>maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga).</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk mereka apa yang menjadi hakmu, atas mereka apa yang menjadi kewajibanmu. Inilah <i>muwalah imaniyah</i> (loyalitas keimanan) yang mana di awal Islam ia memiliki pengaruh dan dampak positif yang sangat besar, sampai-sampai Nabi ﷺ mempersaudarakan di antara orang-orang Muhajirin dengan orang-orang Anshar dengan persaudaraan yang khusus, selain persaudaraan iman yang umum, bahkan mereka saling mewarisi satu sama lain dengan persaudaraan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu Allah ﷻ menurunkan, “<i>orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah,</i>” maka yang mewarisi hanyalah kerabatnya dari Ashabul Furudh dan Ashabah, jika tidak ada, maka kerabat terdekatnya dari Dzawil Arham, sebagiamana hal itu ditujukan oleh keumunan ayat yang mulia. Firman-Nya, “<i>Di dalam kitab Allah.</i>” Yakni, di dalam hukum dan syariat-Nya. “<i>Sesungguhnya Allah Mengetahui Segala Sesuatu.</i>” Yang di antaranya adalah keadaanmu, yang mana Allah ﷻ memberlakukan syariat-syariat agamanya yang cocok dan sesuai dengan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selesai tafsir surat Al-Anfal. Segala puji bagi Allah ﷻ dan segala karunia hanya dari-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterangan:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li><b>Ashabul furudh</b> adalah orang yang mendapatkan warisan berdasarkan kadar yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an.</li><li><b>Ashabah</b> adalah orang yang mendapatkan warisan dari kelebihan atau sisa harta setelah diserahkan kepada ashabul furudh.</li></ul></div><div style="text-align: justify;">Jika tidak ada harta yang tersisa setelah pembagian kepada <b>ashabul furudh</b>, maka <b>ashabah</b> tidak mendapatkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun jika tidak ada <b>ashabul furudh</b>, semua harta warisan tersebut berhak dimiliki oleh <b>Ashabah</b>.</div><div style="text-align: justify;"><ul><li><b>Dzawil arham</b> adalah setiap kerabat pewaris yang tidak termasuk ashabul furudh dan ashabah, misalnya bibi (saudara perempuan ayah atau ibu), paman dari pihak ibu (saudara laki-laki ibu), keponakan laki-laki dari saudara perempuan, cucu laki-laki dari anak perempuan, dan sebagainya.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-49843690297492417232023-08-13T06:08:00.004+07:002023-08-13T06:08:14.733+07:00BEBALNYA ORANG-ORANG MUNAFIK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYtfWKJBhN6TEgyZRsuriEwJltr41KeHybp13k8cehRHzobkyPERbbcQhpzSj6fod3nBQ8mr5j7SYTKSfG_t4bWSDC7vRnxrtafr0h9GVgVQQ48xuKTx6dDDwJfnMeAJFB0oWADVDRdBt7HwMnUggxXyDmTCGw5MYgY-Zn6EuzjPSOWVXYoCXZw0xvjEJ6/s16000/Dibalik-Islam-Topeng-Munafik.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">اَوَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَـنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَا مٍ مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, namun mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?</i>" (QS. At-Taubah 9: Ayat 126)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Surat At-Taubah ayat 126: Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman mencela mereka karena terus menerus di atas kekafiran dan kemunafikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan “<i>diuji</i>” di sini adalah musibah-musibah yang menimpa mereka seperti terbukanya rahasia tipu daya mereka, pengkhianatan mereka dan sifat mereka menyalahi janji. Yang lain mengatakan, bahwa yang dimaksud “<i>diuj</i>i” adalah kemarau panjang dan berbagai penyakit. Ada pula yang berpendapat, bahwa mereka diuji pula dengan perintah-perintah untuk menguji mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>namun mereka tidak (juga) bertobat,</i>” Dari kemunafikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>dan tidak (pula) mengambil pelajaran?</i>” Dengan mengerjakan hal yang bermanfaat bagi mereka dan meninggalkan hal yang membahayakan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-13689979428374763692023-08-12T22:25:00.004+07:002023-08-12T22:30:22.844+07:00KEMERDEKAAN UNTUK SIAPA?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwynAwjUVHHUIG2Btn_mqoqTcymhlZi42F5MV1sDMRMB-256tGr5J1yNuu1-L8dievQoYoBaoFX0ApIIFMq8dLo1em3i_eNpIghOV8DtcR8pWgBPX_ZnYxjZj05Hwv0vC6cbiQwlp3j0sac0nTlfoM62TbCthxqnfxxNqgZA_ND7Jqf_X4ktMwTcHHoTpn/s16000/Dibalik-Islam-Hut-RI-78.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa hari lagi negeri ini akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-78. Umur yang menunjukkan bahwa bangsa ini semestinya sudah berada dalam kondisi makmur sejahtera, berkeadilan serta berdaulat tanpa tekanan dari pihak asing dan tidak bergantung pada mereka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Karena itu agenda penting dalam menyambut Hari Kemerdekaan adalah merenungi perjalanan negeri ini; apakah kemerdekaan ini sudah mendatangkan berkah yang menyejahterakan rakyat atau sebaliknya. Bukan justru sibuk dengan agenda seremonial, lalu melupakan kondisi sesungguhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Merdeka dan Keadilan Ekonomi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg2L3dw-A2t9d3B_QhyZVVGYA_n6pfCzWYMGpKUmUYo7STDOjkz7Ai7dLRTzqUpQmEZEQYfNayMVL1dADkWB5vI3vAjVcN4A4f5FGXbhRS6PbiArq6P0XIJJk43QKD61XRYrnowxHEz_7auYl9Wh7mWdagcaCZU4yWpJRUSb1w-XaMPr9HWXauwcx2YMF2/s16000/0-Dibalik-Islam-Ekonomi-Meroket.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah 78 tahun merdeka dari penjajahan fisik, mirisnya Indonesia masih terjerat utang yang mencekik. Pada bulan April Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang Pemerintah adalah Rp 7.849,89 triliun. Sama artinya tiap warga Indonesia menanggung utang negara sebesar Rp 28 juta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi menurut anggota Komisi XI DPR Misbakhun, utang Pemerintah sebenarnya lebih dari Rp 20.000 triliun. Menurut dia, angka itu merupakan akumulasi berbagai jenis utang. Jumlah itu adalah akumulasi utang sejak NKRI berdiri pada 1945 dengan semua periode presiden. Jika utang ini dikelola secara serampangan, ia bakal menjadi beban dan bom waktu yang akan meletus menjadi krisis dahsyat melebihi krisis moneter 97/98.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prihatinnya lagi, dengan utang sebanyak itu nikmat kemerdekaan dan ekonomi hanya dinikmati segelintir orang. Laporan Global Wealth Report 2018 yang dirilis Credit Suisse menunjukkan: 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% total kekayaan penduduk dewasa di Tanah Air; 10% orang terkaya menguasai 75,3% total kekayaan penduduk. Artinya, pembangunan selama masa kemerdekaan ini hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk di negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketidakadilan juga terjadi dalam kepemilikan lahan di Tanah Air. Pada tahun 2022, menurut Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa, tercatat 68 persen tanah di Indonesia dikuasai 1 persen kelompok pengusaha dan korporasi besar. Bahkan ada satu korporasi yang menguasai lahan perkebunan sawit dengan luas total 123.591 hektare, hampir dua kali lipat wilayah DKI Jakarta yang luasnya 66.150 hektare.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan ketimpangan seperti ini tidak aneh jika World Bank melaporkan bahwa 40 persen warga Indonesia terkategori miskin. Perhitungannya, garis kemiskinan ekstrem ditetapkan sebesar 2,15 dolar AS perkapita perhari. Ini setara dengan Rp 967.950 perkapita perbulan. Artinya, warga yang berpenghasilan di bawah itu patut disebut sebagai miskin. Sesuai hitungan World Bank, berarti ada 108 juta warga miskin Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dampak kemiskinan itu banyak. Ada 1,9 juta lulusan SMA yang tidak bisa melanjutkan kuliah karena tingginya biaya pendidikan. Ada 17 juta warga Indonesia terpapar gizi buruk yang merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara. Ada 81 juta warga milenial tidak memiliki rumah. Ada 14 juta warga menempati hunian tidak layak huni. Jutaan rakyat Indonesia juga terbelit utang pinjol hingga puluhan triliun rupiah. Bahkan sudah terjadi kasus bunuh diri dan pembunuhan akibat riba pinjol.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Merdeka dan Pembangunan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_d-_5nc5gQ_Izq7TE_UHTUnLnoS6r527FHFeLg3Z5IiVtQQKBXRMm-5uJJOkMdKFTQTcgftgt37HnkwBDkHBgVjWJMu3o-TVMO5GBPe-NtPpWONOO6wAQuw_gE0YEghjw_5EDmY0fK4ndXgXU1UX-L3OPPwG-D0AMeI5ROUsxeKKxI-wyqN0WkDnNsb0j/s16000/0-Dibalik-Islam-Ketimpangan-Sosial.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perihnya lagi, Pemerintah malah terus melakukan pembangunan yang tidak memberikan keuntungan bagi rakyat. Proyek IKN terus digarap meski sampai hari ini tidak ada kepastian investasi. Bahkan Presiden Jokowi sampai mengobral konsesi Hak Guna Usaha (HGU) sampai 190 tahun serta Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) sampai 160 tahun bagi investor di Ibu Kota Negara (IKN). Presiden juga sudah menjanjikan lahan seluas 34 ribu hektar bagi pengusaha Cina untuk berinvestasi di sana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ironinya, menurut Komisi Ombudsman, regulasi dari pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara saat ini masih memunculkan banyak permasalahan, terutama mengenai tata ruang (RDTR). Ombudsman menilai banyak status tanah yang tumpang-tindih. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan sejumlah NGO memperingatkan potensi konflik yang kemungkinan melibatkan 16.800 orang dari 21 masyarakat adat di sekitar IKN Nusantara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemerintah juga terus ngotot melanjutkan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB). Padahal proyek ini sudah molor dan menambah anggaran sampai Rp 110 triliun untuk lintasan hanya sepanjang 142,3 kilometer. Padahal dana sebanyak itu bisa dipakai pembangunan hampir 1 juta rumah bersubsidi yang dibutuhkan rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu sumber daya alam yang harusnya bisa menyejahterakan rakyat justru banyak dikuasai korporasi lokal, asing dan aseng. Contohnya smelter nikel di Tanah Air justru banyak dikuasai perusahaan asal Cina yang membeli murah bijih nikel dari perusahaan pribumi. Mereka juga mendapatkan tax holiday dari Pemerintah selama 30 tahun. Diperkirakan Indonesia tekor Rp 32 triliun dari investasi smelter nikel asal Cina. Itu belum termasuk kerugian atas rusaknya alam dan lingkungan di sekitar smelter nikel.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Merdeka dan Keadilan Hukum</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZyP8CfqsZgknN-ojy3V7Jb9R5GofdhDKjb6E7gAUOr8sb5-7F1OqWrX9bMC3HxEF4zMlz39HyfMRc_xdH2j0OZo639Ql3cPXqKBG-ODofSKyhz1GOb46_C6L5QpBPLZbeMmvEYX3dMyJQN8dv1fzvUHX5Pu_seX8v79i7Th-lAuLDgz8lcuvP_Smjp1j/s16000/0-Dibalik-Islam-Hukum.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bangsa yang merdeka juga seharusnya menikmati perlakuan hukum yang adil. Tidak pandang strata sosial dan jabatan. Kondisi ini tampaknya masih jauh dari realita. Survei Litbang Kompas Mei 2023 menemukan, penegakan hukum masih menjadi bidang yang nilai kepuasan publiknya paling rendah. Ini menandakan bahwa rakyat kian tidak percaya dengan penegakan hukum di Tanah Air.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Publik melihat dengan mata terbuka bagaimana para koruptor seperti mendapatkan privilege dalam penegakan hukum. Hukum sering dilihat tumpul ke atas, namun tajam ke bawah. Kasus mega skandal keuangan Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan sampai hari ini tidak terdengar kabarnya lagi. Begitu pula kasus Harun Masiku seperti lenyap begitu saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Indonesia Corruption Watch (ICW) mengeluhkan para koruptor sering mendapat hukuman ringan dan mudah mendapatkan remisi. Selain itu banyak mantan terpidana korupsi yang bisa aktif kembali berpolitik dan menjadi pejabat atau wakil rakyat. Bahkan ada tersangka korupsi yang masih juga dilantik menjadi kepala daerah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pelanggaran hukum dan ketidakadilan justru seperti dibiarkan oleh penguasa. Tewasnya 135 warga di stadion Kanjuruhan Malang sampai hari ini tidak mendapatkan keadilan. Bahkan Presiden Jokowi menyalahkan kondisi stadion yang tidak layak pakai. Pengadilan juga memutuskan aparat tidak bersalah karena kondisi itu disebabkan tiupan angin yang menyebabkan gas air mata mengarah pada penonton. Padahal keluarga korban ada yang kehilangan anak, saudara dan tulang punggung mereka. Bahkan ada yang satu keluarga tewas dalam peristiwa tersebut. Namun, tak ada pembelaan yang pantas dari negara untuk mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bukan Kufur Nikmat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzRIqzRFAki5WLKF_CQ7mCd0sujogjx-cTQcxRqvMi4U54HGRvwBKp1cA6l2PlYHas-MCbzqfvK26xAKvcE_qmwtAxriVawTOTA7-45u6GMUm_UZFlOvp3rpWQEgl8Ot8zLbTbgRKr1RIgit9CzLIuSdemNGGLdJFcaRdn9k38dGSX9ygdVPZB--mx-2o2/s16000/0-Dibalik-Islam-Alam.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin ada orang yang menyatakan bahwa jika seorang Muslim terus-menerus mencari kekurangan dalam perjalanan kemerdekaan negara ini, maka itu adalah tanda kufur nikmat. Padahal Allah ﷻ telah memerintahkan setiap hamba mensyukuri nikmat-Nya dan melarang kufur nikmat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>(Ingatlah) saat Tuhan kalian memaklumkan, “Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) untuk kalian. Namun, jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), pasti azab-Ku sangat berat.” </i>(TQS Ibrahim [14]: 7).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkaitan dengan ayat ini, Imam Jarir Ath-Thabari menjelaskan makna bersyukur: “<i>Jika kalian bersyukur kepada Tuhan kalian, dengan ketaatan kalian kepada-Nya dalam hal yang Dia perintahkan kepada kalian dan yang Dia larang kepada kalian, niscaya ditambahkan untuk kalian apa yang ada pada tangan-Nya dan nikmat-Nya atas kalian.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Imam al-Ghazali, makna syukur yang hakiki adalah juga dengan ketaatan: “<i>…Makna syukur adalah menggunakan nikmat dalam menyempurnakan hikmah untuk apa nikmat itu (diciptakan), yaitu ketaatan kepada Allah,</i>” (Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûm ad-Dîn, [Beirut, Darul Fikr: 2015 M], Juz IV).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kewajiban umat hari ini adalah merenungi apakah betul mereka telah mensyukuri nikmat kemerdekaan dalam bentuk ketaatan pada perintah dan larangan Allah ﷻ? Apakah bangsa ini telah menggunakan seluruh nikmat kemerdekaan ini di jalan Allah ﷻ, dengan menerapkan hukum-hukum-Nya untuk menata negara dan masyarakat? Sayangnya tidak. Padahal jika saja itu dilakukan, pastilah Allah ﷻ akan menambah terus nikmat kemerdekaan dengan limpahan berkah yang menciptakan keadilan, kemakmuran dan keamanan yang sentosa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akibat bangsa ini tidak mensyukuri kemerdekaan dengan ketaatan kepada Allah ﷻ, dengan cara melaksanakan semua aturan-Nya, maka yang terjadi adalah sebaliknya, Allah ﷻ menimpakan berbagai bencana karena mereka kufur nikmat, yakni tidak menggunakan semua nikmat itu di jalan-Nya. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dulunya aman lagi tenteram. Rezekinya datang kepada mereka melimpah-ruah dari segenap tempat. Namun, (penduduk)-nya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Karena itu Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan karena dosa-dosa yang selalu mereka perbuat</i> (TQS an-Nahl [16]: 112).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua bencana hari ini terjadi akibat umat justru menjauhkan hukum-hukum Allah ﷻ dari kehidupan. Mereka malah mengambil hukum-hukum buatan manusia yang terbukti rusak dan merusak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, jika bangsa ini ingin benar-benar merdeka, mereka harus mau diatur oleh hukum-hukum Allah ﷻ dalam semua aspek kehidupan mereka. Hanya dengan itulah mereka mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaannya, yakni kehidupan yang sejahtera, adil, makmur dan mendapatkan ridha Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الشُكْرُ ظُهُوْرُ أَثَرِ نِعْمَةِ اللهِ عَلَى لِسَانِ عَبْدِهِ: ثَنَاءً وَاعْتِرَافًا، وَعَلَى قَلْبِهِ شُهُوْدًا وَمَحَبَّةً، وَعَلَى جَوَارِحِهِ اِنْقِيَادًا وَطَاعَةً</div><div style="text-align: justify;"><i>Syukur adalah menampakkan adanya nikmat Allah atas hamba melalui lisannya, yaitu berupa pujian dan pengakuan (bahwa ia telah diberi nikmat); melalui hatinya, yaitu berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah; dan melalui anggota badannya, yakni berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.</i> (Ibnu al-Qayyim, Madârij as-Sâlikîn, 2/244).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 305</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-4296718040082154852023-08-12T15:28:00.006+07:002023-08-12T15:28:52.277+07:00BUKTI MUKMIN ITU BISA BEDAKAN BENAR DAN SALAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqO8zwrQY_jBR7am-WbpRibizOe5x9mBjQkbJur57Y-Fhg0LUeVASorSXodHQNkE-SBY4UtT3icNkZuIjnLvfC9VyMAJiZlngOtxnviKGxRoBCBK_SVJ5hcCxmunh1eEZBeV2usd2K6GqkMhjnj3s-aOGGTnH43cNpyCNXiWkgjncjj1Z_hRVadLCi-cay/s16000/Dibalik-Islam-Es-dan-Api.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lilik Yani</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">"<i>Han, apa yang kamu lakukan jika pimpinan kantormu menyuruhmu mengenakan kerudungnya model gaul. Dengan dimasukkan dalam baju agar tampak rapi dan seragam seperti teman lainnya?</i>" tanya Nurul.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Wah, jelas kutolak dong! Bukankah mengenakan kerudung itu harus menutup dada? Agar tak memancing pandangan lelaki jahil terhadap wanita?</i>" jawab Nurul balik bertanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Ehm, bagus itu. Lebih rapi jika model kerudungnya seragam. Lebih aman tidak diterpa angin, tidak menyibak kemana-mana,</i>" sergah Berna yang duduk tak jauh dari Nurul dan Hana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ingat dialog saat pertemuan tempo hari di acara kampus. Nurul berfikir itulah bedanya cara bersikap antara yang tahu ilmu dan dalilnya dengan yang mengikuti perasaan dan hawa nafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Muslim itu Harus Punya Sikap bukan Ikut-Ikutan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita dihadapkan sebuah konflik atau masalah, muslim tidak boleh netral atau ikut-ikutan. Sikap netral dalam konflik sama saja dengan memosisikan kebenaran dan kesalahan setara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal Nabi Muhammad ﷺ tugasnya menyampaikan Al Quran sebagai furqan untuk memisahkan antara yang hak dan yang bathil. Maka dari itu, Nabi pasti mengambil sikap bila melihat konflik. Tidak pernah netral.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun kebanyakan orang lebih memilih netral tak memihak salah satu. Sikap netral adakalanya justru ditunjukkan dengan sikap bangga. "<i>Saya berhubungan baik dengan kedua pihak yang berkonflik. Tidak enak memihak salah satu pihak, pasti akan membuat hubungan dengan pihak lain memburuk.</i>" Rasionalisasi alasan yang bisa jadi terasa logis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semakin terasa logis lagi saat alasan itu diperkuat lagi, "<i>Masing-masing pihak punya alasan sendiri-sendiri yang harus dihormati. Saya kesulitan mendapatkan bukti untuk menyalahkan salah satunya. Maka bersikap netral adalah pilihan terbaik.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berpijak pada realita tersebut, menjadi penting untuk mencoba memahami firman Allah ﷺ dalam surat Al-Anfal ayat 29,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan bathil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muhammad bin Ishaq bin Yasar atau Ibnu Ishaq, salah seorang tabi'in (generasi sesudah sahabat Nabi Muhammad ﷺ), sebagaimana dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir, mengatakan bahwa makna furqan pada ayat tersebut ialah pemisah antara perkara yang hak dan yang bathil. Pengertian ini oleh Ibnu Katsir dianggap paling mendekati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena orang yang bertakwa kepada Allah ﷻ dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, berarti dia mendapat taufik untuk mengetahui perbedaan antara perkara yang hak dan yang bathil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka yang demikian itu merupakan penyebab datangnya pertolongan Allah ﷻ yang berupa jalan keselamatan dan jalan keluar dari semua urusan dunia, kebahagiaan di hari kiamat, penghapus segala dosa, serta menjadi penyebab beroleh pahala Allah ﷻ yang berlimpah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena mendapatkan furqan, maka seorang yang bertakwa, tidak akan mengalami kebingungan saat menghadapi situasi konflik. Ia bisa membedakan pihak yang benar dan yang salah dari mereka yang terlibat konflik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sehingga dengan demikian juga bisa segera memutuskan keberpihakannya. Di situlah kemampuan orang bertakwa teruji, bisa segera mengambil sikap terhadap konflik di lingkungan sekitarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika orang yang bertakwa memiliki kewenangan, maka dengan cepat pula akan bisa menyelesaikan konflik yang terjadi. Sebaliknya bila terjadi konflik yang berlarut-larut di suatu tempat menunjukkan pihak yang memiliki kewenangan di situ, belum mencapai derajat takwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara pribadi, berhadapan dengan situasi konflik bisa menjadi sarana introspeksi. Bila tak mampu untuk segera menyikapi, berarti belum mendapatkan furqan, belum berhasil mencapai derajat takwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih harus meningkatkan komitmennya untuk menjalankan perintah Allah ﷻ dan menjauhi larangan-Nya. Sudah sepatutnya merasa prihatin, bukan malah merasa bangga, terjadi konflik di lingkungannya tanpa bisa cepat memutuskan keberpihakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika bisa segera menyikapi, bukan karena faktor suka atau tidak suka, melainkan setelah mendengarkan penjelasan atas sikap kedua belah pihak, mengindikasikan sudah mendapatkan furqan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin tidak mudah untuk memilih punya sikap tegas, karena harus menekan perasaan tak enak, sungkan, tapi sebagai muslim kita dituntut untuk menentukan sikap yang jelas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muslim harus punya bekal untuk bisa bersikap terbaik. Itulah pentingnya belajar dan terus menggali ilmu dan tsaqafah Islam yang tak pernah habis dipelajari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika Bertaqwa, Allah ﷻ akan berikan pembeda sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal Ayat 29:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجۡعَلْ لَّـكُمۡ فُرۡقَانًا وَّيُكَفِّرۡ عَنۡكُمۡ سَيِّاٰتِكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡؕ وَ اللّٰهُ ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِيۡمِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam menghadapi ujian hidup, apalagi menyangkut anak dan harta, manusia seringkali bingung dan sulit menentukan sikap. Maka melalui ayat ini Allah ﷻ menjelaskan cara untuk menyingkirkan kebingungan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah ﷻ, patuh pada perintah Allah ﷻ dalam kesendirian atau di tengah keramaian, niscaya Dia akan memberikan karunia berupa furqan, yakni kemampuan membedakan antara yang hak dan batil kepadamu, dan menghapus segala kesalahanmu dengan menutupinya di dunia dan akhirat serta tidak menuntut pertanggungjawabanmu, dan mengampuni dosadosa-mu. Allah ﷻ memiliki karunia yang besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menyeru orang-orang yang beriman bahwa apabila mereka bertakwa kepada Allah ﷻ yaitu memelihara diri mereka dengan melaksanakan apa yang mereka tetapkan berdasar hukum-hukum Allah ﷻ serta menjauhi segala macam larangan-Nya seperti tidak mau berkhianat, lebih mengutamakan hukum-hukum-Nya, Allah ﷻ akan memberikan kepada mereka petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil, dan petunjuk itu merupakan penolong bagi mereka dikala kesusahan, dan sebagai pelita dikala kegelapan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.</i>" (QS. Al Hadiid: 28)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menjanjikan kepada mereka itu akan menghapus segala kesalahan mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka lantaran mereka itu bertakwa, dan diberi pula furqan, sehingga mereka dapat mengetahui mana perbuatan yang harus dijauhi, karena dilarang Allah ﷻ, serta dapat pula memelihara dirinya dari hal-hal yang membawa kepada kerusakan. Orang-orang yang mendapat pengampunan Allah ﷻ berarti ia hidup bahagia. Hal yang demikian ini dapat mereka capai karena karunia Allah ﷻ semata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menegaskan bahwa Allah ﷻ mempunyai karunia yang besar karena Dialah yang dapat memberikan keutamaan kepada makhluk-Nya, baik keutamaan kepada hamba-Nya di dunia ataupun maghfirah dan surga-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya yang dikasihi di akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nurul teringat materi kajian di atas, ia mencoba merenungi kalimat demi kalimat yang disampikan Ustaz Rahmad. Betul sekali memang, menjadi muslim harus punya sikap yang tegas dan benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Landasan dalil syari harus dikuasai. Kalaupun belum hafal ayat lengkapnya tapi pernah mendengar hingga mudah melacak tempatnya. Kemudian dipahami dan diyakini hingga semakin memantapkan keimanan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nurul akan mengirimkan materi kajian yang indah ini kepada dua sahabatnya. Buat Hana agar semakin mantap keyakinannya, sementara buat Berna agar mendapat pencerahan hatinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-47982736721949219332023-08-10T09:44:00.005+07:002023-08-10T09:44:35.677+07:00PAKAIAN TAKWA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjZG4aOb8ZTlSb8olyZ8DeRNWzE1vRb-BGnFyEbWMZd6a_heqXagbmqiqLtyHQTEfyWwthfZ-sQKj7XRZlIgxotqJ1-BdVrE-y0Gjj50xufQWyDpXpUCItbU2LdYWx6r01YbJlSpszH-gZizu0RESCZcuLtvZ2yAXAi_0WnliXr_eOnbx9a41Pe1u5NONF/s16000/Dibalik-Islam-Pakaian-Takwa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَا سًا يُّوَا رِيْ سَوْاٰ تِكُمْ وَرِيْشًا ۗ وَلِبَا سُ التَّقْوٰى ۙ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.</i>" (QS. Al-A'raf 7: Ayat 26)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">26. يٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوٰرِى سَوْءٰتِكُمْ (<i>Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu</i>)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang terbuat dari bulu dan katun serta pakaian lainnya yang telah Allah ﷻ ajarkan kepada kalian untuk membuatnya. Allah ﷻ mengaruniakan pakaian-pakaian ini kepada bani Adam untuk menutupi aurat mereka yang telah disingkap oleh Iblis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">وَرِيشًا ۖ (<i>dan pakaian indah untuk perhiasan</i>)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan (الريش) yakni pakaian yang digunakan untuk berhias. Yakni pakaian-pakaian ini Allah ﷻ ilhamkan kepada bani Adam untuk mereka jadikan sebagai penutup aurat dan perhiasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۚ (<i>Dan pakaian ketakwaan itulah yang paling baik</i>)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni pakaian keimanan, amal kebaikan, wara’, menjauhi kemaksiatan, dan takut kepada Allah. Ini merupakan sebaik-baik pakaian dan seindah-indah perhiasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah baju dan penutup kepala dari besi yang digunakan untuk berjihad di jalan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">ذٰلِكَ مِنْ ءَايٰتِ اللهِ (<i>Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah</i>)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni pakaian-pakaian yang diturunkan Allah ﷻ dan penjelasan tentang pakaian ketakwaan merupakan ayat-ayat yang datang dari sisi Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-13734334439806477532023-08-08T07:26:00.000+07:002023-08-08T07:26:27.985+07:00STOP RIBA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA_MLlqwnhEfwtwyJw6BgQT9fczHnuIKjD1ih-Dmr26s_4yvUm2-nMIz-MFRMd7MnLxY4Rx-XsMuJXwyMd1QFskj50zmkHhGkmspJQjZju7f124USz48wk0YHtcPJmJV8o8wDP1WmxdlFCpUclB5_cWmCQEU6et7Hh4LaR1-Yu_ma3eu8MuCJrd1Dh6ypk/s16000/Dibalik-Islam-Stop-Riba.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 161 menreangkan:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَأَخْذِهِمُ الرِّبٰوا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوٰلَ النَّاسِ بِالْبٰطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Efek riba itu dari dunia sebagian sudah dirasakan. Lebih menakutkan lagi saat di akhirat. Riba itu kalau jual beli emas tidak kontan. Atau menukar uang tapi penukarnya masih kurang. Atau bisa jadi riba juga kalau sekolahkan SK di bank.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Riba banyak cabangnya. Kemasannya menarik hati, jadi harus berhati-hati agar tidak terjerat ke dalamnya. Karena hukumannya mengerikan. <i>Naudzubillah</i>. Kekal di neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjauhi riba itu susah di zaman ini, tapi bisa. Asal mau hidup sederhana dan tidak memaksakan gaya hidup mewah. <i>Insyaallah</i> aman. Tak perlu ikut-ikutan yang ingin eksis dan mencari sensasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-38441553151211437732023-08-07T09:08:00.007+07:002023-08-07T09:08:50.223+07:00BANGGA KEKAYAAN, DI AKHERAT DIPERTANYAKAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJQ1-vCw1h-_FYEntKu9m5h7hvVWnIGKTz6Oa7N6DMOJjW4Nbtplederda-LcGSFoDmokjvj5XfP3HPu7Qf43snf6maQLHDzwAjeAxZbjxoBQiXIUc8vHoAzeQ2rC-UZBtXMUcoOJDQAYc4gxiwK5Otgl0fjj_CWfE70VbS0xHTCm0CCm68VBbxAO6Mtej/s16000/Dibalik-Islam-Kaya-Raya.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lilik Yani</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Muslimah Peduli Peradaban</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dilansir dari KataData,co.id - Low Tuck Kwong tercatat memiliki kekayaan senilai US$29 miliar atau setara Rp427,22 triliun (asumsi kurs Rp14.732 per dolar AS). Kekayaan bos batu bara itu meningkat imbas harga batu bara yang melonjak pada pertengahan tahun lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Raihan ini menggeser Budi Hartono dan Michael Hartono yang kini berada di peringkat kedua dan ketiga. Tercatat. Harta kekayaan Budi sebesar US$26,6 miliar, sedangkan Michael US$25,4 miliar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara, wajah baru yang masuk 10 besar orang terkaya di Tanah Air adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono. Taipan tertua berusia 94 tahun tersebut membukukan kekayaan sebesar US$5,3 miliar. (10/5/2023)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Harta akan Dimintai Pertanggungjawaban</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Khaulah al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: right;">إِنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَومَ القِيَامَةِ</div><div>“<i>Ada sejumlah orang yang membelanjakan harta Allah secara serampangan atau asal-asalan dengan cara yang tidak benar, maka untuk mereka neraka pada hari Kiamat.</i>” (HR. Bukhari di dalam kitab Fardul Khamsi bab Firman Allah Fa Innalillahi Khumusahu hlm. 3118)</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harta dalam hadits ini disebut dengan مال الله (<i>maalillah</i>). Ini menunjukkan harta memiliki kemuliaan, karena disandarkan langsung pada lafadz jalalah Allah. Yang termasuk di dalamnya adalah harta atau kas negara dan harta pribadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Harta Adalah Kebaikan yang Besar</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Ta’ala menjadikan harta untuk kepentingan hamba, maka harta adalah nikmat dari Allah, Allah menyebut harta dengan kebaikan yang besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كُتِبَ عَلَيْكُمْ اِذَا حَضَرَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ اِنْ تَرَكَ خَيْرًا ۖ ۨالْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ بِالْمَعْرُوْفِۚ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ۗ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Diwajibkan atas kalian jika tanda-tanda kematian telah mendatangi kalian, jika dia meninggalkan kebaikan (meninggalkan harta) yang banyak maka kami wajibkan untuk berwasiat.</i>” (QS. Al-Baqarah: 180)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Dan sungguh manusia mencintai al-khair (al-mal, yaitu harta) dengan cinta yang sangat besar.</i>” (QS. Al-Adiyat: 8)</div></span><span style="font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harta adalah kebaikan dan nikmat dari Allah. Allah jadikan untuk kalian menegakkan, maksudnya adalah menjadi sebab tegaknya mashlahat bagi kalian. Dia adalah harta Allah yang Allah berikan kepada kalian untuk kepentingan kalian dan menguji kalian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Harta Adalah Ujian</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalil bahwa harta adalah ujian,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Sesungguhnya harta dan anakmu adalah ujian.</i>” (QS. At-Taghabun: 15)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya Allah memberikanmu harta agar Anda dapat memanfaatkannya dan memberikan manfaat untuk orang lain sebagai nikmat dari Allah. Dan harta adalah ujian agar nampak tindakanmu dalam harta ini apakah kamu menggunakannya untuk suatu hal yang baik atau buruk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan dialah harta Allah Ta’ala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: right;">وَآتُوهُم مِّن مَّالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ</div><div>“<i>Dan berikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Allah berikan kepada kalian.</i>” (QS. An-Nur: 33)</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Harta akan Dimintai Pertanggungjawaban</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perkataan (يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ) <i>yatakhawwaduna dari al-khaudu</i>, makna asalnya menyelam, semacam orang yang menyelam di dalam air, yakni melakukan tindakan yang jelek. Padahal harta adalah adalah tanggung jawab, Anda tidak boleh mengatakan, “<i>ini hartaku</i>” lantas Anda melakukan tindakan yang jelek terhadap harta seenaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ … عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal … tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan.</i>” (HR. Tirmidzi no.2417)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harta akan dimintai pertanggungjawaban. Maka lakukanlah tindakan pada harta sesuai yang Allah syariatkan, yaitu untuk menafkahi diri sendiri dan menafkahi orang yang wajib dinafkahi. Bayarlah zakat yang wajib, bersedekah dengannya kepada orang yang membutuhkan dan berwasiat dengan harta setelah mati agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik atau untuk wakaf sehingga menjadi sedekah jariah. Ini tindakan yang baik atas harta yang Anda diberi pahala karenanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun jika menggunakan harta untuk maksiat dan syahwat yang haram, maka ini adalah membelanjakan harta Allah dengan cara yang tidak benar. Atau boros dalam pembelanjaan dan membuang-buang harta maka ini juga termasuk membelanjakan harta Allah dengan cara yang tidak benar. (muslimah.or.id)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ditanya Kenikmatan Harta, Pengingat Jiwa</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalan Al-Qur'an surat At-Takatsur Ayat 8,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِ</div><div style="text-align: justify;"><i>kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian, pada saat kamu menyaksikan neraka Jahim dengan mata kepalamu, kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu jadikan bahan bermegah-megahan di dunia itu, seperti harta, keturunan, pengikut, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua itu pada hakikatnya adalah cobaan. Jika diperoleh secara halal dan digunakan dengan benar, semua itu akan menguntungkan pemiliknya, baik di dunia maupun akhirat. Bila tidak, semua itu akan menjadikan hidup pemiliknya tidak berkah dan menjerumuskannya ke dalam siksaan Allah di akhirat nanti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah lebih memperkuat lagi celaan-Nya terhadap mereka dengan mengatakan bahwa sesungguhnya mereka akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan-kenikmatan yang mereka megah-megahkan di dunia, apa yang mereka perbuat dengan nikmat-nikmat itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah mereka telah menunaikan hak Allah daripadanya, atau apakah mereka menjaga batas-batas hukum Allah yang telah ditentukan dalam bersenang-senang dengan nikmat tersebut. Jika mereka tidak melakukannya, ketahuilah bahwa nikmat-nikmat itu adalah puncak kecelakaan di hari akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan dari Nabi Muhammad, beliau berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: right;">مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا</div><div>“<i>Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.</i>” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).</div><div><br /></div><div><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Pemimpin Islam Pengingat Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemimpin sebuah negeri yang diterapkan hukum Islam, seharusnya tahu untuk mengingatkan umat jika bermegah-megahan dalam harta pemberian Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harta bukan miliknya, meski diperoleh dengan bekerja keras. Tanpa kenal lelah dan menghalalkan segala cara. Harta itu aslinya milik Allah. Diberikan pada orang yang dikehendakinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harta akan dipertanggungjawabkan kepada Allah di akherat kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu sebagai pemimpin Islam seharusnya mengingatkan, bahwa harta harus difungsikan sebagaimana mestinya. Harta untuk nafkah keluarga, diinfakkan, diwaqafkan, dikeluarkan zakatnya, dibelanjakan untuk dakwah, membantu fakir miskif, dan lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak lupa harus diketahui darimana harta berasal. Jika ada harta yang diperoleh dengan cara haram maka harus dikembalikan kepada pemiliknya. Semua itu harus ada yang mengatur dan mengarahkan agar umat tidak tersesat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-15816522065658729432023-08-06T06:06:00.006+07:002023-08-06T06:06:27.955+07:00PENCIPTAAN NABI ISA ADALAH SEBUAH KEAJAIBAN SEBAGAIMANA NABI ADAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-3nY4yQlgl_idIMK42AM5DpMyrUepCP9bSzPkehrDI5mntMwNWdnJ0wKCIv16B0qCmp9Q5XTTmp47A1gUl3GOwZtk791UVTn2kVNmmQRNKwB6hxxieIoWoNG2jgSW3Y6P6YqmOL9Lt3iasXY_uKEpf1uo3mLEVHoOa6kvYtwY0ehzfmG0XifR1skiO-Tc/s16000/Dibalik-Islam-Nabi-Isa.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Fathyrafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 156 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَّبِكُفۡرِهِمۡ وَقَوۡلِهِمۡ عَلٰى مَرۡيَمَ بُهۡتَانًـا عَظِيۡمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>dan (Kami hukum juga) karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka yang sangat keji terhadap Maryam</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diantara sebab orang Yahudi mendapat kutukan dan kemurkaan Allah, karena kekafiran mereka terhadap Nabi Isa dan Nabi Muhammad, karena tuduhan mereka terhadap Maryam merupakan kedustaan yang besar bahwa Maryam melakukan zina dengan seorang yang bernama Yusuf an-Najjar, sehingga melahirkan Isa putra Maryam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tuduhan itu sama sekali tidak benar sebagaimana firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.</i> (QS. Ali 'Imran [3]:59).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah Allah kuasa menciptakan Isa dari seorang ibu tanpa ayah, Allah ﷻ membuktikan kekuasaan-Nya menciptakan manusia dengan empat cara:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu.</li><li>Menciptakan Hawa dari unsur yang sama dengan Adam.</li><li>Menciptakan Isa dari ibu tanpa ayah.</li><li>Menciptakan yang lain-lain melalui ayah dan ibu.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ternyata apa yang dilontarkan orang Yahudi kepada Maryam bahwa Maryam melakukan perzinaan adalah dusta yang amat besar. "<i>... Kedustaan yang besar bahwa Maryam melahirkan anak haram.</i>" Bibel membantah tuduhan itu: "<i>... dan menurut anggapan orang, Ia adalah Yusuf, anak Eli...</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(Lukas 3. 23), sebab menurut Matius 1. 1-25, bahwa kelahiran Yesus Kristus pada waktu Maria bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Rohulkudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Yusuf suami seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya, ia bermaksud diam-diam akan menceraikannya. Tetapi dalam mimpinya malaikat Tuhan tampak kepadanya, dan berkata, agar jangan takut "... mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah Rohulkudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, ..."</i> (Matius 1. 18-21)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sehubungan dengan kedatangan utusan Nasrani Najran yang berkata kepada Rasulullah ﷺ, "<i>Mengapa engkau mencela Nabi kami?</i>" Rasulullah bersabda, "<i>Apakah yang telah saya katakan?</i>" Mereka menjawab, "<i>Engkau berkata bahwasanya Isa adalah seorang hamba Allah</i>".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "<i>Ya, benar dia adalah seorang hamba Allah, rasul dan kalimat-Nya yang telah disampaikan kepada Maryam, seorang perawan suci.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian mereka menjadi marah dan berkata, "<i>Pernahkah engkau melihat manusia dilahirkan tanpa ayah? Maka apabila engkau benar tunjukkanlah kepada kami contohnya.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya kejadian Isa yang menakjubkan itu adalah seperti penciptaan Adam, yang dijadikan dari tanah, keduanya diciptakan Allah ﷻ dengan cara yang lain dari penciptaan manusia biasa. Segi persamaan itu ialah Isa diciptakan tanpa ayah, dan Adam diciptakan tanpa ayah dan tanpa ibu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keingkaran orang terhadap kejadian Isa tanpa ayah, sedang ia mengakui kejadian Adam tanpa ibu dan bapak, termasuk sesuatu yang bertentangan dengan logika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menciptakan Adam sebagai manusia dengan memberi roh ke dalam jasadnya, semata-mata karena kehendak-Nya dan bila Allah ﷻ berfirman: "<i>Jadilah maka jadilah ia.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.</i> (QS. Al-Mu'minun [23]: 14)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-67847078372583556922023-08-05T05:19:00.107+07:002023-08-06T05:51:41.042+07:00PINJOL MAKIN MENGGURITA, RAKYAT MAKIN SENGSARA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigKGhjNX74oZguJyjd678Oc-i2bYUC4pWq17o6Jk16aE4PlCmBUtxBprCTZYD0WOYhZxUvltZywhDRbGk44FZOEObTxG8I4lL7ejfHdTeg2jwVW0oihi6Q2ndgd8hTxPy-aGtsPk-wQBdOQdqxAb22Un8xaojefCyXfnEw4uPI53kkA9iGrqOeuTrUgjGx/s16000/Dibalik-Islam-Pinjol.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ternyata jutaan rakyat Indonesia terjerat utang riba dari pinjaman online (pinjol) dalam jumlah besar. Pada bulan April 2023, warga DKI Jakarta terjerat pinjol sebesar Rp 10,35 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang warga lewat pinjaman online se-Indonesia pada Mei 2023 mencapai Rp 51,46 triliun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Sebagian dari pinjaman itu diakui oleh OJK mengalami kemacetan hingga mencapai Rp 1,72 triliun pada Mei 2023. Para nasabah yang gagal bayar ini mulai tercekik. Sebagian menutupi utang pinjol dengan berutang pada pinjol lain. Ini yang membuat hidup mereka makin susah. Sebagian warga yang putus asa bahkan melakukan bunuh diri. Tercatat sudah ada 12 warga bunuh diri akibat tercekik utang pinjol.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Mengandung Riba</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicAnMTOw_Ftcpv4gjXtjmKIP23GB95V38PDycLWfDP65xD3M6SKdRN9dQebvv7HKVhdQFqIu60YCpNinyfnrH1zhb4qDAJL8XL9ldziVHGL6EZWtlaISPtzlr4tQaQpRYxq3nHY6jxuPQ3z14TDwK2FlPwrnz3RC6YvD5QFJ5Xhr4UWcN1dZSPmRx8awRL/s16000/0-Dibalik-Islam-Riba.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maraknya penyedia jasa pinjaman online (pinjol) tidak lepas dari kondisi masyarakat yang membutuhkan pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari. Ada yang karena tekanan ekonomi. Ada pula yang memang untuk membiayai gaya hidup. Keadaan ini ditangkap oleh para pengusaha berotak kapitalis sebagai peluang investasi pinjaman online (pinjol).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Transaksi pinjol semakin besar karena warga merasa prosesnya cepat dan mudah. Pinjol juga menguntungkan para investor. Pada tahun 2020, Pemerintah mengumumkan data putaran uang dalam bisnis pinjol legal dan ilegal mencapai Rp 260 triliun. Namun, maraknya praktik pinjol malah membuat rakyat makin sengsara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemerintah menilai dampak buruk pinjol adalah akibat maraknya pinjol ilegal. Karena itu berbagai upaya dilakukan untuk menutup praktik pinjol ilegal. Warga dianjurkan untuk berhati-hati menggunakan jasa pinjol dan hanya memanfaatkan pinjol yang legal saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal masalah sebenarnya adalah praktik ribawi pada pinjol, baik yang ilegal maupun yang legal. Praktik pinjol yang berjalan selama ini mengandung unsur riba <i>nasî’ah</i>. Dalam skema pinjaman online, pihak OJK menetapkan bahwa penyedia jasa pinjol boleh memungut bunga pinjaman sampai batas tertentu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hukum riba adalah mutlak haram. Keharamannya berdasarkan nas-nas al-Quran dan as-Sunnah. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba</i> (TQS al-Baqarah [2]: 275).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat Haji Wada, Rasulullah ﷺ. pun telah menjelaskan bahwa semua jenis riba telah dihapuskan. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنَّ كُلَّ رِبًا كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Semua riba pada masa jahiliah telah dihapuskan</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ancaman Bagi Pelaku Riba</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOlFG297FfsnsueWPHOketNa6-EQevI6BF-sR3tIrkGQ6b5AOVl6ub6VZP_8VE5Rv9JreGzBDdSYKbTeWfsyjNGSH-Nq_7GIhK6Fx31mRHOonK6TZgQ7SenLp0AtP9YmOo2knVVDsrEo2Cstz7Y3ZJ3XUZ6V4QeawSDAMn6Z8lxJ5-ZRu6RUlvEhnIEfSh/s16000/0-Dibalik-Islam-Uang-Riba.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keharaman riba dan besarnya dosa riba juga terlihat dari ancaman Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ kepada pelakunya. Di antaranya: <b>Pertama</b>, sebagian ulama tafsir menjelaskan pelaku riba akan dibangkitkan dari alam kubur seperti orang kerasukan setan karena gila. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila</i> (TQS al-Baqarah [2]: 275).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Orang-orang yang masih mempraktikkan riba berarti menyatakan perang kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa riba jika kalian orang-orang yang beriman. Jika kalian tidak meninggalkan riba, berarti kalian telah memaklumkan perang kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, jika kalian bertobat, kalian berhak atas pokok harta kalian. (Dengan begitu) kalian tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan) </i>(TQS al-Baqarah [2]: 278-279).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Mereka yang terlibat dalam riba dilaknat oleh Nabi ﷺ. Bukan saja pemberinya, tetapi juga saksi dan para pencatatnya. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنْ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَشَاهِدَيْهِ ، أَوْ قَالَ: وَشَاهِدَهُ وَكَاتِبَهُ</div><div style="text-align: justify;">“<i>Sungguh Nabi ﷺ telah melaknat pemakan riba, pemberi riba dan dua orang saksinya.” Atau dikatakan, “Saksinya dan pencatatnya.</i>” (HR Abu Dawud).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>: Pelaku riba akan mendapatkan siksa yang keras di neraka. Rasulullah ﷺ menuturkan salah satu kejadian yang beliau saksikan di dalam neraka saat perjalanan <i>Mi’raj</i>:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَأَتَيْتُ عَلَى قَوْمٍ بُطُونُهُمْ كَالْبُيُوتِ فِيهَا الْحَيَّاتُ تُرَى مِنْ خَارِجِ بُطُونِهِمْ فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلاَءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ هَؤُلاَءِ أَكَلَةُ الرِّبَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Aku diperlihatkan suatu kaum yang perutnya (besar) seperti rumah yang penuh dengan ular dan ular-ular itu terlihat dari luar. Aku bertanya (kepada Jibril), “Siapakah mereka, Jibril?” Ia menjawab, “Mereka adalah para pemakan riba.” </i>(HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, persoalannya adalah muamalah ribawi pada pinjol yang jelas haram, bukan persoalan legal atau ilegal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Islam Menghapus Riba</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfHLl3nbmNFKtdjYCbF9mYZvdQiDsz3_BhjiuqCQj65TroledboDQh8PRRqBDO1WcoLHbRIw6YXwbGmT0_9me9Vh2LVJ6iDf_D1oxvOP_woh_cAd5rtMpieap82Q8lcAtcT3i2hSjy5R534anw17PNBhYHvZOb7q5ju1px-pOcDWgsol2WL7M52NSuBNGc/s16000/0-Dibalik-Islam-Syariat-Islam.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini riba adalah bagian dari sistem ekonomi kapitalisme. Para kapitalis, seperti para pemilik bank, menjadikan pinjaman sebagai investasi untuk memperkaya diri dengan mengeksploitasi ekonomi orang lain dengan pinjaman berbunga yang mencekik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski sudah banyak menelan korban, karena tak ada pilihan lain, jumlah orang yang terjerat pinjol semakin bertambah setiap tahunnya. OJK mencatat, jumlah penyaluran pinjaman online mencapai Rp 18,96 triliun per November 2022. Angka itu, dibandingkan dengan tahun lalu, meningkat sekitar 46,18%.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam memberikan utang adalah bagian dari amal salih untuk menolong sesama, bukan investasi untuk mendapatkan keuntungan, apalagi dijadikan alat untuk mengeksploitasi orang lain yang sedang membutuhkan. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang meringankan suatu kesusahan (kesedihan) seorang Mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada Hari Kiamat. Siapa saja yang memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberi dia kemudahan di dunia dan akhirat</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang yang memberikan pinjaman pun dianjurkan oleh Allah ﷻ untuk bersikap baik saat menagih haknya dan memudahkan urusan saudaranya yang meminjam. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, berilah tangguh sampai dia lapang. Menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagi kalian jika saja kalian mengetahui</i> (TQS al-Baqarah [2]: 280).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski demikian seorang Muslim juga diingatkan dengan keras oleh Nabi ﷺ untuk tidak meremehkan utang dan tidak mudah berutang. Bahkan Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ sering memohon kepada Allah ﷻ perlindungan dari utang. Selain itu, utang yang belum dilunasi di dunia akan dituntut di akhirat. Rasul ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jiwa seorang Mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai utangnya dilunasi</i> (HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Solusi atas muamalah ribawi hari ini tidak hanya sebatas individu. Ini karena muamalah ribawi telah menjadi persoalan sistemik yang menjerat banyak pihak di negeri ini. Oleh karena itu Islam mewajibkan Negara untuk melindungi rakyat dari praktik muamalah ribawi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam, Negara Khilafah akan menghapuskan praktik ribawi karena haram, termasuk dosa besar, dan menghancurkan ekonomi. Selanjutnya Khilafah akan menata mekanisme proses utang-piutang yang sedang berjalan agar terbebas dari riba, dengan tetap menjaga hak-hak harta warga negara. Untuk itu, Khalifah akan menetapkan bahwa yang wajib dibayar hanyalah utang pokoknya. Adapun riba/bunga yang telah diambil oleh para pihak pemberi piutang wajib dikembalikan kepada pihak yang berutang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalifah juga akan menjatuhkan sanksi terhadap warga yang masih mempraktikkan muamalah ribawi. Sanksi yang dijatuhkan berupa ta’zîr yang diserahkan pada keputusan hakim, bisa berupa penjara hingga cambuk. Sanksi dijatuhkan kepada semua yang terlibat riba; pemberi riba, pemakan riba, saksi riba dan para pencatatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum Muslim juga harus diingatkan agar tidak bergaya hidup konsumtif dan mudah berutang yang menyebabkan kesusahan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz berwasiat, “<i>Aku mewasiatkan kepada kalian agar tidak berutang meskipun kalian merasakan kesulitan. Sebabnya, sungguh utang itu adalah kehinaan pada siang hari dan kesengsaraan pada malam hari. Karena itu tinggalkanlah ia, niscaya kehormatan dan kedudukan kalian akan selamat, dan akan tersisa kemuliaan bagi kalian di antara manusia selama kalian hidup.</i>” (‘Umar bin Abdil ‘Azîz, Ma’âlim al-Ishlâh wa at-Tajdîd, 2/71).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Negara Khilafah wajib memberikan rasa aman dan nyaman untuk setiap warganya, termasuk aman karena kebutuhan pokok mereka terpenuhi. Dalam Baitul Mal ada pos-pos pengeluaran yang ditujukan untuk kemaslahatan umum seperti untuk pendidikan, kesehatan, dsb. Di Baitul Mal juga ada Divisi Santunan (Dîwân al-Athâ’) yang menyediakan anggaran khusus untuk kaum fakir, miskin dan warga yang terjerat utang (Abdul Qadim Zallum, Al-Amwâl fî Dawlah al-Khilâfah, hlm. 26).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim: Tanpa syariah Islam dalam naungan Khilafah, praktik muamalah ribawi akan terus eksis. Artinya, rakyat yang tercekik oleh kaum kapitalis yang berjiwa ribawi akan terus ada, bahkan bertambah. Beginilah hidup tanpa naungan syariah Islam dan pengayoman Khilafah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إذا ظهَر الزِّنا والرِّبا في قريةٍ، فقد أحَلُّوا بأنفُسِهِمْ عذابَ الله</div><div style="text-align: justify;"><i>Jika telah terang-terangan zina dan riba di satu negeri, maka mereka telah menghalalkan untuk diri mereka azab Allah.</i> (HR Hakim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 304</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-62270800724476994292023-08-04T07:55:00.007+07:002023-08-04T07:55:32.459+07:00PENYEBAB HATI, PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN ORANG KAFIR TERKUNCI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhkRX9Rx0cj559MUU64PNFyyLAr1jcn3pT6_pCLavBHCSRN5WGMeVLQiLR8TEptq01PeEMSBfXMHZAozb_85fXWS_c481rp56-ebYVyj7KZuqTxe_V5kK4rr4SOciwHLJS6j4tLiZv-GU6INuDKdYcDv3t3TGwpjOjzIArYY1DUdLdIkxawlXJ-NZA3xsJ/s16000/Dibalik-Islam-Hati-Orang-Kafir.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Fathyrafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 7 menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">خَتَمَ اللّٰهُ عَلَىٰ قُلُوۡبِهِمۡ وَعَلٰى سَمۡعِهِمۡؕ وَعَلٰىٓ اَبۡصَارِهِمۡ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal yang menyebabkan orang-orang kafir tidak menerima peringatan adalah karena hati dan pendengaran mereka tertutup, bahkan terkunci mati, tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasihat tidak berbekas pada mereka. Karena penglihatan mereka tertutup, mereka tidak dapat melihat, memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang telah mereka dengar, tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah ﷻ yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkuncinya hati dan pendengaran, serta tertutupnya penglihatan orang-orang kafir itu karena mereka selalu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang terlarang. Tiap-tiap perbuatan terlarang yang mereka lakukan akan menambah rapat dan kuatnya kunci yang menutup hati dan pendengaran mereka. Makin banyak perbuatan itu mereka lakukan, makin bertambah kuat pula kunci yang tutup pada hati dan telinga mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal senada juga diungkapkan dalam firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَقَتْلِهِمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَّقَوْلِهِمْ قُلُوْبُنَا غُلْفٌ ۗ بَلْ طَبَعَ اللّٰهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Maka (Kami hukum mereka), karena mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah, serta karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan karena mereka mengatakan, "Hati kami tertutup." Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman</i> (QS. An-Nisa' [4]: 155)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebab-sebab turunnya laknat dan kemurkaan Allah ﷻ kepada orang-orang Yahudi karena mereka melanggar perjanjian yang telah mereka buat, menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah ﷻ yang menerangkan kebenaran kenabian para nabi dan mereka telah membunuh beberapa orang nabi yang telah diutus untuk memimpin mereka, tanpa alasan yang benar seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, juga karena ucapan mereka yang mengatakan, kami tidak akan menerima kebenaran karena hati kami sudah tertutup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya bukan hanya tertutup, tetapi Allah ﷻ telah mengunci mati hati mereka, sebab kekafirannya dan perbuatan mereka yang buruk. Akhirnya mereka tidak termasuk orang yang beriman, kecuali beberapa orang saja seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan.</i> (QS. Al-An'am [10]: 110)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Proses bertambah kuatnya hati dan pendengaran orang-orang kafir terkunci telah diterangkan oleh hadis :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda, </div><div style="text-align: justify;"><div><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}</div><div><i>“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 14).</i> (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).</div><div><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-61199220600402571152023-08-03T07:30:00.002+07:002023-08-03T07:30:08.999+07:00KELAK PARA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH AKAN BERLEPAS TANGAN DAN MENYISAKAN PENYESALAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDDMlyoeKTm3-H34aMPVXJ_FkqlCnkcG-SillnbgxM9At4DkfnbnqTH6LIu2D65SdldXv0ibtoeKNbw7zQb8Uo9A5OX5mvhX9SmcgjHcNOqijgLQ3IjDWc_yNjql-xbC5BAOzKfGGC1okIpO0ULfEs7ldB7IN8MLmcnrm8BB_3Xr-aJjCJsHvNS5yRslS1/s16000/Dibalik-Islam-Penyesalan-Orang-Kafir.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 166:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِذۡ تَبَرَّاَ الَّذِيۡنَ اتُّبِعُوۡا مِنَ الَّذِيۡنَ اتَّبَعُوۡا وَرَاَوُا الۡعَذَابَ وَ تَقَطَّعَتۡ بِهِمُ الۡاَسۡبَابُ</div><div style="text-align: justify;"><i>(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Pada saat menerima azab di akhirat mereka melihat sesembahan yang mereka sembah selagi di dunia, berlepas diri dari mereka dan menyatakan tidak bertanggung jawab atas kesesatan dan kekeliruan mereka dalam menyembah selain Allah ﷻ. Karena itu mereka mengharap-harap kiranya mereka diberi kesempatan hidup kembali di dunia, agar mereka dapat menyembah Allah ﷻ saja dan berlepas diri dari berhala serta pemimpin-pemimpin yang mereka sembah dahulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian mereka tidak akan mengalami kepahitan dan kegetiran seperti yang mereka alami itu. Tetapi harapan itu sia-sia belaka karena nasi telah menjadi bubur. Mereka akan tetap berada dalam neraka dan tidak dapat keluar lagi dari sana, baik untuk kembali ke dunia guna memperbaiki akidah dan amalnya, ataupun untuk masuk ke surga, karena pintu surga tertutup bagi orang-orang musyrik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada hari Kiamat, manusia lari dari saudara, ibu, dan bapaknya, bahkan dari istri dan anak-anaknya. Hal itu disebabkan seluruh pikiran hanya tertuju pada penyelamatan diri dari bencana yang sangat menakutkan, sehingga lupa pada orang tua, saudara, istri, dan anak-anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam (menaati) Allah.</i> (QS. Luqman [31]: 33)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menggambarkan sifat orang-orang musyrik dengan perumpamaan, "<i>Apabila orang-orang musyrik penyembah patung dan pemuja dewa itu berlayar ke tengah lautan, tiba-tiba datang gelombang besar dan menghempaskan bahtera mereka ke kiri dan ke kanan, dan merasa bahwa mereka tidak akan selamat, bahkan akan mati ditelan gelombang, maka di saat itulah mereka kembali kepada fitrahnya, dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan setulus-tulusnya.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada saat serupa itu mereka berkeyakinan bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat menyelamatkan mereka kecuali Allah ﷻ semata, seperti yang pernah dilakukan Fir'aun di saat-saat ia akan tenggelam di laut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memperingatkan bahwa janji-Nya membangkitkan manusia dari kubur adalah sesuatu yang benar-benar akan terjadi dan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan sedikit pun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, janganlah sekali-kali manusia tertipu oleh kesenangan hidup di dunia dan segala kenikmatan yang ada padanya, sehingga mereka berusaha dan menghabiskan seluruh waktu yang ada untuk memperoleh dan menikmati kesenangan-kesenangan duniawi. Akibatnya, tidak ada waktu lagi untuk beribadah kepada Allah ﷻ, serta mengerjakan kebajikan dan amal saleh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang kekal dan lebih baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap manusia pada hari Kiamat yang dahsyat itu mempunyai urusan masing-masing yang cukup menyibukkannya sehingga tidak sempat memperhatikan orang lain. Ketika masih di dunia, mereka saling memberikan pertolongan sampai menebus dengan harta bilamana diperlukan, apalagi jika bersangkutan dengan keselamatan anak-anaknya sendiri yang akan meneruskan generasinya yang akan datang atau mengenai kehormatan istrinya, orang yang paling dekat dan paling setia kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi pada hari akhirat nanti, tidak ada kesempatan lagi untuk memperhatikan anggota-anggota keluarganya itu karena kedahsyatan pada hari Kiamat yang sangat menyibukkan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada hari itu manusia terbagi dua golongan: yang <b><i>bahagia</i></b> dan yang <b><i>celaka</i></b>, dan terhadap golongan pertama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak muka orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri dengan penuh kegembiraan karena mereka dapat menyaksikan sendiri apa yang dijanjikan oleh Allah ﷻ kepada orang-orang yang beriman ternyata semuanya dapat terlaksana dengan penuh kebahagiaan. Mereka tertawa dan bergembira.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-52861927398463293162023-08-02T08:37:00.008+07:002023-08-02T08:37:49.818+07:00APAKAH HARI KIAMAT ITU?<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEmGzNfw7JbisGzm4jS5sagn5orS3569G9YmrO8ifZu6wWyJ7dIOc5R4oEelA0Rg7jVrleRM7evVyjj9VEPULYDqA4qel_vhQOPgDvzSUokCAJPYrmetz53ImheXDIVLl3M9mdl0ljzDpB4akGXArXimuiGIWvAPJtDQnfEEb1YsRSWVqCHiIGtAjW0WSY/s16000/Dibalik-Islam-Doomstay.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Haqqah Ayat 2 menjelaskan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا الۡحَـآقَّةُ ۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>apakah hari Kiamat itu?</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari Kiamat dinamai al-haqqah karena hari itu pasti terjadi. Tentang keadaan dan sifatnya tidak dapat dijelaskan dan diterangkan oleh manusia, karena pengetahuan tentang hari Kiamat termasuk pengetahuan yang gaib.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang diketahui manusia tentang hari Kiamat terbatas pada yang disampaikan Al-Qur'an.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."</i> (QS. Al-A'raf [7]: 187)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahwa tak seorang manusia pun yang tahu, kapan akan terjadi pada hari Kiamat. Dengan demikian berarti kita tidak boleh mempercayai ramalan orang atau berita bahwa hari Kiamat akan terjadi pada hari, tanggal, bulan dan tahun sekian atau saat tertentu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Peringatan ini berlaku umum untuk masa kapan pun. Ternyata sampai masa kita sekarang hal ini memang sering terjadi, entah di dunia Barat, di Afrika atau di tanah air kita sendiri, ada saja orang atau golongan yang percaya, bahwa hari Kiamat sudah dekat, akan terjadi pada waktu-waktu tertentu dengan menyebutkan saat akan terjadinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak orang yang percaya dan tertipu dengan ramalan atau berita yang dibuat orang dengan mengaku pemuka agama, akibatnya ada yang sampai menelan korban.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهَاۚ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مُشْفِقُوْنَ مِنْهَاۙ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهَا الْحَقُّ ۗ اَلَآ اِنَّ الَّذِيْنَ يُمَارُوْنَ فِى السَّاعَةِ لَفِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang tidak percaya adanya hari Kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh.</i> (QS. Asy-Syura [42]: 18)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena isi pertanyaan itu merupakan keingkaran, maka Nabi Muhammad ﷺ disuruh untuk menjawabnya dengan jawaban yang sangat bijaksana, Nabi ﷺ menjawab bahwa persoalan kapan terjadinya hari Kiamat itu bukan persoalan manusia, bukan pula persoalan Nabi, tetapi persoalan itu kepunyaan Allah ﷻ semata-mata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanyalah Dia yang mengetahui saat terjadinya peristiwa kiamat itu, dan bagaimana proses terjadinya. Nabi ﷺ ditugaskan oleh Allah ﷻ, untuk memperingatkan tentang kepastian hari Kiamat dan kedahsyatan yang terjadi pada waktu itu sesuai dengan berita Al-Quran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari Kiamat, sebagaimana beberapa perkara gaib lainnya, hanya diketahui Allah ﷻ. Firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.</i> (QS. Luqman [31]: 34)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk mengetahui terjadinya hari Kiamat itu? Bahwa ada beberapa hal yang dapat memberikan keterangan kepada manusia tentang proses kejadian yang terjadi pada hari Kiamat, karena pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah bukan pengetahuan yang dapat dicapai oleh makhluk dengan bantuan berbagai macam pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang kejadian hari Kiamat tidak dapat dikira-kirakan. Kejadian dan peristiwanya lebih hebat dari yang pernah digambarkan oleh siapa pun. Karena hakikat hari Kiamat tidak dapat diketahui makhluk, orang-orang musyrik tidak dapat mengingkarinya. Jika mereka mengingkarinya, berarti mereka mengingkari sesuatu yang tidak dapat diketahui atau dicapai oleh pikiran mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-87885871042799560102023-08-01T08:02:00.089+07:002023-08-02T08:15:45.498+07:00SEBURUK-BURUK TEMPAT KEMBALI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6WDstjNsEIVzKBG-GMpu11jZdQ4EhKarX9xa-20mRauZwZFTvQHdRHMN_GUgtEzfqXvt8vKwFMIpjX84E-a-sh-5-L0PsZbxYAf3UI6l61-4-2uOaiCq4yaN3ycFD6-aS2BVo6TeYRtU4T3WMy9iw8j5t29ItyUWm6lurAwTvJ13skocG4-cJ4MAfinZt/s16000/Dibalik-Islam-Balasan-Orang-Kafir.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tafsir Surat Al-Mulk, ayat 6-11:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (6) إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ (7) تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ (8) قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ (9) وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (10) فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ (11)</div><div style="text-align: justify;"><i>“Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedangkan neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, </i><i>“</i><i>Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, </i><i>“</i><i>Benar ada,</i><i>”</i><i> sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, </i><i>“</i><i>Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” Dan mereka berkata, </i><i>“</i><i>Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan.</i> (Al-Mulk: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kami sediakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{لِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ}</div><div style="text-align: justify;"><i>bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.</i> (Al-Mulk: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni Jahanam itu adalah tempat kembali yang paling buruk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا}</div><div style="text-align: justify;"><i>Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan.</i> (Al-Mulk: 7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Ibnu Jarir, makna yang dimaksud ialah suara jeritan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَهِيَ تَفُورُ}</div><div style="text-align: justify;"><i>sedangkan neraka itu menggelegak.</i> (Al-Mulk: 7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">As-Sauri mengatakan bahwa neraka itu mendidih membakar mereka, sebagaimana sedikit biji-bijian yang digodok di dalam air yang banyak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.</i> (Al-Mulk: 8)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni hampir-hampir neraka itu sebagian darinya terpisah dengan sebagian lainnya karena kemarahan dan dendamnya yang sangat terhadap orang-orang kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نزلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا فِي ضَلالٍ كَبِيرٍ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, 'Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang , pemberi peringatan?' Mereka menjawab, 'Benar ada,' sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.'</i> (Al-Mulk: 8-9)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menyebutkan tentang keadilan yang Dia terapkan terhadap makhluk-Nya, bahwa Dia tidak mengazab seseorang melainkan sesudah menegakkan alasan terhadapnya dan setelah mengutus seorang rasul kepadanya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَما كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا</div><div style="text-align: justify;"><i>dan Kami tidak mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.</i> (Al-Isra: 15)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَتَّى إِذا جاؤُها فُتِحَتْ أَبْوابُها وَقالَ لَهُمْ خَزَنَتُها أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آياتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قالُوا بَلى وَلكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذابِ عَلَى الْكافِرِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakan pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, 'Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?' Mereka menjawab, 'Benar (telah datang).' Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.</i> (Az-Zumar: 71)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian pula mereka menyalahkan diri mereka sendiri dan menyesali perbuatannya, di saat tiada gunanya lagi penyesalan bagi mereka. Mereka mengatakan, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.</i> (Al-Mulk: 10)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yaitu sekiranya dahulu kami menggunakan akal kami dengan sebenarnya atau mendengarkan kebenaran yang diturunkan oleh Allah ﷻ, niscaya kami tidak akan terjerumus ke dalam kekafiran kepada Allah ﷻ dan tidak teperdaya oleh kekafiran. Akan tetapi, ternyata dahulu kami tidak menggunakan pemahaman kami untuk menyadari apa yang disampaikan oleh para rasul, dan tidak pula kami menggunakan akal kami yang dapat memberi petunjuk kepada kami untuk mengikuti para rasul. Maka Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لأصْحَابِ السَّعِيرِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. </i>(Al-Mulk: 11)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّة، عَنْ أَبِي البَخْتَريّ الطَّائِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "لَنْ يَهْلِكَ النَّاسُ حَتَّى يُعذِروا مِنْ أَنْفُسِهِمْ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Amr ibnu Murrah, dari Abul Buhturi At-Ta-i yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku seseorang yang telah mendengarkan hadis berikut dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Manusia tidak akan binasa sebelum mereka menyadari akan kesalahan diri mereka sendiri.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam hadis yang lain disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"لَا يَدْخُلُ أَحَدٌ النَّارَ، إِلَّا وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّ النَّارَ أَوْلَى بِهِ مِنَ الْجَنَّةِ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidaklah seseorang masuk neraka melainkan dia menyadari bahwa neraka adalah tempat yang lebih layak baginya daripada surga</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-15600130010610055032023-07-31T16:03:00.006+07:002023-07-31T16:08:11.313+07:00KEJAHATAN MAKIN MENGERIKAN, HUKUM ISLAM WAJIB DITEGAKKAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlV-D8N0vtwM0lU3dqTZZfH9YQiNvQX1e3MlUroLIu72XzTQ9y1dqAl54FrHCV2PLTfm1_WvC2oiIVitHVcOUy4w_2RdAmdlVdoDTGRlpo41mi6NTEoCeOxdRye7pNGUdYksQ16CRqpmRr-9YnJKXCg7zWJIQKecvujfhT5C0D5NDCatW6TQbeCxl3xFj/s16000/Dibalik-Islam-Kejahatan-Remaja.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">AKHIR-AKHIR ini, kejahatan yang disertai dengan kekerasan di negeri ini makin sadis dan mengerikan. Banyak kasus perampokan dan pembegalan. Semua itu sering disertai dengan pembunuhan sadis terhadap korban. Banyak kasus pembunuhan mengerikan disertai dengan mutilasi terhadap korban. Bahkan ada kasus pembunuhan barbar yang korbannya dimutilasi, lalu direbus, untuk menghilangkan jejak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Beberapa waktu lalu, misalnya, Polisi menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan menjadi puluhan bagian di Kaliurang, Yogyakarta. Sebelumnya, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan yang memutilasi korban menjadi empat bagian di sebuah apartemen di Tangerang, Banten, lalu dibuang di beberapa lokasi berbeda. Di penghujung tahun lalu, polisi juga mengungkap pembunuhan yang diikuti mutilasi di apartemen Taman Rasuna, Jakarta (Bbc.com, 23/3/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Yogyakarta juga, belum lama ini seorang mahasiswa dibunuh dan dimutilasi oleh dua orang pelaku. Untuk menghilangkan jejak, potongan tubuh korban yang dimutilasi tersebut kemudian direbus (Detik.com, 18/6/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang makin mengkhawatirkan, banyak dari para pelaku kejahatan sadis dan mengerikan tersebut berusia muda. Bahkan di antaranya remaja usia sekolah. Belum lama, misalnya, jagat maya pernah dihebohkan dengan kasus pembunuhan seorang bocah oleh dua remaja di Makassar AD (17) dan MF (14). Mereka menculik dan membunuh MFS yang berusia 11 tahun. Mereka berniat menjual ginjal korban. Mereka terobsesi dengan situs jual beli organ tubuh manusia yang menawarkan harga mahal (Kompas.com, 11/1/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Sukabumi Jawa Barat, seorang bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Sukaraja meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak-kakak kelasnya. Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu, korban sempat mengeluh sakit. Namun keesokan harinya ia memaksa untuk tetap bersekolah. Nahas, ia kembali dikeroyok hingga korban mengalami kejang-kejang. Korban sempat dilarikan ke RS. Namun sayang, nyawa bocah 9 tahun itu tak dapat diselamatkan (Kompas.com, 20/5/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa contoh di atas hanyalah secuil kasus kejahatan <i><u>terutama yang disertai dengan kekerasan</u></i> di antara ratusan ribu kasus yang terjadi. Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2022 lalu Polri mencatat sebanyak 276.507 tindak kejahatan terjadi di Indonesia. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 7,3% dibandingkan pada tahun 2021. Artinya, dalam setahun rata-rata ada 31,6 kejahatan setiap jamnya (Dataindonesia.id, 3/1/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Faktor Pemicu</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiYeT8Di_XFQoiw8HSE2KmxD6UswI93Llx3LUwTEkZ35mzt0v1ZihjCgecKZOTjHTIp4eY3fG6eQSKzDyXH3Cdl1rdLNl3fmOqeV632Nk2jclpAjP7LAGBLKktaxtZyVzrdI8TuSeATaEWjx06XHTIpgDYE1eliPY73gUQmjbvWGaMAk4wP88lCapuG1e_/s16000/0-Dibalik-Islam-Kemiskinan-Ekonomi.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maraknya aksi kejahatan tersebut tentu disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya karena faktor ekonomi seperti kemiskinan dan pengangguran, pengaruh alkohol yang saat ini semakin banyak terjadi, karena hubungan asmara/perselingkuhan, juga pengaruh media sosial yang banyak memuat informasi negatif. Semakin sadisnya para pelaku kejahatan juga dipicu antara lain oleh semakin melemahnya penegakan hukum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Cendekiawan Muslim, Ustadz Ismail Yusanto (UIY) banyak faktor yang menyebabkan kejahatan semakin sadis. Di antaranya: <b>Pertama</b>, lumrahisasi kejahatan karena saking seringnya masyarakat menyaksikan dan mendengar kejahatan itu sendiri. Ini salah satu efek buruk dari <i>gadget</i>. Ketika mereka sangat sering menyaksikan suatu peristiwa (seperti kejahatan, red.). maka akan terbentuk pada diri mereka satu pandangan bahwa hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa atau lumrah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, hukuman yang ada saat ini tidak memberikan efek jera dan pencegahan terhadap kejahatan. Misalnya orang membunuh paling kena 15 tahun. Lalu dipotong masa tahanan. Mungkin jatuhnya ini separuh bahkan kurang. Setelah itu bebas. Jadi, hukuman tidak memberikan efek jera.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, terkait dengan integritas personal. Situasi ekonomi yang menekan, pergaulan bebas (termasuk efek media sosial, dll, red.), bisa membuat banyak orang terdorong untuk melakukan kejahatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, kecenderungan orang untuk menjadikan kekerasan sebagai jalan penyelesaian masalah. Ini karena mereka melihat penegakan hukum saat ini tidak bisa diandalkan (Tintamedia.web.id, 23/3/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Solusi Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtwRwhhsyhc1BuYdFmM99t1arBv_7VKVoKINwAR5bHDDyQQHrIeHS-JPI5OGQOXYYMCMi_I3Ao_-0JEy_0_4FJgX3sC_7tSqoCFB1CDeXb3ZI9Lu-yWXquE_oINnhdON2KMf3io2PEMB4V9b6VMBLiimpuW32D48HNhNd8T1d6ADCAxKhO-H9h5Ep57a0A/s16000/0-Dibalik-Islam-Pendidikan-Islam.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada tiga pilar penting dalam upaya mencegah ragam kejahatan. <b>Pertama</b>: Ketakwaan individu dan keluarga. Ketakwaan akan mendorong setiap anggota keluarga senantiasa terikat dengan seluruh aturan Islam. Hal ini jelas akan membentengi setiap anggota keluarga dari melakukan kemaksiatan dan tindak kejahatan. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa api neraka</i> (TQS at-Tahrim [66]: 6).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu sangat penting peran orangtua dalam menanamkan pendidikan Islam di tengah-tengah keluarga. Pendidikan Islam tentu mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian Islami yang kokoh. Caranya dengan meletakkan pondasi cara berpikir dan berperilaku berdasarkan keimanan kepada Allah ﷻ. Keimanan yang kuat kepada Allah ﷻ akan melahirkan ketundukan pada semua aturan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Kontrol masyarakat. Kontrol masyarakat akan makin menguatkan ketakwaan individu dan keluarga. Caranya dengan menumbuhkan kepedulian sosial dan membudayakan aktivitas amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا، فَلْيَغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang menyaksikan kemungkaran, hendaknya ia mengubah kemungkaran itu dengan tangan (kekuasaan)-nya. Jika tidak mampu, dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, dengan hatinya. Hal demikian adalah selemah-lemahnya iman</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aktivitas <i>amar makruf nahi mungkar</i> yang dilakukan secara kolektif akan mampu mencegah terjadinya berbagai kemungkaran dan kejahatan yang mungkin dilakukan oleh individu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Peran Negara. Negara dalam Islam wajib menjaga masyarakat dari kemungkinan berbuat dosa dan kejahatan. Caranya adalah dengan menegakkan aturan-aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Negara wajib menjamin setiap warganya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu sandang, papan dan pangan. Saat semua kebutuhan pokok warga terpenuhi, mereka tidak akan terdorong untuk melakukan berbagai tindak kejahatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Negara juga wajib menyelenggarakan sistem pendidikan Islam secara cuma-cuma dengan kurikulum yang mampu menghasilkan anak didik yang memiliki kepribadian Islam yang handal sehingga terhindar dari berbagai perilaku maksiat dan kejahatan. Selain itu, Negara wajib menjaga agama dan moral masyarakat serta menghilangkan setiap hal yang dapat merusak dan melemahkan akidah dan kepribadian kaum Muslim. Misalnya, Negara wajib menghentikan peredaran minuman keras, narkoba, pornografi, termasuk berbagai tayangan yang merusak di media maupun di media sosial. Sebabnya, semua itu, jika dibiarkan, bisa memicu terjadinya ragam kemaksiatan dan kejahatan di masyarakat. Semua ini menjadi tanggung jawab Negara. Rasulullah saw. bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الإِمَامُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus</i> (HR Muslim dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. juga bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الإِمَامُ جُنَّةٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam (kepala negara) itu laksana perisai (yakni pelindung rakyatnya, red).</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Penerapan Hukum Pidana Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQGBouAsqyKqMvlRhaTo2aVujSS6BHGJmpk8Bi5eudZsx19-eA_9agWTRDXrS6mWTHWLGrIUkGES7lfQoU-o1FNcNHxc-pe0nKIK_oVv9V12uHqmRupIIAdULQYyNRJXWJtn9FFi7PFJYOAcy-zx4l1_UbRBS8Yrkwc0z0Cka9GU1mQtsQT8Czoh6y_8y4/s16000/0-Dibalik-Islam-Syariat-Islam.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Negara dalam Islam adalah pelaksana utama penerapan seluruh syariah Islam. Negara pun memiliki wewenang untuk memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku tindak kejahatan. Di sinilah pentingnya Negara memberlakukan hukum pidana Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hukum pidana Islam tentu memberikan kemaslahatan di dunia dan akhirat. Sebabnya, hukum pidana Islam itu memiliki sifat jawâbir dan zawâjir. Bersifat jawâbir karena penerapan hukum pidana Islam akan menjadi penebus dosa bagi pelaku kriminal yang telah dijatuhi hukuman yang syar’i. Hukum pidana Islam juga bersifat zawâjir, yakni dapat memberikan efek jera bagi pelakunya dan membuat orang lain takut untuk melakukan tindakan kriminal serupa. Karena itu hukum pidana Islam akan memberikan jaminan kelangsungan hidup bagi masyarakat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dalam qishash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagi kalian, hai orang-orang yang berakal, supaya kalian bertakwa</i> (TQS al-Baqarah [2]: 179).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan hukum pidana Islam masyarakat akan terlindungi dari berbagai tindak kejahatan. Keamanan dan rasa aman bagi semua orang akan terwujud. Jumlah pelaku tindak kejahatan di masyarakat akan minimal. Penuh sesaknya penjara dan lembaga pemasyarakatan, seperti yang terjadi saat ini hampir di seluruh dunia, tidak akan terjadi saat hukum pidana Islam diterapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu kebaikan dan keadilan hukum pidana Islam secara i’tiqâdi tidak boleh diragukan. Hal itu merupakan bagian dari perkara yang harus kita imani. Secara faktual, kebaikan dan keadilan hukum pidana Islam juga pernah dirasakan bukan hanya oleh kaum Muslim, tetapi juga oleh non-Muslim, yakni ketika hukum-hukum Islam diterapkan secara riil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun, saat ini hukum-hukum Islam tidak lagi diterapkan. Ia digantikan oleh hukum-hukum jahiliah, yang berasal dari manusia sendiri. Inilah yang membuat kehidupan masyarakat sarat dengan kezaliman dan kejahatan. Hilang pula keamanan dan rasa aman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua itu semestinya mendorong kita untuk segera menerapkan hukum-hukum Islam untuk mengatur perkara kehidupan dan memutuskan segala persoalan yang terjadi. Jangan sampai kita termasuk orang yang zalim, fasik apalagi kafir karena enggan menerapkan hukum-hukum Islam (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44-45 dan 47). Penerapan semua hukum Islam itu secara total tentu hanya mungkin diwujudkan dalam institusi pemerintahan Islam, <i>Khilafah ‘alâ minhâj an-nubuwwah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَن يَعصِ ٱلله وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدخِلهُ نَارًا خَٰلِدًا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَاب مُّهِين</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkan dirinya ke dalam api neraka. Dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan.</i> (TQS an-Nisa' [4]: 14).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 303</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-76483204511347664372023-07-31T14:41:00.006+07:002023-07-31T14:41:48.763+07:00JAMINAN BALASAN BAGI PENENTANG ALLAH DAN RASUL-NYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeaQ-3MbUq7KPqlOPK7rJvguDjH1RYlsissKBN2lI4-bUGudWWlRLjn9PFhur5DV-vZDdmPvBGIGmNqstqnCfh0yhjrfvtSFdNlKDsoQk9NygMnAPPjSSG4PwQFVK-CgLzTU__ZGi5gKUQtx1T7hJjMmzBSbmkEMBmRWxy6OEZ9SNwjwXytJwKHGK_FaZl/s16000/Dibalik-Islam-Penentang.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 5-7 menerangkan,</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ أَنزلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (5) يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (6) أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (7) }</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sungguh Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Tidakkah, kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menceritakan tentang orang-orang yang menentang Allah ﷻ dan Rasul-Nya serta mengingkari syariat-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ}</div><div style="text-align: justify;"><i>pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka mendapat kehinaan.</i> (Al-Mujadilah: 5)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni mereka dihina, dilaknat, dan direndahkan, sebagaimana yang telah dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka sebelum mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَقَدْ أَنزلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata.</i> (Al-Mujadilah: 5)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yaitu yang jelas lagi gamblang; tiada yang mengingkari dan tiada yang menentangnya kecuali hanya orang yang kafir, pendurhaka, lagi sombong.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan.</i> (Al-Mujadilah: 5)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai pembalasan dari kesombongan mereka yang tidak mau mengikuti syariat Allah ﷻ dan tidak mau tunduk patuh kepada-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ berfirman dalam ayat berikutnya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا}</div><div style="text-align: justify;"><i>Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya.</i> (Al-Mujadilah: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, hari kiamat. Pada hari itu Allah ﷻ menghimpunkan semua orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian di suatu lapangan yang amat luas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا}</div><div style="text-align: justify;"><i>lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.</i> (Al-Mujadilah: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni Allah ﷻ memberitahukan kepada mereka semua amal perbuatan mereka, yang baik dan yang buruknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.</i> (Al-Mujadilah: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ telah mencatat dan menghimpunnya terhadap mereka, sedangkan mereka sendiri telah lupa terhadap apa yang mereka kerjakan di masa lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.</i> (Al-Mujadilah: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, tiada sesuatu pun yang gaib dari-Nya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, serta tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Kemudian Allah ﷻ menceritakan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk, bahwa Dia Maha Periksa terhadap mereka, Maha Mendengar semua ucapan mereka, lagi Maha Melihat tempat mereka di mana pun mereka berada dan kapan pun mereka berada. Untuk itu Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang.</i> (Al-Mujadilah: 7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni tiga orang yang berbisik-bisik membicarakan suatu rahasia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا}</div><div style="text-align: justify;"><i>melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada.</i> (Al-Mujadilah: 7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia Maha Melihat kepada mereka, mendengar semua pembicaraan mereka, rahasia mereka dan bisik-bisik mereka di antara sesamanya. Dan selain dari itu para malaikat yang telah ditugaskan oleh-Nya mencatat semua yang mereka rahasiakan, walaupun Allah ﷻ mengetahuinya dan mendengarnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلامُ الْغُيُوبِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib?</i> (At-Taubah: 78)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ بَلَى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.</i> (Az-Zukhruf: 80)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itulah maka diriwayatkan oleh sejumlah ulama yang menyatakan adanya ijma' (kesepakatan) sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah kebersamaan ilmu Allah ﷻ, dan ini memang tidak diragukan lagi kebenarannya; tetapi pendengaran-Nya juga bersama-sama ilmu-Nya meliput mereka, dan penglihatan-Nya menembus mereka. Maka Allah ﷻ selalu melihat makhluk-Nya, tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi dari-Nya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.</i> (Al-Mujadilah: 7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad mengatakan bahwa ayat ini dimulai dengan menyebut pengetahuan Allah ﷻ dan diakhiri pula dengan pengetahuan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-65411612804706262622023-07-30T14:10:00.047+07:002023-07-31T14:24:26.507+07:00AKIBAT MENDUSTAKAN AYAT ALLAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimFjXug1QM_L0g8HCMLcbiAobc67CJhrTioIo4T8FANolIlM0ePPLcB6QyTTy3XUve7ACiIPphZUftgTTtCr82cr8yIElCaPmFC4xyXtO3vcT2Q1ZACWb8jomoAn_zahNjv_fGVYDuXgfb094cQtBKc4XVjoLzsFBb1YUYWLOZhOQwnc7X9zKmKBWhBy0R/s16000/Dibalik-Islam-Susunan-Batu.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada Al-Qur'an surat Al A'raf ayat 182 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ sudah mengingatkan, untuk tidak menyepelekan hukum Allah ﷻ, sekecil apapun. Karena penyelewengan hukum, walaupun kecil, akan menjadi awal menuju penyelewengan hukum yang lebih besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, saat kita melanggar larangan Allah ﷻ untuk tidak <i>ikhtilat</i> (campur baur dengan lawan jenis) dengan alasan, '<i>Tak apalah, toh kita ga ngapa-ngapain, hanya kumpul-kumpul biasa saja</i>'. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari kumpul-kumpul itu ternyata berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang lebih khusus. Tidak lagi <i>ikhtilat</i>, tapi menjadi ber<i>khalwat</i> (berdua-duaan dengan lawan jenis). Dan saat ber<i>khalwat</i>, setan masuk menggoda hingga jatuh pada aktifitas per<i>zina</i>han.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua aktifitas itu halus, tak pernah menduga hingga sejauh itu. Dan semuanya berawal dari satu kemaksiatan, yaitu <i>ikhtilat</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karenanya, tak ada toleransi terhadap pelanggaran hukum Allah ﷻ, sekecil apapun. Karena tidak ada pelanggaran kecil jika berakhir pada pelanggaran besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga dengan peringatan kecil ini, Allah ﷻ kuatkan kita semua untuk <i>istiqomah</i> dalam ketaatan. <i>Aamiin</i>~</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-31418538489221178812023-07-29T14:09:00.008+07:002023-07-29T14:09:54.344+07:00CARA MEMBEBASKAN DIRI DARI SUMPAH YANG KITA LANGGAR<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh37ZGiLjdEyiXBOY544eWfkBAONGBCSIvLiVixGcbcgLlrjb084n1TcvNSjeEZnYUsRiR_7ShL3VWMXzsq12CyOXo4vofxBwxURoEYKBXEdbP3YEueaAr9MJZBrHbj8_JppxupN4RTg-spum9XtKbH-AF45ZBHOyeFq2iKvmBSB7fNUWNhenAThXzpoAVs/s16000/Dibalik-Islam-Sumpah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Fathyrafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat At-Tahrim Ayat 2 menerangkan,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">قَدۡ فَرَضَ اللّٰهُ لَـكُمۡ تَحِلَّةَ اَيۡمَانِكُمۡؕ وَاللّٰهُ مَوۡلٰٮكُمۡۚ وَهُوَ الۡعَلِيۡمُ الۡحَكِيۡمُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dia telah menetapkan satu ketentuan yaitu wajib bagi seseorang membebaskan dirinya dari sumpah yang pernah diucapkannya dengan membayar kafarat sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغۡوِ فِىۡۤ اَيۡمَانِكُمۡ وَلٰـكِنۡ يُّؤَاخِذُكُمۡ بِمَا عَقَّدْتُّمُ الۡاَيۡمَانَ ۚ فَكَفَّارَتُهٗۤ اِطۡعَامُ عَشَرَةِ مَسٰكِيۡنَ مِنۡ اَوۡسَطِ مَا تُطۡعِمُوۡنَ اَهۡلِيۡكُمۡ اَوۡ كِسۡوَتُهُمۡ اَوۡ تَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ ؕ فَمَنۡ لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ ؕ ذٰ لِكَ كَفَّارَةُ اَيۡمَانِكُمۡ اِذَا حَلَفۡتُمۡ ؕ وَاحۡفَظُوۡۤا اَيۡمَانَكُمۡ ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمۡ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Barangsiapa tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukum-Nya kepadamu agar kamu bersyukur (kepada-Nya).</i> (QS. Al Maidah: 89)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ tidak akan menimpakan hukuman kepada seseorang yang melanggar sumpah yang telah diucapkannya tidak dengan sungguh-sungguh atau tidak didahului oleh niat bersumpah. Akan tetapi, bila seseorang bersumpah dengan sepenuh hati dan niat yang sungguh-sungguh, kemudian ia melanggar sumpah tersebut, maka ia dikenakan kafarat (denda), yaitu salah satu dari hal-hal berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Memberi makan sepuluh orang miskin, masing-masing satu kali makan. (Imam Abu Hanifah membolehkan memberi makan satu orang miskin saja, tetapi dalam masa sepuluh hari). Makanan tersebut haruslah sama mutunya dengan makanan yang dimakan sehari-hari oleh pembayar kafarat dan keluarganya.</li><li>Memberi pakaian kepada sepuluh orang miskin, yang sama mutunya dengan pakaian yang dipakainya sehari-hari.</li><li>Memerdekakan seorang hamba sahaya yang diperoleh dengan jalan membeli atau menawannya dalam peperangan. Di sini tidak diisyaratkan agar hamba-hamba sahaya itu harus beriman. Oleh karena itu, boleh memerdekakan hamba sahaya yang kafir sekalipun sebagai kafarat pelanggaran sumpah. Sedang Imam Syafi'i, Malik dan Ahmad mensyaratkan agar hamba itu yang sudah beriman.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apabila sumpah sudah diucapkan dengan niat sungguh-sungguh, maka isi sumpah itu harus ditepati, kecuali bila sumpah itu menyalahi peraturan agama, misalnya: untuk mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan Allah ﷻ dan Rasul-Nya. Hanya dalam keadaan semacam itu sajalah sumpah harus dilanggar, tetapi harus ditebus dengan kafarat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumpah yang wajib dilanggar ialah jika bersifat menghalalkan sesuatu yang hukumnya haram, atau sebaliknya sumpah itu mengharamkan sesuatu yang halal. Untuk membatalkan sumpah tidak minum madu, Nabi ﷺ telah memenuhi ketentuan Allah ﷻ tersebut di atas, dengan membayar kafarat yaitu memerdekakan seorang budak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam sebuah hadis:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "<i>Saya bertanya kepada 'Umar bin al-Khaththab tentang siapa kedua perempuan itu? Ia berkata, 'Aisyah dan Hafsah. Dia mengawali cerita tentang Ummu Ibrahim (Mariyah) al-Qibthiyyah yang digauli Nabi ﷺ di rumah Hafsah pada hari (giliran)nya, lalu Hafsah mengetahuinya. Hafsah lalu berkata, 'Wahai Nabi Allah, engkau telah memperlakukan saya dengan perlakuan yang tidak engkau lakukan kepada istri-istrimu yang lain pada hari saya, rumah saya, dan di atas tempat tidur saya. Nabi berkata, 'Senangkah engkau bila saya mengharamkannya dengan tidak menggaulinya lagi? Ia menjawab, 'Baik, haramkan dia! Nabi lalu berkata, 'Janganlah engkau katakan hal ini kepada siapa pun. Tetapi Hafsah mengatakannya kepada 'Aisyah. Kemudian Allah ﷻ memberitahukan hal itu kepada Nabi ﷺ, lalu menurunkan ayat: "ya ayyuhan-nabiyyu lima tuharrimu¦" dan seterusnya. Kami mendapat berita bahwa Nabi ﷺ membayar kafarat sumpahnya dan menggauli Maryam al-Qibtiyyah kembali.</i>" (Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Mundhir)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diharamkan Nabi ﷺ untuk dirinya adalah sesuatu yang telah dihalalkan Allah ﷻ, bisa berupa budak, minuman, atau yang lainnya. Apa pun kasusnya, yang jelas Nabi ﷺ mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah ﷻ. Oleh karena itulah, Allah ﷻ menegur dan meminta Nabi ﷺ untuk membatalkan sumpahnya dan membayar kafarat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ adalah pelindung orang beriman, mengalahkan musuh-musuhnya, memudahkannya menempuh jalan yang menguntungkan di dunia dan di akhirat, memberikan hidayat dan bimbingan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia Maha Mengetahui apa yang mendatangkan maslahat. Allah ﷻ Maha Bijaksana dalam mengatur segala sesuatunya, tidak akan melarang dan memerintahkan sesuatu kecuali tujuannya ialah maslahat manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-46825350218168023812023-07-28T07:41:00.008+07:002023-07-28T07:41:30.804+07:00LANGIT YANG TERPELIHARA ADALAH BENTUK KASIH SAYANG ALLAH ﷻ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyaZUYWS8WYsq94TLSqq_yQBhp3G6KvypBLQti4KKZWZWIkjZ_PkAEqUlVoFs7FuxWT1jmtjWR94EULdklx7L3UMM9t4vFBMWxQkiDgr5ON3od60rbAGgxsgryV_jtxIVNw1pZ90SBnxUW81zb3HF8YIpmqB5XKLEdHas8_CdXmA4baWFAGhVi5w6DlFvn/s16000/Dibalik-Islam-Langit-Malam.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Fathyrafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat At-Tur Ayat 5 menerangkan,</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالسَّقۡفِ الۡمَرۡفُوۡعِۙ</div><div style="text-align: justify;"><i>demi atap yang ditinggikan (langit)</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ bersumpah dengan atap yang ditinggikan (langit) yaitu alam tinggi yang mempunyai beberapa matahari, beberapa bulan, bintang-bintang tetap, dan bintang-bintang beredar. Di sana juga terletak 'Arsy dan kursi-Nya; demikian juga malaikat-malaikat-Nya (yang tidak pernah menolak perintah Allah ﷻ dan selalu patuh terhadap apa yang Allah ﷻ perintahkan kepada mereka). Di sana juga ada benda-benda alam yang tak terhitung banyaknya hanya Allah ﷻ yang mengetahuinya, dan balatentara Allah ﷻ yang kita juga tak mengetahui hakikatnya kecuali Dia yang menciptakannya. Dalam firman Allah ﷻ dijelaskan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">.ؕ.. وَمَا يَعۡلَمُ جُنُوۡدَ رَبِّكَ اِلَّا هُوَ...</div><div style="text-align: justify;"><i>... Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri...</i> (QS. Al-Muddatstsir [74]: 31)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَجَعَلْنَا السَّمَاۤءَ سَقْفًا مَّحْفُوْظًاۚ وَهُمْ عَنْ اٰيٰتِهَا مُعْرِضُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain).</i> (QS. Al-Anbiya' [21]: 32)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atap langit ini akan terus terpelihara selama bumi ini ada, karena lapisan-lapisan pelindung ini terkait dengan struktur inti bumi. Sabuk Van Allen dihasilkan dari interaksi medan magnet yang dihasilkan oleh inti bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inti bumi banyak mengandung logam-logam magnetik, seperti besi dan nikel. Nukleusnya sendiri terdiri dari dua bagian, inti dalamnya padat dan inti luarnya cair. Kedua lapisan ini masing-masing berputar seiring dengan rotasi bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perputaran ini menimbulkan efek magnetik pada logam-logam dalam struktur bumi yang pada gilirannya membentuk medan magnetik. Sabuk Van Allen merupakan perpanjangan dari medan magnet ini yang terbentang sampai lapisan atmosfer terluar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Betapa ilmu dan kebijaksanaan Allah ﷻ yang selalu melindungi mahluk ciptaan-Nya. Mengapa hal-hal demikian tidak dipahami oleh banyak manusia, sehingga mereka masih berpaling dari kebenaran dan kekuasaan Allah ﷻ, padahal begitu jelas tanda-tanda kekuasaan Allah ﷻ di alam ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya ialah bahwa langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan "<i>terpelihara</i>" ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah ﷻ dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan semuanya berjalan dengan teratur dan tertib, sesuai sistem dan hukumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-74113059403508504592023-07-27T08:35:00.001+07:002023-07-27T08:35:07.584+07:00HARI KEBANGKITAN PASTI AKAN TERJADI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWxNhPSWnhv9e_GKrhqPzQcOSQKyLPWbF0R9MZ6uXn4pP7x4HgNprNV4fe8yHhTnQ_tXW53DfESrOD3v7fc5KR26KOppIg3i6AOtwztBcKsnldrDWZVNY8zz5WVzmfi5m9m4vj8ZSI1BRvWvJqPt2j4rU1fzV0TyHgUAZMaTM5oiSiMxTl-fxSVlw-o9pT/s16000/Dibalik-Islam-Kebangkitan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an surat Al-Jasiya ayat 32 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ لَا رَيْبَ فِيهَا قُلْتُمْ مَّا نَدْرِى مَا السَّاعَةُ إِنْ نَّظُنُّ إِلَّا ظَنًّا وَمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِينَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan apabila dikatakan (kepadamu): "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya", niscaya kamu menjawab: "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)".</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Janji Allah ﷻ pasti terjadi. Janji untuk memberi rezeki pada setiap yang bernyawa telah nyata di hadapan kita. Burung terbang pagi selalu mendapat jatah rezeki, manusia Muslim dan non Muslim juga ada jatahnya dari Allah ﷻ yang pengasih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menjajikan semua makhluk akan merasakan mati, tak mesti tua ajal itu datang. Maka kala ajal nenyapa akan datang juga bagi yang dapat giliran. Tua, muda, kaya atau miskin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitupun dengan janji adanya balasan surga dan neraka, semua adalah benar. Janji kemenangan Islam pun akan terwujud dengan pengorbanan dan ketaatan paripurna kaum muslimin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Janji Allah ﷻ semua ada masanya. Tak perlu ragu. Yuk pantaskan diri dapatkan pertolongan Allah ﷻ sesuai janji-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-22073145896170550412023-07-26T08:07:00.004+07:002023-07-26T08:07:19.076+07:00PADA LANGIT TERDAPAT REZEKI YANG DIJANJIKAN ALLAH ﷻ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE7SXsL8xjEx9JHAuRad2ckPzhgKZVXqs3rQF9d6zaDuc5loC6rNwhrxsWi91lC4dRtmdLWjH0axzFxxMdM2joObZfPY8QT8J9q63oQKfOPX63JprNkhRMjJfqRVae57l_25WA_XjEKgBQh60jxOcw8qlallxZMI8ckORXU54k683EtPIqGOv7gxDNAj9_/s16000/Dibalik-Islam-Langit.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Fathyrafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Az-Zariyat ayat 22 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَفِى السَّمَآءِ رِزۡقُكُمۡ وَمَا تُوۡعَدُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di langit terdapat sebab-sebab rezeki bagi manusia seperti turunnya hujan yang menyebabkan datangnya kesuburan tanah pertanian dan perkebunan yang menghasilkan berbagai hasil bumi dan buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia dan ternak piaraannya, dan terdapat pula apa yang dijanjikan Allah ﷻ untuk manusia yaitu takdir penetapan Allah ﷻ terhadap manusia itu masing-masing yang semuanya ditulis di Lauh Mahfudz.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebab-sebab rezeki di langit yang berlaku bagi semua makhluk hidup dan telah umum diketahui paling tidak ada tiga yaitu, air dalam bentuk hujan, angin dan cahaya matahari. Air menjadi sebab rezeki. Melalui air hujan yang jatuh ke atas tanah dan memberikan kelembaban tanah sehingga memungkinkan ditumbuhi tanaman yang bermanfaat bagi manusia dalam bentuk bahan pangan, sandang Angin oleh manusia bisa dimanfaatkan energinya bagi pelayaran dan menggerakkan kincir menjadi sumber energi, atau menjadi sebab terjadinya penyerbukan tanaman sehingga hasil pembuahannya bisa dimakan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan cahaya matahari merupakan sumber utama energi di permukaan bumi yang bisa diperoleh langsung melalui kehangatannya atau secara tidak langsung melalui pertumbuhan tanaman (fotosintesis) pergerakan angin dan siklus hidrologi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahkan energi minyak bumi yang saat ini merupakan sumber energi yang paling banyak dipakai, berasal dari energi cahaya matahari yang ditangkap oleh organisme laut (plankton), untuk kemudian terakumulasi sebagai endapan yang kemudian berubah menjadi minyak bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dimulai dengan sumpah dari Allah ﷻ bahwa semua yang diancamkan itu pasti akan berlaku dan bahwa balasan terhadap segala amal pasti akan terbukti. Dalam surah yang sebelumnya, dikisahkan kebinasaan beberapa umat yang terdahulu secara umum dan dalam Surah adh-dzariyat ini diberikan perinciannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Surah-surah yang pada permulaannya ada sumpah dengan huruf-huruf hijaiah (fawatihus-suwar) biasanya dimaksudkan untuk memperkuat salah satu dari tiga unsur yaitu ketauhidan, kerasulan dan kebangkitan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surah-surah yang dimaksudkan untuk memperkuat ketauhidan, biasanya digunakan sumpah dengan benda-benda yang tidak bergerak, dan untuk memperkuat keimanan tentang hari kebangkitan digunakan sumpah dengan benda-benda yang bergerak karena kebangkitan itu mengandung pengumpulan dan pemisahan yang lebih pantas dikaitkan dengan benda-benda yang bergerak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang Arab sangat takut akan sumpah palsu karena akibat yang sangat buruk dan terkutuk. Oleh karena itu, setiap sumpah yang serius oleh mereka sangat diperhatikan, terlebih jika yang bersumpah itu adalah Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat-ayat ini Allah ﷻ bersumpah,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالذّٰرِيٰتِ ذَرۡوًا ۙ فَالۡحٰمِلٰتِ وِقۡرًا فَالۡجٰرِيٰتِ يُسۡرًا ۙ فَالۡمُقَسِّمٰتِ اَمۡرًا ۙ اِنَّمَا تُوۡعَدُوۡنَ لَصَادِقٌ وَّاِنَّ الدِّيۡنَ لوَاقِعٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Demi angin kencang yang menerbangkan debu dengan tiupannya yang sangat kuat dan dahsyat. Dan dengan awan yang gumpalannya mengandung banyak air hujan. Dan kapal-kapal yang berlayar hilir-mudik di lautan dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari) pembalasan pasti terjadi.</i>" (QS. Az-Zariyat Ayat 1-6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan dengan para malaikat yang membagi-bagi segala urusan yang dipikulkan kepada mereka seperti mengatur perjalanan planet dan bintang-bintang, soal menurunkan air hujan, membagi rezeki, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat di atas mengajak kita untuk berpikir tentang angin. Angin adalah massa udara yang bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan lebih rendah. Penyebab adanya perbedaan tekanan ini adalah perbedaan suhu. Pada keadaan volume yang tetap, kenaikan suhu udara akan menaikkan tekanannya. Tetapi pada kenyataannya di alam kenaikan suhu udara pada suatu tempat akan menyebabkan pemuaian volume udara dan pengaliran udara ke atas, sehingga kerapatan udara di tempat itu akan berkurang dan akan diisi oleh massa udara dari tempat lain yang lebih dingin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi pada dasarnya pergerakan udara ini dikendalikan oleh energi yang ditimbulkan oleh perbedaan suhu di tempat-tempat lain di permukaan bumi. Dengan pergerakannya, angin juga berperan sebagai radiator penyeimbang suhu udara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tanpa adanya angin suhu di daerah gurun akan jauh lebih panas daripada yang didapati sekarang, demikian pula di daerah dingin akan sangat membekukan. Energi pergerakan angin yang memadai dapat memberikan banyak manfaat kepada manusia, seperti untuk pelayaran, memutar kincir untuk pembangkit energi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di luar kendali manusia angin berperan penting dalam penyerbukan bunga-bunga menjadi buah dan menerbangkan biji-bijian serta spora untuk penyebaran tumbuhan. Fenomena lain yang terjadi adalah terciptanya gelombang di lautan. Pergerakan udara dapat pula terjadi dengan energi yang demikian besar sehingga menimbulkan bencana dan kerugian misalnya dalam bentuk badai dan topan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan angin Allah ﷻ bersumpah dan yang membagi-bagi urusan. Dengan adanya angin, demikian banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi yang diakibatkan hembusannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-74995045627046215862023-07-25T07:19:00.003+07:002023-07-25T07:19:11.519+07:00HIJRAH MENUJU ISLAM KAFFAH MENUNTUT PENGORBANAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBtM1xgKNEEoynd1YzDEKFTQuSno_akv9TrqeVk8bgmyPK99fAnqZbyGR--OgE8zjrJo-jjuc0BO5hAQtWjejBnTheeNnTHTa59YB95a9bQQsn_WP5U1ED8CN40yD0nlUY7_wPX2_Aih7rYBl3IETUf9UbptMoyegZAfRg0xWyAcGi43wYpQ_qzijBpoY/s16000/Dibalik-Islam-Berubah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Ramsa</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam perjalanan hidup sebagai Muslim tentu tak akan jauh dari yang namanya hijrah. Karena hijrah itu berpindah atau mengalami perubahan, yakni berubah ke arah yang lebih baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak ada seorang pun yang ingin tetap dalam keterpurukan hidupnya, mestilah punya keinginan berubah terutama bertambah baik, tambah hartanya atau tambah ketaatannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhamdulillah sebagai Muslim saya pun ingin berubah dan menjadi lebih baik. Berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga dan umat. Di momen tahun baru Islam ini saya dapat kepercayaan menjadi partner Bunda Neni Arini mengisi Kajian Online 24 yang bertajuk Pengorbanan dan Hijrah Menuju Islam kaffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bunda Neni Arini menjelaskan dengan gamblang makna hijrah beserta dalilnya dari Al-Qur'an dan As Sunnah, sedang saya sebagai pemateri kedua mengambil judul kecil yakni "<i>Ilmu dan Pengorbanan</i>".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah materi dari Bunda Neni acara Kajol diisi dengan sekapur sirih dari Bunda Lilik Yani tercinta sang Muasis SSCQ atau sahabat Surga Cinta Qur'an, beliau menyapa hangat peserta dan mendoakan agar senantiasa sehat dalam keberkahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Acara berlanjut dengan Kuis dan keseruan pun menyapa kala Bunda Lilik menyampaikan klu terkait ayat yang mesti ditebak surah apa, ayat berapa dan juz berapa? Yang bisa jawab hanya peserta yang ikut menjawab kuis yang sudah dikerjakan beberapa hari sebelumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu giliran saya menjelaskan materi seputar ilmu, pengetahuan dan tsaqofah. Apa beda ketiganya, dan bagaimana sikap kita dalam menuntut ilmu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenapa harus menuntut ilmu? Karena dalam berhijrah dan melakukan aktivitas apapun butuh ilmu. Untuk itu butuh contoh terbaik dalam menuntut ilmu, merekalah para ulama hebat seperti Imam Syafii, Imam Bukhari yang berjuang mengumpulkan hadis Rasulullah hingga berjalan berbulan-bulan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atau pengorbanan Imam ilmuwan polimath Al Biruni yang berjalan ke banyak wilayah dengan jarak ratusan kilo meter hingga ribuan kilo meter demi menuntut ilmu. Hingga lahirlah Al Biruni sang Ilmuwan, ahli geografi, astronomi, ilmu hadis dan banyak ilmu lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak kalah pentingnya juga kita mengenal ilmuwan wanita yang hebat salah satunya yakni Nafisa bin Husain guru Imam Syafii dan para iman lainnya. Ada juga Sutayta al Mahamli yang lahir dari keluarga kaya dan sangat rajin belajar, hingga Sutayta pun menjadi ilmuwan sekaligus ulama aritmatika dan sangat jago dalam ilmu waris. Beliau juga menguasai fikih dan ilmu lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh dari ulama ini kita bisa mengambil hikmah bahwa mereka tumbuh jadi ulama berkat kegigihan dan pengorbanan waktu, tenaga dan materi yang tidak sedikit. Mengurangi waktu makan dan tidur juga memperbanyak doa dan riyadhoh atau kedekatan dengan Ilahi rabbi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya memilih judul ini sekligus jadi cambuk buat diri sendiri agar bisa lebih semangat berkorban dan mengisi waktu dengan belajar dan sabar menjalani segala tantangan hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhamdulillah kajol berjalan lancar dan cukup banyak pertanyaan masuk. Semua bisa terjawab dengan izin Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jazakillah khairan Bunda Lilik Yani atas kesempatannya, juga jazakillah khairan jaza buat mba Dewi Nasjag yang sudah memandu dengan baik. Buat semua panitia jazakunnallah khairan Jaza. Allah sebaik-baik pembalas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-53793090536476122982023-07-24T09:31:00.004+07:002023-07-24T09:31:49.667+07:00CARA BICARA SEORANG MUKMINAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmglxngK3Ilp33OwMlPkUvVI6qy8QX-kh_q25sSOBO-D5LI3P3fDXPBgfE_bx8iXDZae11vmgxmXuc_L9c25f915Sj9yxEeO58vDu9l5CuzDR0Euv_-1nA7hcxw7YwYrdv6_K2yCJZciMZmL0RUwvrXIHd0HKy2ZAIsMujchw0O8uYwJzLvpHgrQ_LvmSE/s16000/Dibalik-Islam-Muslimah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah <i>Subhanahu Wa Ta'ala</i> berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يٰنِسَآءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَاَ حَدٍ مِّنَ النِّسَآءِ اِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِا لْقَوْلِ فَيَـطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.</i>" (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 32)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni, jika mereka bertakwa kepada Allah ﷻ, maka mereka akan mengungguli kaum wanita dan tidak akan dikejar oleh yang lain. Maka mereka menyempurnakan takwa dengan mengerjakan semua sarana kepada takwa dan maksudnya. Oleh karena itulah, di ayat ini Allah <i>Subhanahu wa Ta'ala</i> mengarahkan mereka untuk memutuskan sarana-sarana yang dapat mengarah kepada yang haram.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan laki-laki atau ketika mereka mendengarkan suaramu. Allah <i>Subhanahu wa Ta'ala</i> dalam ayat tersebut menggunakan kata-kata, “<i>Falaa takhdha’na bil qauli</i>” (jangan kamu tunduk dalam bicara), tidak “<i>Falaa talinna bil qauli</i>” (jangan kamu lembut dalam suara), karena yang dilarang adalah ucapan lembut yang di sana terdapat ketundukan wanita kepada laki-laki dan jatuh di hadapan mereka. Ucapan lembut yang disertai ketundukan itulah yang membuat laki-laki tergoda, akan tetapi ucapan lembut yang di sana tidak terdapat ketundukan, bahkan terkadang terdapat ketinggian di hadapan musuh, maka yang demikian tentu tidak membuat lawan bicaranya menjadi suka. Oleh karena itulah, Allah ﷻ memuji Rasul-Nya karena kelembutannya (lihat surah Ali Imran: 159) dan memerintahkan Musa dan Harun ‘alaihimas salam untuk berkata lembut kepada Fir’aun (lihat surah Thaha: 43-44).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan orang yang ada penyakit dalam hatinya adalah orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina. Orang yang hatinya tidak sehat sangat mudah sekali tergerak hatinya karena melihat atau mendengar sesuatu yang membangkitkan syahwat. Adapun orang yang sehat hatinya dari penyakit hati, maka tidak ada syahwat terhadap yang diharamkan Allah ﷻ, tidak membuatnya cenderung dan tidak tergerak olehnya. Berbeda dengan orang yang sakit hatinya, maka ia tidak mampu menahan seperti yang dilakukan oleh orang yang sehat hatinya, dan tidak bersabar seperti kesabarannya. Sehingga ketika ada sebab kecil pun yang mengarah kepada yang haram, maka orang yang hatinya ada penyakit akan mudah mengikutinya dan tidak mau menolaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat, “<i>Sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya,</i>” di samping memerintahkan untuk menjaga kemaluan dan sebagai pujian terhadap laki-laki yang menjaganya dan perempuan yang menjaganya serta larangan mendekati zina, juga menunjukkan bahwa sepatutnya seorang hamba apabila melihat keadaan seperti ini dalam dirinya, dan merasa senang mengerjakan yang haram saat melihat atau mendengar ucapan orang yang menginginkannya, serta mendapatkan pendorong ketamakannya dan telah mengarah kepada yang haram, maka kenalilah bahwa itu adalah penyakit. Oleh karena itu, hendaknya ia berusaha memperkecil penyakit ini dan memutuskan pikiran-pikiran buruk yang melintas di hati serta berusaha menyelamatkan dirinya dari penyakit berbahaya ini, serta meminta perlindungan dan taufik kepada Allah <i>Subhanahu wa Ta’ala</i>, dan bahwa yang demikian termasuk menjaga <i>farji</i> yang diperintahkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat ini terdapat dalil, bahwa sarana dihukumi dengan tujuannya, karena melembutkan suara pada asalnya adalah mubah, akan tetapi karena hal itu menjadi sarana kepada yang haram, maka diharamkan pula. Oleh karena itu, selayaknya bagi kaum wanita tidak melunakkan suaranya ketika berbicara dengan laki-laki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah Allah ﷻ melarang mereka melembutkan suara, mungkin timbul persangkaan, bahwa kalau demikian berarti mereka diperintahkan untuk mengeraskan suara, maka anggapan seperti ini ditolak dengan firman-Nya, “<i>dan ucapkanlah perkataan yang baik.</i>” Yakni ucapkanlah perkataan yang tidak kasar, namun tidak pula terlalu lembut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-16025479151274755202023-07-23T13:22:00.003+07:002023-07-23T13:22:15.120+07:00KETENTUAN ALLAH ﷻ ITU BAIK MESKIPUN KAMU TIDAK MENYUKAINYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBD-ZkK-3MORuiKvL6BAloKTx8ifKc9CA-IieYCLOEPpEE7JLXKWlIGqIstIYD267YOiweZNlozqpP_f0_A5RPWV3632nkyEnmW08Jtt_FtWc3CDI-4-zW2Dv_WzMgnvQ1EkMHPPzEqSctDVm8bBd2OaazSD9tYib1LKupwAr81dCsxHZoiPvPlBSWBuIi/s16000/Dibalik-Islam-Takdir.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Kahf Ayat 80, Allah ﷻ menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاَمَّا الۡغُلٰمُ فَكَانَ اَبَوٰهُ مُؤۡمِنَيۡنِ فَخَشِيۡنَاۤ اَنۡ يُّرۡهِقَهُمَا طُغۡيَانًا وَّكُفۡرًاۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan adapun anak muda (kafir) itu, kedua orang tuanya mukmin, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun anak yang dibunuh itu, adalah anak yang kafir sedangkan kedua orang tuanya termasuk orang yang sungguh-sungguh beriman. Maka kami khawatir karena kecintaan kedua orang tuanya kepada anak itu keduanya akan tertarik kepada kekafiran. Qatadah berkata, "<i>Kedua orang tuanya gembira ketika anak itu dilahirkan, dan keduanya bersedih ketika anak itu terbunuh.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan seandainya dia masih hidup akan mengakibatkan kesusahan dan kebinasaan pada kedua orang tuanya. Oleh sebab itu hendaklah setiap orang menerima ketentuan Allah ﷻ dengan senang hati karena ketentuan Allah ﷻ bagi seorang mukmin dalam hal yang tidak disukainya adalah lebih baik daripada ketentuan Allah ﷻ terhadapnya dalam hal-hal yang disukainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Allah tidak menetapkan kepada seorang mukmin suatu ketetapan, kecuali ketetapan itu terdapat kebaikan baginya.</i>" (Riwayat Ahmad dan Abu Ya'la)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesuai pula dengan firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.</i>" (QS. Al-Baqarah [2]: 216)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hukum perang itu menjadi wajib kifayah dalam rangka membela diri dan membebaskan penindasan. Bila musuh telah masuk ke dalam negeri orang-orang Islam, hukumnya menjadi wajib 'ain. Hukum wajib perang ini turun pada tahun kedua Hijri. Ketika masih di Mekah (sebelum Hijrah) Nabi Muhammad ﷺ dilarang berperang, baru pada permulaan tahun Hijrah, Nabi diizinkan perang bilamana perlu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berperang dirasakan sebagai suatu perintah yang berat bagi orang-orang Islam sebab akan menghabiskan harta dan jiwa. Lebih-lebih pada permulaan Hijrah ke Madinah. Kaum Muslimin masih sedikit, sedang kaum musyrikin mempunyai jumlah yang besar. Berperang ketika itu dirasakan sangat berat, tetapi karena perintah berperang sudah datang untuk membela kesucian agama Islam dan meninggikan kalimatullah, maka Allah ﷻ menjelaskan bahwa tidak selamanya segala yang dirasakan berat dan sulit itu membawa penderitaan, tetapi mudah-mudahan justru membawa kebaikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Betapa khawatirnya seorang pasien yang pengobatannya harus dengan mengalami operasi, sedang operasi itu paling dibenci dan ditakuti, tetapi demi untuk kesehatannya dia harus mematuhi nasehat dokter, barulah penyakit hilang dan badan menjadi sehat setelah dioperasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memerintahkan sesuatu bukan untuk menyusahkan manusia, sebab di balik perintah itu akan banyak ditemui rahasia-rahasia yang membahagiakan manusia. Masalah rahasia itu Allah ﷻ-lah yang lebih tahu, sedang manusia tidak mengetahuinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khidir berkata, "<i>Kami telah mengetahui, bahwa anak itu jika sudah dewasa, akan mengajak ibu bapaknya kepada kekafiran dan mereka berdua akan mengikuti ajakannya karena sangat cinta kepada anaknya.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-83245897752372389052023-07-22T06:24:00.010+07:002023-07-22T06:24:55.654+07:00TINGGALKAN KEZALIMAN MENUJU KEADILAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHcLYaaGiKsV02Z1eKxHEaqf62fA3mYRw2CTuSCWdTD4_KtAqyBgfoFtosX8xUTzdIuHoqs98XUzKT-DKeXi1Hz-J5viYjB_1M8uVzK5B6zfubWEPMvP-SrujYsYNEaBHf34ba5k444LtJpdBz4WVUBKtjrv4dsXspAyQtrlMfA2Nhu6FMKNdHogNmzOuc/s16000/Dibalik-Islam-Hijrah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Belakangan ini kata hijrah menjadi suatu istilah yang begitu digandrungi kaum Muslim. Kata hijrah menjadi lekat untuk pribadi-pribadi yang ingin berubah menuju kehidupan Islami. Ini merupakan pertanda positif. Tinggal bagaimana perubahan itu dilanjutkan dengan mengkaji Islam secara penuh. Tentu agar makna hijrah tidak sebatas perbaikan akhlak pribadi, ibadah atau muamalah. Hijrah tidak lain adalah perubahan total menuju kehidupan Islami yang utuh.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Hijrah Hati</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsyMZ_vL_IPT2tLRgoz5903sI-dZ6wI3RS6MIGo2TlobkSG6x9swiqD8tOp5CHCAsAkVSWJFhQeqWVb-ymp7OH2OsBGfrHWCoOugP0hAwIR2yZJtaRNzbd3P91Gn_UoqNknegB4ykXihepL62yLSSbZirO1OP_4V7DVjCKCzI-yEwecdveFqTrNICSlVAJ/s16000/0-Dibalik-Islam-Langkah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Qayyim <i>rahimahulLâh</i> dalam kitabnya Risâlah At-Tâbûkiyah menguraikan ada dua jenis hijrah. <b>Pertama</b>, hijrah bi al-jismi (hijrah fisik), yakni berpindah dari satu negeri ke negeri lain, yakni dari negara kufur (dâr al-kufr) menuju Negara Islam (Dâr al-Islâm). <b>Kedua</b>, hijrah bi al-qalbi (hijrah hati) menuju Allah ﷻ dan Rasul-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa hijrah mengandung kondisi ‘dari’ (min) dan ‘menuju’ (ilâ). Dengan demikian hijrah hati bermakna: dari cinta selain Allah menuju cinta kepada-Nya; dari ibadah kepada selain Allah menuju ibadah kepada-Nya; dari rasa takut, berharap dan tawakal kepada selain Allah menuju takut, berharap dan tawakal hanya kepada-Nya. Demikian sebagaimana perintah Allah kepada setiap Muslim untuk berlari sekuat tenaga menuju Diri-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَفِرُّواْ إِلَى ٱللَّهِۖ</div><div style="text-align: justify;"><i>Berlarilah kalian menuju Allah!</i> (TQS adz-Dzariyat [51]: 50).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam bahasa Arab kata farra menunjukkan larinya seseorang dari sesuatu yang ditakuti, seperti melarikan diri dari kejaran singa. Karena itu seorang Muslim wajib berusaha keras meninggalkan kemungkaran dan bersungguh-sungguh menuju ketaatan kepada Allah ﷻ. Berpaling dari ayat-ayat Allah dengan tidak menaati aturan-aturan-Nya hanya akan membawa penderitaan di dunia dan siksaan di akhirat. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sungguh bagi dia penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkan dirinya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta </i>(TQS Thaha [20]: 124).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pelaku hijrah hati yang utama harusnya adalah para penguasa. Ini karena kedudukan mereka menentukan baik-buruknya rakyat. Imam al-Ghazali menyatakan, “<i>Rusaknya rakyat adalah karena rusaknya penguasa.</i>” Oleh karena itu para penguasa harus berada di barisan paling terdepan dalam meninggalkan segala kemungkaran seperti: khianat terhadap rakyat dengan mengumbar janji palsu dan kebohongan, kongkalikong menguras harta rakyat, mengeluarkan berbagai kebijakan zalim terhadap rakyat, memperkaya diri dan keluarga dengan memanfaatkan jabatan, membiarkan agama dinista, dsb. Semuanya patut untuk ditinggalkan secepatnya dan sekuat tenaga karena penguasa macam itu akan mendapatkan tempat terburuk dan siksa yang paling keras pada Hari Kiamat. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا: إِمَامٌ عَادِلٌ، وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا: إِمَامٌ جَائِرٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Manusia yang paling Allah ‘Azza wa Jalla cintai pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi-Nya adalah pemimpin yang adil. Sungguh manusia yang paling Allah benci pada Hari Kiamat dan paling keras mendapatkan siksa-Nya adalah pemimpin yang jahat </i>(HR Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tinggalkan Sistem Zalim</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgixFS81iw1k311PK-aBOSKX6WY6hyIhPou7JQ1k9nhoYExl84fvCu_siLiiYwrjA3w9JaXmDNNVjyKCylW86wXOX6HaA6KFW9XYpIDzADTGX1GDCBf2fCngubGAxVGNkY-loWEDS52dUWrHTJ7B7enoInUAu4W6Splj1ow5sDlDYsCPVIdschO1A_2RnMn/s16000/0-Dibalik-Islam-Sistem-Kufur.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya pangkal kemungkaran hari ini bukanlah semata disebabkan oleh pribadi-pribadi yang bermaksiat pada Allah. Kemungkaran hari ini berasal dari sikap umat yang berpaling dari syariah Islam. Inilah induk dari segala kerusakan yang menyebabkan kerusakan terjadi secara luas. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)</i> (TQS ar-Rum [30]: 41).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akibat hukum pidana Islam tidak diterapkan, misalnya, berbagai kejahatan merajalela. Setiap hari nyaris tidak sepi dari berita pembunuhan dan penganiayaan. Polri mencatat selama empat tahun terakhir ada 3000 warga menjadi korban pembunuhan. Bahkan kekerasan hari ini lebih buruk dibandingkan dengan masa jahiliah. Saat ini banyak korban pembunuhan dimutilasi, misalnya. Bahkan ada yang dimasak seperti kasus terakhir di Sleman, Yogyakarta. Selain karena kian rusaknya nilai kemanusiaan, jelas juga karena hukum yang berlaku tidak memberi efek jera dan efektif memberikan pencegahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hukum juga sering tidak berlaku adil bagi rakyat kecil. Tahun 2015 seorang nenek divonis 1 tahun penjara oleh pengadilan di Situbondo dengan tuduhan mencuri dua batang kayu jati. Namun, Pemerintah pada tahun ini malah membebaskan sejumlah korporasi pelaku pembabatan hutan seluas 3,3 juta hektar untuk dijadikan perkebunan sawit ilegal. Padahal Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, keberadaan 505 kebun kelapa sawit ilegal di sejumlah daerah merugikan negara senilai Rp 44 triliun!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masa depan layanan kesehatan untuk rakyat juga semakin dipertanyakan. Pasalnya, DPR telah mengesahkan UU Kesehatan yang berpotensi merugikan rakyat. Layanan kesehatan diliberalisasi. Artinya, Negara semakin berlepas tangan dari tanggung jawabnya. Disebutkan, misalnya, dalam UU Kesehatan adanya penghapusan <i>mandatory spending</i> biaya kesehatan yang harusnya ditanggung APBN. Padahal Indonesia masih terbelit persoalan stunting, perbaikan alat dan fasilitas kesehatan, bahkan kurangnya kualitas pelayanan kesehatan. Indonesia juga masih kekurangan 130 ribu dokter dan Puskesmas serta rumah sakit hingga pelosok daerah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adanya BPJS juga bukan solusi layanan kesehatan bagi masyarakat. Dilaporkan ada 16,6 juta warga yang tidak sanggup melanjutkan iuran BPJS. Ironinya, warga yang menunggak iuran dapat terancam denda Rp 30 juta. Sudah terjadi kasus warga yang bunuh diri karena tidak bisa lagi berobat akibat tidak sanggup membayar iuran BPJS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat juga makin terancam akidahnya. Kasus penistaan agama oleh Panji Gumilang sampai hari ini belum diselesaikan secara hukum. Padahal MUI sudah mengeluarkan rekomendasi yang menyebutkan kesesatan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun tersebut. Publik pun bertanya: Mengapa Pemerintah begitu cepat dan sigap membubarkan FPI dan HTI tanpa alasan yang jelas, namun lamban menangani kasus Al-Zaitun yang telah dinyatakan sesat?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, saat ini keberadaan ideologi Komunisme dan para pendukungnya seperti mendapat angin karena sejumlah peraturan telah dikeluarkan. Di antaranya Keppres Nomor 17 Tahun 2022 juga Inpres No 2/2023 yang menempatkan PKI sebagai korban pelanggaran HAM. Hal ini akan memutarbalikkan fakta sejarah PKI dengan ideologi Komunismenya sebagai pelaku kudeta dan kejahatan keji berupa pembunuhan ribuan santri dan kiai, juga aparat pemerintah dan para perwira militer.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada kekhawatiran peraturan tersebut akan menghidupkan kembali hak-hak politik para anggota dan pendukung ideologi Komunisme. Apakah Pemerintah pura-pura tidak tahu kalau ideologi Sosialisme-Komunisme yang menganut keyakinan materialisme-atheisme bertentangan dengan akidah Islam? Sejarah di berbagai negara memperlihatkan ideologi Sosialisme-Komunisme ini tidak segan-segan menumpahkan darah kaum Muslim karena menganggap Islam sebagai ancaman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anehnya, saat diingatkan bahwa penolakan penerapan syariah Islam dan pemberlakuan sistem sekuler saat ini adalah penyebab rusaknya kondisi umat dan negeri, mereka malah menolak dan bersikukuh apa yang mereka lakukan demi kebaikan. Ini persis seperti yang telah Allah ﷻ ingatkan dalam al-Quran (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 11-12).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Total Menuju Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJc4N-NcWwF0fohM6GYbBReGByWwiYuC74MB1TjQXwh8ae76W_quSZ4QgwAPFvgAacxxquJo-mltBGgx5GuewB_NLKXcdaczE6GGr0qFbOlWsBvuFRqoAWeiHfgSpjh6ti81fxZS5pG7Ve7AjkWo8atj_UbKcmoOxn1WFkVBjpgKPa8jGujTLNxy8mEMx8/s16000/0-Dibalik-Islam-Masjid-Nabawi.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah saatnya umat menjadikan Islam sebagai dasar keyakinan dan aturan kehidupan dalam semua aspek; ekonomi, sosial, militer, politik dan kenegaraan. Ini karena Islam adalah ideologi yang benar dan sempurna. Syariahnya memberikan perlindungan terhadap jiwa, harta, akal, kelahiran dan nasab, kehormatan, akidah, keamanan dan negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadilan sistem Islam baru terwujud jika umat berislam secara total (kâffah). Tidak akan terwujud keadilan Islam jika ajaran Islam hanya diambil unsur spiritualnya dan moralnya saja. Sebaliknya, aturan ekonomi, pidana dan politik Islam dicampakkan. Yang diterapkan malah aturan demokrasi dan kapitalisme. Kalaupun sebagian hukum Islam diambil, itu karena semata memberikan keuntungan materi kepada pengelolanya seperti hukum haji, umrah, nikah, zakat, infak juga sedekah. Dengan cara seperti itu maka berbagai persoalan tidak akan pernah bisa diselesaikan. Beda hasilnya jika hukum-hukum Islam diterapkan secara kâffah dalam naungan Khilafah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengharapkan persoalan umat akan selesai dengan hanya mengangkat pemimpin beragama Islam tanpa penerapan hukum Islam adalah ilusi. Terbukti, hari ini di Tanah Air mayoritas kepala daerah, anggota dewan dan pejabat beragama Islam. Namun, persoalan umat tak kunjung selesai. Sebabnya, syariah Islam tidak mereka terapkan. Malah tidak sedikit pejabat dan anggota dewan beragama Islam terperosok dalam kejahatan korupsi. Menurut catatan KPK ada 22 gubernur dan 154 walikota/bupati dan wakil, serta 319 anggota dewan terjerat kasus korupsi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu pada momen Tahun Baru Hijrah ini, saatnya kaum Muslim berjuang untuk hijrah secara total, dari sistem yang penuh kezaliman menuju keadilan Islam. Caranya dengan menerapkan syariah Islam secara kâffah dalam naungan Khilafah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٍ، وَ دَاءُ الْمُسْلِم كَوْنُهُ مُسْلِمًا كَمَا أَرَادَ، وَ دَوَاءُ الْمُسْلِم كَوْنُهُ مُسْلِمًا كَمَا أَرَادَ اللهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap sakit ada obatnya. Sakitnya Muslim karena ia menjadi Muslim sesuai yang ia inginkan. Obatnya adalah ia menjadi Muslim sesuai yang Allah inginkan.</i> (Sayyid Muhammad Habib al-‘Ubaidi al-Mawshili, Habl al-I’tishâm wa Wujûb al-Khilâfah fî Dîn al-Islâm).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 302</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-75953547630910718282023-07-21T07:08:00.000+07:002023-07-21T07:08:00.609+07:00SEBAIK-BAIK MAKHLUK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ehmughW0JPR6G7j-vwdyPBGOY05UmAx3EmBsK8UCLSLGkdMiXKHRI8Buj8XPFPycyqSjT2gPNkR8RM7I8FHCMazYY8QQItbWUw0eIYd6lpLt-DqtJdCHrcanBheIuWknbNEtnKeLv3Ljz4HQnwNSNSzpY_G-QqeDWV4Pf3O-0vwZJRFN-9vwktO5EeX_/s16000/Dibalik-Islam-Sholat-Tanda-Taat.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pada Al-Qur'an surat Al Bayyinah ayat 7 Allah ﷻ menerangkan,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tahun kembali berganti. Waktu hidup kita di dunia semakin berkurang. Sementara petunjuk Allah ﷻ jelas. Sebaik-baik makhluk adalah yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Pertanyaannya, sudahkah keimanan yang kita miliki mengantarkan kita pada amal saleh?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Amal yang sesuai tuntunan zat penguasa Alam semesta yang kita yakini. Ataukah kita mengaku beriman pada Allah ﷻ, namun dalam beramal kita masih memakai standar manfaat diri pribadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mumpung momen <i>hijrah</i>, yuk kita benahi diri. Bertekad menjadi sebaik-baik makhluk. Semoga tahun ini menjadi tahun <i>hijrah</i> perubahan menyeluruh. Tak hanya individu yang menjadi <i>salih</i>, tapi juga masyarakat dan negaranya. Sehingga predikat sebaik-baik makhluk lebih mudah tergapai. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-64268910651910791972023-07-20T06:49:00.013+07:002023-07-21T06:59:19.357+07:00DUA KALI PENCIPTAAN MANUSIA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinP79q-fbzTT1IniHvRwkmFYX_zARE3xA0veUqh7wHLDBcd5VOUSLbO6ENmb03nmhP3iDAl_MFGjrR_e_zk6-FCuGNJPjY3sCb3qiK_-GCbtmgbahEbXt6DtivM4NR9Y3AkRU068CMdd5uHkXUPVy5_k1Pr10ZyiIQacIKMK0mVMng4Tzk-Qb3936cMqyF/s16000/Dibalik-Islam-Tunas-Toge.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah <i>Subhanahu Wa Ta'ala</i> berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'minun [23]: Ayat 15 – 16:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">15. "<i>Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">16. "<i>Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. </i>(Al Mu’minun: 15)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya sesudah penciptaan pertama dari tiada menjadi ada, maka sesudah itu kalian akan mati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburanmu) di hari kiamat.</i> (Al Mu’minun: 16)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni dalam penciptaan yang terakhir di hari akhirat nanti. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الآخِرَةَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.</i> (Al-'Ankabut: 20)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yaitu di hari berbangkit dan semua roh kembali kepada jasadnya masing-masing, lalu semua makhluk menjalani hisabnya, dan setiap orang yang beramal akan dibalasi sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik, maka balasannya baik, dan jika amalnya buruk, maka balasannya buruk pula.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab sahih disebutkan melalui Abuz Zanad, dari Al-A'raj dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"كُلُّ جَسَدِ ابْنِ آدَمَ يَبْلَى إِلَّا عَجْبُ الذَّنَب، مِنْهُ خُلِقَ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Semua jasad anak Adam hancur kecuali bagian bawah dari tulang punggungnya, karena dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula dia akan dibangkitkan kembali.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-48537847043213576402023-07-19T07:23:00.004+07:002023-07-19T07:23:19.839+07:00BERHALA ZAMAN NOW<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibUQyIqi2A1S2kv289RmlKOx0g1mcvmS7u-G8oKlJ3GMglEl6ehhUzU5cIS2YhjgxxR81wOoaxPExqNbPP9k_r0LxP-XBipHwGucsR2c46rV3s4kfZ9BUXoIzyPaKdw2yk2BjqLCiTyFobc8kvtV6wfkRlNp0Naui8bGiC39q1LyHzb4R1f_MZoxWcb13U/s16000/Dibalik-Islam-Mandi-Uang.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa Sahara</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Di zaman milenium ini kita tak pernah melihat seseorang menyembah berhala sebagaimana di zaman jahiliyah di suku Qurays Makkah dahulu. Di negeri ini terutama, tidak ada yang menyembah api.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semakin banyak yang tahu bahwa menyembah berhala itu tidak boleh. Namun, masih banyak yang belum tahu bahwa ada berhala yang tidak disadari yakni berhala berupa uang, kekuasaan dan bisa jadi wanita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak yang rela gadai akidah demi pasangan hidup, atau rela tidak taat ilahi demi sesuatu yang bernilai rupiah. Rela membelakangi aturan Allah ﷻ demi dapat jabatan dan kekayaan. Sungguh ini ibarat berhala yang akan memalingkan manusia dari ketundukan dan ketaatan pada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada tataran yang lebih luas terutama dalam urusan politik, umat ini dan sebagian besar pejabat pemerintah malah mengagungkan aturan hidup yang disebut demokrasi, seolah demokrasi lebih baik dari aturan ilahi yang Maha Baik, dan maha sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya' ayat 98 Allah ﷻ mengingatkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وٰرِدُونَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selayaknya sebagai muslim kita hanya mengambil aturan Allah ﷻ atau syariat sebagai pengatur hidup dan kehidupan kita. Syariat yang kaffah ini akan jadi penyelamat kehidupan di dunia hingga akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-16478664558398853602023-07-18T12:52:00.003+07:002023-07-18T12:52:44.541+07:00SEDEKAH TERBAIK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKvUX5JITfkd9viJ8WLFFMP4WK2zD-zgmgGq_yLjyQPBIc-v-EPUXbh0p-35b9e2DjYQ5Kw7OiwIgCM6pNoXhnds4-iv-8lEu3pkSKcJwg5oixbiS5p9MuscoMGgO0tkacEjh3Xk7tip3LAjJOHV7Gw6iJTn0IPN93TGbe0V47QTH7UkqF8NEN-8fM7Lji/s16000/Dibalik-Islam-Sedekah-Terbaik.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Siapa yang pernah ada dalam kondisi punya uang terbatas, namun ada orang lain yang lebih membutuhkan, akhirnya kita berikan uangnya pada orang itu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan khawatir, Allah ﷻ tak pernah tidur. Apa yang kita lakukan semuanya tercatat disisi-Nya. Dan tahukah? Bahwa sedekah seperti itu adalah sedekah yang paling utama, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah ra. berkata, "<i>Ada seseorang menemui Rasulullah ﷺ, lalu bertanya, Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?</i>" Beliau menjawab, "<i>Kamu bersedekah ketika kamu sehat, sangat membutuhkan (barang/harta itu), khawatir jatuh miskin, mengharapkan segera kaya, dan tidak menunda-nunda sehingga nafas sampai di tenggorokan. Kamu bicarakan kepada si fulan demikian, dan ke si fulan begini dan begini ingatlah sungguh telah ada (sifat dermawan) pada si fulan.</i>" (HR.Bukhari dan Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka hempaskan banyak kekhawatiran yang menyerang kita jika kita ingin bersedekah. Yakinlah, bahwa setiap harta yang kita keluarkan dalam kondisi yang disebutkan di atas, saat kita merasa berat, saat kita merasa butuh dengan apa yang ingin kita sedekahkan, justru saat itulah, waktu sedekah terbaik. <i>Masya Allah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga kita bisa melatih diri untuk tak ragu dalam bersedekah. Karena sedekah tak harus menunggu kaya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an surat Al Insan ayat 8-9 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-45621697367410236372023-07-17T08:21:00.000+07:002023-07-17T08:21:12.966+07:00TAK BERHIJAB ASAL BAHAGIA, AWAS NARASI MENYESATKAN!!!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwus8uZuxWvRdidZAyPWRsDfk2tSoHa7ktt1CRVGr6BSCPn3ut8Z-9H6GQsNCdUS2k_23a7MgFCPXbccAXMSwBh-Px4tFqE8RzpSw7Ojz6sMuJK5q1yK7hfp1oHLqcZjTLafRlIVHD9vkzpPOHeFnoHtbYOXtas68NnhnZABSHt19eTYAPzo73qFUYEQmt/s16000/Dibalik-Islam-Jilbab.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Arik Rahmawati</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang muslimah ada perintah untuk berhijab secara sempurna mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki kecuali muka dan telapak tangan. Hal ini telah disepakati oleh berbagai madzhab dari kalangan umat Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana Allah ﷻ berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا</div><div style="text-align: justify;">Artinya: <i>"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."</i> (Qs. Al-Ahzab: 59).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ juga berfirman dalam surah An Nur ayat 31:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ - ٣١</div><div style="text-align: justify;">Artinya: <i>"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra......</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Alhamdulillah</i> hari ini ada peningkatan yang luar biasa terhadap kesadaran para muslimah untuk berhijab. Mulai dari arisan ibu-ibu PKK, arisan Ibu RT, perkumpulan ibu wali murid, perkumpulan ibu-ibu senam, perkumpulan reunian, ibu-ibu yang ada di kantor-kantor, karyawati yang ada di mal-mal juga ibu ibu sosialita, artis-artis ibu kota hingga polwan dan tentara wanita boleh berhijab. <i>Subhanallah....</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh perubahan yang luar biasa sekali dibanding gaun para wanita di jaman orde Baru dulu. "<i>Sungguh sangat njomplang plang-plang.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentunya kita sebagai seorang muslimah sangat senang dengan perubahan masyarakat ini. Kita harus mendukung dengan kondisi ini. Inilah hasil dari perjuangan para pendahulu kita. Ini adalah perjuangan para pengemban dakwah yang tak pernah lelah sejak bertahun-tahun lamanya. Inilah buah dari perjuangan yang tak sia-sia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tetapi tentunya kita sekarang ini tak boleh terlena dengan kemudahan mengenakan jilbab ini. Kita tetap harus melakukan pencerdasan terhadap umat akan kewajiban ini. Karena banyak yang hanya sekedar ikut-ikutan saja tak mengetahui hukum secara asalnya. Mereka terbiasa buka tutup hijabnya. Berhijab kalau ada kondangan. Berhijab kalau ada kematian. Berhijab kalau ada acara ke luar kota. Dan seabreg alasan berhijab lain yang tidak pada tempatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika berhijab tidak karena Allah ﷻ akan sangat rentan untuk melepas hijab sebagaimana fenomena akhir-akhir ini yang dipraktikkan oleh para artis ibu kota. Misalnya sakit hati dengan pasangan akan begitu mudahnya melepas hijab. Melepas hijab agar percaya diri. Melepas hijab agar bahagia dan narasi menyesatkan lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas itu adalah penyesatan yang sangat mengerikan. Bagaimana mungkin meninggalkan kewajiban disebut dengan meraih kebahagiaan? Itu jelas kebahagiaan semu. Bukan kebahagiaan hakiki. Karena pada dasarnya kebahagiaan hakiki bagi seorang muslim itu adalah mendapatkan <i>ridho</i> Allah ﷻ karena menjalankan perintahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berikut beberapa artis yang lepas hijab karena berbagai alasan yang kami rangkum dari suara. Com 12-7-2023 adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Nikita Mirzani</b></div><div style="text-align: justify;">Menurut Nikita, dia mengenakan hijab untuk mencari kedamaian dalam dirinya, tetapi dia mendapat banyak kritik atas keputusannya tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Shinta Bachir</b></div><div style="text-align: justify;">Dia mengakui bahwa dia masih bingung dan pernah berpikir bahwa jika dia mengenakan hijab, rezekinya dalam dunia hiburan akan berkurang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3. Reza Artamevia</b></div><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang figur publik dan seorang ibu dari dua anak, Reza merasa bahwa dirinya adalah milik masyarakat. Oleh karena itu, dia memilih untuk tampil sesuai dengan citra yang dikenal oleh masyarakat, yaitu tanpa hijab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>4. Chyintiara Alona</b></div><div style="text-align: justify;">Melepaskan hijab karena tidak jadi menikah dengan kekasihnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>5. Rachel Venya</b></div><div style="text-align: justify;">Rumah tangga selebgram Rachel Vennya dan suaminya, Niko Al Hakim, mulai retak pada akhir tahun 2020. Hal ini terungkap setelah Rachel memutuskan untuk melepas hijab dan memposting unggahan yang penuh dengan kegalauan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>6. Salma fina Sunan</b></div><div style="text-align: justify;">Dia membuka hijab setelah bercerai dengan Taqy Malik dan berpindah agama Kristen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>7. Trie Utami</b></div><div style="text-align: justify;">Memutuskan melepas hijab setelah bercerai dari suaminya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>8. Marshanda</b></div><div style="text-align: justify;">Melepas hijab setelah bercerai dari suaminya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>9. Vitalia Sesha</b></div><div style="text-align: justify;">Memakai hijab karena menghadapi masalah hukum terkait pencucian uang serta kepemilikan narkoba setelah itu lepas lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>10. Rina Nose</b></div><div style="text-align: justify;">Menurutnya, keputusan awal untuk memakai dan kemudian melepas hijab mungkin sulit dipahami oleh orang lain. Namun, Rina mengaku mengalami konflik batin saat mengambil langkah tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>11. Rossa</b></div><div style="text-align: justify;">Rossa, yang akrab disapa Teh Ocha, mengungkapkan bahwa dia masih terikat dengan berbagai pekerjaan di mana dia tidak diizinkan untuk mengenakan hijab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>12. Nathalie Holscher</b></div><div style="text-align: justify;">Tidak diketahui dengan pasti alasan Nathalie Holscher melepas hijab. Namun, publik menduga bahwa dia telah menghadapi banyak masalah, termasuk perceraian dengan Sule, yang membuatnya berani melepas hijab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah beberapa artis yang sudah familiar di tengah-tengah masyarakat yang telah melepas hijabnya. Adapun sebagian besar alasan yang dilontarkan oleh mereka karena mereka menghadapi masalah terhadap dirinya sendiri misalnya perceraian dan batalnya pernikahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian perlu adanya penjaga agama Islam. Penjaga itu tak lain tak bukan adalah seorang penguasa. Dimana penguasa menerapkan seluruh hukum-hukum Allah ﷻ termasuk aturan berbusana muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-25210670546327345352023-07-16T14:04:00.002+07:002023-07-16T14:13:13.312+07:00HIJRAH DARI SISTEM JAHILIAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh09yZlJGKB9MUCNfPudTHxm4pNgj27APhm2xY8t2gKC3qV3IWkzWxY3F1MpWwERpX8FI6wAQutnieCZPVSYYGm8UQ7FI8D9iEIv_OXAxFc4QIUjAcPcohDbMRaGt6BRVireGhz2cmZvtia7hE_CEaBNc-_TsL-6FWjwY9IxouBIrXmz7pfjraDJgLNBAX/s16000/Dibalik-Islam-Tahun-Baru-Islam.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak terasa, kita saat ini sudah ada di penghujung tahun 1444 H. Hanya beberapa hari lagi kita akan memasuki Tahun Baru Hijriyah, yakni 1445 H. Sebagian umat Islam menjadikan Tahun Baru Hijrah sebagai momentum untuk melakukan refleksi (perenungan), kontemplasi (muhâsabah), bahkan mungkin menetapkan sejumlah resolusi (tuntutan) baru untuk masa depan hidupnya agar lebih baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Hal yang sama sudah seharusnya dilakukan oleh kaum Muslim yang merupakan penduduk mayoritas di negeri ini. Bahkan saat ini, sudah saatnya kaum Muslim <u><i>secara kolektif</i></u> di negeri ini berani melakukan semacam koreksi terhadap sistem kehidupan sekuler yang dijalankan selama ini, yang terbukti bermasalah. Baik terkait sistem ekonomi, sistem hukum, sistem peradilan, sistem politik dan pemerintahan, sistem pendidikan maupun sistem sosial, dll.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, kaum Muslim harus berani berhijrah, yakni meninggalkan sistem kehidupan sekuler ini, menuju sistem kehidupan yang shahih, yakni sistem kehidupan Islam. Selama kaum Muslim tidak memiliki tekad dan keberanian untuk berhijrah, yakni meninggalkan sistem jahiliah ini, menuju sistem Islam, maka nasib mereka tidak akan pernah berubah. Bakal tetap terpuruk dan terjajah. Karena itu hiruk-pikuk Pilpres/Pemilu yang rutin digelar setiap lima tahun sekali pun tak akan pernah menghasilkan perubahan yang berarti. Pasalnya, pada faktanya Pilpres/Pemilu hanya menghasilkan rezim baru yang berganti wajah, tetapi tetap dengan menjalankan sistem yang sama, yakni sistem sekuler yang bermasalah, yang notabene adalah sistem jahiliah; bukan menerapkan syariah Islam secara kâffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Hijrah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ_4q_PuO-bPj6vMbs60JhH6yNPcif3xtkucyb0TwM7NabXPjEwYnFkP5OyQ0v34RbeZkXuuzUfTR1ceqY-idUGD3CF39_E5CqStKV-xNr3j9HNAUfpf4L-gOKcpgxLuK7oFN0dLCIBNjICLg8fZ2UaEGzAbszDpZ6ruFPUt1GAsDAQ1j1pKL7kkF0-hto/s16000/0-Dibalik-Islam-Hijrah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara bahasa, al-hijrah merupakan isim dari fi'il ha-ja-ra. Maknanya adalah meninggalkan. Dalam Hadis Nabi Muhammad ﷺ dinyatakan, misalnya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Allah larang </i>(HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hijrah dalam pengertian ini tentu wajib dilakukan oleh setiap Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun menurut istilah khusus, menurut Ar-Raghib al-Ashfahany (w. 502 H), hijrah berarti keluar dari dârul kufr (yakni wilayah yang menerapkan hukum-hukum kufur) menuju Dârul Îmân (yakni wilayah yang menerapkan seluruh hukum Islam) (Al-Ashfahâny, Al-Mufradât fî Gharîb al-Qur’ân, hlm. 833).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makna hijrah seperti ini semakna dengan apa yang dinyatakan oleh Al-Jurjâni (w. 471 H) dan al-Qurthubi (w. 671 H) yang menyatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الهِجْرَةُ وَهِيَ الخُرُوْجُ مِنْ دَارِ الْحَرْبِ إِلَى دَارِ الإِسْلاَمِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hijrah adalah keluar atau berpindah dari negara yang diperangi (negara kufur) ke Negara Islam</i> (Al-Qurthuby, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, 5/349; Al-Jurjani, At-Ta’rîfât, 1/83).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hijrah semacam inilah yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah (yang saat itu merupakan Dârul Kufur [negeri kufur]) menuju Madinah (yang saat itu telah berubah menjadi Dârul Islam (Daulah Islam/Negara Islam). Hijrah dalam makna khusus inilah yang dijadikan awal penanggalan dalam Islam. Oleh karena itu tatkala mendiskusikan tentang penanggalan Islam, setelah mendengar berbagai usulan para Sahabat, Khalifah Umar bin Khaththab ra. menyatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">بَلْ نُؤَرِّخُ لِمُهاجَرَةِ رَسُوْلِ الله، فَإِنَّ مُهَاجَرَتَهُ فَرْقٌ بَيْنَ الْحَقِّ وَاْلبَاطِلِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Akan tetapi, kita akan menghitung penanggalan berdasarkan hijrah Rasulullah, karena sesungguhnya hijrah beliau itu telah memisahkan antara kebenaran dan kebatilan</i> (Ibn Al-Atsîr, Al-Kâmil Fî at-Târîkh, 1/3).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah merupakan peristiwa penting yang mengubah wajah umat Islam saat itu. Umat yang awalnya tertindas dan teraniaya di Makkah selama 13 tahun, setelah hijrah ke Madinah dan menegakkan tatanan masyarakat yang islami dalam sebuah negara, berubah menjadi umat yang mulia, kuat dan disegani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Eksistensi Negara Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGG2LFJ1-iSgx--152jJD0Ru9VIyaXKaftBipYJijMM0fk_pm5GODtIZfPif5xMJ_s-SvlPIKMdlVwZUg39lT_VYbauQ9Ce-J5NrbQc1PbNz3yO6c36iiTI-yg25DlPdOYDm9NGvBOhK0pZ_DYmoRDvEtr9RmowBkEnFffied2d7Zj8I0NSvnB6Lw0C4fC/s16000/0-Dibalik-Islam-Istanbul.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana kita ketahui, sistem apapun selain sistem Islam adalah sistem jahiliah. Termasuk sistem kehidupan sekuler yang diberlakukan di negeri ini. Pasalnya, di negeri ini syariah Islam tidak diterapkan, kecuali hanya sebagian kecil, seperti dalam urusan nikah, talak, dan rujuk; dalam urusan haji dan zakat; dsb. Sebaliknya, dalam berbagai urusan lain yang lebih besar (ekonomi, politik, hukum, peradilan, sosial, pemerintahan, dll) syariah Islam tidak digunakan. Padahal Allah ﷻ telah mencela sikap manusia yang tidak mau memilih hukum-hukum Allah dan malah lebih memilih hukum jahiliah. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah sistem hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik sistem hukumnya dibandingkan dengan sistem hukum Allah bagi kaum yang yakin?</i> (TQS al-Maidah [5]: 50).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berkaitan dengan ayat di atas, setelah Nabi Muhammad ﷺ diutus, sifat jahiliah memang tidak disematkan pada suatu masa secara mutlak dan umum. Namun, sifat jahiliah bisa disematkan pada realitas apa saja yang bertentangan dengan ajaran Rasul (Islam) (Ibnu Taimiyah, Iqtidha’ Shirâth al-Mustaqîm, 1/258); baik realitas itu berupa aqidah, sistem hukum dan perilaku, baik realitas itu individu, masyarakat ataupun negara. Negara (masyarakat) yang di dalamnya lebih dominan penentangannya terhadap hukum-hukum Allah, secara legal-formal menolak sistem Islam, lalu menerapkan aturan-aturan yang bertentangan dengan syariah Islam maka layak disebut dengan istilah jahiliah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu hijrah, dalam pandangan Islam, tentu berkaitan dengan upaya kaum Muslim, khususnya di negeri ini, untuk segera meninggalkan sistem hukum jahiliah ini menuju sistem Islam. Hijrah semacam ini tentu berkaitan erat dengan upaya mewujudkan Dârul Islam (Negara Islam). Sebabnya, hijrah Rasulullah ﷺ pun, yakni dari Makkah ke Madinah, bukan hanya bersifat individual, sebagaimana hijrah pertama dan kedua yakni sebagian Muslim ke Habsyah. Hijrah Rasul ﷺ adalah dalam rangka meninggalkan Dârul Kufur menuju Dârul Islam, yakni meninggalkan sistem jahiliah menuju penegakan sistem Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hijrah Menuju Penerapan Syariah Secara Kâffah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtaGD41NjBilWJfHHiH9br1PkKmHD7tQXgGV-6Fl9fiwsn6Kh0tJ7XQy2RvxClOLtZsno_n7hf9e3l7GbnnlwjdXQ_RiNJ8F71Q5u7JioMj0_RRzvLUAiVVLAbgopy4VO1tl5nPMd5RlgCAxEvv0-8reZqdHz8XZkhMTFqm2QyCqywTXWxn-W0yRD4Uk7U/s16000/0-Dibalik-Islam-Halal.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hijrah Nabi ﷺ ke Dârul Islam di Madinah adalah dalam rangka menerapkan dan menegakkan syariah Islam secara kâffah. Di Madinah Rasulullah ﷺ adalah pemimpin Negara Islam. Kekuasaan yang beliau terima di Madinah dari kaum Anshar bukanlah sekadar kekuasaan semata. Sebabnya, jika sekadar kekuasaan semata, hal itu bisa beliau dapatkan di Makkah. Kekuasaan beliau di Madinah tidak lain adalah kekuasaan yang menolong (shultân[an] nashîr[an]). Ini sebagaimana turunnya ayat yang memerintahkan beliau hijrah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah, “Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.”</i> (TQS al-Isra’ [17]: 80).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kekuasaan “<i>yang menolong</i>” adalah kekuasaan yang dengan itu syariah Islam diterapkan secara kâffah. Imam Ibnu Katsir, seraya mengutip Qatadah (w. 117 H), saat menjelaskan frasa “<i>kekuasaan yang menolong</i>”, menyatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">نَصِيرًا لِكِتَابِ اللَّهِ، وَلِحُدُودِ اللَّهِ، وَلِفَرَائِضِ اللَّهِ، وَلِإِقَامَةِ دِينِ اللَّهِ</div><div style="text-align: justify;">“<i>… untuk membela Kitabullah, hudûd Allah, hal-hal yang difardukan Allah, dan untuk menegakkan agama Allah</i>”. (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-Adzîm, 5/111).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Relevansi Hijrah Saat ini</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVx5evnUeCBb66s26kTDNi9Euyl6QEM1I-u0gjdKNY4iihbTUTSTsP61Sel6K4-AQDxnqZBqKh3d7YJMITsb_jiXXXPDm0aDvd9bGNkYVLg7U6Ckj3b4su3ObndpBmZ65HxuV-YZNvss_8mlA6mMEALUhzHMEu05hJ3YxPsyNL7vojkgtSVsiXTq5iGiel/s16000/0-Dibalik-Islam-Hijrah-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hijrah tetaplah relevan hingga Hari Kiamat. Yang terputus hanyalah hijrah dari Makkah ke Madinah pasca Makkah ditaklukkan dan menjadi Dârul Islam (Al-Qurthuby, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, 3/350).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam situasi sekarang, hijrah bisa kita lakukan dengan berpindah dari suatu tempat yang kita khawatirkan menggoyahkan keimanan kita, sementara kita tidak sanggup berupaya mengubahnya, menuju tempat yang dipenuhi suasana keimanan; meninggalkan pekerjaan yang banyak kemaksiatannya beralih ke pekerjaan yang halal; meninggalkan keadaan yang bisa membuat kita melanggar aturan Allah ﷻ, menuju keadaan yang mempermudah kita mendekatkan diri kepada-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang lebih penting lagi, sekaligus inilah esensi dari hijrah Nabi ﷺ, yang perlu diteladani, adalah hijrah meninggalkan sistem jahiliah saat ini, yakni sistem sekuler, menuju sistem Islam. Karena sistem Islam ini tidak bisa tegak tanpa kekuasaan, maka semestinya perjuangan umat bukan sekadar diarahkan untuk menjadikan sosok Muslim yang shalih sebagai penguasa. Lebih dari itu mestinya perjuangan umat Islam diarahkan memilih dan mengangkat penguasa Muslim yang shalih, yang kekuasaannya benar-benar digunakan untuk menegakkan syariah Islam secara kâffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan malah sebaliknya, kekuasaan yang diraih itu digunakan justru untuk melanggengkan dan makin memperkokoh sistem sekuler yang notabene adalah sistem jahiliah. Jika itu yang terjadi, sebagaimana saat ini, maka seluruh kaum Muslim bertanggung jawab atas keterpilihan penguasa yang nyata-nyata enggan menerapkan syariah Islam secara kâffah, dan malah melanggengkan sistem sekuler jahiliah saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, mari kita berhijrah secara total, yakni dengan meninggalkan sistem jahiliah saat ini menuju sistem Islam dalam naungan Daulah Islamiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ الْهِجْرَةَ خَصْلَتَانِ إِحْدَاهُمَا أَنْ تَهْجُرَ السَّيِّئَاتِ وَالأُخْرَى أَنْ تُهَاجِرَ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya hijrah itu dua macam. <b>Pertama</b>, kamu meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. <b>Kedua</b>, kamu berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya.</i> (HR Ahmad).</div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kaffah Edisi 301</span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-15496494236332026892023-07-16T06:48:00.001+07:002023-07-16T06:48:11.355+07:00SEMPURNAKAN TAKARAN TIMBANGAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBZzbGU1n1PKg7KN9gICkH5W7uxPva6bx6O8_RHl2yNZqoXjt5cvXFoozjrVLQYHRL27QI4w4PLC4SlmOfO-I7HgYUteW-eBzaCEvpGwcQKlCzz7I9svVz4ssQiDAwbF745PCye7x_RpJgeC-xRQePKbWlr9ecj_hYzW-ZUrYdb8tPMr1CwGY4tanpnxt9/s16000/Dibalik-Islam-Timbangan-Neraca.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَاَ وْفُوا الْـكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوْا بِا لْقِسْطَا سِ الْمُسْتَقِيْمِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.</i>" (QS. Al-Isra' 17: Ayat 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">35. Ini adalah perintah untuk berlaku adil dan menyempurnakan takaran dan timbangan-timbangan dengan adil tanpa memangkas ataupun menguranginya. Dari konteks umum ayat di atas dapat diambil faidah, adanya larangan dari berbagai bentuk penipuan dalam masalah harga, barang dan obyek yang sudah disepakati, dan (kandungan) perintah untuk tulus dan jujur dalam bermuamalah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Itulah yang lebih utama (bagimu),</i>” daripada berbuat tidak demikian “<i>dan lebih baik akibatnya,</i>” lebih baik akibat kesudahannya. Dengan itu, seorang hamba selamat dari berbagai tuntutan pertanggungjawaban dan berkah pun akan turun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sempurnakanlah takaran apabila kalian menakar.</i> (QS. Al-Isra: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni kalian tidak boleh melipat (mengurangi)nya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>dan janganlah kalian kurangkan bagi manusia barang-barang takaran</i>. (QS. Al-A'raf: 85)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>dan timbanglah dengan neraca yang benar.</i> (QS. Al-Isra: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Qistas sewazan dengan lafaz <i>qirtas</i> (kertas); dapat dibaca <i>qurtas</i>. artinya timbangan. Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan <i>qistas</i> menurut bahasa Romawi artinya neraca timbangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{الْمُسْتَقِيمِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>yang benar.</i> (Al-Isra: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yaitu neraca yang tidak miring, tidak melenceng, dan tidak kacau (bergetar).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{ذَلِكَ خَيْرٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Itulah yang lebih utama.</i> (Al-Isra: 35}</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, lebih utama bagi kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا}</div><div style="text-align: justify;"><i>dan lebih baik akibatnya</i>. (Al-Isra: 35)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni lebih baik akibatnya bagi kehidupan akhirat kalian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: <i>Itulah yang lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.</i> (Al-Isra: 35) Yakni lebih baik pahalanya dan lebih baik akibatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Abbas pernah berkata, "<i>Hai para mawali (pelayan) sesungguhnya kalian diserahi dua perkara yang pernah mengakibatkan kebinasaan manusia di masa sebelum kalian, yaitu takaran dan timbangan ini.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan Qatadah pernah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"لَا يَقْدِرُ رَجُلٌ عَلَى حَرَامٍ ثُمَّ يَدَعُهُ، لَيْسَ بِهِ إِلَّا مَخَافَةُ اللَّهِ، إِلَّا أَبْدَلَهُ اللَّهُ فِي عَاجِلِ الدُّنْيَا قَبْلَ الْآخِرَةِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ذَلِكَ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak sekali-kali seseorang mampu berbuat hal yang haram, lalu ia meninggalkannya yang tiada lain karena takut kepada Allah, kecuali Allah menggantikan baginya dengan segera di dunia ini sebelum akhiratnya sesuatu yang jauh lebih baik daripada hal yang haram itu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-79300329873384801572023-07-15T06:14:00.004+07:002023-07-15T06:14:22.171+07:00ALLAH ﷻ MEMBERIKAN KEKUATAN PADA NABI YUSUF UNTUK MENGENDALIKAN NAFSU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0kltesS7nXWEbkqkXdOtgXC-ZhRpHWhTjK26SAQLO1Oxl87WOqv4lpaxylEXveHUMh6piI6njbSBiYX1xzFnF5LUwwNYiBik2e6nkFILfKlaESxM0P6fzBtEYdrOno-W_aaFYPqS0_zygs6PHb2gNCuKGcJVVRWVMF6rdsusCpBMaZXDrBuu1H3IDNh9C/s16000/Dibalik-Islam-Ujian-Para-Nabi.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat Yusuf Ayat 53 menerangkan,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفۡسِىۡۚ اِنَّ النَّفۡسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوۡٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىۡ ؕاِنَّ رَبِّىۡ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yusuf sebagai manusia mengakui bahwa setiap nafsu cenderung dan mudah disuruh untuk berbuat jahat kecuali jika diberi rahmat dan mendapat perlindungan dari Allah ﷻ. Yusuf selamat dari godaan istri al-Aziz karena limpahan rahmat Allah ﷻ dan perlindungan-Nya, meskipun sebagai manusia Yusuf juga tertarik pada istri al-Aziz sebagaimana perempuan itu tertarik kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰى بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.</i> (QS. Yusuf [12]: 24)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengakuan istri al-Aziz dengan terharu dan rasa penyesalan yang mendalam bahwa dia tidak dapat membersihkan dirinya dari kesalahan dan ketelanjuran. Dia juga mengakui bahwa memang dia yang hampir meng-khianati suaminya dengan merayu Yusuf ketika suaminya tidak di rumah. Untuk menjaga nama baik diri, suami, dan keluarganya, dia menganjurkan supaya Yusuf dipenjarakan, atau ditimpakan kepadanya siksaan yang pedih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Istri al-Aziz telah melakukan kesalahan ganda, yaitu berdusta dan menuduh orang yang jujur dan bersih serta menjebloskannya ke penjara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Istri al-Aziz tidak mau berhenti, karena ia menganggap Yusuf sebagai budak yang harus melaksanakan keinginan dan perintahnya. Bila Yusuf menolak, istri al-Aziz akan mencelakakannya. Tetapi dari pihak Yusuf, ia telah bertekad pula untuk menolaknya karena perbuatan itu melanggar agama, mengkhianati tuannya yang telah berjasa dan berbuat baik kepadanya dan merusak kehormatannya dan kehormatan tuannya. Yusuf dan istri al-Aziz masing-masing telah mempunyai tekad yang bertolak belakang antara satu sama lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya, yakni Nabi Yusuf untuk melayani nafsu birahinya. Dan Nabi Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya, niscaya dia akan terjatuh dalam perbuatan maksiat. Demikianlah, Kami kuatkan keimanannya sehingga Kami palingkan darinya perilaku keburukan dan kekejian. Sungguh, dia-Nabi Yusuf-termasuk hamba Kami yang terpilih untuk mengemban risalah Allah ﷻ dan selalu taat kepada perintah-Nya. Bahwasanya Allah ﷻ Maha Pengampun dan Maha Penyayang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah peristiwa yang dialami Nabi Yusuf berlalu dan ia terbukti tidak bersalah, ia pun berkata. Dan aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan apa pun, karena sesungguhnya salah satu jenis nafsu manusia itu adalah nafsu amarah, yang selalu mendorong manusia kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku sehingga tidak membawaku kepada kejahatan. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun atas segala dosa, Maha Penyayang bagi siapa saja yang Dia kehendaki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-44463347693128290162023-07-14T09:18:00.004+07:002023-07-14T09:18:53.470+07:00TEGAKKAN AGAMA ALLAH DAN JANGAN BERPECAH BELAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgga7z_c7elA9tnhH1MOOVW_-uliiLVcRtU6402_ebq4kCttLtX1pUXwBhH9WNfDIFd3hlbx4ACQm5oqVPIg7XGqK0oKYMWH5tAfBXHCD18EbkmcxWPeoaB6rq4YHgWVvDIM6BsoK05IGWGInuz15WVpCNCXdq37rBWwB1sYBt3baR9nTHw8JngX5QVCyE9/s16000/Dibalik-Islam-212.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pada Al-Qur'an surat Asy-Syura ayat 13 menjelaskan,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;"> شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pesan dalam ayat ini jelas, menegakkan agama dan jangan berpecah belah. Tentu saja maksud menegakkan agama disini adalah dengan menjalankan seluruh perintah Allah ﷻ dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Tidak berpaling dari ketundukan dan kepatuhan kepada Allah ﷻ. Tidak dengan memilih-milih aturan yang sesuai keinginan, tidak mencampur adukkan yang hak dengan yang batil dan tentu saja tidak menduakan Allah ﷻ dengan membuat aturan sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini kita melihat, tak ada satupun sistem yang bisa menjamin hal ini. Kaum muslimin tunduk pada aturan yang justru bukan aturan Allah ﷻ. Tak ada satupun sistem di dunia saat ini bisa menegakkan agama Allah ﷻ. Dampaknya Kaum muslimin terpecah belah, tunduk pada pemimpinnya masing-masing yang keluar dari tuntunan Allah ﷻ. Menyedihkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang-orang musyrik memang berat untuk menerima seruan ini, namun Allah ﷻ akan memudahkan memberi petunjuk bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. <i>Insya Allah</i>, saat dakwah terus digaungkan, pertolongan Allah ﷻ datang. Agama Allah ﷻ akan ditegakkan oleh orang-orang yang memperjuangkannya, dan kaum muslimin akan bersatu di bawah sistem Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan semoga kita termasuk orang yang mudah mendapat petunjuk dan ikut berjuang dalam penegakkan agama Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-40778798102983159622023-07-14T07:30:00.004+07:002023-07-14T07:30:59.791+07:00ALLAH ﷻ PASTI TAHU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5M32nCbv7BCf2CBL5xR168MmkeNkafyPxHSYdys0ZkvGALg-Nfgh9sWKaAPpzZ-ovAhqLevl8b45bt915HMtL-yOPZ8cZj-dL9lg1x8u6SYnVVA_XlE6tjYpQCjP-89Jg1sXGkP3br68UemiCV_AcnhLS9kxkVimYQ_Etl9p1v6M0LwNVy2kOKCTxz-C_/s16000/Dibalik-Islam-Allah-Taala.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa Sahara</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tiada yang tersembunyi di hadapan Allah ﷻ, baik apa yang ada di bumi atau di langit. Bahkan apa yang terjadi besok, atau lusa Allah ﷻ sudah tahu. Karena Dia Maha Tahu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Besok kita ketemu siapa dan kerja apa saja Allah ﷻ tahu, namun tugas kita sebagai hamba adalah memilih aktivitas yang Allah ﷻ ridai. Berusaha beramal yang ihsan atau amal terbaik yang memuat dua kriteria, yakni diawali niat yang <i>lilahi ta'ala</i> dan cara melakukannya sesuai ajaran Rasulullah ﷺ atau sesuai syariat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena bahaya jika kita beramal sudah ikhlas, namun dengan cara yang tidak sesuai syariat. Ikhlas menyumbang ratusan juta tapi uang hasil rampok misalnya, tentu ini bukan amal yang <i>ihsan</i> alias tidak akan mendatangkan ganjaran pahala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atau juga rajin bantu sesama tapi niatnya agar bisa dikatakan orang baik atau dermawan. Ini pun tidak tepat. Jadi Ikhlas dan caranya benar barulah Allah ﷻ beri ganjaran terbaik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu pun bersedekah sunnah maka yang diperhatikan adalah cara mendapatkan uangnya dan niat saat sedekah tetap dijaga agar hanya <i>lillahi ta'ala</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 121 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekecil apapun usaha kita belajar mencari ilmu, menyebarkan ilmu niscaya ada ganjarannya. Maka tetaplah berusaha menuntut ilmu walau harus mengurangi porsi makan, atau mengurangi jam tidur, semoga ada kebaikan yang berlimpah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-35257286726822225652023-07-13T08:28:00.004+07:002023-07-13T08:28:24.098+07:00JADIKAN SABAR SEBAGAI PENOLONGMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_BatQe8006A0Lqkn0Y0qkV6V3sqrTp6Y3FlQtpYb6RhViVjCpj5o3jPDLP9GRYukmuDjMtVkTeVIs2Hws5czjqJDTf2EQ8pWD9Twb6MLJfFwpiW0H7lkZXiWH-0jlcwHr7gVT8_nIvqKnuCiRmcxl4S31sFYAJp3NXyJ6M0h4MoL0m1DBeIEyGYYfCRhH/s16000/Dibalik-Islam-Tadabur-Alam.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an Hud Ayat 11 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِلَّا الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ كَبِيۡرٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ mengecualikan dari orang-orang yang bersifat seperti tersebut di atas, beberapa orang yang sabar yang selalu berbuat kebajikan. Mereka itu berlaku sabar ketika ditimpa musibah, beriman kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya, dan berbuat amal saleh ketika musibahnya itu telah diganti dengan kenikmatan, serta mensyukuri nikmat itu dengan mengamalkan berbagai amal kebajikan untuk mencapai keridaan Allah ﷻ, mereka akan mendapat ampunan dari Allah ﷻ dan pahala yang besar di akhirat nanti, sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالۡعَصۡرِۙ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.</i> (QS. Al-Ashr [103]: 1-3)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah ﷻ yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat lain, Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.</i> (QS. Fussilat [41]: 37)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat. Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka beranggapan bahwa bila ditimpa oleh sesuatu bencana, hal itu hanya kemauan alam saja. Allah ﷻ menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah ﷻ sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-90291459609416670122023-07-12T08:33:00.003+07:002023-07-12T08:33:16.891+07:00ALLAH ﷻ TURUNKAN AL-QUR'AN AGAR MANUSIA TIDAK MENYEKUTUKAN ALLAH ﷻ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSSDgRnxEkK3CMgu2_eFnXOSGCppaV6ZIqDzfAt5BWkQJ9dQCFC7NSlPIghuXDj-23ZOB64H2WbUIORTHnxzyWN7zXldVga_HqheZsd31S_LL4mZhQjYgh4Uh0gTfFgmgEllqyC31hJrBqJvjQDqfDt_wNdKpYfE8qCOjyZg_SOxYfPxa60GNcccmegfvh/s16000/Dibalik-Islam-Al-Quran-Pedoman.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Hud Ayat 2 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّا اللّٰهَ ؕ اِنَّنِىۡ لَـكُمۡ مِّنۡهُ نَذِيۡرٌ وَّبَشِيۡرٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu.</i></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang sangat indah dan tersusun rapi serta mendetail kandungannya, agar kamu tidak menyembah selain Allah ﷻ. Sesungguhnya aku, Muhammad, adalah pemberi peringatan adanya siksa bagi orang-orang yang ingkar dan pembawa berita gembira dari-Nya, yakni surga untukmu wahai orang-orang yang beriman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an diturunkan dengan susunan dan redaksi ayat-ayat yang rapi dan dengan uraian yang terperinci agar manusia yakin bahwa Al-Qur'an dari Allah ﷻ, berisi petunjuk-petunjuk dan larangan-Nya, terutama larangan menyembah selain Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, ayat ini dimulai dengan larangan tersebut. Rasulullah ﷺ hanyalah pembawa peringatan akan siksa Allah ﷻ kepada mereka yang mempersekutukan Allah ﷻ, dan pembawa kabar gembira tentang pahala bagi mereka yang taat dan tulus ikhlas dalam menyembah Allah ﷻ. Menyeru manusia menyembah Allah ﷻ merupakan tugas para rasul sejak zaman dahulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.</i> (Qs. Al-Anbiya/21: 25)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menegaskan, bahwa setiap rasul yang diutus sebelum Muhammad ﷺ adalah manusia yang telah diberi-Nya wahyu yang bertugas mengajarkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah ﷻ. Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi manusia untuk menyembah Allah ﷻ semata-mata. Dan tidak ada satu dalil pun, baik dalil berdasarkan akal, atau pun dalil yang diambilkan dari kitab-kitab suci yang disampaikan oleh semua rasul-rasul Allah ﷻ, yang membenarkan kepercayaan selain kepercayaan <i>tauhid</i> kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tugas para rasul sejak Nabi Adam عَلَیهِ السَّلام hingga Nabi Muhammad ﷺ adalah menyampaikan wahyu kepada umat. Dan Kami, tidak mengutus seorang rasul pun, baik yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur’an maupun yang tidak disebutkan, sebelum engkau, Muhammad, melainkan Kami wahyukan kepadanya ajaran tauhid yang menjadi ajaran dasar para nabi, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dengan mengikuti petunjuk-Ku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-14355514195926378562023-07-11T07:55:00.000+07:002023-07-11T07:55:00.680+07:00DENGAN DO'A HATI MENJADI TENANG<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhisrAL0HrWINvP925yD8hLoPLlAYvIzuDs098p-wtMmfWq-thu2HmQoB8Xmzt9OtsKkpOMcJQ3SR0Vjzvw46p_yznoJTEcwPvZbiE2tQXwoPLvqOxjo5E9UO-kzX3Oi6AXYia8BOrVzYIha_1OatbJDMZoleZkz4PKGz-6yAIWmQVG5LqBghPiKASC-s6X/s16000/Dibalik-Islam-Dengan-Doa-Hati-Menjadi-Tenang.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa Sahara</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 55 menerangkan,</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah sangat baik, senang memberi apa yang dibutuhkan manusia. Allah <i>Ar Rahman</i> selalu menyayangi dan mengasihi tanpa minta balasan. Karena kasih sayang Allah ﷻ jua bumi dan segala isinya terus ada dan sesuai fungsinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena kuasa Allah ﷻ kita diberi mulut yang mestinya dipakai untuk banyak mengucap kalimat<i> toyibah</i> atau kalimat mengandung doa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita pun dibekali akal atau kemampuan berpikir senantiasa bersyukur dan banyak berdoa sebagai tanda butuh kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan berdoa ada hati yang tenang. Ada hajat yang tersampaikan. Ada kedekatan dengan Allah ﷻ dan pengikat cinta pada Rasul-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lisan yang terbiasa berdoa akan terhindar dari musibah dan kesia-siaan ucapan. Lisan akan basah dengan zikir dan harapan terbaik dan sikap hanya bergantung pada Allah <i>Subhana wa ta'ala</i>. Semoga lisan kita senantiasa terjaga dari perkataan sia-sia dan keburukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-65978230120879625372023-07-10T05:21:00.005+07:002023-07-10T05:21:27.080+07:00SURAT AL-MAIDAH AYAT 88<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYe3OdCGDB0v53r0roqcoGoCPLzEtmLmvX6RNC0A8QtkXEG_2IU6nNJICb1vBDuMMX-cH-tpjiXUZOdOX-9ZZ-dAz0n5CleSHj25SByadeFid8JqrtVsKl7_W2iyC6qQnI0Fa1UqZIbd0MWJA0fHDZi-KiAvV2np-L8Zd_GpSdOavSuVBrYeAzLeAivde5/s16000/Dibalik-Islam-Makan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah Ayat 88 menyebutkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَكُلُوۡا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّ اتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡۤ اَنۡـتُمۡ بِهٖ مُؤۡمِنُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memerintahkan kepada hamba-Nya agar mereka makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka. "<i>Halal</i>" di sini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara memperolehnya. Sedangkan "<i>baik</i>" adalah dari segi kemanfaatannya, yaitu yang mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein dan sebagainya. Makanan tidak baik, selain tidak mengandung gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prinsip "<i>halal dan baik</i>" ini hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap rohani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih baik baginya.</i> (Riwayat at-Tirmidzi)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada halangan bagi orang-orang mukmin yang mampu, untuk menikmati makanan dan minuman yang enak, dan untuk mengadakan hubungan dengan isteri, akan tetapi haruslah menaati ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan <i>syara</i>', yaitu: baik, halal dan menurut ukuran yang layak dan tidak berlebihan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka Allah ﷻ memperingatkan orang beriman agar mereka berhati-hati dan bertakwa kepada-Nya dalam soal makanan, minuman, dan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Janganlah mereka menetapkan hukum-hukum menurut kemauan sendiri dan tidak pula berlebihan dalam menikmati apa-apa yang telah dihalalkan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat lain Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ...</div><div style="text-align: justify;"><i>...makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.</i> (QS. Al-A'raf [7]: 31)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama Islam sangat mengutamakan kesederhanaan. Ia tidak membenarkan umatnya berlebih-lebihan dalam makan, minum, berpakaian dan sebagainya, bahkan dalam beribadah. Sebaliknya, juga tidak dibenarkannya seseorang terlalu menahan diri dari menikmati sesuatu, padahal ia mampu untuk memperolehnya. Apalagi bila sifat menahan diri itu sampai mendorongnya untuk mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan <i>syara</i>'.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap orang beriman diperintahkan Allah ﷻ untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (mengandung gizi dan vitamin yang cukup). Jadi bagian ayat yang berbunyi halal dan baik (arab: <i>halalan thayyiba</i>) tersebut di atas mengandung makna dua aspek yang akan melekat pada setiap rezeki makanan yang dikonsumi manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aspek pertama, hendaklah makanan didapatkan dengan cara yang halal yang sesuai dengan syariat Islam yang dicontohkan Rasul. Dalam hal ini mengandung makna perintah untuk bermuamalah yang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan dengan cara paksa, tipu, curi, atau dengan cara-cara yang diharamkan dalam syariat Islam. Sementara dalam aspek baik atau thayyib adalah dari sisi kandungan zat makanan yang dikonsumi. Makanan hendaknya mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh, baik mutu maupun jumlah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makanan gizi berimbang adalah yang dianjurkan. Ada makanan yang halal tapi tidak thayyib, misalnya Rasul mencontohkan kepala, kulit dan jeroan binatang sembelihan. Bahkan beliau bersabda jangan makan tulang karena tulang adalah makanan untuk saudaramu dari bangsa jin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian-bagian tersebut ternyata banyak mengandung zat penyebab kadar kolestrerol darah dalam tubuh manusia cepat meningkat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-72783285659597879752023-07-09T04:56:00.005+07:002023-07-09T04:56:50.381+07:00JAUHI DOSA BESAR, NISCAYA ALLAH HAPUS DOSA LAINNYA DAN BERI SURGA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF4IxpNhVzXkgdj16D5UEtQH0fKw5Xy6SRuVQaNS9MyT8N2Y40V5NoImAdQzpYtUC2YiBazz-AKu3JxnAQb41mDJYUpyDbZOljmQvfl2BhGOzh_Le1l9eGQMgEtIh5hw_-C8TSy5KRJBkLDtezj9Aoc854Cy51qifjjDGq0t2zl3d2Pfj_vszCMp24-Ne9/s16000/Dibalik-Islam-Dua-Sisi.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبٰٓئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْـكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا</div><div style="text-align: justify;">“<i>Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).</i>” (QS. An-Nisa' 4: Ayat 31)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">31. Ini merupakan karunia Allah ﷻ dan kebaikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, Allah ﷻ menjanjikan kepada mereka bahwa bila mereka meninggalkan dosa-dosa besar, niscaya Allah akan mengampuni seluruh dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka, dan memasukkan mereka kepada suatu tempat yang mulia lagi banyak kenikmatannya, yaitu surga yang meliputi hal-hal yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas sama sekali di benak manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan termasuk dalam perkara meninggalkan dosa-dosa besar adalah menunaikan kewajiban-kewajiban, di mana orang yang meninggalkannya berarti telah melakukan dosa besar, seperti salat lima waktu, salat Jumat dan puasa Ramadan. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Salat yang lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadan ke Ramadan adalah penghapus dosa di antara keduanya, selama meninggalkan dosa besar</i>” (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan definisi bagi dosa-dosa besar yang paling baik adalah perkara yang mengakibatkan adanya had (hukuman hudud) di dunia atau adanya ancaman di akhirat atau peniadaan iman atau adanya kata laknat atau kemurkaan atasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makna Kata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">{ﺇﻥ ﺗﺠﺘﻨﺒﻮا} “<i>in tajtanibuu</i>” Jika kalian menjauhi. Menjauhi adalah meninggalkan sesuatu dari sisinya dengan jarak yang jauh, tidak menerima dan tidak mendekatinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">{كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ} <i>kabaa iru maa tunhauna ‘anhu</i>: <i>kabair</i> (dosa besar) adalah lawan kata dari <i>shoghoir</i> (dosa kecil). Dan dosa besar diketahui dengan adanya had (hukuman) bukan dengan hitungan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dosa besar adalah dosa yang diancam pelakunya oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ, dilaknat pelakunya atau disyariatkan had kepada yang melanggarnya. Telah disebutkan di dalam hadis yang sahih penjelasan yang banyak tentang dosa besar. Wajib bagi seorang muslim untuk mengetahuinya agar bisa dijauhi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">{نُكَفِّرْ} <i>nukaffir</i>: Kami menutup dosa dan membungkusnya, tidak kami tuntut dan kami hukum karenanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">{مُدْخَلاً كَرِيماً} <i>mudkholan kariima</i>: tempat masuk yang mulia, ialah surga yang merupakan kampung orang-orang yang bertakwa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makna Ayat:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ lah Zat Yang Maha Tinggi Keagungannya, Maha Pemberi dan Mulia Kekuasaan-Nya di atas kaum mukminin dari kalangan umat Islam dengan menjanjikannya janji yang benar bahwa barang siapa yang menjauhi dosa-dosa besar, Allah ﷻ akan mengampuninya dari dosa-dosa kecil yang dilakukannya dan memasukkannya ke dalam surga kampung keselamatan serta mengangkatnya ke dalam rida Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ} “<i>jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang terlarang</i>” yang dilarang oleh aku (Allah) dan Rosul, {نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ} “<i>niscaya Kami akan mengampuni dosa-dosa kalian</i>” selama bukan dosa besar , {وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلاً كَرِيماً} “<i>dan Kami akan memasukkan kalian kedalam kemuliaan</i>” yang mana itu adalah surga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Segala puji dan anugerah adalah milik Allah ﷻ. Oleh karenanya ayat ini adalah kabar gambira bagi ummat Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pelajaran dari Ayat:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Wajib menjauhi semua dosa besar dan sabar dalam hal itu sampai maut menjemput.</li></ul><ul><li>Dosa dibagi menjadi dua jenis, dosa besar dan dosa kecil. Oleh karena itu wajib diketahui untuk menghindari dosa kecil dan besar sebisa mungkin. Barang siapa yang tergelincir, hendaklah dia bertobat. Sejatinya orang yang tobat dari dosa adalah seperti orang yang tidak berdosa.</li></ul><ul><li>Surga tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang mempunyai jiwa yang suci dengan menjauhi yang dapat mengotori hati, baik itu dosa besar, dosa kecil ataupun perbuatan keji.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Catatan:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Termasuk dosa besar: menyekutukan Allah ﷻ, sengaja meninggalkan salat, murtad, durhaka pada orang tua, membunuh, mencuri, berzina, <i>qadzaf</i> (menuduh wanita muslimah yang menjaga kehormatan melakukan perbuatan zina), memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan jihad, sihir, dst.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-2904935110390966452023-07-08T16:12:00.006+07:002023-07-08T16:12:27.526+07:00HAJI MABRUR PENGGERAK PERUBAHAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitavsWjGLmOBuO4gO1VLOTYGZ1ChBeVRBvWAsZIRmhZFg67ttYO2ebSaLQj2c3p0ykzRVgDzcMYkTOSMjTGdtmGFgjW88h3MR7tLGCRB-VtuFqZT7150GBTHBJFcyja3QFRkrfk8MsAtq2xG22O9c9DcTH29hGzt-H7I-4-OJ8-7NS4D2xGPhnyEwRkTOz/s16000/Dibalik-Islam-Haji-2023.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Usai sudah rangkaian ibadah haji yang dilakukan oleh jamaah haji sedunia di Tanah Suci pada tahun 1444 H/2023 M ini. Sebagian jamaah haji pun secara bergelombang sudah mulai kembali ke negerinya masing-masing.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Pada tahun ini diperkirakan ada dua juta jamaah haji dari berbagai negara hadir di Tanah Suci. Tak ada harapan dan cita-cita para jamaah haji saat berangkat ke Tanah Suci selain ingin mendapatkan predikat haji mabrur. Balasan haji mabrur tidak lain adalah surga. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga</i> (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu haji adalah salah satu ibadah yang utama. Ibadah haji bahkan memiliki keutamaan besar yang sejajar dengan<i> jihad fi sabilillah</i>. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan orang yang berumrah adalah tamu-tamu Allah. Allah mengundang mereka, mereka pun memenuhi undangan-Nya. Lalu mereka meminta kepada Allah, Allah pun memenuhi permintaan mereka</i> (HR Ibnu Majah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ pun pernah ditanya tentang amal yang paling utama. Beliau menjawab;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>“Mengimani Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” Beliau kembali menjawab,“Haji mabrur.”</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hakikat Haji Mabrur</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4gdnjaOTPBD4Z6pJHtvF1HUkUgmlTxuFwB5ORMygZqLJZuS9jxNR6J-GigBbHxald8xxSznDu15OAsrFarwgFJQYU5yAU-ZyvpEcystTE_YpZsZfwdRVMhu-JUYfjFgBaWUwhiu8dOfltFxgDQc3avPmZBz09I5RiGC1mW_Dy9WbMCn49VFvC97R38VIX/s16000/0-Dibalik-Islam-Haji-Mabrur.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Imam al-Qurthubi, haji mabrur adalah orang yang berhaji tanpa bermaksiat kepada Allah ﷻ, baik saat menunaikannya maupun setelahnya. Mengutip Imam Hasan al-Bashri, haji mabrur adalah yang pelakunya, setelah menunaikan ibadah haji, menjadi zuhud terhadap dunia dan menginginkan akhirat (surga) (Lihat: al-Qurthubi, Tafsîr al-Jāmi’ Li Ahkām al-Qur’ān, 2/408).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara garis besar para ulama menjelaskan bahwa orang yang berhak mendapatkan status haji mabrur adalah mereka yang tidak mencampur ibadah haji dengan kemaksiatan dan tidak melakukan lagi kemaksiatan usai berhaji. Karena itu tentu tidak pantas seseorang mendapatkan predikat haji mabrur jika selama menunaikan ibadah haji melakukan tindak kemungkaran, misalnya berangkat dengan uang haram seperti hasil riba, suap, korupsi, merampas aset milik rakyat, dll. Ia pun tidak patut mendapatkan status haji mabrur jika usai menunaikan ibadah haji justru kembali menceburkan diri dalam kemaksiatan seperti menelantarkan hukum-hukum Allah ﷻ, mengkriminalisasi ajaran Islam, menghalang-halangi dakwah penerapan syariah Islam, berkolusi dengan korporasi merampas aset milik umat seperti hutan, pertambangan, dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Haji: Agenda Politik Akbar</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgf0ABpn4f5GChqmaXqVGwrykqGTZaOXtQo0k6el_QZzAC4KTiFLBPUK2WoRpOweFwyhjMD1Zii0Pvs-7me2XAV3KkcmHs9JFLpkURt3P4bWniNyg0vHaT1OKG8CnjHEQjvgSQ-o_8-6eq84rupf7XsFumAntJEFM1yMFECuJwwVzwvxoupvoIbdtGH8D2/s16000/0-Dibalik-Islam-Haji-2023.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Patut untuk dihayati oleh umat bahwa berhaji bukan saja memenuhi dimensi <i>ruhiyah</i> (spiritual). Ibadah haji juga memenuhi dimensi <i>siyâsiyah</i> (politik) dan perjuangan. Di antaranya, dalam ibadah haji tercermin keberhasilan Islam menjadi ideologi yang melebur umat manusia menjadi satu kesatuan tanpa perbedaan suku, ras, warna kulit maupun strata sosial. Tanah Suci menjadi tempat peleburan (melting point) raksasa untuk seluruh umat manusia. Demikian sebagaimana firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَأَذِّن فِي ٱلنَّاسِ بِٱلحَجِّ يَأتُوكَ رِجَالاً وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Serulah manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru yang jauh</i> (TQS al-Hajj [22]: 27).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat Haji Wada’ kita mendapati Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah yang berisi pesan-pesan politik dan spiritual yang menggugah umat. Ada sejumlah poin penting dalam Khutbah Wada’ yang beliau sampaikan:</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, darah dan harta sesama Muslim terpelihara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, kewajiban menunaikan amanat, termasuk di dalamnya amanah kekuasaan untuk melayani dan melindungi umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, sistem ekonomi ribawi dihapuskan untuk selamanya.</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, menjaga aturan Islam dalam rumah tangga dan kewajiban mendidik istri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima</b>, kewajiban umat menjaga persatuan dan kesatuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam</b>, kewajiban berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah Nabi ﷺ jika tidak ingin tersesat dan sebaliknya umat akan tersesat jika berpaling pada ajaran dan sistem kehidupan selain Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada momen Haji Wada’ juga turun firman Allah ﷻ berisi ketetapan-Nya tentang kesempurnaan Islam sebagai sistem kehidupan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الإْسْلاَمَ دِيْنًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Kucukupkan nikmat-Ku untuk kalian dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian</i> (TQS al-Maidah [5]: 3).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat ini seharusnya dijiwai oleh setiap Muslim, khususnya para jamaah haji, bahwa pada momen itulah Allah ﷻ telah menetapkan Islam sebagai sistem kehidupan yang sempurna dan menyeluruh. Bukan saja mengatur ritual ibadah haji, tetapi juga mengatur semua aspek kehidupan. Karena itu tak ada aturan hidup yang sepatutnya dijadikan pilihan oleh kaum Muslim selain aturan Islam. Bukan hanya untuk ritual ibadah, tetapi juga untuk kehidupan sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan. Semua harus diatur oleh syariah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Haji: Inspirasi Perjuangan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidQtJcViYgIZexMv0icmGBVuSP1CTHfYVw4JhNemoVNY84TGa8K9XDwKCANwKv8MYYAQl7ec74OiDqEim6COihXyqLS20L_6bpZMUlc3rXzqpDEG__wTgYszGY19A8p0IMwaxjT-POYh83ygo5g7bYF2aJ3TpP9s0Q2a5o2GuCLU8NNiDxVzHo6aUDta1M/s16000/0-Dibalik-Islam-Ibadah-Haji.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada masa penjajahan mencengkeram Dunia Islam, ibadah haji menjadi salah satu stimulus yang menggerakkan semangat anti kolonialisme dan mendorong persatuan umat untuk melawan para penjajah. Di Tanah Air, salah satunya tercermin dalam peristiwa pemberontakan petani Banten 1888 yang dipimpin sejumlah tokoh haji melawan penjajah Belanda. Mereka terinspirasi dari pengalaman para tokoh umat saat mereka berada di Makkah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak itu, pemerintah kolonial Belanda mulai waspada dan berinisiatif untuk menyelidiki alasan orang-orang di Nusantara secara tiba-tiba memiliki watak revolusioner setelah kembali dari ibadah haji. Bahkan seperti diakui Snouck Hurgronje, “<i>Para haji adalah wabah masyarakat pribumi. Mereka mendorong penduduk asli untuk melawan, menabur fanatisme dan kebencian terhadap orang Eropa.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Snouck yang kemudian diutus ke Makkah untuk mengetahui apa yang terjadi dalam agenda haji menyaksikan orang-orang dari seluruh Nusantara membicarakan tentang perlawanan Aceh terhadap orang Belanda. Kisah legendaris tersebar bahwa salah satu pejuang Aceh telah membunuh sebanyak 17.000 tentara Belanda. Hal ini membangkitkan kesadaran untuk melawan kolonialisme di wilayah-wilayah Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Snouck yang kemudian dideportasi dari Makkah, langsung menyarankan kepada pemerintah kolonial Belanda kebijakan pembatasan ibadah haji. Dia juga mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk memeriksa para jamaah yang baru pulang dari ibadah haji, khawatir mereka terjangkiti ideologi kemerdekaan dan berinisiatif melakukan pemberontakan. Ibadah haji dan pelaksanaannya diatur dalam Staatsblad 1903.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada tahun 1916, jamaah yang telah melaksanakan ibadah haji mendapatkan ‘<i>ujian haji</i>’. Ini sebenarnya adalah <i>screening</i> untuk jamaah yang ditakutkan membawa pikiran revolusi perjuangan melawan kolonial Belanda. Mereka yang lulus kemudian diberi gelar haji bahkan diberi pakaian khusus haji seperti peci dan jubah putih. Tujuannya agar kaum penjajah dapat mengawasi mereka. Snouck Hurgronje menyebut para haji sama seperti mesiu yang sewaktu-waktu berpotensi untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inspirasi perjuangan inilah yang diharapkan kembali muncul dalam setiap pelaksanaan ibadah haji. Ketika kaum Muslim dari segenap penjuru dunia berkumpul mereka dapat menceritakan kondisi negeri mereka masing-masing, bahwa akibat ketiadaan Khilafah Islamiyah sebagaimana saat ini, umat dicengkeram oleh neoimperialisme (penjajahan gaya baru). Politik, militer, ekonomi, sosial, budaya mereka dikendalikan oleh asing. Umat pun dapat berbagi kisah derita saudara seiman di India, Myanmar, Cina, Palestina, Suriah, dll. Demikian pula kondisi Irak atau Libya yang porak-poranda akibat agresi militer Amerika Serikat dan sekutunya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum Muslim bisa saling bertukar informasi bagaimana para penguasa kaum Muslim hari ini justru melayani asing dan aseng, membiarkan mereka menguasai kekayaan alam, serta menjadikan peradaban Barat sebagai budaya mereka. Pergaulan bebas, minuman keras, bahkan LGBT dibiarkan merusak masuk ke tengah umat. Pada saat yang sama hukum-hukum Islam ditelantarkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua itu tidak lain karena selain mewajibkan ibadah haji, Allah ﷻ juga telah mewajibkan dakwah untuk memperjuangkan agama-Nya. Bahkan ketika Nabi ﷺ menyebutkan jihad sebagai amal yang utama di atas ibadah haji, kedudukan berdakwah di hadapan penguasa yang zalim justru disebut oleh Nabi ﷺ sebagai jihad yang paling utama. Beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jihad yang paling utama ialah menyatakan kebenaran di hadapan penguasa zalim</i> (HR Abu Dawud).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu kaum Muslim yang berhaji harus merasa terpanggil pula untuk berdakwah memperjuangkan Islam. Ini karena, sebagaimana ibadah haji, dakwah memperjuangkan Islam juga memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah ﷻ. Karena itu pula janganlah umat berpuas diri usai menunaikan haji. Sebabnya, masih banyak kewajiban yang lebih utama yang harus ditunaikan kaum Muslim. Salah satunya adalah menyerukan kewajiban penerapan syariah Islam secara kâffah dalam institusi pemerintahan Islam, yakni Khilafah Islamiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Hasan al-Bashri rahimahulLâh berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الْحَجُّ الْمَبْرُورُ هُوَ أَنْ يَرْجِعَ صَاحِبُهُ زَاهِدًا فِي الدُّنْيَا رَاغِبًا فِي اْلآخِرَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Haji mabrur itu adalah orang yang kembali dari berhaji menjadi zuhud terhadap dunia dan merindukan akhirat (surga)</i>. (Ibnu Rajab, Lathâ’if al-Ma’ârif, 1/62, Maktabah Syamilah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 300</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-33690975959140447792023-07-07T08:25:00.004+07:002023-07-07T08:25:37.991+07:00PARA RASUL ALLAH ﷻ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwtYCCBc2u2nsmUoRoB7awh4kxvxOClchQBMeC1EqwMuXGFcKNv9P6Jq_4ZojvFw2Tl9D--mpcGLqGN3EbzsF9zaUMRWG77fn7RkWHaSmbqfcZNJ5ccb3OOu1PwW0mtcLTYDT9Oeq131qnhVshhDaWQR0Mk2BNNRWl82Kuf1M_Wxghzp7OIZqeNYGN-P0P/s16000/Dibalik-Islam-Para-Rasul-Allah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">اِنَّاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ كَمَاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلٰى نُوْحٍ وَّا لنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖ ۚ وَاَ وْحَيْنَاۤ اِلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَا لْاَ سْبَا طِ وَعِيْسٰى وَاَ يُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚ وَاٰ تَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, lsmail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya; 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud.</i>" (QS. An-Nisa' 4: Ayat 163)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">163. Allah ﷻ memberitakan bahwa Dia telah mewahyukan kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad ﷺ, syariat yang agung dan berita-berita yang benar yang tidak Dia wahyukan kepada nabi-nabi tersebut. Ini menunjukkan beberapa faidah :</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Bahwasanya Muhammad ﷺ bukanlah rasul yang pertama, akan tetapi Allah ﷻ telah mengutus sebelumnya rasul-rasul yang banyak jumlah dan bilangannya. Maka merasa aneh dan heran kepada kerasulan beliau sama sekali tidak memiliki sandaran, kecuali hanya kebodohan dan keingkaran.</li></ul><ul><li>Bahwa Allah ﷻ telah mewahyukan kepadanya sama seperti mewahyukan kepada rasul-rasul tersebut berupa pokok-pokok dasar dan keadilan yang mereka sepakati, dan bahwa sebagian dari mereka membenarkan sebagian yang lain, dan sebagian lain sesuai dengan sebagian yang lain.</li></ul><ul><li>Bahwa Muhammad ﷺ itu adalah sama dengan rasul-rasul terdahulu, agar orang menganggapnya sebagai salah seorang dari saudara-saudaranya dari para Rasul, dakwahnya adalah dakwah mereka, akhlak mereka sama, sumber mereka satu, tujuan mereka satu, dan mereka tidak ditemani oleh orang-orang bodoh, pendusta dan tidak juga raja-raja yang zalim.</li></ul><ul><li>Bahwa dalam penyebutan rasul-rasul tersebut dan pengungkapan mereka menunjukkan pujian terhadap mereka, sanjungan yang jujur buat mereka, penjelasan akan kondisi mereka, yang akan membuat kaum Mukminin bertambah imannya kepada mereka, kecintaan kepada mereka, mengikuti petunjuk mereka, mencontoh Sunah mereka dan mengetahui hak-hak mereka, dan hal itu sebagai suatu landasan dari Firman Allah ﷻ, "<i>keselamatan atas Nuh dari seluruh alam</i>" (Ash-Shaffat: 79) dan "<i>keselamatan atas Ibrahim</i>" (Ash-Shaffat: 109), kemudian, "<i>keselamatan atas Musa dan Harun</i>"(Ash-Shaffat: 120) juga, "<i>keselamatan atas ilyasin, sesungguhnya begitulah kami membalas orang-orang yang berbuat baik</i>" (Ash-Shaffat:130-131).</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap pelaku kebaikan mendapatkan pujian yang baik di antara makhluk sesuai dengan kebaikannya, dan para rasul khususnya mereka-mereka itu ditempatkan pada tingkatan-tingkatan tertinggi dari kebaikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan setelah Allah ﷻ menyebutkan tentang kebersamaan mereka dalam (menerima dan menyampaikan) wahyu-Nya, Allah ﷻ menyebutkan pengkhususan sebagian dari mereka, maka Allah ﷻ menyebutkan bahwa Allah ﷻ memberikan Zabur kepada Dawud, yaitu sebuah kitab yang dikenal dengan al-Mazbur, di mana Allah ﷻ mengistimewakan Dawud dengannya disebabkan oleh keutamaan dan kemuliaannya, dan bahwa Allah ﷻ berbicara dengan Musa (secara langsung), artinya secara lisan darinya kepada Musa tanpa ada perantara hingga beliau terkenal dengan hal tersebut di seluruh alam, hingga dikatakan bahwa Musa adalah Kalimurrahman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-21811041328836333822023-07-06T07:53:00.002+07:002023-07-06T07:53:17.693+07:00ISLAM MELARANG PERNIKAHAN SEDARAH DAN SEPERSUSUAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBwedUiV35ipyFaJnLqkw22XSxfmFNvqd_yitbhroMYbacy4r-RHpdXRNmnMFO2JiZLxIbQNuH8byKEOvR-pe9Oam6I7OzODZQcc-gQdVodz1Iw0YFML2HC2Qtw4bP-cyHcECW9WIQC6H1px8PSxr4Iue6AsJ2tGZwzUEAqzBDwJV3YqnQ2FriGwmVZ8RF/s16000/Dibalik-Islam-Hukum-Pernikahan.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa Ayat 27 menerangkan,</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاللّٰهُ يُرِيۡدُ اَنۡ يَّتُوۡبَ عَلَيۡكُمۡ وَيُرِيۡدُ الَّذِيۡنَ يَتَّبِعُوۡنَ الشَّهَوٰتِ اَنۡ تَمِيۡلُوۡا مَيۡلًا عَظِيۡمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginannya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memberi ampunan kepada mereka dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, agar mereka menyucikan dan membersihkan diri mereka lahir batin, meskipun orang-orang yang mengikuti syahwat dan hawa nafsunya, selalu berpaling dari jalan yang lurus, dan menarik orang mukmin agar ikut terjerumus bersama mereka ke lembah kesesatan, karena dengan melaksanakan perintah Allah ﷻ dan menaatinya akan tercapailah apa yang dikehendakinya untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ melarang menikahi perempuan-perempuan karena menikahi perempuan-perempuan tersebut akan mengakibatkan kerusakan di masyarakat dan mengacaubalaukan hubungan nasab dan hubungan keluarga, sedang keluarga adalah tulang punggung kebahagiaan masyarakat. Perempuan-perempuan selain mereka boleh dinikahi untuk memelihara kelanjutan keturunan, menghindarkan masyarakat dari kekacauan dan terperosok ke dalam jurang perzinaan dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Etika pergaulan suami istri dalam berumah tangga, maka Allah ﷻ menjelaskan etika seseorang terhadap ibu tirinya setelah ayahnya wafat. Dan janganlah kamu melakukan kebiasaan buruk sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Jahiliah, yaitu menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu baik ayah kandung maupun orang tua dari ayah atau ibu, kecuali kebiasaan tersebut dilakukan pada masa yang telah lampau ketika kamu masih dalam keadaan Jahiliah dan belum datang larangan tentang keharamannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah datangnya larangan itu, tindakan tersebut harus dihentikan. Sungguh, perbuatan menikahi istri-istri ayah (ibu tiri) itu merupakan tindakan buruk, sangat keji, dan dibenci oleh Allah ﷻ. Dan pernikahan yang sangat tercela seperti itu merupakan seburuk-buruk jalan yang ditempuh untuk menyalurkan hasrat biologis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah pantas bagi orang yang berakal sehat menikahi istri ayahnya setelah sang ayah wafat, padahal ia seperti ibu kandungnya sendiri?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain haram menikahi ibu tiri sebagaimana dijelaskan di atas, diharamkan pula menikahi beberapa perempuan berikut ini. Diharamkan atas kamu menikahi ibu-ibumu termasuk juga nenekmu, anak-anakmu yang perempuan termasuk cucu perempuanmu, saudara-saudaramu yang perempuan baik kandung, seayah, atau seibu, saudara-saudara ayahmu yang perempuan termasuk saudara perempuan kakek, saudara-saudara ibumu yang perempuan termasuk saudara perempuan nenek.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian pula anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, maupun anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan termasuk anak-anak perempuan mereka. Itulah tujuh golongan yang haram dinikahi karena hubungan nasab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu diharamkan pula menikahi ibu-ibumu yang menyusui kamu ketika kamu dahulu berada dalam masa penyusuan. Karena ibu susu mempunyai posisi sama dengan ibu kandung, maka perempuan yang haram dinikahi karena nasab, diharamkan pula karena persusuan. Dengan demikian diharamkan atas kamu menikahi saudara-saudara perempuanmu sesusuan apabila kamu menyusu langsung pada tempat yang sama, dengan ketentuan tidak kurang dari lima kali susuan yang mengenyangkan, baik mereka menyusu sebelum kamu menyusu, atau dalam waktu bersamaan, atau setelah kamu selesai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu diharamkan pula menikahi ibu-ibu dari istrimu atau mertua, baik istri itu telah kamu gauli layaknya suami istri maupun yang belum kamu gauli. Selain itu diharamkan pula menikahi anak-anak perempuan dari istrimu yakni anak tiri yang berada dalam pemeliharaanmu dan tinggal bersama maupun anak-anak tiri yang tidak berada dalam pemeliharaanmu, keduanya sama saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Larangan tersebut adalah jika anak tiri itu merupakan anak dari istri yang telah kamu campuri sebagaimana layaknya suami istri. Tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu dan dia sudah kamu ceraikan atau istri yang belum kamu gauli itu meninggal dunia, maka tidak berdosa kamu menikahi anak-anak tiri dari bekas istri yang telah kamu ceraikan atau meninggal sebelum kamu menggaulinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan diharamkan pula kamu menikahi istri-istri anak kandungmu atau menantumu sendiri. Demikian itulah ketentuan tentang keharaman menikahi perempuan untuk selama-lamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun wanita-wanita yang haram dinikahi tetapi tidak untuk selama lamanya. Dan diharamkan pula melangsungkan perkawinan dengan mengumpulkan dua perempuan yang bersaudara pada waktu yang sama, baik kedua perempuan itu kakak beradik, atau seorang perempuan dengan bibi yakni saudara perempuan ayah atau saudara perempuan ibu dari perempuan tersebut, kecuali perkawinan serupa yang telah terjadi pada masa lampau sebelum datangnya larangan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh yang demikian ini karena Allah ﷻ Maha Pengampun atas segala dosa atau kekhilafan yang telah kamu lakukan, Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama Islam melarang menikahi ibu kandung, ibu tiri, ibu susu, maupun bibi (saudara perempuan ayah atau ibu), adalah untuk menghormati kedudukan dan status mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana mungkin orang yang diperintahkan Allah ﷻ untuk dihormati malah dijadikan istri oleh anak sendiri? Di mana letak penghormatan anak terhadap mereka, dan bagaimana dengan status anak yang lahir nanti? Demikian pula larangan memperistri dua perempuan bersaudara sekaligus dalam waktu yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tindakan ini dapat menimbulkan kecemburuan besar yang berdampak pada retaknya hubungan persaudaraan. Islam sangat menjunjung tinggi hubungan kekeluargaan atau kekerabatan apabila terjalin dengan harmonis serta kokoh, dan membenci tindakan apa pun yang dapat mendorong retak bahkan putusnya hubungan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-4954460762204042322023-07-05T07:58:00.006+07:002023-07-05T07:58:34.224+07:00KEUTAMAAN MENYEMBUNYIKAN SEDEKAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTL5CQGi4bM6FBU3AQYe03nkn5O6tdW3hVR588qbA5TUK5PdJcZFodWrn7LgAFF3tJx3KQckH6vbfND3w7dV5DS03FFQ4hDb3XH26beFEqeXVe6lyPldqmX8PQ95_OZNqMlM68HpR-IBgJTMdDI_DlwVxKtGV28YhpgX7iVmtnRkbNd1v0ne36mWttWNEq/s16000/Dibalik-Islam-Sedekah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۚ وَاِ نْ تُخْفُوْهَا وَ تُؤْتُوْهَا الْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.</i>" (QS. Al-Baqarah [2]: Ayat 271)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">270-271. Allah ﷻ mengabarkan bahwa bagaimanapun orang-orang yang berinfak itu menginfakkan hartanya, orang-orang yang besedekah itu menyedekahkan harta dan orang-orang yang bernadzar itu menunaikan nadzarnya, sesungguhnya Allah ﷻ mengetahui semua itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kandungan dari kabar tentang pengetahuan-Nya itu menunjukkan tentang adanya balasan, dan bahwa Allah ﷻ tidak akan melalaikannya di sisi-Nya walau seberat biji atom. Allah ﷻ mengetahui apa yang terbersit dalam hati dan niat yang baik maupun yang buruk. Dan bahwasanya orang-orang yang zalim yang tidak mengajarkan apa yang telah diwajibkan oleh Allah ﷻ atas mereka, atau mereka melanggar apa yang telah Allah ﷻ haramkan atas mereka; mereka tidak memiliki seorang penolong pun selain-Nya yang mampu menolong dan melindungi mereka. Mereka pasti akan dihukum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengabarkan juga bahwa sedekah yang ditampakkan oleh orang yang bersedekah itu adalah baik, dan bila dia menyembunyikannya dan menyerahkannya kepada orang yang fakir adalah lebih utama, karena menyembunyikan sedekah kepada orang fakir adalah lebih utama dan juga hal itu menunjukkan kuatnya keikhlasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu dari tujuh kelompok yang akan dinaungi oleh naungan Allah ﷻ di Hari Kiamat nanti adalah orang yang bersedekah dengan sebuah pemberian, lalu dia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan dalam firman Allah ﷻ, “<i>Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu,</i>” terkandung sebuah faidah yang lembut yaitu bahwa tindakan menyembunyikan sedekah adalah lebih baik daripada menampakkannya apabila anda memberikannya kepada seorang fakir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun bila anda menafkahkan harta dalam kegiatan-kegiatan sosial, dalam ayat ini tidak ada indikasi yang menunjukkan tentang keutamaan menyembunyikan infak, bahkan ada sebuah kaidah syariat yang menunjukkan perlunya mempertimbangkan kemaslahatan, sehingga mungkin saja menampakkannya untuk memberikan suri tauladan dan contoh, serta mendorong orang lain untuk berbuat dengan amalan kebaikan (yang sama), akan menjadi lebih baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan Firman-Nya, “<i>Dan Allah akan menghapuskan darimu sebagian kesalahan-kesalahanmu.</i>” Dalam ayat ini terdapat indikasi bahwa dalam sedekah terkumpul dua hal: <b>Pertama</b>, memperoleh kebaikan, yaitu banyaknya balasan baik dan pahala serta ganjarannya, dan <b>kedua</b>, menolak kejahatan dan musibah dunia dan akhirat dengan penghapusan dosa-dosa, “<i>dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,</i>” maka Allah ﷻ membalas dengan hikmah-Nya setiap orang sesuai amal-amalnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-71884087025412397482023-07-04T08:36:00.002+07:002023-07-04T08:36:08.561+07:00ALLAH DEKAT, MAHA PENGABUL DOA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWnyTsAekkflAZzxl2qIxixefpFMs6VGiploYFVjHBP8ENq_Zy8JeQm2Wr0Sr7hhSefBoqARiuztGdLUuXBHaTDMnbkae-ZX0q2_oy14nVcD-d-vSK13jh7LbwdugcR1i1pR0UpQzAxhrvkKwHPJLj61WHZFoKX4rJs0NNlUC5B1qiVNWzrxhMvJzI4SMb/s16000/Dibalik-Islam-Doa-Pada-Allah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah <i>Subhanahu Wa Taala</i> berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ ۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.</i>" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">186. Ayat ini adalah jawaban dari suatu pertanyaan. Beberapa sahabat nabi bertanya kepada beliau seraya berkata, “<i>Wahai Rasulullah apakah rabb kami itu dekat hingga kami membisik-bisik atau Dia jauh hingga kami menyeru-Nya?</i>” kemudian turunlah ayat, “<i>Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat,</i>” Karena sesungguhnya Allah Maha mengawasi, Maha Melihat dan Mengetahui apa yang tersembunyi dan dirahasiakan, Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati dan Dia sangat dekat dari orang yang berdoa kepada-Nya dengan mengabulkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu Dia berfirman, “<i>Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaKu.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdoa itu ada dua macam, doa ibadah dan doa permohonan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kedekatan dari Allah ﷻ juga dua macam; kedekatan dengan ilmu-Nya dari setiap makhluk-Nya, dan kedekatan dari orang-orang yang beribadah kepada-Nya dan orang yang berdoa kepadanya dengan mengabulkan doa, menolong, dan memberi taufik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Barang siapa yang berdoa kepada rabbnya dengan hati yang hadir dan doa yang disyariatkan, lalu tidak ada suatu hal yang menghalanginya dari terkabulnya doa, seperti makanan haram dan sebagainya, maka sesungguhnya Allah ﷻ telah menjadikan baginya doa yang terkabul, khususnya bila dia mengerjakan sebab-sebab terkabulnya doa, yaitu kepasrahan kepada Allah ﷻ dengan ketaatan kepada perintah perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, baik dalam perkataan maupun perbuatan, beriman kepada-Nya yang mengharuskan timbulnya penerimaan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu Allah ﷻ berfirman, “<i>Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran,</i>” maksudnya, mereka akan mendapatkan jalan yang lurus yaitu hidayah kepada keimanan dan amal saleh, hilang darinya kezaliman yang menghilangkan keimanan dan amal saleh, dan juga karena beriman kepada Allah ﷻ dan memenuhi perintah-Nya merupakan sebab mendapatkan ilmu, sebagaimana Allah ﷻ berfirman :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar</i>" (QS. al-Anfal:29).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-23903145831233686602023-07-04T08:23:00.004+07:002023-07-04T08:23:50.468+07:00BAHASA ARAB DAN PERADABAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWpasSLMi-fWivXu45A-JRpW3U1nJ1fhDEv6lfHWsjVyR8QSb-ZqGLoOTZL-DzeOOnclcaqGOu-6ghO2VzEZNOeykncuLCstBko9-j6phRRb2OBtVcdt2W2xxWP7lBbzUUY1bI5wCnhO_M69nHcLs-yOOUdD10qZ0r_r1FsmC61t2kSDbQxccRPVfOb2YM/s16000/Dibalik-Islam-Halaqoh.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Apa yang jadi alasan antunna ikut kelas malam ini? Silakan tuliskan, ini kurang lebih pertanyaan pembuka yang diajukan ustazah Arik Rahmawati saat memulai kelas literasi yang mengambil tema Bahasa Arab: Tonggak Peradaban Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelas pun jadi ramai karena berlomba menulis alasan, cepat-cepatan, yang mampu beri 10 alasan dengan cepat dan menarik hati ustazah dapat hadiah. <i>Masyaallah</i> kelas makin seru karena deretan pertanyaan dan renungan yang disampaikan oleh Pemateri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu yang menohok saya adalah seberapa besar cintamu pada bahasa Arab? Sudahkah meluangkan waktu terbaik untuk belajar bahasa Qur'an ini? Ya Allah ternyata diri ini masih belum sungguh-sungguh mencintai bahasa Arab, padahal kelak di alam kubur akan ditanyai malaikat dengan bahasa Qur'an dan bahasa hadis ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana bukti kalau sudah cinta bahasa Surga? Berkomitmen dan tanggung jawab dengan komitmen yang diucapkan atau dituliskan. Bukankah penyebab lemahnya kaum muslimin dari pemahaman tentang bahasa Arab? Maka kewajiban kita untuk mengkaji lebih dalam agar paham dan bisa membangkitkan peradaban Islam yang agung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukankah kita akan paham pesan cinta Allah jika paham bahasa Arab? Yuk buat komitmen! Jadilah saya berkomitmen bahwa akan berusaha serius agar bisa mahir bahasa Arab dasar maksimal di awal tahun 2024.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu butuh perjuangan dan kesabaran, juga mental kuat untuk menuntut ilmu agar tidak gugur di tengah jalan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Jazakillah khairan</i> ustazah Arik yang sudah berbagi cinta dan ilmunya seputar bahasa Qur'an dan bahasa wahyu, <i>insyaAllah</i> akan lebih baik menyiapkan waktu dalam belajar. Semoga dimudahkan urusan kita semua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Jazakillah khairan jaza</i> buat bunda Lilik Yani yang sudah memberi ruang luas buat belajar. Terima kasih buat mba Rya yang sudah memandu acara. <i>Jazakunallah khairan jaza</i> atas kebaikan dan motivasinya.</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-50468537363490469912023-07-04T08:03:00.003+07:002023-07-04T08:03:11.411+07:00MUHASABAH DIRI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaYwJh0ux76SONpiCyg1n0iowo5oRaiM6DLF4nvOTP596zB8sNTWikByYNtD-HNjaWeI2Fa74Bv0-dBCv3sorjn8Pysk5YzukUZ0fm2Mob3WPfdj9AxBGjEzViwrMqjs1belozZbcWeLlny9BchW4ob1y4h7iGMRZOSY06_hrP8cWgRNBCH0AUHi7Xvkbv/s16000/Dibalik-Islam-Koh-Dennis-Lim.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Agustia</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Hari itu, Sabtu, 1 Juli 2023. Alhamdulillah, dapat hadir dalam Tabligh Akbar dengan tema “<i>Berkah Silaturahmi</i>” yang diadakan oleh Reuni Perak Ikasmantri' 98 bersama Ustd. Koh Dennis Lim, di Masjid Raya kota Padang. Memenuhi perintah Allah ﷻ, menuntut ilmu itu adalah wajib (<i>Fardhu A’in</i>). Rugi meninggalkannya, rugi tidak memenuhinya, jika tak ada uzur syar’i.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ustd. Koh Dennis merupakan seorang ustd. Muda keturunan TiongHoa, beliau sering kita jumpai lewat layar tiktok, Yuotube bahkan Instagram, adalah seorang yang tawadhuk, low profile. Beliau enggan dipanggil ustadz karena belum merasa pantas. Ilmu belum cukup, panggil Koh saja, senyumnya. Sholehnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Istri beliau, seorang Muslimah, Yunda Faisyah, anggun dengan cadarnya. Menimba ilmu di pondok yang sama dengan Koh Dennis, di Daa’rut Tauhid sana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah hidupnya sempat ditanya oleh salah seorang jamaah yang hadir pada waktu itu. Menurutnya, keluarganya yang hidup berkecukupan, tiba-tiba mengalami kebangkrutan hingga mengharuskan ia memutar otak untuk mencari peruntungan di meja judi, bandar taruhan di Thailand.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena memang pintar, Ia juga mengalami kesuksesan di meja judi hingga mendapat keuntungan hingga ratusan juta, namun pada akhirnya ia mendapat hidayah dan berhijrah. Beliau sempat berguru pada A’a Gym di Pesantren Daa’rut Tauhid, Bandung dan kini ia masih sibuk menimba ilmu agama di berbagai tempat. <i>MasyaAllah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Koh Dennis nih, kita sekarang berada di jembatan penyeberangan. Berada disatu sisi menuju kesisi lainnya. Dari roh, penciptaan, kemudian hidup didunia menuju kehidupan abadi di akhirat, <i>yaumil akhir</i> menuju surga dan neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara hidup didunia kita menginginkan hidup bahagia. Apa kalau dekat dengan Allah ﷻ kita bahagia? Bisa jadi tambah banyak masalah. Kenapa? Karena bahagia itu pada apa yang Allah ﷻ suka, bukan pada apa yang kita suka. Nabi Adam saja diusir dari surga karena satu kesalahan, nggak ada artinya kok kalau seluruh dunia mencintai kita tapi Allah ﷻ benci.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita bersyukur dengan rezki yang sudah ditentukan untuk kita, rezki yang mana?</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Yang dimakan kemudian menjadi kotoran;</li><li>Yang di pakai kemudian menjadi usang;</li><li>Yang diinfakkan di jalan Allah ﷻ.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada yang suka kalau gajinya besar atau kecil? Seorang pekerja dengan gaji kecil tapi sangaat bahagia bekerja pada seorang “<i>bos</i>”. Setiap kali bertemu dengan pekerjanya, selalu menyapa dengan hangat. Dengan tersenyum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Bapak Sholeh. Apa kabar, sehat? Sambil mengambil tangan kita nenyalami, tersenyum. Bapaknya bagaimana kaabarnya. Saya titip salam ya, dengan beliau. Kemaren saya ketemu Juma'tan di Masjid, tapi tidak sempat bercerita lama padahal saya masih ingin bicara, banyak yang ingin saya tanyakan. Beliau guru yang baik</i>”. Nah, nyaman kan punya pimpinan begitu?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Coba kalau punya “<i>bos</i>” suka nanya, “<i>Eh, pekerjaan kamu sudah selesai, nanti jangan lupa selesaikan pekerjaan yang saya tugaskan tadi. Cepat selesaikan, kalau tidak nanti jabatanmu jadi jaminannya</i>”, sadis amat punya “<i>bos</i>” seperti itu ya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Koh Dennis menyampaikan dakwahnya dengan ringan dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami, jamaah beliau me-angguk-angguk tanda paham.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Standar untuk berbuat maksiat itu apa ya, ada yang tau? Apa tanda-tandanya? Jamaah menggeleng.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada 2...</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Membuat gelisah;</li><li>Tidak ingin ada yang tahu. Setuju ustadz, eh Koh Dennis.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika ingin menjadi orang baik, pakai kacamata iman, jangan pakai kacamata kuda, ya. Apa yang baik bagi orang beriman adalah mendekatkan diri pada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Panjang lebar Koh Dennis menjelaskan mulai dari masalah Su-Is (suami-istri), hingga akhirnya, pertemuan yang diawali dengan sambutan, harus diakhiri dengan doa. Memohon pada Allah ﷻ diberkahilah Majelis, jadikan sisa usia ini jadi bermanfaat, dekatkan pada guru, ilmu, dekat pada Allah ﷻ. Mohon di bantu menjaga hati jangan salah niat. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berulang-ulang kata <i>Aamiin</i> diucapkan, berulang <i>istighfar</i> disebut, tanda semakin tunduk semakin <i>tawadhuk</i>, memohon dengan sepenuh hati pada Allah ﷻ, dengan penuh haru, mata yang basah, mengharap keridhoan Allah ﷻ pada diri dan semesta di bumi Allah ﷻ, semoga Allah ﷻ <i>ridho</i>, <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syukron jazakunallah Khairan katsiran pada panitia yang telah sukses menyelenggarakan acara, terutama Ananda Lince Yulince Z. Semoga usaha dan kerja kerasnya menjadi ladang amal jariah hingga ke surga-Nya. <i>Aamiin</i>.</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-30872952756448487132023-07-03T06:53:00.005+07:002023-07-03T06:53:28.878+07:00HATI MENGERAS SEPERTI BATU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiphPj2PCrM01TSnjb49RJAjbl_Fz3Trzq8Y-T93okkyBFBe23XQyI6UhvlZ-InczfsnEs82eDJd04_9t2wVZDcZnZzwEXhPDpELZyUuI1r12bhBUpyNGe5dN5iBXy8Xmee9g-_dRa0h05TathuVbI2hAoDZdYbOQIs9XbGZwIV2V4izlXggIDGmHOs4gKH/s16000/Dibalik-Islam-Keras-Seperti-Batu.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَا لْحِجَا رَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ وَاِ نَّ مِنَ الْحِجَا رَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْاَ نْهٰرُ ۗ وَاِ نَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَآءُ ۗ وَاِ نَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَا فِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.</i>" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 74)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">74. “<i>Kemudian hatimu menjadi keras,</i>” maksudnya mengeras dan menebal hingga nasihat tidak mampu berpengaruh padanya. “<i>setelah itu</i>”, maksudnya, setelah Allah ﷻ memberikan nikmat atas kalian dengan nikmat-nikmat yang besar dan memperlihatkan kepada kalian ayat-ayat-Nya, dan seharusnya tidaklah patut hati-hati kalian menjadi keras, karena apa yang kalian saksikan sendiri seharusnya menimbulkan kelembutan hati dan ketundukannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ menerangkan tentang kekerasan hati mereka yaitu bahwasanya ia, “<i>seperti batu</i>” yang lebih keras daripada besi, karena besi dan timah apabila dibakar dalam api, niscaya akan meleleh, berbeda dengan batu. Dan firman-Nya, “<i>atau lebih keras lagi,</i>” maksudnya bahwa ia tidaklah terbatas hanya sekeras batu, dan (atau) di sini tidaklah bermakna (bahkan).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ menyebutkan tentang keutamaan batu atas hati mereka seraya berfirman, “<i>padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah.</i>” Maka dengan sifat-sifat itu, batu itu melebihi keutamaan hati mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ mengancam mereka dengan ancaman yang paling keras seraya berfirman, “<i>dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan,</i>” bahkan Allah ﷻ sangat mengetahuinya, menghafalnya, baik kecil maupun besar, dan kalian akan di beri balasan atas perbuatan kalian dengan balasan yang paling sempurna dan paling penuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketahuilah bahwasanya kebanyakan para ahli tafsir telah memperbanyak penyisipan cerita-cerita Bani Israil dalam tafsir mereka, dan memaknai ayat-ayat al-Qur’an menurut cerita-cerita tersebut. Mereka berhujjah dengan sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam: “<i>ceritakan tentang Bani Israil, tidak apa-apa</i>” (HR. Bukhori : 3461)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan menurut hemat saya adalah bahwasanya bila pun boleh meriwayatkan cerita-cerita mereka adalah dalam bentuk dialokasikan tersendiri tanpa dikaitkan dan tidak pula menjadi makna dasar atas kitabullah, karena sesungguhnya menjadikannya sebagai tafsir bagi kitabullah tidaklah boleh sama sekali apabila tidak sahih kabarnya dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, hal itu jika derajatnya seperti yang Nabi sabdakan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>jangan membenarkan ahli kitab dan jangan juga mendustakan mereka</i>” (HR. Bukhari : 4485)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apabila derajatnya diragukan, dan suatu hal yang pasti diketahui dalam agama Islam bahwasanya al-Qur’an itu wajib di imani dengan keyakinan bulat, baik kata-katanya maupun makna-maknanya, oleh karena itu tidak boleh menjadikan cerita-cerita tersebut yang diriwayatkan secara majhul (tidak di ketahui) yang kemungkinan besar menurut akal adalah cerita dusta atau mayoritasnya adalah dusta, sebagai makna-makna al-Qur’an sebagai suatu yang pasti dan tidak ada seorang pun yang meragukannya, akan tetapi karena kelalaian terhadap hal ini, akhirnya terjadilah apa yang terjadi. Hanya Allah sajalah Zat yang membimbing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-9997069206118831652023-07-02T07:46:00.005+07:002023-07-02T07:46:50.673+07:00MEMBUMIKAN AL-QURAN SEPENUH HATI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj42KpqwQZxlNQxlEl1Sc3x2s_siTkvrcqJUYuA5vMu2FXD9bXqg6YDpgR0zqKaNqtF3EG6TMQjp1Ct_R-R01myyj1dspyU8ImoT4iNaXnjG3NE7lHgIzqqJRgzs0f6nqTO4LqSjA0Xm61fAs2An82J3I-7AXHI4veMEoanqR6H1qs0bmnWU29yjo08HEpU/s16000/Dibalik-Islam-Pengajian-Ibu-ibu.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ramsa Sahara</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kesempatan belajar akan selalu saya manfaatkan. Seperti malam Ahad lalu, ketika komunitas SSCQ kedatangan pemateri keren yakni Prof. Radikal atau Profesor ramah terdidik dan berakal, siapa lagi kalau bukan Prof. Suteki. Sungguh kesempatan langka dan sulit terulang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Kajian online yang istimewa karena pemateri hebat, luar biasa. Beliau pakar ilmu pancasila, dan hebatnya walau beliau mengaku bukan ustaz tapi mampu meyakini semua ayat Al-Qur'an, beliau mampu menjelaskan semua aturan Allah ﷻ dalam Al-Qur'an, mana yang berupa perintah dan mana larangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pak Prof. Suteki dengan gamblang menjelaskan tipe atau posisi manusia terhadap Al-Qur'an. Ada 3 tipe / quadran yaitu :</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Orang yang menolak Al-Qur'an sebagai aturan dalam kehidupan;</li><li>Orang yang mau ambil Al-Qur'an sebagian saja dalam kehidupan misalnya urusan ibadah saja;</li><li>Orang yang meyakini Al-Qur'an sebagai aturan dalam kehidupan dan ada di bagian terdepan memperjuangkan tegaknya hukum Allah ﷻ di muka bumi.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Biasanya orang yang dikuadran ketiga akan dicap radikal oleh pemangku kebijakan, karena tidak sejalan dengan sistem yang dijalankan di negara sekuler liberal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh waktunyalah bagi muslim seluruh dunia mengambil posisi terdepan mengemban isi Al-Quran dengan cara memperjuangkan hukum Qur'ani dan sunnah agar Islam <i>rahmatan lil alamin</i> bisa terwujud.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mari bergandengan tangan saling menguatkan untuk teguh dalam perjuangan membumikan Al-Qur'an dan langitkan amal sepenuh hati, ikhlaskan diri agar kokoh dalam mengemban misi Islam di seluruh dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jazakallah khairan jaza atas materinya yang luar biasa hebat dan mengispirasi pak Prof. Suteki. Salam hormat.</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-67406881763383646692023-07-01T08:26:00.003+07:002023-07-01T08:26:22.224+07:00NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj87E8Yy17SK9s8OME3bcODIggNRg1L4cbyhWyi_VF8iZLbNT5Thw8PjWDdWz2aCXmVJ-tydQJVGBC4awdLqvvRMubigV-INudhG6PJY_X9zEBDv4_Nk5xIj3TIgjhsHef1zdJolDRBtk3YL8UEbqeVsY_fY9qaV5E2hvmcVMrSBja1ziDkgFNsFKVzayh4/s16000/Dibalik-Islam-Al-Zyaitun.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Akhir-akhir ini publik sedang dihebohkan oleh berita tentang Pondok Pesantren Al-Zaitun pimpinan Panji Gumilang yang berlokasi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Banyak pihak menilai Al-Zaytun dan Panji Gumilang telah menyimpang dari ajaran Islam. Berita heboh dimulai saat beredar video pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Al-Zaytun yang memperlihatkan adanya sosok wanita di shaf paling depan yang sejajar dengan shaf laki-laki. Video lainnya memperlihatkan Panji Gumilang mengucapkan salam di hadapan jamaahnya dengan ucapan salam yang diduga khas Yahudi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada pula cuplikan video ceramah Panji Gumilang yang mengklaim bahwa Al-Qur'an bukanlah firman Allah ﷻ, tetapi ucapan Nabi Muhammad ﷺ yang berasal dari wahyu Allah ﷻ. Klaim ini terkonfirmasi juga saat wawancara eksklusif Panji Gumilang dengan SCTV baru-baru ini. Selain itu, dari berita yang beredar, Al-Zaytun dan Panji Gumilang disinyalir terafilisasi dengan NII KW-9 yang juga dianggap gerakan yang menyimpang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><b>Aliran Sesat di Indonesia</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmldFm3dXO2odY8ETkYyWtqIF0S0i99lxh_3Om6h8NMldnP0Y2NelAehDhamZ_BHM8kqJqQvwxAwMDt6ha2_oY8mvJ2h7Gm98da3h0Dy9Rkfn6UeIk0zdazQrGsH4bsW4eWP82Xrec4aaMI20fPVFeb_T6ZXjEZ-D3BFSecWJsM5jwx5Eo63DAhxbWvnZy/s16000/dibalik-islam-rasis2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di Indonesia, aliran sesat memang cukup banyak bermunculan. Sebagian ada yang hilang, namun kemudian muncul lagi dengan nama baru. Berdasarkan catatan MUI pada tahun 2016 saja sudah ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia (Cnnindonesia.com, 2/1/2016).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antaranya yang sudah resmi difatwakan sesat oleh MUI adalah: Ahmadiyah yang mentahbiskan pendirinya (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai nabi; Lia Eden atau Salamullah yang didirikan oleh Lia Aminuddin, yang mengaku pernah bertemu dengan Malaikat Jibril; Al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Moshaddeq yang mengaku sebagai nabi; Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dianggap meneruskan ajaran Al-Qiyadah al-Islamiyah; Kerajaan Ubur-ubur di Serang Banten; Puang Larang/Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf Gowa. Adapun Al-Zaytun, meski sudah berdiri lebih dari 20 tahun, belum secara resmi dinyatakan sesat oleh MUI.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaannya: apa kriterianya sebuah aliran dianggap sesat? Pada tahun 2007 MUI Pusat mengeluarkan rekomendasi/fatwa tentang 10 kriteria sebuah aliran dianggap sesat/menyimpang. Kesepuluh kriteria tersebut adalah:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6;</li></ul><ul><li>Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan as-Sunnah;</li></ul><ul><li>Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur'an;</li></ul><ul><li>Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Qur'an;</li></ul><ul><li>Melakukan penafsiran Al-Qur'an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir;</li></ul><ul><li>Mengingkari kedudukan Hadis Nabi ﷺ sebagai sumber ajaran Islam;</li></ul><ul><li>Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul;</li></ul><ul><li>Mengingkari Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi dan rasul terakhir;</li></ul><ul><li>Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib tidak 5 waktu;</li></ul><ul><li>Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan Muslim hanya karena bukan kelompoknya (Republika.co.id, 26/10/2017).</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Negara Wajib Melindungi Aqidah Umat</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_GAHKhpjy3ZYrsV7TGzuhPBtSTxQQRCl-FWC5fYXXYysWbTg_SfhSbBz0jpyzvGT3vaVaLclEZ0nRzyG3tKxBPSxI5WzSUoRFuk9n843ExRZX6i1C-xQIQE0aTPZ6L4_9yQrt-MScCpyDDx2-Mym6F5roakITZf4L5s9SQUoTmJnUlyoZE0zCSp1cw_8l/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salah satu peran negara yang paling utama dalam pandangan Islam adalah menjaga dan melindungi aqidah/keyakinan umat Islam. Munculnya banyak aliran sesat di Indonesia jelas menunjukkan bahwa negara saat ini tidak hadir dalam menjaga dan melindungi aqidah umat Islam. Padahal aliran-aliran sesat itu telah memakan banyak korban dari kalangan umat Islam. Mereka banyak yang akhirnya tersesat/menyimpang dari aqidah Islam yang lurus, bahkan murtad dari Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa negara terkesan tidak hadir untuk menjaga dan melindungi aqidah umat Islam? Tidak lain karena negara saat ini menganut dan menerapkan aqidah sekularisme. Sekularisme hakikatnya adalah aqidah sesat. Pasalnya, sekularisme adalah aqidah yang meyakini agama harus dipisahkan dari urusan negara. Dalam negara sekuler, negara tidak boleh campur-tangan dalam urusan keyakinan warga negaranya. Andai ada warga negara yang gonti-ganti agama/keyakinan, negara tak peduli. Negara pun tak akan peduli andai banyak Muslim yang murtad dari Islam, termasuk menganut aliran sesat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal dulu Rasulullah ﷺ <i><u>sebagai kepala negara</u></i> sangat tegas terhadap aliran yang menyimpang. Sebagaimana diketahui, dalam sejarah Islam, pernah muncul seorang yang mengklaim sebagai nabi (nabi palsu). Dia adalah Musailamah al-Kadzdzab (Musailamah Sang Pendusta). Nama aslinya Musailamah bin Habib dari Bani Hanifah. Berbagai cara dilakukan Musailamah untuk mengukuhkan posisinya. Salah satunya mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dalam surat itu, Musailamah meyakinkan bahwa dirinya adalah seorang nabi dan rasul Allah ﷻ juga, sama seperti Nabi Muhammad ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ kemudian mengirimkan surat balasan untuk Musailamah. Sebagaimana dikutip dalam Sirah Ibnu Ishaq, berikut surat balasan Nabi Muhammad ﷺ: “<i>Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang Pendusta. Keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk (QS Thaha: 47). Sungguh bumi ini adalah milik Allah. Allah mewariskan bumi ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.</i>” (Ibnu Hisyam, Sîrah Ibnu Hisyâm, 2/601).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada akhir tahun ke-10 Hijrah. Namun demikian, balasan surat Nabi Muhammad ﷺ itu sedikitpun tidak mengubah keyakinan dan semangat Musailamah untuk menyebarkan ajarannya. Bahkan ‘<i>dakwah</i>’ Musailamah semakin aktif setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat. Akibatnya, propaganda yang disebarluaskan Musailamah itu mempengaruhi stabilitas pemerintahan Islam pasca Rasulullah ﷺ, yakni pemerintahan Islam di bawah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra. Karena itu di bawah komando Khalifah Abu Bakar ra., pasukan kaum Muslim kemudian menumpas Musailamah dan pengikutnya dalam Perang Yamamah (12 H) (Al-Mubarakfuri, Ar-Rahîq al-Makhtûm, hlm. 416).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebetulnya, selain Musailamah, di era pemerintahan Islam, khususnya masa Khulafaur Rasyidin dan era setelahnya, masih banyak orang yang menyebarkan aliran sesat/menyimpang. Rata-rata mengklaim sebagai nabi. Mereka sebelumnya adalah Muslim, lalu menyimpang dari ajaran Islam. Disebutkan dalam Nihâyat al-'Alam karya Muhammad al-'Arifi bahwa selain Musailamah, ada beberapa nabi palsu yang hidup pada zaman Rasulullah ﷺ dan para khalifah sepeninggal beliau. Semuanya diperangi oleh negara, tentu setelah sebelumnya mereka diminta untuk bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam, tetapi mereka menolak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Sekularisme Pangkal Kesesatan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ0k2NzDP_XXwfSmiZedtGXtIZYeHl9gDceeI2DQi067HHLAZ_osVdWbi3W-Vu6UodhBy2hmIvlFDVhHQO-p34O6zP73nn4-gX-25LV09A6FWjNkWPpygp8vzpR4xnPW_zS-tjw7Hj9DjXHCTxu_3w68UtJqHSruOwvICdP-9D3gj4fVFfr0RfQdtQEf1I/s16000/dibalik-islam-politik.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam)</i> (TQS al-Baqarah [2]: 256).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Berpegang Teguh pada al-Quran dan as-Sunnah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2DJyUFyqJsjl3APSScPBURuGlMzOnIcutw3s03z8rOT1QLxQ5o4oqornDNTWXs7KGjRz0aNe7chDv2YeNhc0ysstR7SXJj_H-wqvun2Yjpm9KwIM31QBP_G80nYAGCycKhBniVzVvpBftsjwBW4EnrAOcJndw1KLc6H5e4ozNJTcvOk_PBfxiEX8sfAUW/s16000/dibalik-islam-quran.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara dampak buruk sekularisme yang diterapkan di negeri ini adalah menjadikan banyak kaum Muslim tidak lagi berpegang teguh pada agamanya. Mereka tidak lagi berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah. Akibatnya, banyak kaum Muslim mudah tersesatkan dari agamanya. Padahal Rasulullah ﷺ telah menegaskan, saat berkhutbah pada Haji Wada’:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai manusia, sungguh telah aku tinggalkan di tengah-tengah kalian suatu perkara yang jika kalian pegang teguh niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya</i> (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berpegang teguh pada Al-Qur'an bermakna menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup. Sikap ini meniscayakan antara lain:</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai rujukan (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 59).</div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai standar halal-haram, benar-salah, dan baik-buruk. Artinya, yang wajib dijadikan tolok ukur adalah apa saja yang diputuskan dan dinyatakan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah (Lihat: QS asy-Syura [42]: 10).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, mengamalkan seluruh kandungan al-Quran dan as-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 208).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.</i> (TQS Ali ‘Imran [3]: 85).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 299</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-82996633338030995942023-06-30T07:42:00.004+07:002023-06-30T07:42:59.401+07:00ANUGERAH TERINDAH DIHARI ARAFAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXiOKkDfYiLFdErVEtbbOYqdJjbp7-EEhG-bsZlOJKxYakuciDZcYfeU7VmcJHGDV2I6OlwO_b1ZtwjcOSPy33pDuNA_pirZ9i-F3T3lkeeyE1peJOLZgrOjPbPtLEceLr_um89NDJ-DCAsGc7RU-8qhFApy1lAlDmx6ohAeNaaFUBAqt1P1BZYJB1nRTa/s16000/Dibalik-Islam-Qurban-Badal.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Maasya Allah</i> sesuatu yang indah di hari Arafah, hadiah bertubi-tubi buat hamba-Mu ini ya Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah seorang anak manusia dimana masih dapat bertemu kembali dengan keluarganya. Jakarta Cilacap memang dapat ditempuh dengan waktu 10 jam namun karena kendala biaya, yang tua mengalah untuk mengunjungi adiknya dengan membawa buah tangan sekoper pakaian buat adiknya dan ponakannya. <i>Alhamdulillah</i> didalam keluarga yang baik akan terjalin <i>silaturahim</i> dengan baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang membuat hati menjerit di saat hendak memejamkan mata untuk tidur dapat khabar via WA yang tadinya tak mengetahui maksud apa isi video tersebut ternyata memberitahukan bahwa kakak telah membadalkan bapak dan ibu tahun ini, <i>Maasya Allah</i> bahagia sekali walau bukan dari uang sendiri namun mendengarnya bikin hati menjerit sekeras-kerasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadiah yang terindah disaat hari Arafah kebahagiaan singgah di lubuk hatiku. Banyak bersyukur Allah ﷻ bersama dengan orang-orang yang bersabar. Bersabar dalam menghadapi ujian juga menahan hawa nafsu yang hanya sesaat namun tidak tergantikan dengan kebahagiaan yang luar biasa lainnya. <i>Aamiin</i>~</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga Allah ﷻ memberikanku kemudahan juga untuk dapat menginjakkan kakiku ke Tanah suci bersama keluarga kecilku. <i>Aamiin</i>~</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-69179843949040880342023-06-29T07:22:00.033+07:002023-06-30T07:32:47.469+07:00MAAF TAK BISA HADIR, AKU SAKIT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSF26SJCYoKnVHoDQBamOiYiogwnRqxiiJPD39iftcbcI6nJU2ZKSGiCaKiLSXUYaCyK0cqYlduBTQEnsL3M2rPuckuQ_esPoZqaoIRV5rfpqqL4DpsWcqyBL8WoWcqOdII0_ygkB2Ei2-d0Swe5ojXLJ2R8rYNOuSdIJXxGjOfsG3xmULi1Q_878SvWsY/s16000/Dibalik-Islam-Izin.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lilik Yani</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agenda dakwah padat, apalagi pengemban dakwahnya bekerja. Di rumah juga tak langsung istirahat, banyak agenda online yang jadi amanahnya. Harapannya sih, dapat tambahan pundi-pundi amal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski tak melibatkan fisik yang harus keluar rumah, tapi membutuhkan pemikiran cemerlang, strategi jitu. Jadilah otak juga harus diputar untuk <i>manage</i> waktu dan tenaga agar semua agenda bisa jalan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, jika agenda itu tak ada jeda. Setiap hari beragenda, kadang tubuh tua ini juga capek, lelah, butuh istirahat cukup. Ehm, lagi-lagi eman jika mata masih menyala tapi dibuat tidur. Jadilah terus berkarya atau memikirkan masalah umat, sampai tubuh betul-betul letih harus diistirahatakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadilah kadang badan letih tak berdaya, saat ada agenda penginnya menjawab, "<i>Maaf, saya kurang enak badan, tak bisa hadir.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kurang enak badan? Seberapa besar tingkat tak enaknya? Apakah masih bisa berjalan dan mau makan? Atau lemah sekali, jika berjalan oleng hampir jatuh?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Coba jujur diri. Jika masih kuat berjalan, pusing dan meriang sedikit tak apalah. <i>Bismillah</i> nekat, berangkat saja jika agenda tak menguras fisik. Apalagi kalau <i>darisah</i> kan tak perlu energi sebesar <i>musrifah</i>. Hehe.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cari makanan yang berselera agar bisa tambah tenaga. Bisa didoping vitamin, susu, madu, kurma, buah. Wah, jadi tambah pengeluaran ektra. Tak apalah demi kesehatan, agar energi bisa untuk berdakwah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah solusi yang aku berikan jika menghadapi kendala dakwah berupa kesehatan. Namun jika betul-betul sakit dan perlu terapi dokter, atau alternatif, bolehlah ijin. Dalam hal ini yang paling tahu adalah diri kita sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih cinta mana, Allah ﷻ atau diri sendiri?</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-4354014395676650102023-06-28T06:56:00.054+07:002023-06-30T07:20:14.779+07:00SEHARUSNYA TAK ADA PERBEDAAN DALAM HARI RAYA IDUL ADHA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_oicyqbohH7_g9YEcqn7jLlYN-SrAE-sO-3DoNVkBCyZVf2QM6H4hJcJ9c445GsGOJj6ATnf0LDWmAF9HspipYSRzv2UMRAKVFPSmQnN8Pj_mY6dGzNOHuRqHIewsp55bSNMwQWLS2Htj8z2Atjcu3AIQXd4H0CzP3ygr7jaVGfKMyRgVp6jNPeALWBMc/s16000/Dibalik-Islam-Wukuf-di-Arafah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dakwah bergerak terus. Kalau dulu orang masih menganggap perbedaan pendapat sesuatu yang tabu, saat ini sedikit demi sedikit masyarakat paham, bahwa dalam Islam, perbedaan pendapat adalah sesuatu yang diperbolehkan, untuk hal yang <i>dzanni</i>, selama berpegang pada dalil <i>syara'</i>.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Seperti tentang perbedaan penetapan rukyat. Masyarakat jadi tahu adanya rukyat global dan rukyat lokal. Ini memang sesuatu yang memungkinkan perbedaan penentuan awal bulan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun yang belum dipahami, bahwa perbedaan seperti itu, bisa dipakai dalil untuk Idul Fitri, tapi tak berlaku untuk Idul Adha. Hal ini karena adanya dalil yang mengkhususkan untuk Idul Adha, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: '<i>Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata</i>' :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Rasulullah ﷺ mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.</i>” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adanya hadits ini memperjelas bahwa, khusus Idul Adha, penetapan rukyat diserahkan pada <i>ahlul Mekah</i>. Sehingga seharusnya tak ada perbedaan waktu puasa Arafah dan Idul Adha di seluruh dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi saat ini, rupanya hal itu belum dapat terlaksana. Selain karena informasi hadits di atas belum tersebar, juga masih terbagi-baginya kaum muslimin dalam batas-batas imajiner.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karenanya, dakwah masih harus terus digencarkan. Semoga tahun depan, akan ada satu pemimpin kaum muslimin, pemimpin yang taat pada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, yang memberikan instruksi untuk mengikuti <i>ru'yat ahlul Mekkah</i>, dan kita bisa melakukan puasa wukuf dan Idul Adha secara serempak. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-17862644300908767042023-06-27T06:45:00.023+07:002023-06-30T06:53:58.865+07:00BACALAH AL-QUR'AN SESUAI MAKHARAJ!<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFiAwmJEoADccDy3WD4JsV9nB6da2z_wanYQ6Rc1c1YPQYyybtONu-wZeYeH04QRxKxn_MYQvYQAB5i4qY8mAaL-Qf6kiRz2_aCwdWN0NccwJHSyFWUrvg10YCgqZ_PuCeLxum1t1wjBpdV-RnIDfbffbkmedNo_VHHz9T6LRVYGxppCKbms5Lzh6bsCyr/s16000/Dibalik-Islam-Membaca-Quran.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lilik Yani</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Pelajaran agama yang tak kusuka saat SD dulu adalah membaca Al-Qur'an. Sungguh memprihatinkan, tak pernah dikenalkan pedoman hidup sejak kecil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cukup rajin salat, puasa, tahu sopan santun, juara kelas, nilai akademis bagus. Orang tua sudah bangga memiliki anak dengan prestasi akademis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat pelajaran agama. Disuruh membaca surat-surat pendek juz 30, aku tak bisa. Guru membimbing, aku menirukan. Tak juga paham, apalagi bisa. Aku membaca tulisan latinnya. Salah, tak sesuai makhraj jadinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukannya semangat belajar, aku semakin tak suka pelajaran tersebut. Saat diingatkan, aku jawab, sudah bisa. Aku malu jika dibilang tak bisa. Aku malu jika banyak disalahkan. Aku belajar sendiri dengan mengenali huruf dan bacaan latinnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku merasa bisa. Tahu apa jadinya? Saat ikut belajar tahsin di Tamyiz, bacaanku salah semua. Aku harus rela belajar tahsin lagi, bersama rombongan para lanjut usia. Di kampus tercinta. Aku termasuk peserta agak muda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesadaran yang terlambat. Betapa malunya. Tapi semangat tetap menyala. Semoga Allah mengampuni kesombonganku, dan memberi kesempatan belajar hingga ajal tiba. Belajar tak mengenal usia. Bismillah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-18432798596448374562023-06-26T15:20:00.004+07:002023-06-26T15:20:24.925+07:00ISLAM TELAH DITERANGKAN DENGAN JELAS NAMUN ORANG KAFIR SELALU BERPALING<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPq9Zk4xPPEjWjco7LOD7v4oY7NYF6pg0pwjQaV_-olKSxMaFfIKWMV8JMGcSALW9IJyWmnL8HBnf3oDB2bcJLHqY65GdUqcH1ir0H3d4wkXM8WoZxQPLyMGO2Txh2BN_8OkI0aXBD-pKSU7ijRhpQ2TnJlmiqol-oALaC5v7ljFxiqXZCKZgly7M2CQbw/s16000/Dibalik-Islam-Kafir.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al-Ahqaf Ayat 3 Allah ﷻ menerangkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَاۤ اِلَّا بِالۡحَقِّ وَاَجَلٍ مُّسَمًّىؕ وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا عَمَّاۤ اُنۡذِرُوۡا مُعۡرِضُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Namun orang-orang yang kafir, berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an adalah wahyu-Nya, bukan karangan Muhammad ﷺ, Allah ﷻ menerangkan bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Penciptaan ini mengandung hikmah, meskipun manusia belum mampu mengetahui semua hikmah tersebut. Manusia harus selalu berusaha menggali hikmah tersebut agar bisa memanfaatkan pesan-pesan Al-Qur'an.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di antara tujuan Allah menciptakan bumi dan semua yang ada padanya ialah untuk kepentingan manusia. Allah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ...</div><div style="text-align: justify;"><i>.... Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.</i> (QS. Ali 'Imran [3]: 191)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menjadikan langit dan bumi bukanlah untuk menimbulkan kezaliman dan kebinasaan, tetapi untuk melahirkan dan membuktikan kebenaran serta keadilan. Dalam menyatakan keadilan itu, Allah ﷻ membedakan antara orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat buruk atau jahat, baik dalam sikap-Nya terhadap mereka, maupun dalam memberi balasan terhadap perbuatan mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَخَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.</i> (QS. Al-Jatsiyah [45]: 22)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menciptakan langit dan bumi untuk waktu yang ditentukan-Nya sehingga dalam masa itu ada kesempatan bagi manusia melakukan segala sesuatu yang baik baginya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah ﷻ agar ia dapat menikmati kebahagiaan hidup yang hakiki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini tentu sesuai pula dengan potensi dan hak ikhtiar yang diberikan Allah ﷻ kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena Allah ﷻ telah menciptakan langit dan bumi dengan segala hikmah dan manfaatnya, maka untuk menunjukkan keadilan-Nya dan membuktikan hikmah penciptaan keduanya, Allah ﷻ menciptakan hari pembalasan. Dengan adanya hari pembalasan itu, segala perbuatan manusia dapat dibalas dengan adil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari pembalasan akan datang setelah berakhirnya masa yang ditentukan bagi langit dan bumi. Pada hari pembalasan itu, ditetapkan pahala bagi orang-orang yang melaksanakan perintah Allah ﷻ dan menjauhi larangan-Nya berupa kebahagiaan abadi di dalam surga. Adapun orang-orang yang mengingkari perintah Allah ﷻ dan melanggar larangan-Nya memperoleh kesengsaraan yang dialaminya di dalam neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keingkaran orang-orang musyrik terhadap peringatan yang telah disampaikan kepada mereka. Diterangkan bahwa sekalipun kepada mereka telah disampaikan bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran Al-Qur'an sebagai firman Allah ﷻ, pengangkatan Muhammad ﷺ sebagai rasul-Nya, dan agama yang dibawa Muhammad ﷺ, namun mereka tetap dalam kemusyrikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka tetap berpaling dari peringatan itu dengan mengingkari perintah Allah ﷻ dan melanggar larangan-Nya, bahkan mereka menolak dalil-dalil dan bukti-bukti itu tanpa alasan yang benar. Mereka seakan-akan orang yang tuli, bisu, buta dan tidak berakal sehingga tidak dapat mendengar dan memahami seruan dan peringatan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka tidak mau percaya bahwa kelalaian dan keingkaran mereka akan menimbulkan penyesalan yang terus-menerus di akhirat kelak, di samping mengalami siksaan yang amat berat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-58633434452798408002023-06-25T14:23:00.095+07:002023-06-26T14:53:23.173+07:00ILMU ALLAH MENCAKUP SEGALANYA DAN MANUSIA PENGETAHUANNYA TERBATAS<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdaJRGPn2yn-q6QtyzEg-awgGBIEv10imciE0BxqpLjC29SPIbMWRrVixpRtIOPTn6JvYOhx9dutJ8C4TrUSHlt61-KCkrypY0pS9XxLOUiEi9KRseApH9BdlQbAeiHN6H6tp06uoA3QJLm7DUopN8RnQ-PkLHDJ3YIhKB1XSAILNDLK54byCVZJYfSee/s16000/Dibalik-Islam-Pengetahuan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada Al-Qur'an surat Fussilat Ayat 47 menerangkan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ ۗوَمَا تَخْرُجُ مِنْ ثَمَرٰتٍ مِّنْ اَكْمَامِهَا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ اُنْثٰى وَلَا تَضَعُ اِلَّا بِعِلْمِهٖ ۗوَيَوْمَ يُنَادِيْهِمْ اَيْنَ شُرَكَاۤءِيْۙ قَالُوْٓا اٰذَنّٰكَ مَا مِنَّا مِنْ شَهِيْدٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kepada-Nyalah ilmu tentang hari Kiamat itu dikembalikan. Tidak ada buah-buahan yang keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuan pun yang mengandung dan yang melahirkan, melainkan semuanya dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, “Dimanakah sekutu-sekutu-Ku itu?” Mereka menjawab, “Kami nyatakan kepada Engkau bahwa tidak ada seorang pun di antara kami yang dapat memberi kesaksian (bahwa Engkau mempunyai sekutu).”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menerangkan bahwa ilmu tentang hari Kiamat, waktu dan bagaimana peristiwanya hanya diketahui Allah ﷻ. Demikian pula peristiwa-peristiwa gaib yang lain seperti keluarnya dengan baik atau rusaknya buah-buahan dari kelopaknya, dan janin yang dikandung oleh para ibu, apakah akan lahir dengan normal atau cacat anggota tubuhnya, semua itu hanya diketahui oleh Allah secara pasti. Beberapa hal memang ada yang diketahui oleh manusia seperti bulan apa buah-buahan akan masak, kapan kira-kira bayi akan lahir, tetapi pengetahuan itu masih sangat sederhana tidak serinci pengetahuan Allah ﷻ dan tidak selengkap pernyataan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menegaskan bahwa hanya Dialah yang mengetahui dengan tepat hari Kiamat itu. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”</i> (QS. Al-A'raf [7]: 187)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ sendiri dalam hadis yang diriwayatkan 'Umar bin al-Khaththab ketika ditanya Malaikat Jibril tentang kapan hari Kiamat, beliau menjawab:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya Jibril bertanya kepada Rasulullah tentang hari Kiamat, Rasulullah menjawab: orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya</i> (Riwayat Muslim dari 'Umar bin al-Khaththab)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini memang banyak hal-hal baru yang diketahui manusia seperti waktu musim berbuahnya beberapa macam buah-buahan, kondisi tentang janin dalam kandungan seperti jenis kelamin, kesehatan, dan kapan waktu janin akan lahir. Tetapi pengetahuan manusia ini masih sedikit sekali dibanding pengetahuan Allah ﷻ dan masih bersifat perkiraan sehingga tidak pasti. Berbeda dengan pengetahuan Allah ﷻ yang rinci dan pasti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ اُنْثٰى وَمَا تَغِيْضُ الْاَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۗوَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهٗ بِمِقْدَارٍ</div><div style="text-align: right;">عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya. (Allah) Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Yang Mahabesar, Mahatinggi.</i> (QS. Ar-Ra'd [13]: 8-9)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ yang mengetahui tentang hari Kiamat dan kapan terjadinya. Dia mengetahui semua wanita yang hamil dan yang melahirkan anak. Dapat dipahami bahwa pengetahuan Allah ﷻ itu ada yang mustahil diketahui oleh manusia dan ada yang mungkin diketahuinya bila Dia memberikan izin-Nya kepada manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu saja hal ini ada hikmah dan tujuannya, tetapi hanyalah Allah ﷻ yang mengetahui dengan pasti hakikat dari hikmah dan tujuannya itu. Sekalipun manusia diberikan sebagian pengetahuan Allah, namun sifat dan bentuk pengetahuan itu tidak sama dan berbeda pada setiap orang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengetahui kandungan semua wanita yang sedang hamil dan yang melahirkan. Pengetahuan Allah ﷻ tentang wanita yang mengandung dan yang melahirkan adalah pengetahuan yang lengkap dan pasti, menyeluruh sampai kepada yang sekecil-kecilnya. Pengetahuan itu ada hubungannya dengan proses kejadian alam seluruhnya, dari dahulu sampai sekarang dan sampai kepada masa yang akan datang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lain halnya dengan pengetahuan seorang dokter ahli kandungan terhadap kandungan seorang wanita. Ia hanya mengetahui secara umum saja, tidak secara rinci. Bahkan pengetahuannya itu terbatas dan bersifat dugaan semata, bukan pengetahuan yang pasti karena pengetahuan yang pasti dan menyeluruh itu hanya pada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menerangkan peristiwa yang akan dialami oleh orang-orang musyrik pada hari Kiamat. Pada hari itu Allah akan menanyakan kepada mereka secara tegas dan jelas serta meminta pertanggungjawaban mereka tentang sekutu-sekutu-Nya yang mereka sembah di dunia; di mana mereka berada sekarang, mengapa mereka tidak bersama-sama dengan berhala-berhala itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya orang-orang musyrik itu menjawab dengan jawaban yang tegas :</div><div style="text-align: right;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai Tuhan kami, kami nyatakan kepada-Mu pada hari ini tidak seorang pun di antara kami yang mengakui bahwa Engkau mempunyai sekutu; hanya Engkau sajalah yang kami sembah, tidak ada yang lain.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا وَاللّٰهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِيْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, ya Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah.”</i> (QS. Al-An'am [6]: 23)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dialah yang mengetahui secara pasti dan segala perinciannya. Pada hari Kiamat itu, Dia (Allah ﷻ) menyeru mereka, yakni orang-orang musyrik, “<i>Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu, yaitu berhala-berhala yang di dunia dahulu kamu sembah dan kamu duga dapat menyelamatkanmu dari siksaan-Ku?</i>” Mereka menjawab, “<i>Kami nyatakan kepada Engkau bahwa tidak ada seorang pun di antara kami yang dapat menjadi saksi yang memberi kesaksian pada hari ini.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-2535968719893002032023-06-24T13:48:00.137+07:002023-06-26T14:18:29.233+07:00IBRAHIM DAN ISMAIL AS.: TELADAN DALAM KETAATAN TANPA KERAGUAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiQhrevIeO6AUqlOe8mnhlgW5SGezqRoWM7bkwCfvNO8XXWTfaWux5PXIpWz4OIeqD93f3j7TRG3sTFhw6VAqmasd00eZkZNrJI-1B3tascMEfLCqcS8kamqJaHdebYB0o1K135LYQlT9ZCpoyyK4KRMluzU2B02hpeJJbW2KVcOWBgDEPuhMyx8n8uNz1/s16000/Dibalik-Islam-Qurban-2023.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tanggal 10 Dzulhijjah adalah momen yang penuh dengan kebahagiaan dan keberkahan. Hari ketika jutaan Muslim berkumpul di tempat yang dimuliakan dan diberkahi oleh Pencipta dan Pemilik alam semesta. Tidak lain untuk mewujudkan ketaatan dalam ibadah mulia, ibadah haji. Sepanjang pelaksanaan ibadah haji itu jutaan Muslim terus mengagungkan Zat Yang Mahaagung. Mereka pun berdoa tiada henti, seraya melantunkan kalimat <i>talbiyah</i>, “<i>Labbayk AlLâhumma labbayk.</i>” Mereka menjawab panggilan Allah dengan penuh kekhusyukan untuk hadir mewujudkan ketaatan kepada-Nya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Merekalah <i>dhuyûfulLâh</i> (Tamu-tamu Allah). Mereka berhak mendapatkan kedudukan mulia di sisi-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ، سَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ</div><div style="text-align: justify;"><i>Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Allah telah memanggil mereka. Mereka pun memenuhi panggilan-Nya. Mereka memohon kepada Allah. Allah pun mengabulkan permohonan mereka</i> (HR Ibnu Majah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di luar Tanah Suci, miliaran kaum Muslim menggemakan <i>takbîr</i>, <i>tahmîd</i>, <i>tasbîh</i>, dan <i>tahlîl</i>, berbondong-bondong menunaikan <i>shalat Id</i> dan mendengarkan <i>khutbah</i>. Lalu menyembelih dan membagikan hewan-hewan kurban. Gema kalimat <i>thayyibah</i> dan penyembelihan kurban terus berlangsung hingga Hari <i>Tasyriq</i> usai. Sungguh, hari-hari yang amat sakral dan memberikan nuansa ketundukan kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah Idul Adha 10 Dzulhijjah tahun 1444 H. Sebagaimana perintah Rasulullah ﷺ, penentuan awal bulan Dzulhijjah bukanlah ditetapkan berdasarkan otoritas penguasa negara nasional masing-masing, tetapi wajib berdasarkan pengumuman <i>Amir Makkah</i>. Husayn bin Harits al-Jadali telah menyatakan: <i>Amir Makkah</i>, al-Harits bin Hatib, telah menyampaikan khutbah kepada kami, seraya berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ أَنْ نَنْسُكَ لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ لَمْ نَرَهُ، وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلٍ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Kami telah diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ untuk mengerjakan manasik (ibadah haji) karena melihat hilal. Jika kami tidak melihat hilal, lalu ada dua orang saksi yang adil melihatnya, maka kami pun akan mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka berdua</i> (HR Abu Dawud dan ad-Daraquthni).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hari Terbaik</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJOoATn8nyL8xH0AgvtXSsfFstzwmd1KyBr3ftzdDXvGMnL0ooyDv9RHN2xdsQQ5MFK1NZcsz8Eo76IiueWg01GmC3uXxExA-XbbRq3Z_6GXgcZLNY6KIKYe2RFDYU9v7KD6eZHXvNXo2fywJnueu6BNFbpagPZv40yBFnHXYzGubvaLfwrM38rs2RPOtK/s16000/dibalik-islam-masjid-2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah satu dari dua hari yang disebutkan oleh Nabi ﷺ sebagai hari terbaik dibandingkan dengan semua hari raya umat lain di penjuru dunia. Setelah hijrah ke Madinah Rasulullah ﷺ menyaksikan orang-orang Yahudi merayakan hari raya mereka, Nairuz dan Mihrajan. Hari raya itu diikuti oleh orang-orang Madinah, termasuk kalangan Anshar. Kemudian Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Aku datang kepada kalian, sementara kalian mempunyai dua hari raya pada masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Hari Raya Kurban) </i>(HR an-Nasa’i dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sikap Nabi ﷺ ini menjadi pertanda bagi orang-orang beriman bahwa umat Muslim adalah umat dengan agama dan <i>syariah</i> yang berbeda dengan umat lain. Beda dalam peribadatan, hari raya, juga dalam tatanan aturan kehidupan. Kaum Muslim telah diberi agama yang luhur yang berada di atas agama-agama lain. Tidak ada satu pun agama, ajaran atau ideologi yang dapat menandingi kemuliaan Islam. Sabda Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى</div><div style="text-align: justify;"><i>Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya</i> (HR ad-Daruquthni).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika Rasulullah ﷺ saja sudah menyatakan Islam itu tinggi dan terbaik, tidak ada yang setinggi dan semulia agama ini, maka terasa sangat menyesakkan dada jika justru umat Muslim sendiri tidak memiliki perasaan bangga terhadap agamanya; malah memilih ajaran atau ideologi lain; menceraikan diri dari <i>shirâthal-mustaqîm</i> dan berjalan di atas bukan jalan Islam. Begitu pula terasa menyedihkan jika umat Muslim rela dipimpin oleh umat lain yang justru menjerumuskan mereka ke dalam jurang keterpurukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keteladanan dalam Ketaatan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5I_guHu7Kj7DYwNlv8jre_fyxB7v3377jIMMcNBEJq7wdZQEZOgWc5QHgmsUKRuucQAzx-JhwqLReo1P9URMpllpajVB1Git5jHp3uR5QtbQ_wg4Hi-K4W6E_QukdY3NQXgqtOuo_L_S-cKAUG1o5uMiIeeJuvdyM2S_dyiAUcPx3aFRvh8YIkk4Gem1c/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika membicarakan ketaatan, maka kisah keteladanan ayah dan anak, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alayhimâ as-salâm, patut untuk selalu diulang. Kedua utusan Allah ﷻ ini mengajari kita ketaatan tanpa ragu, ketaatan tanpa kata nanti dulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibrahim as. diuji oleh Allah ﷻ untuk mengorbankan buah hati sekaligus buah cintanya yang telah lama dinanti, putranya sendiri. Adapun Nabi Ismail as. diuji oleh Allah ﷻ untuk mengorbankan hidupnya agar ayahnya bisa melaksanakan perintah-Nya. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى</div><div style="text-align: justify;"><i>Tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Anakku, sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu. Karena itu pikirkanlah apa pendapatmu.”</i> (TQS ash-Shaffat [37]: 102).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Ibrahim as. memberikan teladan bahwa tidak ada kecintaan yang paling tinggi melebihi kecintaan kepada Allah ﷻ. Kecintaan kepada Allah ﷻ melebihi kecintaan kepada pasangan, anak, harta dan tahta. Kecintaan kepada Allah ‘<i>Azza wa Jalla</i> ini tentu harus diwujudkan dalam ketaatan menjalankan semua perintah-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sisi lain, Ismail as. juga meyakini sepenuh hati bahwa ketaatan kepada Allah ﷻ di atas segalanya sekalipun harus mengorbankan jiwa dan raganya. Karena itu Ismail as. pun mengukuhkan keteguhan jiwa ayahandanya dengan mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ</div><div style="text-align: justify;"><i>“Ayah, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar.”</i> (TQS ash-Shaffat [37]: 102).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Menuju Ketaatan Total</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTuLVpwo6SQHGpXu4C9pPmTB_ahXbwQpD1Qv9f8prbykDkxc04Pv8GacaioCabGhl9Xz_DpyzPXaCNziD8ZiojarrTbnz51vrvhYw3_rVl-xGEkHratgmcdHHe6Slq2gnit16szyEupZANJjKVV1KwdKaU9GbMPaZ6yHVak9df6ZMDhsrhmC5BX6-LItCB/s16000/dibalik-islam-sujud.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari ini kita menyaksikan kaum Muslim tanpa ragu melaksanakan perintah berhaji juga berlomba-lomba mempersembahkan kurban terbaik di jalan Allah ﷻ. Namun jangan lupa, ketaatan yang diminta oleh Allah ﷻ adalah ketaatan total pada semua perintah-Nya dan semua larangan-Nya. Bukan ketaatan parsial. Bukan pula ketaatan yang dipilih-pilih menurut kehendak dan kemauan hawa nafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika kaum Muslim mencurahkan ketaatan kepada Allah ﷻ dalam menunaikan ibadah haji dan dalam berkurban, kemanakah ketaatan itu pergi ketika mereka diseru untuk melaksanakan <i>syariah</i>-Nya dalam perkara <i>muamalah</i>, pidana, <i>jihad</i>, politik dan pemerintahan? Mengapa hukum-hukum Allah ﷻ itu kita abaikan? Bukankah semua itu juga perintah dari Tuhan yang sama? Tuhan yang menyerukan perintah berkurban dan berhaji?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lebih memilukan lagi, semangat dan upaya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah ﷻ secara <i>kâffah</i> dengan melaksanakan syariah Islam justru dihadang dan dihinakan dengan sebutan utopia, kearab-araban sampai tudingan radikalisme. Padahal Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوْكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُم ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيْمًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasakan suatu keberatan pun dalam hati mereka atas keputusan yang engkau berikan, dan mereka menerima (keputusan itu) dengan sepenuhnya</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 65).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak pantas bagi orang yang mengaku beriman kepada Allah ﷻ mencari-cari alasan untuk menolak perintah dan larangan-Nya. Apalagi memutarbalikkan ayat demi keuntungan duniawi. Mengharamkan yang halal. Menghalalkan yang haram. Padahal perintah untuk menerapkan <i>syariah Islam</i> sudah jelas dalam <i>Kitabullah</i>. Banyak ayat yang memerintahkan kaum Muslim untuk berhukum dengan hukum-hukum Allah ﷻ. Allah ﷻ, misalnya, berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَٱحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنزَلَ ٱللَّهُۖ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ ٱلحَقِّ</div><div style="text-align: justify;"><i>Putuskanlah hukum di antara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu</i> (TQS al-Maidah [5]: 48).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah yang Allah ﷻ perintahkan kepada kaum Muslim. Lalu mengapa hari ini kaum Muslim yang mengaku taat kepada Allah ﷻ malah lebih tunduk pada hukum buatan Montesquieu, Piagam PBB, IMF, World Bank, dan berbagai lembaga internasional, sembari mencari alibi pembenaran sikap tersebut?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Janganlah sampai kita mengikuti sikap orang-orang munafik yang selalu mencari-cari alasan untuk menolak perintah Allah ﷻ, sebagaimana mereka menolak berangkat ke medang Perang Tabuk dengan alasan cuaca panas. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَرِحَ الْمُخَلَّفُوْنَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلٰفَ رَسُوْلِ اللّٰهِ وَكَرِهُوْا اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَالُوْا لاَ تَنْفِرُوْا فِى الْحَرِّۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ اَشَدُّ حَرًّاۗ لَوْ كَانُوْا يَفْقَهُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka berkata, "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam keadaan panas terik ini." Katakanlah, "Api Neraka Jahanam itu jauh lebih panas lagi jika saja mereka tahu.”</i> (TQS at-Taubah [9]: 81).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wahai kaum Muslim, sadarilah, bertubi-tubi persoalan yang terjadi hari ini penyebabnya adalah hilangnya ketaatan utuh kepada Allah ﷻ. Diganti dengan sikap diskriminasi terhadap perintah dan larangan-Nya. Aturan yang menguntungkan seperti regulasi haji, zakat, pernikahan dijalankan. Yang bertentangan dengan hawa nafsu dicampakkan. <i>AstaghfirulLâh al-‘Azhîm</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعْبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُۥ خَيْرٌ ٱطْمَأَنَّ بِهِۦ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنْيَا وَٱلأَاخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Jika ia memperoleh kebajikan, ia tetap dalam keadaan itu. Jika ia ditimpa oleh suatu bencana, ia berbalik ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian adalah kerugian yang nyata.</i> (TQS al-Hajj [22]: 11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 298</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-70440830204169669882023-06-23T06:31:00.005+07:002023-06-23T06:31:21.929+07:00ALLAH BERSUMPAH ATAS NAMA MALAIKAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilF7-Ec5wyXSupuz3xkjYNan-Qhplxf2_ZBoxt0n-x_P4Oos3SZReNjEE80dN2_mgOk1E6WfEnO60g8iCywgx4AA4q_xKGV3gTsS8Xa2r4nosM6BsGVdH2dsu56Z_ig-ExB9R8TKzEQmcxcgWI2Ec2_RLI5VwzGmcar_HKQqAZlysiA5eZhEToSsBVUHPA/s16000/Dibalik-Islam-Sumpah-Allah.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Ak-Qur'an surat As-Saffat 37: Ayat 1-4 :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَا لصّٰٓفّٰتِ صَفًّا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf,</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَا لزّٰجِرٰتِ زَجْرًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh,</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَا لتّٰلِيٰتِ ذِكْرًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>demi (rombongan) yang membacakan peringatan,</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِنَّ اِلٰهَكُمْ لَوَا حِدٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada ayat 1-4 ini sumpah dari Allah ﷻ dengan malaikat-malaikat-Nya yang mulia dalam kondisi ibadah mereka dan pengaturan yang mereka jalankan berdasarkan izin Rabbnya, dalam menegaskan <i>uluhiyah</i> dan <i>rububiyah-</i>Nya, seraya berfirman, “<i>demi rombongan yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya,</i>” maksudnya, berbaris dalam mengabdi kepada Rabbnya. Mereka adalah para malaikat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>dan demi rombongan yang melarang dengan sebenar-benarnya,</i>” mereka adalah para malaikat yang menahan awan dan lain-lain berdasarkan perintah Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>dan demi rombongan yang membacakan pelajaran,</i>” mereka adalah para malaikat yang membacakan firman Allah ﷻ oleh karena mereka selalu tunduk kepada Rabbnya dan beribadahlah di dalam pengabdian kepada-Nya dan mereka tidak pernah mendurhakai-Nya sekejap matapun, maka Allah ﷻ bersumpah dengan mereka menegaskan <i>uluhiyah</i>-Nya, seraya berfirman “<i>sesungguhnya sesembahanmu benar-benar Esa,</i>” Dia tidak mempunyai sekutu di dalam status sebagai tuhan yang berhak disembah, maka dari itu ikhlaskanlah rasa cinta, takut dan harapan, serta segala bentuk ibadah kepada-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-16585775857854568002023-06-22T06:20:00.005+07:002023-06-22T06:20:37.394+07:00JANGAN TERPEDAYA NIKMAT DUNIA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEf0mJWT2bg7AGUvLCnjbvfGQol06TbV-28NMzTSqsG7uzHZyV5yRBCWgzTfthEOi-3_Omp3QMgyVPIbVwVv5Ix-kSO_So1xmm3R5_0IQNucrYzB9zhIOAhCb9suX3v9Jx8KAQ5vo2SzKsOaxLY_D2wV3-I489omUF3j6_B6P1Qbd8igDimJ_yge6LFGIV/s16000/Dibalik-Islam-Berdebat-Tentang-Al-Quran.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">مَا يُجَا دِلُ فِيْۤ اٰيٰتِ اللّٰهِ اِلَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِى الْبِلَا دِ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu, janganlah engkau (Muhammad) tertipu oleh keberhasilan usaha mereka di seluruh negeri.</i>" (QS. Ghafir 40: Ayat 4)</div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Pada ayat 4 tersebut Allah ﷻ mengabarkan bahwa tidak ada yang memperdebatkan ayat-ayat-Nya selain oang-oang kafir. Yang dimaksud memperdebatkan disini adalah perdebatan untuk menolak ayat-ayat Allah ﷻ dan meresponnya dengan cara yang tidak benar. Inilah bagian dari perilaku orang-orang kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun orang-orang yang beriman, mereka tunduk kepada kebenaran dan dengannya mereka mencampakkan kebatilan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka hendaknya seseorang tidak terpedaya oleh kondisi duniawi seseorang, dan hendaknya ia tidak mengira bahwa pemberian Allah ﷻ yang dilimpahkan kepadanya di dunia ini adalah sebagai bukti atas cinta Allah ﷻ kepadanya, dan bahwa dia berada dalam kebenaran! Maka dari itu Allah ﷻ berfirman, “<i>karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.</i>” Maksudnya, pulang pergi mereka di negeri ini dengan berbagai bentuk perniagaan dan usaha bisnis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Malah yang wajib atas semua orang adalah menilai orang lain dari sisi kebenarannya dan melihat kepada nilai-nilai syariat dan dengannya ia menilai manusia, jangan menilai kebenaran dengan manusia sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berilmu dan tidak berakal!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-31907459501748596042023-06-21T08:38:00.000+07:002023-06-21T08:38:01.874+07:00ADAB BERTAMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54PZTSZORe8Xls4Mpfyip1QBOZwKevqoEGaYIRKcdAVZfio3CyBp6MUWwC6xLQAnC5JMg9pqTW49iPNCr1v4BRLund3P1YkYOZlOobdpOMCgUkFIl-Gf03nf0oglFyCV_GI-85h2bct6gX6-izDVY8G3veeD0nfllt0Hc-RFvRrbotfGl7frkR2a30ant/s16000/Dibalik-Islam-Adab-Bertamu-Dalam-Islam.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat An-Nur [24]: Ayat 27–28, Allah <i>Subhanahu Wa Ta'ala</i> berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰۤى اَهْلِهَا ۗ ذٰ لِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">27. "<i>Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَاِ نْ لَّمْ تَجِدُوْا فِيْهَاۤ اَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوْهَا حَتّٰى يُؤْذَنَ لَـكُمْ ۚ وَاِ نْ قِيْلَ لَـكُمُ ارْجِعُوْا فَا رْجِعُوْا ۚ هُوَ اَزْكٰى لَـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ</div><div style="text-align: justify;">28. "<i>Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, 'Kembalilah!' Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada ayat 27 Allah ﷻ mengarahkan para hamba-Nya yang Mukmin untuk tidak memasuki rumah orang lain tanpa izin, karena hal ini menyebabkan beberapa bahaya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, apa yang nabi sebutkan "<i>sesungguhnya diberlakukannya meminta izin (bagi kalian) untuk alasan (penjagaan) pandangan.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lantaran meremehkan perkara ini, pandangan mata mengenai aurat-aurat (hal-hal yang tidak patut diketahui) dalam rumah. Sesungguhnya rumah itu bagi seorang manusia dalam menjaga auratnya, seperti kedudukan baju dalam menjaga aurat tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, orang yang masuk tanpa izin akan memunculkan kecurigaan, ia akan disangka buruk sebagai pencuri dan lainnya. Karena masuk dengan sembunyi-sembunyi menunjukkan kejelekan. Allah ﷻ melarang kaum Mukminin untuk memasuki selain rumah mereka "<i>sehingga kalian meminta izin.</i>" Meminta izin (untuk masuk) dinamakan <i>isti’nas</i> karena, melalui izin akan menghasilkan keramahan, sedangkan ketiadaannya akan mengakibatkan kekakuan. "<i>Dan memberi salam kepada penghuninya,</i>" mekanismenya sebagimana yang tertuang dalam salah satu hadis, "<i>Assalamu’alaikum, apakah saya boleh masuk?</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Yang demikian itu,</i>" izin yang telah disinggung "<i>lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat,</i>" karena mengandung beberapa maslahat, termasuk budi pekerti mulia yang wajib dilakukan. Bila diizinkan, maka orang yang meminta izin itu boleh masuk ke dalam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-89483060114855126192023-06-20T07:06:00.005+07:002023-06-20T07:06:37.202+07:00HIJRAH, SABAR, TAWAKAL DAN AJAL<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDiEadimoKCB-R4WJoCdnwkSsZzxwYn4zNTQJKuIf7K6yK8t_jjaApVwmRPiMjGqwcHxkj0qiabbjobY80xB7C-z1QvpaKrbApnEysoc8EZNPKy2m3wbrupKMS49YjZpfti1YjLt0hOkfn2feYt8PqKzbv0wOvzzzr2m13Mvmax-ioBJH-xNZrXZ9XJx1Y/s16000/Dibalik-Islam-Sabar-dan-Tawakal.jpg" /></span></div></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Allah <i>Subhanahu Wa Ta'ala berfirman</i> dalam Al-Qur'an surat Al Ankabut Ayat 56–59:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰعِبَا دِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّ اَرْضِيْ وَا سِعَةٌ فَاِ يَّايَ فَا عْبُدُوْنِ</div><div style="text-align: justify;">56. "<i>Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku (saja).</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">57. "<i>Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصّٰلِحٰتِ لَـنُبَـوِّئَنَّهُمْ مِّنَ الْجَـنَّةِ غُرَفًا تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ نِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">58. "<i>Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan,</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">59. "<i>(yaitu) orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">56-59. Allah ﷻ berfirman, “<i>hai hamba-hambaKu yang beriman,</i>” kepada-Ku dan membenarkan rasul-Ku, “<i>sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja,</i>” apabila kalian tidak bisa beribadah kepada Rabb kalian di suatu daerah, maka pindahlah darinya ke daerah yang lain di mana kalian bisa beribadah kepada Allah ﷻ semata. Sebab, tempat-tempat ibadah dan letak-letaknya luas, sementara Zat yang disembah hanya satu, dan kematian pasti akan menimpa kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada <i>Rabb</i> kalian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu Dia akan memberikan balasan kepada orang yang menyempurnakan ibadahnya dan memadukan antara iman dan amal saleh, yaitu Dia akan menempatkannya pada bilik-bilik yang sangat tinggi dan tempat-tempat tinggal yang sangat indah lagi penuh dengan apa saja yang disukai oleh jiwa dan sedap dipandang mata, sedangkan kalian kekal di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah senikmat-nikmat tempat tinggal di surga yang penuh kenikmatan dan pahala bagi orang-orang yang beramal di sisi Allah ﷻ, “<i>yaitu orang-orang yang bersabar,</i>” dalam beribadah kepada Allah ﷻ, “<i>dan bertawakal kepada Rabbnya.</i>” Dalam hal itu. Kesabaran mereka dalam beribadah kepada Allah ﷻ menuntut sikap mencurahkan segenap kemampuan dan potensi, dan perang besar melawan setan yang selalu mengajak mereka merusak sebagian dari ibadah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan tawakal mereka kepada Allah ﷻ berkonsekuensi sangat besar kepada Allah ﷻ hanya Allah ﷻ tempat bersandar dan berbaik sangka kepada-Nya, bahwa Dia pasti akan merealisasikan dan menyempurnakan amal-amal kebajikan yang mereka tekadkan. Allah ﷻ menuliskan nas tawakal, walaupun ia sudah masuk dalam makna sabar adalah karena tawakal selalu dibutuhkan dalam setiap mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan, dan ia tidak akan bisa terlaksana kecuali disertai tawakal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-2323315529140769732023-06-19T06:46:00.030+07:002023-06-20T06:52:49.334+07:00SEPULUH MALAM ISTIMEWA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ-7l2UJzaepNSsf8PiyMXQOWTZQRAXBwghpuYOKU0H1f9PB1jWSOHnQACuU3TNTKd_I_ocOtQelJ397lTh7Ok4cydBXPLKkm6syTi2Z4UavXj6-taJEb9XCChOFV_y3S_Saj5EK-oz0dFxDFk5zSqSg8J1ftvrDVoQomzdo3cQamhEbEsk5Pitrvg8FI1/s16000/Dibalik-Islam-10-Malam-Istimewa.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada sepuluh malam yang istimewa yang disebutkan dalam Al-Quran, sebagaimana yang tercantum dalam Qs. Al Fajr : 2,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَلَيَالٍ عَشْر</div><div style="text-align: justify;">"<i>dan malam yang sepuluh</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan ayat ini, ada dua pendapat yang berbeda. Sebagian ulama menyatakan bahwa sepuluh malam itu adalah sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Namun jumhur ulama lainnya berpendapat bahwa sepuluh malam itu adalah 10 hari pertama di bulan Zulhijah, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, dia berkata, bahwa Nabi ﷺ bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Tidak ada hari, dimana beramal saleh didalamnya lebih dicintai oleh Allah ﷻ dari pada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama dari bukan Zulhijah". Mereka bertanya, "Dan tidak pula berjihad dijalan Allah?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Dan tidak pula berjihad dijalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian dia tidak kembali dengan sesuatu pun darinya</i>". (HR.Bukhari dan Baihaqi)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mumpung sebentar lagi kita memasuki bulan Zulhijah, yuk gencarkan semua amal saleh yang mampu kita laksanakan. Sholat, puasa, berkurban, berhaji, membaca Al-Qur'an, menuntut ilmu, berbakti pada orang tua, silaturahmi dan lainnya. Jangan lupa prioritas dalam beramal. Utamakan yang wajib, termasuk mahkota kewajiban yakni mendakwahkan Islam kaffah. Semoga jadi wasilah segera terterapkannya aturan Allah di muka bumi ini. <i>Aamiin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-59530932392683090172023-06-18T06:22:00.056+07:002023-06-20T06:43:45.856+07:00ORANG YANG SOMBONG<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIx8wwC58A7N2OO_ZshXcwNmj3CvZ-h96-pbic7xsqHhmW_fRponb1aZ3rKmUcR3JxoCUQdzWzHUNU55ye1YNfq97pQzre3FvfYpAgc86aJ7Tevbt9bGzuVHgNVSR6X3ig6uuPPX7C0upbEnfQwS3MZJyBGwVhZ3FGE1Ko2nwmTzD9rw2-rTqEmFuDx-ty/s16000/Dibalik-Islam-Sombong.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Honriani Nst</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Tidak jarang kita mendengar tanggapan orang tentang orang kaya yang mengendarai mobil mewah, menempati rumah gedung bak istana, memakai pakaian mewah yang menawan dan memakan makanan-makanan mahal dan enak sebagai orang yang sombong. Tanggapan itu tanpa memperhatikan cara orang kaya tersebut memperoleh hartanya dan tanpa memperhatikan apakah orang kaya tersebut merupakan orang yang taat atau tidak taat pada perintah Allah ﷻ. Yang penting mereka menganggap bahwa orang kaya adalah orang yang sombong. Benarkah demikian?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur’an sebagai kitab panduan hidup bagi manusia, sudah menjelaskan tentang makna sombong. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa sombong itu merupakan sikap orang yang tidak tunduk pada aturan Allah Allah ﷻ. Misal, Allah ﷻ melarang riba, eh manusianya malah asyik dengan ekonomi ribawi. Alasannya bermacam-macam, bahkan ada yang beralasan jika tidak dengan riba tidak bisa makan. Alasan ini jelas menunjukkan bahwa orang tersebut bukanlah orang kaya. Dari sini bisa difahami bahwa sombong itu tidak otomatis melekat pada orang kaya, tapi bisa juga melekat pada orang miskin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Contoh lain, Allah ﷻ memerintahkan manusia untuk melakukan <i>muhasabah lil hukkam</i> (menasehati penguasa), eh malah tidak sedikit umat manusia, khususnya umat Islam yang tidak mau melakukan <i>muhasabah lilhukkam</i> dengan alasan hal tersebut merupakan hal yang tidak baik, merupakan perkara melawan pemerintah. Bahkan tuduhan miring sering disematkan pada para pelaku <i>muhasabah lil hukkam</i> sebagai kelompok teroris, radikal yang patut dijauhi ataupun dimusuhi. <i>Muhasabah lilhukkam</i> pun dipandang sebagai perkara yang buruk. Padahal, sebagai seorang muslim kriteria baik atau tidak baik mesti dikembalikan pada pandangan Islam. Segala sesuatu yang diperintahkan Islam merupakan perkara yang baik, sedangkan segala sesuatu yang dilarang Islam merupakan perkara yang tidak baik. Karena <i>muhasabah lilhukkam</i> merupakan perintah Islam, maka <i>muhasabah lilhukkam</i> itu merupakan perkara yang baik. Saat Islam memerintahkan manusia untuk melakukan <i>muhasabah lilhukkam</i>, namun manusia tidak mau melakukannya maka manusia ini juga dikatakan sombong, karena sudah menolak perintah Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu juga dengan perintah Allah ﷻ kepada umat Islam untuk memiliki satu pemimpin di dunia ini dengan sistem pemerintahan <i>Khilafah Islamiyyah</i>, namun umat Islam saat ini masih saja ada yang menolak sistem <i>khilafah islamiyyah ala minhajin nubuwwah</i>. Mereka malah sibuk memperjuangkan sistem demokrasi yang berasal dari kafir barat. Sebuah sistem yang menjauhkan aturan agama dari aturan bernegara, padahal Islam sudah membimbing manusia agar memakai aturan Islam dalam mengurus negara. Banyak dalih yang mereka kemukakan, diantaranya menganggap bahwa sistem <i>khilafah islamiyyah</i> itu sudah tidak relevan lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaannya, hal apa yang membuat manusia menolak <i>muhasabah lilhukkam?</i> Asyik dengan aktivitas riba, dan sibuk mengatur negara dengan sistem demokrasi? Tentu alasan yang tepat adalah karena kesombongan manusia. Mereka memandang bahwa pendapatnya lebih baik dari aturan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pertanyaan berikutnya, apa balasan bagi orang-orang yang sombong? Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang balasan bagi orang yang sombong. Balasan itu bisa disimpulkan adalah Allah ﷻ akan menurunkan azab-Nya pada orang-orang yang sombong di dunia atau pun di akhirat. Hanya saja pada umat-umat sebelum masa Nabi Muhammad ﷺ azab yang mereka terima di dunia ini merupakan azab yang menghabiskan suatu kaum, sedangkan pada umat Nabi Muhammad ﷺ, atau pada umat akhir zaman, azab yang mereka terima di dunia ini tidak sampai menghabiskan suatu kaum. Sedangkan balasan di akhirat bagi orang-orang yang sombong ini adalah siksa neraka yang pedih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirul kalam, cukuplah ayat berikut sebagai peringatan kepada kita, khususnya umat Islam untuk tidak berlaku sombong. Peringatan kepada umat manusia agar bersegera taat pada aturan Allah ﷻ dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ (15) فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي أَيَّامٍ نَحِسَاتٍ لِنُذِيقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَخْزَى وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ (16) وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (17)</div><div style="text-align: justify;"><i>Adapun kaum 'Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, "Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang Menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan, sedangkan mereka tidak diberi pertolongan. Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.</i> (TQS Fushshilat 15-17)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-66240555249392308702023-06-17T09:31:00.005+07:002023-06-17T09:31:29.895+07:00PERINTAH MENJAGA PANDANGAN DAN KEMALUAN DALAM ISLAM, SERTA KEUTAMAANNYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIoPb1_jxL3trtJLpmQHN8-R_k7-h8VvbNk1TJcjB0nfOofa47k-aZDgqi7kh8_Yi_EOCQzndEFPHbuzpLsHZcVv84HgFQH9MHEZ-VtT2oHp-xSKlunfGB1jDJuCyPhrNxeytB89nXxyHr16zpqEdZyp-MqjnNh3hvzxgWi1AD77M8WBKvsVvxGCetqA/s16000/Dibalik-Islam-Menjaga-Pandangan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat Al-Mu’minun Ayat 6 Allah ﷻ menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِلَّا عَلٰٓى اَزۡوَاجِهِمۡ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُمۡ فَاِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُوۡمِيۡنَۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjaga kemaluan dari perbuatan keji. Dalam ayat ini Allah ﷻ menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia, yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan perbuatan kaum Lut (homoseksual), onani, dan sebagainya. Bersanggama yang diperbolehkan oleh agama hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan <i>jariah</i>nya (budak perempuan) yang di-peroleh dari <i>jihad fisabilillah</i>, karena dalam hal ini mereka tidak tercela.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, barangsiapa yang berbuat di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah ﷻ menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah ﷻ itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menahan ajakan hawa nafsu, jauh lebih ringan daripada menanggung akibat dari perbuatan zina itu. Allah ﷻ telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. </i>(QS. An-Nur [24]: 30)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memerintahkan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, agar mereka memelihara dan menahan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan kepada mereka untuk melihatnya, kecuali terhadap hal-hal tertentu yang boleh dilihatnya. Bila secara kebetulan dan tidak disengaja pandangan mereka terarah kepada sesuatu yang diharamkan, maka segera dialihkan pandangan tersebut guna menghindari melihat hal-hal yang di haramkan. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Dari Jarir bin Abdullah al-Bajali dia bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang pandangan/penglihatan (terhadap perempuan) secara tiba-tiba, kemudian beliau memerintahkan untuk memalingkan pandanganku</i> (Riwayat Muslim, Abu Daud, Ahmad, at-Tirmizi dan an-Nasai)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu pula sabda Rasulullah ﷺ kepada Ali r.a.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai Ali, janganlah kamu susulkan pandangan pertamamu dengan pandangan kedua, karena yang dibolehkan untukmu hanya pandangan pertama (yang tidak disengaja) sedang pandangan yang kedua tidak lagi dibolehkan </i>(Riwayat Abu Daud dari Buraidah)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di samping itu, Allah ﷻ memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menganjurkan kepada laki-laki yang beriman supaya mereka memelihara kemaluannya dari perbuatan asusila seperti perbuatan zina, homoseksual dan lain sebagainya. Sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Ahmad dan ashabus-sunan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Jagalah auratmu (jangan sampai terlihat orang lain) kecuali oleh istrimu atau hamba sahayamu.</i> (Riwayat Ahmad dan Ashabus-Sunan)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjaga mata untuk tidak melihat hal-hal yang diharamkan dan memelihara kemaluan untuk tidak berbuat zina atau homoseksual merupakan perbuatan yang baik dan suci, baik terhadap jiwa maupun agamanya. Sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abi Umamah :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Setiap muslim yang melihat kecantikan seorang perempuan, kemudian dia menundukkan dan memejamkan matanya, Allah mengganti sebagai suatu ibadah.</i> (Riwayat Ahmad dari Abu Umamah)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-26530637471123029752023-06-16T14:08:00.006+07:002023-06-16T14:09:07.021+07:00NEGARA WAJIB MENJAMIN LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVQs8130Z-Iw0DtOYRYc9-l-Qs-gBcXvFnS5DvvXtnXwbsWVBpgzrLpC6o-oR18FdoSUyqA9V-jZmNHP9vJ4vtDlViFNTucmdOMYDeNhpApscVLnfgaGXuduaupGwp9y9q92zo_k_m5axKOCC1SssOcs3ZZrJEaiI3AWQqDQja4Pl_KBhIZChNQpNSDw/s16000/Dibalik-Islam-RUU-Kesehatan.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu isu nasional yang mengemuka akhir-akhir ini adalah seputar pro-kontra RUU Omnibus Law di bidang kesehatan (RUU Kesehatan) yang baru saja disetujui oleh DPR untuk dibahas bersama Pemerintah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Pihak yang kontra menuding RUU Kesehatan tersebut sarat dengan liberalisasi dan kepentingan asing. Pihak yang kontra tersebut di antaranya IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan sejumlah organisasi profesi kesehatan lainnya, sebagian intelektual dan pengamat, juga masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun pihak yang pro tentu saja adalah DPR dan Pemerintah. DPR, misalnya, yang diwakili antara lain oleh Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang (Panja RUU) Kesehatan Irma Suryani Chaniago, memastikan bahwa pihaknya akan mengawal pembahasan RUU tersebut (Dpr.go.id, 18/5/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Akar Persoalan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjicwLGOX0KCCJOMKul43KrgOWjsfkxB_QdOVMkNJI1bRmyMwCGJT7cHgVeMxRQKQ6Ofk4QV6OpIHIyTHFjqp2hx6Bhmy-hSo56kyayWKOGxdMF9V0mVf3_aAgGPO4xlRZvvqoJ1fw3fnLMR8GGpAwFMGGDQh9fAczmyHIBn5NoQkEjJhyWAek8ynDy-w/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pro-kontra di seputar RUU Kesehatan di atas sebetulnya tidak menyentuh akar persoalan sesungguhnya. Akar persoalan sesungguhnya adalah Pemerintah selama ini telah melepaskan tanggung jawabnya atas jaminan layanan kesehatan masyarakat. Ini terutama sejak terbit UU terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yakni UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak itu seluruh layanan kesehatan masyarakat berada di dalam naungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Berdasarkan kedua UU tersebut, pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berasal dari iuran rakyat yang mengikuti prinsip asuransi sosial yang sifatnya wajib. Dengan kata lain, BPJS Kesehatan hanyalah badan yang mengelola dana masyarakat dalam bentuk iuran wajib demi menyelenggarakan layanan kesehatan masyarakat. Artinya, masyarakat sendiri <u><i>bukan Pemerintah</i></u> yang menjamin layanan kesehatan untuk mereka. Pemerintah <u><i>yang seharusnya menjamin layanan kesehatan masyarakat</i></u> malah seolah lepas tangan. Ironisnya, sudahlah masyarakat harus membayar iuran BPJS, mereka tidak mendapatkan layanan kesehatan yang optimal. Bahkan sering para pasien BPJS harus antre, kadang sampai berhari-hari, untuk mendapatkan layanan kesehatan karena kurangnya dokter/nakes (tenaga kesehatan).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Liberalisasi Layanan Kesehatan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRkDH6kw-uoPjHCwVOXpRe-91oj-kcnLPsGOjOhZvJW-VkTd963l_g0siXu1jvpBLCpfZo7JVMGtzqeQhQkGFiI_wYWGJjlheHgsxvnJsWvgFxcoQZrU9Jmgcr_BRgv72CMbN_4-QINzeVtI0RQAfECeQl1Nhk2zLmbCLrQ2Nh4w9Fjy41NG6WYfAiNA/s16000/dibalik-islam-wabah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Asih dan Miroslaw dari German Technical Cooperation (GTZ), LSM yang berperan aktif membidani kelahiran JKN, “<i>Ide dasar jaminan kesehatan sosial adalah pengalihan tanggung jawab penyelenggaraan pelayanan kesehatan dari Pemerintah kepada institusi yang memiliki kemampuan tinggi untuk membiayai pelayanan kesehatan atas nama peserta jaminan sosial.</i>” (Lihat: http://www.sjsn.menkokesra.go.id).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, inilah bentuk liberalisasi kesehatan. Liberalisasi layanan kesehatan memang sudah lama menjadi kesepakatan internasional. Pada tahun 2005 seluruh anggota WHO menandatangani sebuah resolusi soal <i>Universal Health Coverage</i> (UHC), yakni agar semua negara anggota mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat. Sistem pembiayaan dimaksud tidak lain adalah asuransi yang melibatkan perusahaan pelat merah dan milik swasta (kapitalis).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketentuan ini dinarasikan “<i>penting</i>” untuk memastikan akses yang adil untuk semua warga negara, untuk tindakan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif pelayanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau. Padahal sejatinya, selain kental kepentingan bisnis, penerapan prinsip asuransi dalam pembiayaan kesehatan masyarakat adalah bentuk lepas tanggung jawab negara atas rakyatnya. Bukan hanya lepas tanggung jawab, negara justru juga sedang memberikan ruang besar bagi para pemilik modal yang berbisnis di sektor asuransi kesehatan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Belum lagi bisnis-bisnis sektor kesehatan lain yang semuanya serba menjanjikan, seperti bisnis fasilitas kesehatan, farmasi, alat kesehatan, jasa tenaga kesehatan, dan lain-lainnya. Wajar jika kesehatan dalam sistem sekarang menjadi perkara yang sangat mahal. Tidak semua rakyat bisa mengakses layanan kesehatan terbaik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu istilah “<i>jaminan kesehatan</i>” sebetulnya istilah yang menipu. Pasalnya, yang ada bukan jaminan kesehatan, tetapi asuransi sosial kesehatan. Konsekuensinya, seluruh rakyat wajib membayar iuran/premi bulanan. Meski iuran untuk orang miskin dibayar oleh negara (sebagai Penerima Bantuan Iuran-PBI), hal itu tidak menghilangkan hakikat bahwa seluruh rakyat wajib membayar iuran bulanan. Jadi pada dasarnya JKN sama dengan asuransi pada umumnya. Peserta JKN, yakni seluruh rakyat, baru bisa mendapat pelayanan dari BPJS selama membayar iuran/premi bulanan. Jika tidak bayar, mereka tidak mendapat pelayanan. Jika nunggak membayar, mereka pun dikenai denda. Jika terus menunggak, pelayanan bisa dihentikan. Jadi dalam JKN, rakyat tidak dijamin layanan kesehatannya oleh Pemerintah, melainkan oleh diri mereka sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">JKN pun menganut prinsip pemberian pelayanan berdasarkan kemampuan bayar peserta atau status ekonomi peserta. Prinsip ini merupakan watak komersial yang dianut oleh lembaga bisnis. Watak itu makin kental karena BPJS menghimpun dana rakyat untuk investasi. Atas nama SJSN dan JKN, ratusan triliun dana rakyat dihimpun oleh BPJS atas nama iuran/premi asuransi sosial yang bersifat wajib. Sebagian dana itu wajib diinvestasikan oleh BPJS. Pasalnya, sesuai UU SJSN dan BPJS, investasi dana asuransi sosial itu bersifat mandatori, artinya wajib, tentu dengan segala konsekuensi sebuah investasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jaminan Kesehatan dalam Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq3XwWzzQx8fVbUhWauuz74gMuCG3-IIcRvrXhL3b2CGWX-IOEZu4y-c-RlKvnMbicTc1T134XIpluFDiX1N_2gghvmrzWFIGS4YG8ARByq3adOcmTOcGCxwc3IAK7kH4x2RFdc1QgL7KHyZTtLi09tzXpYGA5F2wWSYFSDLDpjdABld47bRkkQ7A7Rg/s16000/dibalik-islam-hukum-syariah.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam, pelayanan kesehatan termasuk kebutuhan dasar masyarakat yang menjadi kewajiban negara. Negara wajib menyediakan rumah sakit, klinik, dokter, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya yang diperlukan oleh masyarakat. Sebabnya, fungsi negara/pemerintah adalah mengurus segala urusan dan kepentingan rakyatnya. Dalilnya adalah sabda Rasul ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَاْلإِماَمُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam (penguasa) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus </i>(HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nabi Muhammad ﷺ pun <u><i>dalam kedudukan beliau sebagai kepala negara</i></u> pernah mendatangkan dokter untuk mengobati salah seorang warganya, yakni Ubay. Saat Nabi ﷺ mendapatkan hadiah dokter dari Muqauqis, Raja Mesir, beliau pun menjadikan dokter itu sebagai dokter umum bagi seluruh warganya (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, Rasulullah ﷺ, yang bertindak sebagai kepala Negara Islam, telah menjamin kesehatan rakyatnya secara cuma-cuma, dengan cara mengirimkan dokter kepada rakyatnya yang sakit tanpa memungut biaya dari rakyatnya itu (Taqiyuddin An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, II/143).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan pula bahwa serombongan orang dari Kabilah ‘Urainah masuk Islam. Lalu mereka jatuh sakit di Madinah. Rasulullah ﷺ selaku kepala negara saat itu meminta mereka untuk tinggal di penggembalaan unta zakat yang dikelola oleh Baitul Mal di dekat Quba’. Mereka dibolehkan minum air susunya sampai sembuh (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalil lainnya, dituturkan oleh Zaid bin Aslam bahwa kakeknya pernah berkata, “<i>Aku pernah sakit parah pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab. Lalu Khalifah Umar memanggil seorang dokter untukku.</i>” (HR al-Hakim, Al-Mustadrak, IV/7464).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya, Khalifah Umar selaku kepala Negara Islam telah menjamin kesehatan rakyatnya secara gratis, dengan cara mengirimkan dokter kepada rakyatnya yang sakit tanpa meminta sedikitpun imbalan dari rakyatnya (Taqiyuddin An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, 2/143).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nas-nas di atas merupakan dalil syariah yang sahih, bahwa dalam Islam jaminan layanan kesehatan itu wajib diberikan oleh negara kepada rakyatnya secara gratis, tanpa membebani, apalagi memaksa rakyat mengeluarkan uang untuk mendapat layanan kesehatan dari negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jaminan kesehatan dalam Islam itu memiliki tiga sifat. <b>Pertama</b>: Berlaku umum tanpa diskriminasi, dalam arti tidak ada pengkelasan dalam pemberian layanan kesehatan kepada rakyat, baik Muslim maupun non-Muslim. <b>Kedua</b>: Bebas biaya alias gratis. Rakyat tidak boleh dikenai pungutan biaya apapun untuk mendapat pelayanan kesehatan oleh negara. <b>Ketiga</b>: Seluruh rakyat harus diberi kemudahan untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan oleh negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengadaan layanan, sarana dan prasarana kesehatan tersebut wajib senantiasa diupayakan oleh negara bagi seluruh rakyatnya. Pasalnya, jika pengadaan layanan kesehatan itu tidak ada maka akan dapat mengakibatkan terjadinya bahaya (<i>dharar</i>), yang dapat mengancam jiwa rakyatnya. Menghilangkan bahaya yang dapat mengancam rakyat itu jelas merupakan tanggung jawab negara. Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ فِي اْلإِسْلاَمِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak boleh menimbulkan madarat (bahaya) bagi diri sendiri dan juga madarat (bahaya) bagi orang lain di dalam Islam</i> (HR Ibnu Majah dan Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian negara wajib senantiasa mengalokasikan anggaran belanjanya untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi seluruh rakyatnya. Negara tidak boleh melalaikan kewajibannya tersebut. Negara tidak boleh mengalihkan tanggung jawab tersebut kepada pihak lain, baik kepada pihak swasta, maupun kepada rakyatnya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemberian jaminan kesehatan seperti itu tentu membutuhkan dana besar. Dana tersebut bisa dipenuhi dari sumber-sumber pemasukan negara yang telah ditentukan oleh syariah. Di antaranya dari hasil pengelolaan harta kekayaan umum termasuk hutan, berbagai macam tambang minyak, gas, dan sebagainya; dari sumber-sumber <i>kharaj</i>, <i>jizyah</i>, <i>ghanîmah</i>, <i>fa’i</i>, ‘<i>usyur</i>; dari hasil pengelolaan harta milik negara dan sebagainya. Semua itu akan lebih dari cukup untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan secara memadai dan gratis untuk seluruh rakyat, tentu dengan kualitas yang jauh lebih baik daripada yang berhasil dicapai saat ini di beberapa negara. Kuncinya adalah dengan menerapkan syariah Islam secara <i>kâffah</i> (menyeluruh).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, kita tidak dapat berharap lagi kepada negara yang tidak menerapkan syariah. Kita hanya bisa berharap pada negara yang menerapkan syariah Islam secara <i>kâffah</i>, yakni <i>Khilafah Islamiyah</i>. Khilafahlah model pemerintahan yang diamanahkan oleh Rasulullah ﷺ dan kemudian dijalankan oleh <i>Khulafaur Rasyidin</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشٌ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidaklah seorang hamba dijadikan Allah sebagai pemimpin yang mengurusi rakyat, lalu dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya. </i>(HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 297</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-64092854247012459452023-06-16T07:14:00.004+07:002023-06-16T07:14:21.849+07:00HIKMAH MEMBERSAMAI ORANG ALIM DAN BERILMU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2SDy-40AAlmuLnDb-MkOm8xiRTMBGo1H9BUgPrVSfrPBgb0m_D4klKEKK68UjOE0xH3WAHeWv7PZVNVw85OHpA52LZ5WWn-h610hHRLYcU6IxTH6hY0etakg9sE44MnYNsWyBmLUJBSXs7wNiPDX8_2LOmJMQsGmq6NyyaZyK_XA-vRlqTIAlZEo4Ew/s16000/Dibalik-Islam-Majelis-Ilmu.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Novel Suharyadi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: right;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">قال بعضهم: إذا جمع المتعلم العقل والأدب وحسن الفهم، والمعلمُ الصبر والتواضع وحسن الخلق فقد تمت النعم عليهما</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebagian ulama berkata:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><i>Jika seorang murid (dalam belajarnya) menghimpun akal, adab, dan pemahaman yang baik. Begitu juga guru (dalam mengajarnya) menghimpun sifat sabar, tawadhu', dan akhlak yang baik. Maka dengan begitu sempurnalah kenikmatan bagi keduanya</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kemuliaan Ilmu Dan Orang Yang Berilmu</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وقال عليه الصلاة والسلام : من اتكأ على يده عالم كتب الله له بكل خطوة عتق رقبة، و من قبل رأس عالم كتب الله له بكل شعرة حسنة، وتدارس العلم ساعة من الليل افضل من احيائه بغيره و مدارسته افضل من الذكر.</div><div style="text-align: justify;">Rosululloh ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;">"<i>Barangsiapa yang menuntun orang yang berilmu mangka Allah akan menuliskan untuknya dengan setiap langkah kakinya pahala seperti pahala memerdekakan abid, Dan barang siapa yang mencium kepalanya orang 'alim maka Allah akan menuliskan baginya dengan setiap rambutnya kebaikan, Dan mempelajari ilmu satu jam pada malam hari itu lebih utama di bandingkan dengan menghidupkan malam dengan selainnya sedangkan majlis ilmu lebih utama di bandingkan dengan majlis dzikir.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قال الحسن البصري : صرير قلم العالم تسبيح، وكتابه العلم والنظر فيه عبادة، ومداده كدم الشهيد ويحشر مع الانبياء</div><div style="text-align: justify;">Imam hasan al-bashri berkata:</div><div style="text-align: justify;"><i>Suara goresan penanya orang alim itu adalah tasbih, kitab karyanya adalah ilmu, memandang wajahnya adalah ibadah, tinta penanya setara dengan darahnya orang mati syahid, dan nanti di akherat bakal di kumpulkan bersama para ambiya'.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وقال أبو الليث : من جلس عند عالم ولم يقدر على حفظ شيئ من العلم نال سبع كرمات : فضل المتعلمين، وحبسه عن الذنوب، ونزول الرحمة عليه حال خروجه من بيته، وإذا نزلت الرحمة على أهل الحلقة حصل له نصيبه، ويكتب له طاعة مادام مستمعا، وإذا ضاق قلبه لعد الفهم صار غمه وسيلة إلى حضرة الله تعالى فيرد قلبه عن الفسق ويميل طبعه الى العلم</div><div style="text-align: justify;">Abu lais berkata:</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa orang yang duduk bersama orang alim dan dia tidak mampu untuk menghafal ilmu yang di utarakan oleh orang alim maka dia tetap mendapatkan 7 kemuliaan :</i></div><div style="text-align: justify;">1. Keutamaan orang belajar.</div><div style="text-align: justify;">2. Dia telah menahan dirinya dari berbuat dosa.</div><div style="text-align: justify;">3. Dia mendapatkan rohmat Allah ﷻ ketika dia keluar dari rumahnya.</div><div style="text-align: justify;">4. Apabila turun rahmat di dalam majlis orang alim tersebut maka dia mendapatkannya juga.</div><div style="text-align: justify;">5. Dicatat taat kepada Allah ﷻ semenjak dia mendengarkan ilmu agama.</div><div style="text-align: justify;">6. Ketika hatinya sumpek, sedih karena tidak faham dengan pembahasan ilmu orang alim, maka kesumpekannya kegelisahannya menjadi perantara bagi dia menuju ke Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;">7. Dia bakal memalingkan hatinya dari kefasikan, dan kebiasaanya, wataknya bakal condong kepada ilmu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">بغية المسترشدين، ص : ٤</div><div style="text-align: right;">والله سبحانه وتعالى اعلم بالصواب</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-43964043900473876992023-06-15T08:20:00.001+07:002023-06-15T08:20:08.018+07:00API YANG DINGIN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSEeOpF8V8p7TH07jiG9AQfi0demIsEVvE_9TnMfvz_kffNbcw9YOC-YzEvJG3V8brClNsWNhDUB15VjeYQFh3ioM4LUs7LcmVcn3DFMv9P9SpnQUJujehRSPvYaJVfOo-433Eklr-5fdz4DWQZTUBH6pOkcuN50qLzLTroFiCmt8GknP_jplglyPztQ/s16000/Dibalik-Islam-Api-Dingin.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْنَا يٰنَا رُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim,"</i> (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 69)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">69. قُلْنَا يٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرٰهِيمَ (Kami berfirman: “<i>Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim</i>”)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni kemudian mereka menyalakan api dan melempar Ibrahim ke dalamnya, namun api itu terasa dingin dan menjadi tidak berbahaya baginya dengan ketentuan Allah ﷻ sehingga api itu tidak membahayakan Ibrahim sedikit pun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Abu Dawud dan Tirmidzi mengeluarkan hadis dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "<i>Nabi Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali pada tiga hal, semuanya di jalan Allah; <b>pertama</b> adalah ucapannya “aku sakit” padahal dia tidak sakit, <b>kedua</b>, ucapannya tentang istrinya Sarah “ini adalah saudara perempuanku”, dan <b>ketiga</b>, ucapannya “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya”.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-85691536240883170892023-06-14T07:22:00.006+07:002023-06-14T07:22:37.399+07:00HANYA PADA ALLAH ﷻ BERSERAH DIRI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD3ZqPZU0HbYljF_SoM7lKcrrNNXUNnHJfS_tcpEb7RAwfr0l5IQIwO6hfzUanLr5TV61nR6B69co6KLHTj0pN9j8fuMFRvFzwlZVfQCP6wYN5H1PV0-uMpm4KrmsNXB1zRAo6rhRPwbUVKFRPJOR13xfJvk684WPN-yzQsk8pgNmvLxa9aREOACyWRg/s16000/Dibalik-Islam-Allah-Tempat-Bergantung.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat Az-Zumar ayat 38 menerangkan :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗ قُلْ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ اَرَادَنِيَ اللّٰهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كٰشِفٰتُ ضُرِّهٖٓ اَوْ اَرَادَنِيْ بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكٰتُ رَحْمَتِهٖۗ قُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ ۗعَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seringkali mulut kita mengaku beriman pada Allah ﷻ, tapi hati kita, perbuatan kita, melakukan hal sebaliknya. Kita takut dengan apa yang terjadi di depan kita, kita khawatir terhadap hal-hal yang belum pasti, kita ragu dengan pertolongan Allah ﷻ. Dan semua itu berdampak pada perbuatan kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika demikian, benarkah kita iman pada Allah ﷻ? Benarkah kita bertawakal pada-Nya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sepertinya kita harus terus belajar berserah diri pada Allah ﷻ, perkuat keimanan dan ketaqwaan, memperbanyak taqarrub kepada Allah sehingga sinkron antara apa yang terucap di mulut dengan hati dan perbuatan. Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang bertawakal dengan sebenar-benarnya tawakal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah ﷺ bersabda, "<i>Barangsiapa yang ingin menjadi manusia terkuat maka hendaklah ia bertawakal kepada Allah subhana wa ta'ala, dan barangsiapa yang ingin menjadi manusia terkaya maka hendaklah ia yakin bahwa apa yang ada di sisi Allah melebihi apa yang ada pada sisinya, dan barangsiapa yang ingin menjadi manusia termulia maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla</i>". (HR.Ibnu Abi Hatim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-88150163467088305712023-06-13T06:19:00.004+07:002023-06-13T06:19:51.748+07:00NIKMAT SURGA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0gpvG1Twh4gt34Qx1dyebWgVJ2LUHye-KiAbNMOz1H0ktTjcuj35VXooya00PlA7elzeCFW-7nbJOGvZUvLL46Qka8flHjmKKDkWrTBsoBLdWqvLoGb2EkBjpwdWTMwO2z745xLRRhl4nXSNmFM8_3HSa2SDqGBuCLrUFt0Kwn8hzHJPQk1AV7Z8sgw/s16000/Dibalik-Islam-Surga.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ اِخْوَا نًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.</i>" (QS. Al-Hijr 15: Ayat 47)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Makna kata:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ) <i>wa naza’naa maa fii shudhuurihim min ghill</i> : “<i>Dan Kami cabut dari dada mereka berupa kebencian.</i>” : iri, dengki, permusuhan, dan perseteruan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(عَلَىٰ سُرُرٖ مُّتَقَٰبِلِينَ) ‘<i>alaa suruim mutaqaabiliin</i> : “<i>Di atas dipan-dipan saling berhadapan.</i>” Yaitu saling melihat satu sama lain, selama mereka duduk, ketika mereka telah pergi, dipan itu akan berputar sehingga tidak bisa melihat satu sama lain lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Makna ayat:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman-Nya (وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ) “<i>Dan Kami hilangkan dari dada mereka berupa kebencian.</i>” Yaitu, Allah tidak menyisakan pada dada para penghuni surga hal yang dapat mengurangi kenikmatan surga atau mengeruhkan kebersihannya, seperti kebencian, iri, permusuhan, dan perseteruan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman-Nya (إِخۡوَٰنًا عَلَىٰ سُرُرٖ مُّتَقَٰبِلِينَ) “<i>(sedang mereka merasa) bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.</i>” Ketika hati mereka sudah bersih dari segala sesuatu yang dapat mengurangi dan mengkeruhkan kenikmatan surga, mereka berada di dalam kasih sayang satu sama lain, saling bersaudara, mereka disatukan dalam satu majlis duduk bersama saling berhadapan, ketika mereka ingin kembali ke istana mereka masing-masing, dipan itu berputar sehingga mereka tidak bisa melihat satu sama lain lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-38758406734536764632023-06-12T07:09:00.002+07:002023-06-12T07:09:09.870+07:00SETAN DALAM REUNI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6N8WhnGEA4_qAYNWqS32pP-RCzkhvctWN-atBcHS7AxW-_x32XXuGtzyYdfCqTGMCcUWGG_CcBQujnHUCFZy7RwcZm1RE8zJ_0I2SbTfTocFMr8MXVKZ-Pu6fxtG4G9fGT9CJ9DEuw72KNQkBwRwh5H4-uZwsiLgnj70yPGY9Y6mIN7kdT_5wnQl-Sg/s16000/Dibalik-Islam-Reuni-Berakhir-Perceraian-CLBK.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Hayuk atuh datang reuni besok, dah lama ga ketemu</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu ajakan teman-ku saat teman-teman SMA berencana mengadakan acara reuni di salah satu rumah temanku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukannya tak ingin bertemu dengan teman-teman yang sudah lebih dari 30 tahun berpisah. Namun tak dapat dipungkiri, acara reuni seperti ini rawan di tumpangi setan yang selalu mencari celah untuk memalingkan manusia dari tuntunan syariat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Az Zukhruf ayat 62 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukti berhasilnya setan memanfaatkan ajang reuni untuk memalingkan dari syariat, terlihat pada kasus perceraian yang banyak terjadi di Padang. Ternyata kasus perceraian yang perharinya mencapai 100 kasus di sana, didominasi oleh adanya reuni/CLBK. Hal ini menunjukkan bahwa setan tak melewatkan peluang reuni sebagai ajang untuk menghancurkan rumah tangga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Ikhtilat</i> (campur baur) yang terjadi saat reuni, <i>berkhalwat</i> (berdua-duaan) dalam komunikasi lanjutan baik di udara maupun di darat, atau curhat masalah pasangan masing-masing, merupakan bentuk-bentuk aktifitas yang bisa berujung pada kehancuran rumah tangga. Betul bahwa itu bisa terjadi dimana saja, bukan hanya di reuni, namun reunian salah satu yang membuka peluang itu terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walaupun demikian, bukan berarti tak bisa bertemu dengan teman-teman masa lalu. Caranya bisa dengan membatasi pertemuan hanya dengan teman sesama jenis, karena sejatinya wanita memang hanya berkumpul dengan sesama wanita dan mahromnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya ikhtilat dan pelanggaran hukum syara' lainnya. Reuni bisa tetap berlangsung, hati tenang, hati pasangan pun tenang, dan yang pasti terhindar dari pelanggaran hukum Allah. Bukankah mencegah lebih baik daripada menyesal?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Jabir dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "<i>Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas benda cair, kemudian dia menugaskan anak buahnya. Anak buah yang memperoleh kedudukan yang paling tinggi di sisinya adalah anak buah yang paling sukses menggoda manusia. Ada salah satu anak buahnya melaporkan, saya telah berbuat begini dan begini. Maka iblis menjawab: 'kamu belum berbuat apa-apa'. Kemudian anak buahnya yang lain datang lalu melaporkan, 'Saya telah membiarkan si Anu (seseorang) sehingga saya telah memisahkan dia dengan istrinya' Iblis menyuruh anak buahnya mendekat, lalu iblis mengatakan, 'Kamu anak buahku yang terbaik'. </i>" (HR.Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-62074911140718079832023-06-11T07:25:00.001+07:002023-06-14T07:35:47.069+07:00"KELUARKAN KAMI!" UCAP PARA PENGHUNI NERAKA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIr64h5jqmzlNSYd2XYVLqrEDkVBAokzIjrqTeLu_XQ4INuIPO-MJyFiJ_-lsk6-Q8kkkfesXtkb7JeTMIfZafXx5d3CGEXCeKRkNOan_jyGYBwEpiTp_-u1AM74JdGocm_OPmpRuprXIrWWYX-JnvsmrXIYdX-scSNXh_atA2uhnvWfM2tLeEv0Juiw/s16000/Dibalik-Islam-Jeritan-Penghuni-Neraka.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pada Al-Qur'an surat Fathir ayat 37 menerangkan :</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Merinding membaca ayat ini. Ayat yang menampar kita yang masih memiliki keberanian untuk mengabaikan perintah Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudah jelas Allah ﷻ memerintahkan untuk memakai aturan Allah ﷻ secara kaffah. Sudah jelas Allah ﷻ mengharamkan mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Sudah jelas Allah ﷻ melarang mencampur adukkan yang hak dengan yang batil. Namun masih saja kita berani mengabaikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mumpung masih Allah ﷻ beri umur panjang. Mumpung masih sempat membaca ayat ini, tak ada yang kebetulan, semuanya berkat kasih sayang Allah ﷻ. Semoga kita bisa bersegera melakukan semua perintah-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-36423130289331360342023-06-10T07:40:00.057+07:002023-06-14T07:53:54.103+07:00DERAJAT ORANG YANG BERIMAN DAN PERINGATAN ALLAH ﷻ TERHADAP ORANG YANG MEMILIKI PENYAKIT HATI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ14lhw6nLL7ytIE5TkRDqUHVhMZFQt6l34h7eYLANgVRdHo-Fa_E7hnDJU-4t8ts5bkBSQtivuUg6eriW36YJUf2B_YF7638eiaZb5EkmZMw9qGqNfGVkX9H7_ZuyUN2lkit0xJjI19ZHqox2_P3aYYdVLn8UpHs9SFlbjbTaTuTkQ0dwHgRFdqP-LQ/s16000/Dibalik-Islam-Sholat-Berjamaah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Surya Ummu Fahri</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada Al-Qur'an surat At Taubah ayat 20 menerangkan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Note:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Allah ﷻ memberikan pilihan jika kita ingin memperoleh kemenangan serta derajat yang tinggi di mata Allah ﷻ adalah dengan beriman, berhijrah, serta berjihad di jalan Allah ﷻ dengan segala kemampuan kita sekecil apapun dan Allah ﷻ tidak menuntut hasil karena itu hak prerogatif Allah ﷻ, tugas kita hanya berusaha sungguh-sungguh dan Istiqomah.</blockquote></div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat At Taubah 125 mengingatkan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya:</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Note:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Menafsirkan ayat Al-Qur'an itu butuh ilmu. Gak sekedar baca langsung main tebak-menebak saja. Ada adab yang harus dijalankan. Memuliakan Al-Qur'an, ada doa ketika akan membacanya, ada tuntunan saat membacanya, serta ada doa setelahnya.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sehingga jika hari ini kamu temukan banyak manusia yang tahu Al-Qur'an tapi tingkahnya bertentangan dengan hukum syariat di dalamnya, maka ketahuilah bahwa ia adalah bagian dari orang yang disebut pada ayat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yuk bersihkan hati dulu sebelum mempelajari ilmu Allah ﷻ. Semoga kelak Al-Qur'an bersaksi sebagai pembela di hari perhitungan hingga kita bisa masuk tanpa hisab. <i>Aamiin</i>!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-41801211928263726502023-06-09T08:39:00.077+07:002023-06-12T08:57:59.911+07:00NEGARA WAJIB MELINDUNGI KEPENTINGAN RAKYAT<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6_1RMnXyqHd-ZIOOGCWjf92tS-Z7tNZAtDwxdT-73WSEGjotP9k8CsKjU1heIi2SKpX77jUPEmSuwTn5jYPehLt3sQ6n_27pZ20qsPYINAVs_XyNsu-uP3yAEnEQqXVZJFVOJmy8vTnj-VqavQSYRPG4tM3jp0zj8gCO3X1nM7GF8ceJ0VXXkGgHj0w/s16000/Dibalik-Islam-Ekspor-Pasir-Laut.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setelah dua puluh tahun ekspor pasir laut dilarang, Presiden Jokowi, melalui Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2023, justru kembali memberikan izin. Alasannya, yang ditambang adalah sedimentasi, bukan pasir laut yang katanya akan menjaga kelestarian ekosistem dan menguntungkan alur pelayaran. Selain itu, adanya pemberian izin dan pengawasan terhadap penambangan pasir laut akan menjaga keamanan pantai dari penambangan ilegal. Apalagi, katanya, penambangan secara legal akan memberikan pemasukan bagi negara.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, banyak kalangan meragukan penjelasan Pemerintah. Sudah banyak bukti rusaknya alam karena pertambangan pasir pantai. Apalagi ternyata pemasukan yang didapat Negara juga kecil. Hanya menguntungkan segelintir pengusaha. Bahkan secara teritori dampak penambangan bisa memberikan ancaman terhadap Negara.</div><div style="text-align: justify;">Merusak!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kekhawatiran akan rusaknya lingkungan akibat penambangan pasir pantai tidak mengada-ada. Di banyak negara, penambangan pasir pantai menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan warga. <i>Environmental Reporting Collective</i> (ERC) merilis laporan dampak negatif penambangan pasir di 12 negara yakni Indonesia, Singapura, Kamboja, Vietnam, Thailand, Filipina, Tiongkok, Taiwan, India, Nepal, Sri Lanka hingga Kenya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada sejumlah dampak merusak yang diakibatkan oleh penambangan pasir pantai yang selama ini sudah berjalan. P<b>ertama</b>: Penambangan pasir pantai menyebabkan abrasi besar-besaran yang dapat menenggelamkan pulau yang menjadi kawasan pertambangan. Menurut catatan WALHI, akibat penambangan pasir pantai pada masa lampau, sekitar 20 pulau kecil di sekitar Riau, Maluku dan kepulauan lainnya tenggelam. Disebutkan juga, ada 115 pulau kecil yang terancam tenggelam di wilayah perairan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: Akibat penambangan pasir secara massif, ekosistem terganggu, baik karena pengerukan pasir maupun pencemaran yang ditimbulkan. Hal ini akan mengancam biota laut, seperti ikan, juga terumbu karang. Dilaporkan, banyak ikan yang semakin berkurang populasinya bahkan terancam punah akibat rusaknya keseimbangan alam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: Rusaknya biota laut juga berdampak pada nafkah para nelayan. Apalagi kawasan pantai dan laut Indonesia juga sudah lama terdampak pencemaran industri merusak lingkungan. Akibatnya, ada sekitar 35 ribu keluarga nelayan di Indonesia sudah kehilangan ruang hidupnya. Sebanyak 6081 desa pesisir, kawasan perairannya, juga telah tercemari limbah pertambangan. Sampai dengan tahun 2040, Pemerintah telah merencanakan proyek pertambangan di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil seluas 12.985.477 hektar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan ini selanjutnya akan kian mencekik ekonomi masyarakat nelayan sehingga akan menambah jumlah rakyat miskin di Tanah Air. Menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS pada 2018, 20%-48% nelayan di Indonesia masih miskin. Bahkan data pada 2019 menunjukkan kurang dari 14,58 juta jiwa atau sekitar 90% dari 16,2 juta nelayan belum berdaya secara ekonomi maupun politik dan berada di bawah garis kemiskinan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>: Ekspor pasir pantai untuk tujuan reklamasi negara lain juga mengancam kepentingan dalam negeri dan hanya menguntungkan pihak asing. Luas wilayah Singapura sejak tahun 1965 telah bertambah 25% karena kebijakan reklamasi pantai. Kini luas wilayah Singapura maju sejauh 12 km ke arah perbatasan Indonesia mendekati pulau terluar, Pulau Nipah, Kepulauan Riau. Perairan di pulau tersebut mengalami kenaikan yang menyisakan daratan beberapa meter dari permukaan laut. Ini bisa menyebabkan wilayah perairan internasional, termasuk lebar jalur pelayaran antara Singapura dan Batam, akan tergeser. Perubahan itu otomatis juga akan menggeser masuk wilayah perairan Indonesia, karena lebar jalur pelayaran dihitung dari titik terluar garis pantai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Pemerintah Cina yang mengimpor pasir pantai terus mereklamasi kawasan Laut Cina Selatan, termasuk Kepulauan Spratlys yang tengah disengketakan dengan Filipina dan Vietnam. Diduga kuat Cina melakukan reklamasi tanah dengan fasilitas yang berpotensi untuk kepentingan militer. Bukankah ini merupakan ancaman bagi kedaulatan bangsa?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Melindungi Kepemilikan Umum</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyHcQFV66P7DJJO5Yc4q32t2fAoKfEKL4S3aZmibXSW4D8Ls3-l9Yo5EIjgkBYoiQUMpL5frCn7L1BqZW7OuSBwcPkoMNDLTjGF0wMy4sReP4_vOGiHlbSX4psuBsa2Z4bntOdxiHvCd-mO3djOojsA0pL3L68c7aO5XKhvtq9KxCdSKAc1bUnaxlY4g/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam, pantai termasuk kepemilikan umum (<i>milkiyyah ‘ammah</i>). Semua rakyat boleh memanfaatkan pantai baik untuk wisata, penelitian, ataupun untuk lahan usaha seperti para nelayan. Karena itu pemberian konsesi yang menghalangi hak warga untuk memanfaatkan kepemilikan umum, termasuk pantai, adalah haram.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini berdasarkan hadis bahwa para Sahabat pernah mengajukan kepada Rasulullah ﷺ untuk membangunkan tempat tinggal untuk beliau di Mina. Namun, Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ، مِنًى مُنَاخُ مَنْ سَبَقَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak perlu. Mina adalah tempat singgah bagi siapa saja yang datang lebih dulu</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syaikh ‘Abdul Qadim Zallum dalam Kitab Al-Amwâl fî Dawlah al-Khilâfah menjelaskan bahwa Mina adalah tempat yang sudah sangat terkenal. Ia terletak di luar Makkah al-Mukarramah, Mina adalah tempat singgah jamaah haji setelah menyelesaikan wukuf di Arafah dengan tujuan untuk melaksanakan syiar-syiar ibadah haji yang sudah ditentukan, seperti melontar jumrah, menyembelih hewan had (hewan denda), memotong hewan kurban dan bermalam di sana. Makna dari <i>munakh[un] man sabaq</i> (tempat singgah bagi siapa saja yang datang lebih dulu) adalah bahwa Mina merupakan milik seluruh kaum Muslim. Siapa saja yang lebih dulu sampai ke suatu bagian tempat di Mina, lalu menempati tempat itu, maka tempat tersebut adalah bagi dirinya. Ini karena Mina merupakan milik bersama di antara kaum Muslim, bukan milik perorangan yang menjadikan orang lain dilarang memiliki (menempati) tempat tersebut (Zallum, Al-Amwâl fî Dawlah al-Khilâfah, hlm. 68).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian segala tindakan dan kebijakan yang menyebabkan warga terhalangi dari mengambil manfaat kepemilikan umum <u><i>seperti pantai</i></u> adalah haram. Karena itu pemberian konsesi atas kepemilikan umum untuk diolah oleh pribadi atau korporat adalah kebijakan <i>batil</i> dan <i>zalim</i>. Rasulullah ﷺ telah melarang para Sahabat duduk-duduk di jalan umum karena menghalangi hak pemakai jalan. Sabda beliau:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Janganlah kalian duduk-duduk di jalan-jalan (umum)</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas, Nabi ﷺ telah melarang orang untuk sekadar duduk-duduk di jalan-jalan umum karena akan menghalangi orang yang lalu-lalang. Apalagi pemberian konsesi pertambangan kepada korporat yang bukan saja menghalangi hak warga, tetapi juga merusak lingkungan secara luar biasa. Ini lebih patut untuk dibatalkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Mencegah Bahaya</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKukoNZgKpjgpi9c9Smw4cj8QRaKc5UUjekXyr6MDfrLJXtggwER0F09qBo_nSEIseSlIOIy2BV9ioEEzWZw64oaS-fnqD89thi2bhTZmnwIbR96Dsb0mbVlDRDuAvYrFdlg3YZEgfLq8DgyS-mRNBXZyGBRLatwJhEZYCM1e69h69Bx-o5YjDaO6rkw/s16000/dibalik-islam-rasis2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain merampas kepemilikan umum dan melimpahkannya pada swasta, pembukaan pertambangan pasir juga terbukti telah menyebabkan kemadaratan (kerugian) baik bagi lingkungan maupun pada ekonomi warga. Ini adalah bahaya yang wajib dicegah oleh Negara. Islam telah tegas mengharamkan segala hal yang menimbulkan bahaya. Nabi ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain </i>(HR Malik).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat perjalanan menuju Perang Tabuk Baginda Nabi ﷺ pernah melarang para Sahabat minum air dari sumur di Hijr, melarang berwudhu menggunakan airnya, dan adonan tepung yang telah dibuat dengan air tersebut agar jangan dimakan sedikitpun. Beliau juga melarang para Sahabat keluar pada malam hari tanpa ditemani Sahabat lainnya. Beliau melarang hal tersebut karena tahu bahaya yang akan menimpa kaum Muslim jika melakukan hal tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Syariah Islam mewajibkan Negara untuk mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya seperti pencemaran, pengrusakan alam, hilangnya mata pencaharian warga, dsb. Penguasa dalam Islam didudukkan sebagai pelindung rakyat, bukan pelayan korporat. Sabda Nabi ﷺ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh Imam (pemimpin) itu (laksana) perisai. Di belakang dia orang-orang berperang dan kepada dirinya mereka berlindung</i> (HR al-Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah bedanya sistem politik dan negara dalam Islam dengan sistem demokrasi. Dalam demokrasi, meski dikatakan kedaulatan di tangan rakyat, realitanya rakyat tak berdaya ketika penguasa atau wakil rakyat mereka mengesahkan aturan yang merugikan dan merampas hak-hak mereka. Negara dalam demokrasi tunduk pada kepentingan modal dengan dalih pemasukan untuk negara. Padahal jutaan rakyat terdampak dan menderita karena kebijakan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam sistem demokrasi, aturan juga kerap dibuat karena unsur kepentingan para pembuatnya. Mantan Komisioner KPK, Saut Situmorang, mengatakan pembukaan izin ekspor pasir pantai berpotensi jadi “<i>lapak baru</i>” praktik korupsi. Sebabnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi regulator serta pengawas dan pemberi izin “<i>pemanfaatan</i>” hasil sedimentasi laut yang mencakup pasir laut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saut Situmorang juga menyoroti kerancuan PP yang mengacu pada Undang-Undang Kelautan, dan bukan mengacu Undang-Undang Pertambangan Mineral, dan Batubara. Hal itu tertera dalam Pasal 21 dan 22 PP Nomor 26 Tahun 2023. Menurut Saut, terjadi tumpang tindih regulasi yang menyebabkan conflict of interest antar instansi dan pelaksananya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, sering kebijakan konsesi jadi ajang kongkalikong pengusaha dan penguasa. Para pengusaha berlomba-lomba memberikan sogokan agar diberi konsesi dan dilindungi usahanya. Agar usahanya langgeng, para pengusaha juga akan memberikan dukungan politik ataupun upeti pada elit politik, parpol dan penguasa agar tetap duduk di kekuasaan. Hasilnya, rakyat lagi yang jadi korban. Jelas, ini tak boleh dibiarkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, di sinilah pentingnya syariah Islam diberlakukan, termasuk dalam pengaturan kepemilikan umum, juga pentingnya sanksi hukum diberlakukan secara tegas atas siapa saja yang merugikan kepentingan umum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidaklah seorang hamba <u>yang telah Allah beri wewenang untuk mengurus rakyat</u> mati pada hari kematiannya, sementara dia dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan atas dirinya surga.</i> (HR al-Bukhari)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 296</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-44619306178131916102023-06-08T08:18:00.129+07:002023-06-14T08:54:11.926+07:00TATACARA MENDIRIKAN KEMBALI KHILAFAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6GB2k5ENAs9Yc-aA11MAR3oZcItTbEYEsXuDh3SVnh1bEL2o8Q8YocMZ4DNtG_edw-vj4vOz4UlQI-b_WIwstyI6VNOlBd5tOBX30Xa4K9anAckxt7kaYm6CnSXAi_QZFvDBGpD4Dav1d3P__5IdVF3ItLyy1bS3GhqqRTpIUS8zmA1uafXNd5sk5rQ/s16000/Dibalik-Islam-Menegakkan-Khilafah.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Athiefa Dienillah</b></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div>Dari Hudzaifah ra., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda :</div><div><br /></div><div style="text-align: right;">«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»</div><div>“<i>Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.</i>” (HR Ahmad, Abu Dawud al-Thayalisi dan al-Bazzar).</div><div><br /></div><div>Hadits ini merupakan hadits maqbul, artinya diterima dan dapat dijadikan sebagai hujjah. Al-Hafizh al-‘Iraqi mengomentari: “<i>Hadits ini hadits shahih, Imam Ahmad meriwayatkannya dalam Musnad-nya.</i>” (al-‘Iraqi, Mahajjat al-Qurb ila Mahabbat al-‘Arab, hlm. 176).</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">(وَلَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ وَلَدَیۡنَا كِتَـٰبࣱ یَنطِقُ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ لَا یُظۡلَمُونَ)</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).</i> (QS. Al-Mu'minun: 62)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tata Cara Mewujudkan Khilafah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Janji Allah ﷻ memang merupakan kepastian yang tak mungkin disalahi oleh-Nya. Janji Khilafah pasti akan terwujud. Kita berjuang atau tidak dalam upaya merealisasikan janji Allah ﷻ, Janji tersebut tetap akan terwujud. <i>Insya Allah</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan masalah akan terwujudnya janji Allah ﷻ yang harus kita upayakan. Yang kita butuhkan adalah meraih nilai ibadah dalam mengupayakan terwujudnya janji tersebut. Dan upaya ini yang akan dinilai Allah ﷻ, sehingga kita layak mendapat keridha'an dari-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bagaimana cara mewujudkan Janji Allah?</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mewujudkan sistem khilafah membutuhkan kesamaan pemikiran dari umat Islam, khususnya dari rakyat yang ada di negeri yang menginginkan hukum Allah ﷻ ditegakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena bentuk Negara, pada hakikatnya merupakan kehendak dari rakyat didalamnya. Tak pernah ada penguasa yang memiliki kekuasaan, kecuali rakyat mendukungnya. Tak akan pernah ada kekuasaan dan pemerintahan, jika tak ada rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka, dua unsur yang menjadi penentu eksistensi negara, terjadi perubahan ataupun lenyapnya sebuah negara jelas adalah '<i>Rakyat dan Kekuasaan</i>'.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Disinilah dibutuhkan sinergi antara Rakyat dan Penguasa, dimana hubungan kedua tak boleh terputus. Keduanya harus memiliki satu pemikiran dalam menjaga eksistensi negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana terjadi di Madinah, saat para tokoh penguasa di Madinah dan Rakyatnya saling ridha mengganti hukum kufur yang diterapkan di Madinah, untuk digantikan oleh hukum Allah ﷻ, yang dibawa oleh Rasul ﷺ, dan dengan sukarela mereka membaiat Rasul ﷺ dan menyerahkan kekuasaan kepada beliau. Lalu Daulah Islam tegak berdiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu pula, kehancuran khilafah Turki Utsmani, bukan semata-mata disebabkan adanya agen Inggris laknatullah Kemal At-Taturk. Tapi lebih kepada, kekuasaan dan rakyat tak lagi satu pemikiran dalam menjaga eksistensi negara. Maka masuknya agen yang menjadi antek pemecah belah rakyat dan kekuasaan bisa sukses menghancurkan negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atau kasus runtuhnya Rusia, bukan semata-mata karena peran Amerika Serikat yang menyuntikan ide demokrasi, sehingga ia ingin memisahkan diri dari Uni Soviet, tapi lebih kepada politik rakyat dan penguasanya memang menghendaki Rusia terpisah darinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan Negara kita, bisa merubah sistem dari Demokrasi-Sekuler-Kapitalis, menjadi sistem <i>Khilafah Islamiyyah</i>, dengan melalui beberapa tahapan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, Rakyat dan Penguasa, harus mampu menangkap realitas kerusakan sistem, kedzaliman penguasa dan bobroknya sistem yang ada dengan berbagai kerusakan yang ditimbulkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesadaran terhadap realita ini yang akan menggerakan rakyat dan para pemegang kekuasaan, berusaha melakukan perubahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika keduanya masih ridha terhadap '<i>Demokrasi</i>', maka berharap perubahan akan terjadi menjadi sulit, seperti halnya "<i>jauh panggang dari api</i>". Sulit menegakan Khilafah, ditengah masyarakat yang masih menikmati demokrasi dan menganggap demokrasi masih memberi harapan. Meskipun, berulang-ulang mereka dikecewakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal, jelas Allah ﷻ memperingatkan mereka tentang sistem-sistem diluar Islam,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">(أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَـٰهِلِیَّةِ یَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكۡمࣰا لِّقَوۡمࣲ یُوقِنُونَ)</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?</i> (QS. Al-Ma'idah: 50)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, Rakyat dan Pemegang kekuasaan harus disadarkan tentang konsepsi ideal sistem Khilafah, dimana sistem ini dapat menjadi solusi, harapan dan masa depan yang jauh lebih baik bagi kehidupan bernegara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kesadaran yang membuat mereka menepis segala tuduhan dan fitnah yang direkayasa oleh para musuh Islam dengan segala tipu dayanya. Tak menjadi phobi Islam, tak takut dituduh radikal dan paham benar Islam bukan agama teoris.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemahaman yang harus dipahamkan pada mereka secara rinci dan mendetail, sehingga tergambar bagaimana indahnya hukum Islam mengatur kehidupan dan mensejahterakan rakyat didalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka konsepsi tentang khilafah, tidak menjadi tertutup dan tabu untuk didiskusikan ketengah-tengah publik. Hubungan penguasa dengan rakyat, tergambar harmonis. Tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing jelas dibeberkan beserta dalil-dalil yang menjadi sandarannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akibatnya dipahami bagaimana negara berjalan sinergis antara penguasa dan rakyatnya, mekanisme kontrolnya dan saling ketergantungan antara keduanya dalam mewujudkan keridhaan Allah ﷻ dalam kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hasilnya, tentu rakyat dan penguasa mau menerima visi dan misi kekhilafahan dengan keridhaan yang berdasarkan kesadaran secara umum, terhadap pengaturan sistem yang berujung pada keberkahan hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">(وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ)</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.</i> (QS. Al-A'raf: 96)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, Penting adanya jamaah yang senantiasa memahamkan rakyat dan penguasa dengan mendakwahkan pemikiran-pemikiran Islam dan tak pernah takut untuk menyampaikan <i>amar maruf nahi mungkar</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jamaah ini yang menjadi pemersatu pemikiran antara rakyat dan penguasanya. Menyatukan visi khilafah di benak-benak mereka dan menjalankan misi untuk mewujudkan khilafah secara nyata ditengah kehidupan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jamaah yang akan senantiasa ada, meskipun gencar difitnah, dipersekusi bahkan coba dilenyapkan. Nyatanya, mereka tetap ada dan bahkan berlipat ganda. Membuat panik para musuh Islam dan menjadikan mereka hidup terus dalam ketakutan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لاَ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ.</div><div style="text-align: justify;">"<i>Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela (kebenaran) hingga ketetapan Allah datang kepada mereka dan mereka dalam keadaan menang.</i>" (HR. Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, Akan tiba masa, para musuh Islam terbelalak kaget, karena para pemegang kekuasaan, rakyat dan <i>ahlul nushroh</i>, mengumumkan penyerahan kekuasaan kepada seseorang, yang ia dibaiat sebagai Khalifah. Dan memproklamirkan berdirinya sistem khilafah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan negeri yang mengumumkan berdiri khilafah, akan mulai menerapkan aturan Allah ﷻ secara kaffah diseluruh aspek kehidupannya. Mengganti semua hukum manusia menjadi hukum Allah ﷻ. Memperkuat keyakinan dan keteguhan kedalam negerinya, akan pertolongan Allah ﷻ. Hingga mereka mengemban Islam keluar negeri dan agar terwujud janji Allah ﷻ, Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dan Kaum Muslimin menjadi umat Terbaik ditengah manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka saat hari itu tiba. Kembalilah kemuliaan Kaum Muslimin. Kembalilah kehormatan kaum Muslimin. Dan Allah tunaikan janji-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-82805129514328702512023-06-07T08:25:00.040+07:002023-06-15T08:32:19.907+07:00COBAAN HARTA DAN ANAK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs90djbWxXDAQ0MzBDTpEGjSTDqLdxGQor8KGyQqCiggdSWMhnI53X5k746Vrk_ZdVG4lL8fSAHlGP_cxjkJDWojHMFNAXDrfZUQx6iZzPk_dl-VSGzc-wL8zV0fnFw30_xiUQENJMYKXUPIB3s5tyAgYTw5L52xEsfiUd4W38duzl2iih8Twcpru69w/s16000/Dibalik-Islam-Ujian-Harta.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat At-Taghobun ayat 15 menerangkan,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Ka'ab bin 'Iyad, ia berkata, "<i>Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, 'Sesungguhnya bagi setiap umat terdapat fitnah, dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta.' </i>" (HR.Ahmad, Tirmidzi, Hakim dan Tabrani)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buraidah ra berkata, "<i>Ketika Rasulullah ﷺ sedang khutbah, tiba-tiba Hasan dan Husain datang dengan mengenakan baju berwarna merah. Keduanya berjalan bersendak-sendak. Kemudian Rasulullah ﷺ turun dari mimbar dan memangku keduanya, satu di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiri. Kemudian beliau naik kembali ke atas mimbar, lalu bersabda, 'Maha Benar Allah. Allah ﷻ berfirman, "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan disisi Allah pahala yang besar." </i>"(Qs.64:15). "<i>Sesungguhnya aku ketika melihat kepada dua anak ini, berjalan dan terjatuh. Aku tidak sabar untuk memotong ceramahku dan aku turun kepada keduanya.</i>" (HR.Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Astaghfirullah.</i>.. <i>Astagfirullah</i>...</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-12483362149106216602023-06-06T08:35:00.041+07:002023-06-15T08:43:54.138+07:00NABI YAHYA A.S.<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHJ8haiKrc1t89ZlgG7GuYbXhVcxa4CHlIULYNY0FOHS3ua4O8y6BYZIBGPSDiNo1lao3XWZlM9_gcGihBdHFDIZqt4Ht8UKzwSSRVnAzwAyQIaR3J6HI1xqiv9rHXBAyl1tx94FgQsdTkVRx6esIni7bvslm7odzsx8i1y4DIRzEGiSkPVnsw85A8tQ/s16000/Dibalik-Islam-Nabi-Yahya.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">يٰزَكَرِيَّاۤ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ٱِسْمُهٗ يَحْيٰى ۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا</div><div style="text-align: justify;"><i>(Allah berfirman), "Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya."</i> (QS. Maryam 19: Ayat 7)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam ayat tersebut maksudnya, Allah ﷻ memberinya kabar gembira tentang (kelahiran) Yahya melalui para malaikat. Allah ﷻ menamakannya dengan sebutan Yahya. Sebuah nama yang selaras dengan pemiliknya. Dia hidup dengan nyata lagi tampak oleh indra (<i>hissi</i>) sampai nikmat (Allah ﷻ) sempurna pada dirinya dan juga hidup secara maknawi. Yaitu kehidupan hati dan ruhnya disertai wahyu, ilmu dan agama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengannya,</i>” maksudnya belum pernah ada seorang pun yang menggunakan nama ini sebelumnya. Ada kemungkinan (juga), makna ayat ini adalah Kami belum pernah menciptakan orang yang setara dan sama namanya dengannya di banding masa sebelumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sehingga, jadilah ini sebagai kabar gembira (bagi Zakaria) karena kesempurnaan Yahya, yang menyandang sifat-sifat yang terpuji, dan bahwa Yahya itu mengungguli orang-orang sebelumnya. Akan tetapi, berdasarkan kemungkinan ini, maka keumumannya harus di<i>takhsis</i> (dipersempit) dengan Nabi Ibrahim, Musa, Nuh, dan lain sebagainya, yang mereka ini dipastikan lebih baik dibandingkan dengan Yahya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-27188292566989416382023-06-05T13:28:00.008+07:002023-06-15T13:41:40.967+07:00PENYEBAB SETAN TIDAK BISA MENDENGAR KEJADIAN LANGIT SEPERTI DAHULU<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYN8bFKk92dlUXcAshuGdbm62WsKGWw-8LUWIodYcbhoC7Dlj1t8C5UH8JBGvwNiRk0WA6k1sfmSlsl6X0i2okoEwjM-mEyT8n106fB7g_-mTBjD9i6SiUqXKyiCH8u_1MD4zQPaU1yeiKW2hhSpqGPmOP2yRI98t-DbVp_6K5fmVdo_T-JEHTgJCBjw/s16000/Dibalik-Islam-Galaksi.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;">Oleh: </span><span style="font-family: verdana;"><b>Lia Herasusanti</b></span></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Jinn ayat 8 menerangkan :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا</div><div style="text-align: justify;"><i>"dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api</i>".</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Abbas ra. berkata, "<i>Sesungguhnya setan-setan memiliki tempat duduk di langit, dimana mereka mendengar wahyu di sana. Dan ketika mereka mendengar satu kata, maka menambahkan atasnya sembilan kata. Adapun satu kata tersebut, maka ia adalah benar, sedangkan yang ditambahkannya adalah batil. Dan setelah Rasulullah ﷺ diutus, mereka dilarang ke tempat-tempat duduk mereka. Kemudian perkara itu diadukan kepada Iblis, dan bintang-bintang tidak pernah dilemparkan sebelum itu. Kemudian Iblis berkata kepada mereka, 'Kebijakan ini tidak mungkin terjadi, melainkan karena terjadi peristiwa yang istimewa di bumi.' Kemudian dia mengutus tentara-tentaranya, dan kemudian mereka menemukan Rasulullah ﷺ sedang berdiri salat di antara dua gunung kurma, lalu mereka kembali kepada iblis dan melaporkannya. Kemudian Iblis berkata, 'inilah kejadian istimewa yang terjadi di bumi'.</i>" (HR.Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-68702669242932145932023-06-04T13:47:00.054+07:002023-06-15T14:05:19.112+07:00TAATLAH KEPADA KETETAPAN ALLAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgVy_eZRGLI2ljlAlN1SEr06pTzb3BK3eS2cqpLPXQ_Zj_Bb0uKGj8SLdVrLESX-MkhY-5HyufdQy5tuXRLLRKNvAldeJ306EVQdCJFBtzgniGxDnzppnv8prO2CoJGf3EfzXy5vMVuKvnwztDRdyLpj8DQMXwdvT2-IMwTF7wNJbSfPJ9vdLJpny5sw/s16000/Dibalik-Islam-Hukum-Syariat.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Honriani Nst</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Kematian bagi setiap makhluk yang bernyawa merupakan hal yang pasti, kita hanya menunggu giliran kapan malaikat pencabut nyawa mendatangi kita. Saat malaikat maut datang mencabut nyawa maka dimulailah fase kehidupan alam kubur. Sang mayit akan tinggal di alam kubur hingga tiba hari kebangkitan. Saat hari kebangkitan tiba, mulailah berlangsung sidang pengadilan Allah ﷻ yang menyidangkan setiap perbuatan makhuk-Nya selama di dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat masa itu tiba, tak ada satu manusia pun yang bisa mengelak dari setiap tuntutan Allah ﷻ terhadap semua perbuatan makhluk-Nya di dunia. Bahkan setiap anggota tubuh manusia pun akan menjadi saksi yang mengatakan apa adanya selama manusia hidup di dunia, tak dikurangi dan tak ditambah. Saat masa itu tiba, maka orang-orang kafir, orang-orang yang mengingkari aturan Allah ﷻ pun dalam keadaan sangat menyesal hingga mereka pun meminta kepada Allah ﷻ agar mereka dikembalikan ke dunia untuk menjadi makhluk yang taat kepada Allah ﷻ dalam setiap aktivitasnya. Hanya saja permintaan itu tak kan pernah dipenuhi Allah ﷻ. Kalau pun Allah ﷻ mengembalikan mereka ke dunia mereka akan tetap ingkar kepada Allah ﷻ, begitulah Allah ﷻ menjelaskan sebagian sifat orang-orang kafir saat hari penghisaban tiba.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum masa itu tiba, hendaknya manusia merenungkan tujuan hidupnya. Setiap manusia tentu memiliki tujuan hidup yang sama yaitu ingin hidup bahagia. Hanya saja masing-masing orang berbeda dalam memahami makna bahagia dan cara meraih kebahagiaan itu. Padahal, jika manusia mau saja berfikir dengan benar, makna bahagia dan cara meraih bahagia itu sudah disampaikan Allah ﷻ dalam Al-Qur’an dengan sangat jelas. Tapi, manusia merasa lebih hebat dari Allah ﷻ, maka manusia pun mendefenisikan sendiri makna bahagia dan menentukan cara meraih kebahagiaan menurut akalnya semata tanpa mengikuti ketentuan dari Allah ﷻ Yang Maha Tahu dan Maha Benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bahagia menurut manusia yang sombong ini adalah saat manusia berlimpah harta benda, menduduki posisi pejabat. Karena itu manusia pun mulai melakukan segala cara bahkan menghalalkan apa yang diharamkan Allah ﷻ demi mendapatkan harta yang berlimpah dan demi duduk di kursi jabatan. Tak jarang kita mendengar manusia-manusia seperti ini akan mengambil harta waris dari pewaris tanpa mengikuti aturan Islam, tak jarang manusia-manusia seperti ini membagi warisan sesuai hawa nafsu mereka. Maka dalam kancah kehidupan ini tak jarang juga kita mendengar pernyataan dari seorang istri setelah suaminya meninggal dunia: “<i>Harta waris almarhum suami saya jangan dibagi sebelum saya meninggal dunia</i>”. Begitu juga halnya pernyataan seorang suami ketika istrinya meninggal dunia: “ <i>Harta waris istri saya jangan dibagi selagi saya masih hidup</i>”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitu juga pernyataan masyarakat awam saat ada keluarga yang menyegerakan pembagian waris dari mayit: “<i>Kok harta waris mayit cepat sekali dibagikan, padahal kan belum sampai satu bulan meninggal dunia, kok ahli warisnya rakus harta ya!</i>” Pernyataan-pernyataan seperti ini akhirnya menggiring umat manusia menunda-nunda pembagian harta waris. Manusia, khususnya umat Islam seolah lupa bahwa Allah ﷻ memerintahkan umat manusia untuk segera melaksanakan syariatnya termasuk membagi harta waris sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Efek dari opini yang salah ini, tidak jarang harta waris tetap tidak dibagi sampai tujuh turunan yang memberikan akibat terjadinya kezaliman di tengah-tengah manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirul kalam, sebagai seorang muslim, bukankah semestinya kita menaati setiap perintah Allah ﷻ, termasuk dalam masalah pembagian waris? Saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia, segerakanlah membagi warisan dan bagilah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Bukankah Allah sudah menyatakan hal ini dalam beberapa ayat cinta-Nya? Jika manusia mengikuti ketetapan Alah ﷻ maka syurga menjadi tempat mereka kelak di akhirat. Sedangkan jika manusia tidak mengikuti ketetapan Allah ﷻ, maka neraka tempat yang layak bagi manusia. Hal ini sebagaimana dinyatakan Allah ﷻ dalam ayat berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ خالِدِينَ فِيها وَذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (13) وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خالِداً فِيها وَلَهُ عَذابٌ مُهِينٌ (14)</div><div style="text-align: justify;"><i>(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.</i> (TQS An-Nisaa’: 13-14)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-25819903398344084092023-06-03T07:47:00.006+07:002023-06-03T07:47:54.734+07:00UJIAN DAN KESABARAN KAUM MUKMININ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsViTJWwdqoGG36jfkO68mTPgSdRp7KoTvWS4DMb2Gu73Hpxlb4fogMGleBobMNxcFDPtgruoDk6bXYDXrJ2hjydhrWH-FIzwQ1XcVAWPgxbWuxFF5Fq_kd6adyLR0MQTjp_cv2b0eRlz-_6ORxpXG4-mLn3RbXv1bqTTz2Sg7mDDl5hGOSvY7F9nSag/s16000/Dibalik-Islam-Sabar-Seorang-Muslim.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,</i>" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">155. Allah ﷻ mengabarkan bahwa sudah terjadi keharusan bagi hamba-hamba-Nya untuk diuji dengan segala cobaan, agar jelas orang yang benar dan orang yang berdosa, orang yang sabar dengan orang yang tidak sabar, dan ini adalah sunah Allah ﷻ pada hamba-hamba-Nya. Karena suatu kesenangan itu bila terus berlanjut bagi orang-orang yang beriman dan tidak diiringi dengan suatu cobaan, niscaya akan terjadi campur aduk dan menghasilkan kerusakan bagi hamba tersebut, ke mahabijaksanaan Allah ﷻ memastikan untuk memilah-milah antara orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat. Inilah manfaat dari cobaan dan ujian bukannya untuk menghilangkan keimanan yang ada pada seorang hamba yang beriman, dan tidak pula untuk memalingkan mereka dari agamanya, karena Allah ﷻ tidak menyia-nyiakan keimanan kaum Mukminin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ mengabarkan dalam ayat ini bahwasanya Dia akan menguji hamba-hamba-Nya “<i>dengan sedikit ketakutan</i>” dari musuh-musuh “<i>dan kelaparan</i>”. Yakni, dengan sesuatu yang sedikit dari keduanya, karena apabila Allah ﷻ menguji mereka dengan seluruh ketakutan atau seluruh kelaparan niscaya mereka akan binasa, sedangkan cobaan-cobaan itu hanya membersihkan bukannya untuk membinasakan, “<i>dan kekurangan harta</i>” yang meliputi seluruh kekurangan yang bersangkutan dengan harta, baik bencana dari langit, tenggelam, kehilangan, raja-raja yang zalim, dan perompak jalanan yang merampas harta dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>Dan jiwa</i>” yaitu perginya orang-orang yang dicintai, baik anak-anak, kerabat karib, dan teman sejawat, dan dari berbagai macam penyakit pada tubuh seorang hamba atau tubuh orang yang dicintainya, “<i>dan buah-buahan</i>” yaitu biji-bijian hasil pohon kurma dan segala macam pepohonan serta sayur-mayur dengan adanya hawa dingin, gemuruh, kebakaran, dan penyakit dari langit seperti adanya hama belalang atau semacamnya. Hal-hal tersebut pasti akan terjadi karena Allah ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Mengamati, telah mengabarkan tentangnya dan akhirnya terjadilah apa yang dia kabarkan, maka apabila semua itu terjadi dibagilah manusia ke dalam 2 golongan, orang-orang yang berkeluh kesah dan orang-orang yang sabar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang yang tidak sabar mendapatkan dua musibah, hilangnya sesuatu yang dicintai yaitu adanya musibah tersebut dan hilangnya sesuatu yang lebih besar dari hal pertama, yaitu pahala dengan menunaikan perintah Allah ﷻ yaitu bersabar, akhirnya dia memperoleh kerugian dan kehampaan serta kekurangan iman, yang ada padanya juga kehilangan kesabaran dan rasa syukur, namun yang ia dapatkan hanyalah kemurkaan yang menunjukkan bahwa banyaknya kekurangan pada diri hamba tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun orang yang diberi taufik oleh Allah ﷻ dengan kesabaran ketika terjadinya musibah, ia akan menahan diri dari mencaci maki baik secara lisan maupun perbuatan. Ia hanya mengharap pahala di sisi Allah ﷻ dan ia tahu bahwa kesabarannya lebih besar daripada musibah yang menimpa dirinya, bahkan musibah itu menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi dirinya. Karena musibah itu menjadi Jalan untuknya dalam memperoleh sesuatu yang lebih baik baginya dan lebih bermanfaat dari musibah itu. Sesungguhnya ia telah menunaikan perintah Allah ﷻ untuk bersabar yang akhirnya ia memperoleh pahala. Oleh karena itu, Allah ﷻ berfirman, “<i>Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang bersabar,</i>” maksudnya, kabarkanlah berita gembira bahwa mereka akan mendapat pahala mereka tanpa batas. Orang-orang yang bersabar adalah mereka yang berhasil dengan kabar gembira yang agung dan pemberian yang besar, kemudian Allah ﷻ telah menjelaskan tentang mereka dengan firman-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-29052520294781508622023-06-02T06:44:00.000+07:002023-06-02T06:44:04.134+07:00KALA DUNIA SEMAKIN GILA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCK8IHu_zQPmw-OILNElkSJM5Gwb57ZRXCxl6Pmbu_JZvL5NHkCne72U3lHVx3KbN60f6KINFpNnY85UpuDL2dyU52oCSZf_leC28LV02TJieEMeukccwtRamuHGQAUZ4bJJZAzbqsLh3beKyp9cViEs_ME0ycpCiNHmO2QxTq1li_JzmQ1bOCyi4AgQ/s16000/Dibalik-Islam-Generasi-Rusak.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hari ini di beranda FB lewat status tentang anak perempuan kelas 4 SD yang sudah sering pesan pacar online lewat aplikasi yang tarifnya hanya 7 ribu/jam. Dan dikatakan gadis ini pun sudah kehilangan keperawanannya karena alat yang digunakan saat pacaran online tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang terjadi dalam status itu, hampir sama dengan kasus anak laki-laki 15 tahun di Bogor yang belum lama ini memperkosa anak 3 tahun. Menurutnya, hal itu ia lakukan karena kepengen. Dampak dari terbiasanya dia melakukan dengan pelacur yang dipesannya melalui aplikasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dua kasus ini saja menunjukkan kondisi dunia yang semakin mengerikan. Dari waktu ke waktu, bukan semakin baik, tapi justru semakin gila. Banyak hal-hal yang tabu terjadi. Bukan hanya dalam masalah sosial, tapi juga masalah ekonomi, pemerintahan, hukum dan yang lainya. Intinya semua aspek menuju ke kondisi yang semakin rusak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak muslim menyadari kondisi ini. Ingin melakukan perubahan, namun tak tahu bagaimana merubahnya. Sudah berusaha dengan hijrah, beribadah lebih baik, berpakaian syar'i, berkumpul dengan komunitas sholih, tapi ketika melihat sekeliling, tetap saja disadari, sekelilingnya tak baik-baik saja. Dan keburukan yang ada disekelilingnya tersebut, bisa menimpa diri dan keluarganya yang sudah berusaha hijrah menjadi lebih baik. Bagaimana jika begini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kerusakan ini terjadi karena sistem yang menaungi kita di seluruh dunia adalah sistem kapitalis sekuler. Sistem yang memuja materi, dan memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya dipakai untuk urusan ibadah, sementara untuk mengatur kehidupan, buang agama jauh-jauh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Segala perbuatan selalu didasari azas manfaat. Dan itu mengakar diranah individu, masyarakat hingga negara. Semuanya berlomba-lomba mengambil manfaat sebanyak-banyaknya bagi kepentingan masing-masing. Persetan dengan yang lain. Karenanya jangan heran, jika hari ini dunia terasa sempit. Si kuat menindas yang lemah. Si kaya mendominasi si miskin. Semua itu karena kita lari dari aturan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika ingin dunia ini merasakan keberkahan hidup, maka tak ada pilihan lain, kecuali kembali pada aturan Allah ﷻ. Mempelajari Islam kaffah. Sehingga tidak hanya mencukupkan pada ibadah-ibadah ritual dan aturan yang terkait dengan masalah individu saja, tapi mulai mengetahui bagaimana Islam mengatur negara, baik aspek ekonominya, politiknya, sosialnya, hingga sanksinya. Jika semua itu sudah tergambar dibenak kita, maka tak ada keinginan lain, kecuali keinginan untuk diatur oleh aturan Islam secara kaffah dan merasakan nikmatnya hidup dibawah naungannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait masalah sosial seperti kasus anak-anak di atas saja, Islam memberi aturan jelas tentang kehidupan terpisah laki-laki dan perempuan. Perempuan berkumpul hanya dengan sesama perempuan dan mahramnya. Perempuan juga dimuliakan dengan kewajibannya menutup aurat. Perempuan dan laki-laki tak boleh berkhalwat. Laki-laki wajib menjaga pandangan, serta aturan lainnya yang membuat hubungan laki-laki dan perempuan terjaga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari sisi medianya, negara sebagai perisai rakyatnya, akan menjaga rakyat dari informasi porno yang merusak moral. Dan akan menutup semua aplikasi yang bisa mengakibatkan munculnya kemaksiatan. Dan semua itu bisa dilakukan karena standar perbuatan negara pun menggunakan aturan Allah, bukan manfaat. Walaupun situs porno bisa menghasilkan uang yang banyak, jika itu haram menurut syariat, maka tindakan yang akan diambil negara adalah memblokirnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasanya kerusakan demi kerusakan sudah cukup kita saksikan selama ini. Dan jika kita tak kembali pada aturan Allah, entah kerusakan sebesar apa lagi yang akan kita saksikan. Tak cukup hanya memperbaiki diri, tapi kita butuh perbaikan sistemik untuk bisa melakukan perubahan. Dan hal itu tak akan kita temukan, kecuali dengan penerapan Islam kaffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'am surat Al Kahfi ayat 10 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا</div><div style="text-align: justify;"><i>(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-20539237982777095862023-06-01T13:34:00.112+07:002023-06-02T14:01:45.437+07:00MEMBABAT KORUPSI HARUS DARI AKARNYA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDU4FmiykE_tMLmC-YEjxPVgE-E549ZsIuRaEnNeipAS150Z_0rOZe47kCQoXFseRJ2lhZ3qtw5igwyU7L1Xs2hmis1073PmtIaGINTvpsMFWmAV6B2dGsUFX6hbVAfKEBhvyEVJQ3K02F5QxkwiOwazwwqG8ddSM99r_yyYAqczYRbfI1FX4pCcdgig/s16000/Dibalik-Islam-Kasus-Korupsi.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di negeri ini, korupsi seperti tak mati-mati. Muncul lagi, muncul lagi. Nyaris terjadi di semua lini. Padahal katanya, Pemerintah serius memberantas korupsi. Berdasarkan data ICW, ada 579 kasus korupsi yang telah ditindak di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah itu meningkat 8,63% dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 533 kasus (Dataindonesia.id, 21/3/2023).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Salah satu kasus korupsi yang cukup besar terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan. Sebagaimana diketahui, Mahfud MD kembali buka suara pasca Kementerian Keuangan mengklarifikasi perbedaan data transaksi mencurigakan sebesar Rp 349 triliun. Mahfud sepakat dengan pernyataan tidak adanya perbedaan data, tetapi untuk dugaan korupsi yang disebutkan adalah Rp 35 triliun (CNBCIndonesia.com, 4/4/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kasus lain yang lagi viral adalah korupsi di lingkungan Kominfo. Kasus korupsi proyek BTS ini merugikan negara tidak kurang dari Rp 8 triliun dengan melibatkan banyak oknum pejabat dan tokoh partai. Bahkan Menkominfo dari Partai Nasdem telah dijadikan tersangka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya kasus korupsi bansos yang kembali mencuat. Kerugian negara dalam kasus ini juga cukup besar. Tentu masih banyak kasus korupsi lain. Sebagian telah terbukti. Sebagian lagi merupakan dugaan kuat. Ambil contoh kasus proyek <i>foodestate</i> yang mangkrak, dengan anggaran triliunan rupiah. Proyek ini pun secara nyata telah merusak lingkungan. Pasalnya, ribuan hektar hutan telah terlanjur dibabat habis. Contoh lain, yang juga mangkrak dan terus mengalami pembengkakan biaya, adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Tentu masih banyak kasus-kasus dugaan korupsi lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejak era Reformasi, di antara ratusan kasus korupsi yang terjadi, ada puluhan kasus korupsi yang terbilang sangat besar. Di antaranya: kasus penyerobotan lahan seluas 37.095 hektar di Riau yang menyeret PT Duta Palma Group, yang merugikan negara mencapai Rp 78 triliun; kasus korupsi yang menyeret PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dengan kerugian negara mencapai 2,7 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 37,8 triliun; kasus korupsi PT Asabri yang menyebabkan negara harus merugi Rp 22,7 triliun; kasus korupsi PT Jiwasraya yang menjadikan negara mengalami kerugian sebesar Rp 16,8 triliun; dll (Lihat: Kompas.com, 15/1/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Tiga Jenis Korupsi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt0Jfpsawd-2kZuD7uIilwurV3kQeV1R7nzcY9jTgZAZ6fbi6WLpeBuUqtCZhDXux6j5f4X5FzT-IoUqhwtMJZekYleK4qs6JqAgUqYTjEcKz0jBZbQSnnNWwRADehplE7N5ZC5in6iCTmywWwlz4rrNj87zwJ_YGzyV7VcLSRu-_xJxSbB8NGH9BGsg/s900/dibalik-islam-serakah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt0Jfpsawd-2kZuD7uIilwurV3kQeV1R7nzcY9jTgZAZ6fbi6WLpeBuUqtCZhDXux6j5f4X5FzT-IoUqhwtMJZekYleK4qs6JqAgUqYTjEcKz0jBZbQSnnNWwRADehplE7N5ZC5in6iCTmywWwlz4rrNj87zwJ_YGzyV7VcLSRu-_xJxSbB8NGH9BGsg/s16000/dibalik-islam-serakah.jpg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam salah satu artikel yang dimuat di situs KPK.go.id, disebutkan bahwa korupsi memiliki berbagai bentuk dan jenis. Pelakunya mulai dari level terendah hingga para penyelenggara negara dan anggota legislatif.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan skala dampak dan paparannya, korupsi dapat dibagi menjadi tiga jenis. <b>Pertama</b>: <i>Petty Corruption</i>. <i>Petty corruption</i> adalah korupsi skala kecil oleh pejabat publik yang berinteraksi dengan masyarakat. Jenis korupsinya seperti pungutan liar, gratifikasi, penyuapan, uang pelicin, atau pemerasan untuk memuluskan pelayanan publik atau birokrasi. Padahal pelayanan tersebut seharusnya murah atau bahkan gratis untuk masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>: <i>Grand Corruption. Grand corruption</i> (korupsi kelas kakap) adalah korupsi dengan nilai kerugian negara yang fantastis, miliaran hingga triliunan rupiah. Korupsi kakap menguntungkan segelintir orang dan mengorbankan masyarakat secara luas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">KPK dalam Renstra 2011-2015 menjelaskan ada empat kriteria grand corruption:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi;</li><li>Melibatkan aparat penegak hukum;</li><li>Berdampak luas terhadap kepentingan nasional;</li><li>Kejahatannya berlangsung sistemik dan terorganisir.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Grand corruption</i> kadang muncul akibat kongkalikong antara pengusaha dan para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>: <i>Political Corruption. Political corruptio</i>n (korupsi politik) terjadi ketika pengambil keputusan politik menyalahgunakan wewenangnya dengan memanipulasi kebijakan, prosedur, atau aturan demi keuntungan diri atau kelompoknya. Keuntungan ini bisa berupa kekayaan, status atau perpanjangan masa jabatan. Jenis-jenis <i>political corruption</i> adalah :</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Penyuapan</li><li>Perdagangan pengaruh</li><li>Jual beli suara</li><li>Nepotisme, atau</li><li>Pembiayaan kampanye.</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Political corruption</i> pun melibatkan orang-orang di level tinggi penyelenggara negara yang main mata dengan pengusaha. <i>Political corruption</i> juga sangat berpotensi terjadi ketika anggota legislatif merangkap sebagai pengusaha. Mereka kemudian memanipulasi institusi politik untuk memengaruhi pemerintahan dan sistem politik demi kepentingan perusahaannya. Undang-undang dan regulasi disalahgunakan, tidak dilakukan secara prosedural, diabaikan, atau bahkan dirancang sesuai dengan kepentingan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain untuk memperkaya diri sendiri dan mempertahankan jabatan, political corruption juga biasa dilakukan untuk mengumpulkan dana bagi pemenangan parpol atau dirinya pada pemilihan berikutnya. Uang hasil korupsi ini kemudian digunakan untuk melakukan money politic, yaitu menyogok rakyat, agar bisa terpilih kembali (Lihat: KPK.go.id, 11/1/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Membabat Korupsi dari Akarnya</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8yURPW9MhJfPo1QbdUR2ppCKn-qKs-M3AQp87lIXspyqJ0LChhVkSZDOA6_F4syrElU1X7MtY5g3KL9AgbAJmQxBz_7RrD96Tlj5-8WI5WP9R9SvQE1f167TIIo-FmW8hhZho-g8DdhwHqgVB8-LVby08kdPbUauHCiEk7U49EhwcHU5l5Iug1ZxuVg/s16000/dibalik-islam-law.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua kasus korupsi di atas, baik <i>petty corruption</i>, <i>grand corruption</i> maupun <i>political corruption</i>, terjadi dalam sistem demokrasi saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu tidak mudah memberantas ketiga jenis korupsi di atas dalam sistem demokrasi. Pasalnya, demokrasi, yang secara teoretis mengklaim kedaulatan rakyat, dalam tataran faktual tidaklah demikian. Dalam praktiknya, kedaulatan rakyat sebagai ‘<i>ruh</i>’ demokrasi selalu dibajak oleh segelintir para pemilik modal atau oleh elit penguasa yang didukung oleh para pemodal. Inilah yang terjadi di banyak negara yang menerapkan demokrasi, termasuk di negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, negara yang menerapkan demokrasi, dalam praktiknya tak lebih merupakan negara ‘<i>kleptokrasi</i>’; negara yang dikuasai ‘<i>para maling</i>’. Pasalnya, di negara-negara demokrasi, yang selalu memiliki kuasa adalah segelintir orang yang ‘<i>bermental maling</i>’. Merekalah yang telah ‘<i>mencuri</i>’ atau ‘<i>merampas</i>’ kedaulatan rakyat dan mengubahnya menjadi kedaulatan elit wakil rakyat, elit politik dan elit para pemilik modal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan realitas sistem demokrasi semacam ini, jelas korupsi tak akan pernah berhenti, bahkan bisa makin menjadi-jadi, sebagaimana saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu solusi mendasarnya adalah dengan mencampakkan sistem demokrasi saat ini. Lalu diganti dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, kepemimpinan dan kekuasaan adalah amanah. Tanggung jawabnya tak hanya di hadapan manusia di dunia, tetapi juga di hadapan Allah ﷻ di akhirat kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian sistem Islam mencegah sedari dini manusia untuk memiliki ‘<i>niat korupsi</i>’ di awal. Pada titik inilah Islam memberikan solusi secara sistemis dan ideologis terkait pemberantasan korupsi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam, ada sejumlah langkah dalam memberantas bahkan mencegah korupsi, antara lain:<b> Pertama</b>, penerapan ideologi Islam, yang meniscayakan penerapan syariah Islam secara kâffah dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Dalam Islam, pemimpin negara (khalifah), misalnya, diangkat untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah. Begitu pun pejabat lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, pemilihan penguasa dan para pejabat yang bertakwa dan zuhud. Dalam pengangkatan pejabat atau pegawai negara, Khilafah menetapkan syarat takwa sebagai ketentuan, selain syarat profesionalitas. Ketakwaan akan menjadikan seorang pejabat dalam melaksanakan tugasnya selalu merasa diawasi oleh Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, pelaksanaan politik secara syar’i. Dalam Islam, politik itu intinya adalah <i>ri’âyah syar’iyyah</i>, yakni bagaimana mengurusi rakyat dengan sepenuh hati dan jiwa sesuai dengan tuntutan syariah Islam. Bukan politik yang tunduk pada kepentingan oligarki, pemilik modal, atau elit rakus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, penerapan sanksi tegas yang berefek jera. Dalam Islam, hukuman tegas tersebut bisa dalam bentuk publikasi, stigmatisasi, peringatan, penyitaan harta, pengasingan, cambuk hingga hukuman mati.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pentingnya Keteladanan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUTXWaIouRJeNMUUqw9hH8dnTYt70_Ajgcxzrlnw8zOHakElKjj3vSOYQd1-j-SSyfJHuuTHcU_W1W9svSpQ8hQRlAl06UcaLSQ9TJqNlnEtff7O0_-awMSGlqHJ-nIzZy0oUoW1245Nw2R0eX9UPfX79qa0Vg7hJ-LvZ5gpTnEysK5A_ebx0YapGvFg/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam, keimanan dan ketakwaan penguasa dan para pejabat tentu penting. Namun, sistem yang menjaga mereka agar tidak melenceng itu jauh lebih penting. Tidak ada yang meragukan keimanan Sahabat Muadz bin Jabal ra. Namun, Rasulullah ﷺ tetap menasihati dirinya. Bahkan ketika ia diutus ke Yaman dan sudah melakukan perjalanan, Rasulullah ﷺ memerintahkan seseorang untuk memanggil dia kembali. Ketika Muadz ra. kembali, beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">أَتَدْرِي لِمَ بَعَثْتُ إِلَيْكَ؟ لاَ تُصِيبَنَّ شَيْئًا بِغَيْرِ إِذْنِي فَإِنَّهُ غُلُولٌ. وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ القِيَامَةِ. لِهَذَا دَعَوْتُكَ، فَامْضِ لِعَمَلِكَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tahukah kamu mengapa aku mengirim orang untuk menyusul dirimu? Janganlah kamu mengambil sesuatu tanpa izinku karena hal itu adalah ghulûl (khianat). Siapa saja yang berbuat ghulûl, pada Hari Kiamat ia akan datang membawa apa yang dia khianati itu</i> (QS Ali Imran [3]: 61). <i>Karena inilah aku memanggil dirimu. Sekarang pergilah untuk melakukan tugasmu</i> (HR at-Tirmidzi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu adalah keteladanan Rasulullah ﷺ, walaupun memegang banyak harta negara, hidup sederhana. Beliau, misalnya, biasa tidur di atas selembar tikar yang kasar yang meninggalkan bekas pada tubuh beliau.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah Rasulullah ﷺ pengganti beliau dalam urusan pemerintahan, yakni Khalifah Abu Bakar ra., hanya mengambil sekadarnya saja harta dari Baitul Mal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya sehari-hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengganti beliau, Khalifah Umar ra., juga hidup sederhana. Khalifah Umar ra. pernah meminta masukan kepada Salman al-Farisi. Apa kira-kira kekurangan beliau dalam pandangan masyarakat. Salman menolak, tetapi Khalifah Umar mendesak. Akhirnya, Salman berkata bahwa ada masyarakat yang menggunjingkan Khalifah Umar yang sering mengumpulkan dua macam lauk dalam satu hidangan makan. Sejak saat itu Khalifah Umar tidak pernah makan dengan dua macam lauk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Khatimah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhasil, penerapan syariah Islam akan efektif dalam memberantas korupsi. Upaya ini membutuhkan kesungguhan dan komitmen semua pihak untuk segera mewujudkan sistem pemerintahan yang menerapkan syariah Islam secara kâffah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيْرِ حَقٍّ فَلَهُمْ النَّارُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Sungguh ada sebagian orang yang mengambil harta milik Allah bukan dengan cara yang haq. Karena itu bagi mereka azab neraka pada Hari Kiamat.</i> (HR al-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 295</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-64622578976282117722023-05-31T06:48:00.005+07:002023-05-31T06:48:31.923+07:00TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MEMELUK AGAMA ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivdCu9wz-V9tJydHfO-3J8nECtpAaS0emigpLPVrcWzJyH_swLIusMVR1Z1HoJwxvUTD2HNvn3BCtzEci3Rp2h6EOi8pc42PrpwEqjowyFVxwBVWCt-sRr-l-3fC-qO6rr39WUHdPvMmBr5jFDfw2WTm0ylujpIriLrFyqGnwSXEg_19D0mVaCgfSnmg/s16000/Dibalik-Islam-Sahadat.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: </span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 256 menerangkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَاۤ اِكۡرَاهَ فِى الدِّيۡنِۙ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشۡدُ مِنَ الۡغَىِّۚ فَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِالطَّاغُوۡتِ وَيُؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسۡتَمۡسَكَ بِالۡعُرۡوَةِ الۡوُثۡقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meski memiliki kekuasaan yang sangat luas, Allah tidak memaksa seseorang untuk mengikuti ajaran-Nya. Tidak ada paksaan terhadap seseorang dalam menganut agama Islam. Mengapa harus ada paksaan, padahal sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, janganlah kamu menggunakan paksaan apalagi kekerasan dalam berdakwah. Ajaklah manusia ke jalan Allah dengan cara yang terbaik. Barang siapa ingkar kepada Tagut, yaitu setan dan apa saja yang dipertuhankan selain Allah, dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada ajaran agama yang benar sehingga tidak akan terjerumus dalam kesesatan, sama halnya dengan orang yang berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus sehingga dia tidak akan terjatuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agama yang benar ibarat tali yang kuat dan terjulur menuju Allah, dan di situ terdapat sebab-sebab yang menyelamatkan manusia dari murka-Nya. Allah Maha Mendengar segala yang diucapkan oleh hamba-Nya, Maha Mengetahui segala niat dan perbuatan mereka, sehingga semua itu akan mendapat balasannya di hari kiamat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak dibenarkan adanya paksaan untuk menganut agama Islam. Kewajiban kita hanyalah menyampaikan agama Allah kepada manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan, serta dengan nasihat-nasihat yang wajar, sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan sendiri sebagaimana firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ</div><div style="text-align: justify;">125. <i>Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. </i>(QS. An-Nahl [16]: 125).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apabila kita sudah menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian, tetapi mereka tidak juga mau beriman, itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan Allah ﷻ. Kita tidak boleh memaksa mereka, sebagaimana firman-Nya,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: right;">وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ</div><div>99. <i>Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?</i> (QS. Yunus [10]: 99)</div><div><br /></div></div><div style="text-align: justify;">Dengan datangnya agama Islam, jalan yang benar sudah tampak dengan jelas dan dapat dibedakan dari jalan yang sesat. Maka tidak boleh ada pemaksaan untuk beriman, karena iman adalah keyakinan dalam hati sanubari dan tak seorang pun dapat memaksa hati seseorang untuk meyakini sesuatu, apabila dia sendiri tidak bersedia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an yang menerangkan kenabian Muhammad ﷺ sudah cukup jelas. Maka terserah kepada setiap orang, apakah akan beriman atau kafir, setelah ayat-ayat itu sampai kepada mereka. Inilah etika dakwah Islam. Adapun suara-suara yang mengatakan bahwa agama Islam dikembangkan dengan pedang hanyalah tuduhan dan fitnah belaka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umat Islam di Mekah sebelum berhijrah ke Madinah hanya melakukan salat dengan cara sembunyi-sembunyi, dan mereka tidak mau melakukannya secara demonstratif di hadapan kaum kafir.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Turun kira-kira ayat pada tahun ketiga sesudah hijrah, yaitu setelah umat Islam memiliki kekuatan yang nyata dan jumlah mereka telah bertambah banyak, namun mereka tidak diperbolehkan melakukan paksaan terhadap orang-orang yang bukan Muslim, baik secara halus, apa lagi dengan kekerasan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Peperangan yang telah dilakukan umat Islam, baik di Jazirah Arab, maupun di negeri-negeri lain, seperti di Mesir, Persia dan sebagainya, hanyalah semata-mata suatu tindakan beladiri terhadap serangan-serangan kaum kafir kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, peperangan dilakukan untuk mengamankan jalannya dakwah Islam, sehingga berbagai tindakan kezaliman dari orang-orang kafir yang memfitnah dan mengganggu umat Islam karena menganut dan melaksanakan agama mereka dapat dicegah, dan agar kaum kafir itu dapat menghargai kemerdekaan pribadi dan hak-hak asasi manusia dalam menganut keyakinan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di berbagai daerah yang telah dikuasai kaum Muslimin, orang yang belum menganut agama Islam diberi hak dan kemerdekaan untuk memilih: apakah mereka akan memeluk agama Islam ataukah akan tetap dalam agama mereka. Jika mereka memilih untuk tetap dalam agama semula, maka mereka diharuskan membayar "<i>jizyah</i>" yaitu semacam pajak sebagai imbalan dari perlindungan yang diberikan Pemerintah Islam kepada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keselamatan mereka dijamin sepenuhnya, asal mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang memusuhi Islam dan umatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini merupakan bukti yang jelas bahwa umat Islam tidak melakukan paksaan, bahkan tetap menghormati kemerdekaan beragama, walaupun terhadap golongan minoritas yang berada di daerah-daerah kekuasaan mereka. Sebaliknya dapat kita lihat dari bukti-bukti sejarah, baik pada masa dahulu, maupun pada zaman modern sekarang ini, betapa malangnya nasib umat Islam, apabila mereka menjadi golongan minoritas di suatu negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Barang siapa yang tidak lagi percaya kepada <i>thagut</i>, atau tidak lagi menyembah patung, atau benda yang lain, melainkan beriman dan menyembah Allah ﷻ semata, maka dia telah mendapatkan pegangan yang kokoh, laksana tali yang kuat, yang tidak akan putus. Iman yang sebenarnya adalah iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lidah dan diiringi dengan perbuatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah sebabnya pada akhir ayat, Allah ﷻ berfirman yang artinya: "<i>Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui</i>". Artinya Allah ﷻ senantiasa mendengar apa yang diucapkan, dan Dia selalu mengetahui apa yang diyakini dalam hati, dan apa yang diperbuat oleh anggota badan. Allah ﷻ akan membalas amal seseorang sesuai dengan iman, perkataan dan perbuatan mereka masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-84756160549880446882023-05-30T07:50:00.005+07:002023-05-30T07:50:47.889+07:00KEMUSYRIKAN PARA AHLI KITAB DAN RAHIB-RAHIB<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI9TchQtvLEyU72PSmttDt5eL54XMojSX0ff3vFc0cwiZkpjtllczLnnh-QOc92o-NekXG9uRTxtoJkt2Rtum0ni5k3ziOMWWqH76yAI7h5SipVimsAfjuq6aKQRfANuE9KVRXZ24vM05SXaUsUWEIJkTwNb1I6EK-ehJ0EBuuJ8iiCxuNPv_oqUA-Pw/s16000/Dibalik-Islam-Yahudi-dan-Nasrani.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an surat Az-Zariyat Ayat 56 menerangkan,</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡن</div><div style="text-align: justify;"><i>Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam kaitan ini Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. </i>(QS. At-Taubah [9]: 31)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bentuk kesesatan Ahli Kitab, kaum Yahudi, dan kaum Nasrani, masing-masing mengambil dan mengangkat Tuhan selain Allah <b>ﷻ</b>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang Yahudi menjadikan pendeta agama mereka sebagai Tuhan yang mempunyai hak menetapkan hukum menghalalkan dan mengharamkan. Sedang orang-orang Nasrani menjadikan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan yang harus ditaati dan disembah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Islam, kedudukan pemuka agama, tidak lebih sebagai seorang ahli yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang seluk-beluk syariat. Segala pendapat dan fatwa yang dikemukakan, hanyalah sebagai penjelasan dari hukum-hukum Allah ﷻ yang harus disertai dan didasarkan atas dalil-dalil yang nyata dari firman Allah ﷻ, atau sunnah Rasul ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka tidak berhak sedikit pun membuat syariat, karena syariat adalah hak Allah ﷻ semata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut penganut agama Nasrani, di samping Isa Al-Masih yang dianggap sebagai Tuhan dan disembah, ada juga yang menyembah ibunya, yaitu Maryam, padahal Isa adalah seorang rasul seperti rasul-rasul sebelumnya dan Maryam ibunya, hanya seorang perempuan yang salehah dan tekun beribadah sehingga mendapat gelar Maryam Al-Butul, dan keduanya makan dan minum sebagaimana halnya manusia-manusia yang lain. Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ وَاُمُّهٗ صِدِّيْقَةٌ ۗ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرْ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka). </i>(QS. Al-Ma'idah [5]: 75)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pemeluk Kristen, Katolik dan orang-orang Ortodok menyembah murid-murid Isa dan pesuruh-pesuruhnya, begitu juga kepala-kepala dan pemuka-pemuka agamanya, yang dianggap suci, dan dijadikannya perantara yang akan menyampaikan ibadah mereka kepada Allah. Mereka juga menganggap pendeta-pendeta mereka mempunyai hak mengampuni ataupun tidak mengampuni sesuai dengan keinginannya, padahal tidak ada yang berhak mengampuni dosa kecuali Allah ﷻ, sebagaimana firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.</i> (QS. Ali-Imran [3]: 135)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun kaum Yahudi, mereka menambahkan hukum lain kepada syariat agamanya. Mereka tidak mencukupkan dan membatasi diri pada hukum yang terdapat dalam Taurat sebagai pedoman hidupnya, tetapi menambah dan memasukkan hukum-hukum lain yang didengarnya dari pemuka-pemuka agama mereka sebelum hukum-hukum itu dibukukan menjadi peraturan yang harus dituruti dan ditaati oleh pemeluk Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah kesesatan-kesesatan yang telah diperbuat Ahli Kitab, padahal mereka itu tidak diperintahkan, kecuali menyembah Tuhan Yang Satu, Tuhan Seluruh sekalian alam, yaitu Allah ﷻ, karena tidak ada Tuhan Yang berhak disembah kecuali Dia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya baik mengenai zat-Nya, sifat-sifat-Nya maupun afal-Nya. Mahasuci Allah ﷻ dari apa yang mereka persekutukan. Apabila mereka percaya bahwa pemimpin-pemimpin mereka itu berhak menentukan suatu hukum, berarti mereka mempunyai kepercayaan bahwa ada Tuhan yang disembah selain Allah ﷻ yang dapat menimpakan penyakit dan menyembuhkan, menghidupkan dan mematikan tanpa izin Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua itu timbul dari kehendak hawa nafsu dan akal pikirannya, tidak bersumber dari wahyu Ilahi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat tersebut sama dengan pendapat az-Zajjaj, bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri. Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya. Menerima apa yang Dia takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Dia tentukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka segeralah menguatkan perintah mengingat Allah ﷻ dan memerintahkan manusia supaya melakukan ibadah kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-65292081318103040042023-05-25T07:30:00.004+07:002023-05-25T07:30:33.862+07:00PENDAPAT ULAMA TENTANG MUSIK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyWPYTencmJq45M4xY5xBDHFo57Ehhvn1ECyzEiDHUhW7GIuzWe2nTwwRkmL2UibYPLl9-PJNk8pxZ_A0t7sjMTAn5wHV6eeH_m_acSAB_cE2R1YdhWceY2924waA2ChsIQhMQxl4EmOVVotXj53DB_jTHhJzNk0u28p9q39V6b51j4tlToxttXJiCgQ/s16000/Dibalik-Islam-Hukum-Musik-Dalam-Islam.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Rita Mutiara</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah kamu termasuk golongan orang-orang orang yang menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik dan nyanyian? Lebih dari itu rela membeli tiket mahal sebuah konser musik karena <i>trend</i> dan gaya hidup? Orang seperti ini disebut <i>Bandwagon effect</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Bandwagon effect</i> adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena psikologi dimana seseorang cenderung mengikuti <i>tren</i>, gaya, sikap, dan lain sebagainya karena melihat banyak orang turut melakukan hal yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini terjadi bisa karena keinginan untuk diterima dalam suatu kelompok yang memiliki kaitan erat dengan FOMO (<i>Fear Of Missing Out</i>) atau takut ketinggalan <i>tren</i> terkini. Persoalannya, mereka yang ketinggalan <i>tren</i> yang sedang <i>happening</i> cenderung memiliki rasa takut dianggap ‘<i>tidak gaul</i>’ atau tidak keren. Ikut-ikutan suatu <i>tren</i> tanpa pertimbangan bisa menjadi masalah serius, bila melanggar prinsip dan nilai-nilai Islam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana Hukum Mendengarkan Musik?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian ulama mengharamkan dan sebagian ulama lain menghalalkan. Berikut pendapat beberapa ulama tentang musik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Qadhi Abu Thayyib berkata,</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>“<i>Mendengarkan nyanyian dari wanita yang bukan muhrim adalah haram menurut murid murid Imam Syafi’i.</i>”</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Syafi’i berkata bahwa,</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>memukul alat musik dengan menggunakan tongkat hukumnya makruh, karena menyerupai golongan orang-orang yang tidak memilki agama.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Taimiyah berpendapat,</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">jika seorang hamba sudah menyibukkan dengan amalan yang tak syari’at, maka tentunya ia akan kekurangan semangat untuk berbuat hal yang syari’at, apa pun yang memiliki banyak manfaat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sehingga kita sering melihat jika orang menggandrungi nyanyian, maka tidak akan merindukan lantunan dari Al Qur’an, baik mendengar atau membacanya.</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Abu Mansour al-Baghdadi al-Syafi’i dalam buku As-Simaa’ menyatakan,</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Sahabatnya, Abdullah bin Ja’Far tidak mempermasalahkan lagu dan ia juga mendengarkan lagu yang dibuat pada masa kekhalifahan Ali RA.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam al-Ghazali mengungkapkan,</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">bila hukum mendengarkan musik serta nyanyian tidaklah berbeda dengan mendengarkan berbagai bunyi dari makhluk hidup ataupun benda mati dan juga mendengar perkataan seseorang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apabila pesan yang disampaikan dalam musik adalah baik dan memiliki nilai keagamaan, maka ini tidak jauh berbeda dengan nasihat serta ceramah keagamaan.</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun Imam Malik melarang dan mengharamkan nyanyian.</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Imam Malik berkata, “<i>Apabila kamu membeli seorang budak wanita, dan ternyata dia adalah seorang penyanyi, maka kamu wajib mengembalikan kepada si penjualnya.</i>”</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Imam Abu Hanifah</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">Sedangkan Imam Abu Hanifah berkata, “<i>Nyanyian hukumnya makruh dan mendengarkan nyanyian tergolong perbuatan dosa.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ia berpendapat bahwa nyanyian yang bersifat religius hukumnya adalah makruh, sedangkan mendengarkannya termasuk dosa.</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Abu Thalib Al-Makki telah mengutip pendapat beberapa ulama,</div><div style="text-align: justify;"></div><blockquote><div style="text-align: justify;">dan berkata bahwa mendengarkan nyanyian diperbolehkan atau halal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dia berkata bahwa Abdullah bin Ja’far, Abdullah bin Zubair, Mudhirah bin Syu’bah, Muawiyah dan beberapa sahabat lainnya sudah biasa mendengarkan nyanyian seperti demikian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Al-Ghazali cenderung memperbolehkan mendengarkan musik dan nyanyian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan kajiannya terhadap Alquran dan hadits, aktivitas tersebut tidak bernilai dosa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Al-Ghazali menulis:</div><div style="text-align: justify;">“<i>Ketahuilah, pendapat yang mengatakan, ‘Aktivitas mendengar (nyanyian, bunyi, atau musik) itu haram’ mesti dipahami bahwa Allah akan menyiksa seseorang atas aktivitas tersebut.</i>”</div></blockquote><div style="text-align: justify;"></div></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada kesepakatan para ulama yang menyatakan hukum mendengarkan musik tidak haram, apabila:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, bila tidak mengandung Unsur Kemaksiatan dan kemungkaran.</div><div style="text-align: justify;">Ulama mempermasalahkan sisi kemaksiatan yang ada pada musik, sehingga musik pun menjadi haram. Bentuk kemaksiatan pada musik bisa ada di lirik atau alunan lagunya sendiri. Misalnya bila lagu tersebut mengajak berbuat kemaksiatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Musik juga mengandung kemaksiatan jika umpamanya irama lagu yang dinyanyikan seperti musik ritual peribadatan agama tertentu. Dalam kondisi ini musik menjadi haram, karena seorang Muslim dilarang meniru ritual ibadah agama lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemaksiatan juga bisa terjadi pada orang yang menyanyikannya. Misalnya menampilkan aurat padahal syariat Islam memerintahkan untuk menutup aurat. Atau, si penyanyi melakukan gerakan-gerakan tidak senonoh dan melampaui batas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, jika mengandung Fitnah, hukum mendengarkan musik bisa haram bila ada fitnah, berarti mengandung keburukan. Artinya, jika musik itu bisa membuat seorang Muslim jatuh pada keburukan, dosa, dan menimbulkan fitnah, maka haram mendengarkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Membuat seorang muslim melalaikan Kewajiban. Hukum mendengarkan musik menjadi haram bila membuat orang yang mendengarnya meninggalkan kewajiban sebagai Muslim, misalnya meninggalkan sholat lima waktu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menilik dari pendapat ulama, kita diharuskan agar berhati-hati melakukan berbagai aktifitas yang bisa membuat kita terjebak dalam kesesatan. Dengan berpedoman Al-Qur'an kita akan selamat dari jalan kesesatan. Sebagaimana penjelasan Al-Qur'an pada surat Fussilat ayat 52 berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ثُمَّ كَفَرْتُمْ بِهِ مَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ هُوَ فِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ ﴿٥٢﴾</div><div style="text-align: justify;">{52} <i>Katakanlah, “Bagaimana pendapatmu jika (Al-Qur'an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)?</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-55013525485701669082023-05-24T06:54:00.000+07:002023-05-24T06:54:02.389+07:00BANTAHAN DARI TUDUHAN AL-QUR’AN BUATAN RASULULLAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtftvE5lpz2CJrldZF7q-Kiw93Jr2AgvoZn_uEvBfZXzXhN60ZrbJDfoqvmGusTIgjE0KxAPC-WJz_gQNK6Umkzq3cY45dOSbAPEi_JAmSnv3EEkV5ZN_76oQI9QfvavtnsvvYdrs8JbzjzehfU800l9WvZgPCJowAFE7k3JJBBxPesuWikwbg09l_UQ/s16000/Dibalik-Islam-Al-Quran-Bukan-Buatan-Nabi.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Ankabut ayat 47 – 49,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">{وَكَذَلِكَ أَنزلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ فَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمِنْ هَؤُلاءِ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الْكَافِرُونَ (47) وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ (48) بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الظَّالِمُونَ (49) }</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan demikian (pulalah) Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) maka orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al-Kitab (Taurat) mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an); dan di antara mereka (orang-orang kafir Mekah) ada yang beriman kepadanya. Dan tidak adalah yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir. Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Jarir mengatakan bahwa Allah ﷻ berfirman, "<i>Sebagaimana Kami turunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul sebelum kamu, hai Muhammad, begitu pula Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an)</i>" Pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini baik dan munasabah serta kaitannya pun cukup baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{فَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يُؤْمِنُونَ بِهِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>maka orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al-Kitab (Taurat) mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an).</i> (Al-'Ankabut: 47)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni orang-orang yang mengambilnya, lalu membacanya dengan bacaan yang sebenarnya. Mereka terdiri dari para cendekiawan dan ulama Ahli Kitab, seperti Abdullah ibnu Salam dan Salman Al-Farisi serta lain-lainnya yang semisal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَمِنْ هَؤُلاءِ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>dan di antara mereka (orang-orang kafir Mekah) ada yang beriman kepadanya.</i> (Al-'Ankabut: 47)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yaitu orang-orang Quraisy dan orang-orang Arab lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الْكَافِرُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir.</i> (Al-'Ankabut: 47)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, tidak ada yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mengingkari haknya selain dari orang yang menutupi perkara yang hak dengan perkara yang batil, dan menutupi sinar mentari dengan berbagai penutup yang menghalanginya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Allah ﷻ menyebutkan dalam firman berikutnya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu.</i> (Al-'Ankabut: 48)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya kamu telah tinggal di kalangan kaummu, hai Muhammad, sebelum kamu kedatangan Al-Qur'an ini selama usiamu, sedangkan kamu tidak dapat membaca tulisan dan tidak pula dapat menulis. Bahkan semua orang dari kalangan kaummu dan lain-lainnya mengetahui bahwa kamu adalah seorang lelaki ummi yang tidak dapat membaca dan menulis. Hal yang sama telah disebutkan sifatnya di dalam kitab-kitab terdahulu, sebagaimana yang diceritakan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ} الْآيَةَ</div><div style="text-align: justify;"><i>(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar. (Al-A'raf: 157), hingga akhir ayat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memang demikianlah keadaan Rasulullah ﷺ, selamanya beliau tidak dapat membaca dan menulis barang sedikit pun, bahkan beliau hanya mempunyai juru tulis-juru tulis yang mencatatkan untuknya wahyu yang diturunkan, juga surat-surat yang ditujukan ke berbagai kawasan negeri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun mengenai pendapat salah seorang dari kalangan ulama fiqih mutaakhkhirin <i><u>seperti Al-Qadi Abul Walid Al-Baji dan para pengikutnya</u></i> menduga bahwa Rasulullah ﷺ pernah menulis di hari perjanjian Hudaibiyyah kalimat berikut, "<i>Ini adalah ketetapan yang diputuskan oleh Muhammad ibnu Abdullah,</i>" sesungguhnya hal yang mendorong timbulnya pendapat tersebut adalah sebuah hadis yang diriwayatkan di dalam kitab Sahih Bukhari. Disebutkan bahwa lalu Nabi ﷺ mengambil surat perjanjian Hudaibiyyah itu dan menulisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis ini mengandung takwil memerintahkan untuk menulis, lalu dituliskan untuknya kata-kata seperti itu, sebagaimana yang disebutkan di dalam riwayat lain. Karena itulah orang yang sependapat dengan Al-Baji mendapat reaksi keras dari kalangan ulama ahli fiqih, baik yang ada di belahan timur maupun barat. Mereka berlepas diri dari orang-orang yang mengatakan pendapat tersebut, juga mereka mengecamnya melalui untaian kata-kata yang selalu mereka ucapkan dalam perayaan-perayaan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya yang dimaksud oleh Al-Baji menurut yang tersirat dari pendapatnya menyatakan bahwa Nabi ﷺ menulis kalimat itu sebagai suatu mukjizat, bukan berarti bahwa beliau dapat menulis. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam hadis yang menceritakan tentang Dajjal, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ" وَفِي رِوَايَةٍ: "ك ف ر، يَقْرَؤُهَا كُلُّ مُؤْمِنٍ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Tercatat di antara kedua matanya lafaz kafir <u>yang menurut riwayat lain disebutkan kaf fa ra</u> lafaz tersebut terbaca oleh setiap orang mukmin.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan mengenai hadis yang diriwayatkan oleh sebagian perawi yang menyebutkan bahwa Nabi ﷺ sebelum meninggal dunia mengetahui baca tulis. Maka riwayat ini daif tidak ada asalnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun.</i> (Al-'Ankabut: 48)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lafaz min kitabin untuk mengukuhkan nafi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَلا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu.</i> (Al-'Ankabut: 48)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lafaz biyaminika ini pun mengukuhkan nafi dan dinilai berdasarkan kebanyakannya (yakni memakai tangan kanan), sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَلا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>dan (tiadalah) burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya.</i> (Al-An'am: 38)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِذًا لارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).</i> (Al-’Ankabut: 48)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seandainya kamu pandai baca dan tulis, tentulah sebagian orang dari kalangan orang-orang yang bodoh akan mengatakan bahwa sesungguhnya kamu (Muhammad) mengetahui Al-Qur'an ini hanyalah dari kitab-kitab sebelumnya yang bersumber dari para nabi sebelum kamu, sekalipun para nabi terdahulu dalam kitabnya masing-masing menyebutkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang yang ummi, tidak pandai baca tulis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلا}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan-dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang."</i> (Al-Furqan: 5)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian dijawab oleh Allah ﷻ melalui firman berikutnya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{قُلْ أَنزلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Katakanlah, "Al-Qur'an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi."</i> (Al-Furqan: 6), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.</i> (Al-'Ankabut: 49)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Qur'an ini adalah ayat-ayat yang jelas yang menunjukkan kepada perkara yang hak, di dalamnya terkandung perintah, larangan, dan kebaikan, dihafal oleh semua ulama. Allah telah memberikan kemudahan kepada mereka untuk membacanya, menghafalnya, dan menafsirkannya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?</i> (Al-Qamar: 17, 22, 32, 40)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أُعْطِيَ مَا آمَنَ عَلَى مِثْلِهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُهُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إليَّ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا"</div><div style="text-align: justify;"><i>Tiada seorang nabi pun melainkan dianugerahi sesuatu yang serupa dengan apa yang diimani (dipercayai) oleh manusia (di masanya), dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku hanyalah wahyu yang diturunkan Allah kepadaku, maka aku berharap semoga aku adalah yang paling banyak pengikutnya di antara mereka (para nabi).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam hadis Iyad ibnu Hammad yang terdapat di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: إِنِّي مُبْتَلِيكَ وَمُبْتَلٍ بِكَ، وَمُنْزِلٌ عَلَيْكَ كِتَابًا لَا يَغْسِلُهُ الْمَاءُ، تَقْرَؤُهُ نَائِمًا وَيَقْظَانَ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah ﷻ telah berfirman: Sesungguhnya Aku akan mengujimu dan menjadikanmu sebagai ujian serta akan menurunkan kepadamu sebuah kitab yang tidak akan tercuci (terhapuskan) oleh air; kamu dapat membacanya dalam keadaan tidur dan terjaga.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seandainya air dipakai untuk mencuci tempat yang dituliskan padanya Al-Qur'an, tentulah tempat itu tidak diperlukan lagi; dan karena disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"لَوْ كَانَ الْقُرْآنُ فِي إِهَابٍ، مَا أَحْرَقَتْهُ النَّارُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Seandainya Al-Qur’an itu ditulis pada lembaran kulit, maka api tidak dapat membakarnya (Al-Qur'an).</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena Al-Qur'an itu telah dihafal di dalam dada para penghafalnya, sering dibaca oleh lisan dan menarik hati serta mengandung mukjizat, baik dari segi lafaz maupun maknanya. Untuk itulah maka disebutkan di dalam kitab-kitab terdahulu sehubungan dengan sifat umat Nabi Muhammad ﷺ ini, bahwa kitab-kitab mereka berada di dalam dada mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: <i>Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.</i> (Al-'Ankabut: 49) Sebenarnya pengetahuan yang menyatakan bahwa kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu ayat-ayat yang jelas, itu semuanya telah dihafal di dalam dada orang-orang yang telah dianugerahi ilmu dari kalangan Ahli Kitab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendapat ini dinukil oleh Ibnu Jarir dari Qatadah dan Ibnu Juraij, sedangkan riwayat di atas hanya dinukil dari Al-Hasan Al-Basri. Menurut hemat kami, riwayat tersebutlah yang diketengahkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas, lalu dikatakan oleh Ad-Dahhak, yang merupakan pendapat yang terkuat. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الظَّالِمُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.</i> (Al-'Ankabut: 49)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tiada yang mengingkarinya, atau yang mengurangi haknya, atau yang menolaknya selain orang-orang yang aniaya. Yakni orang-orang yang melampaui batas lagi angkuh; mereka yang mengetahui kebenaran, tetapi berpaling darinya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ. وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.</i> (Yunus: 96-97)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-60731801794044797492023-05-23T06:16:00.005+07:002023-05-23T06:16:44.562+07:00SERTAKAN ALLAH ﷻ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgteh4gwqZ8WFI8aAWAxZmkMVU9hwkCRzd7lnVios9kLWWCGLsxxEfbAp8-tDbDof_6W3NYG7809VWGP6csHIFZVxN4r6gUwo5QHkTxlfXJkvCBBLmVslQgXb7-fnaD3f3X-0AhvPZfTO7uyw0t569O7VUyZZJGOybCh194IiBgHWJjch_B5NXcJD3iFw/s16000/Dibalik-Islam-Cobaan-Rumah-Tangga.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Lia Herasusanti</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"<i>Cinta kuat dan menguatkan, jika ada Allah </i><i>ﷻ</i><i> di dalamnya. Maka jangan berharap bertahan cinta, jika Allah </i><i>ﷻ</i><i> ditinggalkan</i>", begitu bunyi qoute yang dibuat almarhumah kakakku setahun lalu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Dan hari ini, ketika begitu banyak kasus <i>publik figur</i> yang terlibat perselingkuhan, perceraian, dan masalah-masalah rumah tangga lainnya, quote ini terasa sangat relevan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Betapa rumah tangga yang tak menyertakan Allah ﷻ di dalamnya, masalah kecil pun bisa menghancurkan. Namun jika rumah tangga selalu berpegang pada tuntunan Allah ﷻ, masalah sebesar apapun, <i>insya Allah</i> akan terasa ringan, karena dituntun penyelesaiannya oleh pemilik semesta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun tak dipungkiri, bahwa banyak masalah rumah tangga, juga berasal dari luar rumah. Karena yang tak menyertakan Allah ﷻ (dalam makna tak memakai aturan Allah ﷻ), bukan hanya di dalam rumah tangga saja tapi juga masyarakat dan negara. Sehingga bisa dibayangkan, tantangan dalam berumah tangga saat ini memang sangat berat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Coba saja lihat masalah rumah tangga hari ini, perselingkuhan disebabkan pergaulan yang terjadi di luar rumah tanpa aturan. Para wanita membuka aurat, kehidupan campur baur, berdua-duaan dianggap wajar, maka terbukalah peluang perselingkuhan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masalah ekonomi pun tak kalah mendominasi kasus perceraian. Ternyata itupun dipicu sistem saat ini. Salah satunya kondisi para bapak yang sulit mencari pekerjaan, sementara peluang wanita bekerja justru lebih mudah. Ketimpangan ini kadang menjadi pemicu pertengkaran dan ujungnya perceraian pula. Semua itu terjadi karena masyarakat dan negara berlepas diri dari aturan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karenanya, menyertakan Allah ﷻ di rumah tangga penting. Namun akan lebih efektif, ketika Allah ﷻ juga ada di tatanan masyarakat dan negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya, menjadi tugas kita sebagai muslim, tak hanya menyalehkan diri sendiri dan pasangan, tapi juga berusaha menyalehkan masyarakat dan negara, agar kembali pada aturan Allah ﷻ secara Kaffah. Dan saat hal itu diterapkan, pasti akan berdampak pada rumah tangga kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">...يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا</div><div style="text-align: justify;">"<i>Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...</i>" (QS.At Tahrim: 6)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-39041170068234345262023-05-22T08:22:00.003+07:002023-05-22T08:22:10.573+07:00YA'JUJ DAN MA'JUJ<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcOW5fn8oKjWR_yN_DvmWV12O7OPvXe_WgALFYaZhTBdAWbEbwdroEjxuLNs6pQwSWL7ZKbiak-Z6PLDsj1Hu617OE0ZFtUZlq4jJD9GoAh8BZw90GP0QJcn5nROMUCfL9zAUBb9rD2iqeBC2py17uGus7vrpwXGU9ZPDnH20zEVTgL3-cCj1PcNO9oA/s16000/Dibalik-Islam-Yajuj-Majuj.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah berfirman dalam QS. Al Kahfi, ayat 92 – 96:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">{ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا (92) حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلا (93) قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (94) قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) }</div><div style="text-align: justify;"><i>Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, "Hai Zulqarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi; maka dapatkah kami memberikan suatu upeti kepadamu, supaya kamu membuat dinding (pemisah) antara kami dan mereka?” Zulqarnain berkata, "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya ialah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat) agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulqarnain, "Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">TAFSIR IBNU KATSIR</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman menceritakan tentang kisah Zulqarnain:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا}</div><div style="text-align: justify;"><i>kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).</i> (Al-Kahfi: 92)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni dia menempuh jalan lain dari belahan timur bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung.</i> (Al-Kahfi: 93)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">As-saddain artinya dua buah bendungan, makna yang dimaksud ialah dua buah gunung yang berdampingan, sedangkan di tengah-tengahnya terdapat celah yang memisahkan di antara keduanya. Dari celah itulah Ya-juj dan Mu-juj memasuki dunia manusia, menyerang negeri Turki serta menimbulkan banyak kerusakan padanya, hewan ternak, dan tanam-tanaman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya-juj dan Ma-juj adalah keturunan Bani Adam, seperti yang disebutkan di dalam hadis kitab Sahihain:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: يَا آدَمُ. فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. فَيَقُولُ: ابْعَثْ بَعْثَ النَّارِ. فَيَقُولُ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ فَيَقُولُ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعُمِائَةٌ وَتِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ إِلَى النَّارِ، وَوَاحِدٌ إِلَى الْجَنَّةِ؟ فَحِينَئِذٍ يَشِيبُ الصَّغِيرُ، وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا، فَيُقَالُ: إِنَّ فِيكُمْ أُمَّتَيْنِ، مَا كَانَتَا فِي شَيْءٍ إِلَّا كَثَّرَتَاهُ: يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya Allah ﷻ berfirman, "Hai Adam!". Adam menjawab, "Labbaika wasa'daika.” Allah berfirman, "Kirimkanlah rombongan ke neraka!" Adam bertanya, "Berapa orangkah yang dikirimkan ke neraka?”Allah ﷻ berfirman, "Dari setiap seribu orang yang sembilan ratus sembilan puluh sembilannya ke neraka, sedangkan yang seorang dikirimkan ke surga.” Maka pada saat itulah anak kecil beruban (karena susah dan tekanan hari itu), dan setiap wanita yang mengandung mendadak melahirkan kandungannya (karena terkejut dengan peristiwa hari kiamat). Allah ﷻ berfirman, "Sesungguhnya di antara kalian terdapat dua umat, tidak sekali-kali mereka berada pada sesuatu, melainkan menjadikannya golongan mayoritas, yaitu Ya-juj dan Ma-juj.”</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Nawawi rahimahullah telah meriwayatkan di dalam kitab Syarah Muslim-nya dari sebagian orang-orang, bahwa Ya-juj dan Ma-juj diciptakan dari air mani yang dikeluarkan oleh Nabi Adam, kemudian air mani itu bercampur dengan tanah (pasir), maka mereka diciptakan darinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, berarti mereka diciptakan dari Adam saja, tanpa ibu Hawa; pendapat ini garib sekali. Kemudian tidak ada dalil yang menguatkannya, baik ditinjau dari rasio maupun dalil naqli. Tidak boleh dijadikan pegangan dalam hal ini apa yang diriwayatkan dari sebagian dari Ahli Kitab, karena di dalam kitab mereka banyak kisah yang telah dirubah dan dibuat-buat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan melalui Samurah, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"وَلَدُ نُوحٌ ثَلَاثَةً: سَامٌ أَبُو الْعَرَبِ، وَحَامٌ أَبُو السُّودَانِ، وَيَافِثُ أَبُو التُّرْكِ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Nuh melahirkan tiga orang anak, yaitu Sam kakek moyang bangsa Arab, Ham kakek moyang bangsa orang yang berkulit hitam, dan Yafis kakek moyang bangsa Turki.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian ulama mengatakan bahwa Ya-juj dan Ma-juj berasal dari keturunan Yafis kakek moyangnya bangsa Turki. Disebutkan bahwa sesungguhnya sebutan nama Turki bagi mereka karena mereka ditinggalkan di belakang bendungan tersebut, yakni dikucilkan dari dunia ramai. Sebab pada kenyataannya Ya-juj dan Ma-juj masih serumpun dengan bangsa Turki, hanya saja Ya-juj dan Ma-juj berwatak angkara murka, suka merusak, dan mempunyai keberanian yang luar biasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sehubungan dengan hal ini Ibnu Jarir telah meriwayatkan sebuah asar yang cukup panjang lagi aneh isinya. Di dalamnya disebutkan tentang perjalanan Zulqarnain dan pembangunan bendungan yang dilakukannya serta semua kejadian yang dialaminya, di dalamnya terkandung banyak hal yang aneh lagi tidak rasional menyangkut bentuk, sifat, tinggi, dan pendek kaum-kaum yang dijumpainya serta telinga mereka. Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari ayahnya sehubungan dengan hal ini hadis-hadis yang garib, tidak sahih sanadnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلا}</div><div style="text-align: justify;"><i>dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.</i> (Al-Kahfi: 93)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">karena bahasa mereka asing dan mereka jauh dari keramaian manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا}</div><div style="text-align: justify;"><i>Mereka berkata, "Hai Zulqarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu (upeti).</i> (Al-Kahfi: 94)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ata, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan kharjan ialah imbalan yang besar. Mereka bermaksud akan menghimpun dana di antara sesama mereka dalam jumlah yang cukup besar untuk diberikan kepada Zulqarnain sebagai imbalan jasanya. Maka Zulqarnain menjawab dengan nada yang terhormat, menunjukkan pendalaman agamanya yang sempurna, saleh lagi menghendaki kebaikan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik. </i>(Al-Kahfi: 95)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yaitu kerajaan dan kekuasaan yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadaku lebih baik bagiku daripada harta yang kalian himpunkan. Perihalnya sama dengan perkataan Sulaiman a.s. yang disitir oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah (patut) kalian menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian. </i>(An-Naml: 36)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal yang sama telah dikatakan oleh Zulqarnain, yaitu: "<i>Apa yang ada padaku jauh lebih baik daripada apa yang kalian berikan itu, tetapi aku meminta kepada kalian agar membantuku dengan sekuat tenaga melalui jasa kerja kalian dan pengadaan bahan bangunan yang diperlukan.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا * آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>agar aku membuatkan dinding antara kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.</i> (Al-Kahfi: 95-96)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Az-zubur bentuk jamak dari zabrah, artinya potongan besi. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah, potongan besi itu akan dijadikan sebagai batanya. Menurut suatu riwayat, berat setiap potongan besinya adalah satu kuintal Damaskus atau lebih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu.</i> (Al-Kahfi: 96)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni setelah potongan-potongan besi itu disusun mulai dari pondasinya, hingga ketinggiannya sama rata dengan puncak kedua bukit seraya menutup celah yang ada di antara keduanya; para ulama berbeda pendapat tentang tinggi dan lebar dinding tersebut, banyak pendapat mengenainya di kalangan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{قَالَ انْفُخُوا}</div><div style="text-align: justify;"><i>berkatalah Zulqarnain, "Tiuplah (api itu).”</i> (Al-Kahfi: 96)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, nyalakanlah api untuk membakarnya, hingga manakala dinding besi itu telah menjadi api.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا}</div><div style="text-align: justify;"><i>dia pun berkata, "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.”</i> (Al-Kahfi: 96)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Ad-Dahhak, Qatadah, dan As-Saddi mengatakan bahwa yang dituangkan itu adalah tembaga; sebagian dari mereka menambahkan tembaga yang telah dilebur, dengan berdalilkan firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ}</div><div style="text-align: justify;">dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. (Saba: 12)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itulah maka bendungan ini diserupakan dengan kain burdah yang berlurik (bergaris).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا بِشْرٌ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ رَأَيْتَ سَدَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، قَالَ: "انْعَتْهُ لِي" قَالَ: كَالْبُرْدِ الْمُحَبَّرِ، طَرِيقَةٌ سَوْدَاءُ. وَطَرِيقَةٌ حَمْرَاءُ. قَالَ: "قَدْ رَأَيْتُهُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Qatadah yang mengatakan, "Pernah diceritakan kepada kami (para Tabi'in) bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasullullah ﷺ ; "Wahai Rasulullah ﷺ, sesungguhnya saya telah melihat bendungan Ya-juj dan Ma-juj." Nabi ﷺ bersabda, "Kalau begitu, gambarkanlah keadaannya kepadaku!". Lelaki itu berkata, "Dari kejauhan tampak bentuknya seperti kain burdah yang bergaris, yakni garis hitam dan garis merah." Nabi ﷺ bersabda, "Kalau begitu, berarti kamu telah melihatnya." Hadis ini berpredikat mursal.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Khalifah Al-Wasiq di masa pemerintahannya pernah memerintahkan kepada salah seorang amir (pembantu)nya untuk membuat tim ekspedisi guna melihat bendungan tersebut, lalu bila mereka kembali nanti harus menceritakan kepadanya keadaan bendungan tersebut secara rinci. Tim yang tergabung dalam ekspedisi ini menjelajahi berbagai negeri dan keraja-an, hinga konon akhirnya mereka berhasil menemukan bendungan tersebut dan menyaksikan bangunannya yang terbuat dari besi dan tembaga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Disebutkan bahwa mereka melihat sebuah pintu besar pada bendungan itu dan gembok yang sangat besar. Mereka sempat pula melihat adanya sisa-sisa batu bata dan pekerjaan di salah satu menaranya, dan bahwa bendungan tersebut dijaga ketat oleh penjaga-penjaga dari kerajaan-kerajaan yang berdekatan dengannya. Dikatakan pula bahwa bendungan tersebut sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada bukit-bukit yang ada di sekitarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian tim ekspedisi ini kembali ke negeri mereka. Lama masa perjalanan mereka lebih dari dua tahun; dalam perjalanannya itu mereka menyaksikan berbagai kejadian yang mengerikan dan hal-hal yang aneh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-87099091904702045612023-05-21T05:26:00.005+07:002023-05-21T05:26:49.375+07:00SULIT MENGINGAT ALLAH DENGAN IKHLAS ADALAH TABIAT ORANG MUSYRIK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsFn4Qn6sEVYOOAZDgXRkEsL1bmlzMuPM-q6PpNFESl6x5HJxoNy91kn1UiTseX31JpZcJe4-4PzTBM8Ue4M1Lk2YYpXxlCPp_O8TrLWX5RUL0KF6ZXd7pcaC8PouwVj2xZGzhocjNFNxYdIJqvIUSwdQPVjXTxPgqbK3-1LvgQuy_E23iBCdT7UfaUg/s16000/Dibalik-Islam-Syirik.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'an Al-'Ankabut Ayat 65, mengabadikan:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَاِذَا رَكِبُوۡا فِى الۡفُلۡكِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ ۚ فَلَمَّا نَجّٰٮهُمۡ اِلَى الۡبَـرِّ اِذَا هُمۡ يُشۡرِكُوۡنَۙ</div><div style="text-align: justify;"><i>Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah),</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat yang melukiskan kehidupan orang-orang musyrik yang penuh pertentangan dan kontradiksi. Hati mereka percaya kepada kekuasaan dan keesaan Allah, tetapi pengaruh dunia dan hawa nafsu menutup keyakinan hati mereka yang benar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, mereka tidak dapat beramal dan mengingat Allah secara ikhlas. Mereka seperti orang bingung di dalam kehidupan yang penuh kemusyrikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka diibaratkan Allah dengan orang yang naik kapal, berlayar mengarungi lautan luas. Tiba-tiba datang angin topan yang kencang disertai gelombang dan ombak yang menggunung sehingga kapal mereka terhempas ke sana ke mari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka timbul ketakutan dalam hati mereka, diiringi perasaan bahwa mereka tidak akan selamat dan akan ditelan oleh gelombang itu. Di saat itu, mereka ingat kepada Allah, dan meyakini bahwa hanya Dia Yang Mahakuasa menyelamatkan dan melindungi mereka dari hempasan ombak itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka mengakui keesaan Allah, baik dalam hati dan perasaan maupun dalam ucapan. Singkatnya dalam semua tindak tanduk, mereka kembali kepada fitrah semula, yaitu mengakui keesaan dan kekuasaan Allah. Mereka tidak percaya lagi bahwa tuhan-tuhan yang selama ini disembah sanggup melepaskan dan menyelamatkan mereka dari malapetaka yang sedang mengancam itu. Oleh karena itu, mereka berdoa dan mohon pertolongan kepada Allah saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka Allah mengabulkan permohonan dan doa mereka yang ikhlas itu dengan menyelamatkan mereka dari segala bencana. Akan tetapi, setelah mereka terlepas dari bencana yang menakutkan itu, dan hati mereka telah merasa aman dan tenteram, serta merta mereka kembali mengingkari Allah yang telah menyelamatkan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mereka lupa bahwa mereka pernah berdoa kepada-Nya untuk meminta keselamatan dan berjanji akan tetap tunduk dan patuh hanya kepada-Nya. Mereka kembali mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang tidak layak sedikit pun dipersekutukan dengan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maka Allah membiarkan mereka bersenang-senang sampai pada waktu yang ditentukan dan Allah akan memberi ganjaran yang setimpal di akhirat kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diterangkannya keadaan orang-orang musyrik di akhirat kelak. Mereka akan mengakui keesaan dan kekuasaan Allah di saat mereka mengalami siksaan yang pedih di dalam neraka dan berdoa meminta pertolongan-Nya agar dilepaskan dari siksaan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا مِنْهَا فَاِنْ عُدْنَا فَاِنَّا ظٰلِمُوْنَ</div><div style="text-align: right;">قَالَ اخْسَـُٔوْا فِيْهَا وَلَا تُكَلِّمُوْنِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim." Dia (Allah) berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku."</i> (QS. Al-Mu'minun 107-108)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Muhammad bin Ishaq dalam kitab Sirah (tarikh Nabi Muhammad ﷺ) meriwayatkan bahwa 'Ikrimah bin Abi Jahal berkata, "<i>Tatkala Rasulullah menaklukkan Mekah, aku lari daripadanya. Ketika aku naik kapal ke Habsyah, kapal itu terombang-ambing. Para penumpang kapal berkata, Hai teman-teman, berdoalah dengan ikhlas kepada Tuhanmu, sesungguhnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari bencana ini, kecuali dia.</i>" Selanjutnya 'Ikrimah berkata, "<i>Andaikata di laut tidak ada yang dapat menyelamatkan, kecuali Dia maka di darat pun tidak ada pula yang dapat menyelamatkan, kecuali Dia.</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>Hai Tuhanku, aku berjanji kepadamu, jika aku keluar dari laut ini, maka aku akan pergi kepada Muhammad dan aku akan menyatakan keimananku kepadanya, maka akan kudapati dia seorang yang sangat pengasih dan penyayang, dan terlaksanalah janjiku itu.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ikrimah juga berkata, "<i>Bangsa Jahiliah itu apabila menaiki kapal, berhala-berhala mereka juga ikut dibawa. Jika angin ribut datang, berhala-berhala itu dilemparkan ke laut, lalu mereka mengucapkan, 'Ya Tuhan, Ya Tuhan'.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ar-Razi mengatakan dalam bukunya, al-Lawami, "<i>Ini adalah suatu pertanda bahwa pengetahuan tentang Tuhan itu merupakan fitrah bagi manusia. Walaupun mereka lalai mengingat-Nya di waktu mereka bersuka ria, namun mereka mengingat-Nya di waktu kesusahan.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-1502698741781669742023-05-20T14:42:00.006+07:002023-05-20T14:42:50.979+07:00KRITERIA PEMIMPIN DALAM ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj08VClnbzbrMohP7YP1MENfkb9ZFLSf9VKv6wv7W8X_czuyeKjg5SzGwFgUkphhwfglwr5osJkPFTsA-i1M5ew0xU0RmhufoZyvupzlHp_HpBhAeEh0qWFJKHFxRCvcBRyZWWEDeQy7XBbHndzf-P5_IPpkQudELoAmmtQTC3zWKA2k6tvkgnsE5xFQ/s16000/Dibalik-Islam-Pemimpin.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Romy baru-baru ini mengungkapkan harapannya agar publik (masyarakat) tidak menyoal kesalihan dari tiga nama calon presiden (capres) yang muncul di sejumlah lembaga survei nasional. Tiga nama itu adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Hal itu terungkap dalam acara “<i>Catatan Demokrasi</i>” TVOne dikutip Rabu (10/5).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">“<i>Dalam Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, kitab yang menjadi salah satu rujukan untuk tata negara dalam hukum Islam sekalipun, seorang pemimpin yang ahli maksiat pun masih memiliki hak untuk ditaati, sepanjang dia tidak melarang kebebasan beragama,</i>” tegas Romy.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atas dasar itu, menurut Romy, yang menjadi persoalan krusial sebenarnya adalah kualitas dan kapasitas pemimpin itu sendiri. Bukan urusan kesalihan personal seorang pemimpin (Rmol.id, 10/5/2023).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kriteria Pemimpin dalam Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFAo3b-JpPQvtQJBjRr7Nfe_xEyAvTKJkVX7B_G1HdKfDgj1M85ePdXwXU643zeeYyaOnC9F86dOQKC2ke74svp4Q10soQ_rqdGysiws36OlUNT8u61yOL55AiNYCc6l9NlFvbMlIJck8WIjG68vjGTsVaxSg1Mgko3IfN2vtW9zhRwcWGuGTFVhBkIg/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terkait pernyataan Romy di atas, setidaknya ada dua hal yang perlu kita soal. <b>Pertama</b>: Tentang kriteria calon pemimpin. Betulkah calon pemimpin tidak harus salih? Artinya, ia boleh berasal dari kalangan orang fasiq atau yang gemar bermaksiat (misal: suka nonton film porno), karena yang penting dia punya kapasitas kepemimpinan? <b>Kedua</b>: Sejauh mana seorang pemimpin wajib ditaati. Betulkah pemimpin fasiq atau ahli maksiat tetap wajib ditaati?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai Muslim, apalagi yang hidup di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sudah selayaknya kita menjadikan Islam (al-Quran dan as-Sunnah) sebagai satu-satunya standar dalam menetapkan calon pemimpin, juga dalam menyikapi perilaku dan kebijakan pemimpin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam banyak kitab fiqih siyâsah, termasuk Kitab Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah karya Imam al-Mawardi yang amat terkenal, yang juga dikutip oleh Romy, telah banyak dibahas sejumlah kriteria yang wajib ada pada diri calon pemimpin. Secara umum kriterianya sama. Yang berbeda hanya dalam aspek tertentu dan rinciannya. Kriteria umum pemimpin (kepala negara) dalam Islam yang dimaksud adalah:</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Muslim;</li><li>Laki-laki;</li><li>Balig;</li><li>Berakal;</li><li>Merdeka (bukan budak/berada dalam kekuasaan pihak lain);</li><li>Adil (bukan orang fasiq/ahli maksiat);</li><li>Mampu (punya kapasitas untuk memimpin).</li></ul></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketujuh kriteria ini disebut juga dengan syarat-syarat in’iqâd (pengangkatan). Ketujuh syarat ini tentu didasarkan pada dalil al-Quran dan as-Sunnah (Lebih rinci, lihat: Abdul Qadim Zallum, Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm, hlm. 50-53; Kitab Ajhizah Dawlah al-Khilâfah, hlm. 22-27).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal yang sama juga telah dibahas secara detail oleh al-‘Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani (w. 1977 M), dalam kitabnya, Al-Khilâfah dan Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah (Jilid 2). Syarat-syarat kepala negara (Khalifah/Imam) ini juga dijelaskan dengan panjang lebar oleh Imam an-Nawawi dalam kitabnya, Al-Majmû’ Syarh al-Muhadzdzab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu jelas, di antara kriteria calon pemimpin (kepala negara) adalah harus orang yang adil (poin 6). Artinya, ia bukan orang fasiq (ahli maksiat) atau orang zalim. Sebabnya, kata adil memang sering dilawankan dengan kata fasiq atau zalim. Di antara ciri utama orang fasiq atau zalim adalah enggan berhukum dengan hukum-hukum Allah ﷻ. Dasarnya adalah firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak berhukum dengan hukum-hukum Allah, mereka itulah kaum yang zalim </i>(TQS al-Maidah [5]: 45).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang tidak berhukum dengan hukum-hukum Allah, mereka itulah kaum yang fasiq</i> (TQS al-Maidah [5]: 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu meski secara personal seorang calon pemimpin tampak baik, santun, ramah, cerdas, punya jiwa kepemimpinan, jika ia enggan berhukum dengan hukum-hukum Allah ﷻ dalam memimpin dan mengurus rakyat, atau tidak mau menerapkan syariah Islam dalam mengelola negara/pemerintahan, pada dasarnya ia terkategori zalim atau fasiq. Apalagi, sudahlah secara personal ahli maksiat, ia pun menolak hukum-hukum Allah atau terindikasi anti syariah Islam. Orang-orang fasiq atau zalim semacam ini jelas tidak layak menjadi pemimpin (kepala negara) karena berarti mereka bukan orang-orang yang adil. Apalagi, dalam Islam tugas utama kepala negara (Imam/Khalifah) adalah menerapkan hukum-hukum syariah. Demikian sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Abdul Qadim Zallum:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَلْخَلِيْفَةُ هُوَ الَّذِيْ يَنُوْبُ عَنِ اْلأُمَّةِ فِي الْحُكْمِ وَالسُّلْطَانِ وَفِيْ تَنْفِيْذِ أَحْكَامِ الشَّرْعِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Khalifah (kepala negara) adalah orang yang mewakili umat Islam dalam urusan kekuasaan atau pemerintahan dan penerapan hukum-hukum syariah</i> (Zallum, Nizhâm al-Hukmi fî al-Islâm, hlm. 49).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Pemimpin yang Wajib Ditaati</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6fTu45LGqnItHOWh4dkx81aR3ckafyoqD9w8YfwPdqcDa3Elh4hDlGfHBi3sU8-rDX7UOfJoC21mX24Hy5nwxV7F30Exl7P0Ebjdm0Gi8LEiaug03MzcAVYMQW3Uah8qfglJ7ROW_IDIGutFCY5qXDfTIKksuvgFfbRxEgnfwn9OdOHaViryU1rW7g/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memang telah mewajibkan kaum Muslim untuk mentaati pemimpin mereka. Allah ﷻ berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) serta Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kalian</i> (TQS an-Nisa’ [4]: 59).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ayat tersebut jelas menunjukkan kewajiban mentaati Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara umat Islam. Namun kemudian, ada yang menafsirkan ketaatan kepada penguasa dalam ayat tersebut bersifat mutlak dan berlaku umum untuk setiap pemegang kekuasaan (penguasa); tidak dilihat lagi apakah Ulil Amri itu Khalifah dalam sistem pemerintahan Islam (Khilafah), ataukah penguasa dalam sistem pemerintahan sekular, seperti presiden dalam sistem republik, atau raja dalam sistem kerajaan (monarki) (Al-Mas’ari, Thâ’at Ulil Amri Hudûduhâ wa Quyûduhâ, hlm. 8-9).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal yang dimaksud bukanlah sembarang penguasa, melainkan penguasa dalam sistem pemerintahan Islam (Khilafah), yaitu Imam (Khalifah) dan para wakilnya (Al-Mas’ari, Thâ’at Ulil Amri Hudûduhâ wa Quyûduhâ, hlm. 17).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini sejalan dengan penjelasan Imam asy-Syaukani rahimahulLâh yang berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَ أُوْلِي اْلأَمْرِ هُمْ: اْلأَئِمَّةُ، وَ السَّلاَطِيْنُ، وَ الْقُضَاةُ، وَ كُلُّ مَنْ كَانَتْ لَهُ وِلاَيَةٌ شَرْعِيَّةٌ: لاَ وِلاَيَةً طَاغُوْتِيِّةً</div><div style="text-align: justify;"><i>Ulil Amri adalah para imam, para sultan, para qadhi (hakim) dan setiap orang yang memiliki kekuasaan syar’i, bukan kekuasaan bangsa thaghut</i> (Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, 1/556).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketaatan kepada Imam (Khalifah) dan para wakilnya tersebut juga terbatas pada perkara yang makruf (yang dibenarkan syariah Islam), bukan ketaatan pada segala perkara yang mungkar atau maksiat (Al-Mas’ari, Thâ’at Ulil Amri Hudûduhâ wa Quyûduhâ, hlm. 17)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini sejalan dengan penjelasan para mufassir terkait ayat di atas. Imam al-Baghawi dalam Ma’âlim at-Tanzîl, misalnya, setelah menafsirkan ayat di atas, menukil sebuah atsar: Ali bin Abi Thalib ra. berkata, "<i>Hak yang wajib ditunaikan oleh seorang pemimpin adalah memutuskan perkara (berhukum) dengan apa yang telah Allah turunkan (al-Quran dan as-Sunnah) dan menjalankan amanah. Jika pemimpin telah melakukan hal itu maka hak yang wajib ditunaikan oleh rakyat adalah mendengar dan taat.</i>" (Lihat: Tafsîr al-Baghawi, QS an-Nisa [4]: 59).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Katsir dalam Tafsîr al-Qur'ân al-'Azhîm, setelah menafsirkan surat an-Nisa ayat 59 di atas, juga menukil hadis berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَعَنْ أُمِّ الْحُصَيْنِ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَخْطُبُ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ يَقُولُ: "وَلَوِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبَدٌ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ، اسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا"</div><div style="text-align: justify;"><i>Dari Ummul Hushain bahwa dia pernah mendengar Rasulullah ﷺ berkhutbah pada Haji Wada' bersabda, "Meskipun kalian diperintah oleh seorang budak, sementara ia memimpin kalian dengan Kitabullah (al-Quran), maka dengar dan taatilah dia."</i> (HR Muslim).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam an-Nawawi menjelaskan maksud hadis di atas:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْعُلَمَاءُ: مَعْنَاهُ مَا دَامُوا مُتَمَسِّكِينَ بِالْإِسْلَامِ وَالدُّعَاءِ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى</div><div style="text-align: justify;"><i>Para ulama berkata: Maksudnya adalah selama para pemimpin itu masih berpegang teguh dengan Islam dan menyeru pada Kitabullah (al-Quran)</i> (An-Nawawi, Syarh ‘alâ Shahîh Muslim, 9/47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wajib Menegakkan Sistem Pemerintahan Islam</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQZ-8LtiID75BPrbPI0CuGD64dO07uVfv46kzhRlgkHmoMkedGnhZ6T5raT2tCSUFkcNwOYlD0cV6Ax9DEoJx11k9hVwbn_-g6cRWkC8o5lZKRmq3lStknz8I1XzYmv4J5G0xF-b9J03sZ3kERDM6eaZVqCoqyrJzXxUkbXIfTXs9LGLY2ItodutVEGg/s16000/dibalik-islam-tauhid3.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jelas bahwa yang dituntut atas kaum Muslim sesungguhnya bukan sekadar memilih dan mengangkat pemimpin (kepala negara). Mereka pun dituntut untuk menegakkan sistem pemerintahan Islam (Imamah/Khilafah). Imam an-Nawawi menyatakan, “<i>Umat wajib mempunyai seorang Imam (Khalifah) yang menegakkan agama, membela Sunnah, menolong orang-orang yang dizalimi, serta memenuhi hak dan mengembalikannya pada posisinya. Saya tegaskan, pengangkatan Imamah (Khilafah) hukumnya fardhu kifayah.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlu dicatat, istilah Imam ini dinyatakan oleh Imam an-Nawawi dengan konotasi Khalifah dan Amirul Mu’minin. Beliau menyatakan, “<i>Seorang Imam boleh disebut Khalifah, Imam dan Amirul Mukminin.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini dikuatkan oleh penjelasan Imam an-Nawawi dalam kitabnya, Al-Majmû’, “<i>Imamah, Khilafah dan Imârah al-Mu’minîn adalah sinonim (banyak kata dengan konotasi sama).</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini juga dikuatkan dengan penggunaan kata “<i>Khilafah</i>” dan “<i>Khalifah</i>” dalam kitab Ar-Rawdhah secara bersamaan dengan kata “<i>Imam</i>”, dan “<i>Imamah</i>”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, tidak benar, jika Imam yang dimaksud oleh Imam an-Nawawi di sini tidak harus Khalifah, tetapi bisa Presiden, Raja, atau yang lain. Pernyataan seperti ini jelas menyesatkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masalah pengangkatan Khalifah ini sebenarnya telah dibahas oleh para fuqaha’ pada masa lalu, sebagaimana yang dibahas Imam al-Mawardi (w. 463 H), al-Juwaini (w. 478 H), al-Ghazali (w. 505 H) hingga Imam an-Nawawi (w. 676 H). Imam an-Nawawi telah membahas masalah ini dalam kitabnya, Rawdhah ath-Thâlibîn wa ‘Umdah al-Muftîn, juga dalam Al-Majmû’ Syarh al-Muhadzdzab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi bagaimana mungkin ada yang mengklaim Ahlus Sunnah Wal Jamaah tetapi menolak Khilafah? Apalagi rukun kedua belas, sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Qahir al-Baghdadi (w. 429 H), dalam kitabnya, Al-Farqu bayna al-Firaq, adalah meyakini perkara pokok, yaitu kewajiban menegakkan Khilafah (Imamah).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hikmah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ مُجَدَّعٌ. فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا مَا أَقَامَ لَكُمْ كِتَابَ اللَّهِ</div><div style="text-align: justify;"><i>Hai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Allah meski kalian dipimpin oleh hamba sahaya dari Habasyi. Dengar dan taatilah dia selama dia masih menegakkan Kitabullah (al-Quran) atas kalian.</i> (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 293</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-26039029728700325912023-05-19T08:40:00.000+07:002023-05-19T08:40:01.080+07:00ORBIT PLANET ADALAH KASIH SAYANG ALLAH ﷻ PADA MANUSIA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6VXwf3kMXMbOJozrIkEFM6MvhD-aGVPzy0WdJEFjvuCVhKqWR79rM9Zn9HPanwUX9aJ9vH3PFlwAAixMz2RzlZ-HpSpw4Eb3XMiMsZAI05NzEkXFk4RGxGcyvW1wvIiQI8ZCqanYSBfCAk6LxqYZFb_y4DnFTOE6R1HaxeEXT_Hbb0qa67iGn18Xurg/s16000/Dibalik-Islam-Orbit-Planet.jpg" /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Ryah Rafaly</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam Al-Qur'a surat Al-Anbiya Ayat 33, menerangkan:</span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَهُوَ الَّذِىۡ خَلَقَ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَؕ كُلٌّ فِىۡ فَلَكٍ يَّسۡبَحُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.</i></div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah ﷻ mengarahkan perhatian manusia kepada kekuasaan-Nya dalam menciptakan waktu malam dan siang, serta matahari yang bersinar di waktu siang, dan bulan bercahaya di waktu malam. Masing-masing beredar pada garis edarnya dalam ruang cakrawala yang amat luas yang hanya Allah ﷻ lah yang mengetahui batas-batasnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Adanya waktu siang dan malam disebabkan karena perputaran bumi pada sumbunya, di samping peredarannya mengelilingi matahari. Bagian bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami waktu siang, sedang bagiannya yang tidak mendapatkan sinar matahari tersebut mengalami waktu malam. Sedang cahaya bulan adalah sinar matahari yang dipantulkan bulan ke bumi. Di samping itu, bulan juga beredar mengelilingi bumi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ juga firmankan dalam Surah Ibrahim ayat 33, bahwa:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَاۤىِٕبَيْنِۚ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara luas telah diketahui bahwa matahari dan bulan memiliki "<i>garis edar</i>". Akan tetapi untuk "<i>masing-masing dari keduanya (siang dan malam) beredar pada garis edarnya</i>", merupakan sesuatu yang baru dipahami. Mengapa siang dan malam harus beredar pada garis edar (<i>orbit- manzilah</i>), dan apa bentuk garis orbitnya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waktu terbenamnya matahari juga akan bergeser seiring dengan gerakan semu matahari terhadap bumi dari utara ke selatan dan sebaliknya. Pergeseran waktu magrib ini juga bergeser dan membentuk tempat kedudukannya sendiri yang dapat dikatakan sebagai garis edar tahunan dari pergantian siang ke malam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada hari-hari tertentu (pada awal bulan) saat terbenam matahari itu juga merupakan awal dari terlihatnya hilal (sabit awal bulan). Sabit ini sangat tipis dan suram sehingga sangat sulit diamati (ruyah). Waktu terbitnya hilal ini akan bergeser dari Timur ke Barat, dan sebagaimana halnya pergantian siang ke malam, garis edarnya juga berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya di permukaan bumi. Bila dipetakan maka tempat kedudukan tempat-tempat waktu terbitnya hilal itu sama dengan waktu terbenamnya matahari dan itu akan membentuk spiral yang memotong permukaan bumi menjadi dua bahkan sampai tiga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian pula sebagai nikmat Allah ﷻ kepada manusia ialah Dia telah menaklukkan bagi manusia matahari dan bulan, yaitu menjadikan matahari dan bulan terus menerus berjalan mengelilingi garis edarnya, yang menimbulkan terang dan gelap yang berfaedah bagi hidup dan kehidupan makhluk. Dengan tetapnya matahari dan bulan, demikian juga planet-planet yang lain, berjalan mengelilingi garis edarnya, akan terhindarlah dari terjadinya benturan yang dahsyat antara planet-planet yang ada di cakrawala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَالۡقَمَرَ قَدَّرۡنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالۡعُرۡجُوۡنِ الۡقَدِيۡمِ</div><div style="text-align: right;">لَا الشَّمۡسُ يَنۡۢبَغِىۡ لَهَاۤ اَنۡ تُدۡرِكَ الۡقَمَرَ وَلَا الَّيۡلُ سَابِقُ النَّهَارِؕ وَكُلٌّ فِىۡ فَلَكٍ يَّسۡبَحُوۡنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. </i>(QS. Yasin: 39-40)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keberadaan garis edar yang terus menerus dilalui oleh setiap planet, telah memberi jalan kepada manusia sampai ke bulan, memberi kemungkinan yang besar bagi manusia untuk berusaha mencapai planet-planet yang lain. Dengan perantara garis edar itu pula, manusia dapat menempatkan satelit-satelit yang dapat digunakan untuk kepentingan umat manusia, seperti untuk mengetahui keadaan cuaca, untuk memperlancar hubungan telekomunikasi dan sebagainya, sehingga hubungan antar negara yang semula dirasakan jauh, maka sekarang dirasakan bertambah dekat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-75240451141389142322023-05-18T06:01:00.000+07:002023-05-18T06:01:00.838+07:00PERINGATAN ALLAH BAGI ORANG-ORANG YANG HIDUP MEWAH<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiErulnYLm6DdaIzbwNuisyGzAQIKV96WN-VF8WUU_sg-MvhAZDIsitAc6sT4LZRwmxaNTpmWCjrFmRv6gUZXvsVZAtSvPkIVtlxMqaACgvkd6ydxug7kAty_zh-PM1o5AE-snBWquy8duiA5wR1_FLXG75igGNl7hGrXzB4L7JRlItsZnQ4VCuJ4r_yw/s16000/Dibalik-Islam-Pejabat.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">وَاِ ذَاۤ اَرَدْنَاۤ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا</div><div style="text-align: justify;"><i>"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)."</i> (QS. Al-Isra' 17: Ayat 16)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makna kata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(مُتۡرَفِيهَا) <i>mutrafiihaa</i>: orang-orang yang memiliki kenikmatan, seperti orang kaya dan para pembesar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(فَحَقَّ عَلَيۡهَا ٱلۡقَوۡلُ) <i>fahaqqa ‘alaihal qaul</i>: yaitu azab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Makna ayat:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman-Nya ta’ala “<i>Dan jika Kami hendak menghancurkan suatu negeri...</i>” yaitu penduduknya “<i>maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu...</i>” Kami perintahkan kepada orang kaya dan para pembesar mereka untuk menaati Kami dengan menegakkan syariat dan menunaikan kewajiban dan sunnah-sunnah, meninggalkan dosa-dosa besar dan berbuatan keji, namun mereka tidak melakukan perintah atau meninggalkan larangan, itulah makna dari “<i>namun mereka berbuat kedurhakaan, maka sepantasnya berlakulah perkataan Kami...</i>” telah tetap bagi mereka azab “<i>kemudian Kami binasakan sama sekali negeri itu.</i>” Kami musnahkan mereka secara sempurna, inilah penjelas dari firman-Nya taala “<i>Tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul.</i>” Karena seorang rasul memerintah dan melarang <i><u>atas izin Allah taala</u></i>, jika mereka tidak menaatinya maka mereka akan tertimpa azab.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pelajaran dari ayat:</div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Penjelasan ketetapan Allah <i>taala</i> akan kehancuran kaum-kaum, mereka tidak dihancurkan kecuali telah datang peringatan dan penangguhan untuk mereka.</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-35757149356198185852023-05-17T06:12:00.000+07:002023-05-17T06:12:07.166+07:00TENTANG HARTA DAN CINTA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCWXtUfx5q_vRiBm6du8TE_D62Y9jNdG-tQIhba8VR0s4waBsGsrc4BLR20ZlqFVtdnuY3w2Dr9qagrwH7GohN_job4UzfEO-jsQUUr4aPIVwFfhc9aDFX3YnoyftTTkTGqgn1xqwbk4SP1JTuMjyMLtWsUmGAQFsDxmFXPg0LG_qRuqr2s2Vk80FrzA/s16000/Dibalik-Islam-Cinta-dan-Harta.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Ramsa Sahara</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hidup tanpa cinta bagai sayur tanpa garam. Hidup bersama harta, dunia serasa kiamat. Inilah yang banyak diungkapkan orang zaman sekarang. Yang banyak diburu adalah harta dan cinta. Jika cinta tak didapat bunuh diri sering jadi jalan pintas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ooh nasib generasiku, akankah begini selamanya? Atau akan adakah pemuda cerdas yang siap merubah paradigma mengejar cinta? Sungguh cinta yang indah yang dilukiskan dalam perjalanan hidup Mush'ab bin Umair. Dia begitu cinta pada ibunya, cinta pada keluarganya, tapi tak mengalahkan cintanya pada Rasulullah ﷺ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Harta yang melimpah tak jadi pertimbangan ketika menomorsatukan cinta pada Rab-Nya. Tak ada sesal atau rasa tidak nyaman saat memilih jadi pejuang cinta Ilahi, beliau sungguh-sungguh menunjukkan bahwa keberadaannya dalam barisan pejuang Islam murni karena taat dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam Al-Qur'an surat Al-Qasas ayat 78,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِۦ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْئَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ</div><div style="text-align: justify;">Artinya :</div><div style="text-align: justify;"><i>Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap manusia inginkan cinta sejati juga kekayaan yang abadi, kekayaan yang akan menemani walau jasad tak lagi di badan. Kekayaan yang sangat diperlukan yakni kaya ilmu dan menyebarkan manfaat. Sedikit apa pun ilmunya, sebarkan. Seminim apa pun adab amalkan lah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sungguh harta yang abadi adalah harta yang didermakan ke jalan yang diridai Allah. Pemberian kepada Allah bisa berupa infak, sedekah, dan derma yang lain. Harta yang akan menemani adalah apa yang sudah dimanfaatkan oleh anak, suami, istri, orang tua, bapak-ibu, dan juga semua anggota keluarga besar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga Allah menurunkan rizki yang berkah, kesehatan dan kekuatan agar kita setia beramal shalih dan sebarkan kebaikan di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-61684068248793458252023-05-16T06:26:00.006+07:002023-05-16T06:26:26.405+07:00LEBIH BAIK DIAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJbNCyMkmHm2GWn7aUEIApXylYxQY782aQG8gH8hK2kSVJyivudXRwfzW7I1WuPi8OSBkB8JR4PdXcepeu5yvfqNMXytUiZyaYCUog2ZgH8ZRAcH7nGYn4ERlK-AOZTlGXfcfH1yMeHyJF7rR6r-ez-WPvZqMTUGovnxO4_GtnWNziWnZFLhG0lkJITA/s16000/Dibalik-Islam-Diam.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Rita Mutiara</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat dihadapkan pada suatu masalah, tetaplah untuk menyikapi dengan bijaksana. Jika anda menanggapi tanpa berpikir panjang akan menyebabkan reaksi yang salah yang disesali di kemudian hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam suatu kondisi tertentu sikap diam berarti membiarkan diri memberi waktu untuk menjernihkan pikiran, sehingga lebih fleksibel dalam mengambil pilihan keputusan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam keadaan kacau dan tertekan, akan membuat seseorang tidak bisa berpikir jernih. Keadaan kacau dan tertekan bisa menjadi penyebab salah dalam mengambil keputusan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan mengambil waktu untuk diam, memberikan jeda sejenak untuk bisa berpikir dengan logis. Mencerna pelan-pelan permasalahan yang terjadi. Sehingga masalah yang dihadapi bisa disikapi dengan tepat. Diam adalah emas, yang lentur dan mampu membuat kita lebih tenang dalam keadaan tertekan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buat si pribadi introvert menanggapi persoalan tentu dengan sikap lebih banyak diam. Ia tak terbiasa merespon dengan cepat perlakuan orang lain kepadanya meski hal itu membuatnya tersinggung. Diamnya si pribadi introvert bukan karena takut, tapi ia tidak mudah mengungkapkan perasaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apakah sikap diam merupakan sikap yang salah ? Belum tentu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Umar Bin Khattab, sahabat Nabi yang dijamin masuk surga berucap, “<i>Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku, tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku</i>” (Umar bin Khattab)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Artinya sikap diam lebih menyelamatkan dari kekeliruan dan daripada bicara. Semakin banyak bicara, semakin banyak kesalahan dibuat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di era digital tidak hanya secara lisan tapi juga kata yang ditulis diungkapkan. Membuat status sering dijadikan tempat curahan hati, atau sarana eksistensi diri. Tidak selalu lisan atau tulisan yang dinyatakan mengandung kebaikan. Mungkin bisa menyinggung perasaan orang lain atau menghakimi perbuatan seseorang, padahal tak mengerti akar permasalahan, malah mengakibatkan terjadinya fitnah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apalagi jika yang diungkapkan cacian, keluh-kesah, dan segala keburukan lainnya. Medsos seharusnya menjadi ikhtiar kita untuk menjadi lebih baik. Lewat kata-kata dari lisan dan tulisan yang memberi semangat, inspirasi, dan renungan bagi hamba-hamba Allah yang berusaha memantaskan diri menuju keridhoan-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterbukaan informasi tantangan bagi mukmin untuk dapat menahan diri, menjaga lisan. Seseorang akan tampak lebih bijak jika menunjukan bukti dengan perilaku daripada hanya ucapan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pandangan secara umum, mengganggap diam sebagai sebuah kekalahan dan ketidakmampuan. Oleh karena itu medsos menjadi ramai, demikian pula di dunia nyata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam riwayat lain disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ</div><div style="text-align: justify;"><i>Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."</i> (HR. Bukhari dan Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمردينك</div><div style="text-align: justify;">"<i>Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.</i>" (HR. Ahmad).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ memperingatkan bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah <i>Ta'ala</i> berfirman,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.</i>" (QS. Qaaf [50]: 18)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi seorang muslim sikap yang terbaik adalah menjaga lisan. Hanya Islam yang mempunyai konsep terbaik mengajarkan pemeluknya untuk menjaga lisan yang menciptakan ketenangan bagi diri dan orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-72697037414763289812023-05-15T09:44:00.006+07:002023-05-15T09:44:40.283+07:00MACAM-MACAM SYIRIK<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="1680" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJZDJz4r7gmeTW6wGuZN7QafZYwiW8_oJNJ5_DoCwZOcjrmlFgCDgdc5kMukThqFUXAIxhBkBbBRerJuihftbFp0tQ-ZASDaxzGl34KR1co6SV8g5AIQlbdOSsmZWucN0AWHm9M5J3MloHfFYB5X8_Dj-W2GX254Y2WIvuCfNVVgvRHb7Rs5IOZvLzXw/s16000/Dibalik-Islam-Jimat.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawat</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 105 – 107:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">{وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105) وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ (106) أَفَأَمِنُوا أَنْ تَأْتِيَهُمْ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ أَوْ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (107) }</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedangkan mereka berpaling darinya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedangkan mereka tidak menyadarinya?</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menceritakan tentang kelalaian kebanyakan manusia dari memikirkan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah ﷻ dan bukti-bukti keesaan-Nya melalui makhluk yang diciptakan oleh Allah ﷻ di langit dan di bumi, yaitu berupa bintang-bintang yang cemerlang sinarnya, yang tetap dan yang beredar serta gugusan-gugusan bintang-bintang lainnya, semuanya itu ditundukkan oleh kekuasaan Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berapa banyak di bumi ini bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun, taman-taman, gunung-gunung yang terpancang dengan kokohnya, laut-laut yang luas dengan ombaknya yang berdebur, serta padang sahara yang luas-luas. Berapa banyak pula di bumi ini makhluk hidup dan benda mati, juga berbagai jenis hewan, tumbuh-tumbuhan, dan buah-buahan yang berbeda-beda rasa, bau, warna, dan spesifikasinya. Mahasuci Allah Yang Maha Esa, Pencipta semua makhluk, Yang Maha Menyendiri dengan sifat kekal dan abadi-Nya, serta Mahasumber bagi asma dan sifat-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).</i> (Yusuf: 106)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Abbas mengatakan, termasuk pengertian '<i>iman</i>' di kalangan mereka yang memiliki sifat ini ialah apabila ditanyakan kepada mereka, "<i>Siapakah yang menciptakan langit, siapakah yang menciptakan bumi, dan siapakah yang menciptakan gunung-gunung itu?</i>" Mereka menjawab, "<i>Allah,</i>" padahal mereka masih dalam keadaan mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ata, Ikrimah, Asy-Sya'bi, Qatadah, Ad-Dahhak, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa kaum musyrik di masa lalu mengatakan dalam talbiyah mereka, "<i>Labbaika, tiada sekutu bagi-Mu, kecuali sekutu yang menjadi milik-Mu; Engkau memilikinya, sedangkan dia tidak memiliki.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa dahulu apabila kaum musyrik mengatakan, "<i>Labbaika, tiada sekutu bagi-Mu,</i>" maka Rasulullah ﷺ bersabda: Cukup, cukup!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, jangan diteruskan dan jangan dilebihkan dari itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. </i>(Luqman: 13)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Inilah yang disebutkan syirik yang paling besar, yaitu menyembah Allah dengan selain-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Ibnu Mas'ud, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ, "<i>Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?</i>" Rasul ﷺ menjawab,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَك"</div><div style="text-align: justify;"><i>Bila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakan kamu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (Yusuf: 106) Bahwa hal tersebut berkenaan dengan orang munafik. Apabila dia beramal, maka amalnya adalah karena riya (pamer); hal itu berarti dia musyrik dalam amalnya. Maksudnya adalah seperti yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا}</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk bersalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.</i> (An-Nisa: 142)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih ada satu jenis syirik lagi, yaitu syirik khafi yang kebanyakan pelakunya tidak menyadarinya, seperti yang diriwayatkan oleh Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Urwah yang mengatakan bahwa Huzaifah menjenguk seorang yang sedang sakit. Lalu Huzaifah melihat di lengan si sakit itu ada tambangnya, maka Huzaifah memutuskan <i>atau melepaskan </i>tali itu, kemudian Huzaifah membacakan firman-Nya: <i>Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).</i> (Yusuf: 106)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam sebuah hadis disebutkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah, berarti dia telah musyrik.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis ini merupakan riwayat Imam Turmuzi yang dinilainya hasan melalui Ibnu Umar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, serta lain-lainnya disebutkan melalui Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"إِنَّ الرُّقَى والتَّمائِم والتِّوَلة شرْك"</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya ruqyah (jampi), tamimah (kalung penangkal), dan tiwalah (jimat) adalah perbuatan syirik.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut lafaz yang ada pada Imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan seperti berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">" [الطيَرة شِرْكٌ] وَمَا منَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يَذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ"</div><div style="text-align: justify;">Tiyarah (ramalan kesialan) adalah perbuatan syirik yang tiada kaitannya dengan agama kita, tetapi Allah menghapuskannya dengan bertawakal kepada-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad meriwayatkannya secara lebih rinci daripada ini. Untuk itu ia mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرّة، عَنْ يَحْيَى الْجَزَّارِ عَنِ ابْنِ أَخِي، زَيْنَبَ [عَنْ زَيْنَبَ] امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَتْ: كَانَ عَبْدُ اللَّهِ إِذَا جَاءَ مِنْ حَاجَةٍ فَانْتَهَى إِلَى الْبَابِ تَنَحْنَحَ وَبَزَقَ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَهْجُمَ مِنَّا عَلَى أَمْرٍ يَكْرَهُهُ، قَالَتْ: وَإِنَّهُ جَاءَ ذَاتَ يَوْمٍ فَتَنَحْنَحَ وَعِنْدِي عَجُوزٌ تَرْقِينِي مِنَ الحُمْرَة فَأَدْخَلْتُهَا تَحْتَ السَّرِيرِ، قَالَتْ: فَدَخَلَ فَجَلَسَ إِلَى جَانِبِي، فَرَأَى فِي عُنُقِي خَيْطًا، قَالَ: مَا هَذَا الْخَيْطُ؟ قَالَتْ: قُلْتُ: خَيْطٌ رُقِى لِي فِيهِ. قَالَتْ: فَأَخَذَهُ فَقَطَعَهُ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ آلَ عَبْدِ اللَّهِ لأغنياءٌ عَنِ الشِّرْكِ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ والتِّوَلة شِرْكٌ". قَالَتْ، قُلْتُ لَهُ: لِمَ تَقُولُ هَذَا وَقَدْ كَانَتْ عَيْنِي تَقْذِفُ، فَكُنْتُ أَخْتَلِفُ إِلَى فُلَانٍ الْيَهُودِيِّ يَرْقِيهَا، فَكَانَ إِذَا رَقَاهَا سَكَنَتْ؟ قَالَ: إِنَّمَا ذَاكَ مِنَ الشَّيْطَانِ. كَانَ يَنْخُسُهَا بِيَدِهِ، فَإِذَا رَقَيْتِهَا كَفَّ عَنْهَا: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكِ أَنْ تَقُولِي كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا"</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Yahya Al-Jazzar, dari anak lelaki saudara Zainab, dari Zainab istri Abdullah ibnu Mas'ud yang menceritakan, "Kebiasaan Abdullah apabila datang dari suatu keperluan, lalu sampai di depan pintu rumah pintu rumah, terlebih dahulu ia berdehem dan meludah, karena dia tidak suka bila melihat kami dalam keadaan yang tidak disukai olehnya. Pada suatu hari ia datang dari suatu urusan, lalu ia berdehem; saat itu di dekatku ada seorang nenek-nenek yang mengobatiku dengan ruqyah (jampi) karena aku sedang sakit humrah (demam). Maka aku memasukkan jimat yang diberikannya ke bawah ranjang. Abdullah masuk ke dalam rumah, lalu duduk di sampingku; maka ia melihat benang di leherku, lalu ia bertanya, 'Benang apakah ini?' Aku menjawab, 'Benang ruqyahku.' Abdullah ibnu Mas'ud menarik benang itu dan memutuskannya, lalu berkata, 'Sesungguhnya keluarga Abdullah benar-benar tidak membutuhkan perbuatan syirik. Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya ruayah, tamimah, dan tiwalah adalah perbuatan syirik. Aku bertanya, 'Mengapa engkau berkata demikian, padahal dahulu mataku selalu belekan, dan aku bila mengalaminya selalu pergi ke Fulan orang Yahudi itu untuk me-ruqyah-nya. Apabila telah di-ruqyah olehnya, maka mataku normal kembali.' Ibnu Mas'ud menjawab, 'Sesungguhnya hal itu dari setan, dialah yang meludahinya dengan tangannya. Apabila setan telah me-ruqyah-nya, maka sembuhlah penyakit mata itu. Padahal cukuplah bagimu mengucapkan doa seperti yang pernah diucapkan oleh Nabi ﷺ, yaitu: 'Lenyapkanlah penyakit ini, wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah (penyakitku). Engkaulah Yang menyembuhkannya), tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan suatu penyakit pun'."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Waki', dari Ibnu Abu Laila, dari Isa ibnu Abdur Rahman disebutkan bahwa ia (Isa ibnu Abdur Rahman) masuk menjenguk Abdullah ibnu Ukaim yang sedang sakit. Lalu ada yang berkata, "<i>Sebaiknya engkau memakai kalung penangkal penyakit.</i>" Abdullah ibnu Ukaim menjawab, "<i>Apakah engkau biasa menggunakan tamimah, padahal Rasulullah ﷺ pernah bersabda</i>:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَنْ تَعَلَّق شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ"</div><div style="text-align: justify;"><i>'Barang siapa menggantungkan sesuatu (jimat), maka nasibnya diserahkan kepadanya'.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Nasai meriwayatkannya melalui Abu Hurairah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan hadis Uqbah ibnu Amir yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَنْ علَّق تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Barang siapa yang menggantungkan tamimah, sesungguhnya dia telah berbuat syirik.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di dalam riwayat lain disebutkan seperti berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"مَنْ تَعَّلق تَمِيمَةً فَلَا أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ ودَعَةً فَلَا وَدَعَ اللَّهُ لَهُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Barang siapa yang memakai kalung tamimah, maka semoga Allah tidak menjadikannya sebagai penangkal sakitnya. Dan barang siapa yang memakai kalung wada'ah, semoga Allah tidak menjadikannya sebagai penjagaan dari sakitnya.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Disebutkan dari Al-'Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"قَالَ اللَّهُ: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، وَمَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وشِرْكه".</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah berfirman, "Akulah yang memberikan kecukupan kepada orang-orang yang mempersekutukan-(Ku) dari perbuatan musyriknya. Barang siapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang di dalamnya ia mempersekutukan Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan dia bersama perbuatan syiriknya."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis ini merupakan riwayat Imam Muslim.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Abu Sa'id ibnu Abu Fudalah, disebutkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخَرِينَ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ، يُنَادِي مُنَادٍ: مَنْ كَانَ أَشْرَكَ فِي عَمَلٍ عَمِلَهُ لِلَّهِ فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهُ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ".</div><div style="text-align: justify;"><i>Apabila Allah telah menghimpunkan orang-orang yang terdahulu dan yang terkemudian untuk menghadiri suatu hari yang tiada keraguan padanya (hari kiamat), maka berserulah (malaikat) juru penyeru mengatakan, "Barang siapa berbuat syirik dalam suatu amal yang dikerjakannya bagi Allah, maka hendaklah ia meminta pahalanya dari selain Allah. Karena sesungguhnya Allah-lah Yang memberikan kecukupan kepada orang-orang musyrik dari perbuatan syiriknya."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis riwayat Imam Ahmad.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ، حَدَّثَنَا لَيْث، عَنْ يَزِيدَ -يَعْنِي: ابْنَ الْهَادِ -عَنْ عَمْرٍو، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم قال: "إن أخْوَف ما أخاف عليكم الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ". قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رسول الله؟ قال: "الرياء، يقول الله يوم القيامة إذا جزى الناس بأعمالهم: اذهبوا إلى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا، فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً"</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Yazid (yakni Ibnul Had), dari Amr, dari Mahmud ibnu Labid, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya hal yang sangat aku khawatirkan akan menimpa kalian ialah syirik kecil.” Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu?” Rasulullah Saw. menjawab, "Riya (pamer). Allah Swt. berfirman di hari kiamat bila manusia diberi balasan amal perbuatannya, 'Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kalian pamer kepada mereka ketika di dunia, lalu lihatlah, apakah kalian menjumpai balasan amal kalian di sisi mereka?'."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ismail ibnu Ja'far telah meriwayatkannya dari Amr ibnu Abu Amr maula Al-Muttalib, dari Asim ibnu Amr ibnu Qatadah, dari Mahmud ibnu Labid dengan sanad yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، أَنْبَأَنَا ابْنُ لَهِيعة، أَنْبَأَنَا ابْنُ هُبَيْرة، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الحُبُلي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "من رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ عَنْ حَاجَةٍ، فَقَدْ أَشْرَكَ". قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟ قَالَ: "أَنْ يَقُولَ أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Hubairah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang kembali karena tiyarah-nya (alamat kesialannya) dari keperluannya, maka sesungguhnya dia telah syirik. Ketika mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kifarat perbuatan tersebut?" Rasulullah ﷺ bersabda: Hendaknya seseorang di antara kalian mengucapkan,. "Ya Allah, tiada kebaikan kecuali hanya kebaikan-Mu, dan tiada tiyarah kecuali hanya tiyarah-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ العَرْزَمي، عَنْ أَبِي عَلِيٍّ -رَجُلٍ مِنْ بَنِي كَاهِلٍ -قَالَ: خَطَبَنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقَوْا هَذَا الشِّرْكَ، فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيب النَّمْلِ. فَقَامَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَزْن وَقَيْسُ بْنُ الْمُضَارِبِ فَقَالَا وَاللَّهِ لَتُخْرِجَنَّ مِمَّا قُلْتَ أَوْ لَنَأْتِيَنَّ عُمَرَ مَأْذُونًا لَنَا أَوْ غَيْرَ مَأْذُونٍ، قَالَ: بَلْ أخرج مما قلت، خطبنا رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [ذَاتَ يَوْمٍ] فَقَالَ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقَوْا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ". فَقَالَ لَهُ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ: فَكَيْفَ نَتَّقِيهِ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "قُولُوا: اللَّهُمَّ إِنَّا نُعُوذُ بِكَ [مِنْ] أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُهُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Abu Sulaiman Al-Azrami, dari Abu Ali (seorang lelaki dari Bani Kahil) yang menceritakan bahwa Abu Musa Al-Asy'ari pernah berkhotbah kepada kami yang isinya antara lain mengatakan, "Hai manusia, peliharalah diri kalian dari perbuatan syirik ini, karena sesungguhnya perbuatan syirik itu lebih tersembunyi daripada langkah-langkah semut." Maka berdirilah Abdullah ibnu Harb dan Qais ibnul Mudarib, lalu keduanya berkata, "Demi Allah, kamu harus mengeluarkan bukti apa yang kamu ucapkan atau kami benar-benar akan melaporkannya kepada Umar, baik kami diberi izin ataupun tidak." Abu Musa Al-Asy'ari menjawab, "Aku akan mengeluarkan bukti dari apa yang aku ucapkan tadi, bahwa pada suatu hari Rasulullah ﷺ berkhotbah kepada kami, antara lain beliau bersabda: 'Hai manusia, peliharalah diri kalian dari perbuatan syirik ini, karena sesungguhnya perbuatan syirik itu lebih tersembunyi daripada langkah-langkah semut.' Lalu ada seseorang yang ditakdirkan oleh Allah bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimanakah kami menjaganya, padahal perbuatan itu lebih tersembunyi daripada langkah-langkah semut?' Rasulullah ﷺ menjawab melalui sabdanya: Katakanlah oleh kalian, 'Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan mempersekutukan Engkau dengan sesuatu yang kami ketahui, dan memohon ampun kepada-Mu terhadap perbuatan syirik yang tidak kami ketahui'."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut riwayat dari jalur lain, orang yang bertanya itu adalah Abu Bakar As-Siddiq, seperti yang telah diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ لَيْث بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ، عَنْ مَعْقِل بْنِ يَسَار قَالَ: شَهِدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -أَوْ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "الشِّرْكُ أَخْفَى فِيكُمْ مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ". فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَلِ الشِّرْكُ إِلَّا مَنْ دَعَا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ". ثُمَّ قَالَ: "أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى مَا يُذهب عَنْكَ صَغِير ذَلِكَ وَكَبِيرَهُ؟ قُلِ: اللَّهُمَّ، أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم، وَأَسْتَغْفِرُكَ مِمَّا لَا أَعْلَمُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>melalui hadis Abdul Aziz ibnu Muslim, dari Lais ibnu Abu Salim, dari Abu Muhammad, dari Ma'qal ibnu Yasar yang mengatakan bahwa ia menyaksikan Nabi ﷺ; atau ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Abu Bakar As-Siddiq, dari Rasulullah ﷺ yang bersabda: "Syirik lebih tersembunyi di antara kalian daripada langkah-langkah semut." Maka Abu Bakar bertanya, "Bukankah syirik itu hanyalah perbuatan orang yang menyeru Allah bersama tuhan lainNya?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Syirik lebih tersembunyi di antara kalian daripada langkah-langkah semut." Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, "Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dapat melenyapkan darimu hal yang paling kecil dan yang paling besar dari perbuatan syirik itu? Yaitu ucapkanlah, 'Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu agar saya tidak mempersekutukan Engkau (dengan sesuatu), sedangkan saya mengetahuinya), dan saya memohon ampun kepada Engkau dari perbuatan syirik yang tidak saya ketahui'."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَقَدْ رَوَاهُ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الْبَغَوِيُّ، عَنْ شَيْبَانَ بْنِ فَرُّوخ، عَنْ يَحْيَى بْنِ كَثِيرٍ، عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "الشِّرْكُ أَخْفَى فِي أُمَّتِي مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ عَلَى الصَّفَا". قَالَ: فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَكَيْفَ النَّجَاةُ وَالْمَخْرَجُ مِنْ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: "أَلَا أُخْبِرُكَ بِشَيْءٍ إِذَا قَلْتَهُ برئتَ مِنْ قَلِيلِهِ وَكَثِيرِهِ وَصَغِيرِهِ وَكَبِيرِهِ؟ ". قَالَ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: "قُلِ: اللَّهُمَّ، إِنِّي أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Al-Hafiz Abul Qasim Al-Bagawi telah meriwayatkannya melalui Syaiban ibnu Farukh, dari Yahya ibnu Kasir, dari As-Sauri, dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Qais ibnu Abu Hazim, dari Abu Bakar As-Siddiq yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Syirik lebih tersembunyi di kalangan umatku daripada langkah-langkah semut di atas Bukit Safa. Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Abu Bakar bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah jalan selamat dan jalan keluar dari hal tersebut?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Maukah aku ceritakan kepadamu sesuatu yang apabila kamu mengucapkannya tentulah kamu terbebaskan dari yang sedikit dan dari yang banyaknya, serta dari yang kecil dan yang besarnya?" Abu Bakar menjawab, "Tentu saja mau, wahai Rasulullah." Rasulullah ﷺ menjawab melalui sabdanya: Katakanlah, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau agar aku tidak mempersekutukan Engkau (dengan sesuatu), sedangkan aku mengetahuinya), dan aku memohon ampun kepada Engkau dari perbuatan syirik yang tidak aku ketahui."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Daruqutni mengatakan bahwa Yahya ibnu Abu Kasir dikenal dengan nama julukan Abun Nadr, hadisnya matruk (tidak terpakai).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi di dalam kitab sahih-nya, dan Imam Nasai telah meriwayatkan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">مِنْ حَدِيثِ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ عَاصِمٍ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلِّمْنِي شَيْئًا أَقُولُهُ إِذَا أصبحتُ، وَإِذَا أمسيتُ، وَإِذَا أَخَذْتُ مَضْجَعِي. قَالَ: "قُلِ: اللَّهُمَّ، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ"</div><div style="text-align: justify;"><i>melalui hadis Ya'la ibnu Ata; ia pernah mendengar Amr ibnu Asim yang pernah mendengar dari Abu Hurairah bahwa Abu Bakar As-Siddiq pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu doa yang aku ucapkan di pagi hari, petang hari, dan bila aku akan pergi ke peraduanku." Rasulullah ﷺ bersabda: Katakanlah, "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Tuhan segala sesuatu dan Yang memilikinya, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan hawa nafsuku dan dari kejahatan setan serta kemusyrikannya."</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Abu Daud dan Imam Nasai meriwayatkannya, dan dinilai sahih oleh Imam Nasai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Imam Ahmad dalam salah satu riwayat yang bersumber darinya melalui hadis Lais ibnu Abu Salim, dari Mujahid, dari Abu Bakar As-Siddiq, "<i>Abu Bakar r.a. pernah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah menganjurkan kepadaku untuk mengucapkan doa berikut.</i>" Kemudian disebutkan doa di atas, dan di akhirnya ditambahkan kalimat berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">"وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا أَوْ أجُرّه إِلَى مُسْلِمٍ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan (aku berlindung kepada Engkau) agar aku tidak melakukan kejahatan atas diriku sendiri, atau aku menimpakannya kepada seorang muslim.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَفَأَمِنُوا أَنْ تَأْتِيَهُمْ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ أَوْ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka.</i> (Yusuf: 107), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni apakah mereka yang musyrik kepada Allah merasa aman akan kedatangan azab Allah yang meliputi mereka, sedangkan mereka tidak menyadari kedatangan azab itu? Ayat ini semakna dengan yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الأرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}</div><div style="text-align: justify;"><i>maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhan kalian adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.</i> (An-Nahl: 45-47)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Maka apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.</i> (Al-A'raf: 97-99)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-727420934413612932023-05-14T07:37:00.002+07:002023-05-14T07:37:06.507+07:00ALLAH MEMEGANG UBUN-UBUN MANUSIA<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNzRUhroVyEwgqayjPCSecsnNRBrROK9qD65rOvCJC66A_lNu5Wa9hOLEC2wd5_ZVJwSpVJzCqM3D680tgP3HQ1kiBv4lfI-8iqS0PGv_RKftv2TY46i6W1wBAXhlg82DG8imD7Jo6Uoc5TrftR8WkXy6iW5ffCYD1m5f9oTgXfHheGTt2mVq6iTLouA/s16000/Dibalik-Islam-Ubun-ubun.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">اِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ ۗ مَا مِنْ دَآ بَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌ بِۢنَا صِيَتِهَا ۗ اِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil).</i>" (QS. Hud 11: Ayat 56)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></div><div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Apa hikmah di balik pengkhususan pengendalian ubun-ubun tanpa menyebutkan seluruh anggota badan pada perkataan Hud kepada kaumnya : { إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ ۚ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا } ?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ibnu Jarir menjawab: (karena bangsa Arab dulunya menggunakan satu istilah untuk orang yang selalu tunduk dan taat dengan "<i>Tidaklah ubun-ubun fulan ini kecuali berada di tangan fulan ini</i>" yakni: dia selalu taat untuk mengerjakan apapun yang diperintahkan kepadanya).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span></div>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-92036656956030563592023-05-13T20:15:00.001+07:002023-05-13T20:17:09.530+07:00PERUBAHAN HAKIKI HANYA DENGAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-d5RtpZkHGLZUOtoJ8i_ZasvTvTX1T19tj2-QMsOsbr4GNF44gkGqt9H_Z2jI7T-F3Rp7fDNQlfszZuf2IOpBJYgeW-pwLg2u4bN2Kp3OcG1lWDywvki_YjQqc-8gZzmCF-dGF7_DSFr0gBwNkaNvrrTnnncp0Y4zd1oL2K98JtQsr5O8wNzzThUq8g/s16000/Dibalik-Islam-Perubahan.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pemilu baru akan berlangsung satu tahun lagi. Namun demikian, euforianya semakin terasa saat ini. Parpol dan elit politik mulai melakukan beragam manuver politik, bernegosiasi dan mensosialisasikan capres mereka masing-masing. Berbagai survei oleh sejumlah lembaga survei dilakukan. Di antaranya untuk membangun opini seputar para capres tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Suasana kompetisi Pemilu juga terasa kuat di tengah masyarakat. Posko-posko relawan didirikan. Berbagai agenda konsolidasi dilakukan. Sosialiasi para capres digelar di berbagai daerah. Antusiasme tinggi juga tampak di tengah-tengah umat Muslim. Mereka berharap besar akan ada perubahan melalui Pemilu tahun depan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Logika Kepemimpinan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV_z-Y-oUyTUzi3PT8v86lRNdT3XaEaI9Wxyqho2-HaAWmsIaPpyHJj-eo9FyBHjLMUTA2bjby3KQ-JmZt2eG1mh_uGsW4meO4vbUSxTQBBVtzeIUyxMl3W2uQ0fU5QGW0Z7hyQmzY8rLPF9E2XPb7BRpLWRWWadXq1dNjtcrSg87TvgAmwQ4hQ-mXvA/s16000/dibalik-islam-leader.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan umat hari ini di Tanah Air memang sedang tidak baik-baik saja, bahkan kian terpuruk. Beragam persoalan membelit negeri ini; dari persoalan ekonomi, sosial, keamanan hingga politik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara ekonomi, negeri yang alamnya kaya-raya ini justru memiliki utang luar negeri mencapai hampir Rp 8.000 triliun. Pemberantasan korupsi malah makin lesu. Skandal keuangan Rp 341 triliun di Kemenkeu, misalnya, sampai sekarang tidak ada titik terangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, DPR resmi mengesahkan RUU tentang Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi undang-undang. Padahal UU Cipta Kerja itu telah banyak ditentang karena banyak berisi pasal yang berpotensi merugikan masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Secara keamanan nasional, warga masih terancam serangan kelompok teroris OPM di Papua. Dalam tiga tahun terakhir ada sekitar 110 warga dan aparat jadi korban teroris OPM.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Merasakan berbagai krisis dan problem ini, umat masih menyimpulkan penyebab utamanya adalah kepemimpinan. Logika yang diingat: ikan itu busuk mulai dari kepalanya. Maknanya, jika pemimpin rusak maka yang dipimpin juga akan ikutan rusak. Karena itulah setiap kali Pemilu digelar, semangat perubahan itu kembali muncul. Harapannya, pergantian pemimpin akan mengganti keadaan menjadi lebih baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Menuju Perubahan Hakiki</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVX9wqTyDeBrIojJlCyI5OsBRTO7igZ9g1fghhVoAfjXeWncJs1BmSoNbiwLHpBu3J1dIWCSOtoiaCseWzgf_SPCgD5eqKnAkcoguGp1q82ANnm5jY8dHpNwCgYhZGou2SIEd67mLWORW7dYHFQV4vulqeKq3kHS0xp0rVvO4mQ_TSAYyV23nKl74j4A/s16000/dibalik-islam-umar.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ telah berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡ</div><div style="text-align: justify;"><i>Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri </i>(TQS ar-Ra’du [13]: 11).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perubahan keadaan suatu kaum tentu tak hanya didasarkan pada perubahan (pergantian) pemimpin. Karena itu sekadar pergantian pemimpin jelas tidak menjamin kondisi negeri ini berubah menjadi lebih baik. Saat ini keadaan negeri ini bahkan makin memburuk walaupun telah berganti-ganti pemimpin. Bukankah ini bukti bahwa pergantian kepemimpinan tidak memberikan perubahan yang berarti, kecuali sedikit saja?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semestinya kaum Muslim kembali merujuk pada analisis al-Quran yang mengurai penyebab kerusakan umat manusia, yakni akibat meninggalkan aturan Allah ﷻ. Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) </i>(TQS ar-Rum [30]: 41).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maknanya, kata Syaikh Ali ash-Shabuni dalam tafsirnya, “<i>Telah tampak beragam kerusakan dan malapetaka di daratan dan di lautan disebabkan oleh kemaksiatan dan dosa-dosa manusia.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemaksiatan dan dosa itu terjadi ketika manusia meninggalkan ketaatan kepada Allah ﷻ; melalaikan yang fardhu dan mengerjakan kemaksiatan. Inilah yang dikatakan oleh al-Quran sebagai penyebab kerusakan di daratan dan di lautan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ juga menegaskan bahwa penyebab derita umat manusia adalah karena mereka berpaling dari al-Quran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا</div><div style="text-align: justify;"><i>Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sungguh bagi dia penghidupan yang sempit</i> (TQS Thaha [20]: 124).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna dari frasa ‘<i>berpaling dari peringatan-Ku</i>’ adalah: “<i>menyelisihi perintah-Ku dan apa saja yang telah Aku turunkan kepada Rasul-Ku (yakni al-Quran); berpaling dari al-Quran lalu melupakannya dan (malah) mengambil selain al-Quran sebagai petunjuk.</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap Muslim harusnya meyakini bahwa al-Quran adalah satu-satunya petunjuk dalam kehidupan. Allah ﷻ telah menunjukkan kepada kita bahwa akar persoalan umat hari ini adalah karena mereka mencampakkan syariah-Nya yang kâffah, dan malah mengambil aturan kehidupan yang lain, seperti sekularisme-demokrasi di negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan berpegang pada petunjuk al-Quran bisa dipastikan bahwa siapapun yang berkuasa, jika tetap mengabaikan aturan-aturan Allah, tidak akan pernah bisa menghilangkan berbagai kerusakan (<i>fasad</i>) di segenap penjuru negeri. Berbagai kerusakan hanya mungkin diperbaiki saat pemimpin kaum Muslim menerapkan Islam secara total. Inilah perubahan hakiki yang mestinya jadi program setiap pribadi, kelompok dan parpol Islam. Bukan sekadar mengusung calon pemimpin Muslim, tetapi juga sekaligus mendorong pemimpin Muslim menerapkan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. Bukan saja memilih siapa yang akan jadi pemimpin, tapi juga menentukan sistem kehidupan apa yang akan diterapkan; Islam atau selain Islam?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hapuskan Ironi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="900" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4ogMarDmiaZhExbhWOfNfODzYJLNIw6W34_B35sCuf4yxsVeXQ79_5XWkkzrAXn7n0oBwP1VxW2eU9jw8eiqyI5mZq1AP_fK2HB59redGuPUgEEacqjzwcrAp1pVh-kStMwp50l5x73cvkLEzP-KpMGY8n5lyjRrWkPiymBblckTnifUZ2gznUHbUKQ/s16000/dibalik-islam-penghapusan-ajaran-islam.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Benar. Umat hari ini masih menyembah Allah ﷻ. Namun demikian, dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan bernegara justru menolak diatur Allah ﷻ dengan syariah-Nya. Padahal begitu jelas Allah ﷻ memerintahkan umat untuk berhukum hanya dengan syariah-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">فَٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡحَقِّۚ</div><div style="text-align: justify;"><i>Karena itu hukumilah mereka menurut hukum yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada dirimu</i> (TQS al-Maidah [5]: 48).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ juga telah mengingatkan kita bahwa mengabaikan penerapan syariah-Nya berkonsekuensi fasik, zalim bahkan kafir (jika secara i’tiqâdi [keyakinan] menolak syariah-Nya) (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44, 45 dan 47).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangankan menolak hukum-hukum Allah, menolak satu huruf saja dari al-Quran dapat membatalkan keimanan. Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “<i>Siapa saja yang mengingkari satu huruf dari al-Quran berarti dia telah mengingkari semuanya dengan sebab pengingkarannya itu.</i>” (Ibnu Qudamah, Munâzharah fil-Qur‘ân, hlm. 33).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaum Muslim juga masih menyatakan bahwa sumber hukum mereka adalah al-Quran dan as-Sunnah. Namun faktanya, mereka membiarkan akal dan hawa nafsu menjadi sumber atau sandaran penyusunan undang-undang yang mengatur negeri ini. Lahirlah UU Migas, UU Minerba, UU Parpol, UU Cipta Kerja, KUHP, dll yang justru membawa mafsadat bagi rakyat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Begitulah sekularisme dan sistem demokrasi yang telah membuat kaum Muslim memisahkan keyakinan dari amal; memisahkan ibadah mahdhah dari amal-amal salih lainnya; menyembah Allah, tetapi menjadikan manusia sebagai penentu halal dan haram.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Padahal syariah Islam telah mengatur soal lahan, pertambangan baik migas maupun minerba, ketenagakerjaan, dll. Syariah Islam pun telah mengatur pidana baik berupa hudûd maupun jinâyat dan ta’zîr. Syariah Islam atau hukum-hukum Allah ﷻ jelas merupakan hukum terbaik yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ</div><div style="text-align: justify;"><i>Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi kaum yang yakin? </i>(TQS Al-Maidah [5]: 50).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lagipula demokrasi telah memperdaya umat. Menyatakan kedaulatan di tangan rakyat, realitanya hitam-putihnya negeri ini ditentukan oleh segelintir wakil parpol yang duduk di parlemen. Mereka kerap membuat undang-undang yang malah menyesengsarakan rakyat yang telah memilih mereka. Para anggota dewan itu lebih tunduk kepada pimpinan parpol ketimbang kepada rakyat, juga lebih melayani pemilik modal asing aseng dan lokal. Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli pernah mengatakan bahwa ada 25 undang-undang yang merupakan pesanan dan disponsori asing seperti undang-undang Migas yang dibiayai oleh <i>United States Agency for International Development</i> (USAID).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara itu dalam Islam, kepala negara atau Khalifah tinggal menjalankan aturan yang sudah ada, yaitu syariah Islam. Tidak ada hak sedikitpun penguasa ataupun wakil rakyat, apalagi oligarki asing-aseng maupun lokal, untuk mengotak-atik hukum-hukum Allah. Dengan demikian sistem Islam bebas dari intervensi siapapun karena selalu berpatokan pada dalil al-Quran dan as-Sunnah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">APBN dalam Negara Islam (Khilafah) pun telah jelas pos pendapatan dan pengeluarannya sesuai tuntunan syariah. Karena itu APBN Syariah ini bebas dari permainan anggaran, intervensi para cukong dan mafia yang memakan uang rakyat. Penguasa tinggal menjalankan APBN itu sesuai syariah sehingga memberikan keberkahan dan manfaat bagi umat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Khatimah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya telah jelas akar persoalan negeri ini bagi kaum Muslim, yakni karena mereka berpaling dari syariah Islam. Pertanyaannya: Maukah kita memutus akar persoalan yang telah menyesengsarakan rakyat di negeri ini? Ataukah kita tetap akan terus berputar-putar dalam lingkaran setan persoalan dengan mencari solusi di luar Islam? Sekadar memilih pemimpin yang lagi-lagi enggan menerapkan Syariah Islam? Janganlah umat ini seperti si pandir yang kehilangan uang di tempat gelap, lalu dia mencari uang yang hilang itu di tempat terang. Tentu umat ini tidak akan pernah menemukan jawaban atas persoalan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Hikmah:</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Malik rahimahulLâh berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا</div><div style="text-align: justify;"><i>Tidak akan pernah bisa memperbaiki kondisi generasi akhir umat saat ini kecuali apa yang telah terbukti mampu memperbaiki kondisi generasi awal mereka. </i>(Imam at-Tirmidzi, Adhwâ’ al-Bayân [Mukhtashar asy-Syamâíl Muhammadiyyah], 2/282).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kaffah Edisi 292</div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-44256445751292953082023-05-12T07:57:00.005+07:002023-05-12T07:57:57.728+07:00HAUS PUJIAN TERLENA SANJUNGAN<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyGReUyU0C6ZLCBHmH84LqerUrstT61I1pJMrqLWlmhiJ321pXW3MIbGm-0vhLiVI0KSZNROwg_VNE2Nh9OzhbG1IuTZY1hYJ7vt0QZwOpIJtpcJoqY64VxVu_wDvPQFxuRfsd2j-xmujaq7WWm8drcWIDhFPQy9Td_Bhw6DFr76-QMdBPRmaadgoTmQ/s16000/Dibalik-Islam-Pujian.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Oleh: <b>Rita Mutiara</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">"<i>Orang yang paling aku sukai adalah orang yang menunjukkan kekuranganku.</i>" (As-Suyuthi, 2007M/1328 H: 138)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian perkataan yang diungkapkan umar bin khattab,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada kenyataannya banyak diantara kita tidak suka bila diungkapkan kekurangan, malah sebaliknya ingin selalu mendapat pujian, terlena sanjungan. Hati akan menolak kritikan dengan wajah menjadi masam ditujukan pada orang yang mengajukan kritikan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adakah kita mengaca pada Umar Bin Khattab yang tidak suka pujian?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baiklah memang tidak diharamkan dipuji dan memuji, tapi kenapa tidak mau terima kritikan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sosok Umar bin Khattab seharusnya menjadi patron, karena Rasulullah ﷺ menyebut Umar sebagai ahli surga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana sebenarnya Islam menerangkan tentang pujian, Al Quran dan As sunnah merinci tentang pujian. Pada dasarnya semua pujian tersebut akan kembali kepada Allah ﷻ. Oleh karena itu dianjurkan untuk sering mengucap puji dan syukur kepada Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sudut pandang Islam tentang pujian dijelaskan sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Pujian Allah terhadap diri-Nya (<i>Qodim ala qodim</i>)</li></ul></div><div style="text-align: right;">اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ</div><div style="text-align: justify;">Artinya: “<i>Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.</i>” (QS. Thaha: 14).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Pujian Allah bagi makhluk-Nya (<i>Qodim ala hadits</i>)</li></ul></div><div style="text-align: right;">وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ</div><div style="text-align: justify;">Artinya: “<i>Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar di atas akhlak yang agung.</i>” (QS Al-Qolam: 4).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Pujian makhluk kepada Allah (<i>Hadits ala qodim</i>)</li></ul></div><div style="text-align: right;">اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ</div><div style="text-align: justify;">Artinya: “<i>Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,</i>” (QS Al-Fatihah: 2).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Pujian makhluk kepada makhluk lainnya (<i>Hadits ala hadits</i>)</li></ul></div><div style="text-align: right;">جَزَا كَ الله</div><div style="text-align: justify;">Artinya: “<i>Semoga Allah Membalasmu…</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ memuji manusia, ketika diberi kebaikan dengan ucapan <i>jazakallah khair</i> artinya, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Pujian ini semata-mata dimaksudkan untuk mendoakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Al-Maraghi pada tafsirnya menyatakan, saat manusia mengatakan <i>alhamdulillah</i>, berarti ia memuji Allah ﷻ. Lafadz <i>hamdu</i> adalah pujian yang diucapkan atas perbuatan baik yang dilakukan tanpa paksaan. <i>Alhamdulillah</i> adalah curahan rasa syukur karena merasa diberi nikmat dan keberuntungan oleh Allah ﷻ.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila orang tidak pernah memuji Allah ﷻ, maka Ia adalah orang yang tidak bersyukur karena Allah ﷻ telah memberikan segala kenikmatan kepada manusia. Maka kita hamba yang merasa tidak pantas untuk dipuji. Maka seluruh makhluk memuji Allah ﷻ karena hanya Dialah yang layak dipuji.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentang memuji orang yang berada di hadapan kita, ada hadis yang membolehkan dan ada pula hadis yang melarang. Para ulama berkata, dalam praktiknya orang yang dipuji haruslah memiliki keimanan yang terjaga dan keyakinannya kokoh. Hatinya tidak goyah bila dipuji dan baginya sama saja, maka memuji orang itu tidak haram dan tidak pula makruh. Kalau dikhawatirkan akan terjadi, sebaliknya pujian hukumnya makruh, artinya sebaiknya tidak dilakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian pula yang diungkapkan Imam An Nawawi mengatakan, memuji tidak dilarang selama tidak mendatangkan mudharat. Misalnya, bila orang yang kita puji tidak berubah menjadi riya ataupun imannya tidak tergoyahkan, maka hukumnya diperbolehkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak semua kritik itu dilandasi iri dan benci. Cobalah mencerna dengan baik apa maksud orang memberi kritik, karena sebenarnya kritik berguna sebagai bahan evaluasi diri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita sangat sulit menilai diri sendiri secara objektif, maka seseorang bisa melihat kita dengan kaca mata yang lain dan objektif sehingga kita bisa mengintrospeksi diri. Dengan demikian kita mampu memperbaiki kesalahan yang pernah dibuat agar tidak terulang lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seseorang yang mau mendengar kritik dan saran dari orang lain bisa terhindar dari kesalahan fatal. Membuat kita bekerja lebih teliti, lebih berhati-hati dan tidak lalai yang mengakibatkan kita melakukan kesalahan fatal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian apakah kita menjadi orang yang selalu mencari pujian? Memilih gaya hidup yang berlebihan, memperumit hidup atas nama gengsi demi memperoleh pujian. Maka tak akan kita temukan bahagia sejati jika gengsi dan haus pujian masih meliputi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><div>والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div>“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6514378320625412183.post-43902896599860652162023-05-11T07:34:00.003+07:002023-05-11T07:34:14.381+07:00KEUTAMAAN KAUM MUHAJIRIN DAN ANSAR<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="840" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrEPiR9VugWz6Qnal1Q78DMobwkT3j8Vsd-r-gA2Y-5_h8-4T0M7kgWOlhjBpHViJyrgAeH6PRg-9s40543bmOmWmjxJwhd25UxrBqv0LC9DyeiUsIHlxn-2p5Og7lRM92Hk6_hhkWHICQc2VO8Pid5jc7rNZCBY6inrVbLA7RCt1cDIQT2mt3WiM8Xg/s16000/Dibalik-Islam-Masjid-Nabawi-Old.jpg" /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Oleh: <b>Noviana Irawaty</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: right;">اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَا لَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْۤا اُولٰٓئِكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَا جِرُوْا مَا لَـكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَا جِرُوْا ۚ وَاِ نِ اسْتَـنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَا قٌ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ</div><div style="text-align: justify;">"<i>Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.</i>" (QS. Al-Anfal 8: Ayat 72)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>TAFSIR IBNU KATSIR</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah ﷻ menyebutkan berbagai golongan kaum mukmin. Dia mengkategorikan mereka menjadi kaum Muhajirin, yaitu mereka yang keluar meninggalkan kampung halaman dan harta bendanya, mereka datang untuk menolong agama Allah dan Rasul-Nya serta menegakkan agama-Nya dengan mengorbankan harta benda dan jiwa raga mereka untuk tujuan itu. Yang lainnya ialah kaum Ansar, mereka adalah kaum muslim penduduk Madinah saat itu, mereka memberikan tempat tinggal di rumahnya masing-masing terhadap kaum Muhajirin dan menolong mereka dengan memberikan sebagian dari hartanya buat kaum Muhajirin, mereka pun menolong Allah dan Rasul-Nya dan saling bahu-membahu dengan kaum Muhajirin dalam berperang membela Allah dan Rasul-Nya. mereka satu satu sama lainnya saling melindungi. (Al-Anfal: 72)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni masing-masing dari mereka merasa lebih berhak kepada yang lainnya daripada orang lain. Karena itulah Rasulullah ﷺ mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar, setiap dua orang dari mereka dijadikan sebagai dua orang bersaudara. Bahkan pada saat itu mereka saling mewarisi atas dasar ukhuwwah, ini lebih diprioritaskan daripada mewaris melalui jalur kekerabatan, sehingga hal ini di abadikan oleh Allah melalui ayat Mawaris. Hal ini disebutkan di dalam kitab Sahih Bukhari melalui Ibnu Abbas. Al-Aufi serta Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkannya pula dari Ibnu Abbas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, dan ulama lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan hal yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ جَرير -هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيُّ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم: "المهاجرون والأنصار أولياء بعضهم لِبَعْضٍ، وَالطُّلَقَاءُ مِنْ قُرَيْشٍ وَالْعُتَقَاءُ مِنْ ثَقِيفٍ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ"</div><div style="text-align: justify;"><i>Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Syarik, dari Asim, dari Abu Wail, dari Jarir (yaitu Ibnu Abdullah Al-Bajali r.a.) yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ. pernah bersabda: Orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar, sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lainnya saling melindungi. Dan orang-orang yang dibebaskan dari kalangan Quraisy serta orang-orang yang dimerdekakan di kalangan Saqif, sebagian dari mereka terhadap yang lainnya saling melindungi kelak di hari kiamat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا شَيْبَانُ حَدَّثَنَا عِكْرِمة -يَعْنِي ابْنَ إِبْرَاهِيمَ الْأَزْدِيَّ -حَدَّثَنَا عَاصِمٌ، عَنْ شَقِيق، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ، وَالطُّلَقَاءُ مِنْ قُرَيْشٍ وَالْعُتَقَاءُ مِنْ ثَقِيفَ، بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ".</div><div style="text-align: justify;"><i>Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Ikrimah (yakni Ibnu Ibrahim Al-Azdi), telah menceritakan kepada kami Asim, dari Syaqiq, dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar; orang-orang yang dibebaskan dari kalangan Quraisy dan orang-orang yang dimerdekakan dari kalangan Saqif. sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain saling melindungi di dunia dan akhirat.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah riwayat Abu Ya'la di dalam Musnad Abdullah ibnu Mas'ud.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Allah dan Rasul-Nya telah memuji orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar bukan hanya dalam satu ayat dari Kitab-Nya. Antara lain ialah firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.</i> (At-Taubah: 100), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ} الْآيَةَ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan.</i> (At-Taubah: 117), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ} الْآيَةَ</div><div style="text-align: justify;"><i>(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan</i> (Al Hasyr : 8-9) hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan hal yang paling baik yang dikatakan terhadap mereka (orang-orang Ansar) ialah apa yang disebutkan oleh firman-Nya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin).</i> (Al-Hasyr: 9)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Maksudnya, orang-orang Ansar tidak pernah merasa iri kepada mereka karena keutamaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka dalam hijrahnya itu. Makna lahiriah ayat nenunjukkan prioritas kaum Muhajirin atas kaum Ansar. Hal ini merupakan sesuatu yang telah disepakati di kalangan para ulama, tidak ada yang memperselisihkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Imam Abu Bakar Ahmad ibnu Amr ibnu Abdul Khaliq Al-Bazzar di dalam kitab Musnad-nya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhamamad ibnu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah menyuruhnya memilih salah satu di antara dua perkara, yaitu antara hijrah dan mendukung perjuangan, maka ia memilih untuk hijrah. Kemudian Imam Abu Bakar Ahmad ibnu Amr ibnu Abdul Khaliq Al-Bazzar mengatakan. "<i>Kami tidak mengenal hadis ini kecuali melalui jalur ini.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلايَتِهِمْ}</div><div style="text-align: justify;"><i>Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban atas kalian melindungi mereka.</i> (Al-Anfal: 72)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hamzah membacanya wilayatihim dengan kasrah, sedangkan ahli qiraat lainnya membacanya walayatihim dengan fathah; kedua qiraat bermakna sama. Perihalnya sama dengan lafaz dalalah dan dilalah, keduanya bermakna sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا}</div><div style="text-align: justify;"><i>barang sedikit pun sebelum mereka berhijrah.</i> (Al-Anfal: 72)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang disebutkan oleh ayat ini merupakan golongan yang ketiga dari kalangan kaum mukmin. Mereka adalah orang-orang yang beriman, tetapi mereka tidak berhijrah, melainkan tetap tinggal di kampungnya masing-masing. Mereka tidak berhak mendapatkan ganimah, tidak pula bagian dari khumus-nya, kecuali jika mereka ikut terlibat dalam peperangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">حَدَّثَنَا وَكيع، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَد، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدة، عَنْ أَبِيهِ: بُرَيْدة بْنِ الحُصَيب الْأَسْلَمِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَمِيرًا عَلَى سَرِيَّةٍ أَوْ جَيْشٍ، أَوْصَاهُ فِي خَاصَّةِ نَفْسِهِ بِتَقْوَى اللَّهِ وَمَنْ مَعَهُ مِنَ الْمُسْلِمِينَ خَيْرًا، وَقَالَ: "اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِالْلَّهِ، إِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ فَادْعُهُمْ إِلَى إِحْدَى ثَلَاثِ خِصَالٍ -أَوْ: خِلَالٍ -فَأَيَّتُهُنَّ مَا أَجَابُوكَ إِلَيْهَا فَاقْبَلْ مِنْهُمْ، وكُفَّ عَنْهُمْ: ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ، فَإِنْ أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ، وَكُفَّ عَنْهُمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى التَّحَوُّلِ مِنْ دَارِهِمْ إِلَى دَارِ الْمُهَاجِرِينَ، وَأَعْلِمْهُمْ إِنْ فَعَلُوا ذَلِكَ أَنَّ لَهُمْ مَا لِلْمُهَاجِرِينَ، وَأَنَّ عَلَيْهِمْ مَا عَلَى الْمُهَاجِرِينَ. فَإِنْ أَبَوْا وَاخْتَارُوا دَارَهُمْ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّهُمْ يَكُونُونَ كأعراب الْمُسْلِمِينَ، يَجْرِي عَلَيْهِمْ حُكْمُ اللَّهِ الَّذِي يَجْرِي عَلَى الْمُؤْمِنِينَ، وَلَا يَكُونُ لَهُمْ فِي الْفَيْءِ وَالْغَنِيمَةِ نَصِيبٌ، إِلَّا أَنْ يُجَاهِدُوا مَعَ الْمُسْلِمِينَ، فَإِنْ هُمْ أَبَوْا فَادْعُهُمْ إِلَى إِعْطَاءِ الْجِزْيَةِ. فَإِنْ أَجَابُوا فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ، فَإِنْ أَبَوْا فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ ثُمَّ قَاتِلْهُمْ".</div><div style="text-align: justify;"><i>telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Alqamah ibnu Marsad, dari Sulaiman ibnu Buraidah, dari ayahnya, dari Yazid ibnul Khasib Al-Aslami r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ apabila mengangkat seorang amir sariyyah atau amir suatu pasukan, beliau terlebih dahulu berwasiat khusus untuk amir itu agar bertakwa kepada Allah dan berbuat baik terhadap pasukan kaum muslim yang dipimpinnya. Beliau ﷺ bersabda: Berperanglah dengan menyebut nama Allah dalam membela agama Allah, perangilah orang-orang yang kafir (ingkar) kepada Allah. Jika engkau bersua dengan musuhmu dari kalangan kaum musyrik, serulah mereka kepada salah satu di antara tiga perkara, maka mana saja di antara ketiganya dipilih oleh mereka, terimalah hal itu dari mereka dan cegahlah dirimu dari mereka Serulah mereka untuk masuk Islam. Jika mereka memenuhi seruanmu, maka terimalah hal itu dari mereka dan cegahlah dirimu dari mereka. Kemudian serulah mereka untuk pindah dari tempat tinggalnya untuk tinggal di negeri kaum Muhajirin. Dan beri tahukanlah kepada mereka bahwa apabila mereka mau melakukannya, maka mereka memperoleh hak dan kewajiban yang sama dengan kaum Muhajirin. Dan jika mereka menolak pindah ke negeri kaum Muhajirin dan memilih untuk tetap tinggal di negeri mereka, maka beri tahukanlah kepada mereka bahwa mereka diperlakukan sama dengan kaum muslim Arab lainnya. Yakni diberlakukan atas mereka hukum Allah yang berlaku atas kaum mukmin. Dan mereka tidak mempunyai bagian apa pun dari hasil harta fai' dan harta ganimah (rampasan perang), kecuali jika mereka ikut berjihad bersama kaum muslim. Dan apabila mereka menolak (tidak mau masuk Islam), maka serukanlah kepada mereka untuk menunaikan jizyah. Jika mereka memenuhi seruanmu, maka terimalah hal itu dari mereka dan cegahlah dirimu dari mereka. Tetapi jika mereka tetap juga menolak (membayar jizyah), maka mintalah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid. tetapi pada Imam Muslim terdapat beberapa tambahan lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Firman Allah ﷻ:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;">{وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ}</div><div style="text-align: justify;"><i>(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan.</i> (Al-Anfal: 72), hingga akhir ayat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yakni jika orang-orang Arab muslim yang tidak ikut hijrah itu meminta pertolongan kepada kalian dalam perang mereka membela agama terhadap musuh mereka, maka tolonglah mereka. Karena sesungguhnya merupakan suatu kewajiban bagi kalian menolong mereka dalam hal itu. sebab mereka adalah saudara seagama kalian. Kecuali terhadap suatu kaum kafir yang masih berada di dalam perjanjian perdamaian dengan kalian, maka janganlah kalian merusak perjanjian kalian, jangan pula melanggar gencatan senjata itu. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abbas r.a.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;">والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ</div><div style="text-align: center;">“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”</div></div></span>Dibalik Islamhttp://www.blogger.com/profile/00911734299529571391noreply@blogger.com0