Type Here to Get Search Results !

3 Rezeki Yang Kita Miliki



Sebagian besar dari kita meyakini bahwa semua harta yang kita punya merupakan rezeki, namun yang manakah rezeki sejati kita? Semua itu adalah rezeki kita atau bahkan bukan semuanya?


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh muslim no. 2959 menyebutkan ada 3 hal yang merupakan rezeki sejati yang sudah menjadi hak milik kita, berikut adalah haditsnya:


يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِى مَالِى إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلاَثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ

“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.” (HR. Muslim no. 2959)

Kita mengganggap banyaknya uang adalah rezeki kita, banyaknya harta adalah rezeki kita dan banyaknya segalah hal yang kita miliki adalah rezeki kita. Sekali kali tidak, rezeki kita seperti yang dikutip dalam hadits diatas ada 3 yaitu:


1. Apa yang kita makan


Apa yang kita makan saat ini itulah rezeki kita. Rezeki berupa makanan yang masuk dalam tubuh, membentuk sel-sel tubuh, membangun tulang dan mengganti organ tubuh yang rusak. Makanan memberi tubuh kita energi untuk bergerak, beraktivitas termasuk beribadah padaNya. Makanan yang belum masuk ke dalam mulut kita bisa saja bukan rezeki kita. Misalnya ketika kita sedang berhadapan dengan makanan, tiba-tiba makanan itu tumpah, maka bukan rezeki kita untuk memakannya.

Makanan yang berada di kulkas, di toko makanan, restoran, meskipun kita mampu membeli semuanya, tapi sepanjang belum masuk ke mulut kita, berarti bukan rezeki. Kita boleh kaya, punya uang berlimpah, mampu membeli seluruh restoran tapi rezeki kita sama saja dengan orang miskin yang duitnya hanya cukup membeli sebungkus nasi. Rezeki kita adalah apa yang kita makan hari itu.

Makanan yang dimakan nantinya juga harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.
  1. Apakah kita makan makanan yang baik-baik?
  2. Baik sumbernya, halal prosesnya dan dimakan dengan melibatkan Allah di dalamnya?
  3. Makan tidak berlebihan-lebihan, sesuai kebutuhan tubuh.
  4. Memberi rezeki tubuh berupa makanan yang menyehatkannya.
Jangan menyiksa tubuh dengan makanan yang tidak sehat, hal itu sama saja kita tidak bersyukur atas tubuh sehat sempurna yang dianugerahkan Allah pada kita. Kita tidak menjaganya dengan baik. Kita menzalimi tubuh kita sendiri, miskin ataupun kaya rezeki kita itu apa bisa kita makan hari ini.

2. Apa yang kita pakai


Kita boleh punya 3 lemari pakaian yang berisi pakaian dalam berbagai model dan gaya untuk berbagai macam acara. Tapi yang bisa kita pakai hanya satu, sepatu boleh ratusan pasang tapi yang dipakai hanya satu saja. Begitu juga dengan tas dari berbagai merek terkenal terkoleksi dengan rapi dalam lemari kita, tapi hanya satu yang bisa kita kenakan menemani kita kemana-mana, rezeki orang miskin dan kaya hanya yang ia kenakan.


3. Apa yang kita sedekahkan


Makanan dan pakaian, serta uang yang banyak kita punya akan menjadi rezeki tambahan jika kita sedekahkan. Baju yang banyak, tidak terpakai dan hanya bertumpuk dalam lemari tidak akan memberi kita tambahan apa-apa, kecuali menambah ongkos perawatannya. Makanan yang bisa kita beli sampai 200 piring tapi hanya bisa kita habiskan dua piring saja akan jauh lebih bermanfaat jika kita sedekahkan kepada 198 orang yang lapar. Uang kita yang banyak di bank akan digerogoti bunga dan inflasi yang terus meningkat, membuat nilainya semakin menurun. Mengapa tidak kita sedekahkan pada orang-orang yang membutuhkannya.

Semoga kita tidak termasuk orang yang zalim, menumpuk makanan sampai jadi penyakit. Menimbun baju sampai kita susah mencarinya. Menumpuk uang di bank sampai meninggal dan melupakan beramal dengannya.


Janganlah kita terlena atas apa yang kita punya, harta yang banyak tidaklah menjamin harta itu akan menjadi milik kita, jadikan harta yang kita punya sebagai rezeki kita dengan jalan tersebut, yang dapat kita lakukan adalah mengeluarkan harta kita untuk amal ibadah agar kelak memiliki bekal di kehidupan yang akan datang.

Oleh: Diaz Hamzah, S.Kom.I

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.